Draf Lap Akhir Renstra Kawasan Perdagang

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis (Renstra) BPK PBPB Karimun periode 2013-2017 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPK PBPB Karimun untuk 5 (lima) tahun ke depan, yang disusun antara lain berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan BPK PBPB Karimun sejak ditetapkan menjadi Badan Pengusahaan Kawasan pada tahun 2008 yang lalu, analisa atas pendapat para pemangku kepentingan (stakeholders) di tingkat pusat dan daerah, analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis baik global/internasional maupun nasional, dan daerah. Selain itu, Renstra ini juga disusun dengan berpedoman pada RPJMN 2010-2014, dan sekaligus dimaksudkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran, agenda dan misi pembangunan, serta visi Indonesia 2014, sebagaimana diamanatkan pada RPJMN 2010-2014.

Mengingat hal tersebut, maka semua unit kerja, kepala bidang dan staf BPK PBPB Karimun harus melaksanakannya secara akuntabel dan senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja (better performance). Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaannya dan mewujudkan pencapaian Visi Renstra BPK PBPB Karimun periode 2013-2017 yaitu “Mewujudkan BP Karimun sebagai Pengelola Kawasan Industri Maritim Kelas Dunia”, maka akan dilakukan evaluasi setiap tahun. Apabila

diperlukan dan dengan memperhatikan kebutuhan dan perubahan lingkungan strategis, dapat dilakukan perubahan/revisi muatan Renstra termasuk indikator-indikator kinerjanya. Revisi dilakukan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan tanpa mengubah tujuan BPK PBPB Karimun periode 2013- 2017.

Tanjung Pinang, Desember 2012

Kepala Badan PengusahaanKawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

Karimun (BPK PBPB Karimun)

Drs. H.M Taufik Ilyas, MM

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5 Pendanaan dari Pemerintah Daerah Karimun........................ 24

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Peran Kelembagaan Badan Pengusahaan Kawasan ..................... 8 Tabel 3 Luas Lahan Darat Di Kabupaten Karimun ................................. 12 Tabel 4 Zona Kawasan Lindung ............................................................. 16 Tabel 5 Identifikasi Potensi dan Permasalahan Strategis Serta Tindak

Lanjut Terhadap Peran Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun ................ 27

Tabel 6 Identifikasi Potensi dan Permasalahan Strategis Serta Tindak

Lanjut Terhadap Peran Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun ................ 28

Tabel 7 Identifikasi Potensi dan Permasalahan Strategis Serta Tindak

Lanjut Terhadap peran Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun ................ 30

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2007 mengeluarkan kebijakan strategis untuk menghadapi daya saing global yang semakin sengit. Pada tahun 2007 tersebut, tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia mengalami kegentingan yang hebat. Sementara negara di benua asia dan eropa sudah bertindak melalui kebijakan strategis melalui peningkatan produktifitas dan volume perdagangan ekspor antar negara/benua untuk mengamankan stabilitas sosial di negara masing- masing.

Paket kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia adalah pembentukan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas atau yang dikenal dengan FTZ (Free Trade Zone) melalui Undang-undang No 44 tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Kemudian untuk menegaskan dan mengatasi dampak negatif globalisasi ekonomi tersebut pemerintah segera menurunkan Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan Peraturan Presiden agar pelaksana dilapangan dapat segera bertindak dan menjaring investasi asing masuk ke kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.

Walaupun pada saat itu badan pengusahaan, dewan kawasan dan dewan nasional telah terbentuk, namun sesuai dengan undang-undang perencanaan pembangunan nasional dan peraturan menteri perencanaan pembangunan nasional. Dewan Kawasan, Dewan Nasional dan seluruh badan pengusahaan yang terbentuk harus menyusun rencana strategisnya sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional No. 5 Tahun 2009 untuk menselaraskan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan

pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 -2014, salah satu kelembagaan yang diharuskan untuk segera menyusunnya adalah BP Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun (BPK K- PBPB Karimun).

Beberapa hal penting didalam penyusunan rencana strategis (RENSTRA) BP K-PBPB Karimun adalah perumusan visi dan misi, arah kebijakan, tujuan Badan Pengusahaan serta program dan kegiatan untuk pengembangan kawasan PBPB Karimun 2013-2017.

Beberapa landasan hukum dalam penyusunan rencana strategis ini adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No 1 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-Undang.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun.

6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJM Nasional 2010-2014.

7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, Dan Karimun (RTR Kawasan BBK).

8. Kepres No. 11 tahun 2008 Tentang Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun.

9. Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2012, tentang Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, Dan Cukai Serta Tata Laksana Pemasukan Dan Pengeluaran Barang Ke Dan Dari Serta Berada Di Kawasan Yang Telah Ditetapkan Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas

Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) 2010-2014.

11. Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Karimun No. Tahun 2011-2031, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karimun.

12. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No 24/M- DAG/PER/6/2006, Tentang Ketentuan Impor Perusak Lapizan Ozon.

13. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No 38/M- DAG/PER/10/2010, Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Nomor 24/M-DAG/PER/6/2006, Tentang Ketentuan Impor Perusak Lapizan Ozon.

14. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No 12/M- DAG/PER/9/2009, Tentang Pelimpahan Kewenangan Perizinan.

15. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 45/M- DAG/PER/9/2009 Tentang Pengenal Angka Importir (API).

16. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 17/M- DAG/PER/3/2010 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 45/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Pengenal Angka Importir (API).

17. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 20/M- DAG/PER/7/2011 Tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 45/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Pengenal Angka Importir (API).

18. Peraturan Menteri Perhuungan Nomor : KP. 330 Tahun 2009, Tentang Penetapan Pelabuhan Bebas Pada Kawasan Perdagangan Bebas Di Batam , Bintan, Dan Karimun.

19. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 72/M- Ind/Per/7/2009 Tentang : Pelimpahan Kewenangan Urusan Pemerintah Bidang Perindustrian Kepada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan, Karimun.

20. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 18/M- Ind/Per/2/2010 Tentang : Pelimpahan Kewenangan Pemberian Kewenangan Pemberian Pertimbangan Teknis/Rekomendasi Bidang Perindustrian Kepada Badan Pengusahaan.

21. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 146/Pmk.04/2010, Tentang Tata Cara Pemasukan Dan Pengeluaran Barang Ken Cukai Ke Dan Dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas.

22. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 152/Pmk.04/2010, Tentang Tata Cara Pemasukan Dan Pengeluaran Kendaraan Bermotor Ken Cukai Ke Dan Dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas.

Didalam menyusun Rencana Strategis BP K-PBPB Karimun dilaksanakan dengan

transparan dan bertanggungjawab; mengacu kepada pedoman penyusunan Renstra/KL yang diterbitkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional, UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, sedangkan Visi, Misi dan Strategi yang digunakan merupakan hasil rumusan stakeholder/pemangku kebijakan dan analisis berbagai aspek.

menggunakan

prinsip

partisipatif,

Didalam penyusunan rencana strategis Badan Pengusahaan Kawasan Karimun 2013 - 2017, kegiatan yang dilaksanakan meliputi evaluasi kegiatan sejak ditetapkannya Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam/Bintan/Karimun, perumusan visi dan misi, tujuan, strategis dan kebijakan, telaah anggaran, perumusan program dan kegiatan hingga penetapan keputusan melalui Keputusan Kepala Dewan Kawasan.

a. Tugas dan Fungsi Lembaga

Sesuai dengan peraturan pemerintah penganti undang-undang nomor

1 tahun 2000 tentang perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, bab IV tugas dan wewenang pasal (8) ayat (2), dijelaskan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaan, pengembangan dan pembangunan (3P) kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas sesuai dengan fungsi-fungsi kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, artinya Badan Pengusahaan mempunyai fungsi sebagai Pengelola, Pengembang dan Pembangun (3P).

dan wewenang

Sebagai pengelola, badan pengusahaan kawasan karimun mempunyai tugas untuk menjaga keberlangsungan investasi yang telah berjalan di kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan karimun dan unit-unit usaha (yang sudah ada, dan/atau akan dikembangkan) badan pengusahaan kawasan karimun seperti pelayanan rumah sakit, pelayanan air bersih, pengolahan limbah, pelayanan pelabuhan penumpang, pelayanan pelabuhan barang, pelayanan alih kapal (ship to ship transfer/SST), pelayanan lego jangkar, dan pelabuhan udara. Keberlangsung ini didukung dengan perangkat hukum yang jelas, kuat dan mengikat melalui keputusan pemerintah pusat maupun keputusan Kepala Badan. Seperti yang telah dituangkan kedalam peraturan pemerintah no 48 tahun 2007 tentang kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas karimun, jangka waktu kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas adalah 70 (tujuh puluh) tahun. Untuk itu adalah tugas dan tanggung jawab dari BPK PBPB Karimun untuk mengelola kestabilan investasi yang telah masuk di kawasan FTZ Karimun melalui dukungan pengelolaan unit usaha Badan Pengusahaan.

Sebagai pengembang, Badan Pengusahaan Kawasan Karimun melakukan pengembangan usaha-usahanya layanannya sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat yang ada di Kawasan Karimun.

Pengembangan itu didasarkan kepada analisis/kajian ekonomi, social dan dampak lingkungan. Peran BPK Karimun sebagai pengembang tidak hanya mencakup mengembangkan layanan-layanan usaha didalam kawasan saja, namun juga melakukan pengembangan usaha melalui riset dan pemasaran kawasan untuk dapat menarik bagi investasi asing.

Sebagai pembangunan, merupakan tugas dan kewenangan dari Badan

membangun seluruh program/kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan di kawasan pengusahaaanya. Pembangunan tersebut tidak hanya pembangunan yang bersifat keluar (eksternal) namun juga pembangunan yang bersifat ke dalam

terdiri atas infrastruktur, kawasan pusat pusat kegiatan perdagangan, jasa, dan industry. Sedangkan pembangunan yang bersifat ke dalam (internal) adalah pembangunan kepada sumber daya manusia yang ada di Badan Pengusahaan Karimun. Pembangunan yang dilakukan dapat dilakukan secara kelembagaan sendiri maupun melibatkan pemangku kepentingan lainnya seperti lembaga swasta berbadan hukum dan masyarakat. Pembangunan eksternal tersebut bertujuan untuk dapat mewujudkan amanat undang-undang Republik I ndonesia yaitu “Masyarakat Indonesia Adil dan Makmur”.

(internal).

Pembangunan

keluar/eksternal

Tabel 1 Peran Kelembagaan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun

Pengelola

Pembangun (Manage)

1. Membangun perdagangan bebas

1. Mengelola kawasan

1. Mengembangkan

kawasan dan pelabuhan

kawasan industry

perdagangan bebas seluas

perdagangan dan

bebas dan 9.666,018 Ha

kawasan

pelabuhan bebas (sebagian wilayah

pelabuhan bebas

yang dilengkapi Karimun besar dan

2. Mengembangkan

dengan sebagian wilayah

unit usaha

infrastruktur dan karimun kecil).

layanan publik.

3. Mengembangkan

sarana penunjang.

potensi lain yang

2. Membangun

belum di

sarana dan

pasarkan.

prasarana publik guna mendukung kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.

Sumber : Tim Ahli, 2012 Sumber : Tim Ahli, 2012

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2007. Kawasan Pengusahaan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun Berada di sebagian Pulau Karimun Besar dan sebagian di Pulau Karimun Kecil dengan luas total sebesar 9.666,018 Ha, dengan perincian di Pulau Karimun Besar seluas 8.862,018 Ha dan Pulau Karimun Kecil seluas 804

Ha. Kondisi geografis alami yang dimiliki oleh Kawasan PBPB Karimun

adalah lokasi yang sangat strategis berada di perairan Selat Malaka dan Selat Philips. Dimana kedua selat ini merupakan selat yang paling padat dunia dilalui oleh kapal-kapal perdagangan khususnya di Asia Pasifik.

