Makalah pancasila klompok 1 Teknolgi Pertania
MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan Pancasila , Secara etimologi istilah Pancasila berasal dari bahasa
Sansekerta, yaitu : Panca artinya ‘lima’ dan Syila artinya ‘batu sendi, alas/dasar’ Syiila
artinya ‘peraturan tingkah laku yang baik’. Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik
Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 and
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia
Tahun. II No. 7 tanggal 15 Februari 1946 bersama-sama dengan Batang Tubuh UUD 1945.
Jadi pendidikan pancasila sendiri merupakan sekumpulan materi didikan dan
pengenalan akan pancasila sebagai dasar negara, dan untuk menanamkan ideologi pancasila
itu sendiri kepada anak didik.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana latar belakang Pendidikan Pancasila secara historis, kultural, yuridis dan
filosofis ?
2. Apa tujuan nasional, tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan pancasila ?
C.
TUJUAN
Adapun tujuan dari pembahasan ini yaitu :
1. Untuk memberikan pengetahuan tentang latar belakang Pendidikan Pancasila secara
historis, kultural, yuridis dan filosofis.
2. Untuk memberikan pengetahuan tentang tujuan pendidikan pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PANCASILA
1.1. LATAR BELAKANG HISTORIS
Setiap bidang kegiatan yang dikejar oleh manusia untuk maju, pada umumnya
dikaitkan juga dengan bagaimana keadaan bidang itu pada masa yang lampau. Demikian
juga dalam bidang pendidikan, para ahli pendidikan sebelum menangani bidang itu,
terlebih dahulu mereka memeriksa sejarah tentang pendidikan baik yang bersifat nasional
maupun yang internasional. Dengan cara ini mereka tahu apa yang sudah dikerjakan oleh
bangsanya dan hasil yang diperoleh, mereka juga memeriksa apakah sudah cocok dengan
keadaan atau tujuan pendidikan sekarang. Sebagai bahan tambahan, mereka juga mencari
informasi pada sejarah pendidikan dunia. Di dalam kehidupan bangsa Indonesia tersebut
prinsip hidup yang tersimpul di dalam pandangan hidup atau fisafat hidup bangsa (jati
diri) yang oleh para pendiri bangsa/Negara dirumuskan dalam rumusan sederhana
namun mendalam yang meliputi lima prinsip, yaitu Pancasila yang menjadi dasar Negara
Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri sehingga
asal nilai – nilai pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau
dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kuasa materialis pancasila. Oleh karena itu
berdasarkan fakta objektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.
1.2. LATAR BELAKANG KULTURAL
Bangsa Indonesia memiliki kepribadian tersendiri yang tercermin di dalam nilai-nilai
budaya yang telah lama ada. Nilai-nilai budaya sebagai nilai dasar berkehidupan
berbangsa dan bernegara dirumuskan dalam Pancasila. Kebudayaan dan pendidikan
mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan atau
dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus
dengan jalan pendidikan baik secara formal maupun nonformal. Anggota masyarakat
berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman
sehingga utamanya pendidikan dan keluarga. Setiap bangsa didunia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa memiliki suatu pandangan hidup,
filsafat hidup serta pegangan hidup agar tidak terombang-ambing dalam kancah pergaulan
masyarakat. Setiap bangsa memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda dengan
bangsa lain. Negara komunisme dan liberalisme meletakkan dasar filsafat negaranya pada
suatu konsep ideologi tertentu, misalnya komunisme berdasarkan ideologinya. Berbeda
dengan bangsa lain, bangsa Indonesia berdasarkan pandangan hidupnya dalam
masyarakat berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat
pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung
dalam sila-sila pancasila bukanlah hanya merupakan suatu hasil konseptual seseorang
saja. Melainkan merupakan suatu hasil karya besar bangsa indonesia sendiri yang
diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui
proses refletosi filsofis para pendiri negara. Seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta ,
Supomo serta pendiri negara lainnya. Satu-satunya karya besar bangsa Indonesia yang
sejajar dengan karya besar bangsa lain di dunia adalah pemikiran tentang bangsa dan
negara yang berdasarkan pandangan hidup suatu prinsip nilai yang tertuang dalam silasila pancasila. Oleh karena itu para generasi penerus bangsa terutama dalam kalangan
intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalami secara dinamis dalam diri
pengembangannya sesuai dengan tuntunan zaman. Pandangan hidup suatu bangsa
merupakan sesuatu yang tidak dapat dilepaspisahkan dari kehidupan bangsa yang
bersangkutan. Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup adalah bangsa yang tidak
