Kata-kata kunci: breakwater tenggelam, transmisi gelombang, koefisien transmisi. Abstract - Transmisi Gelombang pada Breakwater Tenggelam

Vol. 11 dkk.
No. 3 Juli 2004
Kinog,

urnal
TEKNIK SIPIL

Transmisi Gelombang
pada Breakwater Tenggelam
Ketut Kinog1)
Hang Tuah2)
Andojo Wurjanto3)
Krisnaldi Idris3)
Abstrak
Kerusakan pantai dalam bentuk abrasi pantai, telah merupakan masalah bagi banyak negara. Untuk
pemecahannya, para ahli telah mengembangkan banyak jenis bangunan seperti revetment, groin dan detached
breakwater. Walaupun jenis bangunan tersebut sebagian telah dapat mencegah abrasi, tapi umumnya dianggap
tidak ramah lingkungan, khususnya ditinjau dari sudut pandang kepariwisataan.
Makalah ini mencoba mencari bentuk bangunan pengaman pantai yang ramah lingkungan, dengan mengambil
sifat terumbu karang, yaitu berupa breakwater tenggelam. Bahasan difokuskan pada kemampuan breakwater
tenggelam meredam gelombang datang, dengan pendekatan berupa hubungan parameter kecuraman gelombang

Hi/gT2 versus koefisien transmisi Ct = Ht /Hi , untuk parameter b/L dan d/h tertentu.
Hasilnya berupa grafik transmisi gelombang, yang menunjukkan bahwa Ct menjadi semakin kecil bila b/L atau
d/h semakin besar.
Kata-kata kunci: breakwater tenggelam, transmisi gelombang, koefisien transmisi.
Abstract
Beach demages in the form of beach erosion, has been made problems in many countries. For solving the
problem, the experts have been developed many kinds of structure, as revetment, grion and detached
breakwater. Although a part of the structure succeed to restrain the beach erosion, but generally it is not
friendly environmental, especially from the tourism view.
This paper try to develop friendly environmental beach protection, by taking the coral characteristic, in the form
of submerged breakwater. The analysis is focused in the capability of the submerged breakwater in reducing the
incident waves, which be approahed by the relation of wave steepness Hi/gT2 versus transmission coefficient Ct
= Ht /Hi , for certain b/L and d/h.
The result is wave transmission figures, which show that the bigger value of b/L or d/h the smaller value of Ct .
Keywords: submerged breakwater, wave transmission, transmission coefficient.

1 Pendahuluan
I.1 Latar belakang
Kerusakan pantai dalam bentuk abrasi pantai
merupakan masalah yang telah dihadapi oleh banyak

negara di dunia, dan telah menelan banyak korban
materi seperti yang dilaporkan oleh Bali Beach
Conservation Project [JICA 1989, Nippon Coei 1992
& 1998 dan Kinog 2000]. Untuk menanggulanginya

para ahli telah banyak pula mengembangkan bentukbentuk bangunan seperti Revetment, Groin,
Breakwater lepas pantai (detached breakwater),
namun dirasa masih ada yang belum memuaskan,
khususnya dari sudut pandang kepariwisataan, yang
menganggap bangunan-bangunan tersebut kurang
ramah lingkungan, karena menghilangkan kesan
alamiah pantai yang bersangkutan.
Abrasi pantai disebabkan oleh adanya angkutan
sedimen pantai dan besarnya dipengaruhi oleh tinggi

1. Mahasiswa S-3 Departemen Teknik Sipil FTSP- ITB
2. Guru Besar Departemen Teknik Sipil FTSP- ITB
3. Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil FTSP- ITB
Catatan : Usulan makalah dikirimkan pada 24 Agustus 2004 dan dinilai oleh peer reviewer pada tanggal 30 Agustus 2004 6 September 2004. Revisi penulisan dilakukan antara tanggal 21 Oktober 2004 hingga 1 Nopember 2004.


Vol. 11 No. 3 Juli 2004 123

Transmisi Gelombang pada Breakwater Tenggelam

gelombang H, (SPM halaman 89-100). Kalau H dapat
direduksi, yaitu dengan breakwater tenggelam, maka
abrasi akan berkurang. Beberapa karakter gelombang
yang berhubungan dengan penyusutan gelombang,
antara lain kecuraman gelombang yang dinyatakan
dengan H/gT2, dimana makin curam kondisinya makin
labil (mudah pecah). Breakwater tenggelam sendiri
mengambil sifat terumbu karang pantai, yang dapat
mereduksi gelombang datang, dimana makin lebar
terumbu karang dan makin kecil kedalaman air h pada
terumbu karang, maka makin kecil besar penysutan H.
Hal-hal di ataslah yang melatar-belakangi makalah ini,
yaitu bahwa abrasi pantai dapat dikurangi dengan
mereduksi tinggi gelombang datang, yaitu dengan
membuat breakwater tenggelam yang akan meniru
sifat terumbu karang.

