HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO
DENGAN STATUS KELENGKAPAN IMUNISASI POLIO DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TANON I SRAGEN
Siti Nur Widayati, Maryatun
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta
ABSTRAK
Latar belakang: Imunisasi polio merupakan imunisasi yang diberikan untuk mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit polio. Penyakit polio masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia,
mengingat masih adanya kasus dan wabah polio di beberapa daerah di Indonesia. Penting bagi
orang tua untuk mengetahui mengapa, kapan, dimana, dan berapa kali anak harus diimunisasi. Di
Wilayah Kerja Puskesmas I Tanon memiliki cakupan imunisasi polio paling rendah di Kabupaten
Sragen yaitu polio I (95,3%), polio II (87,5%), polio III (83,2%), polio IV (100,0%). Berkaitan
dengan hal tersebut penelitian ini akan menganalisa hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi polio dengan status kelengkapan imunisasi polio di Wilayah Kerja Puskesmas Tanon
I Sragen? Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
polio dengan status kelengkapan imunisasi polio di Wilayah Kerja Puskesmas I Tanon Sragen.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan pendekatan cross sectional
terhadap 168 responden yaitu ibu-ibu yang memiliki bayi usia 4-12 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanon I Sragen. Hasil: Hasil analisa data uji chi square Pvalue X²tabel (7.175>5.591). Dapat diartikan bahwa ada hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan status kelengkapan imunisasi polio di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanon I Sragen. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan status kelengkapan imunisasi polio di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanon I Sragen.
Kata Kunci: Pengetahuan, Imunisasi Polio
A. Pendahuluan
Imunisasi polio merupakan imunisasi
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan
yang diberikan untuk mendapatkan kekebalan
kekebalan tubuh pada bayi dan anak terhadap
terhadap penyakit polio. Oleh karena itu
penyakit tertentu, sedangkan vaksin adalah
imunisasi polio mempunyai peranan penting
kuman atau racun kuman yang dilemahkan
pada bayi (Markum, 1997). Disetiap negara
dimasukkan kedalam tubuh bayi/anak yang
yang ada di dunia sejak 20 tahun lalu polio
disebut antigen. Dalam tubuh antigen akan
melumpuhkan sekitar seribu balita setiap
bereaksi dengan antibodi sehingga akan terjadi
harinya. Pada tahun 1916 polio menjadi wabah
kekebalan (Depkes RI, 1992).
terbesar pertama kali di Amerika Serikat. Lebih
dari 27.000 orang terkena penyakit ini dan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang.... 33
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
sekitar 6000 orang meninggal yang sebagian
polio pada tahun 1995-1996-1997-2002
besarnya adalah balita (Cave, 2003).
secara berturut-turut dan serentak di seluruh
Memasuki tahun 2004 ditemukan 1.266
tanah air yang kemudian karena masih ada
kasus polio di seluruh dunia, sebagian besar
kejadian virus polio liar di regional WHO-
terjadi di negara endemik polio, yakni Yaman,
SEARO, PIN diulang kembali pada tahun 2002
Nigeria, India, Pakistan, Mesir, Afghanistan,
(Kartasasmita, 2005: 2)
sekitar 25% berada di Indonesia dan menempati
peringkat tiga dunia (Achmadi, 2006: 86).
Penyakit polio masih menjadi masalah
Strategi pengembangan nasional untuk
mewujudkan “Indonesia Sehat 2010” salah
satunya dengan menerapkan pengembangan
kesehatan di Indonesia, mengingat masih
nasional berwawasan kesehatan yang berarti
adanya kasus dan wabah polio di beberapa
setiap upaya program pembangunan harus
daerah di Indonesia. Hal itu dapat ditunjukkan
mempunyai kontribusi positif terhadap
dengan ditemukannya wabah polio impor yang
terbentuknya lingkungan yang sehat dan
berawal di Sukabumi, Jawa Barat, pada bulan
perilaku sehat. Sebagai acuan pembangunan
Maret 2005, disana ada 15 kasus yang terkait
kesehatan mengacu kepada konsep “Paradigma
polio (Achmadi, 2006: 130).
Sehat” yaitu pembangunan kesehatan yang
Ha s il t e knol ogi te pat guna ya ng
memberikan prioritas utama pada upaya
dilaksanakan di seluruh Indonesia sejak
pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan
tahun 1977 dengan menggunakan Kartu
pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan
Menuju Sehat (KMS) dalam memantau
upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan
tumbuh kembang anak, pemakaian cairan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara
oralit pada anak yang menderita diare,
menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan
meningkatkan pemberian ASI secara eksklusif
(Depkes RI, 2004: 1).
kepada bayinya dan imunisasi sesuai Program
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
Pengembangan Imunisasi (PPI). Pada tahun
terjadi setelah orang melakukan penginderaan
1990 Indonesia telah mencapai lebih dari
terhadap suatu objek tertentu. Menurut Ranuh
90% cakupan vaksinasi dasar tersebut yang
menyatakan bahwa penting bagi orang tua
dikenal sebagai Universal Child Immunization
untuk mengetahui mengapa, kapan, dimana,
(UCI). Ditambah lagi dengan gerakan PIN
dan berapa kali anak harus diimunisasi. Kendala
(Pekan Imunisasi Nasional) terhadap penyakit
utama untuk keberhasilan imunisasi bayi dalam
34 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang....
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
sistem perawatan kesehatan yaitu rendahnya
Wilayah Kerja Puskesmas Tanon I masih
kesadaran dan tidak adanya kebutuhan
rendah dan sampai saat ini belum ada penelitian
masyarakat pada imunisasi. Pemberian
khususnya yang terkait tentang imunisasi polio
imunisasi pada bayi tidak hanya memberi
di Wilayah Kerja Puskesmas Tanon I Sragen.
pencegahan penyakit pada bayi tersebut tetapi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
juga memberikan manfaat yang lebih luas
adalah semua ibu yang memiliki bayi berusia
karena dapat mencegah penularan penyakit
4-12 bulan yang terdapat di wilayah kerja
untuk bayi lain, oleh karena itu pengetahuan
Puskesmas Tanon I Sragen sebanyak 292
dan sikap orang tua terutama ibu sangat
responden. Tehnik pengambilan sampel yang
penting untuk memahami tentang manfaat
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
imunisasi bagi anak Indonesia (Yustifa, 2008).
cara purposive sampling. sedangkan jumlah
sampel yang di teliti sesuai dengan rancangan
Oleh karena itu pengetahuan imunisasi polio
pada ibu sangat penting untuk menumbuhkan
kesadaran tentang pentingnya hidup sehat
penelitian ini adalah 168 responden.
