PENGARUH PENAMBAHAN KOAGULAN TERHADAP AIR MUSI UNTUK MENCAPAI BAHAN BAKU AIR DEMIN SETARA AIR PRODUKSI DI PLTU KERAMASAN PALEMBANG

  

PENGARUH PENAMBAHAN KOAGULAN TERHADAP

AIR MUSI UNTUK MENCAPAI BAHAN BAKU

AIR DEMIN SETARA AIR PRODUKSI DI PLTU

KERAMASAN PALEMBANG

Abdullah Saleh*, Indah Puji Lestari, M. Ilham Kalbuadi

  • Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662

  Email: dullascurtin@yahoo.com

  

Abstrak

  Air demin merupakan air yang digunakan untuk membentuk steam di suatu industri dengan menggunakan boiler. Air ini memiliki karekteristik yang berbeda dengan air biasanya yaitu kesadahanya maksimal 0.05 ppm, pH nya berkisar antara 7.59 – 8.70, silika antara 0.102 – 0.085 mg/l, dan konduktivity 3.1 – 7.9 ms/cm. Untuk mendapatkan air demin maka air musi ditretment mulai dari proses koagulasi, proses flokulasi, penyaringan, dan pemurnian air dengan menggunakan aquademin. Dari percobaan analisa silika dan kesadahan menunjukkan bahwa semakin banyak koagulan yang ditambahkan maka semakin kecil kandungan silika dan kesadahan yang terdapat dalam air. Hubungan antara lamanya waktu dalam proses kougulasi dan flokulasi terhadap kandungan silika dan jumlah kesadahan, bahwa semakin lama semakin menurun kebawah nilainya yaitu silika dari 0.368 mg/l menjadi 0.0867 mg/l dan penurunan kesadahan dari 0.0989 ppm menjadi 0.05 ppm pada penambahan tawas ke dalam air sungai musi. Dan pada penambahan PAC ke dalam air sungai musi, didapatkan karakteristik yang sesuai dengan air demin yaitu kandungan silika 0.085 ppm dan nilai kesadahan sebesar 0.05 ppm pada saat proses koagulasi dilakukan selama 60 menit dengan penambahan 35ppm PAC.

  Kata Kunci :

  Air Demin, Koagulasi, Flokulasi, Koagulan, Silika, Kesadahan

  

Abstract

  Demin water is water that is used to form steam in an industry by using boilers. This water has different characteristics with water that is usually the maximum hardness 0.05 ppm, pH ranged from 7.59 - 8.70, silica between 0.102-0.085 mg / l, and konduktivity 3.1 - 7.9 ms / cm. To get the water demin water musi tretment start of the process of coagulation, flocculation process, filtration, and purification of water by using aquademin. From the experimental analysis of silica and hardness showed that the more coagulant is added, the smaller the content of silica and hardness present in water. The relationship between the length of time in the process coagulation and flocculation of the silica content and the amount of hardness, that the longer downward decline in value of silica than 0.368 mg / l to 0.0867 mg / l and hardness reduction from 0.0989 ppm to 0.05 ppm on the addition of alum to the water musi river. And the addition of PAC into the musi river water, the characteristics obtained in accordance with the demin water content of 0.085 ppm silica and hardness value of 0.05 ppm during the process of coagulation is carried out for 60 minutes with the addition of PAC 35ppm.

  Keywords: Water Demin, coagulation, flocculation, coagulants, Silica, Hardness

1. PENDAHULUAN

  Penambahan Elektrolit Jika suatu elektrolit ditambahkan pada sistem koliad, maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan mengadsorpsi koloid dengan muatan fositif (kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengadsorpsi partikel negatif (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi koagulasi. Dalam proses koagulasi, stabilitas koloid sangat berpengaruh, stabilitas merupakan daya tolak koloid karena partikel-partikel mempunyai muatan permukaan sejenis (negatif).

  PAC tidak menjadi keruh bila pemakaiannya berlebihan, sedangkan koagulan yang lain bila dosis berlebihan bagi air yang mempunyai kekeruhan yang rendah akan bertambah keruh. Jika digambarkan dalam suatu grafik untuk PAC adalah membentuk

  b.

  PAC dapat bekerja di tingkat pH yang lebih luas, dengan demikian tidak diperlukan pengoreksiaan terhadap pH, terkecuali bagi air tertentu.

