Contoh surat lamaran krja Pemasaran

KERAGAMAN DAN
KESEDERAJATANMANUSIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu,
juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab,
mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia.
Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki
sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia
akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan
diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang
menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami
maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam
mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda: “Mintalah petunjuk pada hati
(nurani)mu.”
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna keragaman dan kesederajatan?
2.


Apa yang memengaruhi keragaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat,
bernegara, dan kehidupan global?

3. Apa saja problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam?
4. Apa unsur-unsur keragaman masyarakat Indonesia?
5. Apa struktur masyarakat Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN
A. Makna Keragaman dan Kesederajatan Dalam Masyarakat
Keragaman berasal dari kata ragam, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:
920-921) arti ragam dikaitkan dengan (1) tingkah; laku; ulah: lain orang lain ragamnya; (2)
macam; jenis; dst. Sedangkan keragaman diartikan perihal beragam-ragam; berjenis-jenis;
perihal ragam-perihal jenis. Dengan demikian yang dimaksud keragaman dalam masyarakat
adalah sebuah keadaan yang menunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam atau
jenisnya dalam masyarakat.
Kesederajatan berasal dari kata sederajat: sama tingkatan(pangkat,kedudukan).

Kesederajatan dalam masyarakat adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada manusia tetap memilihsatu kedudukan yang sama dan satu tingkatan
hierarki.(http://galuhputride.blogspot.com/2012/12/isbd-manusia-keragaman-dankesederajatan.html).
B. Unsur-unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia
1.

Suku Bangsa dan Ras
Di Negara Indonesia terdapat beberapa ratus suku bangsa yang hidup di beberapa

ribu pulau dan masing-masing suku bangsa mempunyai ras tersendiri. Dari keragaman
tersebut ada perbedaan ras dari ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna
kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala,dsb. Perbedaan suku bangsa dan ras dapat
menyebabkan saling bertengkar, bermusuhan dan saling membunuh. Memperhatikan
keragaman suku bangsa dan ras yang ada, usaha memelihara, membina serta
mengembangkan persatuan dan kesatuan antar suku bangsa dan ras harus dilakukan secara
kontinyu dan seoptimal mungkin. Sehingga keragaman membawa rasa kebersamaan dan
kesederajatan, tanpa ada yang merasa direndahkan dan diabaikan.
2.

Ideologi dan Politik

Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan dasar negara yang

melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan
nasional yaitu masyarakat yang adil dan makmur, masyarakat yang terwujud kesejahteraan
dan kemakmuran.
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat
terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan
kepercayaan yang fundamental. Politik bermakna usaha dalam menengakkan ketertiban
sosial.

(http://wulanhandika09.blogspot.com/2013/03/isbd-manusiakeragaman-dan-

kesetaraan_27.html ).

Adanya banyak partai di Indonesia merupakan bukti keragaman dalam hal ideologi
dan politik. Pluralisme harus dikelola dengan baik sebagai kekuatan sekaligus juga
merupakan titik lemah. Secara politik pancasila merupakan refleksi pemersatu yang dominan.
3.

Kesenjangan Ekonomi dan Sosial

Kesenjangan ekonomi dan sosial seringkali dapat menimbulkan ketegangan antar

kelompok yang akhirnya memicu konflik. Hubungan sosial, seperti yang kuat membantu
yang lemah, yang kaya membantu yang miskin, yang kecukupan membantu yang kekurangan
dan sebagainya harus senantiasa dihidupkan dalam masyarakat dan menjadi budaya
masyarakat.
Untuk membangun masyarakat yang plural, penegakan keadilan sangat penting
maknanya. Istilah keadilan berasal dari bahasa arab yaitu ‘adl yang mempunyai arti antara
lain sama dan seimbang (Ilyas. 2003: 235). Menurut Ilyas dari pengertian keadilan tersebut
dibagi menjadi dua pengertian, yaitu:
1. Keadilan dapat diartikan membagi sama banyak, atau memberikan hak yang sama kepada
orang-orang atau kelompok dengan status yang sama.
2. Keadilan dapat diartikan dengan memberikan hak seimbang dengan kewajiban, atau
memberi seseorang sesuai dengan kebutuhannya.
Sementara menurut Bainar, Rahman dan Anwar ( 2006 : 29-30 ) penerapan kedilan
dapat dilihat dalam lima aspek, yaitu:
1. Adil pada diri sendiri, artinya menjaga diri dari perbuatan yang merugikan diri sendiri dan
orang lain.
2. Adil pada sesama manusia, artinya terjadi kerjasama saling menguntungkan, sehingga saling
tolong menolong dalam hal kebajikan.

