PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN JENIS PELARUT SERTA WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP YIELD MINYAK PIPER RETROFRACTUM VAHL
PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN JENIS PELARUT
SERTA WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP YIELD
MINYAK PIPER RETROFRACTUM VAHLRosdiana Moeksin*, Bayu Saputra, Hesti Mareta
- Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662
Abstrak
Piper retrofractum vahl (Cabe Jawa) merupakan salah satu tanaman obat-obatan yang sudah
dimanfaatkan sejak zaman dahulu. Salah satu manfaatnya adalah sebagai bahan baku pembuatan minyak atsiri yang dapat dilakukan dengan cara ekstraksi. Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara memvariasikan ukuran partikel dan jenis pelarut serta waktu ekstraksi untuk mendapatkan minyak piper retrofractum
vahl . Jumlah yield paling tinggi dihasilkan oleh ekstraksi piper retrofractum vahl berukuran halus dengan
menggunakan pelarut etanol dan waktu ekstraksi selama dua jam, yaitu 14,52%, berat jenis 0,884 gr/ml, viskositas 3,864 mm /s, dan angka asam 34,70.
Kata kunci : Piper retrofractum vahl, ekstraksi, ukuran partikel, jenis pelarut, dan waktu ekstraksi
Abstract
Piper retrofractum vahl (cabe jawa) is one of medical plants that was used since in the past. One of its advantages is as material of atsiri oil production by extraction method. Extraction can do by variation of particle size and dissolved variety and also extraction period agains yield piper retrofractum vahl. The biggest yield production is showed by piper retrofractum vahl extraction with smooth size and etanol as its solvent with ectraction period is two hours, and its yield is 14,52%, density is 0,884 gr/ml, viscosity is
2 3,864 mm /s and acid number is 34,70 mg/gr.
Keywords : piper retrofractum vahl, extraction, particle size, solvent variety and extraction period
1. PENDAHULUAN
gugus alkohol (R-OH) yang termasuk ke dalam jenis alkohol primer. Dilihat dari gugus penyusunnya, alkohol mengandung gugus alkil (R) dan gugus
Berat molekul : 46,07 gr/mol
5 OH
2 H
Rumus molekul : C
Sifat-Sifat Fisika Etanol dan Kimia Etanol
6. Untuk campuran dalam bahan baku kendaraan, peningkatan bilangan oktan serta sebagai campuran bensin alkohol yang disebut dengan gasohol.
5. Untuk bahan baku farmasi dan kosmetika seperti perawatan kimia lainnya
4. Sebagai bahan baku pembuatan senyawa- senyawa organik lain, seperti asam asetat
3. Untuk campuran dalam minuman keras seperti sake atau gin
Sebagai bahan baku industri turunan alkohol
1. Sebagai pelarut organik 2.
2 H 5 OH.
Selain itu etanol juga dapat diartikan sebagai salah satu pelarut murni yang merupakan hasil dari proses fermentasi pati dan gula. Etanol dikenal juga dengan nama Etil Alkohol dan memiliki rumus kimia C
5 OH. Etanol senyawa organik
2 H
Etanol atau Etil Alkohol memiliki rumus molekul C
Etanol
Tanaman piper retrofractum vahl berbunga majemuk dan bekelamin tunggal. Bunga majemuknya tersusun dalam bentuk bulir. Benang sari berjumlah 2-3 buah dan berwarna hijau kekuningan. Buahnya bulat panjang silindris, beurkuran 4-6 cm. Buah muda berwarna hijau, setelah cukup tua berwarna kuning gading, dan setelah masak akan berwarna merah (Syukur, 2005).
- –OH yang mengakibatkan etanol bersifat basa. (Ilmu Kimia SMA 2B, Erlangga).