C. Hasil dan Pembahasan
dengan pencegahan melalui imunisasi polio.
Pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dapat
diperoleh dari berbagai sumber media massa
Berdasarkan penelitian diperoleh data
yang telah dianalisis yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Univariat
maupun media informasi seperti televisi,
radio, media cetak dan sebagainya dengan
Berikut ini karakteristik responden
tujuan agar masyarakat berperilaku hidup sehat
berdasarkan umur, tingkat pendidikan,
(Notoatmodjo, 2007: 76).
dan pekerjaan.
B. Metode dan Bahan Penelitian
Tabel 1 Karakteristik Responden Secara
Umum di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanon I Sragen
Penelitian ini merupakan penelitian non
eksperimen dengan pendekatan cross sectional.
No
Lokasi penelitian ini adalah di Wilayah Kerja
1.
Puskesmas Tanon I Kabupaten Sragen dan
waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Agustus 2009 dengan alasan yang mendasari
Karakteristik
Responden
Frekuensi
Persentase
≤ 20
14
8%
20-30
108
65%
31-40
39
23%
≥ 41
7
4%
Umur (tahun)
adalah karena cakupan imunisasi polio di
dilanjutkan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang.... 35
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
lanjutan tabel 1
2.
3.
adalah 21-30 tahun yaitu 108 responden
Pendidikan
atau 65%, sedangkan paling rendah
SD
19
11%
SLTP
65
39%
umur ≥ 41 tahun yaitu 7 responden
SLTA
70
42%
atau 4%.
PT
14
8%
PNS
6
4%
Swasta
26
15%
Wiraswasta
27
16%
Petani
35
21%
IRT
74
44%
Pekerjaan
b. Pendidikan
Pendidikan dalam penelitian ini
adalah pendidikan formal yang pernah
ditempuh responden, yaitu SD, SLTP,
SLTA, Perguruan tinggi.
Tabel di atas untuk mengetahui karakteristik responden yang dilihat dari tingkat
umur, pendidikan dan pekerjaan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar
distribusi frekuensi sebagai berikut:
a. Umur
Hasil penelitian berdasarkan kelompok umur ≤ 20 tahun,
21-30 tahun,
31-40 tahun, serta ≥ 41 tahun disajikan
dalam gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 2 Karakteristik Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanon I
Sragen
Gambar 2 dapat diketahui bahwa
tingkat pendidikan terbanyak adalah
SLTA yaitu 70 responden atau 42%,
sedangkan paling sedikit sarjana/
diploma yaitu 14 responden atau 8%.
c. Pekerjaan
Gambar 1 Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanon I Sragen
Pekerjaan dalam penelitian ini
meliputi ibu rumah tangga, swasta,
wiraswasta, PNS, petani.
Gambar 1 di atas menunjukkan
bahwa umur responden terbanyak
36 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang....
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Gambar 4 di atas bahwa jumlah
responden sebagian besar yang
mempunyai tingkat pengetahuan
sedang sebanyak 88 responden
(53%), sedangkan responden dengan
pengetahuan rendah sebanyak 34
responden (20%).
Gambar 3 Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanon I Sragen
e. Status kelengkapan imunisasi polio
bayi di Wilayah kerja Puskesmas I
Gambar 3 dapat diketahui bahwa
Tanon Sragen.
sebagian besar responden bekerja
sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 74 orang (44%), yang paling sedikit
bekerja sebagai PNS yaitu 6 orang (4%).
d. Tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi polio di Wilayah kerja
Puskesmas I Tanon Sragen
Hasil penelitian berdasarkan
tingkat pengetahuan, yaitu pengetahuan
Gambar 5 Distribusi Frekuensi
Status Kelengkapan Imunisasi Polio
di Wilayah Kerja Puskesmas Tanon
I Sragen
Gambar 5 menunjukkan bahwa
tinggi, pengetahuan sedang, dan
pengetahuan rendah disajikan dalam
kelengkapan imunisasi polio
gambar 4 sebagai berikut:
terbanyak yaitu 122 responden (73%)
yang mengimunisasikan lengkap
anaknya, sedangkan ibu yang tidak
mengimunisasikan bayinya lengkap
yaitu sebanyak 46 responden (27%).
2. Analisa Bivariat
Gambar 4 Distribusi Frekuensi Tingkat
pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
Polio diWilayah Kerja Puskesmas
Tanon I Sragen.
Hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi polio dengan status
kelengkapan imunisasi polio bayi di
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang.... 37
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Wilayah Kerja Puskesmas Tanon I Sragen
responden dengan tingkat pengetahuan
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
rendah 34 responden (20%).