I.2 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah mempelajari
interaksi antara gelombang dan breakwater tenggelam,
yang digambarkan dengan perubahan-perubahan
parameter gelombang setelah melewati breakwater
tenggelam tersebut.
Sedangkan tujuan secara khusus, adalah untuk
mendapatkan suatu grafik yang dapat digunakan untuk
merencanakan breakwater tenggelam. Dalam hal ini
analisis difokuskan pada masalah transmisi
gelombang, yang dinyatakan dengan hubungan antara
parameter kecuraman gelombang Hi/gT2 dengan
koefisien transmisi CT = Ht /Hi. Dari hubungan Hi/gT2
versus CT akan diperoleh grafik transmisi gelombang,
yang memberi gambaran besarnya CT untuk suatu
parameter b/L dan d/h tertentu. Grafik transmisi
gelombang inilah yang akan digunakan untuk
merencanakan breakwater tenggelam.




Dari segi teknis, grafik yang dihasilkan dapat
digunakan untuk merencanakan dimensi
breakwater tenggelam.

I.4 Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah model fisik,
yang dilakukan pada saluran gelombang [Hughes
1993]. Untuk hal ini dibuat model armor sebagai
pembentuk model breakwater di saluran gelombang.
Model armor dan model breakwater disesuaikan
dengan kemampuan saluran gelombang, yang dalam
hal ini adalah:


Kedamanan air dalam flume 0,2 m – 0.7 m



Ketinggian gelombang

dibuat = 0,3 m



Frekuensi 0,3 - 0,6 hz.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat yaitu:

Dalam penentuan parameter penelitian digunakan
parameter gelombang dan breakwater seperti pada
Gambar 2.
Analisis dimensional dengan Buckingham Pi Theorem
[Hughes 1993] menghasilkan persamaan parameter
transmisi gelombang:

Ht
Hi b d
= f(
, , )

Hi
gT 2 L h

(1)

yang dapat dibuat grafik 2-D, untuk harga b/L dan d/h
tertentu, seperti pada Gambar 3.

Dari segi lingkungan hidup, secara umum sebagai

Gambar 1. Breakwater tenggelam

124 Jurnal Teknik Sipil

maksimum yang dapat

Dari perhitungan skala model didapat skala model =
24, yang menghasilkan model armor A-jack, tetrapod
dan kubus masing-masing dengan ukuran 6,25 cm, 8
cm dan 4cm.


CT =

I.3 Manfaat penelitian



metode pengamanan pantai yang ramah
lingkungan, khususnya dari sudut pandang
kepariwisataan, karena pembuatan breakwater
tenggelam tidak akan mengubah kesan alamiah
pantai yang bersangkutan.

Kinog, dkk.

Hi

Ht
b
L


h

d

Gambar 2. Parameter breakwater dan gelombang

C T = Hi/gT 2

d/h=......

b/L=......
b/L=......
b/L=......
Hi/gT2
Gambar 3. Perkiraan grafik transmisi 2-D

Percobaan yang dilakukan ditujukan untuk
mendapatkan grafik seperti Gambar 3, untuk tiap
jenis armor. Rentang harga b/L diambil 0,1 – 1,0,

sedangkan rentang harga d/h, diambil 0,7 – 0,95.

2. Tinjauan Pustaka
Studi yang mengarah pada masalah transmisi
gelombang pada breakwater, dimulai oleh Biesel
[1950], Goda et al. [1963], Sawargi et al. [1970],
Saville [1963] dan Lamarre [1967], tapi belum ada
yang memberikan perumusan yang berarti. Baru
setelah Cross dan Sollitt [1971], Sollitt & Cross [1976]
dan Seelig [1980], mulai ada perumusan dengan
adanya parameter tranmisi gelombang dan parameter
steepness gelombang.
Berikutnya Losada et al. [1996] mempelajari transmisi
gelombang pada submerged breakwater didasarkan
pada pola model linier untuk submerged rectangular
porous breakwater dari Sollitt et al. [1976] dan Losada
[1991]. Hasilnya berupa grafik hubungan antara
koefisien refleksi, transmisi dan redaman versus koh.