Pada tahun 2009 tercatat 71.359 kapal container/vessel 1 yang melintasi Selat Malaka untuk menuju ke kawasan perdagangan di Asia Tenggara, Uni Eropa dan Timur. Pada tahun yang sama juga perdagangan yang tercatat melintasi dikawasan padat ini adalah US$ 557 milyar. Pada tahun 2015 diperkirakan bahwa kapal yang menggunakan salah satu jalur pelayaran yang saat ini dinilai paling efisien tersebut akan berjumlah 120.000 kapal. Kapal-kapal yang melewati perairan tersebut adalah kapal-kapal yang membawa energi dari Afrika dan Timur Tengah ke Asia Timur dan juga yang membawa berbagai produk perdagangan dari Asia ke Eropa dan sebaliknya. Potensi lokasi ini memberikan peluang kepada BPK PBPB Karimun untuk dapat memberikan pelayanan jasa kepelabuhanan, jasa service, jasa industri, jasa perdagangan dan pariwisata.

Paska terbentuknya Badan Pengusahaan Kawasan di Karimun, investasi di PBPB BBK pada tahun 2010 meningkat 180.000 2 Million US$ (Investasi seluruh BBK). Hal ini menguatkan kebijakan strategis pemerintah untuk menangkap peluang investasi asing masuk ke kawasan PBPB dan membuka lapangan pekerjaan yang seluasnya. Berdasarkan data dari Badan Pengusahaan Kawasan Karimun, perkembangan investasi di Karimun sejak tahun 2008 mengalami kejutan investasi yang luar biasa. Dimana pada tahun 2008 sebelu FTZ investasi di Karimun mencapai 882.000 juta rupiah, dan pada tahun 2009 hingga 2011 sudah mencapai 6.874.304 juta rupiah atau 6,87 Triliun Rupiah. (Lihat gambar 1.1)

1 Dubes RI Brussel, Arif Havas Oegroseno, dalam paparannya mengenai Managing Strategic Waters in Southeast Asia pada Roundtable Discussion yang diselenggarakan pada Rabu (2/3-2011) di European Institue for Asian Studies (EIAS), sebuah lembaga think-tank berbasis di Brussel yang fokus pada isu-isu di Asia.http://internasional.rakyatmerdekaonline.com/news

2 Data KADIN KEPRI, disampaikan dalam seminar sehari ‘FTZ : Antara Peluang dan Tantangan Sebuah Refleksi Implementasi FTZ, Planet Holiday Hotel, Batam, 26 April 2012.

c. Rencana Ruang Kawasan Pengusahaan PBPB Karimun

Kabupaten Karimun sendiri memiliki luas 150.204 Hektar dimana luas kawasan lindung (KL) mencapai 46.643 hektar. Artinya masih terbuka luas untuk lahan investasi di berbagai bidang seperti industri, pertambangan, wisata dan perdagangan. Dengan menerapkan kebijakan strategis yang berorientasi bisnis BP Karimun dapat membuat berbagai program pengembangan kawasan dan pemasaran bagi investor-investor di Eropa, dan Asia Pasifik khususnya untuk menanamkan investasinya di wilayah Karimun.

Berdasarkan Peraturan Presiden no 87 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan Batam Bintan Karimun mengatur tentang rencana pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Rencana struktur ruang Kawasan Batam Bintan Karimun (BBK) ditetapkan dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan pusat kegiatan, meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan prasarana, serta meningkatkan fungsi kawasan perkotaan Tanjung Balai Karimun sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).

Rencana struktur ruang Kawasan BBK berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat yang secara hierarki memiliki hubungan fungsional. Rencana struktur ruang Kawasan BBK terdiri atas rencana sistem pusat kegiatan dan rencana sistem jaringan prasarana.

1. Rencana Sistem Pusat Kegiatan

Rencana sistem pusat kegiatan Kawasan BBK terdiri atas sistem pusat kegiatan primer dan sistem pusat kegiatan sekunder yang berbentuk polisentrik dan seimbang mengikuti karakteristik kawasan sebagai pulau.

Penetapan sistem pusat kegiatan primer di Kawasan BBK ditetapkan dalam rangka meningkatkan pelayanan eksternal kawasan secara internasional, nasional, dan regional.

Sistem pusat kegiatan primer yang ditetapkan di Kabupaten Karimun meliputi:

a. Pusat kegiatan industri berorientasi ekspor dengan fungsi utama pengembangan kawasan industri skala besar dan fungsi pendukung a. Pusat kegiatan industri berorientasi ekspor dengan fungsi utama pengembangan kawasan industri skala besar dan fungsi pendukung

i. Kawasan Industri Parit Rempak, Kawasan Industri Tanjung Melolo,Kawasan Industri Tanjung Penggaru, Kawasan Industri Tanjung Jepun, Kawasan Industri Tanjung Sememal, dan Kawasan Industri Pasir Panjang di Kecamatan Meral; dan

ii. Kawasan Industri Teluk Lekup di Kecamatan Tebing;

b. Pusat kegiatan wisata mancanegara dan domestik dengan fungsi utama pengembangan pariwisata dan fungsi pendukung sebagai permukiman dan simpul transportasi penumpang diarahkan di;

i. Pantai Pongkar di Kecamatan Tebing; dan

ii. Pantai Pelalawan di Kecamatan Meral;

c. Pusat kegiatan perdagangan dan jasa dengan fungsi utama perdagangan dan jasa dan fungsi pendukung permukiman, simpul transportasi penumpang, dan wisata belanja ditetapkan di Kawasan CBD Tebing dan Kawasan Perdagangan dan Jasa Malarko Barat di Kecamatan Tebing;

d. Pusat kegiatan transportasi yang merupakan simpul transportasi laut dengan fungsi utama transportasi dan fungsi pendukung pelayanan perpindahan penumpang dan barang ditetapkan di:

i. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun berupa Terminal Malarko di Kecamatan Tebing;

ii. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun berupa Terminal Parit Rempak di Kecamatan Meral;

iii. Kawasan bongkar muat dan alih barang dari satu kapal ke kapal yang lain di sebagian wilayah perairan di Selat Durian ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

e. Pusat kegiatan industri perkapalan dengan fungsi utama pengembangan industri khusus maritim dan fungsi pendukung perumahan karyawan serta simpul transportasi internasional ditetapkan di Kawasan Industri Perkapalan Sembawang di Kecamatan Meral;

f. Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara dengan fungsi utama pertahanan dan keamanan negara dan fungsi pendukung menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia ditetapkan di Pulau Karimun Anak di Kecamatan Tebing; dan f. Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara dengan fungsi utama pertahanan dan keamanan negara dan fungsi pendukung menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia ditetapkan di Pulau Karimun Anak di Kecamatan Tebing; dan

