Laporan Di Pendahuluan Pendampingan Operasi
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Bab - I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan dasar manusia. Berdasarkan jenisnya air
terbagi menjadi air tanah dan air permukaan.
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan
di bawah permukaan tanah (PP Nomor 43 Tahun 2008). Air tanah
(groundwater) merupakan sumberdaya yang potensial dan banyak
mendapat perhatian dalam kaitnya dengan pemenuhan kebutuhan air
bersih.
Kuantitas dan kualitas air tanah merupakan dua aspek yang
sangat berkaitan. Di dalam akuifer (formasi batuan yang dapat
meloloskan air dalam jumlah yang cukup), kuantitas air tanah
mengalami penurunan cukup tajam apabila terjadi pengambilan
berlebihan. Sedangkan kualitasnya, lebih ditentukan oleh karekteristik
material penyusun struktur geologi dimana air tanah itu terdapat
(Todd, 1980;Fetter, 1988).
Seiring
dengan
perkembangan
kegiatan
industri
maupun
pertumbuhan penduduk di Kota Tanggerang Selatan Provinsi Banten
yang semakin meningkat maka
kebutuhan akan air sangat tinggi,
karena disamping untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari
juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan niaga dan industri seperti
Halaman 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
perhotelan, pabrik/industri sampai ke perusahaan cuci mobil dan
sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan yang sangat banyak tersebut,
penyediaan air tidak cukup hanya bersumber dari air permukaan saja,
tetapi juga banyak memanfaatkan air tanah melalui sumur-sumur gali, dari
pemboran dangkal kurang dari 50 meter sampai pemboran dalam lebih dari
100 meter.
Pengambilan air tanah yang berlangsung terus menerus tanpa
diimbangi
dengan
upaya
perlindungan
dan
pelestarian
terhadap
sumbernya, mengakibatkan terjadinya penurunan muka air tanah (land
subsidence).
Dilihat dari fungsinya sebagaimana tersebut di atas, air
merupakan sumberdaya alam yang mempunyai nilai sangat strategis
dan ekonomi dikarenakan kebutuhannya menyangkut hajat hidup orang
banyak, sehingga di dalam pemanfaatan dan pengelolaannya harus
dilakukan secara bijaksana dengan mempertimbangkan keadaan
lingkungan dan keberadaannya yang berkesinambungan.
Banyak masyarakat Kota Tanggerang Selatan yang rawan akan air
bersih sehingga pada tahun 2011 ini ada kegiatan pembangunan sarana
dan prasarana air bersih dari sumber pengeboran dalam air tanah di 7
(tujuh) lokasi diantaranya:
1. Sarimulya Ds. Setu Kec. Setu
2. Kedaung Kel. Kedaung Kec. Pamulang
3. Rancasaga Ds. Setu Kec. Setu
4. Baktijaya Kel. Baktijaya Kec. Setu
5. Keranggan Kel. Keranggan Kec. Setu
6. Ciputat Kel. Ciputat Kec. Ciputat
7. Parigi Kel. Perigi Kec. Pondok Aren
Agar sarana dan prasarana air bersih dapat dimanfaatkan secara
terus menurus maka perlunya kegiatan pendampingan yang dimana dapat
Halaman 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
melatih tim pengelola air tanah sehingga dalam pengelolaan air bersih
dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka Pemerintah Kota
Tanggerang Selatan melalui Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman
Kota Tanggerang Selatan Tahun Anggaran 2011 ini melakukan kegiatan
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air Minum.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan yang ingin dicapai dari
pekerjaan Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana
Air Minum adalah agar masyarakat pengelola air di 7 (tujuh) lokasi mampu
mengelola sumur bor baik secara teknis maupun administrasinya.
Adapun Sasaran yang akan dicapai dari kegiatan ini adalah:
1. Aparatur dari tingkat yang paling rendah sampai dengan tinggi
mengetahui adanya kegiatan pembangunan sumur untuk kebutuhan
air bersih masyarakat
2. Terbentuknya tim pengelola air bersih
3. Masyarakat
memahami
pentingnya
manfaat
air
bersih
untuk
kesehatan.
4. Masyarakat mampu untuk memperbaiki dan mengelola secara
berkelanjutan dari kegiatan tersebut.
Halaman 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
1.3 Ruang Lingkup
Berdasarkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, maka ruang
lingkup kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Sosialisasi kepada aparat tingkat RT/RW, Kelurahan/Desa dan
Kecamatan serta Instansi Terkait.
2. Pembentukan Tim Pengelola Air Bersih di masing-masing lokasi.
3. Sosialisasi Kesehatan Lingkungan kepada Tim Pengelola Air Bersih
dan aparat tingkat RT/RW, Kelurahan/Desa dan Kecamatan.
4. Pelatihan Teknis dan Manajemen Keuangan kepada Tim Pengelola
Air Bersih.
1.4 Dasar Hukum
Pekerjaan Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan
Prasarana Air Minum dilaksanakan dengan berlandaskan pada peraturan
perundangan sebagai berikut:
1.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air;
2.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
3.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
4.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah;
Halaman 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
5.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
6.
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Kota Tanggerang Selatan;
7.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Tugas Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
8.
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;
9.
Intruksi Presiden No 10 Tahun 2005 tentang Penghematan
Energi dan Air;
10. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Standar Kualitas Air Bersih
dan Air Minum;
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
12. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1451.K/10/MEN/2000 tentang
Pedoman
Teknis
Penyelenggaraan
Pemerintah
Di
Bidang
Pengelolaan Air Tanah;
13. Keputusan Menteri ESDM Nomor 716.K/40/MEM/2003 tentang
Batas Horizontal Cekungan Air Tanah di Pulau Jawa dan
Madura;
14. Peraturan
Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun 2004
tentang Pengelolaan Air Tanah;
Halaman 5
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
15. Intruksi
Gubernur Banten Nomor 1 Tahun 2005 tentang
Penghematan Energi dan Air Se-Provinsi Banten;
16. Peraturan Wali Kota Serang Nomor …. Tahun …… tentang
Uraian Tugas dan Tata Kerja BAPPEDA Kota Serang;
Halaman 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Bab - II
Gambaran Umum Wilayah
2.1 Kondisi Geografs
Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi
Banten dan secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan,
49 (empat puluh sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa, dengan
luas
wilayah
147,19
km2.
Menurut Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2007/2008,
luas
wilayah
kecamatan-kecamatan
yang
berada
di
Kota
Tangerang Selatan (yang kemudian diambil sebagai luas wilayah
kota Tangerang Selatan) adalah sebesar 150,78 km2, sedangkan
menurut
Kompilasi
Data
untuk
Penyusunan
RTRW
Kota
Tangerang Selatan, adalah sebesar 147,19 km2, dengan rincian
luas kecamatan masing-masing yang berbeda pula. Angka yang
digunakan adalah 147,19 Km2, karena sesuai dengan Undangundang Nomor 51 Tahun 2008, tentang Pembentukan Kota
Tangerang Selatan di Provinsi Banten.
TABEL II - 1
JUMLAH KELURAHAN DAN DESA PER KECAMATAN
Kota Tangerang Selatan
N
o.
Kecamata
n
Jumlah
Keluraha
n
Jumla
h
Desa
Jumlah
Rukun
Warga
(RW)
Jumlah
Rukun
Tetangga
Halaman 7
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
(RT)
1
Serpong
9
69
337
2
Serpong
Utara
7
65
272
3
Ciputat
7
92
460
4
Ciputat
Timur
6
75
416
5
Pamulang
8
129
690
6
Pondok
Aren
11
113
677
7
Setu
Jumlah
1
5
29
144
49
5
572
2996
Sumber : Hasil olahan potensi desa Tahun 2006, dalam kompilasi data
untuk penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan Tahun 2008
Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
a.
Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan
Kota Tangerang
b.
Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan
Kota Depok
c.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan
Kota Depok
d.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
Halaman 8
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Gambar 2.1
Peta Orientasi Kota Tangerang Selatan
Gambar 2.2
Halaman 9
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Peta Administrasi Kota Tangerang Selatan
Kecamatan dengan wilayah paling besar adalah Pondok
Aren dengan luas 2.988 Ha atau 20,30% dari luas keseluruhan
Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas
paling kecil adalah Setu dengan luas 1.480 Ha atau 10,06%. Luas
wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel II-2.
TABEL II - 2
LUAS WILAYAH MENURUT KECAMATAN
Kota Tangerang Selatan
N
o.
Kecamatan
(Ha)
Prosentase
terhadap luas
kota (%)
Luas Wilayah
1
Serpong
2.404
16.33
2
Serpong Utara
1.784
12.12
3
Ciputat
1.838
12.49
4
Ciputat Timur
1.543
10.48
5
Pamulang
2.682
18.22
6
Pondok Aren
2.988
20.30
7
Setu
1.480
10.06
14.719
100
Jumlah
Sumber : Hasil olahan potensi desa Tahun 2006, dalam kompilasi
data untuk
penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan Tahun 2008
Kelurahan/desa dengan wilayah > 400 hektar, terletak di
Kecamatan Pamulang, yaitu Pondok Cabe Udik dan Pamulang
Barat, dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Paku Jaya.
Kelurahan/desa dengan wilayah di bawah seratus lima puluh
hektar terletak di Kecamatan Serpong, yaitu Cilenggang dan
Serpong dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Jelupang.