Mizutani et al. [1998] mempelajari interaksi antara

gelombang dan permeable submerged breakwater
secara numerik dan diverifikasi dengan model fisik,
dengan armor dari bola-bola plastik berdiameter 2.7
cm, yang ditempatkan dalam sangkar baja talud 1:2,
lebar puncak 105 cm, tinggi 21 cm. Hasilnya berupa
grafik yang menggambarkan pengaruh b/L pada energi
gelombang.
Sejalan dengan studi mengenai transmisi gelombang,
Goda dan Suzuki [1976] mengembangkan metode
pemisahan gelombang di depan breakwater menjadi
gelombang datang Hi dan gelombang pantul Hr.
Selanjutnya Goda [1985] mengembangkan pula
metode perhitungan periode gelombang T dan tinggi
gelombang H dari data hasil rekaman gelombang,
yang disebut metode zero-upcrossing.

3. Pelaksanaan Penelitian
3.1 Tahap persiapan
Tahap persiapan ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:
• Pencetakan model armor, adalah membuat benda
model berupa A-jack, tetrapod dan kubus.
Jumlahnya sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi volume model breakwater yang akan
dibuat. Dalam hal ini telah dibuat 2500 buah model
armor A-jack, 2000 buah model tetrapod dan 1500
buah model kubus.
• Persiapan laboratorium dapat berfungsi dengan
baik. Laboratorium yang digunakan berupa saluran
gelombang milik Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Air Balitbang
Kimpraswil Departemen Pemukiman dan Prasarana
Wilayah, Jl. Ir. H. Juanda 193 Bandung. Saluran ini
berukuran panjang 40 m, lebar 0,6 m, tinggi 1,1 m,
dilengkapi dengan pembangkit gelombang tipe
piston yang sesuai untuk laut dangkal (pantai).
Gerakan piston pembangkit gelombang dikontrol
oleh sistem penggerak terdiri dari motor penggerak,

Vol. 11 No. 3 Juli 2004 125

Transmisi Gelombang pada Breakwater Tenggelam

yang dijalankan dengan tenaga listrik. Pengatur
frekuensi yang dapat diubah secara manual.
Periode gelombang yang dapat dibangkitkan adalah
1 – 3 detik. Pengatur bentang gerakan piston dapat
diubah secara manual. Tinggi gelombang
maksimum yang dapat dihasilkan adalah 0,3 m.
Kedalaman air pada flume yang dapat dipakai
adalah 0,25 – 0,8 m. Persiapan saluran gelombang
yang dilakukan adalah:
° Membuat model pantai dengan kemiringan 1 :
10 dengan peredam gelombang dari ijuk.
Peredam juga dibuat dibagian belakang piston.
° Memeriksa sistem penggerak piston dan sistem
pengatur frekuensi.
° Melakukan kalibrasi, untuk mengetahui
hubungan antara jarum penunjuk frekuensi
dengan periode gelombang T yang dapat
dihasilkan dan hubungan antara frekuensi
dengan tinggi gelombang yang dapat dihasilkan.
• Persiapan alat pengukur dan perekam data, berupa
alat ultrasonic distance sensor merk Senix, dengan
model Ultra-SP, yang prinsip pengukurannya
adalah dengan mengirim gelombang ultrasonic ke
permukaan air (gelombang) yang kemudian
dipantulkan. Pantulan tersebut ditangkap lagi oleh
sensor Senix. Dari perhitungan waktu yang
ditempuh oleh gelombang ultrasonic, jarak
permukaan gelombang dengan sensor alat Senix
tersebut dapat ditentukan. Dengan sistem
elektronik, data yang didapat diubah menjadi arus
listrik (satuan mA), yang selanjutnya dengan
mengkalibrasi alat tersebut dengan dengan jarak
yang telah diketahui, maka data yang didapat dapat
diubah menjadi data jarak. Persiapan yang
dilakukan adalah menyiapkan sistem kabel antara
Senix dengan komputer, karena perekaman
dilakukan dengan komputer yang dijalankan
dengan software winspan.