Tabel 2 Luas Lahan Darat Di Kabupaten Karimun Berdasarkan RTRW Karimun 2031

Luas No

Jenis Kawasan

(Ha) Kawasan Lindung

43.643 Kawasan Hutan Lindung

1 Hutan Lindung 5.773

Kawasan Lindung Bawahan 1.240

2 Resapan air 1.240

Kawasan Lindung Setempat 36.500

3 Sempadan danau 1.500 Sempadan pantai (termasuk

4 26.300 pulau kecil)

5 Sempadan Sungai 8.700

Kawasan Lindung Lain 130

Kawasan koridor bagi jenis

6 satwa atau biota laut yang 130 dilindungi

Kawasan Budidaya 106.561

1 Pertanian 57.705

2 Pertambangan Batuan

6.488 Mineral logam

4 Kawasan Industri

a. Campuran 3.700

b. Industri Manufaktur 400

c. Storage 800

5 Pariwisata 3.924

6 Permukiman

a. Perkotaan Kabupaten 9.474

b. Permukiman Perdesaan 6.100

7 HTR 10.100

8 Reklamasi Pantai 130

9 Pusat Agropolis

25 Sumber : RTRW Kabupaten Karimun, 2012

10 Pusat Minapolis

2. Rencana Sistem Jaringan Prasarana

Rencana sistem jaringan prasarana Kawasan BBK meliputi sistem jaringan transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, dan prasarana perkotaan.

Sistem jaringan transportasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan

barang serta memfungsikannya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

Sistem jaringan transportasi terdiri atas:  Sistem jaringan transportasi darat;

 Sistem jaringan transportasi laut; dan  Sistem jaringan transportasi udara.

Sistem jaringan transportasi darat di Kawasan Karimun terdiri atas:  Sistem jaringan jalan;

 Sistem jaringan transportasi penyeberangan; dan  Sistem jaringan perkeretaapian;

Sistem jaringan jalan di Kawasan Karimun terdiri atas:  Jaringan jalan; dan

 Lalu lintas dan angkutan jalan. Sistem jaringan transportasi penyeberangan di Kawasan Karimun terdiri

atas:  Pelabuhan penyeberangan; dan

 Lintas penyeberangan. Sistem jaringan perkeretaapian di Kawasan Karimun terdiri atas:  Jaringan jalur kereta api perkotaan;

 Stasiun kereta api; dan  Fasilitas operasi kereta api.

Sistem jaringan transportasi laut di Kawasan Karimun terdiri atas:  Tatanan kepelabuhanan; dan

 Alur pelayaran. Sistem jaringan transportasi udara di Kawasan Karimun terdiri atas:  Tatanan kebandarudaraan; dan

 Ruang udara untuk penerbangan.

Sistem jaringan jalan di Kawasan Karimun terdiri atas:  jaringan jalan arteri primer;

 jaringan jalan kolektor primer;  jaringan jalan arteri sekunder;  jaringan jalan bebas hambatan; dan  jaringan jalan strategis nasional.

Jaringan jalan kolektor primer di Kawasan Karimun meliputi:  Jaringan jalan kolektor primer 1; dan

 Jaringan jalan kolektor primer 2. Jaringan jalan kolektor primer 1 di Kabupaten Karimun meliputi:  jalan Tanjung Balai-Meral-Parit Rempak-Parit Benut-Sp. Jelutung-

Pasir Panjang;  jalan Parit Rempak-Pelabuhan Roro;

 jalan Sungai Pasir-Teluk Ranai-Teluk Sitimbut;  jalan Pasir Panjang-Pelambung-Mentuda-Tanjung Balai; dan  jalan Sp. Jelutung-Teluk Ranai.

Lalu lintas dan angkutan jalan meliputi:  lajur, jalur, atau jalan khusus angkutan massal;

 terminal; dan  fasilitas pendukung lalu lintas dan angkutan jalan

3. Rencana Sistem Jaringan Energi

Sistem jaringan energy di kawasan Karimun, terintegrasi dengan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas lainnya diwilayah Kepulauan Riau. Hal ini terkait dengan lokasi-lokasi sumber daya energy yang tersebar di luar kawasan Batam, Bintan dan Karimun yakni di Natuna dan Anambas. Jaringan energy ini terkoneksi dengan wilayah eksternal kawasan BBK seperti Singapura dan Malaysia. Tujuan dari system ini adalah untuk memenuhi kebutuhan energy yang besar dan menyediakan akses bagi seluruh masyarakat di kawasan, luar kawasan dan Negara- negara tetangga. Sistem jaringan energi di Kawasan BBK pada sistem interkoneksi meliputi:

1. Jaringan pipa minyak dan gas bumi;

2. Pembangkit tenaga listrik; dan

3. Jaringan transmisi tenaga listrik.

4. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi dan Energi

Didalam rangka menyiapkan kawasan yang siap bersaing dengan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas lainnya, telekomunikasi merupakan perangkat prasarana yang paling dibutuhkan untuk dapat berhubungan dengan orang-orang diluar kawasan.

Sistem jaringan telekomunikasi di kawasan Karimun terdiri atas:  jaringan terestrial; dan

 jaringan satelit.  Base Transceifer Station

Semua system tersebut diatur menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sistem jaringan sumber daya air adalah keseluruhan aspek pengelolaan dari hulu ke hilir dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat di kawasan Karimun. Pengelolaan tersebut dimulai dari sumber air, pengolahan, pendistribusian hingga manajemen. Didalam rencana tata ruang kawasan karimun ditetapkan bahwa pengelolaan sumber daya air terdiri atas (i) konservasi sumber daya air, (ii) pendayagunaan sumber daya air dan (iii) pengendalian daya rusak air. Sumber air di kawasan Karimun terdiri atas air permukaan pada sungai, waduk dan sumber air permukaan lainnya.

5. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Perkotaan

Sistem jaringan prasarana perkotaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan perkotaan yang dikembangkan secara terintegrasi dan disesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kawasan BBK. Sistem jaringan prasarana perkotaan di Kawasan BBK terdiri atas:

a) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM);

b) Sistem jaringan drainase;

c) Sistem jaringan air limbah;

d) Sistem pengelolaan limbah b3; dan

e) Sistem pengelolaan persampahan SPAM yang ada di Kawasan Karimun diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat yang ada. SPAM terdiri atas jaringan perpipaan yang meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM yang bukan jaringan perpipaan adalah meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air.

6. Rencana Pola Ruang Kawasan Karimun

Rencana pola ruang Kawasan BBK ditetapkan dengan tujuan mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya sebagai kawasan lindung dan kawasan budi daya berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Rencana pola ruang Kawasan BBK terdiri atas rencana peruntukan kawasan lindung dan kawasan budi daya.

A. Kawasan Lindung

Kawasan lindung yang dikelompokkan ke dalam zona lindung (Zona L), terdiri atas:

a) Zona lindung 1 (Zona L1) yang merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;

b) Zona lindung 2 (Zona L2) yang merupakan kawasan perlindungan setempat;

c) Zona lindung 3 (Zona L3) yang merupakan kawasan suaka alam, pelestarian dalam, dan cagar budaya;

d) Zona lindung 4 (Zona L4) yang merupakan kawasan rawan bencana alam;

e) Zona lindung 5 (Zona L5) yang merupakan kawasan lindung geologi; dan

f) Zona lindung 6 (Zona L6) yang merupakan kawasan lindung lainnya.

Tabel 3 Zona Kawasan Lindung

Zona

Kawasan

Lokasi L

Lindung

1 Kawasan yang memberikan Gunung Jantan dan perlindungan terhadap

Gunung Betina di kawasan bawahannya

Kecamatan Meral dan Kecamatan Tebing serta Pulau Karimun Anak di Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun

2 Kawasan perlindungan Sepanjang pantai Pulau setempat

Karimun dan Pulau Karimun Anak di Kabupaten Karimun; Sungai Sei Bati, Sungai Pongkar, dan Sungai Gunung Jantan di Kabupaten Karimun;

Zona

Kawasan

Lokasi L

Lindung

sekitar Waduk Sungai Gunung Jantan dan Waduk Sungai Pongkar di Kabupaten Karimun; Sebagian wilayah Kecamatan Meral dan sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun

3 Kawasan suaka alam, Sebagian pesisir pelestarian dalam, dan cagar

Kelurahan Darusalam budaya

dan sebagian pesisir Desa Pongkar Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun

4 Kawasan rawan bencana alam Sebagian wilayah Kecamatan Meral dan sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun

5 Kawasan lindung geologi Sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun

6 Kawasan lindung lainnya

Sumber : RTRW Kabupaten Karimun, 2012

A. Kawasan Budi Daya

Kawasan budi daya dikelompokkan ke dalam zona budi daya (Zona B) terdiri atas:

a) Zona budi daya 1 (Zona B1) yang merupakan kawasan peruntukan permukiman kepadatan tinggi;

b) Zona budi daya 2 (Zona B2) yang merupakan kawasan peruntukan permukiman kepadatan sedang;

c) Zona budi daya 3 (Zona B3) yang merupakan kawasan peruntukan permukiman kepadatan rendah;

d) Zona budi daya 4 (Zona B4) yang merupakan kawasan peruntukan industri;

e) Zona budi daya 5 (Zona B5) yang merupakan kawasan peruntukan pariwisata;

f) Zona budi daya 6 (Zona B6) yang merupakan kawasan peruntukan ekonomi, sosial, pertahanan dan keamanan negara, serta transportasi; f) Zona budi daya 6 (Zona B6) yang merupakan kawasan peruntukan ekonomi, sosial, pertahanan dan keamanan negara, serta transportasi;

h) Zona budi daya 8 (Zona B8) yang merupakan kawasan peruntukan pertanian irigasi teknis dan lahan pertanian pangan berkelanjutan, berada di luar Kawasan BBK;

i) Zona budi daya 9 (Zona B9) yang merupakan kawasan peruntukan

budi daya penyangga lindung, berada di luar Kawasan BBK; dan j) Zona budi daya 10 (Zona B10) yang merupakan kawasan peruntukan hutan produksi, berada di luar Kawasan BBK.

Tabel 4 Zona Kawasan Budi Daya

B Budidaya

1 Kawasan Peruntukan Permukiman Kepadatan Tinggi

2 Kawasan Peruntukan di sebagian wilayah Permukiman Kepadatan

Kecamatan Meral dan Sedang

sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun

HPK (Hutan Produksi yang di sebagian wilayah dapat dikonversi)

Kecamatan Meral dan sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun

3 Kawasan Peruntukan Permukiman Kepadatan Rendah

4 Kawasan peruntukan industri di sebagian wilayah Kecamatan Meral dan sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun

HL (Hutan Lindung) sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun

HPK (Hutan Produksi yang sebagian wilayah dapat dikonversi)

Kecamatan Meral dan sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun

5 Kawasan Peruntukan sebagian wilayah Pariwisata

Kecamatan Tebing HPK (Hutan Produksi yang

sebagian wilayah dapat dikonversi)

Kecamatan Meral di

B Budidaya

Kabupaten Karimun

6 Kawasan peruntukan ekonomi, sosial, pertahanan dan keamanan negara, serta transportasi

6.1 HPK (Hutan Produksi yang sebagian wilayah dapat dikonversi)

Kecamatan Meral di Kabupaten Karimun

6.2 Kawasan peruntukan Pelabuhan Tanjung Balai pelabuhan

Karimun terdiri atas Terminal Parit Rempak di Kecamatan Meral dan Terminal Malarko di Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun

HL (Hutan Lindung) sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun

6.3 Zona B6.3 kawasan sebagian wilayah peruntukan

pendidikan, Kecamatan Tebing di kesehatan, sosial-budaya, riset Kabupaten Karimun dan teknologi

