PENDIDIKAN PANCASILA P A P E R PANCASILA
PENDIDIKAN PANCASILA
PA P E R
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata perkuliahan Pendidikan
Pancasila
Dosen Pengajar : IGB Wirya Agung
Disusun Oleh:
I Gusti Ayu Mas Megasari Padmi
(1707521153)
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS UDAYANA
Bali
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang "Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat”. Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dan harapan saya semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat) tertentu yang
menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan
pemerintahannya. Filsafat itulah yang menjelma menjadi suatu nilai patokan dan pandangan
hidup suatu masyarakat yang mendiami negara tersebut, dimana kebenaran dan keberadaan
dari filsafat itu sendiri diyakini serta diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan masyarakat.
Filsafat dijadikan sebuah dasar pembentukan dan penilaian hakekat dan etika yang berlaku di
masyarakat. Filsafat juga berfungsi dalam menentukan pandangan hidup suatu masyarakat
dalam menghadapi suatu masalah. Kekuatan nilai-nilai filsafat pancasila yang dapat
memengaruhi hingga ke penerapan hidup manusia, bagaimana peran dan kedudukan
pancasila hingga menjadi suatu pandangan hidup, dan seberapa besar keyakinan masyarakat
akan hal tersebut, hal-hal inilah yang membuat saya tertarik untuk mengambil tema ini,
Di Indonesia sendiri, filsafat telah telah merasuk menjadi sebuah kebudayaan bangsa,
setiap aspek dan tatanan negara memiliki sistem filsafat di dalamnya. Indonesia sendiri
memiliki sebuah sistem filsafat yang telah menjadi nilai kehidupan bangsa, yang kita ketahui
dengan nama Pancasila. Dimana, pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang
saling berhubungan untuk satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak
terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian atau unit-unit
yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing.
Selain itu, latar belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk membantu
mahasiswa agar lebih mengetahui atau mendalami mengenai pancasila sebagai sistem
filsafah, lebih memahami pancasila dalam peran dan kedudukannya sebagai filsafat bangsa,
serta dapat memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai filsafat tersebut dalam menjalani
kehidupan. Dalam pembuatan paper ini saya menggunakan banyak referensi yang saya ambil
dari internet. Selain itu, metode yang digunakan dalam menganalisa suatu masalah yang
berkaitan dengan pancasila sebagai sistem filsafah adalah metode kualitatif karena metode ini
mempermudah dalam menganalisis dan memecahkan suatu masalah
1.2. RUMUSAN MASALAH
2. Bagaimana Pengertian filsafat dan dasar sistem filsafat?
3. Bagaimana pengertian Pancasila sebagai sistem filsafat bangsa Indonesia?
4. Bagaimana penjelasan mengenai aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis
Pancasila?
1.3. TUJUAN
1. Agar mampu mendefinisikan pengertian filsafat dan Sistem filsafat
2. Agar mampu menganalisis sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
3. Agar mampu menguraikan aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis Pancasila
1.4. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang saya gunakan dalam pembuatan paper ini adalah dengan mencari
dan mengambil banyak referensi materi dari sumber-sumber yang ada di internet, serta
dengan dilengkapi oleh pendekatan kualitatif dalam mengolah referensi-referensi
tersebut.
Bab II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PANCASILA
a. Pengertian Filsafat
Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari
kata philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang berarti
kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi arti filsafat secara hrfiah adalah cinta yang
sangat mendalam terhadapat kearifan atau kebijakan. Filsafat dapat diartikan sebagai suatu
pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut pandangan hidup (masyarakat).
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala
sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.
Pengertian filsafat menurut para tokoh :
1. Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan
bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga
sampai ke dasar-dasar persoalan
2. Menurut Plato ( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada
3. Menurut Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
4. Menurut Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah
pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
5. Menurut Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina
menyatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan
bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.
Pada umumnya , terdapat dua pengertian filsafat, yaitu:
Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk. Pancasila dapat digolongkan
sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis.
Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup (Filsafat
dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis). Ini berarti
Filsafat Pancasila
mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah
laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah:
1. Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari
filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki dan mempelajari.
2. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun
pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang
kemudian tidak disangsikan lagi.
3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa
dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya.
Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada
sesuatu yang tdak terbatas.
b. Pengertian Sistem Filsafat
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang
utuh. Suatu sistem filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realitas,
falsafat hidup, dan tata nilai (etika),termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan
logika.
2.2. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
a. Arti Pancasila Sebagai Filsafat
Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit dalam satu
kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa barat persatuan dan kesatuan itu dipecah oleh
mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya ini. Arti Pancasila
sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia.
Tidak ada tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah
ditetapkan sebagai filsafat bangsa Indonesia.
Menurut Ruslan Abdul Gani: “Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila
merupakan hasil permenungan jiwa yg mendalam yg dilakukan oleh the faounding father
kita, yg dituangkan dalam suatu sistem”.
Menurut Notonagoro: “Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah
yaitu tentang hakikat dari Pancasila”.
Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri dari
lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama
untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Filsafat negara
kita ialah Pancasila, yang diakui dan diterima oleh bangsa Indonesia sebagai pandangan
hidup. Dengan demikian, Pancasila harus dijadikan pedoman dalam kelakuan dan pergaulan
sehari-hari.
Sebagaimana telah dirumuskan oleh Presiden Soekarno, Pancasila pada hakikatnya telah
hidup sejak dahulu dalam moral, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat Indonesia.
“Dengan adanya kemerdekaan Indonesia, Pancasila bukanlah lahir, atau baru dijelmakan,
tetapi sebenarnya Pancasila itu bangkit kembali”.
Sebagaimana pandangan hidup bangsa, maka asas-asas pancasila hendaknya disampaikan
kepada generasi baru melalui pengajaran dan pendidikan. Selain itu, Pancasila menjadi
pedoman atas seluruh tindakan kita, dan kita harus merenungkan serta mencerna arti tiap-
tiap sila dengan berpedoman pada uraian tokoh nasional, Dengan pancasila sebagai filsafat
negara dan bangsa Indonesia, kita dapat mencapai tujuan bangsa dan negara kita.
Pancasila sebagai sistem filsafat memberi menggambarkan nilai dari keyakinan manusia
yang percaya kepada kebesaran Tuhan, kesejahteraan yang berlandaskan paham
kemanusiaan, kesejahteraan yang memihak pada kesatuan dan persatuan, kerakyatan yang
merakyat, serta kebersamaan sebagai suatu kesatuan bangsa yang utuh dan bulat.
b. Fungsi filsafat secara umum:
1. Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam
kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat
bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari negara
bersangkutan. Oleh karena itu, fungsi Pancasila sebagai filsafat dalam kehidupan
bernegara, haruslah memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupan
bernegara. Hal yang fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, susunan
politik atau sistem politik dari negara, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasardasar pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini Pancasila yang dikaji dari sudut
fungsinya telah mampu memberikan jawabannya.
2. Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi tentang
hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara. Dasar Negara kita ada lima dasar dimana
setap silanya berkaitan dengan sila yang lain dan merupakan satu kesatuan yang utuh,
tidak terbagi dan tidak terpisahkan. Saling memberikan arah dan sebagai dasar kepada
sila yang lainnya. Tujuan negara akan selalu kita temukan dalam setiap konstitusi negara
bersangkutan. Karenanya tidak selalu sama dan bahkan ada kecenderungan perbedaan
yang jauh sekali antara tujuan disatu negara dengan negara lain. Bagi Indonesia secara
fundamental tujuan itu ialah Pancasila dan sekaligus menjadi dasar berdirinya negara ini.
3. Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari
berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat jelas, kalau
di negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.
c. Alasan Pancasila sebagai Filsafat Bangsa Indonesia
Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Secara praktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan
nilai Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.
2. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar
negara (filsafat negara) RI.
3. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa
dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsabangsa lain (Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi,
Pancasila adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.
4. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya;
filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan
kepustakaan secara kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari
khasanah dan filsafat yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.
d. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sbg suatu
totalitas). Atau, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisahpisah itu bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat di gambarkan
sebagai berikut:
Makna Ketiga Gambar di atas y.i;
a. Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai sila 2, 3, 4, 5
b. Sila 2 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari serta menjiwai sila 3, 4, 5.
c. Sila 3 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari serta menjiwai sila 4, 5.
d. Sila 4 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3 dan mendasari dan menjiwai sila 5
e. Sila 5 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3,4
3. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/primer Pancasila sebagai suatu yang
ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri
4. Pancasila sebagai suatu realita, artinya ada dalam diri manusia indonesia dan
masyarakatnya sebagai suatu kenyataan hidup bangsa yg tumbuh, hidup, dan
berkembang dlm kehidupan sehari-hari
e. Prinsip Prinsip Filsafat Pancasila
Jika ditinjau dari kausa Aristoteles, Prinsip-prinsip pancasila dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1) Kausa Material yaitu sebab yang berhubungan dengan materi atau bahan. Dalam hal
ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia
sendiri.
2) Kausa Formalis ialah sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila di dalam
pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
3) Kausa Efisiensi yaitu kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan
pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
4) Kausa Finalis Ialah berhubungan dengan tujuannya, dimana tujuan yang diusulkannya
pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
f. Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi :
1) Tuhan yang berarti bahwa sebagai kausa prima.
2) Manusia berarti bahwa makhluk individu dan makhluk sosial.
3) Satu berarti bahwa kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
4) Rakyat yang berarti bahwa unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong
royong.
5) Adil yang berarti bahwa memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang
menjadi haknya.
6)
2.3. ASPEK ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, dan AKSIOLOGIS PANCASILA
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang
bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistimologis,
serta dasar aksiologis dari sila Pancasila.
1. Dasar Ontologis
Dasar Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki
hakekat mutlak. Subyek pendukung pokok-pokok Pancasila adalah manusia, hal ini
dijelaskan sebagai berikut : “Bahwa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah permusyawaratan/perwakilan, serta yang berkeadilan social
adamah manusia (Notonegoro, 1975:23). Demikian juga jikalau kita pahami dari segi
filsafat Negara, adapun pendukung pokok Negara adalah rakyat, dan unsure rakyat
adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa
hakekat dasar ontopologis sila-sila pancasila adalah manusia.
Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara ontologism
memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani
dan rohani, sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk social,
serta kedudukan kodrat manusia sebagai pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk
pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan inilah maka secara hirarkis sila
pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai keempat sila-sila
pancasila lainnya (notonegoro, 1975-53).
2.
Dasar Epistemologis
Dasar epistimologis Pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakekatnya
juga merupakan suatu system pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila
merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam
semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan Negara tentang makna hidup serta sebagai
dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hidup dan
kehidupan. Pancasila dalam pengertian yang demikian ini telah menjadi suatu system
cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang telah menyengkut praksis, karena dijadikan
landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam berbagai
bidang kehidupan masyarakat. Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi ideologi
(Abdul Gani, 1998). Sebagai suatu ideology maka panasila memiliki 3 unsur pokok
agar dapat menarik loyalitas dari para pendukungnya yaitu :
1. Logos, yaitu rasionalitas atau penalarannya
2. Pathos, yaitu penghayatannya
3. Ethos, yaitu kesusilaannya (Wibisono, 1996:3)
Sebagai suatu sistem filsafat atau ideologi maka pancasila harus memiliki unsur
rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu system pengetahuan.
3.
Dasar Aksiologis
Sila-sila pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologisnya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakekatnya
juga merupakan satu kesatuan. Pada hakekatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai
macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.
Nilai-nilai pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang
mengakui nilai material dan vital. Dengan demikian nilai-nilai pancasila tergolong nilai
kerohanian, yang juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis, yaitu
nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan, atau estetis, nilai kebaikan
atau nilai moral ataupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistematik
hierarkhis, dimana sila pertama sebagai basisnya sampai sila kelima sebagai tujuannya
(Darmo diharjo).
