Masalah Transportasi di Perkotaan (1)

SOLUSI PERMASALAHAN DI INDONESIA DI BIDANG TRANSPORTASI
(MASALAH KEMACETAN DI PERKOTAAN)
I. PENDAHULUAN
Masalah kemacetan adalah masalah yang paling sering ditemui di kota-kota besar di Indonesia.
Masalah ini biasanya timbul pada kota yang penduduknya lebih dari 2 juta jiwa seperti kota Jakarta,
Bandung, Surabaya, Medan dan Jogyakarta.
Salah satu penyebab utama kemacetan di perkotaan adalah urbanisasi. Sebagai negara
berkembang, Indonesia mengalami peralihan dari negara agraris menjadi negara Industri. Banyak
industri dibangun di perkotaan. Hal ini menjadi salah satu daya tarik untuk tinggal di perkotaan.
Tabel 1 Persentase Penduduk Indonesia yang Tinggal di Perkotaan
Tahun

%

1920

5,8 (2,88 juta)

1980

17,0


1990

25,4 (46,48 juta)

2025

59,5

(sumber : Sensus Penduduk Indonesia)
Dari tabel di atas, terlihat bahwa pada tahun 2025 sekitar 60% orang akan tinggal di perkotaan.
Kemacetan juga disebabkan oleh terbatasnya jaringan jalan. Luas total jaringan jalan sangat rendah
dibandingkan total luas daerah perkotaan yang harus dilayani. Sebagai contoh, total luas jaringan
jalan di Metropolitan Bandung hanya sekitar 2-3% dari total luas wilayah pelayanan. Idealnya angka
tersebut berkisar antara 10-30% (Banister dan Hall,1981). Ironisnya dengan kapasitas jaringan
jalan yang terbatas, banyak ditemukan ruas-ruas jalan yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Faktor lain penyebab kemacetan di daerah perkotaan adalah meningkatnya kecenderungan para
pemakai jasa transportasi untuk menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan kendaraan
umum.


Y Arif Gundayaini | 15009058

Page 1

II. GAGASAN PENYELESAIAN MASALAH
Untuk menanggulangi kemacetan lalu lintas, pemerintah melakukan berbagai langkah baik berupa
menyusun kebijakan, tindakan, dan aspek hukum. Hasilnya berupa pembangunan dan
pengembangan prasarana jalan.
Walaupun demikian, terlepas dari penilaian terhadap efisiensi dan efektivitas kebijakan serta
langkah yang diambil, tampaknya kondisi kemacetan di wilayah perkotaan tidak menunjukkan
perubahan yang berarti. (Tamin, O.Z. 2008)
Selama ini pemerintah hanya berpusat pada peningkatan prasarana transportasi tanpa menekan
peningkatan pergerakan kendaraan. Dengan menggunakan konsep Supply dan Demand,
diasumsikan bahwa kebutuhan pergerakan kendaraan sebagai Demand; dan prasarana transportasi
seperti jalan, bandara, dan pelabuhan sebagai Supply.
Berikut ini adalah beberapa upaya untuk menekan peningkatan demand transportasi :
a) Manipulasi ruang dan waktu
Kemacetan terjadi karena pergerakan yang dilakukan pada waktu dan ruang yang bersamaan.
Dengan memisahkan pergerakan ini, macet dapat berkurang. Beberapa konsep dari manipulasi
ruang dan waktu adalah :



Time Shift : Kendaraan bergerak pada ruang yang sama, pada waktu yang berbeda.



Location Shift : Kendaraan bergerak pada waktu yang sama tapi pada ruang yang
berbeda.



Mode Shift : Kendaraan bergerak pada ruang dan waktu yang sama tetapi dengan
moda transportasi yang berbeda.



Destination Shift : Kendaraan bergerak pada ruang dan waktu yang sama tapi dengan
tujuan yang berbeda.

Beberapa aplikasi yang sudah diterapkan dari konsep ini antara lain : Traffic Light pada

persimpangan (Konsep Time Shift), Fly Over (Konsep Location Shift), Kebijakan 4 in 1
(Gabungan Time Shift dan Location Shift)

Y Arif Gundayaini | 15009058

Page 2

b) Pergeseran moda transportasi dari kendaraan pribadi ke transportasi publik
Penggunaan transportasi publik jauh lebih efisien dalam hal penggunaan ruang dibandingkan
kendaraan pribadi. Untuk meningkatkan penggunaan transportasi publik, pemerintah harus
meningkatkan pelayanannya terlebih dahulu. Contoh transportasi publik : Rail Transportation,
Busway, Angkot dsb
Sedangkan untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi, dapat diterapkan kebijakan plat
ganjil genap, van pooling, kebijakan 4 in 1, dsb.
III. Simpulan
Masalah kemacetan tidak bisa diselesaikan dengan hanya meningkatkan prasarana jalan (Supply)
seperti pelebaran jalan dan pembangunan jalan tol baru. Karena dengan meningkatnya kapasitas
jalan ini, besar pergerakan kendaraan (Demand) yang menggunakan jalan ikut meningkat dengan
peningkatan yang lebih besar dari peningkatan prasarana jalan.
Oleh karena itu besar demand perlu ditekan dengan menerapkan beberapa kebijakan yang bisa

memecah pergerakan dalam hal ruang dan waktu, Kebijakan itu antara lain : Penggunaan Traffic
Light di Persimpangan, Kebijakan 4 in 1, Kebijakan Pelat Ganjil Genap, dan Car/Van Pooling. Selain
itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kecenderungan masyarakat untuk menggunakan
transportasi publik, karena transportasi publik lebih efisien dalam penggunaan ruang. Contoh :
Busway, Mass Rapid Transit.
IV. Referensi
Hasil Sensus Penduduk Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Tamin, O. Z., 2008. Perencanaan, Pemodelan dan Rekayasa Transportasi : Teori, Contoh Soal, dan
Aplikasi. Bandung : Penerbit ITB.

Y Arif Gundayaini | 15009058

Page 3