4. Hasil Percobaan dan Pembahasan
4.1 Data hasil percobaan
Percobaan yang dilakukan menghasilkan data berupa
rekaman data permukaan gelombang, untuk transmisi
gelombang. Berikut ini rinciannya:
4.2 Pengolahan data
Data yang didapat berupa file data komputer. Kondisi
data yang didapat, untuk gelombang yang relatif lantai
umumnya mulus (tanpa error), tapi untuk gelombang
yang relatif curam mengandung error pada beberapa
titik, sehingga perlu perbaikan.
Untuk mencari T dan Ht pada gelombang transmisi,
digunakan metode zero-upcrossing [Goda, 1985], dan
untuk menentukan tinggi gelombang datang Hi, maka
gelombang di depan breakwater yang direkam dengan
2 buah Senix, digunakan metode Goda-Suzuki [1976],
yang menguraikan gelombang menjadi datang Hi dan
gelombang pantul Hr. Untuk proses perbaikan data,
penggunaan metode zero-upcrossing dan metode
Goda-Suzuki telah dibuatkan program komputer,
dengan input data dari data rekaman yang diambil
sepanjang sekitar 20 gelombang berturut-turut. Output
program berupa data hasil perbaikan data gelombang,
harga Hi dan T serta spektrum gelombang yang
bersangkutan. Berikut ini contoh gelombang yang
masih mengandung error, yang sudah diperbaiki dan
spektrumnya:
Tabel 1. Perincian hasil
gelombang
Jenis
armor
A-jack

3.2 Tahap percobaan
Pada tahap ini dilaksanakan percobaan-percobaan
seperti yang telah direncanakan. Percobaan pada
dasarnya untuk mendapatkan data gelombang datang
Hi , Ht dan T, untuk harga b, d, h yang ditentukan.
Gelombang datang diukur dengan 2 buah Senix dan
gelombang transmisi diukur dengan 1 buah Senix.
Telah dilakukan 325 percobaan dan dihasilkan 325 x
3 = 975 file data transmisi gelombang.

126 Jurnal Teknik Sipil

Tetrapod

Kubus

Kelompok
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
I
II
III
IV
V
I
II
III
IV
V

percobaan

Sub
Jumlah
kelompok percobaan
5
29
5
28
5
26
5
22
4
19
4
20
4
20
4
20
4
20
4
20
4
18
4
20
3
15
3
14
4
16
4
17
3
12
4
18
4
15
Jumlah
325

transmisi
Jumlah
file
87
84
78
66
27
60
60
60
60
60
54
60
45
42
48
51
36
54
45
975

Kinog, dkk.

A91g11-1310

104.00
103.00
102.00
101.00
100.00
99.00
98.00
97.00
96.00
1

2 7

5 3

79

1 0 5

1 3 1

1 5 7

1 8 3

2 0 9

2 3 5

2 6 1

2 8 7

3 1 3

3 3 9

3 6 5

3 9 1

4 1 7

4 4 3

4 6 9

4 9 5

5 2 1

5 4 7

5 7 3

5 9 9

6 2 5

6 5 1

6 7 7

7 0 3

7 2 9

7 5 5

7 8 1

8 0 7

8 3 3

8 5 9

8 8 5

9 1 1

9 3 7

96 3

9 8 9

1 0 1 5

1 0 4 1

1 0 6 7

1 0 9 3

1 1 1 9

1 1 4 5

1 1 7 1

1 1 9 7

12 2 3

1 2 4 9

1 2 7 5

1 3 0 1

1 3 2 7

13 5 3

1 3 7 9

1 4 0 5

1 4 3 1

1 4 5 7

14 8 3

1 5 0 9

1 5 3 5

1 5 6 1

1 5 8 7

1 6 1 3

1 6 3 9

1 6 6 5

1 6 9 1

1 7 1 7

1 7 4 3

1 7 6 9

1 7 9 5

1 8 2 1

1 8 4 7

1 8 7 3

1 8 9 9

1 9 2 5

1 9 5 1

1 9 7 7

2 0 0 3

2 0 2 9

2 0 5 5

2 0 8 1

2 1 07

2 1 3 3

2 1 5 9

2 1 8 5

2 2 1 1

Gambar 4. Contoh grafik data gelombang asli (belum diperbaiki)

Gambar 5. Contoh gelombang yang telah diperbaiki dan spektrumnya

4.3 Hasil Pembahasan
Hasil perhitungan Hi, Ht dan T , kemudian digunakan
untuk perhitungan CT = Ht/Hi dan Hi/gT2 (Tabel 2).
Selanjutnya dari harga-harga Ht/Hi dan Hi/gT2 pada
tabel dibuat grafik transmisi gelombang (Gambar 6).
Tabel 2 dan grafik Gambar 6 adalah hasil
perhitungan 1 kelompok data. Pada analisis dengan
metode Goda-Zuzuki [1976], Hr yang terjadi berkisar
antara 20 – 28 % dari Hi.

Karena seperti tertera pada Tabel 1 ada 9 kelompok
data untuk armor A-jack, 5 kelompok data untuk
armor tetrapod dan 5 kelompok data untuk armor
kubus, maka dihasilkan 9 grafik A-jack, 5 grafik
armor tetrapod dan 5 grafik untuk armor kubus dengan
harga b/L dan d/h berbeda. Untuk penyajian yang lebih
komprehensif, kelompok-kelompok tersebut di
gabungkan (Gambar 6 sampai 10), dimana terlihat
sebarannya untuk bergagai harga b/L dan d/h.