3. Adil terhadap segala makhluk ciptaan ALLAH S.W.T. , artinya berbuat baik terhadap semua
makhluk-Nya dalam bentuk pemeliharaan secara wajar, baik kepada hewan maupun tumbuhtumbuhan.
4. Adil kepada alam atau benda mati lainnya, artinya menjaga keutuhan dan tidak melakukan
pengrusakan terhadap alam dan seisinya.
5. Adil kepada Al-Khaliq (Tuhan), artinya bersikap patuh dan taat mengikuti semua yang telah
diperintahkan-Nya dan meninggalkan semua yang dilarang-Nya.
C. Pengaruh Keragaman Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara dan Global

Wawasan nusantara merupakan perwujudan dari kesatuan politik, budaya, ekonomi,
pertahanan dan keamanan. Dari kesatuan tersebut warga Negara berhak dan berkewajiban
membela Negara.
Prinsip pluralisme hubungan kehidupan masyarakat telah disebutkan secara tegas
dalm UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi : (1) Negara berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamaya masingmasing dan untuk beibadat menurut agamanya ada kepercayaannya itu. Dari pasal tersebut
menjelaskan Negara menjamin hak asasi setiap penduduk dalam hal agama sehingga akan
tercipta toleransi dan menghormati antar pemeluk agama.
Menurut

Bainar,


Rahman

dan Anwa kajian

teknologi

ada

tiga

istilah

pengertian “pluralisme agama” .
1. Umat beragam itu majemuk.
2. Pluralisme mengandung konotasi politik, yang mengandung dua pengertian yaitu :
a.

Memisahkan agama dari urusan politik

b. Negara tidak mengidentifikasi diri dari kepada agama tertentu.

3. Pluralisme merujuk kepada suatu teori agama yang pada prinsipnya menyatakan bahwa
semua agama pada akhirnya menuju kepada suatu kebenaran yang sama.
Usaha mewujutkan pluralisme untuk membangun mnasyarakat yang demokratis,
independen serta menghargai pluralisme secara utuh. Menurut Kuntjaraningrat ada empat
konsep keagamaan yang merupakan sistem yang terintegrasi dalam emosi keagamaan yaitu :
1. Emosi keagamaan yang menyebabkan manusia itu bersikap religious
2. Sistem keyakinan yang mengandung segala keyakinan serta bayangan manusia tentang sifatsifat Tuhan, tentang wujud dari alam ghaib (supranatural) serta nilai, norma dan ajaran dari
religi yang bersangkutan
3. Sistem ritus dan upacara yang merupakan usaha manusia untuk mencari hubungan dengan
Tuhan, dewa-dewa atau makhluk-makhluk halus yang mendiami alam ghaib
4. Umat atau kesatuan sosial yang menganut sistem keyakinan dan melaksanakan system ritus
dan upacara.
Untuk membangun pluralisme harus dilandasi prinsip demokrasi, toleransi dan
kesatuan. Pluralisme merupakan bagian tak terpisahkan dari demokrasi dan hak asasi
manusia. Yang akan menumbuhkan adanya kesetaraan antar warga Negara, saling
menghargai, menghormati dan toleransi akan keberagaman etnis, agama, keyakinan sosial

dan politik. Wujud keragaman memberikan kesempatan luas bagi rakyat Indonesia untuk
belajar mengelola dan menyelesaikan konflik dalam komunitas. Keberagaman hokum adat
serta masyarakat menambah elemen penting untuk membangun pluralisme.

Negara merupakan alat untuk mengatur atau mengendalikan persoalan dalam
masyarakat. Soelaeman dalam suwarno (2011 : 87) menjelaskan bahwa Negara mempunyai
dua tugas sebagai berikut :
1. Mengatur dan mengendalikan gejala-gejala kekuasaan yang asocial, artinya yang yang
bertentangan satu sama lain supaya tidak menjadi antagonism yang membahayakan.
2. Mengorganisasi dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan penggolongan-pengggolongan
ke arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya dan tujuan sosial.
Pengendalian dilakukan berdasrkan sistem hukum dan peraturan pemerintah serta
lembag-lembaganya.