Halaman 10
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Kelurahan/desa dengan luas wilayah paling besar adalah
Pondok
Cabe
Udik
dengan
luas
483
Ha,
sedangkan
kelurahan/desa dengan luas wilayah paling kecil adalah Jelupang
dengan luas 126 Ha.
Luas wilayah masing-masing kelurahan/desa tertera dalam
Tabel II-3
TABEL II - 3
LUAS WILAYAH KELURAHAN/DESA
Kota Tangerang Selatan
N
o.
1
2
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Serpong
Luas Wilayah
(Ha)
2.404
Buaran
334
Ciater
376
Rawa Mekar Jaya
235
Rawa Buntu
328
Serpong
139
Cienggang
143
Lengkong Gudang
361
Lengkong Gudang
Timur
262
Lengkong Wetan
226
Serpong
Utara
1.784
Lengkong Karya
210
Jelupang
126
Pondok Jagung
209
Pondok Jagung Timur
225
Halaman 11
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
N
o.
3
4
5
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Luas Wilayah
(Ha)
Pakulonan
279
Paku Alam
281
Paku Jaga
454
Ciputat
1.838
Sarua
368
Jombang
345
Sawah Baru
274
Sarua Indah
193
Sawah
249
Ciputat
172
Cipayung
237
Ciputat
Timur
1.543
Pisangan
391
Cireundeu
308
Cempaka Putih
227
Pondok Ranji
246
Rengas
165
Rempoa
206
Pamulang
2.682
Pondok Benda
386
Pamulang Barat
416
Pamulang Timur
259
Pondok Cabe Udik
483
Pondok Cabe Ilir
396
Kedaung
256
Halaman 12
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
N
o.
6
7
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Bambu Apus
220
Benda Baru
266
Pondok Aren
2.988
Perigi Baru
310
Pondok Kacang Barat
252
Pondok Kacang
Timur
252
Perigi Lama
389
Pondok Pucung
362
Pondok Jaya
233
Pondok Aren
217
Jurang Mangu Barat
253
Jurang Mangu Timur
258
Pondok Karya
271
Pondok Betung
191
Setu
Jumlah
Luas Wilayah
(Ha)
1.480
Kranggan
205
Muncul
361
Setu
364
Babakan
170
Bakti Jaya
174
Kademangan
206
14.719
2.2 Geologi
Halaman 13
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
2.2.1 Aluvium (Qa)
Aluvium
terdiri
atas
lempung,
lumpur,
pasir,
kerikil,
kerakal, kerakal batuapung dan endapan teras yang merupakan
endapan sungai. Dalam endapan pantai banyak ditemukan
rombakan batugamping koral, cangkang moluska dan pasir besi.
Rombakan
batuapung,
berwarna
kelabu
dan
putih
kotor,berukuran 2 cm hingga 20 cm, membundar tanggung.
Aluvium tersebar di seluruh wilayah Kota Tangerang
Selatan, terutama di daerah pedataran yaitu menempati bagian
sekitar wilayah aliran sungai. Dari hasil analisa laboratorium
pada contoh tanah, menunjukkan daya dukung tanah sebesar
16,61 ton/m2.
2.2.2 Tufa Banten
2.2.2.1 Bagian Atas (Qvub)
Satuan tufa Banten Atas dibedakan menjadi bagian bawah;
berupa tufa hablur, tufa lapili berbatuapung, tufa kaca dan
sisipan tufa lempungan, serta bagian atas, terdiri dari tufa sela,
tufa batuapung, dan tufa pasiran. Sebarannya cukup luas,
terutama di bagian utara meliputi wilayah Kecamatan Serpong
Utara dan Kecamatan Serpong.
Tufa lapili berbatuapung, berbutir pasir hingga sebesar kacang
merah; berkomponen banyak batuapung, basalt, andesit dan
obsidian; tebal dan beberapa sentimeter sampai beberapa
meter. Tufa kaca, berbutir sedang hingga halus; berkomponen
banyak kaca, dan obsidian; sebagai lensa tipis dalam tufa
lainnya; dan kurang kompak, mudah lepas.
Halaman 14
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Tufa
lempungan,
coklat
tua
hingga
merah;
setempat
mengandung beberapa kepingan batuapung atau sisa tumbuhan,
sebagai sisipàn dalam tufa lainnya, terutama pada bagian atas
satuan ini.
Bagian atas terdiri dari tufa sela, berbutir kasar hingga halus;
mengandung batuapung dan kaca, setempat berstruktur aliran
bergeloinbang dan mudah lepas atau remuk; tebal beberapa
puluh sentimeter.
Tufa batuapung, kuning keruh hingga putih kelabu, berbutir
kerakal hingga membundar tanggung, berkomponen banyak
batuapung, basalt, andesit, obsidian kaca, mudah lepas atau
runtuh, berkisar antara beberapa sentimeter dan beberapa puluh
sentimeter.
Tufa pasiran, putih keruh hingga coklat muda; berbutir kasar
hingga halus, sebagai sisipan tipis dalam tufa lainnya.
Tufa Banten Atas ini setempat berlapis cukup baik dengan kemiringan landai. Tebalnya diduga berkisar antara 100 m dan 250
m.
Tufa Banten Atas ini diduga berumur Plistosen Akhir atau
Kuarter Tua-Tengah dan diendapkan pada lingkungan darat.
Daya dukung tanah 18,43 ton/m2
2.2.2.2 Bagian Bawah (Qvlb)
Terdiri atas breksi tufa, breksi batuapung, tufa lapili dan sedikit
aglomerat.
Tufa
breksi
berwarna
putih
kelabu,
kompak
mengandung
komponen andesit, basal dan sedikit batuapung dalam massa
dasar tufa lapili.
Halaman 15
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Breksi batuapung berwarna kelabu, kompak, kemas terbuka
mengandung sedikit komponen andesit.
Tufa lapili berwarna putih kotor, kompak, terdiri atas fragmen
andesit, batuapung dan sedikit kuarsa, mineral mafk dan
feldspar.
Tufa Banten bawah merupakan hasil Gunung api Dano pada Kala
Plistosen Bawah. Ketebalannya lebih dari 100 meter dan
terendapkan pada lingkungan darat.
Gambar 2.9
Peta Geologi Kota Tangerang Selatan
Halaman 16
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
2.3 Utilitas
Terkait dengan pengelolaan limbah, baik limbah padat
(sampah) maupun limbah cair, terdapat 21 tempat pembuangan
sementara
(TPS)
yang
sebagian
besarnya
menurut
Dinas
Kebersihan dan Pertamanan adalah TPS liar. Selain itu juga
terdapat 5 unit water treatment plant (WTP) yang tersebar di
Serpong, Serpong Utara dan Pondok Aren.
TABEL II - 10
SEBARAN TEMPAT PEMBUANGAN SEMENTARA (TPS) DAN
WATER TREATMENT PLANT (WTP)
DI KOTA TANGERANG SELATAN
No.
Lokasi
TPS
WTP
1
Kecamatan Serpong
1
3
2
Kecamatan Serpong
Utara
3
1
3
Kecamatan Ciputat
3
0
4
Kecamatan Ciputat
Timur
1
0
5
Kecamatan
Pamulang
3
0
6
Kecamatan Pondok
Aren
3
1
7
Kecamatan Setu
7
0
Jumlah
21
5
Bencana banjir merupakan masalah yang harus dihadapi
oleh penduduk yang bahkan di lokasi tertentu harus dihadapi
secara rutin. Lokasi rawan banjir terdapat di sepanjang beberapa
Halaman 17
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
sungai yang mengalir di Kota Tangerang Selatan, di antaranya
Kali Angke, Kali Serua, Kali Pasanggrahan, Kali Ciputat dan Kali
Kedaung.
Titik-titik lokasi rawan banjir tersebut dapat dilihat pada Tabel
II-11
TABEL II - 11
LOKASI RAWAN BANJIR
KOTA TANGERANG SELATAN
No
.
Lokasi
Sungai
Kecamatan
1
Kompleks Sekretariat
Negara
Kali Angke
Pondok Aren
2
Perumahan Maharta
Kali Serua
Pondok Aren
3
Taman Mangu
Kali
Pasanggrahan
Pondok Aren
4
Graha Permai, Bintaro
Kali Ciputat
Ciputat
5
Perumahan Bintaro, sektor
9
Kali Serua
Pondok Aren
6
Kompleks Inhutani
Kali
Pasanggrahan
Ciputat
7
Perumahan ondk Hijau
Kali Ciputat
Ciputat
8
Perumahan Graha Hijau
Kali
Pasanggrahan
Ciputat
9
Perumahan Reni Jaya
Kali Angke
Pamulang
Perumahan Bukit
Pamulang Indah
Kali Kedaung
Pamulang
10
Di Kota Tangerang Selatan terdapat 9 situ, yang tersebar di
5 kecamatan. Situ-situ tersebut adalah Situ Pondok Jagung/Rawa
Halaman 18
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Kutuk, Situ Parigi, Situ Bungur, Situ Antap, Situ Rompang, Situ
Gintung, Situ Legoso, Situ Pamulang/ Sasak Tinggi, dan Situ
Ciledug. Namun, ada 4 situ yang sudah tidak tertera pada peta,
yaitu Situ Bungur, Situ Antap, Situ Rompang, dan Situ Legoso.
Situ Gintung saat ini tidak berfungsi akibat jebolnya tanggul pada
akhir Maret 2009.
TABEL II - 12
Situ di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008
No
.
