Makalah Tri Pusat Pendidikan Dan

PENDAHULUAN
Pada dasarnya, manusia adalah mahluk paling sempurna yang diberikan
akal agar dapat berfikir dan menganalisis berbagai aspek kehidupan dan bereaksi
selayaknya manusia yang memiliki harkat dan martabat. Agar dapat mencapai
objektif tersebut, diperlukan proses yang panjang yang dimulai dari lahir sampai
akhir hayat. Meski manusia adalah mahluk superior yang sering menganggap
dirinya independen, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial
yang tidak dapat mencapai potensi maksimalnya dengan sendirinya. Oleh sebab
itu, peran individual orang sekeliling dan juga komunitas memiliki pengaruh
yang sangat besar dalam perkembangan fikiran seseorang.
Dengan diberinya akal dan fikiran, manusia memiliki kelebihan menjadi
makhluk yang mempunyai kemampuan belajar. Yang termasuk belajar dalam hal
ini bukanlah hanya belajar dalam pendidikan formal, tetapi juga belajar dalam hal
norma, moral,

etika bersosial, pengetahuan, maupun dalam hal religi.

Dikarenakan manusia tidak luput dari aktifitas sosial, maka manusia tidak hanya
memegang peran anak didik, tetapi juga peran pendidik bagi orang orang
disekitarnya.
Makalah ini akan menyimpulkan konsep pendidikan dan TriPusat

pendidikan yang sangatlah penting untuk diketahui pendidik formal agar dapat
lebih mengerti faktor-faktor dasar yang mempengaruhi terbentuknya berbagai
macam pelajar yang ada dalam kelas. Dengan mengerti konsep ini, diharapkan
pengajar dapat memiliki fondasi yang kokoh agar dapat memfasilitasi pelajar
dengan sarana yang dibutuhkan sesuai latar belakang pelajar masing-masing.
Selanjutnya, pendidik formal memiliki peran yang signifikan dalam masyarakat.
Oleh sebab itu, konsep tersebut haruslah dimengerti agar pendidik dapat menjadi
sebuah contoh yang baik. Yang dimaksud contoh baik dalam hal ini bukan hanya
dalam segi akademis, tapi juga dalam aspek kehidupan lainnya.

1

PEMBAHASAN
A. TriPusat Pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantoro yang mengemukakan system Tri Centra,
menyatakan :
“Didalam hidupnya anak- anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat
pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan
alam pergerakan pemuda”.
Dengan ini, beliau menyatakan adanya beberapa sumber pendidikan yang dapat di

dimengerti sebagai TriPusat pendidikan. Dengan demikian, TriPusat pendidikan
memiliki 3 unsur seperti yang dapat dilihat dalam diagram dibawah.

Pendidikan Formal

TriPusat Pendidikan

Pendidikan Informal

Pendidikan Non-Formal

1. Pendidikan Formal
Pendidikan Formal adalah pendidikan yang dilakukan di dalam ruang
lingkup kelas dan sekolah. Fasilitator utama dalam pendidikan formal adalah
guru, dosen, mentor atau pembimbing yang merupakan pendidik formal karena
telah melalui jenjang sekolah yang cukup tinggi yang sesuai dengar regulasi
standard dari negara yang berhubungan. Seseorang dapat dinyatakan sebagai
pendidik formal bila sudah melalui proses akademis tersebut dan dinyatakan
dengan resmi dalam bentuk sertifikat atau gelar. Materi yang diajarkan berupa
pengetahuan umum yang sesuai standar yang ditempuh di dalam pendidikan