Vol. 11 No. 3 Juli 2004 127

Transmisi Gelombang pada Breakwater Tenggelam

Tabel 2. Contoh hasil perhitungan parameter Hi/gT2 dan Ct = Ht/Hi untuk A-jack kelompok V
Senix1

Senix2

Glb datang

A-V

T

H

T

H

Ti

Hi

Ht

d

h

b

L

d/h

b/L

Hi/gT^2

Ct

g11

2.56

4.72

2.55

4.80

2.55

4.76

2.90

0.32

0.42

4.40

5.12

0.76

0.86

0.07

0.609

g13

2.55

6.19

2.55

6.28

2.55

6.24

3.53

0.32

0.42

4.40

5.12

0.76

0.86

0.10

0.566

g14

2.59

7.24

2.59

7.53

2.55

7.39

3.93

0.32

0.42

4.40

5.12

0.76

0.86

0.12

0.532

g15

2.29

9.23

2.56

8.36

2.55

8.80

4.42

0.32

0.42

4.40

5.12

0.76

0.86

0.14

0.503

g17

2.61

10.82

2.59

10.63

2.55

10.73

5.04

0.32

0.42

4.40

5.12

0.76

0.86

0.17

0.470

g21

2.30

5.00

2.55

5.49

2.30

5.25

2.70

0.32

0.42

4.40

4.59

0.76

0.96

0.10

0.515

g23

2.30

7.12

2.30

8.44

2.30

7.78

3.40

0.32

0.42

4.40

4.59

0.76

0.96

0.15

0.437

g24

2.29

8.63

2.30

9.86

2.30

9.25

3.90

0.32

0.42

4.40

4.59

0.76

0.96

0.18

0.422

g26

2.29

11.58

2.29

12.44

2.30

12.01

4.60

0.32

0.42

4.40

4.59

0.76

0.96

0.23

0.383

g27

2.32

14.60

2.32

14.57

2.30

14.59

5.30

0.32

0.42

4.40

4.59

0.76

0.96

0.28

0.363

T

H

T

H

Ti

Hi

Ht

g31

2.07

6.46

2.06

6.56

2.05

6.51

2.67

0.32

0.42

4.40

4.05

0.76

1.09

0.16

0.410

g33

2.06

8.82

2.06

10.08

2.05

9.45

3.27

0.32

0.42

4.40

4.05

0.76

1.09

0.23

0.346

g34

2.05

11.45

2.04

11.18

2.05

11.32

3.86

0.32

0.42

4.40

4.05

0.76

1.09

0.27

0.341

g36

2.05

14.53

2.04

14.13

2.05

14.33

4.61

0.32

0.42

4.40

4.05

0.76

1.09

0.35

0.322

g37

2.06

16.26

2.05

16.21

2.05

16.24

5.26

0.32

0.42

4.40

4.05

0.76

1.09

0.39

0.324

g41

1.84

6.37

1.83

7.45

1.83

6.91

2.40

0.32

0.42

4.40

3.57

0.76

1.23

0.21

0.347

g42

1.82

7.74

1.82

8.64

1.83

8.19

2.63

0.32

0.42

4.40

3.57

0.76

1.23

0.25

0.321

g43

1.83

10.57

1.83

10.07

1.83

10.32

3.08

0.32

0.42

4.40

3.57

0.76

1.23

0.31

0.298

g45

1.82

12.34

1.82

12.66

1.83

12.50

3.62

0.32

0.42

4.40

3.57

0.76

1.23

0.38

0.290

g47

1.84

14.66

1.82

15.33

1.83

15.00

4.39

0.32

0.42

4.40

3.57

0.76

1.23

0.46

0.293

Transmisi grlombang A-jack kelompok V
d=32; h=42; b=440; m=1; d/h=0,77

Hi

Ht
b
L

h
d

Ct = Ht / Hi

S ke tsa b re a k w a te r & g e lo m b a n g

0.640
0.590
0.540

Ct

0.490

b/L=0,86

0.440
0.390

b/L=0,96

0.340

b/L=1,09
b/L=1,23

0.290
0.240
0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

Hi/gT^2

Gambar 6. Contoh grafik transmisi (A-jack kelompok V)

128 Jurnal Teknik Sipil

0.50

0.60

Kinog, dkk.