1
Nama Situ
Situ Pondok
Jagung/
Kecamatan
Luas Situ
(Ha)
Serpong Utara
8,2
5,1
Rawa Kutup
2
Situ Parigi
Pondok Aren
3
Situ Bungur
Ciputat
-
4
Situ Antap
Ciputat
-
5
Situ Rompong
Ciputat Timur
-
6
Situ Gintung
Ciputat Timur
29,3
7
Situ Legoso
Ciputat
8
Situ Pamulang/
Pamulang
27,0
Pamulang
9,7
-
Pondok Benda
9
Situ
Ciledug/Kedaung
Jumlah
79,3
Halaman 19
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Bab - III
Metodologi dan Analisis
3.1
Metodologi
Pekerjaan Konservasi Sumber Daya Air Dan Pengendalian
Kerusakan Sumber-sumber Air dilaksanakan dengan tujuan untuk
memperoleh dokumen kajian air tanah yang akan digunakan sebagai
dasar perencanaan dan penyusunan kebijakan pengelolaan sumber daya
air tanah di Kota Serang.
Adapun Metodologi yang digunakan dalam kajian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Studi Pustaka
Untuk memulai kegiatan pekerjaan ini diperlukan referensi data-data
sekunder
tentang
air
tanah
dari
berbagai
sumber
di
Departemen/Lembaga/Instansi/SKPD terkait, baik ditingkat pusat
maupun daerah, yang diperoleh melalui konsultasi dan koordinasi.
Media elektronik dalam hal ini internet, juga dimanfaatkan sebagai
sumber data pelengkap/pendukung.
Adapun data-data yang dibutuhkan seperti:
a. Peta topografi Kota Serang/Provinsi Banten.
b. Peta Hidrogeologi Kota Serang/Provinsi Banten.
c. Peta Cekungan Air Tanah Kota serang/Provinsi Banten.
d. Peta Administrasi Kota Serang.
2.
Survey dan Penelitian
Halaman 20
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Sebelum dilakukan penelitian lapangan, diperlukan survey terhadap
daerah yang akan diteliti dilihat dari sisi tofografi dan demografi serta
aspek-aspek lainnya yang memiliki keterikatan dengan pemanfaatan
air tanah. Survai ini dilaksanakan untuk memudahkan kegiatan
penelitian dilapangannya.
Adapun penelitian dilapangan akan difokuskan pada:
a. Inventarisasi pengambilan air tanah baik untuk keperluan rumah
tangga maupun kegiatan usaha/industri.
Kegiatan inventarisasi ini dilaksanakan oleh petugas pendata air
tanah.
b. Pengambilan 20 (dua puluh)
sample air tanah untuk di uji
kualitasnya di Laboratorium.
c. Penyelidikan geolistrik.
Penyelidikan geolistrik dilakukan di 2 (dua) kecamatan yaitu
Kecamatan Cipocok Jaya dan Kecamatan Curug Kota Serang.
Metode Geolistrik/Geofisika Tahanan Jenis merupakan suatu
metoda yang mengamati sifat fisik lapisan batuan yaitu sifat tahanan
jenisnya, dengan cara menginjeksikan suatu arus kedalam bumi melewati
sepasang elektroda arus. Adapun nilai beda potensial yang dihasilkan
diukur dari sepasang elektroda potensial yang digunakan. Nilai tahanan
jenis hasil pengukuran merupakan nilai tahanan semu (apparent
resistivity) yang didapatkan dengan cara membagi nilai beda potensial
dengan nilai arus yang diinjeksikan serta dikalikan dengan faktor geometri
(K).
a) Potensial Dalam Medium Yang Homogen
Jika suatu arus mengalir secara kontinyu dalam suatu medium
isotropik homogen, jika A adalah elemen permukaan dan J adalah densitas
arus, maka arus yang melalui A adalah JA. Hubungan antara densitas arus
dan kuat medan menurut Hukum Ohm, dinyatakan dengan persamaan
(Telford, 1976).
Halaman 21
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
(1)
J .
keterangan :
J
=
densitas arus, ampere.m-2
=
konduktivitas medium, mhos.m-1
E
=
kuat medan listrik, volts.m-1
Jika kuat medan listrik merupakan gradien skalar potensial, dimana v
dalam volts, maka besar E dapat juga dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut.
(2)
maka dari persamaan 1 dan 2, didapat :
(3)
J .
jika dapat dinyatakan sebagai berikut :
i
j
k
x
y
z
Jika suatu muatan disimpan dalam volume tertutup oleh suatu permukaan A,
maka :
A J .dA 0
(4)
Jika integral volume dari divergensi arus melewati suatu daerah adalah sama
dengan muatan tertutup (Teorema Gauss), atau dinyatakan bahwa
.Jdv 0 ,
v
v merupakan volume tertutup atau unit volume (titik
terkecil), dan jika
.J . ( ) 0
. 2 0
maka : . 2 0
(5)
Dari persamaan 5, terlihat bahwa konstan, maka di dapat
persamaan Laplace (potensial adalah harmonik) :
2 0
(6)
Halaman 22
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Jika terdapat dua bidang yang berbatasan dimana mempunyai konduktivitas
1 dan 2, jika diasumsikan padan bidang batas potensialnya kontinyu serta
komponen normal arus J adalah kontinyu, maka kontinyuitas v terdapat
dv/dx, dimana x searah bidang batas kedua lapisan , sehingga :
(1)
x
(1) ( 2 ) ;
( 2)
(1)
( 2)
; J n J n .........
x
(7)
Dalam hal ini n dan t menunjukkan komponen normal dan tangensial, dalam
kondisi ini kuat medannya adalah (Telford, 1976) :
E1
(1)
Et
( 2)
; 1 En
(1)
2 En
( 2)
(8)
.........
b) Elektroda Tunggal Tertanam pada Medium
Jika suatu elektroda dengan dimensi kecil ditanam dalam medium yang
homogen isotropis, dari sistem simetri potensialnya merupakan fungsi dari
jarak r saja, dimana r adalah jarak dari elektroda pertama. Jika berdasarkan
koordinat bola :
2
d 2 2 d
0
dr 2 r dr
(9)
jika dalam koordinat bola berlaku :
Z
y
z 2 y 2 z 2 ; Cotg 1 ; tg 1
r
x
x r sin cos ; y r sin sin ; z r cos
r
maka dari kondisi di atas potensial hanya tergantung dari variabel r,
sehingga didapatkan :
r
r
r
; 2
r
r r
Jika koordinat bola medium isotropik (Persamaan Laplace) :
r 2 r
0
r rr rr
Sehingga didapatkan :
2 r 2 r
2
0
rr
r
(10)
Halaman 23
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Jika :
2 r 2 r
2 r
2 r 0
2
r 0 ; r
2
rr
r
r
r
misal,
p
p
2
p
p
p
p
r
;r
2 p 0; r
2 p;
2
2
r
r
r
p
r
r
P;
r
r
2 ; ln p C1 2 ln r C 2
r
ln p C1 ln r 2 C 2 ; ln p ln r 2 C 2 C1 ln A
ln p.r 2 ln A; pr 2 A; P
A
r2
d
A
2
dr
r
sehingga didapatkan :
(11)
Nilai v didapat dengan integral, A
r
r
; d A 2
2
r
r
A
Sehingga nilai r B
(12)
Jika A dan B konstanta, untuk r = maka B = 0 oleh sebab itu
= 0,
bila r = . Jika arus memancar dipermukaan bola, dinyatakan berikut :
4r 2 j 4r 2
2
r
; r2
;r
atau
4
r
r
4
4 r 2
r
d 4 r
c)
1
; 4A,
r
2
1
2 1
; 4 2 1 r
atau
1
; 4r
4 r
(13)
Elektroda Tunggal di Permukaan Medium
Jika elektroda tunggal berupa titik diletakkan di permukaan medium yang
homogen isotropik dan dianggap udara mempunyai konduktivitas nol (
udara = 0), maka arus yang berbatasan dengan udara adalah tidak
Halaman 24
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
berkurang, dan mengingat arus memencar dari permukaan membentuk
setengah bola, maka dapat dinyatakan :
karena
z
z r
r
dimana B=0 untuk r =
r
r 1 r
r
;
2
;
z
r r z z
r z z
r z
karena :
r 2 x 2 y 2 z 2 , maka :
x2 y 2 z 2
2z
2
2
z
r
z
r 2 x2 y 2 z 2
z
3 0 , untuk z = 0
z
r
Karena arus memencar ke segala arah yang berbentuk setengah bola di
bagian bawah pada medium tadi, maka :
2r 2 J 2r 2
;
2 ; maka : 2
r r
r
;
2
1
;
; jika, r 2
;r2
2
r
r
2
atau ,
; atau,
r 2 r ;
2
2
r
2
2r
I
r
2
r
1
sehingga : 2 r
(14)
d) Dua Elektroda Arus dan Potensial di Permukaan
Jika dua elektroda arus dan dua elektroda potensial pada
permukaan medium yang homogen dan isotropik dengan nilai tahanan jenis
(Gambar 4), maka nilai potensial di P1 karena C1 :
1
1
;1
sehingga1
r1
2
2
1
r
1
Adapun potensial P1 karena C2
2
2
; 2
1 sehingga 2
r2
2
2
1
r
2
Halaman 25
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Karena arus-arus pada dua elektroda adalah sama dan berlawanan arah
maka :
1 2
2
1
1
r r
2
1
berati potensial di1 1
2
1
1
r r
2
1
Gambar 3.1.