2

usia dini, pendidikan dasar, menengah. Pengetahuin yang diajarkan dalam
pendidikan dan tinggi.
2. Pendidikan Informal
Yang dimaksud dengan pendidikan informal adalah pendidikan yang
didapatkan dalam ruang linkup keluarga. Menurut Ki Hajar Dewantoro,
pendidikan dalam keluarga merupakan sumber pendidikan yang sebaikbaiknya karena merupakan lembaga pendidikan yang secara langsung
mempengaruhi pembentukan individu dan kemampuan sosialisasi. Dalam
pendidikan informal, yang menjadi fasilitator adalah orang-tua, kakak, nenek,
kakek dan orang orang yang termasuk dalam keluarga inti. Dalam sumber
pendidikan ini, yang diajarkan berupa dasar komunikasi motorik seperti
berbicara, dasar moral, norma berperilaku, norma bersosial, dan dasar religi.
3. Pendidikan Non-Formal
Dalam pendidikan non-formal, lembaga pendidikan yang bersangkutan
adalah masyarakat. Masyarakat diartikan sebagai perkumpulan orang orang
yang hidup bersama dan menjalani aktifitas keseharian dan saling
membutuhkan. Dalam kehidupan sehari hari, kita ditemukan dengan orang
orang yang memiliki berbagai macam latar belakang dan posisi. Karena

manusia mempunyai sifat mencontoh, maka masyarakat individu memiliki
peran yang cukup berpengaruh karena secara tidak langsung memberikan
contoh berperilaku yang dibandingkan dan disesuaikan dengan latar belakang
dan posisi orang tersebut. Oleh sebab itu, pendidikan non-formal adalah unsur
yang tidak kalah pentingnya karena mempengaruhi sudut pandang seseorang
dalam segi berperilaku dan bersosial dalam situasi dan kondisi yang beragam.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seseorang menjalani
hidupnya dengan adanya TriPusat pendidikan yang disebut diatas. Kualitas
TriPusat tiap-tiap orang memang berbeda dan oleh sabab itu mempengaruhi

3

kualitas dari orang tersebut pada akhirnya. Karena setiap orang kurang-lebihnya
menjalani proses ini, maka proses belajar yang terjadi secara berkesinambungan
ini juga bisa disebut sebagai "Life Long Education", yang dapat dimengerti
sebegai sebuah proses belajar yang dialami manusia yang bermula dari lahir
hingga akhir hayat.
B. 5 Dimensi Kemanusiaan
Dalam pendidikan, manusia adalah pokok inti karena manusialah yang

memegang peran pendidik/facilitator dan juga objek dari pendidikan tersebut.
Seorang pendidik, yang bertugas mengembangkan kemampuan objek sasarannya
yaitu sang pelajar, perlu mengerti bahwa objek yang diajar memiliki akal pikiran,
perilaku dan kemampuan. Lebih jelasnya, seorang pendidik sebaiknya mengerti
bahwa manusia memiliki berbagai bentuk eksistensi yang dapat diuraikan dalam 5
dimensi berikut:
1. Dimensi Keindividualan
Yang dimaksud dengan manusia sebagai mahluk individual adalah dimana
semua manusia itu berbeda dan memiliki keunikannya masing-masing yang
berupa fisik maupun potensi dan/atau kemampuan.
2. Dimensi Kesosialan
Yang dimaksud dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah dimana semua
manusia dilahirkan tanpa memiliki kemampuan dan memperoleh atau
mengembangkan kemampuannya dengan bantuan orang lain. Maka dari itu,
penting bagi manusia untuk mengerti bahwa ia juga memiliki peran dalam
kehidupan sosial yang harus memenuhi kewajibannya sebagai makhluk sosial
di dalam komunitasnya.
3. Dimensi Kesusilaan
Yang membedakan manusia dengan binatang adalah manusia diciptakan
dengan diberikan akal pikiran dan hati nurani. Dengan itu, manusia dapat


4

h
r
t
f
o
l
a
u
v
d
K
s
n
e
m
i
D

membedakan kelakuan yang baik maupun yang buruk. Selanjutnya, manusia
adalah makhluk yang paling tinggi kedudukannya, dimana mereka memiliki

wewenang untuk menentukan dan menilai norma-norma apa yang harus

dipahami untuk mengarahkan dirinya secara individu maupun orang orang
dalam kehidupan. Oleh sebab itu, eksistensi manusia sebagai mahluk susila dan

sosial tidak dapat dipisahkan karena kemampuan menila tingkah susila baru
dapat memenuhi fungsi nya secara penuh dalam kehidupan sosial.