6.4 kawasan peruntukan Pulau Karimun Anak di pertahanan dan keamanan

Kecamatan Tebing negara

6.5 kawasan peruntukan Kawasan CBD Tebing dan perdagangan dan jasa

Malarko Barat di Kecamatan Tebing

HL (Hutan Lindung) sebagian wilayah Kecamatan Tebing dan sebagian wilayah Kecamatan Meral

7 kawasan peruntukan pertanian, berada di luar Kawasan BBK

8 kawasan peruntukan pertanian irigasi teknis dan lahan pertanian pangan berkelanjutan, berada di luar Kawasan BBK

9 kawasan peruntukan budi daya penyangga lindung, berada di luar Kawasan BBK

10 kawasan peruntukan hutan produksi, berada di luar

B Budidaya

Kawasan BBK

Sumber : RTRW Kabupaten Karimun, 2012

d. Regulasi dan Kelompok Kerja (JWG, Singapura - Indonesia)

Beberapa paket regulasi yang sangat menunjang pertumbuhan wilayah ekonomi Batam/Bintan/Karimun adalah tentang bebas dari pengenaan bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan cukai di Kawasan PBPB. Didalam Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2012, tentang perlakuan kepabeanan, perpajakan, dan cukai serta tata laksana pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari serta berada di kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, dijelaskan bahwa kepada pelaku-pelaku usaha di kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam/Bintan/Karimun diberikan fasilitas yakni pembebasan bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan barang Mewah. Beberapa perlakukan perpajakan dan pabean adalah sebagai berikut ;

1. Pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean diberikan pembebasan bea masuk, pembebasan PPN, tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan, dan/atau pembebasan cukai (Bab IV Psl 14).

2. Barang yang akan dikeluarkan dari Kawasan Bebas ke luar Daerah Pabean wajib diberitahukan dengan Pemberitahuan Pabean (Bab

IV Psl 16).

3. Pemasukan barang kena cukai ke Kawasan Bebas dari tempat lain dalam Daerah Pabean melalui pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), untuk kebutuhan konsumsi penduduk di Kawasan Bebas dapat diberikan pembebasan cukai (Bab IV Bag 1 Psl 19 ayat 2).

4. Pemasukan Barang ke Kawasan Bebas dari tempat lain dalam Daerah Pabean yang tidak melalui pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), dipungut PPN dan/atau cukai (Bab IV Bag 1Psl 19 ayat 3).

5. Barang asal luar Daerah Pabean yang akan dikeluarkan dari Kawasan Bebas ke tempat lain dalam Daerah Pabean wajib dilunasi bea masuk, PPN, dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan (Bab IV Bag 2 Psl 19 ayat 1)

6. Pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari Kawasan Bebas lainnya diberikan pembebasan bea masuk, pembebasan PPN, tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan, dan/atau pembebasan cukai (Bab Vi Psl 23).

7. Pemasukan Barang ke Kawasan Bebas dari Tempat Penimbunan Berikat atau Kawasan Ekonomi Khusus diberikan pembebasan bea masuk, tidak dipungut PPN, tidak dipungut Pajak Penghasilan

Pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan, dan/atau pembebasan cukai (Bab VII Psl 27).

Selain paket-paket kebijakan pajak dan pabean yang telah diberikan, potensi lain yang dapat dimanfaatkan adalah kerjasama antar Negara-negara di Asia Pasifik yang telah dilakukan oleh Indonesia. Diantaranya adalah JWG (joint working group) antara Indonesia dan Singapura, yang mana telah menghasilkan beberapa point penting dalam keberlanjutan kerjasama (tertuang dalam joint action roadmap for the working group on batam, bintan and karimun and other special economic zones in Indonesia-based on staff level meeting on 3 march 2011) antar Negara. Point-point penting yang dihasilkan tersebut adalah ;

1. Sosialisasi paket-paket kebijakan pemerintah yang berdampak langsung kepada perusahaan yang telah berinvestasi di BBK

2. Melakukan identifikasi perusahaan-perusahaan supplier yang ada untuk mendukung industry-industri besar.

3. Investasi promosi bersama antara BBK dan Singapura kepada Negara-negara ketiga lainnya dengan focus kepada industry manufaktur.

4. Studi fasilitas dan insentif kepada industry-industri yang berfokus kepada manufaktur terutama 3 sub manufaktur yaitu (i) Enterprise Servers, Storage & Networking System; (ii) Consumer Electronics & Electrical? (EDB to verify) /White Goods; (iii) Ship building and Related MRO Activity, Support Equipment for Oil and Gas Drilling.

5. Melakukan identifikasi pelatihan dan pendidikan yang diperlukan/tepat untuk pengembangan industry manufaktur di BBK.

6. Melakukan kerjasama dengan lembaga pelatihan untuk mendapatkan pelatihan tentang ; (i) prosedur perpajakan, (ii) manajemen

infrastruktur seperti seaport/pelabuhan, (iii) layanan terpadu pelanggan/OSS, (iv) peningkatan keterampilan komunikasi, (v) publikasi dan (vi) pemasaran dan promosi program.

dan

pembangunan

7. Bekerjasama dengan lembaga pelatihan di Singapura untuk pelatihan mekatronik dan las agar lebih menarik bagi para peserta training di BBK.

8. Mengidentifikasi lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan yang ada

memerlukan peningkatan/perbaikan/upgrading knowledge, seperti ;

a. Pelatihan pengelolaan, pemeliharaan dan perbaikan.

b. Mengundang dosen dan pelatih tamu dari singapura untuk memberi pelatihan dan keilmuannya di BBK/Batam Polytechnic.

c. Memberikan rekomendasi mahasiswa dan dosen yang berfokus kepada penelitian dan pembangunan (R&D) untuk belajar di lembaga institusi Singapura.

yang dapat dikerjasamakan dalam hal penelitian dan pembangunan (R&D) antara Batam Polytechnic dan Singapura

d. Mencoba

menemukan

peluang-peluang

e. Training of Trainer (ToT) dalam manajerial level.