Tabel 2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Imunisasi dengan Status Kelengkapan
Imunisasi Polio
Hasil analisa data dari tabel 4.2 tabulasi
silang tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi polio dengan status kelengkapan
Imunisasi polio
Tingkat
pengetahuan
Imunisasi
lengkap
Tinggi
Sedang
Imunisasi
tidak
lengkap
Total
35 (21%)
11 (6%)
46 (27%)
46 (27%)
42 (25%) 88 (53%)
Rendah
20 (12%)
14 (9%)
Total
101 (60%) 67 (40%)
P value
imunisasi polio kemudian data dianalisa
untuk mencari hubungan kedua variabel
0,028
34 (20%)
168
(100%)
dengan rumus Chi Square. Hasil penelitian
dasar uji Chi Square yang dilakukan dengan
komputer menunjukkan p value < p tabel
yaitu 0.028< 0.05 dan X2hitung (7,175) >
Tabel di atas dapat diketahui bahwa
responden dengan tingkat pengetahuan
tinggi mengimunisasikan lengkap
sebanyak 35 responden (21%), dan
X2tabel (5,591), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, ini berarti bahwa ada hubungan
yang signifikan antara tingkat pengetahuan
ibu tentang imunisasi polio dengan status
mengimunisasikan secara tidak lengkap
kelengkapan imunisasi polio di Wilayah
sebanyak 11 responden (6%), dari total
Kerja PuskesmasTanon I Sragen.
responden dengan tingkat pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
tinggi 46 responden (27%).
disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan
Responden dengan tingkat pengetahuan
narasi pada bagian sebelumnya, selanjutnya
sedang mengimunisasikan lengkap
peneliti membahas mengenai variabel-variabel
sebanyak 46 responden (27%), dan
yang diteliti. Dari 168 responden yang diteliti
mengimunisasikan secara tidak lengkap
telah dikelompokkan menurut umur ibu, tingkat
sebanyak 42 responden (25%) dari total
pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan
responden dengan tingkat pengetahuan
dan status kelengkapan imunisasi polio yang
sedang 88 anak (53%).
sebelumnnya dipaparkan sebagai berikut.
Responden dengan tingkat pengetahuan rendah mengimunisasikan lengkap
sebanyak 20 responden (12%), dan
1. Karakteristik Responden
a. Umur Ibu
mengimunisasikan secara tidak lengkap
Berdasarkan hasil penelitian
sebanyak 14 responden (9%) dari total
dari umur sebagian besar responden
38 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang....
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
berumur antara 21-30 tahun yaitu 108
perguruan tinggi 14 responden (8%).
responden (64%) dan paling rendah
Menurut Notoadmodjo (2003: 97)
≥41 yaitu 7 responden (4%). Menurut
bahwa pendidikan berarti bimbingan
Hoclak (1998) dalam Nursalam
yang diberikan seseorang terhadap
(2001: 18) semakin cukup umur
perkembangan orang lain untuk
maka seseorang akan lebih matang
mencapai cita-cita. Konsep dasar
dalam berfikir dan bekerja. Dari hasil
pendidikan adalah suatu proses belajar
penelitian tersebut bahwa sebagian
yang berarti di perubahan ke arah
besar responden adalah ibu yang masih
yang lebih dewasa, lebih baik dan
muda di mana pada umur tersebut daya
lebih matang pada diri individu,
tangkap ibu terhadap segala bentuk
keluarga dan masyarakat. Pendidikan
informasi yang disampaikan oleh
menjadi hal yang sangat penting
tenaga kesehatan akan memperluas
dalam mempengaruhi pengetahuan.
pengetahuan ibu tentang imunisasi
Responden yang mempunyai tingkat
polio terhadap bayi, sehingga ibu akan
pendidikan tinggi cenderung lebih
melakukan kelengkapan imunisasi
mudah menerima informasi tentang
polio pada bayinya. Hal ini sesuai
imunisasi polio yang diberikan
dengan penelitian dari Yustifa (2008)
oleh petugas kesehatan, sebaliknya
bahwa responden penelitian yang
responden yang tingkat pendidikannya
memiliki ciri dari kedewasaan fisik
rendah akan mendapat kesulitan
dan kematangan pribadi yang erat
untuk menerima informasi yang
hubungannya dengan pengambilan
ada sehingga mereka kurang
keputusan adalah mulai usia 21
memahami tentang kelengkapan
tahun.
imunisasi polio. Hal ini diperkuat
b. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian
dengan penelitian Kusnodiharjo (cit.
Yustifa, 2008) menyatakan bahwa
menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan seseorang berbeda-beda
pendidikan ibu, sebagian besar
akan mempengaruhi seseorang dalam
berpendidi kan SLTA yait u 70
pengambilan keputusan, pada ibu yang
responden (42%) dan paling rendah
berpendidikan tinggi lebih mudah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang.... 39
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
menerima suatu ide baru dibandingkan
aktivitas di dalam rumah. Pemberian
ibu yang berpendidikan rendah sehingga
imunisasi pada bayi berhubungan
informasi lebih mudah dapat diterima
dengan ibu yang tidak bekerja
dan dilaksanakan. Tingkat pendidikan
karena ibu lebih banyak mempunyai
yang diperoleh seseorang dari bangku
waktu di rumah sehingga pemberian
sekolah formal dapat mempengaruhi
imunisasi dapat tepat waktu. Hal ini
pengetahuan seseorang. Makin tinggi
diperkuat dengan penelitian yang
pendidikan seseorang, makin tinggi
dilakukan oleh Kurniati (2008) bahwa
pengetahuannya tentang kesehatan.
status perkerjaan seorang ibu dapat
Dilihat dari aspek pendidikan
berpengaruh terhadap kesempatan
responden yang tergolong cukup tinggi
dan waktu yang digunakan untuk
yaitu SLTA, maka semakin membantu
meningkatkan pengetahuan dengan
petugas kesehatan dalam mencari
cara menambah pengetahuan tentang
metode yang tepat untuk melakukan
imunisasi dan perhatian terhadap
penyuluhan kesehatan. Dilihat dari
kesehatan anak-anaknya. Ibu yang
aspek pendidikan responden yang
mempunyai pekerjaan sebagai ibu
tergolong berpendidikan rendah,
rumah tangga mempunyai banyak
maka dalam melakukan penyuluhan
waktu yang luang, ini berarti ibu-ibu
kesehatan tentang imunisasi polio
tersebut bisa mendapatkan banyak
perlu dilakukan secara rutin dengan
informasi dari berbagai media, antara
metode yang mudah dimengerti dan
lain: televisi, radio, surat kabar.
dipahami (Sofyan, et al. 2004).
c. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian
d. Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat
bahwa dari pekerjaan ternyata
pengetahuan ibu tentang imunisasi polio
sebagian besar responden adalah ibu
tertinggi adalah tingkat pengetahuan
rumah tangga yaitu 74 responden
sedang yaitu 88 responden (53%).