  PAC adalah suatu persenyawa anorganik komplek, ion hidroksil serta ion alumunium bertarap klorinasi yang berlainan sebagai pembnetuk polynuclear mempunyai rumus umum Alm(OH)nCl(3m-n). beberapa keunggulan yang dimiliki PAC dibandingkan koagulan lainnya adalah : a.

  PAC (Poly Alumunium Chloride)

  Pada kekeruhan yang disebabkan tanah liat sangat baik diihilangkan dengan batas pH antara 6,0 sampai dengan 7,8 penghilangan warna umumnya dilakkukan pada pH yang sedikit asam, lebih kecil dari 6, bahkan dibeberapa daerah harus lebih keecil dari 5. Efisiensi penghilangan warna masih tetap tinggi dihasilkan pada koagulasidengan pH sampai 7 dengan dosis alum sulfat yang lebih tinggi (sampai 100mg/l), tetapi bila dosis alum sulfat lebih kecil (60 mg/l) pada pH yang sama (samapai dengan 7), terjadi penurunan efisiensi penghilangan warna secara drastic (samapi dengan 10%)

  O atau 18 H O umumnya yang digunakan adalah 18 H 2 0. Semakin banyak ikatan molekul hidrat maka semakin banyak ion lawan yang nantinya akan ditangkap. Pada pH < 7 terbentuk Al(OH) 2+ , Al(OH) 4+ . Pada pH >7 terbentuk Al(OH) -4 , flok- flok Al(OH) mengendap berwarna putih.

  Tawas/alum adalah sejenis koagulan dengan rumus kimia Al SO .11H

  Alum/ Tawas

  Pada penelitian saat ini, kami memakai air permukaan yaitu air sungai musi yang nantinya akan ditreatment menjadi air demin kemudian digunakan di PLTU Keramasan Palembang dengan penggunaan variasi jumlah dan jenis koagulan untuk mendapatkan air sebagai bahan baku demin yang setara atau paling mendekati dengan air baku demin yang digunakan di perusahaan negeri tersebut. Semakin tinggi dosis koagulan dan lama waktu koagulasi yang dilakukan pada saat penelitian maka akan didapatkan air demin yang semakin baik tetapi ada titik maksimumnya. Pemakaian PAC sebagai senyawa kimia dalam proses koagulasi memiliki tingkat efektifitas yang lebih tinggi dibandingkan menggunnakan tawas, karena pada dosis yang lebih kecil PAC sudah dapat menghasilkan air demin yang diinginkan.

  Koagulasi

  Penambahan koloid, dapat terjadi apabila koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion).

  b.

  Menggunakan Prinsip Elektroforesis Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan yang berlawanan. Ketika partikel ini mencapai electrode, maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.

  Secara kimia Sedangkan secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan, dan penambhan zat kimia koagulan. Ada beberapa hal dapat menyebabkan koloid bersifat netral, yaitu : a.

  Pengadukan, contoh : tepung kanji c. Pendinginan, contoh : agar-agar

  b.

  Pemanasan, kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikel- partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan.

  Secara fisika, koagulasi dapat terjadi secara : a.

  Proses koagulasi :

  Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid karena penambahan bahan kimia sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral dan membentuk endapan karena adanya gaya grafitasi.

  c. garis linear artinya jika dosis berlebihan akan didapatkan hasil kekeruhan yang relatif sama dengan dosis optimum sehingga penghematan bahan kimia dapat dilakukan. Sedangkan untuk koagulan selain PAC memberikan grafik parabola terbuka artinya jika kelebihan atau kekurangan air dosis akan menaikkan kekeruhan hasil akhir, hal ini perlu ketetapan dosis.

  c.

  Cation Exchanger. Di sini ion positif ditukar

  Mixed-Bed Exchanger Air dari anion exchanger masuk ke Mixed-

  d.

  Plant yaitu penukar ion gabungan.

  Disini ion-ion negatif dihilangkan dengan anion resin yang memiliki rumus kimia ROH. Anion Exchanger harus diregenerasi dengan larutan caustic soda (NaOH) yang dipanaskan terlebih dahulu untuk mengikat ion-ion negatif yang terikat pada resin. Air keluaran dari penukar anion ini kemudian menuju tahap akhir dari rangkaian Demin

  Anion Exchanger Air dari Cation Exchanger masuk ke bagian atas Anion Exchanger yang berisi resin.

  c.