Pentingnya

sistem hukum

adalah

sebagai

perlindungan


bagi

kepentingan yang telah dilindungi kaidah agama, kaidah kesusilaan dan kaidah kesopanan.
Meskipun kaidah tersebut ikut berusaha menyelenggarakan dan melindungi kepentingan
masyarakat.

D. Plobematika Diskriminasi dalam Masyarakat
Diskriminasi merupakan salah satu sumber ketidakadilan, pertengkaran dan
permusuhan. Oleh karena itu, wajar jika individu mempunyai hak untuk melawan
diskriminasi, baik diskriminasi ras, jender, agama, pekerjaan dan lainnya yang terjadi
dimasyarakat. Diskriminasi terkait dengan prasangka atau sebaliknya prasangka terkait
dengan

diskriminasi,

sedangkan diskriminatif

perbedaanya
pada


tindakan.

yaitu

prasangka

Prasangka

menunjukkan

atau prejudice berasal

dari

sikap
kata

Latin prejudicium , bahwa prasangka itu muncul sebagai akibatkurang pengetahuan,
pengertia atau fakta kehidupan adanya dominasi kepentingan golongan atau pribadi dan tidak
menyadari akan kerugian yang akan terjadi.

Beberapa faktor penyebab terjadinya diskriminasi antara lain :
1. Persaingan yang semakin ketat dalam segala aspek kehidupan
2. Tekanan dan intimidasi
3. Ketidakberdayaan golongan lemah, sehingga terus-menerus menjadi korbandiskriminasi
4. Disintegrasi bangsa.
http://adamtokkk.wordpress/2013/01/15/manusiakeragaman-dan-kesedrajatan/

Ada beberapa yang perlu dipahami dalam masalah diskriminasi yang trtjadi di
masyarakat menurut Bainar, Rahman dan Anwar (dalam Suwarno 2011: 89) antara lain :
1. Diskriminasi antara Demokrasi dan Hak Asasi
Demokrasi merupakan kekuasaan dari, oleh dan untuk rakyat, artinya sebuah
masyarakat dirancang dibangun dan digerakkan oleh seluruh komponen warga Negara.
Dalam membangun demokrasi membutuhkan kebebasan adanya kesetaraan antar warga
Negara saling menghargi untuk membangun toleransi. Untuk membangun Negara demokratis
membuhkan strategi pengembangan kehidupan yang dibingkai melalui keadilan, pemerataan,
kesejahteraan masyarakat serta menciptakan suasana hubungan yang selaras dan seimbang.
Prinsip kebebasan Negara demokrasi berakar pada toleransi yang didasarkan atas hak asasi
manusia (HAM).
2. Integrasi dan Disintegrasi
Proses integrasi antar suku bangsa dilakukan untuk membangun hubungan harmonis
antar penduduk asli dengan pendatang. Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya
kerjasama dari seluruh anggota masyarakat , mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan
masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa
adanya konsesus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi. Dalam hal ini terjadi asimilasi
dan berkurangnya prasangka-prasangka diantara masyarakat secara keseluruhan.
Proses asimilasi terjadi apabila ada (1) kelompok manusia yang berasal dari
lingkungan kebudayaan yang berbeda, (2) individu dari kelompok tersebut saling bergaul
langsung secara intensif untuk waktu yang cukup lama sehingga (3) kebudayaan dari
kelompok tersebut masing-masing berubah saling menyesuaikan diri menjadi satu.
3. Bhineka Tunggal Ika : mengatasi Keragaman Sosio-Kultural.
Indonesia terdiridari berbagai suku bangsa dan etnis yang memiliki watak tersendiri.
Selain itu adanya perbedaan agama, bahasa , social budaya, ekonomi, pendidikan jika tidak
ada persatuan dan kesatuan yang kuat akan mudah terjadi konflik yang mengarah pada
perpecahan. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia memiliki semboyan “Bhineka
Tunggal Ika” yang berarti bangsa atau masyarakat Indonesia meskipun berbeda-beda suku,
agama, ras, kebudayaan, dan lain-lainnya tetap satu yaitu masyarakat Indonesia.