9. Melakukan identifikasi institusi yang layak untuk melakukan pengembangan dan implementasi keahlian yang sesuai dengan perkembangan industri.

e. Potensi yang belum dimaksimalkan

Selain investasi industri yang telah beroperasi (perkapalan, perminyakan) di kawasan Badan Pengusahan Kawasan Karimun, potensi yang belum dikembangkan adalah wisata. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik Kepulauan Riau, Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau pada bulan April 2012 mencapai 136.876 orang, mengalami penurunan sebesar 9,98 persen dibanding jumlah wisman pada bulan sebelumnya yang mencapai sebanyak 152.045 orang. Dibandingkan dengan April 2011 kunjungan wisman April 2012 mengalami kenaikan, yaitu naik sebesar 0,22 persen. Artinya wilayah Kepulauan Riau masih berpotensi dan menarik bagi wisatawan asing untuk berkunjung. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan dan usaha- usaha yang dapat menarik investasi dalam dan luar negeri pada sektor wisata.

Potensi lain yang dapat dimaksimalkan adalah kawasan labuh jangkar bagi kapal-kapal yang menantikan jadwal masuk ke port of Singapore (Keppel FTZ, Pasir Panjang FTZ, Jurong Port, Sembawang FTZ). Padatnya aktivitas bongkar muat di pelabuhan FTZ di Singapura, mengharuskan kapal-kapal (vessel) untuk me-lego jangkar dikawasan perairan dengan biaya parkir yang rendah. Dengan memanfaatkan peluang/potensi tersebut, Badan Pengusahaan Karimun juga dapat segera mengembangkan dan meningkatkan Potensi lain yang dapat dimaksimalkan adalah kawasan labuh jangkar bagi kapal-kapal yang menantikan jadwal masuk ke port of Singapore (Keppel FTZ, Pasir Panjang FTZ, Jurong Port, Sembawang FTZ). Padatnya aktivitas bongkar muat di pelabuhan FTZ di Singapura, mengharuskan kapal-kapal (vessel) untuk me-lego jangkar dikawasan perairan dengan biaya parkir yang rendah. Dengan memanfaatkan peluang/potensi tersebut, Badan Pengusahaan Karimun juga dapat segera mengembangkan dan meningkatkan

f. Pendanaan (Penerimaan dan Belanja)

Sejak dibentuknya dewan kawasan PBPB BPK Karimun, semua kegiatan yang berlangsung di BPK PBPB Karimun belum mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat. Sejak dibentuknya BPK PBPB Karimun pada tahun 2008 hingga pada tahun 2012 bersumber dari Hibah Pemerintah Kabupaten Karimun. Berdasarkan data yang di rilis dari BPK PBPB Karimun hingga tahun 2012 anggaran Hibah dari Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun mencapai Rp. 7,100,000,000,- (Tujuh Miliar Seratus Juta Rupiah). (Lihat gambar 7). Anggaran ini tentunya masih jauh dari kebutuhan yang diperlukan dalam pengembangan dan peningkatan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan di Kawasan Karimun. Berdasarkan indikasi program dan kegiatan prioritas yang disusun diperlukan pembiayaan yang maksimal untuk mensejajarkan kawasan PBPB Karimun dengan kawasan FTZ lainnya terutama di Asia.

Tabel 5 Hibah Pendanaan dari Pemerintah Kabupaten Karimun No

Tahun

Anggaran (Rp)

Keterangan

1 2008 1.200.000.000,- Untuk belanja administrasi dan persiapan penataan kelembagaan

3.000.000.000,- - Belanja Pegawai

- Belanja Administrasi - Belanja Modal Perlengkapan Kantor - Belanja Promosi

1.500.000.000,- - Belanja Pegawai

- Belanja Administrasi

1.400.000.000,- - Belanja Pegawai

- Belanja Administrasi

1.000.000.000,- - Belanja Pegawai

- Belanja Administrasi

Total

Sumber : BP Karimun, 2012

Gambar 1 Pendanaan dari Pemerintah Daerah Karimun Ke BPK PBPB Karimun dari Tahun 2008 s/d 2012

Th. 2010

Th. 2011

Th. 2009 Th. 2012

Th. 2008

1.2 Potensi dan Permasalahan

Sesuai dengan pedoman penyusunan rencana strategis kementerian/lembaga, uraian potensi dan permasalahan lembaga pemerintah digunakan untuk mewujudkan visi dan melaksanakan visi yang akan dirumuskan. Potensi dan permasalahan yang diuraikan dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal terhadap lembaga pemerintah.

Walaupun investasi di Kawasan BP Karimun sudah masuk, dukungan

aspek hukum pengembangan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas karimun belum bisa berjalan layaknya kawasan FTZ lain di dunia. Kawasan Karimun masih menghadapi persoalan infrastruktur yang jauh dari standar kelayakan kawasan FTZ seperti di Singapura, Malaysia, China, Dubai dan lainnya. BP Kawasan Karimun masih perlu untuk meningkatkan dan membangun seluruh paket infrastruktur untuk dapat dilirik oleh investor luar. Selain itu persoalan yang dihadapi lainnya adalah kelembagaan yang masih berusia dini dan memerlukan berbagai pengembangan dan peningkatan untuk dapat mengembangkan Kawasan Karimun menuju kelas dunia.

infrastruktur

dan

permasalahan permasalahan

Sejarah FTZ (Free Trade Zone) atau dahulu disebut dengan EPZ (Export processing zone) dahulunya disebut dengan Free Port atau Pelabuhan Bebas, adalah kawasan/zona dimana barang dapat mendarat, ditangani, dimanufakturkan, atau di remanufakturkan dan dire-ekspor kembali tanpa adanya intervensi dari pihak pabean. A free trade zone (FTZ) or export processing zone (EPZ), also called foreign-trade zone, formerly free port is an area within which goods may be landed, handled, manufactured or reconfigured, and reexported without the intervention of the customs authorities.