  µmhos/cm dan high silica > 0,05 ppm.

  regenerasi lalu stand-by . Regenerasi dilakukan apabila total galon-nya mencapai 2.800 m 3 dan atau uji air keluaran, yaitu pengujian electric conductivity > 25

  Exchanger melakukan servis, satunya

  . Larutan asam sulfat akan bereaksi dengan resin sehingga mengembalikan kapasitas normal kinerjanya. Dalam kondisi normal, dua

  acid (asam sulfat) ke dalam Cation Exchanger

  dengan ion H + dari resin dengan rumus kimia HZ. Bila resin telah jenuh, sehingga tidak mampu lagi mengikat kation, dilakukan regenerasi dengan mengalirkan

  Cation Exchanger Dari Carbon Filter, air dipompakan ke

  PAC mengandung suatu polimer khusus dengan struktur polielektrolite yang dapat mengurangi atau tidak perlu sama sekali dalam pemakaian bahan pembantu, ini berarti disamping penyederhanaan juga penghematan untuk penjernihan air.

  b.

  Carbon Filter Operasi dalam carbon filter dapat dibagi ke dalam dua tahap yaitu tahap service (pelayanan) dan tahap pengaktifan kembali. Proses pengaktifan kembali perlu dilakukan apabila karbon telah kehilangan daya serapnya yang ditandai dengan nilai hilang tekan yang besar.

  Demineralizer Water Plant antara lain, yaitu : a.

  tekanan tinggi, sehingga terbentuknya kerak dan korosi logam dapat dihindari. Peralatan yang digunakan pada unit

  Water (BFW) pada pembangkit tenaga uap

  Sistem demineralisasi disiapkan untuk mengolah filtered water menjadi air yang bebas dari kandungan mineral, baik ion positif (kation) maupun ion negatif (anion). Air tersebut akan digunakan sebagai umpan ketel atau Boiler Feed

  Demineralized Water

  Agitasi pada proses flokulasi dapat dilakukan dengan metoda yang sama dengan pengadukan cepat pada proses koagulasi, perbedaanya terletak pada nilai gradient kecepatan dimana pada proses flokulasi nilai gardien jauh lebih kecil dibandingkan kecepatan koagulasi.

  Flokulasi adalah proses pengadukan lambat agar campuran koagulan dan air baku yang telah merata membnetuk flok dan dapat mengendap dengan cepat. Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuaan untuk mempercepat proses pengggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada proses koagulasi. Partikel- partikel yang telah distabilkan selanjutnya saling bertumbukkan serta melakukan proses tarik- menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin lama makin besar serta mudah mengendap. Gradien kecepatan merupakan faktor penting dalam desain tempat flokulasi. Jika nilai gradien terlalu besar maka gaya geser yang timbul akan mencegah pembentukan flok, sebaliknya jika nilai gradien terlalu rendah/ tidak memadai maka proses penggabungan anatar partikular tidak akan terjadi. Untuk itu nilai gradien kecepatan proses flokulasi dianjurkan berkisar antara 90/detik hingga 30/detik. Untuk mendapatkan flok yang besar dan mudah mengendap maka tempat flokulasi dibagi atas tiga kompartemen, dimana pada kompartemen pertama terjadi proses pendewasaan flok, pada kompartemen kedua terjadi proses penggabungan flok, dan pada kompartemen ketiga terjadi pemadatan flok.

  Flokulasi

  Kandungan basa yang cukup akan menambah gugus hidroksil dalam air sehingga penurunan pH tidak terlalu ekstrim sehingga penghematan dalam penggunaan bahan untuk netralisasi dapat dilakukan.

  d.

  Bed Exchanger . Prosesnya sama seperti pada kation dan anion Exchanger, sehingga didapat demin yang lunak. Dalam Mixed-

  Bed terdapat resin kation dan anion yang

  150 rpm dan waktu yang diperlukan sesuai variasi waktu yang kita pakai dalam penelitian.

  Pretreatment a.

  Masukkan air sungai musi sebanyak 500ml ke dalam beker gelas b.

  Ukur keadaan awal air (pH, turbidity, dan silika) c.