Semboyan itu merupakan potret keanekaragaman sosio-kultural dalam masyarakat.
Pemerintah Indonesia membagi suku bangsa Indonesia dalam tiga golongan yaitu: (1) suku
bangsa, (2) golongan keturunan asing dan (3) masyarakat terasing.
E. Manusia beradab
Manusia sebagai makhluk beradab berikhtiar menciptakan ketertiban dan keteraturan
dalam kehidupan masyarakat, agar mampu mempertahankan serta memenuhi kebutuhan
hidupnya. Manusia dapat menentukan berbagai macam tingkah laku mengacu pada norma
sosial dalam kategori kebiasaan ( folkways ) adat ( mores ) serta hukum dalam melestarikan
keagamaan.
Selanjutnya

akan

di

bahas

faktor

penyebab

munculnya

keragaman

peradapan ( Bainar, Rahman dan Anwar. 2006: 112 – 114 ) sebagai berikut :
1. Faktor penyebab munculnya keragaman peradaban
Dalam sejarahnya manusia berusaha mengubah dirinya sendiri menjadi makhluk beradab.
Mereka mulai hidup dalam masyarakat yang memiliki tingkat dan taraf hidup lebih baik
untuk memperluas daya kreasi dengan cepat.
2. Problematika pluralisme kebudayaan dalam peradaban
Hubungan pluralisme kebudayaan merupakan kenyataan serta harapan. Pluralisme kultural
merupakan interaksi sosial dan politik antara individu – individu yang beragam karakter, baik
gaya hidup dan cara berfikir dalam masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dalam Binar,Rahman dan Anwar ( 2006:115 ) ciri manusia
modern sebagai berikut ;
a.

Orang yang bersikap terbuka terhadap pengalaman maupun penemuan baru, intinya tidak ada
sikap apriori dan prasangka.

b. Senantiasa untuk menerima perubahan setelah ia menilai kekurangan yang di hadapi pada
saat itu.
c.

Kepekaan terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya dan mempunyai kesadaran bahwa
masalah tersebut berkaitan dengan dirinya.

d. Lebih banyak berorientasi ke masa kini dan masa mendatang.
e.

Percaya pada kemampuan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan kesejahteraan umat
manusia.

f.

Menyadari dan menghormati hak – hak dan kewajiban serta kehormatan hak – hak lain.
http://adamtokkk.wordpress/2013/01/15/manusiakeragaman-dan-kesedrajatan/

Untuk membentuk manusia modern tidaklah mudah, sehingga memerlukan usaha
yang sungguh – sungguh dan perlu waktu yang cukup lama, bahkan kadang perlu waktu yang
sangat panjang.

PENUTUP
A.

Kesimpulan
Di tengah arus reformasi dewasa ini, agar selamat mencapai Indonesia Baru, maka

idiom yang harus lebih diingat-ingat dan dijadikan landasan kebijakan mestinya harus
berbasis pada konsep Bhinneka Tunggal Ika. Artinya, sekali pun berada dalam satu kesatuan,
tidak boleh dilupakan, bahwa sesungguhnya bangsa ini berbeda-beda dalam suatu
Keragaman.
Kesetaraan bisa di wujudkan dengan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah
NKRI dan juga keadilan di dalam bidang hukum ( bahwa semua sama di di hadapan hukum ).
Namun, jangan sampai kita salah langkah, yang bisa berakibat yang sebaliknya: sebuah
konflik yang berkepanjangan.
Oleh karena itu Keragaman dan Kesetaraan harus di tanamkan sejak dini kepada
generasi muda penerus bangsa.
B. Saran
Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi /
kelompok manusia harus memiliki kesadaran diri terhadap realita yang berkembang di tengah
masyarakat sehingga dapat menghindari masalah yang berpokok pangkal dari keragaman dan
keserataan sebagai sifat dasar manusia.

Problematika Diskriminasi dalam Masyarakat yang Beragam
a.
Diskriminasi di antara Demokrasi dan Hak Asasi
Manusia memiliki seperangkat hak yang melekat pada hakikat
keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia, hal ini
disebut Hak Asasi Manusia.

Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan
yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan pada perbedaan
manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, bahasa, dan
keyakina
politik.

Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang
atau kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja atau
kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak
mendapatkan,
atau
dikhawatirkan
tidak
akan
memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku.
b.

Integrasi dan Disentragrasi

Setiap orang bebas memilih kewarganegaraannya, setiap orang berhak
mencari suaka untuk memperoleh perlindungan politik dari negara lain
tanpa diskriminasi berhak menikmati hak-hak yang bersumber dan
melekat pada kewarganegaraannya serta wajib melaksanakan
kewajibannya sebagai warga negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c.