(44%) dan yang terkecil adalah PNS
Menurut Notoatmodjo (2007:143-
yaitu 6 responden (4%). Dari hasil
144), pengetahuan adalah merupakan
penelitian sebagian besar ibu memiliki
hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
40 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang....
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
melakukan penginderaan terhadap
(Notoatmodjo, 2003: 121). Hal ini
suatu objek tertentu. Penginderaan
didukung penelitian yang dilakukan
terjadi melalui panca indera
oleh Kurniati (2008) yang berjudul
manusia yaitu indera penglihatan,
“Hubungan antara tingkat pengetahuan
pendengaran, rasa dan raba.
ibu tentang im unisasi dengan
Sebagian besar pengetahuan manusia
kelengkapan imunisasi pada bayi di
diperoleh melalui mata dan telinga.
Klogenwonosari, Klirong, Kebumen”.
Sesuai dengan pernyataan tersebut
Hasil penelitian Kurniati yaitu ada
pengetahuan dapat ditingkatkan
hubungan tingkat pengetahuan ibu
melalui proses belajar. Dengan
dengan kelengkapan imunisasi pada
adanya faktor-faktor pendukung
bayi. Dari tingkat hubungan tersebut,
seperti pendidikan, pengalaman,
kelengkapan imunisasi tidak hanya
dan informasi maka pengetahuan
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
ibu tentang imunisasi akan semakin
tetapi juga oleh motivasi, perilaku dan
baik dalam menyikapi hal-hal yang
fasilitas kesehatan.
positif. Salah satu faktor yang dapat
Hasil penelitian juga didapatkan
mempengaruhi tingkat pengetahuan
pengetahuan yang rendah sebanyak 34
yaitu pengalaman, menurut Soekanto
responden (20%). Dengan pendidikan
(2002, dalam Astuti, 2008) bahwa apa
yang rendah, responden sulit untuk
yang pernah ibu rasakan sebelumnya
menangkap informasi-informasi
dapat menambah pengetahuan
kesehatan yang diberikan oleh tenaga
seseorang terhadap sesuatu yang
kesehatan di sekitar wilayah tersebut.
bersifat informasi. Pengetahuan ibu
Pendidikan rendah dapat dipengaruhi
tentang imunisasi akan membentuk
beberapa faktor salah satunya
sikap positif terhadap kelengkapan
keterbatasan biaya. Pengetahuan tidak
imunisasi polio bayi. Dari pengalaman
harus ditingkatkan dengan pendidikan
dan penelitian ternyata perilaku yang
formal namun dapat ditingkatkan
didasari oleh pengetahuan akan
dengan pendidikan-pendidikan non
lebih abadi dari pada perilaku yang
formal seperti mengikuti penyuluhan-
tidak didasari oleh pengetahuan
penyuluhan kesehatan. Hal ini
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang.... 41
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
diperkuat penelitian yang dilakukan
polio bayinya secara lengkap yaitu
oleh Jubaidillah et.al (2007) yang
46 responden (27%). Menurut
menyatakan bahwa pengetahuan yang
Badudu-Zain cit Widhi (2007),
rendah dipengaruhi oleh beberapa
kelengkapan adalah sesuatu yang
faktor salah satunya adalah pendidikan
diperlukan yang sudah dilengkapkan.
yang tergolong rendah. Namun
Kelengkapan imunisasi sendiri sangat
pendidikan formal yang rendah
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
harusnya tidak menjadi kendala
tentang imunisasi. Hasil penelitian
dalam meningkatkan pengetahuan
menunjukkan bahwa responden
karena masih ada pendidikan-
mempunyai tingkat pengetahuan tinggi
pendidikan non formal yang bisa
tentang imunisasi dan sadar akan
diikuti. Menurut UNESCO cit Taufik
manfaat imunisasi sehingga responden
(2007: 68-69), bahwa pendidikan
melengkapi imunisasi pada bayinya.
pada orang dewasa merupakan
Menurut Sutomo (2005, dalam Widhi,
keseluruhan proses pendidikan
2008: 33), tercapainya kelengkapan
yang diorganisasikan, apapun isi,
imunisasi tidak lepas dari peran aktif
tingkatan maupun metodenya baik
tenaga kesehatan dalam memberikan
secara formal maupun non formal.
pelayanan dan dorongan kepada
Di dalam proses pendidikan tersebut
masyarakat. Kegiatan imunisasi
akan meningkatkan kemampuan
merupakan kegiatan rutinitas, yaitu
seeorang, memperkaya pengetahuan,
program yang dijalankan secara terus
meningkatkan kualifikasi teknis atau
menerus, oleh karena itu sekalipun
sikap dan perilakunya.
pengetahuan ibu kurang baik tentang
d. Status Kelengkapan
Menurut hasil penelitian bahwa
imunisasi akan mempengaruhi
pelaksanaan imunisasi pada bayi.
s t a t u s k el e n gka pa n i m un i sa si
Kelengkapan imunisasi sendiri sangat
polio sebagian responden telah
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
mengimunisasikan polio secara lengkap
tentang imunisasi. Hasil penelitian
bayinya yaitu 122 responden (73%)
menunjukkan bahwa responden
dan yang tidak mengimunisasikan
mempunyai tingkat pengetahuan
42 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang....