4. Dimensi Kefitrahan

Kefitrahan juga merupakan suatu faktor yang menempatkan manusia di posisi

yang mulia. Yang dimaksud dengan fitrah dalam hal ini adalah kebolehan
manusia untuk memilki kebebasan, memiliki prinisip dan memiliki kecerdasan

berupa kecerdasan mental, fisik, emotional dan spiritual. Maka dari itu,
bagaimana


seseorang

menjaga

kemuliaannya

dalam

hidupnya

akan

menentukan nilai kemanusiaan dari orang tersebut.

5. Dimensi Keagamaan

Dimensi
Keagamaan


Seperti yang dapat dilihat dalam diagram diatas, seorang manusia

memenuhi criterianya sebagai mahluk yang paling mulia dengan memiliki 4
dari 5 dimensi yang tertera diatas. Manusia menjalani kewajibannya dalam
peran-peran yang dimiliki dalam kehidupan dengan dasar mempertahankan

nilai kemanusiaannya dan memenuhi hakikatnya sebagai seorang mahluk
individual dan sosial. Akan tetapi, Dimensi kegamaan atau kepercayaan

5

spiritual seakan bisa dilihat sebagai bingkai yang mengokohkan kemuliaan
yang telah diberikan. Kemuliaan ini lebih kokoh dengan adanya kepercayaan
akan Tuhan YME, karena memberikan manusia tujuan tambahan diluar
memenuhi kewajiban duniawinya, yaitu memenuhi kewajibannya sebagai
mahluk yang bertuhan. Karena tiap agama memiliki ketentuannya masingmasing, maka manusia lebih termotifasi untuk menaati regulasi yang diajarkan
sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan yang disembah.
Pada dasarnya, konsep 5 Dimensi Manusia perlu dimengerti agar dapat
mengembangkan diri menjadi manusia yang utuh dan juga karena pada setiap
saat, manusia secara langsung atau tidak langsung memberikan contoh kepada

orang sekitarnya. Selain itu, guru dianjurkan memahami dimensi-dimensi manusia
karena ia memiliki tanggung jawab untuk mendidik secara formal. Qualitas dari
ke 5 dimensi pelajar perlu dipertimbangkan ketika menentukan metode yang akan
dipakai dalam kegiatan belajar-mengajar.
C. Panca Daya Manusia
Untuk dapat memungkinkan pengembangan individu, manusia memiliki 5
kemampuan yang berkembang secara bersamaan dengan dimensi-dimensi yang
disebut diatas. Kemampuan kemampuan itu, sebagai berikut:
1. Daya Cipta yaitu kemampuan otak, akal, pikiran, dan fungsi congnitif dari
otak.
2. Daya Rasa yang menyakut perasaan dan emosi. Disebut juga afektif.
3. Daya Karsa adalah kemampuan untuk terinspirasi. Memiliki keinginan
atau self-will yang pada akhirnya menjadi motifasi.
4. Daya Karya adalah dimana manusia diberikan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang nyata.
5. Daya Taqwa dimana manusia memiliki kemampuan untuk merasakan
syukur karena telah diberkahi dengan semua kemampuan diatas.

6


D. Hakikat Manusia
Karena adanya dimensi keagamaan yang memberikan pengertian bahwa
manusia adalah makhluk bertuhan, maka kemuliaan yang telah diberikan
dimaksud untuk memberikan hakikat pada manusia. Dengan konsep konsep yang
tertera diatas, diharapkan bahwa manusia dapat menemukan makna diri bahwa
manusia adalah:
1. Mahluk yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
2. Mahluk yang paling sempurna
3. Mahluk yang paling tinggi derajatnya
4. Sebagai pemimpin di muka bumi
5. Pemilik atau Penyandang Hak Asasi Manusia
E. Manusia yang memiliki Harakat dan Martabat
Seperti yang dapat dilihat dalam diagram dibawah, tujuan akhir dari
mengerti konsep-konsep yang dijelaskan diatas adalah agar seseorang menjadi
manusia yang memiliki harkat dan martabat. Tujuan ini tercapai apabila seseorang
dapat memenuhi semua criteria dimensi kemanusiaan secara maksimal dan
mengunakan Panca Daya secara optimal, dan dapat mengerti hakikatnya.
Hakikat Manusia