  Timbangan dan masukkan dosis koaugulan (tawas atau PAC) sesuai dengan parameter dosis yang dipakai yaitu 5ppm , 10ppm, 15ppm, 20ppm , 25ppm, 30ppm, 35ppm, 40ppm, 45ppm, dan 50ppm.

  Kerja Jar Test a.

  Setelah koagulan ditimbang sesuai parameter dosis yang dipakai masukan koagulan ke dalam air sungai musi yang sebelumnya sudah berada di dalam beker gelas.

  b.

  Atur kecepatan koagulasi dengan mengatur

  setting

  c.

  Air Sungai Musi e. NaOH

  Selama proses pengadukan maka akan terbentuk gumpalan partikel-partikel koloid, pengadukan akan berhenti sendiri bila waktu telah mencapai setting time yang ditentukan.

  d.

  Lakukan proses flokulasi dengan kecepatan putar yang lebih kecil dari pada proses koagulasi yaitu 15 rpm. Lakukan juga pengaturan waktu (sama halnya seperti proses koagulasi).

  e.

  Setelah pengadukan selesai, biarkan air tersebut selama 30 sampai 60 menit. Treatment Lanjutan a.

  Setelah proses flokulasi maka pH akan meningkatat maka tambahkan NaOH untuk mengatur kondisinya.

  b.

  Air yang telah didiamkan sampai beberapa menit seperti di atas, kemudian disaring menggunakan kertas fiter untuk menyaring gumpalan-gumpalan koloid yang telah terbentuk.

  c.

  Masukkan air yang telah disaring ke dalam karbon fiter yang berisi karbon aktif untuk

  Prosedur Penelitian

  PAC (Polyaluminium Chloride) c. Karbon aktif d.

  berfungsi untuk menyempurnakan penghilangan ion-ion tersisa. Selama pelayanan, resin kation dan anion bercampur menjadi satu. Setelah jenuh, Mixed-Bed diregenerasi dengan

  Air ini kemudian dipompa sebagai make-up di WHB.

  Bahan : a.

  Erlenmeyer

  Pipet tetes c. Alat titrasi d.

  backwash

  untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang terdapat di dalamnya. Kemudian pada saat

  iddle (didiamkan) secara alami resin kation

  akan tersusun di bagian bawah karena ukurannya lebih besar daripada resin anion. Baru kemudian diinjeksikan sulfat di bagian atas dan caustic di bagian bawah. Air yang keluar dari unit ini diharapkan mengandung SiO maksimum 0,05 ppm dan 0.1 ppm TDS

  (Total Dissolved Solid), kemudian

  ditampung di Demin Water Storage untuk didistribusikan lebih lanjut.

  e.

  Tawas b.

  Demineralized Storage Tank Tangki berkapasitas 1800 m 3 ini merupakan penampung air dari proses demineralisasi.

2. METODOLOGI PENELITIAN

  Metode yang digunakan bersifat eksperimental dilakukan untuk mengetahui berapa banyak koagulan yang harus ditambahkan dan lamanya waktu untuk mendapatkan air demin secara optimal.

  Alat : a. menyerap warna dan mengikat logam-logam yang tedapat dalam air.

  Conductivity meter h. Turbidimeter i. Aquademin j. Kertas filter

  Peralatan Analisa Kadar Silika (SiO 2 ) a.

  Spectrometer

  b. Erlenmeyer c.

  Pipet tetes d. Gelas ukur e. Beker gelas f. Cuvet

  Peralatan Analisa Kesadahan a.

  Beker gelas b.

  Timbangan b. Gelas ukur c. Beker gelas d. pH meter e. Erlenmeyer f. Jar Test g.

  d.

  6.98

  10.52 10.06 10.002 Turbidity

  10.65

  10.67

  10.89

  6.99 Konduktivity (ms/cm)

  6.96

  6.9

  Kesadahan (ppm) 0.0874 0.0848 0.0812 0.0813 0.0804 0.0801

  6.86

  6.86

  50 menit 60 menit pH

  30 menit 40 menit

  10 menit 20 menit

  Waktu

  0.35 Kesadahan (ppm) 0.0989 0.0989 0.0988 0.098 0.0978 0.087

  (ppm) 2.14 2.134 2.112 2.105 2.083 2.065 Silika (mg/l) 0.321 0.312 0.304 0.3002 0.296 0.291