Saat ini telah zona perdagangan bebas dan pelabuhan bebas telah ada di 116 negara di seluruh dunia, dan paling banyak berada di Negara-negara berkembang, memperkerjakan 43.000.000.000 orang di seluruh dunia. Tujuan utama dari kebijakan pengembangan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas ini lebih kepada untuk meningkatkan devisa Negara dari masuknya investasi besar asing ke kawasan, juga untuk menarik investasi dalam negeri mengembangkan industry yang berorientasi ekspor serta untuk menghasilkan kesempatan kerja yang luas.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, sumber daya manusia yang ada, kapal-kapal yang membawa minyak dan barang dari asia, eropa, asia timur, timur tengah memiliki kapasitas yang luar biasa besar. Saat ini saja sudah terdapat kapal/vessel jenis tanker ULCC (ultra large crude carrier), dengan ukuran 35 draft dan >300DWT (Deadweight tonnage). Kapal-kapal berukuran besar tersebut masuk ke pelabuhan-pelabuhan internasional yang terintegrasi dengan kawasan perdagangan bebas mulai dari Los Angeles, New York, Rotterdam, Afrika, Dubai, China, Malaysia, Singapura, Jakarta, Tokyo, Philipine, dan 40 % dari perdagangan melalui kapal melintasi perairan Indonesia. Adalah peluang bagi Indonesia, khususnya Kepulauan Riau untuk dapat turut serta dalam pembentukan sejarah perdagangan dunia di Kawasan Batam/Bintan/Karimun.

Malaysia memang memiliki Kawasan FTZ yang luar biasa diantaranya Iskandar, Port Klang Selangor, Kulim Hi-Tech Park Kedah, Pasir Gudang Johor, Bayan Lepas Penang. Namun permasalahan utama dalam pengembangan kawasan adalah lack of minimnya tenaga kerja yang masuk ke sector industry di kawasan. Malaysia lebih banyak melakukan impor tenaga kerja dari Indonesia, dengan memanfaatkan ketidakstabilan politik di Indonesia. Kebijakan dan strategi Malaysia ini berhasil meningkatkan daya saing kawasan FTZ Malaysia memang memiliki Kawasan FTZ yang luar biasa diantaranya Iskandar, Port Klang Selangor, Kulim Hi-Tech Park Kedah, Pasir Gudang Johor, Bayan Lepas Penang. Namun permasalahan utama dalam pengembangan kawasan adalah lack of minimnya tenaga kerja yang masuk ke sector industry di kawasan. Malaysia lebih banyak melakukan impor tenaga kerja dari Indonesia, dengan memanfaatkan ketidakstabilan politik di Indonesia. Kebijakan dan strategi Malaysia ini berhasil meningkatkan daya saing kawasan FTZ

Kemampuan pelabuhan singapura, salah satunya Jurong Port, memiliki spesifikasi dan fasilitas Berths: 23, Berth length: 4,545 m, Maximum vessel draft: 16 m, Maximum vessel size: 150,000 metric tons deadweight (DWT), Area: 1.2 km² Free Trade Zone, 320,000 m² non-Free Trade Zone, Warehouse facilities: 280,000 m².

Arah kebijakan singapura yang berfokus kepada jasa pelayanan pelabuhan tersebut menjadikan pulau kecil tersebut sebagai salah satu pemilik kawasan FTZ yang paling menarik di dunia. Demikian halnya dengan Malaysia, dengan kawasan FTZ dan Port Of Iskandar yang telah beroperasi sejak 1999. Kawasan FTZ Iskandar memiliki daya saing dan daya prospektif masa depan yang siap menampung pergerakan ekonomi dunia (Iskandar Port, Future world busiest in Asia). Spesifikasi kawasan ini Port saat ini menawarkan 12 tempat berlabuh sebesar 4,32 km dengan panjang dermaga linier, dan 1,2 juta meter persegi lapangan penumpukan yang berisi sekitar 200.000 TEU dalam ruang penyimpanan, 38.000 Slot tanah dan 4.200 poin reefer. Tempat berlabuh dilayani oleh 44 Post-Panamax super crane dermaga,

11 di antaranya memiliki 22 baris penjangkauan dan dual hoist 'pick,

30 dengan 22 baris penjangkauan dan kembar 20' 40 angkat. Total kapasitas saat ini port adalah lebih dari 9 juta TEU per tahun. 138 Rubber Tyred gantry crane, 274 Mesin Penggerak Utama dan 361 Trailers beroperasi di sekitar fasilitas container.

Mengembangkan kawasan pengusahaan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Karimun (FTZ Karimun), adalah sebuah tantangan bagi badan kawasan untuk dapat mengambil kebijakan strategis memilih the most potential income untuk menggerakkan perekonomian kawasan, dan menarik investasi asing masuk. Untuk itu investasi yang ada sekarang dan dukungan infrastruktur kepada investasi yang masuk sekarang adalah bentuk penguatan posisi BPK PBPB Karimun Mengembangkan kawasan pengusahaan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Karimun (FTZ Karimun), adalah sebuah tantangan bagi badan kawasan untuk dapat mengambil kebijakan strategis memilih the most potential income untuk menggerakkan perekonomian kawasan, dan menarik investasi asing masuk. Untuk itu investasi yang ada sekarang dan dukungan infrastruktur kepada investasi yang masuk sekarang adalah bentuk penguatan posisi BPK PBPB Karimun

Mencermati berbagai persoalan di kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas di BBK, permasalahan yang paling banyak ditemui adalah penyeludupan barang yang tinggi. Penyeludupan dilakukan melalui pelabuhan-pelabuhan yang tidak terdaftar atau

disebut sebagai pelabuhan „tikus‟. Dampaknya adalah kesan negative yang meluas di preferensi dunia terhadap manajemen kawasan FTZ.

Tabel 4 Identifikasi Potensi dan Permasalahan Strategis Serta Tindak Lanjut Terhadap Peran Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun Lingkungan Strategis Eksternal : Perdagangan Bebas Potensi

Tindak Lanjut Penjabaran;

1. Peningkatan pelayaran

1. Konstelasi jalur

1. Kesiapan SDM,

kapasitas SDM perdagangan dunia

2. Kesiapan

2. Peningkatan sarana di Selat

Technologi,

dan prasarana Malaka/Selat Philips

3. Kesiapan Sarana

dan Prasarana

3. Penguatan

kelembagaan dan industry maritime

2. Tingkat investasi

kelas dunia.

inter instansi (Bea dan manufaktur

4. Penyeludupan

Cukai-Kepolisian- yang stabil (as

barang

TNI) needs).