memiliki jati diri (identitas) dan kepribadian, sehingga akan dengan mudah terombangambing dalam menjalani kehidupannya, terutama pada saat-saat menghadapi berbagai
tantangan dan pengaruh baik yang datang dari luar maupun yang muncul dari dalam,
lebih-lebih di era globalisasi dewasa ini. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia adalah jati diri dan kepribadian bangsa yang merupakan kristalisasi dari nilainilai yang hidup dan berkembang dalam budaya masyarakat Indonesia sendiri dengan
memiliki sifat keterbukaan sehingga dapat mengadaptasikan dirinya dengan dan terhadap
perkembangan zaman di samping memiliki dinamika internal secara selektif dalam proses
adaptasi yang dilakukannya. Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat
memperkaya nilai-nilai Pancasila sesuai dengan tingkat perkembangan dan tantangan
zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih keunggulan IPTEK tanpa kehilangan jati
dirinya.
1.3. LATAR BELAKANG YURIDIS
Landasan Yuridis adalah landasan yang berdasarkan atas aturan yang dibuat setelah
melalui perundingan, permusyawarahan. Landasan Yuridis Pancasila terdapat dalam
alinea IV Pembukaan UUD’45, antara lain di dalamnya terdapat rumusan sila-sila
Pancasila sebagai dasar negara yang sah sebagai berikut:
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia pasal 1, 32, 36.
Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Batang tubuh UUD 1945 pun merupakan landasan yuridis konstitusional karena dasar
negara yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan lebih lanjut dan rinci
dalam pasal-pasal dan ayat-ayat yang terdapat di dalam Batang Tubuh UUD 1945
tersebut.
Adapun penjabaran yang terdapat pada batang tubuh UUD 1945 sebagai berikut :
1) Sila pertama
Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ayat (2) UUD 1945: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
2) Sila kedua
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945: Segala Warganegara bersamaan kedudukannya di
dalam Hukum danPemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya. Ayat (2) UUD 1945: Tiap-tiap warganegara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3) Sila ketiga
Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara.
4) Sila keempat
Pasal 22E: Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.
5) Sila kelima
Pasal 33 ayat (1): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan. Ayat (2):Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hudup orang banyak dikuasai oleh
Negara. Ayat(3): Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalammya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
I.4. LATAR BELAKANG FILOSOFIS
Landsan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atas filsafat atau pandangan
hidup. Nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat Negara, dalam aspek
penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai pancasila termasuk sistem
perundang-perundangan. Pada zaman dahulu saat bangsa Indonesia belum mendirikan
negara adalah sebagai bangsa yang hanya berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini
berdasarkan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan, dan pada masa kerajaan-kerajaan
hindu pun adalah bangsa yang sudah menganut kepercayaan terhadap Tuhan YME.
Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila merupakan filosofi bangsa
Indonesia yang telah tumbuh, hidup dan berkembang jauh sebelum berdirinya negara
Republik Indonesia. Oleh karena itu Pancasila itu sudah merupakan suatu keharusan
moral untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan
secara filosofis dan objektif bahwa bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila yang
secara filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara. Secara
filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia
adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu negara adalah adanya
persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat (merupakan unsur pokok negara), sehingga
secara filosofis negara berpersatuan dan berkerakyatan konsekuensinya rakyat adalah
merupakan dasar ontologism demokrasi, karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan
Negara Atas dasar pengertian filosofis tersebut maka dalam hidup bernegara nilai-nilai
pancasila merupakan dasar filsafat negara. Konsekuensinya dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila termasuk system
peraturan perundang-undangan di Indonesia . Oleh karena itu dalam realisasi kenegaraan
termasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan suatu keharusan bahwa pancasila
merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan baik dalam pembangunan
nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan.