  Waktu

  2.43

  8.82

  0.23 0.21 0.186 0.186 0.175 0.162 Kesadahan

  Silika (mg/l)

  8.48 Turbidity (ppm) 0.1804 0.1773 0.1755 0.1704 0.1642 0.153

  8.58

  8.61

  8.74

  8.77

  7.6 Konduktivity (ms/cm)

  10 menit 20 menit

  7.58

  7.5

  7.56

  7.53

  7.46

  50 menit 60 menit pH

  30 menit 40 menit

  2.32 Silika (mg/l) 0.368 0.368 0.368 0.36 0.356

  2.45

  Masukkan air ke dalam aquademin, tunggu beberapa menit sampai keluar air hasil pengolahan akhir yang memiliki karakteristik air yang memenuhi standar air baku demin water. Cara menganalisa kadar silika a.

  g.

  kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 10ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

  Tabel 2. Data hasil analisa dengan proses

  Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 5ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

  3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1.

  Gambar 1. Diagram alir proses penelitian yang dilakukan secara singkat.

  Tekan “read” hasil akan tampil di monitor.

  Buang air dalam curve, masukkan sampel 25 ml dalam curvet letakkan ke holder spectrometer.

  kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 15ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

  f.

  Masukkan air demin murni (tanpa reagen) ke dalam curvet 25 ml ke holder spectrometer, tekan zero.

  e.

  d. masing 2 ml, kocok dan tunggu 10 menit (set time pada spectrometer).

  Tambahkan reagen 1 dan reagen 2 masing- masing 2 ml, kocok dan tunggu 4 menit (set time pada spectrometer).

  Ambil sempel masing-masing 50 ml dalam erlenmeyer c.

  On kan spectrometer, tekan stored programs pilih ‘silika LR 651’ b.

  Tabel 3. Data hasil analisa dengan proses

  Waktu

  2.64

  12.24

  2.76

  2.8

  11.01 Turbidity (ppm)

  11.06

  11.35

  11.45

  12.12

  6.82 Konduktivity (ms/cm)

  10 menit 20 menit

  6.73

  6.73

  6.72

  6.72

  6.73

  50 menit 60 menit pH

  30 menit 40 menit

  (ppm) 0.0704 0.0686 0.0674 0.0664 0.0636 0.0622

  10

  20

  30

  40

  50

  60 Tabel 4. Data hasil analisa dengan proses Waktu menit menit menit menit menit menit kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 20ppm tawas untuk variasi waktu yang telah pH 7.607 7.68 7.604 7.62 7.654

  7.71 Konduktivity ditetapkan

  (ms/cm)

  8.31

  8.38 8.32 8.309

  8.27

  8.09

  10

  20

  30

  40

  50

  60 Turbidity Waktu menit menit menit menit menit menit (ppm) 1.505 1.516 1.467 1.432 1.428 1.212 pH 7.605

  7.66 7.602 7.6 7.642

  7.74 Silika (mg/l) 0.168 0.176 0.143 0.132 0.121

  0.11 Konduktivity Kesadahan

  (ms/cm)

  8.33

  8.36 8.34 8.307

  8.29 8.07 (ppm) 0.0624 0.0602 0.0612 0.0613 0.0606 0.0601 Turbidity

  (ppm) 0.1507 0.1516 0.1457 0.1422 0.1416 0.1202

  Tabel 8 . Data hasil analisa dengan proses

  Silika (mg/l) 0.156 0.164 0.132 0.122 0.121 0.116 kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan

  Kesadahan 40ppm tawas untuk variasi waktu yang telah

  (ppm) 0.0612 0.0604 0.0612 0.0614 0.0608 0.0602 ditetapkan.

  Tabel 5 . Data hasil analisa dengan proses

  10

  20

  30

  40

  50

  60 Waktu menit menit menit menit menit menit kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 25ppm tawas untuk variasi waktu yang telah pH 7.652

  7.74

  7.82

  7.72

  7.82

  7.71 Konduktivity ditetapkan. (ms/cm)

  8.01

  7.97

  7.91

  7.82

  7.68

  7.41

  10

  20

  30

  40

  50

  60 Turbidity Waktu menit menit menit menit menit menit

  (ppm) 1.209 1.18 1.165 1.143 1.126 1.109 pH 7.642

  7.72

  7.84

  7.76

  7.84

  7.75 Silika (mg/l) 0.102 0.108 0.096 0.94 0.936 0.912 Konduktivity

  Kesadahan (ms/cm)

  8.01

  7.95

  7.91

  7.84

  7.64

  7.4 (ppm) 0.0602 0.0596 0.0582 0.0585 0.0571 0.00565

  Turbidity (ppm) 0.1207 0.116 0.1153 0.1132 0.1121 0.1107 Tabel 9.