Dua Elektroda Arus dan Potensial di Permukaan
suatu Medium yang Homogen Isotropik (Telford, 1976).
Potensial karena C1 pada P2 adalah :
3
3
; 3
sehingga 3
r3
2
2
1
r
3
Potensial karena C2 pada P2 adalah :
4
4
; 4
3 sehingga 4
r4
2
2
3 4
2
1
1
r r
4
3
; potensial2 2 2
1
r
4
1
1
r r
4
3
Beda potensial antara P1 pada P2 adalah besarnya VP1- VP2
Halaman 26
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
1
1 1
1
r r
r r
2
4
3
1
2
2
(15)
1
1
1 1
1
r r
r r
2
4
3
1
(16)
e) Susunan Elektroda Shclumberger
Susunan elektroda Schlumberger terdiri atas 2 (dua ) elektroda arus dan 2
(dua) elektroda potensial, seperti yang tertera di
gambar 3.2 berikut ini.
2L
2
l
x
L
C1
P1
P2
C2
// / /// //// // //////// // / / / / / / / /
/ / / / / / / / / / / / /
Gambar 3.2
Susunan Elektroda Schlumberger (Telford, 1976).
Dari persamaan 16, jika :
r1 L x l ; r2 L x l ; r3 L x l ; r4 L x l
maka
akan
menjadi :
( L2 x 2 ) 2
2l ( L2 x 2 ) I
Agar pengukuran
tidak
bergantung
(17)
terhadap
tahanan
sentuh
pada
elektroda arus A dan B, Konfigurasi Schlumberger, yaitu dengan meletakkan
elektroda A
dan B secara simetris terhadap titik tengah serta menambah
elektroda potensial M dan N yang simetris pula terhadap titik tengah diantara
elektroda A dan B, atau dari persamaan 39 jika jarak x sama dengan 0 (nol) :
L2
2l I
(18)
Halaman 27
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Jika L sama dengan AB/2 dan l sama dengan MN/2, maka berdasarkan
gambar 6, maka persamaan 40 akan menjadi :
2
AB
2
MN I
2
2
(19)
Sumber
arus
I
V
A
M
N
B
// / /// //// // //////// // / / / / / / / /
/ / / / / / / / Gambar 3.3
Susunan Elektroda Schlumberger AB dan MN Simetris
(Telford, 1976).
Jika disebut sebagai tahanan jenis semu (apparent resistivity) yang
dinotasikan a dan K sebagai faktor geometri yang dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut ini.
2
AB
2
K
MN
2
2
maka persamaan 19 akan menjadi:
a
K
(20)
Keterangan :
AB
=
jarak elektroda arus, m
MN
=
jarak elektroda potensial, m
V
=
beda potensial, mV
I
=
arus listrik yang diinjeksikan, mA
K
=
faktor geometri
Halaman 28
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
=
a
3.
tahanan jenis semu, ohm.m
Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan digabungkan
dengan data sekunder dari hasil studi pustaka dan data pendukung
lainnya untuk diolah sesuai dengan formula yang telah ditetapkan, dan
keluarannya antara lain berupa:
a. Data pengguna air tanah di Kecamatan Cipocok Jaya dan
Kecamatan
Curug
baik
rumah
tangga
maupun
kegiatan
usaha/industry. Data ini akan dibuat dalam bentuk peta pengguna
air tanah di Kecamatan Cipocok Jaya dan Kecamatan Curug.
b. Sertifikat hasil uji kualitas air tanah dari laboratorium.
Adapun parameter yang akan diuji adalah:
-
Fisika : Warna, Bau, Kekeruhan, Rasa, Suhu dan Zat padat
terlarut (TDS).
-
Kimia : PH, Besi (Fe), Klorida (Cl 2), Nitrat (NO3), Nitrit (NO2),
Kromium (Cr), Mangan (Mn), Sianida (CN).
-
Bakteriologi : Total Coliform untuk air baku dan air minum.
c. Hasil pengolahan data dari kegiatan penyelidikan geolistrik adalah
berupa gambar penampang vertikal struktur batuan penyusun
tanah (lithologi).
3.2
3.2.1.
Analisis
Analisis Pendugaan Geolistrik
Halaman 29
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Berdasarkan hasil penafsiran data lapangan dibandingkan dengan
kondisi geologi dan hidrogeologi setempat akan didapatkan korelasi
antara harga tahanan jenis dengan litologi seperti pada Tabel berikut.
Tabel III.1
Ringkasan Nilai Resistivity Batuan (Dept PU, 1987 & Telford,
1976)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Rocktype
Tanah lempungan, lunak-basah
Lempung lanauan dan tanah lanauan lembek
Tanah lanauan, pasiran
Batuan dasar berkekar terisi tanah lembab
Pasir kerikil bercampur lanau
Batuan dasar berkekar terisi tanah kering
Batuan Konglomerat
Batu pasir
Batu Lempung
Alluvium
Tufa
12
Lava
Resistivity range ( m)
1.5 - 3.0
3 – 15
15 – 150
150 – 300
300
300 – 2400
2 x 103 – 104
1-6.4 x 108
1 – 100
10 – 800
2 x 103 (Wet)
105 (dry)
102 - 5 x 104
Tabel.III.2
Ringkasan Nilai Resistivity Batuan Dengan Kandungan Air (Telford, 1976).
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3.2.2.
Rock
Lanau
Lanau
Lanau
Batu pasir
Batu pasir
Batu pasir
Batu pasir
Batu pasir
Batu pasir
Batu pasir
kasar
kasar
sedang
sedang
sedang
lempungan
lempungan
%H2O
0.54
0.44
0.38
0.39
0.18
1.0
1.67
0.1
1.16
0.45
Resistivity range ( m)
1.5 x 104
8.4 x 106
5.6 x 108
9.6 x 105
108
4.2 x 103
3.2 x 106
1.4 x 108
4.7 X 103
5.8 X 104
Analisis Potensi Ketersediaan Air tanah
Halaman 30
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Interpretasi kedalaman dan macam batuan pada setiap titik pendugaan
geolistrik berdasarkan sifatnya.
Pembuatan penampang hidrogeologi berdasarkan sifat geofisika batuan
yang melewati titik-titik lokasi pendugaan terpilih, untuk mengetahui
sebaran vertical dan lateral akuifer.
Melalui sebaran sistem akuifer membuat kontur kedalaman akuifer bagian
atas, kontur kedalaman bagian bawah dan kontur ketebalan akuifer
Interpretasi untuk menentukan konfigurasi akuifer yang paling tepat dan
memperkirakan potensi ketersediaannya.
3.2.3.
Metoda
Analisis Kualitas Air Tanah
analisis
yang
digunakan
untuk
pemeriksaan
kualitas
air
yaitu
berdasarkan buku pedoman “Standard Methodes, APHA 1965 dan Subsurface
Assessment Book for Conformated Sites , CCME 1994”.
Adapun parameter yang diperiksa mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 907/2002.
Halaman 31
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Bab - IV
Rencana Kerja
4.1
Nama dan Pemilik Pekerjaan
Pekerjaan Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan
Prasarana Air Minum berada di Dinas Tata Kota, Bangunan dan
Permukiman Kota Tanggerang Selatan dan Kepala Dinas sebagai
Pengguna Anggarannya.
4.2
Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
Adapun perusahaan pihak ketiga yang menang seleksi sederhana
untuk pekerjaan ini adalah PT. Java Teknik yang beralamat di Serang
Provinsi Banten.
Halaman 32
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
4.3
Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan berada di 7 (tujuh) lokasi diantaranya:
1. Sarimulya Ds. Setu Kec. Setu.
2. Kedaung Kel. Kedaung Kec. Pamulang.
3. Rancasaga Ds. Setu Kec. Setu.
4. Baktijaya Kel. Baktijaya Kec. Setu.
5. Keranggan Kel. Keranggan Kec. Setu.
6. Ciputat Kel. Ciputat Kec. Ciputat.
7. Parigi Kel. Perigi Kec. Pondok Aren.
4.4
Sumber Dana
Pekerjaan Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan
Prasarana Air Minum ini di danai dari Anggaran Pembangunan Belanja
Daerah Kota Tanggerang Selatan pada Tahun Anggaran 2011.
4.5
Jadwal Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan
Prasarana Air Minum ini dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
yang
dimulai
semenjak
kontrak
ditandatangani.
Adapun
Jadwal
Sebagaimana pada Tabel IV.1 dibawah ini.
TABEL IV - 1
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
JASA KONSULTASI PENDAMPING OPERASIONAL SARANA DAN
PRASARANA AIR MINUM
No
1.
Uraian Kerja
I
II
III
IV
V
Minggu keVI
VII VII
I
IX
X
XI
XII
Ket
Persiapan
Halaman 33
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
2.
3.
4.
5.
4.6
pelaksanaan
pekerjaan
dan
koordinasi
Sosialisasi pekerjaan
Pembentukan
tim
pengelola air
Pelatihan teknis
Pelaporan
a. Laporan
pendahuluan
b. Penyusunan draft
laporan akhir
c. Penyusunan
laporan akhir
Laporan Yang Dihasilkan
Untuk laporan yang dihasilkan di Pekerjaan Konservasi Sumber
Daya Air Dan Pengendalian Kerusakan Sumber-sumber Air adalah
sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Draft Laporan Akhir
3. Laporan Akhir
Halaman 34
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Bab - I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan dasar manusia. Berdasarkan jenisnya air
terbagi menjadi air tanah dan air permukaan.
