PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEBAGAI SEBUAH KONSEP PEMBANGUNAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
SEBAGAI SEBUAH KONSEP
PEMBANGUNAN
ACHMAD FARICH

ALUR PIKIR (PROSES)
PEMBANGUNAN MASYARAKAT
POLICY
REGULATION
FACILITY

GOVERNMENT

C

ING
NAT
I
D
R
COO


SEKTOR
SWASTA

PEMBANGUNAN
MASYARAKAT

I NG
INAT
D
R
OO

SUPP

SEKTOR
LAIN

ORT


SU
PP

OR
T

INSTITUSI &
TOMA/TOGA

SU
PP
O

RT

COORDINATING

SUPPORT

MASYARAKAT

BERDAYA

(MAMPU, MAJU &
MANDIRI)

PELAKSANAAN
PROGRAM KEGIATAN

ALTERNATIF
SOLUSI

 PEMBANGUNAN

MASYARAKAT

?
Mencakup:

Community Development
(pembangunan masyarakat)


Community Based Development

(pembangunan yang bertumpu pada masyarakat)

Community-driven Development

(pembangunan yang digerakkan masyarakat)

“Memampukan dan Memandirikan
Masyarakat” = PEMBERDAYAAN

PARADIGMA PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
 Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable

development) pada awalnya diketengahkan oleh the World
Commision on Environmentand Development, pada tahun
1987.  disebut Brundtland Commision
 Dengan pembangunan berkelanjutan adalah merupakan

suatu daya upaya untuk memenuhi kebutuhan generasi
sekarang dengan tanpa mengorbankan kebutuhan
generasi yang akan datang.
 Sedangkan dalam Ox ford concise Dictionary of Politics
mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah
merupakan konsep yang menekankan keseimbangan
antara kepentingan-kepentingan pertumbuhan ekonomi
dan perlindungan pelestarian lingkungan.

STRATEGI DAN TAHAPAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
STRATEGI
1. Pengetahuan dan pengertian tentang apa
yang akan dikerjakan dan bagaimana
melaksanakannya
2. Pengetahuan dan pengertian tentang sikap
dan kemungkinan tanggapan terhadap upaya
pemberdayaan masy. Termasuk
kecenderungan atau kemauan untuk
melaksanakan rancangan yang dikehendaki

3. Kemampuan sasaran atau khalayak untuk
melaksanakan cita-cita yang dikembangkan
tersebut setelah
dapat diterimanya.
-Perluasan
jangkauan
(Expansion Program)
TAHAPAN
-Pembinaan (Maintenance
Program)
-Pelembagaan dan
pembudayaan

PARADIGMA HUMAN DEVELOPMENT
 Paradigma ini menekankan manusia dan masyarakat

sebagai modal social. Bertolak dari sini maka
berkembanglah apa yang disebut sebagai human capital
dan sosial capital
 Pembangunan yang berbasis pada manusia mencakup

pembangunan masyarakat (community based
development) dan pembangunan manusia (people
centered development). Sesungguhnya aliran
pembangunan ini lahir atas dasar keprihatinan
terjadinya degradasi manusia, yang hanya disamakan
statusnya dengan alat produksi. Manusia tidak dihargai
harkat dan martabatnya, mereka tidak lebih hanyalah
sebagai alat produksi sebagaimana mesin industri.

Paradigma Pemberdayaan
Masyarakat
 Tampaknya pendekatan pemberdayaan

masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
nasional merupakan pilihan yang harus diambil.
 Dalam pembangunan perekonomian rakyat untuk
memberdayakan rakyat hendaklah disertai
tranformasi secara seimbang, baik itu tranformasi
ekonomi, sosial, budaya maupun politik. Dengan
demikian akan terjadi keseimbangan dalam

masyarakat antar kekuatan ekonomi, sosial
budaya, dan politik. Pemikiran demikian diperkuat
oleh sistem perekonomian kerakyatan.