Sumber : Backer dan Van Den Brink, 1968 Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Piperales Famili : Piperaceae Marga : Piper Jenis : Piper retrofractum vahl
Gambar 1 : Piper retrofractum vahl
Jumlah pelarut 2. Temperatur 3. Ukuran partikel 4. Waktu kontak 5. Tekanan
Ekstraksi merupakan suatu proses pengambilan kandungan zat yang digunakan dalam suatu fase padatan melalui kontak dengan pelarut. Sedangkan leaching suatu proses yang dilakukan dengan cara mengontakkan padatan dengan pelarut sehingga diperoleh larutan yang diinginkan kemudian dipisahkan dari padatan sisanya. Faktor
Ekstraksi dan Leaching
Minyak yang dihasilkan bersifat anti bakteri dan zat piperin yang berkhasiat menurunkan panas, membuat tidur nyenyak, dan bersifat anti radang. Rasa pedasnya menghangatkan dan menyegarkan juga melancarkan peredaran darah.
Berdasarkan hal tersebut maka akan dilakukan penelitian terhadap pemanfaatan piper retrofractum vahl dengan cara mengekstraksi minyak dari buah piper retrofractum vahl tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan minyak piper
dalam jumlah banyak di pasaran dengan harga yang relatif murah. Akan tetapi penggunaannya masih sangat jarang, hanya terbatas pada bumbu dapur dan pembuatan jamu. Padahal piper retrofractum vahl ini banyak sekali manfaatnya, salah satunya adalah dapat dibuat minyak atsiri.
retrofractum vahl (cabe jawa) yang tersedia
Tanaman obat tradisional merupakan salah satu modal dasar pembangunan kesehatan nasional. Salah satunya adalah piper
- – faktor yang mempengaruhi ekstraksi : 1.
(342 K) Viskositas 0,294pada 25 ° C Penampilan Cairan tak berwarna
Proses ekstraksi minyak piper retrofractum
Kegunaan dari Heksana antara lain : 1.
Digunakan dalam laboratorium untuk dicampur dengan bahan kimia yang sama untuk membuat solvent.
2. Digunakan untuk cleaning agents pada tekstil, furniture, shoemaking, dan printing
industries , serta rotogravure printing.
3. N-Heksana juga merupakan lem khusus yang digunakan pada rofing, shoe, dan lain-lain.
4. Digunakan pada binding books, working
leather , shaping pills dan tablets, canning, manufacturing tires , dan pembuatan base ball .
2. METODOLOGI PENELITIAN Bahan baku
Bahan baku proses ini adalah piper retrofractum vahl , etanol dan heksana. Bahan baku tersebut diekstraksi dalam suatu soklet ekstraksi.
Perlakuan Dan Rancangan Penelitian a. Perlakuan Penelitian
vahl dilakukan dengan memberikan
- – 2 jam).
C) Cair Densitas 0,6548 g / ml Titik lebur -95 ° C (178 K) Titik didih 69 °C (342 K) 69 ° C
perlakuan pada piper retrofractum vahl berupa variasi ukuran partikel (halus/kasar), variasi pelarut (etanol/heksana), dan variasi waktu ekstraksi (0,5jam
b. Rancangan Penelitian
Ekstraksi yang berlangsung menggunakan ukuran halus dan kasar, pelarutnya etanol dan heksana, serta waktu ekstraksi dari 0,5 jam -2 jam. Volume pelarut yang digunakan 200 ml, dengan massa piper
retrofractum vahl sebanyak 50 gram dan
suhu ekstraksi 80 C serta dilakukan destilasi untuk mendapatkan minyaknya.
Prosedur Penelitian a. Tahap Menyiapkan Sampel Piper retrofractum vahl yang telah
dikeringkan yang buat menjadi dua ukuran yang berbeda, yaitu ukuran kecil atau bubuk dengan cara dihaluskan dan ukuran
piper retrofractum vahl yang kasar dengan
cara digunting kecil-kecil. Kemudian dibuat tempat untuk menampung piper
retrofractum vahl
Wujud (25
Wujud (25
14
C) :cair tidak berwarna Densitas : 0,789 gr/cm
3
Cp ( 25
C) : 0,69 kkal/gr C Boiling point
: 78,3 C Titik beku
: -117,3 C P Kritis : 63 atm T kritis
: 243,3 C Mudah menguap (volatile) Dapat bercampur dengan air dengan segala perbandingan
Heksana
Heksana adalah sebuah C
6 H
(isomer utama n-heksana memiliki rumus CH
14 Berat Molekul 86,18 g / mol
3
(CH
2
)
4 CH
3
). Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut.