  Data hasil analisa dengan proses Silika (mg/l) 0.104 0.108 0.098 0.96 0.939 0.916 kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan

  Kesadahan (ppm) 0.0604 0.0584 0.0576 0.0575 0.0571 0.0568 45ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

  10

  20

  30

  40

  50

  60 Tabel 6 . Data hasil analisa dengan proses Waktu menit menit menit menit menit menit kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan pH

  7.82

  7.89

  7.88

  7.86

  7.82

  7.93 30ppm tawas untuk variasi waktu yang telah

  Konduktivity ditetapkan

  (ms/cm) 7.398 7.24 7.182 7.012

  6.96

  6.84 Turbidity

  10

  20

  30

  40

  50

  60 (ppm) 1.012 0.987 0.982 0.826 0.804 0.769

  Waktu menit menit menit menit menit menit Silika (mg/l) 0.097 0.0966 0.0905 0.0886 0.0862 0.0859 pH

  7.48 7.465

  7.52

  7.5

  7.54

  7.59 Kesadahan Konduktivity

  (ppm) 0.0576 0.0569 0.0552 0.052 0.051 0.052 (ms/cm)

  8.81

  8.75

  8.72

  8.61

  8.56

  8.44 Turbidity (ppm) 1.806 1.787 1.767 1.702 1.654 1.542 Tabel 10.

  Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan Silika (mg/l) 0.242 0.21 0.198 0.198 0.187 0.172

  Kesadahan 50ppm tawas untuk variasi waktu yang telah

  (ppm) 0.0708 0.0698 0.0686 0.0676 0.0649 0.0634 ditetapkan

  Tabel 7. Data hasil analisa dengan proses

  10

  20

  30

  40

  50

  60 kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan

  Waktu menit menit menit menit menit menit 35ppm tawas untuk variasi waktu yang telah pH

  7.89

  7.92

  7.92

  7.94

  7.94

  7.98 ditetapkan. Konduktivity

  (ms/cm)

  6.92 6.83 6.814

  6.76 6.48 6.242 Turbidity

  (ppm) 0.668 0.652 0.628 0.604 0.594 0.584 Silika (mg/l) 0.0867 0.0852 0.0852 0.085 0.0854 0.085