Grafik Transmisi Gelombang
Armor A-jack d/h=0,77

Hi

Ht
b
L

h
d

0.900

Ct = Ht / Hi

Sketsa breakwater & gelom bang

b/L=0,16

0.800

b/L=0,19
b/L=0,23

0.700

b/L=0,27

b/L=0,38
b/L=0,33

b/L=0,43

Ct

0.600

b/L=0,49

0.500
b/L=0,57

b/L=0,96

0.400

b/L=0,96
b/L=1,09

0.300

b/L=1,23

0.200
0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

Hi/gT^2
Gambar 7. Grafik transmisi gelombang gabungan untuk A-jack dengan d/h = 0,77

Grafik
ransmis Gelombang
GrafikTTransmisi
Gelombang
Armor
ArmorA-jack
A-jackuntuk
untukd/h=0,95
d/h=0,95

Hi

Ht
b
L

h
d

Ct = Ht / Hi

S k etsa b re a kw a te r & g e lo m b a ng

0.900
0.800
b/L=0,18
0.700

b/L=0,21

Ct

0.600

b/L=0,25

b/L=0,28

b/L=0,43

b/L= 0,32

0.500
b/L=0,48
0.400

b/L=0,54
b/L=0,94

0.300

b/L=0,62
b/L=0,107
b/L=0,120

b/L=1,35

0.200
0.100
0.0000

0.0010

0.0020

0.0030

0.0040

0.0050

0.0060

0.0070

Hi/gT^2

Gambar 8. Grafik transmisi gelombang gabungan untuk A-jack dengan d/h = 0,95

Vol. 11 No. 3 Juli 2004 129

Transmisi Gelombang pada Breakwater Tenggelam

Grafik Transmisi Gelombang
Armor Tetrapods
0.800

Hi

d/h=0,89;
b/L=0,09

0.750

Ht
b
L

d

Ct = Ht / Hi

Sketsa breakw ater & gelom bang

d/h=0,69; b/L=0,08
d/h=0,69; b/L=0,09

0.700

d/h=0,69; b/L=0,11

0.650

d/h=0,69; b/L=-0,13

d/h=0,89; b/L=0,09

0.600
Ct

h

d/h=0,89; b/L=0,09
d/h=0,95; b/L=0,37

0.550

d/h=0,89; b/L=0,09

d/h=0,95; b/L=0,41

0.500
d/h=0,95;
b/L=0,72

0.450

d/h=0,95; b/L=0,46
d/h=0,77; b/L=0,69

b/L=0,80

0.400

d/h=0,77; b/L=0,82
d/h=0,77; b/L=-0,92

b/L=0,90

0.350

b/L=0,102

0.300
0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

Hi/gT^2

Gambar 9. Grafik transmisi gelombang gabungan untuk armor tetrapod

Grafik T ransmisi Gelombang
Armor Kubus

Hi

Ht
b
L

1.00

h
d

Ct = Ht / Hi

S k ets a b reak w ater & g e lom b an g

d/h=0,73; b/L=0,08

0.90

d/h=0,73; b/L=0,09
d/h=0,89; b/L=0,08

0.80

d/h=0,73; b/L=0,11
d/h=0,89; b/L=0,10

d/h=0,73; b/L=0,12

d/h=0,89; b/L=0,12

0.70

Ct

d/h=0,89; b/L=0,14

0.60

0.50

d/h=0,95
b/L=0,43

d/h=0,77; b/L=0,77

d/h=0,95
b/L=0,70

d/h=0,77; b/L=0,88
d/h=0,77; b/L=0,99

0.40

d/h=0,95; b/L=0,49
d/h=0,95; b/L=0,55
d/h=0,95; b/L=0,88

0.30

d/h=0,95; b/L=0,99

0.20
0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

Hi/gT^2

Gambar 10. Grafik transmisi gelombang gabungan untuk armor kubus

130 Jurnal Teknik Sipil

0.80

Kinog, dkk.

5. Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka

5.1 Kesimpulan

Ahrens, J.P. 1987, “Characteristic of Reef
Breakwater”, CERC-87-17, US Army Coastal
Engineering Research Center, Vicksburg,
Mississippi.