KERANGKA PROGRAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PEMBERDAYAAN
Masyarakat

Keluarga

Individu

SASARAN
Kelembagaan
Masyarakat

FUNGSI

FASILITASI


Pasangan
Suami -Istri

PENGGERAK
AN

Pria/Perempuan
dan Anak

PENDAMPING
AN

HIRARKI FUNGSI PEMB.
MASY
Unit terkait dan LSM
Peduli prog pemb masy
Unit terkait dan LSM
Peduli prog pemb masy


Regulator

PROVINSI
O

KOTA/
KABUPATEN

P
E

Implementator
Program

R

Unit terkait dan LSM
Peduli prog pemb masy KECAMATAN

A


Unit terkait dan LSM
KELURAHAN
Peduli prog pemb masy

O

T
R

Supervisor
Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
(Eksekutor)

PENGGERAKAN DAN POLA JEJARING
DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

,,F
icy
ol
,P

ci
as
,F
y,
ic

Pemberdayaan masyarakat

Participation & Responsibility

y
lit

Re
gu
la
tio
n

ol

Community
Empowerment

P
n,

Institution
& Leader

tio
la
gu
Re

as
ci
lit
y

Goverment

People

PELAYANAN, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAN PEMBANGUNAN

ili
t
as
c
ic y
,F
n,
P
la
tio
Re
gu

ty

Private

ili
sc
Fa
y,
ic

PELAYANAN
MASYARAKAT

Empowerment

ol

ol

P
n,

Movement

tio
la
gu
Re

y

Goverment

Participation & Responsibility

Partnership
Community Development

Community

Tahapan Pemberdayaan
Masyarakat
Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah
meliputi:
 Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku
menuju perilaku sadar dan peduli sehingga
merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
 Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan
pengetahuan, kecakapan keterampilan agar
terbuka wawasan dan memberikan keterampilan
dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam
pembangunan.
 Tahap peningkatan kemampuan intelektual,
kecakapan-keterampilan sehingga terbentuklah
inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mengantarkan pada kemandirian.

Tahapan Pemberdayaan Knowledge, Attitudes,
Practice dengan
Pendekatan Aspek Afektif, Kognitif, Psikomotorik dan
Konatif
Tahapan Afektif

Tahapan Kognitif

Tahapan Psikomotorik

Tahapan Konatif

Belum
merasa Belum memiliki Belum
memiliki Tidak
berperilaku
sadar & peduli
wawasan
ketrampilan dasar
membangun
pengetahuan
 
Tumbuh
rasa
kesadaran
&
kepedulian
Memupuk
semangat
kesadaran
&
kepedulian
Merasa
membutuhkan
kemandirian

Menguasai
pengetahuan
dasar
Mengembangkan
pengetahuan
dasar

Menguasai
ketrampfan dasar

Bersedia
terlibat
dalam pembangunan

Mengembangkan
ketrampilan dasar

Berinisiatif
untuk
mengambil
peran
dalam pembangunan

Mendalami
Memperkaya
pengetahuan
variasi ketrampilan
pada
tingkat
yang lebih tinggi

Berposisi
secara
mandiri
untuk
membangun diri dan
lingkungan

Model Treatment untuk Meningkatkan Aspek Afektit,
Kognitif,
Psikomotorik dan Konatif
Tahapan Afektlf

Tahapan Kognitif

Sangat
rendah

Penyuluha Tidak
n
untuk berpenge
penyadara ta huan
n

Rendah

Mobilisasi Pengetah Pembelajar Semikilled
pada
u
an an
untuk (setengah
program
rendah
peningkata terampil)
n
Motivasi
Cukup
Pilot
Skilled
untuk
project
(terampil)
berperan
 
Supportin Relatif
Peluang
Sangat
g program tinggi
bagi
terampil
pemikiran
inovatif

Cukup

Relatif
tinggi

Unskilled

Tahapan Psikomotorik

 

Pelalihan
untuk
ketrampila
n dasar
Pelatihan
lanjutan

Tahapan Konatif

Perilaku Keteladanan
acuh tak perilaku
acuh
pemerintah
dan
agen
pembaharu
Bersedi Motivasi
a
ikut menjadi
serta
obyek

Percobaan/ Inisiatif
uji coba-uji untuk
coba
berpera
n
Peluang
Berpera
berkarya
n
inovatif
mandiri

Pilihanpilihan
peran utama
Perilaku
fasilitasi

Prinsip Pendekatan Masyarakat
Dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat, dapat
mengacu pada pendekatan yang dilakukan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dalam penerapan
Teknologi Tepat Guna di masyarakat
1. Pendekatan berbasis masyarakat
2. Pendekatan berbasis sumberdaya lokal
3. Pendekatan sosial, budaya, ekonomi dan teknologi
lokal
4. Pendekatan lingkungan
5. Pendekatan kemitraan antara kelompok masyarakat
dan pemerintah
6. Pendekatan Community Based Development (CBD)
Prinsip pembangunan CBD adalah pembangunan yang menempatkan

masyarakat baik secara perseorangan atau kelompok sebagai penentu
dan pelaku utama sehingga seluruhpengambilan keputusan dan
rencana tindak didasarkan atas kehendak dan kesepakatan kelompok.