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
sedang tentang imunisasi dan sadar
tentang imunisasi polio dengan status
akan manfaat imunisasi sehingga
kelengkapan imunisasi polio di Wilayah
responden melengkapi imunisasi
Kerja Puskesmas Tanon I Sragen. Dari
bayinya.
hal tersebut dapat diartikan bahwa apabila
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Imunisasi Polio Dengan Status
Kelengkapan Imunisasi Polio Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanon I Sragen
polio sedang atau tinggi, maka baik
pula kelengkapan imunisasi polio pada
bayi. Hal ini disebabkan karena ibu
Hasil perolehan uji statistik dengan
dengan pengetahuan sedang atau tinggi
menggunakan Chi Square didapatkan
tentang imunisasi polio lebih mengerti dan
Pvalue
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO
DENGAN STATUS KELENGKAPAN IMUNISASI POLIO DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TANON I SRAGEN
Siti Nur Widayati, Maryatun
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta
ABSTRAK
Latar belakang: Imunisasi polio merupakan imunisasi yang diberikan untuk mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit polio. Penyakit polio masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia,
mengingat masih adanya kasus dan wabah polio di beberapa daerah di Indonesia. Penting bagi
orang tua untuk mengetahui mengapa, kapan, dimana, dan berapa kali anak harus diimunisasi. Di
Wilayah Kerja Puskesmas I Tanon memiliki cakupan imunisasi polio paling rendah di Kabupaten
Sragen yaitu polio I (95,3%), polio II (87,5%), polio III (83,2%), polio IV (100,0%). Berkaitan
dengan hal tersebut penelitian ini akan menganalisa hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi polio dengan status kelengkapan imunisasi polio di Wilayah Kerja Puskesmas Tanon
I Sragen? Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
polio dengan status kelengkapan imunisasi polio di Wilayah Kerja Puskesmas I Tanon Sragen.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan pendekatan cross sectional
terhadap 168 responden yaitu ibu-ibu yang memiliki bayi usia 4-12 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanon I Sragen. Hasil: Hasil analisa data uji chi square Pvalue X²tabel (7.175>5.591). Dapat diartikan bahwa ada hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan status kelengkapan imunisasi polio di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanon I Sragen. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan status kelengkapan imunisasi polio di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanon I Sragen.
Kata Kunci: Pengetahuan, Imunisasi Polio
A. Pendahuluan
Imunisasi polio merupakan imunisasi
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan
yang diberikan untuk mendapatkan kekebalan
kekebalan tubuh pada bayi dan anak terhadap
terhadap penyakit polio. Oleh karena itu
penyakit tertentu, sedangkan vaksin adalah
imunisasi polio mempunyai peranan penting
kuman atau racun kuman yang dilemahkan
pada bayi (Markum, 1997). Disetiap negara
dimasukkan kedalam tubuh bayi/anak yang
yang ada di dunia sejak 20 tahun lalu polio
disebut antigen. Dalam tubuh antigen akan
melumpuhkan sekitar seribu balita setiap
bereaksi dengan antibodi sehingga akan terjadi
harinya. Pada tahun 1916 polio menjadi wabah
kekebalan (Depkes RI, 1992).
terbesar pertama kali di Amerika Serikat. Lebih
dari 27.000 orang terkena penyakit ini dan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang.... 33
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
sekitar 6000 orang meninggal yang sebagian
polio pada tahun 1995-1996-1997-2002
besarnya adalah balita (Cave, 2003).
secara berturut-turut dan serentak di seluruh
Memasuki tahun 2004 ditemukan 1.266
tanah air yang kemudian karena masih ada
kasus polio di seluruh dunia, sebagian besar
kejadian virus polio liar di regional WHO-
terjadi di negara endemik polio, yakni Yaman,
SEARO, PIN diulang kembali pada tahun 2002
Nigeria, India, Pakistan, Mesir, Afghanistan,
(Kartasasmita, 2005: 2)
sekitar 25% berada di Indonesia dan menempati
peringkat tiga dunia (Achmadi, 2006: 86).
Penyakit polio masih menjadi masalah
Strategi pengembangan nasional untuk
mewujudkan “Indonesia Sehat 2010” salah
satunya dengan menerapkan pengembangan
kesehatan di Indonesia, mengingat masih
nasional berwawasan kesehatan yang berarti
adanya kasus dan wabah polio di beberapa
setiap upaya program pembangunan harus
daerah di Indonesia. Hal itu dapat ditunjukkan
mempunyai kontribusi positif terhadap
dengan ditemukannya wabah polio impor yang
terbentuknya lingkungan yang sehat dan
berawal di Sukabumi, Jawa Barat, pada bulan
perilaku sehat. Sebagai acuan pembangunan
Maret 2005, disana ada 15 kasus yang terkait
kesehatan mengacu kepada konsep “Paradigma
polio (Achmadi, 2006: 130).
Sehat” yaitu pembangunan kesehatan yang
Ha s il t e knol ogi te pat guna ya ng
memberikan prioritas utama pada upaya
dilaksanakan di seluruh Indonesia sejak
pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan
tahun 1977 dengan menggunakan Kartu
pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan
Menuju Sehat (KMS) dalam memantau
upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan
tumbuh kembang anak, pemakaian cairan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara
oralit pada anak yang menderita diare,
menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan
meningkatkan pemberian ASI secara eksklusif
(Depkes RI, 2004: 1).
kepada bayinya dan imunisasi sesuai Program
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
Pengembangan Imunisasi (PPI). Pada tahun
terjadi setelah orang melakukan penginderaan
1990 Indonesia telah mencapai lebih dari
terhadap suatu objek tertentu. Menurut Ranuh
90% cakupan vaksinasi dasar tersebut yang
menyatakan bahwa penting bagi orang tua
dikenal sebagai Universal Child Immunization
untuk mengetahui mengapa, kapan, dimana,
(UCI). Ditambah lagi dengan gerakan PIN
dan berapa kali anak harus diimunisasi. Kendala
(Pekan Imunisasi Nasional) terhadap penyakit
utama untuk keberhasilan imunisasi bayi dalam
34 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang....
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
sistem perawatan kesehatan yaitu rendahnya
Wilayah Kerja Puskesmas Tanon I masih
kesadaran dan tidak adanya kebutuhan
rendah dan sampai saat ini belum ada penelitian
masyarakat pada imunisasi. Pemberian
khususnya yang terkait tentang imunisasi polio
imunisasi pada bayi tidak hanya memberi
di Wilayah Kerja Puskesmas Tanon I Sragen.
pencegahan penyakit pada bayi tersebut tetapi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
juga memberikan manfaat yang lebih luas
adalah semua ibu yang memiliki bayi berusia
karena dapat mencegah penularan penyakit
4-12 bulan yang terdapat di wilayah kerja
untuk bayi lain, oleh karena itu pengetahuan
Puskesmas Tanon I Sragen sebanyak 292
dan sikap orang tua terutama ibu sangat
responden. Tehnik pengambilan sampel yang
penting untuk memahami tentang manfaat
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
imunisasi bagi anak Indonesia (Yustifa, 2008).
cara purposive sampling. sedangkan jumlah
sampel yang di teliti sesuai dengan rancangan
Oleh karena itu pengetahuan imunisasi polio
pada ibu sangat penting untuk menumbuhkan
kesadaran tentang pentingnya hidup sehat
penelitian ini adalah 168 responden.