Tabel 1 : Sifat-sifat Fisika dan Kimia Heksana
Sifat-Sifat Keterangan Rumus Molekul C
6 H
yang akan diekstrak dengan menggunakan kertas saring, seperti membuat teh celup dan staples kedua ujungnya.
b. Tahap Menyiapkan Pelarut
Menghitung Angka Asam 1.
Menyiapkan Viskometer yang akan digunakan bersama stopwatch.
2. Memasukkan sampel minyak dan hisap sampel dari bagian atas viskometer dengan menggunakan bola karet atau pompa vakum sampai garis batas pertama.
3. Menghitung waktu tempuh sampel hingga mencapai garis batas kedua.
4. Viskositas dapat dihitung dengan persamaan :
Viskositas = 0,014 x waktu tempuh sampel
viskositas c.
Menimbang 0,1 gram sampel minyak ke dalam sebuah labu erlenmeyer 250 ml.
Dimana : Ws = Berat pikno berisi Wo = Berat pikno kosong V = Volume Piknometer b.
2. Menambahkan 100 ml campuran pelarut yang telah dinetralkan ke dalam labu erlenmeyer.
3. Dalam keadaan teraduk kuat, titrasi larutan dengan larutan NaOH dalam alkohol sampai kembali berwarna merah jambu dengan intensitas yang sama seperti pada campuran pelarut yang telah dinetralkan di atas. Warna merah jambu ini harus bertahan paling sedikitnya 15 detik.
4. Mencatat volume titran yang dibutuhkan (ml).
5. Angka Asam dihitung denga persamaan :
Ws N
V Asam Angka
Menghitung Viskositas 1.
V Wo Ws Densitas
Pelarut yang digunakan adalah etanol dan heksana dengan konsetrasi yang sama yaitu 96%. Volume yang digunakan juga sama yaitu 200 ml. Kemudian pelarut tersebut dimasukkan ke dalam labu godok 250 ml.
Proses destilasi merupakan kelanjutan dari proses ekstraksi. Pada proses destilasi ini digunakan seperangkat alat destilasi, dimana solven yang masih berupa campuran dengan ekstrak piper
c. Tahap Ekstraksi
Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan sokhlet. Sampel ditimbang seberat 50 gram, kemudian dibungkus dengan menggunakan keras saring yang dibentuk seperti silinder dimana besarnya sesuai dengan ukuran sokhlet yang digunakan. Selanjutnya sampel tersebut dimasukkan ke dalam sokhlet yang telah dirangkai dengan kondenser dan labu godok. Solvent berupa etanol ataupun sebanyak 200 ml. Kemudian rangkaian tersebut diletakkan di atas pemanas lalu dipanaskan pada suhu 80
o
C. Ekstraksi dilakukan selama 0,5 jam, 1 jam, 1,5 jam, dan 2 jam sehingga didapatkan hasil ekstraksi berupa campuran minyak piper
retrofractum vahl dengan solven.
d. Proses Destilasi Hasil Ekstraksi
retrofractum vahl dipisahkan. Selanjutnya
3. Berat jenis dihitung dengan persamaan :
akan didapatkan ekstrak piper retrofractum
vahl yang tinggal di dalam labu destilasi
yang berwarna coklat kehitaman apabila menggunakan etanol dan jingga kemerahan apabila menggunakan heksana.
Prosedur Analisa Hasil a. Menghitung Berat Jenis Minyak 1.
Menimbang piknometer kosong yang telah dibersihkan dan dikeringkan.
2. Menimbang piknometer yang telah berisi sampel minyak piper
retrofractum vahl sebanyak 5 ml..
40 Dimana : V = Volume titrasi NaOH N = Normalitas NaOH Ws = Berat sampel
3.PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Tabel 4. Pengamatan fisik minyak piper retrofractum vahl dengan pelarut heksana dan piper retrofractum vahl berukuran halus
Warna coklat tua b.