PEMBANGUNAN
PARTISIPATIF
 Pendekatan: Partisipatif;
 Sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil,








dan pengembangannya melibatkan masyarakat secara aktif;
Potensi Kawasan;
Teknologi Tepat Guna spesifk lokasi yang ditetapkan dan
dikembangkan disesuaikan dengan potensi daerah sebagai
pendorong peningkatan dan pengembangan produk
unggulan daerah;
Keterpaduan Program;
Melibatkan instansi sektor lainnya, seperti lembaga swadaya
masyarakat dan swasta;
Perencanaan dari bawah;
Menggunakan lembaga dan mekanisme yang sudah ada dan
berhasil di daerah.

PERATURAN PERUNDANGAN
Peraturan Perundangan yang menjadi dasar dan
acuan pelaksanaan pengintegrasian antara lain:
1. Undang-Undang Nomor. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN);
2. Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2007 tentang
Desa;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun
2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa.

PENGERTIAN PENGITEGRASIAN
Pengintegrasian adalah penyatupaduan
pengelolaan pembangunan partisipatif versi
PNPM-MP ke dalam sistem pembangunan
daerah, dan penyelarasan model perencanaan
teknokratis dan politis dengan perencanaan
partisipatif melalui mekanisme Musrenbang.

TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan efektivitas proses dan
mengoptimalkan capaian pembangunan
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kualitas proses dan hasil
perencanaan pembangunan desa;
b. Menyelaraskan perencanaan teknokratis,
politis dengan perencanaan partisipatif;
c. Mendorong terwujudnya pembagian
wewenang dan penyerahan urusan pemerintah
kabupaten kepada pemerintah desa;

SASARAN
Sasaran Strategis, antara lain:
1. Peningkatan posisi tawar rakyat dalam proses

perumusan kebijakan publik dan pengelolaan
pembangunan.
2. Peningkatan kapasitas dan peran lembaga
kemasyarakatan desa dan antar desa serta fungsi
lembaga pemerintahan desa dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan desa.
3. Peningkatan kapasitas dan fungsi Pemerintah
Daerah mendorong perencanaan dan penganggaran
yang pro rakyat.
4. Peningkatan peran DPRD dalam pembentukan
regulasi daerah untuk penguatan pembangunan
partisipatif berbasis pemberdayaan masyarakat.

Sasaran operatif, antara lain:
1. Mengefektifkan proses perencanaan

pembangunan di tingkat desa atau sebutan lain
dan kecamatan.
2. Menyelaraskan pengelolaan kegiatan
pembangunan di tingkat desa atau sebutan lain
dan wilayah perdesaan.
3. Tersedianya Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJM Desa) dan
Rancangan Rencana Kerja Pembangunan
Desa atau sebutan lain (RKP Desa).

Sasaran Praktis, antara lain:
1. Meningkatnya kemampuan dan peran Kader

Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD)
2. Meningkatnya kemampuan dan peran Lembaga
Pemerintahan Desa (Kepala Desa dan BPD)
3. Meningkatnya kemampuan dan peran Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
4. Meningkatnya peran Pelaku Masyarakat PNPMMP

KONSEP
PENGINTEGRASIAN
A. PRINSIP
1. Desentralisasi
2. Keterpaduan
3. Efektif dan Efsien
4. Partisipasi
5. Transparansi dan Akuntabel
6. Keberlanjutan

TITIK TEMU INTEGRASI
MUSRENBANG
Kabupaten
Forum SKPD

MAD
Pendanaan

Pelaksanaa
n sesuai
PTO PNPMMP

Musyawarah Antar
Desa Prioritas

Musdes
Perencanaan
MKP

dan

MUSRENBANG
Kecamatan

MUSRENBANG
Desa

MMDD

RPJMDes/Review

Penggalian
Gagasan

Pengkajian
Keadaan Desa
(PKD)

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18