C. Hasil dan Pembahasan
dengan pencegahan melalui imunisasi polio.
Pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dapat
diperoleh dari berbagai sumber media massa
Berdasarkan penelitian diperoleh data
yang telah dianalisis yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Univariat
maupun media informasi seperti televisi,
radio, media cetak dan sebagainya dengan
Berikut ini karakteristik responden
tujuan agar masyarakat berperilaku hidup sehat
berdasarkan umur, tingkat pendidikan,
(Notoatmodjo, 2007: 76).
dan pekerjaan.
B. Metode dan Bahan Penelitian
Tabel 1 Karakteristik Responden Secara
Umum di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanon I Sragen
Penelitian ini merupakan penelitian non
eksperimen dengan pendekatan cross sectional.
No
Lokasi penelitian ini adalah di Wilayah Kerja
1.
Puskesmas Tanon I Kabupaten Sragen dan
waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Agustus 2009 dengan alasan yang mendasari
Karakteristik
Responden
Frekuensi
Persentase
≤ 20
14
8%
20-30
108
65%
31-40
39
23%
≥ 41
7
4%
Umur (tahun)
adalah karena cakupan imunisasi polio di
dilanjutkan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang.... 35
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
lanjutan tabel 1
2.
3.
adalah 21-30 tahun yaitu 108 responden
Pendidikan
atau 65%, sedangkan paling rendah
SD
19
11%
SLTP
65
39%
umur ≥ 41 tahun yaitu 7 responden
SLTA
70
42%
atau 4%.
PT
14
8%
PNS
6
4%
Swasta
26
15%
Wiraswasta
27
16%
Petani
35
21%
IRT
74
44%
Pekerjaan
b. Pendidikan
Pendidikan dalam penelitian ini
adalah pendidikan formal yang pernah
ditempuh responden, yaitu SD, SLTP,
SLTA, Perguruan tinggi.
Tabel di atas untuk mengetahui karakteristik responden yang dilihat dari tingkat
umur, pendidikan dan pekerjaan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar
distribusi frekuensi sebagai berikut:
a. Umur
Hasil penelitian berdasarkan kelompok umur ≤ 20 tahun,
21-30 tahun,
31-40 tahun, serta ≥ 41 tahun disajikan
dalam gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 2 Karakteristik Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanon I
Sragen
Gambar 2 dapat diketahui bahwa
tingkat pendidikan terbanyak adalah
SLTA yaitu 70 responden atau 42%,
sedangkan paling sedikit sarjana/
diploma yaitu 14 responden atau 8%.
c. Pekerjaan
Gambar 1 Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanon I Sragen
Pekerjaan dalam penelitian ini
meliputi ibu rumah tangga, swasta,
wiraswasta, PNS, petani.
Gambar 1 di atas menunjukkan
bahwa umur responden terbanyak
36 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang....
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Gambar 4 di atas bahwa jumlah
responden sebagian besar yang
mempunyai tingkat pengetahuan
sedang sebanyak 88 responden
(53%), sedangkan responden dengan
pengetahuan rendah sebanyak 34
responden (20%).
Gambar 3 Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanon I Sragen
e. Status kelengkapan imunisasi polio
bayi di Wilayah kerja Puskesmas I
Gambar 3 dapat diketahui bahwa
Tanon Sragen.
sebagian besar responden bekerja
sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 74 orang (44%), yang paling sedikit
bekerja sebagai PNS yaitu 6 orang (4%).
d. Tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi polio di Wilayah kerja
Puskesmas I Tanon Sragen
Hasil penelitian berdasarkan
tingkat pengetahuan, yaitu pengetahuan
Gambar 5 Distribusi Frekuensi
Status Kelengkapan Imunisasi Polio
di Wilayah Kerja Puskesmas Tanon
I Sragen
Gambar 5 menunjukkan bahwa
tinggi, pengetahuan sedang, dan
pengetahuan rendah disajikan dalam
kelengkapan imunisasi polio
gambar 4 sebagai berikut:
terbanyak yaitu 122 responden (73%)
yang mengimunisasikan lengkap
anaknya, sedangkan ibu yang tidak
mengimunisasikan bayinya lengkap
yaitu sebanyak 46 responden (27%).
2. Analisa Bivariat
Gambar 4 Distribusi Frekuensi Tingkat
pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
Polio diWilayah Kerja Puskesmas
Tanon I Sragen.
Hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi polio dengan status
kelengkapan imunisasi polio bayi di
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang.... 37
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Wilayah Kerja Puskesmas Tanon I Sragen
responden dengan tingkat pengetahuan
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
rendah 34 responden (20%).