  Kesadahan (ppm) 0.0526 0.052 0.05 0.052 0.052

  0.05

  (ppm) 0.0565 0.0557 0.0552 0.052 0.051 0.052

  1.53 Silika (mg/l)

  Kesadahan (ppm) 0.0612 0.0604 0.0612 0.0614 0.0608 0.0602

  8.07 Turbidity (ppm) 1.507 1.5164 1.457 1.422 1.416 1.202 Silika (mg/l) 0.156 0.164 0.132 0.122 0.121 0.116

  8.29

  8.36 8.34 8.307

  8.33

  7.74 Konduktivity (ms/cm)

  50 menit 60 menit pH 7.605 7.66 7.602 7.6 7.642

  30 menit 40 menit

  10 menit 20 menit

  (ppm) 0.0704 0.0686 0.0674 0.0664 0.0636 0.0622 Waktu

  0.23 0.21 0.186 0.186 0.175 0.162 Kesadahan

  8.48 Turbidity (ppm) 1.804 1.773 1.755 1.704 1.642

  10 menit 20 menit

  8.58

  8.61

  8.74

  8.77

  8.82

  7.6 Konduktivity (ms/cm)

  7.58

  7.5

  7.56

  7.53

  7.46

  50 menit 60 menit pH

  Waktu

  30 menit 40 menit

  10 menit 20 menit

  10 menit 20 menit

  Silika (mg/l) 0.086 0.0954 0.0903 0.0874 0.0852 0.0857 Kesadahan

  6.86 Turbidity (ppm) 1.011 0.977 0.974 0.836 0.806 0.766

  6.98

  7.95 Konduktivity (ms/cm) 7.387 7.26 7.164 7.004

  7.82

  7.86

  7.86

  7.87

  7.84

  50 menit 60 menit pH

  30 menit 40 menit

  (ppm) 0.0604 0.0584 0.0576 0.0575 0.0571 0.0568 Waktu

  50 menit 60 menit pH 7.642

  Silika (mg/l) 0.104 0.108 0.098 0.96 0.939 0.916 Kesadahan

  7.4 Turbidity (ppm) 1.207 1.16 1.153 1.132 1.1214 1.107

  7.64

  7.84

  7.91

  7.95

  8.01

  7.75 Konduktivity (ms/cm)

  7.84

  7.76

  7.84

  7.72

  30 menit 40 menit

  (ppm) 0.0612 0.0604 0.0612 0.0614 0.0608 0.0602 Waktu

  Tabel 11. Data hasil analisa dengan proses

  9.43

  kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 25ppm PAC untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

  Tabel 15 Data hasil analisa dengan proses

  kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 20ppm PAC untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

  Tabel 14 . Data hasil analisa dengan proses

  kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 15ppm PAC untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

  Tabel 13. Data hasil analisa dengan proses

  kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 10ppm PAC untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

  Tabel 12. Data hasil analisa dengan proses

  (ppm) 0.0753 0.0758 0.0713 0.0704 0.0687 0.0701

  Silika (mg/l) 0.276 0.282 0.26 0,252 0.262 0.251 Kesadahan

  9.35 Turbidity (ppm) 2.014 2.012 2.014 2.016 2.038 2.002

  9.43

  kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 30ppm PAC untuk variasi waktu yang telah ditetapkan

  9.62

  9.52

  9.76

  7.02 Konduktivity (ms/cm)

  7.1 7.06 7.042

  7.02

  7.14

  50 menit 60 menit pH

  30 menit 40 menit

  10 menit 20 menit

  Waktu

  kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 5ppm PAC untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

  Tabel 16. Data hasil analisa dengan proses

  Tabel 17 . Data hasil analisa dengan proses

  Silika (mg/l) 0.156 0.164 0.132 0.122 0.121 0.116 Kesadahan

  0.58 Silika (mg/l) 0.0855 0.085 0.085 0.085 0.0854 0.085 Kesadahan

  8.07 Turbidity (ppm) 1.507 1.5164 1.457 1.422 1.416 1.202

  8.29

  8.36 8.34 8.307

  8.33

  7.74 Konduktivity (ms/cm)

  50 menit 60 menit pH 7.605 7.66 7.602 7.6 7.642

  30 menit 40 menit

  10 menit 20 menit

  Waktu

  0.05 Air demin merupakan air yang digunakan untuk membentuk steam di suatu industri swasta maupun negeri dengan menggunakan alat yang bernama boiler. Air ini memiliki karekteristik yang berbeda dengan air biasanya yaitu kesadahanya maksimal 0.05 ppm, pH nya berkisar antara 7.59

  (ppm) 0.0522 0.052 0.052 0.052 0.052

  (ppm) 0.658 0.652 0.626 0.606 0.582

  kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 35ppm PAC untuk variasi waktu yang telah ditetapkan

  6.66 6.54 6.246 Turbidity

  6.94 6.85 6.826

  7.98 Konduktivity (ms/cm)

  7.96

  7.94

  7.92

  7.9

  7.89

  50 menit 60 menit pH

  30 menit 40 menit

  10 menit 20 menit

  Waktu

  • – 8.70, silika antara 0.102 – 0.085 mg/l, dan konduktivity 3.1 – 7.9 ms/cm. Untuk mendapatkan air demin maka air musi ditretment mulai dari proses koagulasi, proses flokulasi, penyaringan, dan pemurnian air dengan menggunakan aquademin.
Hasil dari percobaan analisa silika dan kesadahan menunjukkan bahwa semakin banyak koagulan yang ditambahkan maka semakin kecil kandungan silika dan kesadahan yang terdapat dalam air. Dapat dilihat dari grafik dibawah ini yang menunjukkan penurunannya.

  Gambar 2.