Encer c. Baunya agak pekat d.
Endapan lumaian banyak 2 jam a.
Warna coklat kehitaman b.
Encer c. Baunya sangat pekat d.
Banyak terdapat endapan c.
Ekstraksi minyak piper retrofractum vahl dengan menggunakan pelarut heksana dan piper retrofractum vahl berukuran halus
Waktu Aspek Kualitatif
Encer c. Baunya tidak terlalu pekat d.
0,5 jam a.
Warna jingga kemerahan b. Encer c. Baunya tidak pekat d. Belum ada endapan 1 jam a.
Warna jingga kemerahan b. Encer c. Baunya tidak terlalu pekat d. Ada sedikit endapan berwarna kuning
1,5 jam a.
Warna jingga kemerahan b. Encer c. Baunya agak pekat d. Endapan lumaian banyak berwarna kuning
2 jam a.
Warna jingga kemerahan b. Encer c. Baunya sangat pekat d. Banyak terdapat endapan berwarna kuning
d. Ekstraksi minyak piper retrofractum vahl dengan menggunakan pelarut heksana dan piper retrofractum vahl berukuran kasar.
Ada sedikit endapan 1,5 jam a.
Berikut data hasil pengamatan dari penelitian yang telah dilakukan. Hasil yang diamati berupa keadaan fisik dari minyak
piper retrofractum vahl dan jumlah / hasil
1,5 jam a.
yang diperoleh, meliputi : data hasil ekstraksi, data hasil analisa berat jenis, data hasil analisa viskositas dan data hasil analisa angka asam.
Pengamatan Fisik sampel a. Ekstraksi piper retrofractum vahl dengan menggunakan pelarut etanol dan piper retrofractum vahl berukuran halus retrofractum vahl dengan pelarut etanol dan piper retrofractum vahl
berukuran halus.
Waktu Aspek Kualitatif
0,5 jam a.
Warna coklat tua b. Encer c. Baunya tidak terlalu pekat d. Sedikit sekali endapan 1 jam a.
Warna coklat kehitaman b. Encer c. Baunya tidak terlalu pekat d. Ada sedikit endapan
Warna hitam b. Encer c. Baunya agak pekat d. Endapan lumaian banyak 2 jam a.
Belum ada endapan 1 jam a.
Warna hitam pekat b. Encer c. Baunya sangat pekat d. Banyak terdapat endapan b.
Ekstraksi minyak piper retrofractum vahl dengan menggunakan pelarut etanol dan piper retrofractum vahl berukuran kasar.
Tabel 3. Pengamatan fisik minyak piper retrofractum vahl dengan pelarut etanol dan piper retrofractum vahl
berukuran kasar.
Waktu Aspek Kualitatif
0,5 jam a.
Warna coklat kekuningan b.
Encer c. Baunya tidak terlalu pekat d.
Warna coklat agak tua b.
Tabel 5. Pengamatan fisik minyak piper retrofractum vahl dengan pelarut heksana dan piper retrofractum vahl berukuran kasar.
Waktu Aspek Kualitatif Tabel 7. Data Hasil Analisa Ekstraksi Minyak
0,5 jam a.
Warna jingga kemerahan dari piper retrofractum vahl b.
Encer c. Baunya tidak pekat
µ Nama Ukuran t Angka d.
Belum ada endapan 2 Pelarut Partikel (Jam) Asam
(mm /s) (Gr/ml)
1 jam a.
Warna jingga kemerahan b.
0,5 0,840 2,758 10,08 Encer
Etanol Halus 1 0,848 2,940 23,74 c. Baunya tidak terlalu pekat d.
1,5 0,876 3,402 30,07 Ada sedikit endapan berwarna 2 0,884 3,864 34,70 kuning
0,5 0,802 2,814 16,04 1,5 jam a.
Warna jingga kemerahan Etanol Kasar 1 0,832 2,898 24,96 b. Encer c.
1,5 0,864 3,024 29,37 Baunya agak pekat d.