Tabel 2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Imunisasi dengan Status Kelengkapan
Imunisasi Polio
Hasil analisa data dari tabel 4.2 tabulasi
silang tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi polio dengan status kelengkapan
Imunisasi polio
Tingkat
pengetahuan
Imunisasi
lengkap
Tinggi
Sedang
Imunisasi
tidak
lengkap
Total
35 (21%)
11 (6%)
46 (27%)
46 (27%)
42 (25%) 88 (53%)
Rendah
20 (12%)
14 (9%)
Total
101 (60%) 67 (40%)
P value
imunisasi polio kemudian data dianalisa
untuk mencari hubungan kedua variabel
0,028
34 (20%)
168
(100%)
dengan rumus Chi Square. Hasil penelitian
dasar uji Chi Square yang dilakukan dengan
komputer menunjukkan p value < p tabel
yaitu 0.028< 0.05 dan X2hitung (7,175) >
Tabel di atas dapat diketahui bahwa
responden dengan tingkat pengetahuan
tinggi mengimunisasikan lengkap
sebanyak 35 responden (21%), dan
X2tabel (5,591), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, ini berarti bahwa ada hubungan
yang signifikan antara tingkat pengetahuan
ibu tentang imunisasi polio dengan status
mengimunisasikan secara tidak lengkap
kelengkapan imunisasi polio di Wilayah
sebanyak 11 responden (6%), dari total
Kerja PuskesmasTanon I Sragen.
responden dengan tingkat pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
tinggi 46 responden (27%).
disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan
Responden dengan tingkat pengetahuan
narasi pada bagian sebelumnya, selanjutnya
sedang mengimunisasikan lengkap
peneliti membahas mengenai variabel-variabel
sebanyak 46 responden (27%), dan
yang diteliti. Dari 168 responden yang diteliti
mengimunisasikan secara tidak lengkap
telah dikelompokkan menurut umur ibu, tingkat
sebanyak 42 responden (25%) dari total
pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan
responden dengan tingkat pengetahuan
dan status kelengkapan imunisasi polio yang
sedang 88 anak (53%).
sebelumnnya dipaparkan sebagai berikut.
Responden dengan tingkat pengetahuan rendah mengimunisasikan lengkap
sebanyak 20 responden (12%), dan
1. Karakteristik Responden
a. Umur Ibu
mengimunisasikan secara tidak lengkap
Berdasarkan hasil penelitian
sebanyak 14 responden (9%) dari total
dari umur sebagian besar responden
38 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang....
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
berumur antara 21-30 tahun yaitu 108
perguruan tinggi 14 responden (8%).
responden (64%) dan paling rendah
Menurut Notoadmodjo (2003: 97)
≥41 yaitu 7 responden (4%). Menurut
bahwa pendidikan berarti bimbingan
Hoclak (1998) dalam Nursalam
yang diberikan seseorang terhadap
(2001: 18) semakin cukup umur
perkembangan orang lain untuk
maka seseorang akan lebih matang
mencapai cita-cita. Konsep dasar
dalam berfikir dan bekerja. Dari hasil
pendidikan adalah suatu proses belajar
penelitian tersebut bahwa sebagian
yang berarti di perubahan ke arah
besar responden adalah ibu yang masih
yang lebih dewasa, lebih baik dan
muda di mana pada umur tersebut daya
lebih matang pada diri individu,
tangkap ibu terhadap segala bentuk
keluarga dan masyarakat. Pendidikan
informasi yang disampaikan oleh
menjadi hal yang sangat penting
tenaga kesehatan akan memperluas
dalam mempengaruhi pengetahuan.
pengetahuan ibu tentang imunisasi
Responden yang mempunyai tingkat
polio terhadap bayi, sehingga ibu akan
pendidikan tinggi cenderung lebih
melakukan kelengkapan imunisasi
mudah menerima informasi tentang
polio pada bayinya. Hal ini sesuai
imunisasi polio yang diberikan
dengan penelitian dari Yustifa (2008)
oleh petugas kesehatan, sebaliknya
bahwa responden penelitian yang
responden yang tingkat pendidikannya
memiliki ciri dari kedewasaan fisik
rendah akan mendapat kesulitan
dan kematangan pribadi yang erat
untuk menerima informasi yang
hubungannya dengan pengambilan
ada sehingga mereka kurang
keputusan adalah mulai usia 21
memahami tentang kelengkapan
tahun.
imunisasi polio. Hal ini diperkuat
b. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian
dengan penelitian Kusnodiharjo (cit.
Yustifa, 2008) menyatakan bahwa
menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan seseorang berbeda-beda
pendidikan ibu, sebagian besar
akan mempengaruhi seseorang dalam
berpendidi kan SLTA yait u 70
pengambilan keputusan, pada ibu yang
responden (42%) dan paling rendah
berpendidikan tinggi lebih mudah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang.... 39
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
menerima suatu ide baru dibandingkan
aktivitas di dalam rumah. Pemberian
ibu yang berpendidikan rendah sehingga
imunisasi pada bayi berhubungan
informasi lebih mudah dapat diterima
dengan ibu yang tidak bekerja
dan dilaksanakan. Tingkat pendidikan
karena ibu lebih banyak mempunyai
yang diperoleh seseorang dari bangku
waktu di rumah sehingga pemberian
sekolah formal dapat mempengaruhi
imunisasi dapat tepat waktu. Hal ini
pengetahuan seseorang. Makin tinggi
diperkuat dengan penelitian yang
pendidikan seseorang, makin tinggi
dilakukan oleh Kurniati (2008) bahwa
pengetahuannya tentang kesehatan.
status perkerjaan seorang ibu dapat
Dilihat dari aspek pendidikan
berpengaruh terhadap kesempatan
responden yang tergolong cukup tinggi
dan waktu yang digunakan untuk
yaitu SLTA, maka semakin membantu
meningkatkan pengetahuan dengan
petugas kesehatan dalam mencari
cara menambah pengetahuan tentang
metode yang tepat untuk melakukan
imunisasi dan perhatian terhadap
penyuluhan kesehatan. Dilihat dari
kesehatan anak-anaknya. Ibu yang
aspek pendidikan responden yang
mempunyai pekerjaan sebagai ibu
tergolong berpendidikan rendah,
rumah tangga mempunyai banyak
maka dalam melakukan penyuluhan
waktu yang luang, ini berarti ibu-ibu
kesehatan tentang imunisasi polio
tersebut bisa mendapatkan banyak
perlu dilakukan secara rutin dengan
informasi dari berbagai media, antara
metode yang mudah dimengerti dan
lain: televisi, radio, surat kabar.
dipahami (Sofyan, et al. 2004).
c. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian
d. Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat
bahwa dari pekerjaan ternyata
pengetahuan ibu tentang imunisasi polio
sebagian besar responden adalah ibu
tertinggi adalah tingkat pengetahuan
rumah tangga yaitu 74 responden
sedang yaitu 88 responden (53%).