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan
di bawah permukaan tanah (PP Nomor 43 Tahun 2008). Air tanah
(groundwater) merupakan sumberdaya yang potensial dan banyak
mendapat perhatian dalam kaitnya dengan pemenuhan kebutuhan air
bersih.
Kuantitas dan kualitas air tanah merupakan dua aspek yang
sangat berkaitan. Di dalam akuifer (formasi batuan yang dapat
meloloskan air dalam jumlah yang cukup), kuantitas air tanah
mengalami penurunan cukup tajam apabila terjadi pengambilan
berlebihan. Sedangkan kualitasnya, lebih ditentukan oleh karekteristik
material penyusun struktur geologi dimana air tanah itu terdapat
(Todd, 1980;Fetter, 1988).
Seiring
dengan
perkembangan
kegiatan
industri
maupun
pertumbuhan penduduk di Kota Tanggerang Selatan Provinsi Banten
yang semakin meningkat maka
kebutuhan akan air sangat tinggi,
karena disamping untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari
juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan niaga dan industri seperti
Halaman 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
perhotelan, pabrik/industri sampai ke perusahaan cuci mobil dan
sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan yang sangat banyak tersebut,
penyediaan air tidak cukup hanya bersumber dari air permukaan saja,
tetapi juga banyak memanfaatkan air tanah melalui sumur-sumur gali, dari
pemboran dangkal kurang dari 50 meter sampai pemboran dalam lebih dari
100 meter.
Pengambilan air tanah yang berlangsung terus menerus tanpa
diimbangi
dengan
upaya
perlindungan
dan
pelestarian
terhadap
sumbernya, mengakibatkan terjadinya penurunan muka air tanah (land
subsidence).
Dilihat dari fungsinya sebagaimana tersebut di atas, air
merupakan sumberdaya alam yang mempunyai nilai sangat strategis
dan ekonomi dikarenakan kebutuhannya menyangkut hajat hidup orang
banyak, sehingga di dalam pemanfaatan dan pengelolaannya harus
dilakukan secara bijaksana dengan mempertimbangkan keadaan
lingkungan dan keberadaannya yang berkesinambungan.
Banyak masyarakat Kota Tanggerang Selatan yang rawan akan air
bersih sehingga pada tahun 2011 ini ada kegiatan pembangunan sarana
dan prasarana air bersih dari sumber pengeboran dalam air tanah di 7
(tujuh) lokasi diantaranya:
1. Sarimulya Ds. Setu Kec. Setu
2. Kedaung Kel. Kedaung Kec. Pamulang
3. Rancasaga Ds. Setu Kec. Setu
4. Baktijaya Kel. Baktijaya Kec. Setu
5. Keranggan Kel. Keranggan Kec. Setu
6. Ciputat Kel. Ciputat Kec. Ciputat
7. Parigi Kel. Perigi Kec. Pondok Aren
Agar sarana dan prasarana air bersih dapat dimanfaatkan secara
terus menurus maka perlunya kegiatan pendampingan yang dimana dapat
Halaman 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
melatih tim pengelola air tanah sehingga dalam pengelolaan air bersih
dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka Pemerintah Kota
Tanggerang Selatan melalui Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman
Kota Tanggerang Selatan Tahun Anggaran 2011 ini melakukan kegiatan
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air Minum.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan yang ingin dicapai dari
pekerjaan Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana
Air Minum adalah agar masyarakat pengelola air di 7 (tujuh) lokasi mampu
mengelola sumur bor baik secara teknis maupun administrasinya.
Adapun Sasaran yang akan dicapai dari kegiatan ini adalah:
1. Aparatur dari tingkat yang paling rendah sampai dengan tinggi
mengetahui adanya kegiatan pembangunan sumur untuk kebutuhan
air bersih masyarakat
2. Terbentuknya tim pengelola air bersih
3. Masyarakat
memahami
pentingnya
manfaat
air
bersih
untuk
kesehatan.
4. Masyarakat mampu untuk memperbaiki dan mengelola secara
berkelanjutan dari kegiatan tersebut.
Halaman 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
1.3 Ruang Lingkup
Berdasarkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, maka ruang
lingkup kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Sosialisasi kepada aparat tingkat RT/RW, Kelurahan/Desa dan
Kecamatan serta Instansi Terkait.
2. Pembentukan Tim Pengelola Air Bersih di masing-masing lokasi.
3. Sosialisasi Kesehatan Lingkungan kepada Tim Pengelola Air Bersih
dan aparat tingkat RT/RW, Kelurahan/Desa dan Kecamatan.
4. Pelatihan Teknis dan Manajemen Keuangan kepada Tim Pengelola
Air Bersih.
1.4 Dasar Hukum
Pekerjaan Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan
Prasarana Air Minum dilaksanakan dengan berlandaskan pada peraturan
perundangan sebagai berikut:
1.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air;
2.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
3.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
4.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah;
Halaman 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
5.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
6.
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Kota Tanggerang Selatan;
7.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Tugas Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
8.
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;
9.
Intruksi Presiden No 10 Tahun 2005 tentang Penghematan
Energi dan Air;
10. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Standar Kualitas Air Bersih
dan Air Minum;
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
12. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1451.K/10/MEN/2000 tentang
Pedoman
Teknis
Penyelenggaraan
Pemerintah
Di
Bidang
Pengelolaan Air Tanah;
13. Keputusan Menteri ESDM Nomor 716.K/40/MEM/2003 tentang
Batas Horizontal Cekungan Air Tanah di Pulau Jawa dan
Madura;
14. Peraturan
Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun 2004
tentang Pengelolaan Air Tanah;
Halaman 5
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
15. Intruksi
Gubernur Banten Nomor 1 Tahun 2005 tentang
Penghematan Energi dan Air Se-Provinsi Banten;
16. Peraturan Wali Kota Serang Nomor …. Tahun …… tentang
Uraian Tugas dan Tata Kerja BAPPEDA Kota Serang;
Halaman 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Bab - II
Gambaran Umum Wilayah
2.1 Kondisi Geografs
Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi
Banten dan secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan,
49 (empat puluh sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa, dengan
luas
wilayah
147,19
km2.
Menurut Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2007/2008,
luas
wilayah
kecamatan-kecamatan
yang
berada
di
Kota
Tangerang Selatan (yang kemudian diambil sebagai luas wilayah
kota Tangerang Selatan) adalah sebesar 150,78 km2, sedangkan
menurut
Kompilasi
Data
untuk
Penyusunan
RTRW
Kota
Tangerang Selatan, adalah sebesar 147,19 km2, dengan rincian
luas kecamatan masing-masing yang berbeda pula. Angka yang
digunakan adalah 147,19 Km2, karena sesuai dengan Undangundang Nomor 51 Tahun 2008, tentang Pembentukan Kota
Tangerang Selatan di Provinsi Banten.
TABEL II - 1
JUMLAH KELURAHAN DAN DESA PER KECAMATAN
Kota Tangerang Selatan
N
o.
Kecamata
n
Jumlah
Keluraha
n
Jumla
h
Desa
Jumlah
Rukun
Warga
(RW)
Jumlah
Rukun
Tetangga
Halaman 7
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
(RT)
1
Serpong
9
69
337
2
Serpong
Utara
7
65
272
3
Ciputat
7
92
460
4
Ciputat
Timur
6
75
416
5
Pamulang
8
129
690
6
Pondok
Aren
11
113
677
7
Setu
Jumlah
1
5
29
144
49
5
572
2996
Sumber : Hasil olahan potensi desa Tahun 2006, dalam kompilasi data
untuk penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan Tahun 2008
Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
a.
Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan
Kota Tangerang
b.
Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan
Kota Depok
c.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan
Kota Depok
d.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
Halaman 8
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Gambar 2.1
Peta Orientasi Kota Tangerang Selatan
Gambar 2.2
Halaman 9
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Peta Administrasi Kota Tangerang Selatan
Kecamatan dengan wilayah paling besar adalah Pondok
Aren dengan luas 2.988 Ha atau 20,30% dari luas keseluruhan
Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas
paling kecil adalah Setu dengan luas 1.480 Ha atau 10,06%. Luas
wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel II-2.
TABEL II - 2
LUAS WILAYAH MENURUT KECAMATAN
Kota Tangerang Selatan
N
o.
Kecamatan
(Ha)
Prosentase
terhadap luas
kota (%)
Luas Wilayah
1
Serpong
2.404
16.33
2
Serpong Utara
1.784
12.12
3
Ciputat
1.838
12.49
4
Ciputat Timur
1.543
10.48
5
Pamulang
2.682
18.22
6
Pondok Aren
2.988
20.30
7
Setu
1.480
10.06
14.719
100
Jumlah
Sumber : Hasil olahan potensi desa Tahun 2006, dalam kompilasi
data untuk
penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan Tahun 2008
Kelurahan/desa dengan wilayah > 400 hektar, terletak di
Kecamatan Pamulang, yaitu Pondok Cabe Udik dan Pamulang
Barat, dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Paku Jaya.
Kelurahan/desa dengan wilayah di bawah seratus lima puluh
hektar terletak di Kecamatan Serpong, yaitu Cilenggang dan
Serpong dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Jelupang.
Halaman 10
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Kelurahan/desa dengan luas wilayah paling besar adalah
Pondok
Cabe
Udik
dengan
luas
483
Ha,
sedangkan
kelurahan/desa dengan luas wilayah paling kecil adalah Jelupang
dengan luas 126 Ha.