Bhinneka Tunggal Ika sebagai Salah Satu Upaya Mengatasi
Keragaman Sosiokultural
Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara senantiasa memiliki suatu pandangan hidup, flsaaat hidup,
dan pegangan hidup agar tidak terombang-ambing dalam kancah
pergaulan masyarakat internasional.

2.
a.

Manusia Beradab dalam Keragaman
Keragaman Budaya dan Peradaban
Menurut pendapat Proa. Sutan Takdir Alisyahbana, apabila perwujudan
budaya itu penekanannya pada akal atau mind, akan timbul peradaban
yang berbeda, akal biasanya selalu dihubungkan dengan peradaban
bukan kebudayaan. Dengan penekanan pada akal, timbul pernyataan
bahwa ada peradaban tinggi dan ada peradaban rendah karena diukur
dengan tingkat berpikir manusia. Manusia yang berpikir dikatakan
berperadabn tinggi, bukan kebudayaan tinggi. Tingkat berpikir tinggi
lebih dahulu muncul di kalangan orang Barat yang mempunyai
peradaban tinggi bukan kebudayaan tinggi.
Apabila perwujudan budaya itu penekanannya pada ketiga unsur akal,
perasaan, dan kehendak, akan timbul kebudayaan yang berbeda, akan
timbul pernyataan bahwa ada peradaban tinggi dan ada peradaban
rendah karena diukur dengan aaedahnya bagi manusia. Kebudayaan
tinggi karena ada aaeedahnya bagi manusia, sedangkan kebudayaan
rendah itu kurang ada manaaatnya bagi manusia.

b.
·
·
·
c.

Faktor Penyebab Munculnya Keragaman Peradaban
Faktor Lingkungan
Faktor Filsaaat dan Peradaban
Faktor Perekonomian
Sikap Manusia Beradab dalam Keragaman
Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, artinya dimanapun kita
berada disitu adat-istiadat kita ikuti. Jadi, sebagai manusia beradab,

sikap kita terhadap kebudayaan yang beragam adalah mengikuti
perkembangan kebudayaan didaerahnya dan apabila kebudayaan itu
tidak sesuai dengan kita, tidak bileh menganggap remeh kebudayaan
tersebut, walaupun kita tidak harus mengikutinya, tetapi kita wajib
menghormatinya.
d.

Problematika Keragaman Kultural dalam Perkembangan
Peradaban dan Hidup Beradab
Keragaman Kultural (budaya) seringkali meyebabkan munculnya
permasalahan dan kesalahpahaman antarsuku tersebut. Contohnya
konflik berbau SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) dan
konflik bersenjata di beberapa daerah, teror bom, dan berbagai
kejahatan lainnya yang mengancam masa depan peradaban.

e.

Pengaruh
Keragaman
dan
Globalisasi
trhadap
Pengembangan Kepribadian Masyarakat
Dapat menimbulkan pengaruh dalam kehidupan dari segi hal positia
maupun negatia. Pengaruh yang positia, yaitu adanya IPTEKS yang
sangat berguna dan berpengaruh dalam globalisasi dunia sehingga
ilmu pengetahuan dan tekhnologi pada zaman yang sekarang ini
sangat bermanaaat, sedangkan pengaruh yang negatia adalah
kebudayaan luar yang masuk secara langsung atau tidak dapat
menggeser kebudayaan asli atau bahkan dapat menghilangkan budaya
asli itu sendiri.

3.

Makna Keragaman dan Keserajatan dalam Masyrakat
Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasrkan oleh ikatanikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Individu dan
masyarakat adalah suatu bagian komplementer atau saling
melengkapi. Masyarakat Indonesia digolongkan sebagi masyarakat
majemuk, yaitu suaru masyrakat negara yang terdiri atas beberapa
suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan
nasional.
Kesamaan derajat warga negara di dalam hukum dan di muka
pemerintah pada pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa “ segala warga
negara bersama-sama kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.