(44%) dan yang terkecil adalah PNS
Menurut Notoatmodjo (2007:143-
yaitu 6 responden (4%). Dari hasil
144), pengetahuan adalah merupakan
penelitian sebagian besar ibu memiliki
hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
40 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang....
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
melakukan penginderaan terhadap
(Notoatmodjo, 2003: 121). Hal ini
suatu objek tertentu. Penginderaan
didukung penelitian yang dilakukan
terjadi melalui panca indera
oleh Kurniati (2008) yang berjudul
manusia yaitu indera penglihatan,
“Hubungan antara tingkat pengetahuan
pendengaran, rasa dan raba.
ibu tentang im unisasi dengan
Sebagian besar pengetahuan manusia
kelengkapan imunisasi pada bayi di
diperoleh melalui mata dan telinga.
Klogenwonosari, Klirong, Kebumen”.
Sesuai dengan pernyataan tersebut
Hasil penelitian Kurniati yaitu ada
pengetahuan dapat ditingkatkan
hubungan tingkat pengetahuan ibu
melalui proses belajar. Dengan
dengan kelengkapan imunisasi pada
adanya faktor-faktor pendukung
bayi. Dari tingkat hubungan tersebut,
seperti pendidikan, pengalaman,
kelengkapan imunisasi tidak hanya
dan informasi maka pengetahuan
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
ibu tentang imunisasi akan semakin
tetapi juga oleh motivasi, perilaku dan
baik dalam menyikapi hal-hal yang
fasilitas kesehatan.
positif. Salah satu faktor yang dapat
Hasil penelitian juga didapatkan
mempengaruhi tingkat pengetahuan
pengetahuan yang rendah sebanyak 34
yaitu pengalaman, menurut Soekanto
responden (20%). Dengan pendidikan
(2002, dalam Astuti, 2008) bahwa apa
yang rendah, responden sulit untuk
yang pernah ibu rasakan sebelumnya
menangkap informasi-informasi
dapat menambah pengetahuan
kesehatan yang diberikan oleh tenaga
seseorang terhadap sesuatu yang
kesehatan di sekitar wilayah tersebut.
bersifat informasi. Pengetahuan ibu
Pendidikan rendah dapat dipengaruhi
tentang imunisasi akan membentuk
beberapa faktor salah satunya
sikap positif terhadap kelengkapan
keterbatasan biaya. Pengetahuan tidak
imunisasi polio bayi. Dari pengalaman
harus ditingkatkan dengan pendidikan
dan penelitian ternyata perilaku yang
formal namun dapat ditingkatkan
didasari oleh pengetahuan akan
dengan pendidikan-pendidikan non
lebih abadi dari pada perilaku yang
formal seperti mengikuti penyuluhan-
tidak didasari oleh pengetahuan
penyuluhan kesehatan. Hal ini
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang.... 41
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
diperkuat penelitian yang dilakukan
polio bayinya secara lengkap yaitu
oleh Jubaidillah et.al (2007) yang
46 responden (27%). Menurut
menyatakan bahwa pengetahuan yang
Badudu-Zain cit Widhi (2007),
rendah dipengaruhi oleh beberapa
kelengkapan adalah sesuatu yang
faktor salah satunya adalah pendidikan
diperlukan yang sudah dilengkapkan.
yang tergolong rendah. Namun
Kelengkapan imunisasi sendiri sangat
pendidikan formal yang rendah
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
harusnya tidak menjadi kendala
tentang imunisasi. Hasil penelitian
dalam meningkatkan pengetahuan
menunjukkan bahwa responden
karena masih ada pendidikan-
mempunyai tingkat pengetahuan tinggi
pendidikan non formal yang bisa
tentang imunisasi dan sadar akan
diikuti. Menurut UNESCO cit Taufik
manfaat imunisasi sehingga responden
(2007: 68-69), bahwa pendidikan
melengkapi imunisasi pada bayinya.
pada orang dewasa merupakan
Menurut Sutomo (2005, dalam Widhi,
keseluruhan proses pendidikan
2008: 33), tercapainya kelengkapan
yang diorganisasikan, apapun isi,
imunisasi tidak lepas dari peran aktif
tingkatan maupun metodenya baik
tenaga kesehatan dalam memberikan
secara formal maupun non formal.
pelayanan dan dorongan kepada
Di dalam proses pendidikan tersebut
masyarakat. Kegiatan imunisasi
akan meningkatkan kemampuan
merupakan kegiatan rutinitas, yaitu
seeorang, memperkaya pengetahuan,
program yang dijalankan secara terus
meningkatkan kualifikasi teknis atau
menerus, oleh karena itu sekalipun
sikap dan perilakunya.
pengetahuan ibu kurang baik tentang
d. Status Kelengkapan
Menurut hasil penelitian bahwa
imunisasi akan mempengaruhi
pelaksanaan imunisasi pada bayi.
s t a t u s k el e n gka pa n i m un i sa si
Kelengkapan imunisasi sendiri sangat
polio sebagian responden telah
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
mengimunisasikan polio secara lengkap
tentang imunisasi. Hasil penelitian
bayinya yaitu 122 responden (73%)
menunjukkan bahwa responden
dan yang tidak mengimunisasikan
mempunyai tingkat pengetahuan
42 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang....
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
sedang tentang imunisasi dan sadar
tentang imunisasi polio dengan status
akan manfaat imunisasi sehingga
kelengkapan imunisasi polio di Wilayah
responden melengkapi imunisasi
Kerja Puskesmas Tanon I Sragen. Dari
bayinya.
hal tersebut dapat diartikan bahwa apabila
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Imunisasi Polio Dengan Status
Kelengkapan Imunisasi Polio Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanon I Sragen
polio sedang atau tinggi, maka baik
pula kelengkapan imunisasi polio pada
bayi. Hal ini disebabkan karena ibu
Hasil perolehan uji statistik dengan
dengan pengetahuan sedang atau tinggi
menggunakan Chi Square didapatkan
tentang imunisasi polio lebih mengerti dan
Pvalue