Luas wilayah masing-masing kelurahan/desa tertera dalam
Tabel II-3
TABEL II - 3
LUAS WILAYAH KELURAHAN/DESA
Kota Tangerang Selatan
N
o.
1
2
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Serpong
Luas Wilayah
(Ha)
2.404
Buaran
334
Ciater
376
Rawa Mekar Jaya
235
Rawa Buntu
328
Serpong
139
Cienggang
143
Lengkong Gudang
361
Lengkong Gudang
Timur
262
Lengkong Wetan
226
Serpong
Utara
1.784
Lengkong Karya
210
Jelupang
126
Pondok Jagung
209
Pondok Jagung Timur
225
Halaman 11
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
N
o.
3
4
5
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Luas Wilayah
(Ha)
Pakulonan
279
Paku Alam
281
Paku Jaga
454
Ciputat
1.838
Sarua
368
Jombang
345
Sawah Baru
274
Sarua Indah
193
Sawah
249
Ciputat
172
Cipayung
237
Ciputat
Timur
1.543
Pisangan
391
Cireundeu
308
Cempaka Putih
227
Pondok Ranji
246
Rengas
165
Rempoa
206
Pamulang
2.682
Pondok Benda
386
Pamulang Barat
416
Pamulang Timur
259
Pondok Cabe Udik
483
Pondok Cabe Ilir
396
Kedaung
256
Halaman 12
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
N
o.
6
7
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Bambu Apus
220
Benda Baru
266
Pondok Aren
2.988
Perigi Baru
310
Pondok Kacang Barat
252
Pondok Kacang
Timur
252
Perigi Lama
389
Pondok Pucung
362
Pondok Jaya
233
Pondok Aren
217
Jurang Mangu Barat
253
Jurang Mangu Timur
258
Pondok Karya
271
Pondok Betung
191
Setu
Jumlah
Luas Wilayah
(Ha)
1.480
Kranggan
205
Muncul
361
Setu
364
Babakan
170
Bakti Jaya
174
Kademangan
206
14.719
2.2 Geologi
Halaman 13
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
2.2.1 Aluvium (Qa)
Aluvium
terdiri
atas
lempung,
lumpur,
pasir,
kerikil,
kerakal, kerakal batuapung dan endapan teras yang merupakan
endapan sungai. Dalam endapan pantai banyak ditemukan
rombakan batugamping koral, cangkang moluska dan pasir besi.
Rombakan
batuapung,
berwarna
kelabu
dan
putih
kotor,berukuran 2 cm hingga 20 cm, membundar tanggung.
Aluvium tersebar di seluruh wilayah Kota Tangerang
Selatan, terutama di daerah pedataran yaitu menempati bagian
sekitar wilayah aliran sungai. Dari hasil analisa laboratorium
pada contoh tanah, menunjukkan daya dukung tanah sebesar
16,61 ton/m2.
2.2.2 Tufa Banten
2.2.2.1 Bagian Atas (Qvub)
Satuan tufa Banten Atas dibedakan menjadi bagian bawah;
berupa tufa hablur, tufa lapili berbatuapung, tufa kaca dan
sisipan tufa lempungan, serta bagian atas, terdiri dari tufa sela,
tufa batuapung, dan tufa pasiran. Sebarannya cukup luas,
terutama di bagian utara meliputi wilayah Kecamatan Serpong
Utara dan Kecamatan Serpong.
Tufa lapili berbatuapung, berbutir pasir hingga sebesar kacang
merah; berkomponen banyak batuapung, basalt, andesit dan
obsidian; tebal dan beberapa sentimeter sampai beberapa
meter. Tufa kaca, berbutir sedang hingga halus; berkomponen
banyak kaca, dan obsidian; sebagai lensa tipis dalam tufa
lainnya; dan kurang kompak, mudah lepas.
Halaman 14
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Tufa
lempungan,
coklat
tua
hingga
merah;
setempat
mengandung beberapa kepingan batuapung atau sisa tumbuhan,
sebagai sisipàn dalam tufa lainnya, terutama pada bagian atas
satuan ini.
Bagian atas terdiri dari tufa sela, berbutir kasar hingga halus;
mengandung batuapung dan kaca, setempat berstruktur aliran
bergeloinbang dan mudah lepas atau remuk; tebal beberapa
puluh sentimeter.
Tufa batuapung, kuning keruh hingga putih kelabu, berbutir
kerakal hingga membundar tanggung, berkomponen banyak
batuapung, basalt, andesit, obsidian kaca, mudah lepas atau
runtuh, berkisar antara beberapa sentimeter dan beberapa puluh
sentimeter.
Tufa pasiran, putih keruh hingga coklat muda; berbutir kasar
hingga halus, sebagai sisipan tipis dalam tufa lainnya.
Tufa Banten Atas ini setempat berlapis cukup baik dengan kemiringan landai. Tebalnya diduga berkisar antara 100 m dan 250
m.
Tufa Banten Atas ini diduga berumur Plistosen Akhir atau
Kuarter Tua-Tengah dan diendapkan pada lingkungan darat.
Daya dukung tanah 18,43 ton/m2
2.2.2.2 Bagian Bawah (Qvlb)
Terdiri atas breksi tufa, breksi batuapung, tufa lapili dan sedikit
aglomerat.
Tufa
breksi
berwarna
putih
kelabu,
kompak
mengandung
komponen andesit, basal dan sedikit batuapung dalam massa
dasar tufa lapili.
Halaman 15
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Breksi batuapung berwarna kelabu, kompak, kemas terbuka
mengandung sedikit komponen andesit.
Tufa lapili berwarna putih kotor, kompak, terdiri atas fragmen
andesit, batuapung dan sedikit kuarsa, mineral mafk dan
feldspar.
Tufa Banten bawah merupakan hasil Gunung api Dano pada Kala
Plistosen Bawah. Ketebalannya lebih dari 100 meter dan
terendapkan pada lingkungan darat.
Gambar 2.9
Peta Geologi Kota Tangerang Selatan
Halaman 16
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
2.3 Utilitas
Terkait dengan pengelolaan limbah, baik limbah padat
(sampah) maupun limbah cair, terdapat 21 tempat pembuangan
sementara
(TPS)
yang
sebagian
besarnya
menurut
Dinas
Kebersihan dan Pertamanan adalah TPS liar. Selain itu juga
terdapat 5 unit water treatment plant (WTP) yang tersebar di
Serpong, Serpong Utara dan Pondok Aren.
TABEL II - 10
SEBARAN TEMPAT PEMBUANGAN SEMENTARA (TPS) DAN
WATER TREATMENT PLANT (WTP)
DI KOTA TANGERANG SELATAN
No.
Lokasi
TPS
WTP
1
Kecamatan Serpong
1
3
2
Kecamatan Serpong
Utara
3
1
3
Kecamatan Ciputat
3
0
4
Kecamatan Ciputat
Timur
1
0
5
Kecamatan
Pamulang
3
0
6
Kecamatan Pondok
Aren
3
1
7
Kecamatan Setu
7
0
Jumlah
21
5
Bencana banjir merupakan masalah yang harus dihadapi
oleh penduduk yang bahkan di lokasi tertentu harus dihadapi
secara rutin. Lokasi rawan banjir terdapat di sepanjang beberapa
Halaman 17
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
sungai yang mengalir di Kota Tangerang Selatan, di antaranya
Kali Angke, Kali Serua, Kali Pasanggrahan, Kali Ciputat dan Kali
Kedaung.
Titik-titik lokasi rawan banjir tersebut dapat dilihat pada Tabel
II-11
TABEL II - 11
LOKASI RAWAN BANJIR
KOTA TANGERANG SELATAN
No
.
Lokasi
Sungai
Kecamatan
1
Kompleks Sekretariat
Negara
Kali Angke
Pondok Aren
2
Perumahan Maharta
Kali Serua
Pondok Aren
3
Taman Mangu
Kali
Pasanggrahan
Pondok Aren
4
Graha Permai, Bintaro
Kali Ciputat
Ciputat
5
Perumahan Bintaro, sektor
9
Kali Serua
Pondok Aren
6
Kompleks Inhutani
Kali
Pasanggrahan
Ciputat
7
Perumahan ondk Hijau
Kali Ciputat
Ciputat
8
Perumahan Graha Hijau
Kali
Pasanggrahan
Ciputat
9
Perumahan Reni Jaya
Kali Angke
Pamulang
Perumahan Bukit
Pamulang Indah
Kali Kedaung
Pamulang
10
Di Kota Tangerang Selatan terdapat 9 situ, yang tersebar di
5 kecamatan. Situ-situ tersebut adalah Situ Pondok Jagung/Rawa
Halaman 18
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Kutuk, Situ Parigi, Situ Bungur, Situ Antap, Situ Rompang, Situ
Gintung, Situ Legoso, Situ Pamulang/ Sasak Tinggi, dan Situ
Ciledug. Namun, ada 4 situ yang sudah tidak tertera pada peta,
yaitu Situ Bungur, Situ Antap, Situ Rompang, dan Situ Legoso.
Situ Gintung saat ini tidak berfungsi akibat jebolnya tanggul pada
akhir Maret 2009.
TABEL II - 12
Situ di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008
No
.