4.
Ø

Ø

Ø

Ø

Ø

Ø

Unsur Keragaman dan Kesederajatan di Masyarakat
Indonesia yang Meliputi :
Suku, Bangsa dan Ras
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya
terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat-istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang di dapat oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, tiap suku
bangsa mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, maka di Indonesia juga
terdapat sejumlah sistem budaya yang dipergunakan oleh massingmasing suku bangsa.
Agama dan Keyakinan
Sebelum kedatangan agama Hindu yang berasal dari India, orangorang Indonesia sudah mempunyai keyakinan atau kebudayaan sendiri
yang biasa disebut dengan istilah animisme dan dinamisme. Agama
hindu datang di Indonesia dengan jalan damai. Kontak agama tersebut
melalui jalan perdagangan. Setelah agama Hindu mengalami
kemunduran, datang agama lain, yatiu agama islam dan kristen. Kedua
agama tersebut juga diterima dengan cara-cara yang damai.
Ideologi dan Politik
Belum terarahnya pendidikan politk di kalangan pemuda dan belum
dihayatinya mekanisme demokrasi pancasila maupun lembagalembaga kontitusi, tertib hukum, dan disiplin nasional merupakan
hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi muda secara institusional
dan konstitusional.
Adat dan Kesopanan
Adat terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat yang
aungsinya mengikat masyarakat tersebut, sedangkan kesopanan
berasal dari masyarakat itu sendiri yang dapat menilai baik dan
buruknya sikap lahir dan tingkah laku manusia.
Kesenjangan Ekonomi
Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya
pembangunan dan hasil-hasil pembangunan mengakibatkan makin
bertambahnya pengangguran di kalangan pemuda serta terjadinya
kesenjangan ekonomi.
Kesenjangan Sosial
Perbedaan kondisi ekonomi pada kehidupan masyarakat dapat memicu
terjadinya kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial dapat terjadi karena
adanya pelapisan sosial.
Proses terjadinya pelapisan sosial ada dua, yaitu :

·
·

Pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya.
Pelapisan sosial yang terjadi dengan sengaja ditujukan untuk
mengejar tujuan bersama.

5.

Pengaruh Keragaman terhadap Kehidupan Beragama,
Bermasyarakat, Bernegara, dan Kehidupan Global
Dampak positia antara lain satu agama dengan agama lain yang
berbeda dapat saling menghargai dan menghormati, sedangkan
dampak negatianya antara lain mudah sekali terjadi keteganganketegangan atau konflik apabila antara pemeluk agama yang satu
dengan agama yang lain terjadi kesalahpahaman.

6.
a.

Problematika Diskriminasi dalam Masyarakat yang Beragam
Kesederajatan versus Diskriminasi
Keserajatan artinya setiap orang sebagai anggota masyarakat
mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun
pemerintah dan Negara. Diskriminasi lebih menunjukkan kepada suatu
tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Diskriminasi dihubungkan
dengan prasangka dan seolah-olah menyatu.

b.
Diskriminatif sebagai Realitas yang Problematik
Dalam kehidupan masyarakat, ada sesuatu yang dihargai, yaitu
kekayaan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Hal itu
merupakan awal terbentuknya pelapisan sosial yang dapat
menimbulkan diskriminasi sosial. Mereka yang banyak memiliki
sesuatu yang dihargai dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang
menduduki lapisan atas. Sebaliknya, mereka yang hanya sedikit
memiliki atau bahkan sama sekali tidak memiliki sesuatu yang
dihargai, dianggap oleh masyarakat sebagai orang-orang yang
menempati lapisan bawah.
c.

Persaingan, Tekanan atau Intimidasi dan Ketidakberdayaan
sebagai Faktor Terjadinya Diskriminasi Sosial.
Diskriminasi karena aaktor tekanan atau intimidasi, biasnya terjadi
karena pihak yang ditekan oleh pihak yang kuat. Dan karena
merupakan pihak yang tertekan, umumnya tidak berdaya sehingga
tidak dapat melepaskan belenggu diskriminasi tersebut dari kehidupan
mereka.

·
·
·
·

·
·
·
·

Sebab-sebab lain yang menyebabkan terjadinya diskriminasi antara
lain :
Latar belakang sejarah
Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosiokultural dan situasional
Bersumber dari aaktor kepribadian
Berlatar belakang dari perbedaaan keyakinan, kepercayaan, dan
agama
Usaha mengurangi atau menghilangkan prasangka dan diskriminasi
antara lain dengan cara :
Perbaikan kondisi sosial ekonomi
Perluasan kesempatan belajar
Sikap terbuka dan sikap lapang
Menghilangkan sikap etnosentrsme