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
2.1. TUJUAN PANCASILA
Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme
dan fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Akhir-akhir ini bangsa Indonesia patut mewaspadai pengelompokan suku bangsa di
Indonesia yang kini semakin kuat, yaitu ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh
asing untuk di kotak-kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan
terhadap ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia merupakan karya besar bangsa Indonesia
dan merupakan lambang ideologi bangsa Indonesia yang setingkat dengan ideologi besar
di dunia lainnya. Bangsa Indonesia menggunakan Pancasila sebagai pedoman hidup
dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila juga
dijadikan pedoman dalam pelaksaan pemerintahan.
Untuk itu dalam hal memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia, Pancasila mempunyai 3 Tujuan Pokok yang Mencangkup :
Tujuan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Pancasila
2.2. TUJUAN NASIONAL
Tujuan nasional bangsa Indonesia tertuang dalam pembukaan UUD 1945:
1. Membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum atau bersama.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang
berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kedilan sosial.
2.3. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD negara
Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia Serta tangga terhadap tuntutan perubahan zaman.
Tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang ada dalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945 adalah untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Juga sesuai dengan pasal 3 UUD 1945 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menegaskan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik.
UU no.2 th 1989 pasal 4, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pada pasal 15
pasal yang sama tertulis “…untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat
mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi”.
Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut diselenggarakan pembangunan nasional
secara berencana, meyeluruh, terpadu, terarah, dan berkesinambungan. Adapun tujuan
pembangunan nasional adalah untuk mewujudkam masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Hal di atas sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 3:
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
2.4. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah
suatu Negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan generasi penerusnya, selaku
warga masyarakat, bangsa dan negarasecara berguna dan bermakna .
Untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta
tanah air perlu pengembangan wawasan dan ketahanan pada setiap warga Negara.
Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan Nasional dan juga termuat
dalam SK Dirjen Dikti. No.38/DIKTI/Kep/2003, dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan
Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, kebudayaan, dan
beraneka ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan
pemikiran diarahkan pada perilaku yang mendukung upaya terwujudnya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan Masyarakat Indonesia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan sikap dan perilaku:
1. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai
dengan hati nuraninya.
2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta
cara-cara pemecahannya.
3. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni.
4. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya
bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.
5. Perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
6. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil beradab;
7. Perilaku kebudayaan, dan
8. Beraneka kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
Landasan historis merupakan landasan dimana setiap bidang kegiatan yang dikejar
oleh setiap manusia untuk maju dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang tersebut
pada masa yang lampau. Indonesia tidak lepas dari sejarah bangsanya melihat dari
Indonesia mempunyai sejarah pendidikan yang cukup panjang karena pada zaman
penjajahan sangatlah sulit untuk mendapatkan pendidikan formal lain halnya sekarang
yang setiap orang berhak mendapatkan pendidikan. Menurut landasan kultural,
kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik karena kebudayaan dapat
dilestarikan atau dikembangkan dengan jalan pendidikan. Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia, maka dari itulah pancasila disebutsebagai jati diri bangsa
Indonesia. Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai
pancasila untuk menghadapi tantangan pada zaman yang akan datang.
Kebudayaan juga bisa disebut sebagai jati diri bangsa karena bangsa Indonesia kaya
akan kebudayaan yang harus kita lestarikan, maka dari itulah melalui pendidikan,
kebudayaan akan bisa dilestarikan. Pancasila merupakan landasan yuridis konstitusional
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal dan
ayat-ayat yang terdapat pada batang tubuh UUD 1945. Hal ini menjadikan pancasila
sebagai dasar hukum negara yang harus ditaati dan direfleksikan dalam kehidupan seharihari. Oleh karena itu dengan adanya pendidikan pancasila diharapkan dapat menghasilkan
peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, serta mendukung kerakyatan yang
mengutamakan upaya mewujudkan suatu keadilan sosial dalam bermasyarakat.