  Hubungan waktu terhadap kandungan silika dan kesadahan (5ppm tawas) Pada gambar 2, terlihat hubungan antara lamanya waktu dalam proses kougulasi dan flokulasi terhadap kandungan silika dan jumlah kesadahan. Dapat dilihat bahwa semakin lama grafik semakin menurun kebawah yaitu silika dari 0.368 mg/l menjadi 0.35 mg/l dan penurunaan kesadahan dari 0.0989 ppm menjadi 0.087 ppm. Grafik ini merupakan grafik awal penelitian yaitu pada penambahan 5 gram tawas ke dalam air sungai musi.

  Gambar

  kandungan silika dan kesadahan(50ppm tawas) Pada gambar 3, terlihat hubungan yang hampir sama dengan grafik 4.1 tetapi pada grafik ini terbentuk sebuah garis yang sedikit melengkung tidak seperti garafik sebelumnya. Hal ini disebabkan pada penelitian ada kesalahan kecil dari peneliti ataupun disebabkan juga proses penganalisaan yang kurang cermat. Akan tetapi besaran nilainya tidak terlalu begitu jauh.

  Sudah didapatkan karakteristik yang sesuai dengan air demin yaitu kandungan silika 0.0852 ppm dan nilai kesadahan sebesar 0.05 ppm pada saat koagulasi dilakukan selama 30 menit.

  Gambar

  4. Hubungan waktu terhadap

  kandungan silika dan kesadahan(5ppm PAC) Pada gambar 4, terlihat hubungan antara lamanya waktu dalam proses kougulasi dan flokulasi terhadap kandungan silika dan jumlah kesadahan sama halnya dengan gambar 2. Dapat dilihat bahwa semakin lama grafik semakin menurun kebawah yaitu silika dari 0.276 mg/l menjadi 0.251 mg/l dan penurunaan kesadahan dari 0.0753 ppm menjadi 0.0701 ppm. Grafik ini merupakan grafik awal penelitian yaitu pada penambahan 5 gram PAC ke dalam air sungai musi.

  Gambar 5.

  Hubungan waktu terhadap kandungan silika dan kesadahan (35ppm PAC) Pada gambar 5, terlihat hubungan yang hampir sama dengan gambar 3. Sudah didapatkan karakteristik yang sesuai dengan air demin yaitu kandungan silika 0.085 ppm dan nilai kesadahan sebesar 0.05 ppm pada saat proses koagulasi dilakukan selama 60 menit. 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 10 menit 20 menit 30 menit 40 menit 50 menit 60 menit

  Silika (mg/l) Kesadaha n (ppm)

  0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1 Silika (mg/l) Kesadahan (ppm) 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 Silika (mg/l) Kesadahan (ppm) 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 Silika (mg/l) Kesadah an (ppm)

3. Hubungan waktu terhadap

  Penambahan koagulan dilakukan pada tawas diberhentikan pada penambahan 50ppm dan 35ppm pada PAC dikarenakan pada penambahan berikutnya didapatkan niali yang tidak jauh beda dan juga sudah didapatkan air demin yang setara dengan PLTU Keramasan Palembang pada nilai tersebut.

4. KESIMPULAN

  Dari penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan antara lain : a. banyak koagulan yang

  Semakin ditambahkan maka semakin bagus (kecil) niali silika dan kesadahan yang diperoleh, begitu juga sebaliknya.

  b.

  Kondisi terbaik pada penelitian ini didapat pada saat penambahan koagulan pada tawas 50 ppm dengan proses kougulasi selama 30 menit yaitu kandungan silika 0.085 ppm dan nilai kesadahan sebesar 0.05 ppm dan 35 ppm selama 60 menit koagulasi pada PAC dengan nilai silika dan kesadahan yang sama.

  c.

   Dapat disimpulkan bahwa pengguna PAC

  lebih efektif digunakan sebagai koagulan pada air sungai musi dibandingkan tawas karena hanya diperlukan 35 ppm untuk mendapatkan hasil air yang diinginkan, sedangkan bila menggunakan tawas sebesar 50 ppm.

DAFTAR PUSTAKA

  Brault, Jean Louis. 1991. Water Treatment Handbook, sixth edition, volume 1.

  Degremont:France. Majalah Air Minum PERPAMSI, Instalasi Pengolahan Air.1994.

  Sutrisno,T.1991. Teknik Penyediaan Air Bersih.

  PT Rimeka Cipta. Jakarta:VII+97KLM.