Bab III
KESIMPULAN
3.1. Simpulan
Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri
dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang
sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Ada
beberapa fungsi filsafat secara umum, yakni : pemberi jawaban atas pernyataan yang bersifat
fundamental atau mendasar, mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi
tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara, dan mampu menjadi perangkat dan
pemersatu dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Terdapat empat buah alasan
mengapa pancasila dikatakan sebagai filsafat negara, antara lain dilihat dari aspek praktisfungsional, formal-konstitusional, psikologis dan kultural, dan potensial. Selain itu, Filsafat
pancasila juga memiliki empat buah karakteristik yang menggambarkannya. Bila ditinjau dari
kausa Aristoteles, filsafat pancasila memiliki beberapa prinsip (Kausa Material, Kausa
Formalis, Kausa Efisiensi, dan Kausa Finalis). Lalu, terdapat lima inti atau esensi dari silasila pancasila, Dimana, kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya
merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar
ontologis, dasar epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila Pancasila
3.2. Saran
Saya hanya ingin sedikit menyarankan kepada seluruh pembaca khususnya
masyarakat Indonesia untuk selalu mengingat pancasila kita sebagai sebuah sistem filsafat,
dengan membaca berbagai referensi yang tersedia, dimana selanjutnya setelah dibaca,
diharapkan untuk mengerti dan mampu mengaplikasikan nilai-nilai filsafat tersebut kedalaam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://inafitriaaa27.blogspot.co.id/2016/12/prinsip-prinsip-filsafat-pancasila.html
(diakses tanggal 15 November 2017)
http://ilhamberkuliah.blogspot.co.id/2015/01/makalah-pancasila-sebagai-sistem.html
(diakses tanggal 15 November 2017)
http://longsani.blogspot.co.id/2013/03/makalah-pancasila-sebagai-sistem.html (diakses
tanggal 15 November 2017)
http://how-bee.blogspot.co.id/2015/10/makalah-tentang-pancasila-sebagai.html (diakses
tanggal 16 November 2017)
http://www.academia.edu/4968743/Pancasila_sebagai_Sistem_Filsafat (diakses tanggal
16 November 2017)
https://rifkaputrika.wordpress.com/2013/03/29/iad/ (diakses tanggal 16 November 2017)
https://van88.wordpress.com/pengertian-subjek-objek-dan-pentingnya-filsafat/ (diakses
tanggal 16 November 2017)
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab2pancasila_sebagai_sistem_filsafat.pdf (diakses tanggal 16 November 2017)
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032ELLY_MALIHAH/Me
mahami_Pancasila,_Elly_Malihah/MEMAHAMI_PANCASILA.pdf (diakses tanggal 16
November 2017)
http://indridjanarko.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/Modul-Pancasila-3-PancasilaSebagai-Sistem-Filsafat.pdf (diakses tanggal 17 November 2017)
PA P E R
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata perkuliahan Pendidikan
Pancasila
Dosen Pengajar : IGB Wirya Agung
Disusun Oleh:
I Gusti Ayu Mas Megasari Padmi
(1707521153)
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS UDAYANA
Bali
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang "Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat”. Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dan harapan saya semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat) tertentu yang
menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan
pemerintahannya. Filsafat itulah yang menjelma menjadi suatu nilai patokan dan pandangan
hidup suatu masyarakat yang mendiami negara tersebut, dimana kebenaran dan keberadaan
dari filsafat itu sendiri diyakini serta diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan masyarakat.
Filsafat dijadikan sebuah dasar pembentukan dan penilaian hakekat dan etika yang berlaku di
masyarakat. Filsafat juga berfungsi dalam menentukan pandangan hidup suatu masyarakat
dalam menghadapi suatu masalah. Kekuatan nilai-nilai filsafat pancasila yang dapat
memengaruhi hingga ke penerapan hidup manusia, bagaimana peran dan kedudukan
pancasila hingga menjadi suatu pandangan hidup, dan seberapa besar keyakinan masyarakat
akan hal tersebut, hal-hal inilah yang membuat saya tertarik untuk mengambil tema ini,
Di Indonesia sendiri, filsafat telah telah merasuk menjadi sebuah kebudayaan bangsa,
setiap aspek dan tatanan negara memiliki sistem filsafat di dalamnya. Indonesia sendiri
memiliki sebuah sistem filsafat yang telah menjadi nilai kehidupan bangsa, yang kita ketahui
dengan nama Pancasila. Dimana, pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang
saling berhubungan untuk satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak
terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian atau unit-unit
yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing.