Pendidikan pancasila yang menjadi sumber dan pedoman bangsa mengantarkan
mahasiswa dapat mengembangkan kepribadiannya serta dapat membantu mewujudkan
nilai-nilai dasar pancasila dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Pendidikan pancasila
juga bertujuan untuk menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis serta
berpandangan luas sebagai manusia intelektual.
Pendidikan pancasila yang menjadi sumber dan pedoman bangsa mengantarkan
mahasiswa dapat mengembangkan kepribadiannya serta dapat membantu mewujudkan
nilai-nilai dasar pancasila dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Pendidikan pancasila
juga bertujuan untuk menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis serta
berpandangan luas sebagai manusia intelektual.
3.2. SARAN
Melalui Pendidikan Pancasila warga Negara Republik Indonesia diharapkan mampu
memahami, menganalisis, dan menjawab masalah yang dihadapi oleh bangsanya secara
konsisten dan berkesinambungan dengan cita-cita dan tujuan nasional. Diharapkan juga
dapat menghayati filsafat dan ideologi Pancasila.
Untuk lebih lanjutnya kita sebagai generasi muda diharapkan mampu menjadi
manusia Indonesia yang berpancasila, sebelum menguasai IPTEK yang dimilikinya. Kita
juga diharapkan unggul dalam penguasaan IPTEK dan seni namun tidak kehilangan jati
dirinya dan apalagi tercabut dari akar budaya bangsa dan keimanannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://landasanpancasila.blogspot.com/
http://supardiyo.wordpress.com/tag/landasan-pendidikan-pancasila/
http://nureazizah13.wordpress.com/2010/03/31/latar-belakang-pendidikan-kewarganegaraan/
http://kata-sederhana.blogspot.com/2011/07/tujuan-pendidikan-pancasila.html
http://dinulislami.blogspot.com/2009/10/tujuan-pendidikan-pancasila.html
Soegito A.T dkk. 2012. Pendidikan Pancasila. Semarang: Pusat pengembangan MKU
MKDK UNNES.
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan Pancasila , Secara etimologi istilah Pancasila berasal dari bahasa
Sansekerta, yaitu : Panca artinya ‘lima’ dan Syila artinya ‘batu sendi, alas/dasar’ Syiila
artinya ‘peraturan tingkah laku yang baik’. Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik
Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 and
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia
Tahun. II No. 7 tanggal 15 Februari 1946 bersama-sama dengan Batang Tubuh UUD 1945.
Jadi pendidikan pancasila sendiri merupakan sekumpulan materi didikan dan
pengenalan akan pancasila sebagai dasar negara, dan untuk menanamkan ideologi pancasila
itu sendiri kepada anak didik.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana latar belakang Pendidikan Pancasila secara historis, kultural, yuridis dan
filosofis ?
2. Apa tujuan nasional, tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan pancasila ?
C.
TUJUAN
Adapun tujuan dari pembahasan ini yaitu :
1. Untuk memberikan pengetahuan tentang latar belakang Pendidikan Pancasila secara
historis, kultural, yuridis dan filosofis.
2. Untuk memberikan pengetahuan tentang tujuan pendidikan pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PANCASILA
1.1. LATAR BELAKANG HISTORIS
Setiap bidang kegiatan yang dikejar oleh manusia untuk maju, pada umumnya
dikaitkan juga dengan bagaimana keadaan bidang itu pada masa yang lampau. Demikian
juga dalam bidang pendidikan, para ahli pendidikan sebelum menangani bidang itu,
terlebih dahulu mereka memeriksa sejarah tentang pendidikan baik yang bersifat nasional
maupun yang internasional. Dengan cara ini mereka tahu apa yang sudah dikerjakan oleh
bangsanya dan hasil yang diperoleh, mereka juga memeriksa apakah sudah cocok dengan
keadaan atau tujuan pendidikan sekarang. Sebagai bahan tambahan, mereka juga mencari
informasi pada sejarah pendidikan dunia. Di dalam kehidupan bangsa Indonesia tersebut
prinsip hidup yang tersimpul di dalam pandangan hidup atau fisafat hidup bangsa (jati
diri) yang oleh para pendiri bangsa/Negara dirumuskan dalam rumusan sederhana
namun mendalam yang meliputi lima prinsip, yaitu Pancasila yang menjadi dasar Negara
Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri sehingga
asal nilai – nilai pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau
dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kuasa materialis pancasila. Oleh karena itu
berdasarkan fakta objektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.