1
Nama Situ
Situ Pondok
Jagung/
Kecamatan
Luas Situ
(Ha)
Serpong Utara
8,2
5,1
Rawa Kutup
2
Situ Parigi
Pondok Aren
3
Situ Bungur
Ciputat
-
4
Situ Antap
Ciputat
-
5
Situ Rompong
Ciputat Timur
-
6
Situ Gintung
Ciputat Timur
29,3
7
Situ Legoso
Ciputat
8
Situ Pamulang/
Pamulang
27,0
Pamulang
9,7
-
Pondok Benda
9
Situ
Ciledug/Kedaung
Jumlah
79,3
Halaman 19
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Bab - III
Metodologi dan Analisis
3.1
Metodologi
Pekerjaan Konservasi Sumber Daya Air Dan Pengendalian
Kerusakan Sumber-sumber Air dilaksanakan dengan tujuan untuk
memperoleh dokumen kajian air tanah yang akan digunakan sebagai
dasar perencanaan dan penyusunan kebijakan pengelolaan sumber daya
air tanah di Kota Serang.
Adapun Metodologi yang digunakan dalam kajian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Studi Pustaka
Untuk memulai kegiatan pekerjaan ini diperlukan referensi data-data
sekunder
tentang
air
tanah
dari
berbagai
sumber
di
Departemen/Lembaga/Instansi/SKPD terkait, baik ditingkat pusat
maupun daerah, yang diperoleh melalui konsultasi dan koordinasi.
Media elektronik dalam hal ini internet, juga dimanfaatkan sebagai
sumber data pelengkap/pendukung.
Adapun data-data yang dibutuhkan seperti:
a. Peta topografi Kota Serang/Provinsi Banten.
b. Peta Hidrogeologi Kota Serang/Provinsi Banten.
c. Peta Cekungan Air Tanah Kota serang/Provinsi Banten.
d. Peta Administrasi Kota Serang.
2.
Survey dan Penelitian
Halaman 20
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Sebelum dilakukan penelitian lapangan, diperlukan survey terhadap
daerah yang akan diteliti dilihat dari sisi tofografi dan demografi serta
aspek-aspek lainnya yang memiliki keterikatan dengan pemanfaatan
air tanah. Survai ini dilaksanakan untuk memudahkan kegiatan
penelitian dilapangannya.
Adapun penelitian dilapangan akan difokuskan pada:
a. Inventarisasi pengambilan air tanah baik untuk keperluan rumah
tangga maupun kegiatan usaha/industri.
Kegiatan inventarisasi ini dilaksanakan oleh petugas pendata air
tanah.
b. Pengambilan 20 (dua puluh)
sample air tanah untuk di uji
kualitasnya di Laboratorium.
c. Penyelidikan geolistrik.
Penyelidikan geolistrik dilakukan di 2 (dua) kecamatan yaitu
Kecamatan Cipocok Jaya dan Kecamatan Curug Kota Serang.
Metode Geolistrik/Geofisika Tahanan Jenis merupakan suatu
metoda yang mengamati sifat fisik lapisan batuan yaitu sifat tahanan
jenisnya, dengan cara menginjeksikan suatu arus kedalam bumi melewati
sepasang elektroda arus. Adapun nilai beda potensial yang dihasilkan
diukur dari sepasang elektroda potensial yang digunakan. Nilai tahanan
jenis hasil pengukuran merupakan nilai tahanan semu (apparent
resistivity) yang didapatkan dengan cara membagi nilai beda potensial
dengan nilai arus yang diinjeksikan serta dikalikan dengan faktor geometri
(K).
a) Potensial Dalam Medium Yang Homogen
Jika suatu arus mengalir secara kontinyu dalam suatu medium
isotropik homogen, jika A adalah elemen permukaan dan J adalah densitas
arus, maka arus yang melalui A adalah JA. Hubungan antara densitas arus
dan kuat medan menurut Hukum Ohm, dinyatakan dengan persamaan
(Telford, 1976).
Halaman 21
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
(1)
J .
keterangan :
J
=
densitas arus, ampere.m-2
=
konduktivitas medium, mhos.m-1
E
=
kuat medan listrik, volts.m-1
Jika kuat medan listrik merupakan gradien skalar potensial, dimana v
dalam volts, maka besar E dapat juga dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut.
(2)
maka dari persamaan 1 dan 2, didapat :
(3)
J .
jika dapat dinyatakan sebagai berikut :
i
j
k
x
y
z
Jika suatu muatan disimpan dalam volume tertutup oleh suatu permukaan A,
maka :
A J .dA 0
(4)
Jika integral volume dari divergensi arus melewati suatu daerah adalah sama
dengan muatan tertutup (Teorema Gauss), atau dinyatakan bahwa
.Jdv 0 ,
v
v merupakan volume tertutup atau unit volume (titik
terkecil), dan jika
.J . ( ) 0
. 2 0
maka : . 2 0
(5)
Dari persamaan 5, terlihat bahwa konstan, maka di dapat
persamaan Laplace (potensial adalah harmonik) :
2 0
(6)
Halaman 22
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Jika terdapat dua bidang yang berbatasan dimana mempunyai konduktivitas
1 dan 2, jika diasumsikan padan bidang batas potensialnya kontinyu serta
komponen normal arus J adalah kontinyu, maka kontinyuitas v terdapat
dv/dx, dimana x searah bidang batas kedua lapisan , sehingga :
(1)
x
(1) ( 2 ) ;
( 2)
(1)
( 2)
; J n J n .........
x
(7)
Dalam hal ini n dan t menunjukkan komponen normal dan tangensial, dalam
kondisi ini kuat medannya adalah (Telford, 1976) :
E1
(1)
Et
( 2)
; 1 En
(1)
2 En
( 2)
(8)
.........
b) Elektroda Tunggal Tertanam pada Medium
Jika suatu elektroda dengan dimensi kecil ditanam dalam medium yang
homogen isotropis, dari sistem simetri potensialnya merupakan fungsi dari
jarak r saja, dimana r adalah jarak dari elektroda pertama. Jika berdasarkan
koordinat bola :
2
d 2 2 d
0
dr 2 r dr
(9)
jika dalam koordinat bola berlaku :
Z
y
z 2 y 2 z 2 ; Cotg 1 ; tg 1
r
x
x r sin cos ; y r sin sin ; z r cos
r
maka dari kondisi di atas potensial hanya tergantung dari variabel r,
sehingga didapatkan :
r
r
r
; 2
r
r r
Jika koordinat bola medium isotropik (Persamaan Laplace) :
r 2 r
0
r rr rr
Sehingga didapatkan :
2 r 2 r
2
0
rr
r
(10)
Halaman 23
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Jika :
2 r 2 r
2 r
2 r 0
2
r 0 ; r
2
rr
r
r
r
misal,
p
p
2
p
p
p
p
r
;r
2 p 0; r
2 p;
2
2
r
r
r
p
r
r
P;
r
r
2 ; ln p C1 2 ln r C 2
r
ln p C1 ln r 2 C 2 ; ln p ln r 2 C 2 C1 ln A
ln p.r 2 ln A; pr 2 A; P
A
r2
d
A
2
dr
r
sehingga didapatkan :
(11)
Nilai v didapat dengan integral, A
r
r
; d A 2
2
r
r
A
Sehingga nilai r B
(12)
Jika A dan B konstanta, untuk r = maka B = 0 oleh sebab itu
= 0,
bila r = . Jika arus memancar dipermukaan bola, dinyatakan berikut :
4r 2 j 4r 2
2
r
; r2
;r
atau
4
r
r
4
4 r 2
r
d 4 r
c)
1
; 4A,
r
2
1
2 1
; 4 2 1 r
atau
1
; 4r
4 r
(13)
Elektroda Tunggal di Permukaan Medium
Jika elektroda tunggal berupa titik diletakkan di permukaan medium yang
homogen isotropik dan dianggap udara mempunyai konduktivitas nol (
udara = 0), maka arus yang berbatasan dengan udara adalah tidak
Halaman 24
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
berkurang, dan mengingat arus memencar dari permukaan membentuk
setengah bola, maka dapat dinyatakan :
karena
z
z r
r
dimana B=0 untuk r =
r
r 1 r
r
;
2
;
z
r r z z
r z z
r z
karena :
r 2 x 2 y 2 z 2 , maka :
x2 y 2 z 2
2z
2
2
z
r
z
r 2 x2 y 2 z 2
z
3 0 , untuk z = 0
z
r
Karena arus memencar ke segala arah yang berbentuk setengah bola di
bagian bawah pada medium tadi, maka :
2r 2 J 2r 2
;
2 ; maka : 2
r r
r
;
2
1
;
; jika, r 2
;r2
2
r
r
2
atau ,
; atau,
r 2 r ;
2
2
r
2
2r
I
r
2
r
1
sehingga : 2 r
(14)
d) Dua Elektroda Arus dan Potensial di Permukaan
Jika dua elektroda arus dan dua elektroda potensial pada
permukaan medium yang homogen dan isotropik dengan nilai tahanan jenis
(Gambar 4), maka nilai potensial di P1 karena C1 :
1
1
;1
sehingga1
r1
2
2
1
r
1
Adapun potensial P1 karena C2
2
2
; 2
1 sehingga 2
r2
2
2
1
r
2
Halaman 25
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Karena arus-arus pada dua elektroda adalah sama dan berlawanan arah
maka :
1 2
2
1
1
r r
2
1
berati potensial di1 1
2
1
1
r r
2
1
Gambar 3.1.
Dua Elektroda Arus dan Potensial di Permukaan
suatu Medium yang Homogen Isotropik (Telford, 1976).