Selain itu, latar belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk membantu
mahasiswa agar lebih mengetahui atau mendalami mengenai pancasila sebagai sistem
filsafah, lebih memahami pancasila dalam peran dan kedudukannya sebagai filsafat bangsa,
serta dapat memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai filsafat tersebut dalam menjalani
kehidupan. Dalam pembuatan paper ini saya menggunakan banyak referensi yang saya ambil
dari internet. Selain itu, metode yang digunakan dalam menganalisa suatu masalah yang
berkaitan dengan pancasila sebagai sistem filsafah adalah metode kualitatif karena metode ini
mempermudah dalam menganalisis dan memecahkan suatu masalah
1.2. RUMUSAN MASALAH
2. Bagaimana Pengertian filsafat dan dasar sistem filsafat?
3. Bagaimana pengertian Pancasila sebagai sistem filsafat bangsa Indonesia?
4. Bagaimana penjelasan mengenai aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis
Pancasila?
1.3. TUJUAN
1. Agar mampu mendefinisikan pengertian filsafat dan Sistem filsafat
2. Agar mampu menganalisis sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
3. Agar mampu menguraikan aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis Pancasila
1.4. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang saya gunakan dalam pembuatan paper ini adalah dengan mencari
dan mengambil banyak referensi materi dari sumber-sumber yang ada di internet, serta
dengan dilengkapi oleh pendekatan kualitatif dalam mengolah referensi-referensi
tersebut.
Bab II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PANCASILA
a. Pengertian Filsafat
Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari
kata philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang berarti
kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi arti filsafat secara hrfiah adalah cinta yang
sangat mendalam terhadapat kearifan atau kebijakan. Filsafat dapat diartikan sebagai suatu
pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut pandangan hidup (masyarakat).
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala
sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.
Pengertian filsafat menurut para tokoh :
1. Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan
bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga
sampai ke dasar-dasar persoalan
2. Menurut Plato ( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada
3. Menurut Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
4. Menurut Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah
pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
5. Menurut Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina
menyatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan
bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.
Pada umumnya , terdapat dua pengertian filsafat, yaitu:
Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk. Pancasila dapat digolongkan
sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis.
Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup (Filsafat
dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis). Ini berarti
Filsafat Pancasila
mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah
laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah:
1. Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari
filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki dan mempelajari.
2. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun
pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang
kemudian tidak disangsikan lagi.
3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa
dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya.
Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada
sesuatu yang tdak terbatas.
b. Pengertian Sistem Filsafat
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang
utuh. Suatu sistem filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realitas,
falsafat hidup, dan tata nilai (etika),termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan
logika.
2.2. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
a. Arti Pancasila Sebagai Filsafat
Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit dalam satu
kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa barat persatuan dan kesatuan itu dipecah oleh
mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya ini. Arti Pancasila
sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia.
Tidak ada tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah
ditetapkan sebagai filsafat bangsa Indonesia.
Menurut Ruslan Abdul Gani: “Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila
merupakan hasil permenungan jiwa yg mendalam yg dilakukan oleh the faounding father
kita, yg dituangkan dalam suatu sistem”.
Menurut Notonagoro: “Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah
yaitu tentang hakikat dari Pancasila”.
Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri dari
lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama
untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Filsafat negara
kita ialah Pancasila, yang diakui dan diterima oleh bangsa Indonesia sebagai pandangan
hidup. Dengan demikian, Pancasila harus dijadikan pedoman dalam kelakuan dan pergaulan
sehari-hari.
Sebagaimana telah dirumuskan oleh Presiden Soekarno, Pancasila pada hakikatnya telah
hidup sejak dahulu dalam moral, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat Indonesia.
“Dengan adanya kemerdekaan Indonesia, Pancasila bukanlah lahir, atau baru dijelmakan,
tetapi sebenarnya Pancasila itu bangkit kembali”.
Sebagaimana pandangan hidup bangsa, maka asas-asas pancasila hendaknya disampaikan
kepada generasi baru melalui pengajaran dan pendidikan. Selain itu, Pancasila menjadi
pedoman atas seluruh tindakan kita, dan kita harus merenungkan serta mencerna arti tiap-
tiap sila dengan berpedoman pada uraian tokoh nasional, Dengan pancasila sebagai filsafat
negara dan bangsa Indonesia, kita dapat mencapai tujuan bangsa dan negara kita.