• Makin besar harga dimensionless wave steepness
Hi/gT2, maka makin kecil harga wave transmission
coeficient Ct. Ini sejalan dengan :
° Sollitt [1976], walaupun penelitiannya untuk
porous breakwater tidak tenggelam.
° SPM 1984 halaman 7-62, yang didasarkan pada
Seelig [1980].
° Seelig [1980], yang penelitiannya untuk
submerged impermeable breakwater dan ruble
mound breakwater.
• Makin besar dimesionless breakwater width b/L,
maka makin kecil harga wave transmission
coeficient Ct. Ini sesuai dengan :
° Losada et al. [1996], yang penelitiannya
dilakukan dengan model numerik untuk
submerged rectangular porous breakwater.
° Mizutani et al. (1998), yang penelitiannya
dilakukan dengan model numerik untuk
submerged porous breakwater, dan diverifikasi
dengan midel fisik, menggunakan armor bolabola plastik.
• Makin besar harga relative breakwater height d/h,
maka makin kecil harga wave transmission
coeficient Ct. Ini sesuai dengan :
° Mizutani et al. (1998), yang penelitiannya
dilakukan dengan model numerik untuk
submerged porous breakwater, dan diverifikasi
dengan midel fisik, menggunakan armor bolabola plastik.
5.2 Saran
Dalam pemilihan jenis armor sebaiknya disesuaikan
dengan tingkat tenaga ahli yang tersedia, di lokasi
pekerjaan yaitu:
• Bila tenaga ahli tidak memadai, sebaiknya pilih
armor kubus, yang kurang efisien tapi mudah dibuat
dan diawasi.
• Bila tenaga ahli cukup baik, sebaiknya pilih armor
tetrapod, yang cukup efisien.
• Bila tenaga ahli baik, pilih armor A-jack yang
paling efisien, tapi perlu pengawasan ketat.

Burcharth, H.F., dÁngremond, K. van der Meer, J.W.,
Liu, Z., 2000, “Empirical Formula for
Breakage of Dolosse and Tetrapods”, Coastal
Engineering- Elsevier-40, 183-206.
Carver, R.D., Wright B.J., 1994, “Investigation of
Wave Grouping Effects on the Stability of
Stone-Armored, Rubble-Mound Breakwaters”,
CERC-94-13, US Army Coastal Engineering
Research Center, Vicksburg, Mississippi.
Carver, R.D., Heimbaugh, M.S., 1989, “Stability of
Stone and Dolos-Armore, Rubble-Mound
Breakwaters Heads Subjected to Breaking and
Nonbreaking Waves With no Overtopping”,
CERC-89-4, US Army Coastal Engineering
Research Center, Vicksburg, Mississippi.
Carver, R.D., Wright B..J., 1991, “Investigation of
Random Variations in Stability Response of
Stone-Armored, Rubble-Mound Breakwaters”,
CERC-91-17, US Army Coastal Engineering
Research Center, Vicksburg, Mississippi.
Carver, R.D., Herrington, C.R., Wright B.J., 1987,
“Stability of Stone and Dolos-Armored,
Rubble-Mound Breakwater Head Subjected to
Nonbreaking Waves With no Overtopping”,
CERC-94-13, US Army Coastal Engineering
Research Center, Vicksburg, Mississippi.
Cheong, H.F., Shankar, N.j., Nallayarasu, S., 1996,
“Analysis of Platform Breakwater by Eigen
Function Expansion Method”, Ocean
Engineering-Pergamon-23(8), 649-666.
Coen, L.D., Luckenbach, M.W., 2000, “Developing
Success Criteria and Goals for Evaluating
Oyster Reef Restoration: Ecologigal Function
or Resource”, Ecological EngineeringElsevier-15, 323-343.
Dean, R.G., Chen, R., Browder, A.E., 1997, “Full
Scale Monitoring Study of a Submerged
Breakwater, Palm Beach, Florida, USA”.
Coastal
Goda, Y., Morinobu, K., 1998, “Breaking Wave
Height on Hosizontal Bed Affected by
Approach Slope”, Coastal Engineering
Journal-40 (4) 307-326.