Potensial karena C1 pada P2 adalah :
3
3
; 3
sehingga 3
r3
2
2
1
r
3
Potensial karena C2 pada P2 adalah :
4
4
; 4
3 sehingga 4
r4
2
2
3 4
2
1
1
r r
4
3
; potensial2 2 2
1
r
4
1
1
r r
4
3
Beda potensial antara P1 pada P2 adalah besarnya VP1- VP2
Halaman 26
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
1
1 1
1
r r
r r
2
4
3
1
2
2
(15)
1
1
1 1
1
r r
r r
2
4
3
1
(16)
e) Susunan Elektroda Shclumberger
Susunan elektroda Schlumberger terdiri atas 2 (dua ) elektroda arus dan 2
(dua) elektroda potensial, seperti yang tertera di
gambar 3.2 berikut ini.
2L
2
l
x
L
C1
P1
P2
C2
// / /// //// // //////// // / / / / / / / /
/ / / / / / / / / / / / /
Gambar 3.2
Susunan Elektroda Schlumberger (Telford, 1976).
Dari persamaan 16, jika :
r1 L x l ; r2 L x l ; r3 L x l ; r4 L x l
maka
akan
menjadi :
( L2 x 2 ) 2
2l ( L2 x 2 ) I
Agar pengukuran
tidak
bergantung
(17)
terhadap
tahanan
sentuh
pada
elektroda arus A dan B, Konfigurasi Schlumberger, yaitu dengan meletakkan
elektroda A
dan B secara simetris terhadap titik tengah serta menambah
elektroda potensial M dan N yang simetris pula terhadap titik tengah diantara
elektroda A dan B, atau dari persamaan 39 jika jarak x sama dengan 0 (nol) :
L2
2l I
(18)
Halaman 27
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Jika L sama dengan AB/2 dan l sama dengan MN/2, maka berdasarkan
gambar 6, maka persamaan 40 akan menjadi :
2
AB
2
MN I
2
2
(19)
Sumber
arus
I
V
A
M
N
B
// / /// //// // //////// // / / / / / / / /
/ / / / / / / / Gambar 3.3
Susunan Elektroda Schlumberger AB dan MN Simetris
(Telford, 1976).
Jika disebut sebagai tahanan jenis semu (apparent resistivity) yang
dinotasikan a dan K sebagai faktor geometri yang dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut ini.
2
AB
2
K
MN
2
2
maka persamaan 19 akan menjadi:
a
K
(20)
Keterangan :
AB
=
jarak elektroda arus, m
MN
=
jarak elektroda potensial, m
V
=
beda potensial, mV
I
=
arus listrik yang diinjeksikan, mA
K
=
faktor geometri
Halaman 28
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
=
a
3.
tahanan jenis semu, ohm.m
Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan digabungkan
dengan data sekunder dari hasil studi pustaka dan data pendukung
lainnya untuk diolah sesuai dengan formula yang telah ditetapkan, dan
keluarannya antara lain berupa:
a. Data pengguna air tanah di Kecamatan Cipocok Jaya dan
Kecamatan
Curug
baik
rumah
tangga
maupun
kegiatan
usaha/industry. Data ini akan dibuat dalam bentuk peta pengguna
air tanah di Kecamatan Cipocok Jaya dan Kecamatan Curug.
b. Sertifikat hasil uji kualitas air tanah dari laboratorium.
Adapun parameter yang akan diuji adalah:
-
Fisika : Warna, Bau, Kekeruhan, Rasa, Suhu dan Zat padat
terlarut (TDS).
-
Kimia : PH, Besi (Fe), Klorida (Cl 2), Nitrat (NO3), Nitrit (NO2),
Kromium (Cr), Mangan (Mn), Sianida (CN).
-
Bakteriologi : Total Coliform untuk air baku dan air minum.
c. Hasil pengolahan data dari kegiatan penyelidikan geolistrik adalah
berupa gambar penampang vertikal struktur batuan penyusun
tanah (lithologi).
3.2
3.2.1.
Analisis
Analisis Pendugaan Geolistrik
Halaman 29
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Berdasarkan hasil penafsiran data lapangan dibandingkan dengan
kondisi geologi dan hidrogeologi setempat akan didapatkan korelasi
antara harga tahanan jenis dengan litologi seperti pada Tabel berikut.
Tabel III.1
Ringkasan Nilai Resistivity Batuan (Dept PU, 1987 & Telford,
1976)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Rocktype
Tanah lempungan, lunak-basah
Lempung lanauan dan tanah lanauan lembek
Tanah lanauan, pasiran
Batuan dasar berkekar terisi tanah lembab
Pasir kerikil bercampur lanau
Batuan dasar berkekar terisi tanah kering
Batuan Konglomerat
Batu pasir
Batu Lempung
Alluvium
Tufa
12
Lava
Resistivity range ( m)
1.5 - 3.0
3 – 15
15 – 150
150 – 300
300
300 – 2400
2 x 103 – 104
1-6.4 x 108
1 – 100
10 – 800
2 x 103 (Wet)
105 (dry)
102 - 5 x 104
Tabel.III.2
Ringkasan Nilai Resistivity Batuan Dengan Kandungan Air (Telford, 1976).
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3.2.2.
Rock
Lanau
Lanau
Lanau
Batu pasir
Batu pasir
Batu pasir
Batu pasir
Batu pasir
Batu pasir
Batu pasir
kasar
kasar
sedang
sedang
sedang
lempungan
lempungan
%H2O
0.54
0.44
0.38
0.39
0.18
1.0
1.67
0.1
1.16
0.45
Resistivity range ( m)
1.5 x 104
8.4 x 106
5.6 x 108
9.6 x 105
108
4.2 x 103
3.2 x 106
1.4 x 108
4.7 X 103
5.8 X 104
Analisis Potensi Ketersediaan Air tanah
Halaman 30
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Interpretasi kedalaman dan macam batuan pada setiap titik pendugaan
geolistrik berdasarkan sifatnya.
Pembuatan penampang hidrogeologi berdasarkan sifat geofisika batuan
yang melewati titik-titik lokasi pendugaan terpilih, untuk mengetahui
sebaran vertical dan lateral akuifer.
Melalui sebaran sistem akuifer membuat kontur kedalaman akuifer bagian
atas, kontur kedalaman bagian bawah dan kontur ketebalan akuifer
Interpretasi untuk menentukan konfigurasi akuifer yang paling tepat dan
memperkirakan potensi ketersediaannya.
3.2.3.
Metoda
Analisis Kualitas Air Tanah
analisis
yang
digunakan
untuk
pemeriksaan
kualitas
air
yaitu
berdasarkan buku pedoman “Standard Methodes, APHA 1965 dan Subsurface
Assessment Book for Conformated Sites , CCME 1994”.
Adapun parameter yang diperiksa mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 907/2002.
Halaman 31
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
Bab - IV
Rencana Kerja
4.1
Nama dan Pemilik Pekerjaan
Pekerjaan Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan
Prasarana Air Minum berada di Dinas Tata Kota, Bangunan dan
Permukiman Kota Tanggerang Selatan dan Kepala Dinas sebagai
Pengguna Anggarannya.
4.2
Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
Adapun perusahaan pihak ketiga yang menang seleksi sederhana
untuk pekerjaan ini adalah PT. Java Teknik yang beralamat di Serang
Provinsi Banten.
Halaman 32
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
4.3
Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan berada di 7 (tujuh) lokasi diantaranya:
1. Sarimulya Ds. Setu Kec. Setu.
2. Kedaung Kel. Kedaung Kec. Pamulang.
3. Rancasaga Ds. Setu Kec. Setu.
4. Baktijaya Kel. Baktijaya Kec. Setu.
5. Keranggan Kel. Keranggan Kec. Setu.
6. Ciputat Kel. Ciputat Kec. Ciputat.
7. Parigi Kel. Perigi Kec. Pondok Aren.
4.4
Sumber Dana
Pekerjaan Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan
Prasarana Air Minum ini di danai dari Anggaran Pembangunan Belanja
Daerah Kota Tanggerang Selatan pada Tahun Anggaran 2011.
4.5
Jadwal Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan
Prasarana Air Minum ini dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
yang
dimulai
semenjak
kontrak
ditandatangani.
Adapun
Jadwal
Sebagaimana pada Tabel IV.1 dibawah ini.
TABEL IV - 1
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
JASA KONSULTASI PENDAMPING OPERASIONAL SARANA DAN
PRASARANA AIR MINUM
No
1.
Uraian Kerja
I
II
III
IV
V
Minggu keVI
VII VII
I
IX
X
XI
XII
Ket
Persiapan
Halaman 33
LAPORAN PENDAHULUAN
Jasa Konsultasi Pendamping Operasional Sarana dan Prasarana Air
Minum
Kota Tanggerang Selatan
2.
3.
4.
5.
4.6
pelaksanaan
pekerjaan
dan
koordinasi
Sosialisasi pekerjaan
Pembentukan
tim
pengelola air
Pelatihan teknis
Pelaporan
a. Laporan
pendahuluan
b. Penyusunan draft
laporan akhir
c. Penyusunan
laporan akhir
Laporan Yang Dihasilkan
Untuk laporan yang dihasilkan di Pekerjaan Konservasi Sumber
Daya Air Dan Pengendalian Kerusakan Sumber-sumber Air adalah
sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Draft Laporan Akhir
3. Laporan Akhir
Halaman 34