1.2. LATAR BELAKANG KULTURAL
Bangsa Indonesia memiliki kepribadian tersendiri yang tercermin di dalam nilai-nilai
budaya yang telah lama ada. Nilai-nilai budaya sebagai nilai dasar berkehidupan
berbangsa dan bernegara dirumuskan dalam Pancasila. Kebudayaan dan pendidikan
mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan atau
dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus
dengan jalan pendidikan baik secara formal maupun nonformal. Anggota masyarakat
berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman
sehingga utamanya pendidikan dan keluarga. Setiap bangsa didunia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa memiliki suatu pandangan hidup,
filsafat hidup serta pegangan hidup agar tidak terombang-ambing dalam kancah pergaulan
masyarakat. Setiap bangsa memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda dengan
bangsa lain. Negara komunisme dan liberalisme meletakkan dasar filsafat negaranya pada
suatu konsep ideologi tertentu, misalnya komunisme berdasarkan ideologinya. Berbeda
dengan bangsa lain, bangsa Indonesia berdasarkan pandangan hidupnya dalam
masyarakat berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat
pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung
dalam sila-sila pancasila bukanlah hanya merupakan suatu hasil konseptual seseorang
saja. Melainkan merupakan suatu hasil karya besar bangsa indonesia sendiri yang
diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui
proses refletosi filsofis para pendiri negara. Seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta ,
Supomo serta pendiri negara lainnya. Satu-satunya karya besar bangsa Indonesia yang
sejajar dengan karya besar bangsa lain di dunia adalah pemikiran tentang bangsa dan
negara yang berdasarkan pandangan hidup suatu prinsip nilai yang tertuang dalam silasila pancasila. Oleh karena itu para generasi penerus bangsa terutama dalam kalangan
intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalami secara dinamis dalam diri
pengembangannya sesuai dengan tuntunan zaman. Pandangan hidup suatu bangsa
merupakan sesuatu yang tidak dapat dilepaspisahkan dari kehidupan bangsa yang
bersangkutan. Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup adalah bangsa yang tidak
memiliki jati diri (identitas) dan kepribadian, sehingga akan dengan mudah terombangambing dalam menjalani kehidupannya, terutama pada saat-saat menghadapi berbagai
tantangan dan pengaruh baik yang datang dari luar maupun yang muncul dari dalam,
lebih-lebih di era globalisasi dewasa ini. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia adalah jati diri dan kepribadian bangsa yang merupakan kristalisasi dari nilainilai yang hidup dan berkembang dalam budaya masyarakat Indonesia sendiri dengan
memiliki sifat keterbukaan sehingga dapat mengadaptasikan dirinya dengan dan terhadap
perkembangan zaman di samping memiliki dinamika internal secara selektif dalam proses
adaptasi yang dilakukannya. Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat
memperkaya nilai-nilai Pancasila sesuai dengan tingkat perkembangan dan tantangan
zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih keunggulan IPTEK tanpa kehilangan jati
dirinya.
1.3. LATAR BELAKANG YURIDIS
Landasan Yuridis adalah landasan yang berdasarkan atas aturan yang dibuat setelah
melalui perundingan, permusyawarahan. Landasan Yuridis Pancasila terdapat dalam
alinea IV Pembukaan UUD’45, antara lain di dalamnya terdapat rumusan sila-sila
Pancasila sebagai dasar negara yang sah sebagai berikut:
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia pasal 1, 32, 36.
Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Batang tubuh UUD 1945 pun merupakan landasan yuridis konstitusional karena dasar
negara yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan lebih lanjut dan rinci
dalam pasal-pasal dan ayat-ayat yang terdapat di dalam Batang Tubuh UUD 1945
tersebut.