Vol. 11 No. 3 Juli 2004 131

Transmisi Gelombang pada Breakwater Tenggelam

Goda, Y., 1985, “Randon Seas and Design of
Maritime Structures”, University of Tokyo
Press.
Hsu, H.H., Wu, Y.C., 1999, “Scattering of Water
Wave by a Submerged Horizontal Plate and a
Submerged Permeable Breakwater”, Ocean
Engineering- Pergamon-26, 325-341.
Huang, L.H., Chao, H.I., 1992, “Reflection and
Transmission of Water Wave by Porous
Breakwater”, Journal of Waterway, Port,
Coastal and Ocean Engineering, vol. 118 no. 5
1992, 437-452.
Hughes, S.A., 1993, “Phisical Models and Laboratory
Techniques in Coastal Engineering”,
Advanced Series on Ocean Engineering Vol. 7,
World Scientific Publishing Co., Singapore.
Japan International Cooperation Agency, 1989, “The
Feasibility on the Urgent Bali Beach
Consevation Project”, Directorate General of
Water Resources Development, Ministry on
Public Work, Government of the Republic of
Indonesia.
Kawasaki, K., 1999, “Numerical Simulation of
Breaking and Post Breaking Wave
Deformation Process Around a Submerged
Breakwater”, Coastal Engineering Journal- 41
(3& 4) 201-223.
Kinog, K., 2000, “Rehabilitasi Pantai Dengan Beach
Nourishment”, Tesis Magister pada Program
Studi Teknik Sipil, Program Pasca Sarjana
ITB, Bandung.
Kobayashi, N., Wurjanto, A., 1989, “Wave
Transmission Over Submerged Breakwaters”,
Journal of Waterway, Port, Coastal and Ocean
Engineering, ASCE-. 115 (5) 662-670.
Lindfield, G., Penny, J., 1999, “Numerical Method
Using MATLAB”, Ellis Horwood, Singapore.
Losada, I..J., Silva, R., Losada, M.A., 1996, “3-D
Non-Breaking Regular Wave Interaction With
Submerged Breakwater”, Coastal Engineering28, Elsevier, 229-248.
Losada, I..J., Silva, R., Losada, M.A., 1996,.
“Interaction of Non-breaking Randow Wave
with Submerged Breakwaters”, Coastal
Engineering-28, Elsevier, 249-266.
Losada, M., Kobayashi, N., Martin, L., 1992, ”Armor
Stability on Submerged Breakwaters.”, Journal
of Waterway, Port, Coastal and Ocean
Engineering, ASCE, 118 (2), 207-212.

132 Jurnal Teknik Sipil

Mai, S., Ohle, N., Daemrich, K.F., 2000, “Numerical
Simulation of Wave Propagation Compared to
Physical Modeling”, Franzius-Institut for
Hydraulic, Waterways and Coastal
Engineering, University of Hannover,
Germany.
Massel, S.R., Gourlay, M.R., 2000, “On The
Modelling of Wave Breaking and Set-up on
Coral Reefs”, Coastal Engineering-Elsevier39, 1-27.
Mizutani, N., Mostafa, A.M., Iwata, K., 1998,
“Nonlinier Regular Wave, Submerged
Breakwater and Seabed Dynamic Interaction”,
Coastal Engineering-33, Elsevier, 177-202.
Mizutani, N., Mostafa A.M., 1998, “Nonlinier Wave
Induced Seabed Instability Around Coastal
Structures”, Coastal Engineering Journal-40
(2) 131-160.
Nippon Koei Co. Ltd., 1992, “Urgent Bali Beach
Conservation Project Design Report”,
Directorate General of Water Resources
Development, Ministry on Public Work,
Government of the Republic of Indonesia.
Seelig, W.N., 1980, “Two Dimensional Test of Wave
Transmission and Reflection Characteristics of
Laboratory Breakwaters”, US Army Corp of
Engineers, Coastal Engineering Research
Center, Kingman Building Fort Belvoir.
Silvester, R., Hsu, J.R.C., 1997, “Coastal
Stabilization”, Advanced Series on Ocean
Engineering vol. 14, World Scientific
Publishing Co., Singapore.
Sumer, B.M., Fredsoe, J., 2000, “Experimental Study
of 2-D Scour and its Protection at a RubbleMound Breakwater”, Coastal Engeneering-40,
Elsevier, 59-87.
Van der Meer, J.W., 1988, “Rock Slope and Gravel
Beaches under Wave Attack”, Grafische
verzorging Waterloopkundig Laboratorium/
WL.
Van der Meer, J.W., Daemen, I.F.R., 1994, “Stability
and Wave Transmission at Low-Crested
Rubble-Mound Structures”, Journal of
Waterway, Port, Coastal and Ocean
Engineering, ASCE, 120(1) 1-19.

Kinog, dkk.

Daftar Notasi
b
CR
CT
d
g
h
H
Hi
Hr
Hs
Ht
k
kn
KD
KTo
L
P
T
Wa

α

Lebar puncak breakwater
Koefisien refleksi
Koefisien transmisi
Tinggi breakwater
Gravitasi
Kedalaman air
Tinggi gelombang
Tinggi gelombang datang
Tinggi gelombang refleksi
Tinggi gelombang signifikan
Tinggi gelombang transmisi
Bilangan gelombang
Bilangan gelombang ke n
Koefisien stabilitas
Transmisi akibat overtopping
Panjang gelombang
Porositas breakwater
Perioda gelombang
Berat armor
Sudut talud breakwater

Vol. 11 No. 3 Juli 2004 133

Transmisi Gelombang pada Breakwater Tenggelam

134 Jurnal Teknik Sipil

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22