Pancasila sebagai sistem filsafat memberi menggambarkan nilai dari keyakinan manusia
yang percaya kepada kebesaran Tuhan, kesejahteraan yang berlandaskan paham
kemanusiaan, kesejahteraan yang memihak pada kesatuan dan persatuan, kerakyatan yang
merakyat, serta kebersamaan sebagai suatu kesatuan bangsa yang utuh dan bulat.
b. Fungsi filsafat secara umum:
1. Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam
kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat
bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari negara
bersangkutan. Oleh karena itu, fungsi Pancasila sebagai filsafat dalam kehidupan
bernegara, haruslah memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupan
bernegara. Hal yang fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, susunan
politik atau sistem politik dari negara, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasardasar pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini Pancasila yang dikaji dari sudut
fungsinya telah mampu memberikan jawabannya.
2. Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi tentang
hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara. Dasar Negara kita ada lima dasar dimana
setap silanya berkaitan dengan sila yang lain dan merupakan satu kesatuan yang utuh,
tidak terbagi dan tidak terpisahkan. Saling memberikan arah dan sebagai dasar kepada
sila yang lainnya. Tujuan negara akan selalu kita temukan dalam setiap konstitusi negara
bersangkutan. Karenanya tidak selalu sama dan bahkan ada kecenderungan perbedaan
yang jauh sekali antara tujuan disatu negara dengan negara lain. Bagi Indonesia secara
fundamental tujuan itu ialah Pancasila dan sekaligus menjadi dasar berdirinya negara ini.
3. Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari
berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat jelas, kalau
di negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.
c. Alasan Pancasila sebagai Filsafat Bangsa Indonesia
Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Secara praktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan
nilai Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.
2. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar
negara (filsafat negara) RI.
3. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa
dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsabangsa lain (Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi,
Pancasila adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.
4. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya;
filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan
kepustakaan secara kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari
khasanah dan filsafat yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.
d. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sbg suatu
totalitas). Atau, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisahpisah itu bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat di gambarkan
sebagai berikut:
Makna Ketiga Gambar di atas y.i;
a. Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai sila 2, 3, 4, 5
b. Sila 2 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari serta menjiwai sila 3, 4, 5.
c. Sila 3 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari serta menjiwai sila 4, 5.
d. Sila 4 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3 dan mendasari dan menjiwai sila 5
e. Sila 5 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3,4
3. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/primer Pancasila sebagai suatu yang
ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri
4. Pancasila sebagai suatu realita, artinya ada dalam diri manusia indonesia dan
masyarakatnya sebagai suatu kenyataan hidup bangsa yg tumbuh, hidup, dan
berkembang dlm kehidupan sehari-hari
e. Prinsip Prinsip Filsafat Pancasila
Jika ditinjau dari kausa Aristoteles, Prinsip-prinsip pancasila dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1) Kausa Material yaitu sebab yang berhubungan dengan materi atau bahan. Dalam hal
ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia
sendiri.
2) Kausa Formalis ialah sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila di dalam
pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
3) Kausa Efisiensi yaitu kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan
pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
4) Kausa Finalis Ialah berhubungan dengan tujuannya, dimana tujuan yang diusulkannya
pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
f. Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi :
1) Tuhan yang berarti bahwa sebagai kausa prima.
2) Manusia berarti bahwa makhluk individu dan makhluk sosial.
3) Satu berarti bahwa kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
4) Rakyat yang berarti bahwa unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong
royong.
5) Adil yang berarti bahwa memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang
menjadi haknya.
6)
2.3. ASPEK ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, dan AKSIOLOGIS PANCASILA
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang
bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistimologis,
serta dasar aksiologis dari sila Pancasila.
1. Dasar Ontologis
Dasar Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki
hakekat mutlak. Subyek pendukung pokok-pokok Pancasila adalah manusia, hal ini
dijelaskan sebagai berikut : “Bahwa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah permusyawaratan/perwakilan, serta yang berkeadilan social
adamah manusia (Notonegoro, 1975:23). Demikian juga jikalau kita pahami dari segi
filsafat Negara, adapun pendukung pokok Negara adalah rakyat, dan unsure rakyat
adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa
hakekat dasar ontopologis sila-sila pancasila adalah manusia.
Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara ontologism
memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani
dan rohani, sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk social,
serta kedudukan kodrat manusia sebagai pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk
pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan inilah maka secara hirarkis sila
pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai keempat sila-sila
pancasila lainnya (notonegoro, 1975-53).
2.