Tujuan: Menjadi manusia yang memiliki Harkat dan Martabat

Dimensi Kemanusiaan

Panca Daya

7

KESIMPULAN
Karena pendidikan itu didapatkan secara langsung atau tidak langsung dari
segala arah, alangkah baiknya apabila manusia dapat mengerti konsep-konsep
yang telah dibahas agar dapat menjalani hidup semaksimal mungkin dan sesuai
tujuan yang telah diberikan yaitu untuk menjadi seorang manusia yang memiliki
harkat dan martabat. Dan dikarenakan manusia hidup di lingkungan sosial dan
tidak lepas dari interaksi dengan manusia lain, maka realisasi ini penting karena
secara tidak sadar, manusia bukan hanya pelajar dalam kehidupan ini, tapi juga
pemberi contoh bagi orang orang disekeliling mereka.
Contoh
Agar struktur ini dapat lebih dipahami, maka sebuah contoh perlu
diberikan. Contoh dapat dilihat dalam situasi yang dijabarkan dibawah:
Seorang ibu memiliki tugas yang mau atau tidak mau harus dijalankan
yaitu tugas untuk mengurus anak dan memenuhi semua kebetuhannya. Kebutuhan
seorang anak merupakan hal hal yang pokok meliputi makan, minum dan
sebagainya. Lebih lanjutnya, anak memerlukan pendidikan yang penuh agar sang
anak dapat memenuhi fungsinya dalam kehidupan ini. Pendidikan yang dimaksud
adalah TriPusat pendidikan yaitu pendidikan formal, informal, dan non formal.
Karena ibu memiliki peran fasilitator dalam pendidikan informal, maka
seorang ibu harus dapat melihat dimensi dimensi yang dimiliki oleh manusia agar
dapat menentukan metode yang akan dipakai untuk mendidik anak ketika sedang
dirumah atau dalam lingkungan keluarga.
Dalam mengembangkan dimensi ke indivualan si anak, ibu juga harus
mengerti Panca Daya yang dimiliki manusia untuk memfasilitasi fase-fase dalam
daya tersebut agar dapat dikembangkan. Sebagai contoh, kemampuan kognitif
anak tersebut harus dikembangkan agar anak memilki kemampuan untuk berpikir
dan mencetuskan gagasan. Dengan memiliki kemampuan berpikir, maka anak
akan dapat memberikan sebuah opini yang dipengaruhi oleh daya rasa atau
perasaannya. Karena sebuah pendapat atau opini harus dapat didukung dengan

8

alasan yang tepat, maka kemampuan berinspirasi atau daya karsa harus
dikembangkan agar anak dapat menghasilkan sebuah karya yang memerlukan
fasilitas yang cukup dari sang ibu. Setelah karya dapat dilihat secara nyata, maka
sang anak harus diberikan pengertian bersyukur karena telah diberikan
kemampuan untuk berkarya.
Dengan berkembangnya daya taqwa atau rasa syukur yang cukup, anak
diharapkan tumbuh dengan mengerti hakikat manusia yang sebenar-benarnya. Ini
merupakan suatu konsep atau realisasi diri yang akan memotifasi sang anak untuk
memenuhi tujuannya yaitu menjadi manusia yang berharkat dan bermartabat.

9

DAFTAR PUSTAKA
http://pustakaaslikan.blogspot.com/2011/11/tripusat-pendidikan.html
http://pakdesofa.wapgem.com/peng%20ilmu%20pend/RANGKUMAN%20TRI
%20PUSAT%20PENDD.txt
http://www.academia.edu/6462586/
PENGAKUAN_HARKAT_DAN_MARTABAT_MANUSIA_DALAM_PENYE
LENGGARAAN_PENDIDIKAN_Oleh
http://www.matematika-umsu.web.id/2013/04/dimensi-manusia-hakikat-dantujuan.html
http://www.slideshare.net/masgar1/ilmu-pengetahuan-ditinjau-dari-segi-harkatdan-martabat-manusia

10