2 0,882 3,094 29,94 Endapan lumaian banyak berwarna kuning 0,5 0,608 2,212 11,18
2 jam
a. Heksana Halus 1 0,628 2,282 14,31 Warna jingga kemerahan b.
1,5 0,630 2,436 15,62 Encer c.
2 0,640 2,688 16,12 Baunya sangat pekat d.
0,5 0,716 2,058 13,46 Banyak terdapat endapan berwarna kuning Heksana Kasar
1 0,744 2,170 17,85 1,5 0,750 2,240 22,5 2 0,754 2,366 26,54
Hasil Ekstraksi Minyak Piper rectrofractum vahl
3.HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 6. Data Hasil Pengamatan Ekstraksi
Minyak dari piper retrofractum vahl Hasil Penelitian Ekstraksi Minyak Piper
Retrofractum Vahl Nama Ukuran Waktu Massa Yield
Dari hasil ekstraksi piper retrofractum
Pelarut Partikel (Jam) Minyak vahl , diperoleh yield yang berbeda-beda sesuai
(Gram) (%)
dengan variabel, pelarut, serta ukuran partikel 0,5 5,66 11,32 yang digunakan. Hasil maksimum untuk pelarut heksana adalah 14,34 % dan hasil
Etanol Halus 1 6,37 12,74 1,5 6,69 13,38 maksimum untuk pelarut etanol adalah 14,52 2 7,26 14,52 %. Sesuai dengan literatur yang didapatkan dan dari hasil pengamatan fisik yang
0,5 6,27 12,54 dilakukan terhadap minyak, produk dari Etanol Kasar 1 6,78 13,56 pelarut etanol menghasilkan endapan yang
1,5 6,81 13,62 lebih banyak dari pada produk yang dihasilkan 2 7,14 14,28 dari pelarut heksana. Sehingga produk dari
0,5 5,34 10,68 pelarut etanol memiliki % yield yang lebih Heksana Halus 1 5,99 11,98 besar jika dibandingkan dengan produk dari
1,5 6,19 12,38 pelarut heksana.
2 7,17 14,34 Dari hasil penelitian yang dilakukan
0,5 5,50
11 dapat disimpulkan bahwa ekstraksi dengan Heksana Kasar 1 5,79 11,58 menggunakan pelarut etanol, ukuran partikel
1,5 6,11 12,22 halus, dan waktu ekstraksi selama 2 jam 2 6,81 13,62 memberikan hasil yang optimal yaitu 14,52 %.
- – 1,5 jam). Jadi semakin lama waktu ekstraksi makan akan semakin tinggi % yield minyak piper retrofractum vahl yang dihasilkan.
Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa nilai viskositas tertinggi terdapat pada minyak hasil ekstraksi piper retrofractum vahl dengan pelarut etanol dan waktu ekstraksi selama 2 jam, yaitu 3,864 mm
2. Minyak piper retrofractum vahl dengan % yield yang tertinggi memiliki sifat-sifat fisik, yaitu warna cokelat tua dan kental, bau yang sangat menyengat, dan terdapat banyak endapan.
1. Waktu ekstraksi yang paling lama, yaitu dua jam akan memberikan % yield yang lebih tinggi dibandingkan dengan waktu ekstraksi yang lain (0,5 jam
Dari analisa hasil penelitian baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dapat disimpulkan sebagai berikut :
4.KESIMPULAN
Dari hasil analisa diperoleh, Nilai angka ekstraksi piper retrofractum vahl berukuran halus dengan menggunakan pelarut etanol dan diekstraksi selama 2 jam, yaitu 34,70. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar angka asam maka semakin banyak minyak yang telah terhidrolisis dan begitu juga sebaliknya.
Angka asam menunjukan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak yang dinyatakan dengan gr basa/gr sampel. Angka asam juga merupakan parameter penting dalam menentukan kualitas minyak. Angka ini menunjukan banyaknya asam lemak bebas yang terkandung di dalam minyak akibat reaksi hidrolisis yang disebabkan oleh reaksi kimia, pemanasan dan proses fisika.