Adapun penjabaran yang terdapat pada batang tubuh UUD 1945 sebagai berikut :
1) Sila pertama
Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ayat (2) UUD 1945: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
2) Sila kedua
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945: Segala Warganegara bersamaan kedudukannya di
dalam Hukum danPemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya. Ayat (2) UUD 1945: Tiap-tiap warganegara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3) Sila ketiga
Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara.
4) Sila keempat
Pasal 22E: Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.
5) Sila kelima
Pasal 33 ayat (1): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan. Ayat (2):Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hudup orang banyak dikuasai oleh
Negara. Ayat(3): Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalammya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
I.4. LATAR BELAKANG FILOSOFIS
Landsan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atas filsafat atau pandangan
hidup. Nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat Negara, dalam aspek
penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai pancasila termasuk sistem
perundang-perundangan. Pada zaman dahulu saat bangsa Indonesia belum mendirikan
negara adalah sebagai bangsa yang hanya berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini
berdasarkan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan, dan pada masa kerajaan-kerajaan
hindu pun adalah bangsa yang sudah menganut kepercayaan terhadap Tuhan YME.
Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila merupakan filosofi bangsa
Indonesia yang telah tumbuh, hidup dan berkembang jauh sebelum berdirinya negara
Republik Indonesia. Oleh karena itu Pancasila itu sudah merupakan suatu keharusan
moral untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan
secara filosofis dan objektif bahwa bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila yang
secara filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara. Secara
filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia
adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu negara adalah adanya
persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat (merupakan unsur pokok negara), sehingga
secara filosofis negara berpersatuan dan berkerakyatan konsekuensinya rakyat adalah
merupakan dasar ontologism demokrasi, karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan
Negara Atas dasar pengertian filosofis tersebut maka dalam hidup bernegara nilai-nilai
pancasila merupakan dasar filsafat negara. Konsekuensinya dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila termasuk system
peraturan perundang-undangan di Indonesia . Oleh karena itu dalam realisasi kenegaraan
termasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan suatu keharusan bahwa pancasila
merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan baik dalam pembangunan
nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan.
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
2.1. TUJUAN PANCASILA
Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme
dan fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Akhir-akhir ini bangsa Indonesia patut mewaspadai pengelompokan suku bangsa di
Indonesia yang kini semakin kuat, yaitu ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh
asing untuk di kotak-kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan
terhadap ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia merupakan karya besar bangsa Indonesia
dan merupakan lambang ideologi bangsa Indonesia yang setingkat dengan ideologi besar
di dunia lainnya. Bangsa Indonesia menggunakan Pancasila sebagai pedoman hidup
dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila juga
dijadikan pedoman dalam pelaksaan pemerintahan.
Untuk itu dalam hal memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia, Pancasila mempunyai 3 Tujuan Pokok yang Mencangkup :
Tujuan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Pancasila
2.2. TUJUAN NASIONAL
Tujuan nasional bangsa Indonesia tertuang dalam pembukaan UUD 1945:
1. Membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum atau bersama.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang
berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kedilan sosial.
2.3. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD negara
Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia Serta tangga terhadap tuntutan perubahan zaman.
Tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang ada dalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945 adalah untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Juga sesuai dengan pasal 3 UUD 1945 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menegaskan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik.
UU no.2 th 1989 pasal 4, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pada pasal 15
pasal yang sama tertulis “…untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat
mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi”.
Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut diselenggarakan pembangunan nasional
secara berencana, meyeluruh, terpadu, terarah, dan berkesinambungan. Adapun tujuan
pembangunan nasional adalah untuk mewujudkam masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Hal di atas sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 3:
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
2.4. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah
suatu Negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan generasi penerusnya, selaku
warga masyarakat, bangsa dan negarasecara berguna dan bermakna .
Untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta
tanah air perlu pengembangan wawasan dan ketahanan pada setiap warga Negara.
Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan Nasional dan juga termuat
dalam SK Dirjen Dikti. No.38/DIKTI/Kep/2003, dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan
Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, kebudayaan, dan
beraneka ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan
pemikiran diarahkan pada perilaku yang mendukung upaya terwujudnya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan Masyarakat Indonesia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan sikap dan perilaku:
1. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai
dengan hati nuraninya.
2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta
cara-cara pemecahannya.
3. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni.
4. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya
bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.
5. Perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
6. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil beradab;
7. Perilaku kebudayaan, dan
8. Beraneka kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
Landasan historis merupakan landasan dimana setiap bidang kegiatan yang dikejar
oleh setiap manusia untuk maju dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang tersebut
pada masa yang lampau. Indonesia tidak lepas dari sejarah bangsanya melihat dari
Indonesia mempunyai sejarah pendidikan yang cukup panjang karena pada zaman
penjajahan sangatlah sulit untuk mendapatkan pendidikan formal lain halnya sekarang
yang setiap orang berhak mendapatkan pendidikan. Menurut landasan kultural,
kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik karena kebudayaan dapat
dilestarikan atau dikembangkan dengan jalan pendidikan. Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia, maka dari itulah pancasila disebutsebagai jati diri bangsa
Indonesia. Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai
pancasila untuk menghadapi tantangan pada zaman yang akan datang.
Kebudayaan juga bisa disebut sebagai jati diri bangsa karena bangsa Indonesia kaya
akan kebudayaan yang harus kita lestarikan, maka dari itulah melalui pendidikan,
kebudayaan akan bisa dilestarikan. Pancasila merupakan landasan yuridis konstitusional
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal dan
ayat-ayat yang terdapat pada batang tubuh UUD 1945. Hal ini menjadikan pancasila
sebagai dasar hukum negara yang harus ditaati dan direfleksikan dalam kehidupan seharihari. Oleh karena itu dengan adanya pendidikan pancasila diharapkan dapat menghasilkan
peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, serta mendukung kerakyatan yang
mengutamakan upaya mewujudkan suatu keadilan sosial dalam bermasyarakat.
Pendidikan pancasila yang menjadi sumber dan pedoman bangsa mengantarkan
mahasiswa dapat mengembangkan kepribadiannya serta dapat membantu mewujudkan
nilai-nilai dasar pancasila dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Pendidikan pancasila
juga bertujuan untuk menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis serta
berpandangan luas sebagai manusia intelektual.
Pendidikan pancasila yang menjadi sumber dan pedoman bangsa mengantarkan
mahasiswa dapat mengembangkan kepribadiannya serta dapat membantu mewujudkan
nilai-nilai dasar pancasila dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Pendidikan pancasila
juga bertujuan untuk menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis serta
berpandangan luas sebagai manusia intelektual.
3.2. SARAN
Melalui Pendidikan Pancasila warga Negara Republik Indonesia diharapkan mampu
memahami, menganalisis, dan menjawab masalah yang dihadapi oleh bangsanya secara
konsisten dan berkesinambungan dengan cita-cita dan tujuan nasional. Diharapkan juga
dapat menghayati filsafat dan ideologi Pancasila.
Untuk lebih lanjutnya kita sebagai generasi muda diharapkan mampu menjadi
manusia Indonesia yang berpancasila, sebelum menguasai IPTEK yang dimilikinya. Kita
juga diharapkan unggul dalam penguasaan IPTEK dan seni namun tidak kehilangan jati
dirinya dan apalagi tercabut dari akar budaya bangsa dan keimanannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://landasanpancasila.blogspot.com/
http://supardiyo.wordpress.com/tag/landasan-pendidikan-pancasila/
http://nureazizah13.wordpress.com/2010/03/31/latar-belakang-pendidikan-kewarganegaraan/
http://kata-sederhana.blogspot.com/2011/07/tujuan-pendidikan-pancasila.html
http://dinulislami.blogspot.com/2009/10/tujuan-pendidikan-pancasila.html
Soegito A.T dkk. 2012. Pendidikan Pancasila. Semarang: Pusat pengembangan MKU
MKDK UNNES.