Dasar Epistemologis
Dasar epistimologis Pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakekatnya
juga merupakan suatu system pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila
merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam
semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan Negara tentang makna hidup serta sebagai
dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hidup dan
kehidupan. Pancasila dalam pengertian yang demikian ini telah menjadi suatu system
cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang telah menyengkut praksis, karena dijadikan
landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam berbagai
bidang kehidupan masyarakat. Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi ideologi
(Abdul Gani, 1998). Sebagai suatu ideology maka panasila memiliki 3 unsur pokok
agar dapat menarik loyalitas dari para pendukungnya yaitu :
1. Logos, yaitu rasionalitas atau penalarannya
2. Pathos, yaitu penghayatannya
3. Ethos, yaitu kesusilaannya (Wibisono, 1996:3)
Sebagai suatu sistem filsafat atau ideologi maka pancasila harus memiliki unsur
rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu system pengetahuan.
3.
Dasar Aksiologis
Sila-sila pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologisnya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakekatnya
juga merupakan satu kesatuan. Pada hakekatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai
macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.
Nilai-nilai pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang
mengakui nilai material dan vital. Dengan demikian nilai-nilai pancasila tergolong nilai
kerohanian, yang juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis, yaitu
nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan, atau estetis, nilai kebaikan
atau nilai moral ataupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistematik
hierarkhis, dimana sila pertama sebagai basisnya sampai sila kelima sebagai tujuannya
(Darmo diharjo).
Bab III
KESIMPULAN
3.1. Simpulan
Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri
dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang
sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Ada
beberapa fungsi filsafat secara umum, yakni : pemberi jawaban atas pernyataan yang bersifat
fundamental atau mendasar, mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi
tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara, dan mampu menjadi perangkat dan
pemersatu dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Terdapat empat buah alasan
mengapa pancasila dikatakan sebagai filsafat negara, antara lain dilihat dari aspek praktisfungsional, formal-konstitusional, psikologis dan kultural, dan potensial. Selain itu, Filsafat
pancasila juga memiliki empat buah karakteristik yang menggambarkannya. Bila ditinjau dari
kausa Aristoteles, filsafat pancasila memiliki beberapa prinsip (Kausa Material, Kausa
Formalis, Kausa Efisiensi, dan Kausa Finalis). Lalu, terdapat lima inti atau esensi dari silasila pancasila, Dimana, kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya
merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar
ontologis, dasar epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila Pancasila
3.2. Saran
Saya hanya ingin sedikit menyarankan kepada seluruh pembaca khususnya
masyarakat Indonesia untuk selalu mengingat pancasila kita sebagai sebuah sistem filsafat,
dengan membaca berbagai referensi yang tersedia, dimana selanjutnya setelah dibaca,
diharapkan untuk mengerti dan mampu mengaplikasikan nilai-nilai filsafat tersebut kedalaam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://inafitriaaa27.blogspot.co.id/2016/12/prinsip-prinsip-filsafat-pancasila.html
(diakses tanggal 15 November 2017)
http://ilhamberkuliah.blogspot.co.id/2015/01/makalah-pancasila-sebagai-sistem.html
(diakses tanggal 15 November 2017)
http://longsani.blogspot.co.id/2013/03/makalah-pancasila-sebagai-sistem.html (diakses
tanggal 15 November 2017)
http://how-bee.blogspot.co.id/2015/10/makalah-tentang-pancasila-sebagai.html (diakses
tanggal 16 November 2017)
http://www.academia.edu/4968743/Pancasila_sebagai_Sistem_Filsafat (diakses tanggal
16 November 2017)
https://rifkaputrika.wordpress.com/2013/03/29/iad/ (diakses tanggal 16 November 2017)
https://van88.wordpress.com/pengertian-subjek-objek-dan-pentingnya-filsafat/ (diakses
tanggal 16 November 2017)
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab2pancasila_sebagai_sistem_filsafat.pdf (diakses tanggal 16 November 2017)
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032ELLY_MALIHAH/Me
mahami_Pancasila,_Elly_Malihah/MEMAHAMI_PANCASILA.pdf (diakses tanggal 16
November 2017)
http://indridjanarko.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/Modul-Pancasila-3-PancasilaSebagai-Sistem-Filsafat.pdf (diakses tanggal 17 November 2017)