Analisa Nilai Angka Asam pada minyak piper retrofractum vahl
/sec dan nilai viskositas terendah diperoleh dari hasil ekstraksi piper retrofractum vahl ukuran kasar dengan menggunakan pelarut heksana dan waktu ekstraksi selama 0,5 jam . Sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran partikel dan jenis pelarut serta waktu ekstraksi mempengaruhi nilai viskositas minyak.
2
diperoleh dari ekstraksi yang menggunakan pelarut etanol lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan pelarut heksana. Jika viskositas semakin tinggi, maka tahanan untuk mengalir juga akan semakin tinggi. Jadi untuk minyak, semakin rendah nilai viskositas maka akan semakin baik.
Analisa Berat Jenis dari Minyak Piper Retrofractum Vahl
retrofractum vahl , nilai viskositas yang
Untuk analisa viskositas minyak piper
Dari literatur yang didapatkan, diketahui bahwa semakin rendah nilai viskositas maka semakin baik kualitas minyak yang dihasilkan. Karena nilai viskositas yang tinggi akan menyebabkan tahanan minyak untuk mengalir akan semakin tinggi.
Analisa viskositas pada minyak piper retrofractum vahl
Dari penelitian yang dilakukan, nilai berat variabel waktu ekstraksi. Dari grafik terlihat bahwa nilai berat jenis terbaik terjadi pada ukuran partikel halus dengan menggunakan pelarut etanol, dan waktu ekstraksi selama 2 jam yaitu 0,884 gram/ml. Semakin tinggi nilai berat jenis minyak maka kualitas minyak akan semakin baik (Endah,2007).
kecenderungan bertambah seiring dengan bertambahnya waktu ekstraksi. Semakin lama waktu ekstraksi, maka berat jenis yang diperoleh semakin meningkat.
retrofractum vahl menunjukkan
Berat jenis minyak hasil ekstraksi piper
Pengujian berat jenis merupakan salah satu uji karakteristik minyak. Analisa yang telah dilakukan terhadap berat jenis minyak yang diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol memiliki berat jenis yang lebih besar dari minyak yang diekstraksi dengan menggunakan pelarut heksana. Hal ini dikarenakan berat jenis dari etanol sendiri lebih besar dari pada berat jenis heksana.
3. Dari variabel proses yang diteliti, jumlah yield yang paling tinggi dihasilkan dari ekstraksi piper retrofractum vahl yang berukuran halus dengan pelarut etanol dan waktu ekstraksi selama dua jam, yaitu 14,52 %.
DAFTAR PUSTAKA
Rochim, Armando. 2009. Memproduksi 15
Minyak Atsiri Yang berkualitas. Penebar Swadaya : Jakarta.
Treyball, R. E . 1981. Mass Transfer
th Operation 3 Edition. Mc Graw Hill Book Company : Singapore.
Taufiqurrahman, Fajri. 2008. Uji Efek Tonik
Infusa Campuran Buah Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl) Dan Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber Zerumbet (L.) J.E. Smith) Pada Mencit Putih (Mus Musculus) Jantan Galur Swiss. Skripsi. Fakultas Farmasi
Universitas Surakarta, Surakarta. Suzery, Meiny. Analisa Kuantitatif
Piperin dari Beberapa spesies Piper dan Formula Effervescent. Jurusan Kimia
MIPA Universitas Diponogoro, Semarang. Endah, Purbarani, heny Setyo Purwono, 2007.
Pengaruh Jenis Pelarut, Siklus Ekstraksi dan Ukuran Biji Karet Terhadap Yield Minyak Biji Karet.
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Noprianto, P. Rizky A. 2008. Pengaruh Jenis
pelarut, Massa Biji, Ukuran Partikel, dan Jumlah Siklus Terhadap Yield Ekstraksi Minyak Biji Ketapang.
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Indralaya
Vogel, 1985. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi I. PT.Kalman Media Pustaka : Jakarta.
Guenter, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I.
Universitas Indonesia : Jakarta. Konsultan1. 2009. Cabai Jawa. Website : 2008.
N-heksana.
website : www.wikipedia.org 2008.
Etanol. Website : www.wikipedia.org