Kata Tugas Kata Tugas Kata Tugas

Kata Tugas
Kata tugas ialah kata yang memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal. Kata
tugas juga memiliki fungsi sebagai perubah kalimat yang minim hingga menjadi kalimat
transformasi. Dari segi bentuk umumnya, kata-kata tugas sukar mengalami perubahan
bentuk. Kata-kata seperti : dengan, telah, dan, tetapi dan sebagainya tidak bisa mengalami
perubahan. Tapi, ada sebagian yang bisa mengalami perubahan golongan kata ini jumlahnya
sangat terbatas, misalnya: tidak, sudah kedua kata itu dapat mengalami perubahan menjadi
menidakkan & menyudahkan.

Ciri-ciri Kata Tugas
Ciri dari kata tugas ialah bahwa hampir semuanya tidak dapat menjadi dasar untuk
membentuk kata lain. Jika verba datang dapat diturunkan menjadi mendatangi,
mendatangkan & kedatangan. Bentuk-bentuk seperti menyebabkan dan menyampaikan tidak
diturunkan dari kata tugas sebab & sampai tetapi dari nomina sebab dan verba sampai yang
membentuknya sama tapi kategorinya berbeda.

Jenis-jenis Kata Tugas


Preposisi (kata depan): ialah jenis kata yang terdapat di depan nomina (kata benda),
misalnya : dari, ke & di. Ketiga kata depan ini dipakai untuk merangkaikan kata-kata

yang menyatakan tempat atau sesuatu yang dianggap tempat. Contoh : Di Jakarta, di
rumah, ke pasar, dari kantor.



Konjungsi (kata sambung): ialah jenis kata yang dapat menggabungkan 2 satuan
bahasa yang sederajat, misalnya : dan, atau & serta. Jenis kata tugas yang mampu
menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.
Konjungsi (kata sambung) dapat dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Konjungsi Koordinatif: yaitu konjungsi yang menghubungkan 2 unsur atau lebih yang
sama pentingnya, atau memiliki status yang sama contoh: dan, atau & serta.
2. Konjungsi korelatif: yaitu konjungsi yang menghubungkan 2 kata, frasa atau klausa
yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif rerdiri atas dua bagian
yang dipisahkan oleh satu frasa, kata atau klausa yang dihubungkan oleh : baik ....
maupun, tidak .... tetapi.
3. Konjungsi Antarkalimat: yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan
kalimat yang lainnya. Konjungsi jenis ini selalu membuat kalimat baru, tentu saja
dengan huruf kapital di awal kalimat. Contoh : Biapun begitu, akan tetapi ....
4. Konjungsi Subordinatif: yaitu konjungsi yang menghubungkan 2 klausa atau lebih

dan klausa itu merupakan anak kalimat. Konjungsi ini terbagi lagi menjadi 12
kelompok, yaitu:
1. Konjungsi subordinatif waktu : sejak, semenjak, sedari, sewaktu.

2. Konjungsi subordinatif syarat : jika, jikalau, bila, kalau.
3. Konjungsi subordinatif pengandaian : seandainya, seumpama.
4. Konjungsi subordinatif konsesif : biarpun, sekalipun.
5. Konjungsi subordinatif pembandingan : seakan-akan, seperti.
6. Konjungsi subordinatif sebab : sebab, karena, oleh sebab.
7. Konjungsi subordinatif hasil : sehingga, sampai.
8. Konjungsi subordinatif alat : dengan, tanpa.
9. Konjungsi subordinatif cara : dengan, tanpa.
10. Konjungsi subordinatif komplementasi : bahwa.
11. Konjungsi subodinatif atribut : yang
12. Konjungsi subordinatif perbandingan : sama ... dengan, lebih ... dari.


Artikula (kata sandang): ialah jenis kata yang mendampingi kata benda atau yang
membatasi makna jumlah orang atau benda. Kata sandang tidak mengandung suatu
arti tapi memiliki fungsi. Fungsi kata sandang sendiri ialah untuk menentukan kata

benda, mensubstansikan suatu kata yang besar, yang jangkung, dan lain-lain. Katakata sandang umum yang terdapat dalam Bahasa Indonesia ialah yang, itu, -nya, si,
sang, hang, dang. Kata-kata sandang seperti sang, hang, dang banyak ditemui dalam
kesusastraan lama, sekarang sudah tidak terpakai lagi terkecuali kata sandang sang.
Kata sandang sang terkadang masih dipergunakan untuk mengagungkan atau untuk
menyatakan ejekan maupun ironi. Dalam Bahasa Indonesia terdapat beberapa
kelompok artikula, yaitu:
1. Artikula yang bersifat gelar ialah artikula yang bertalian dengan orang yang
dianggap bermartabat. Berikut ini jenis artikula yang bersifat gelar : sang,
hang, dang, sri.
2. Artikula yang mengacu ke makna kelompok / makna korelatif ialah kata para.
Karena artikula ini bermakna ketaktunggalan, maka nomina yang diiringinya
tidak dinyatakan dalam bentuk kata ulang. Jadi, untuk menyatakan kelompok
guru sebagai kesatuan bentuk yang dipakai ialah para guru bukan para guruguru.
3. Artikula yang menominalkan. Artikula si yang menominalkan dapat mengacu
ke makna tunggal atau genetik, tergantung pada konteks kalimat.



Interjeksi (kata seru): ialah kata yang mengungungkapkan perasaan. Macam-macam
kata seru yang masih dipakai hingga sekarang ialah :


1. Kata seru asli, yaitu : ah, wah, yah, hai, o, oh, nah, dll.

2. Kata seru yang berasal dari kata-kata biasa, artinya kata seru yang berasal dari katakata benda atau kata-kata lain yang digunakan, contoh : celaka, masa', kasihan, dll.
3. kata seru yang berasal dari beberapa ungkapan, baik yang berasal dari ungkapan
Indonesia maupun yang berasal dari ungkapan asing, yaitu : ya ampun, demi Allah,
Insya Allah, dll.


Partikel Penegas: ialah kategori yang meliputi kata yang tidak tunduk pada perubahan
bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang diiringinya. Ada empat macam
partikel penegas, yaitu: -lah, -kah, -tah & pun.

Ciri-ciri kata tugas ialah hampir semua kata tugas tidak bisa berubah bentuk.
JENIS-JENIS KATA TUGAS
1. Preposisi (kata depan)
Preposisi adalah yaitu kata tugas yang terletak di depan sebuah kata, terutama pada kata benda,
yang berfungsi untuk menentukan hubungan suatu kata.
Contoh :
- di Jakarta

- dari sekolah
- ke sawah
- dsb
2. Konjungsi (kata hubung)
Konjungsi adalah jenis kata yang berfungsi untuk menghubungkan dua satuan bahasa seperti kata
dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat ataupun antar
paragraf. Konjungsi (kata hubung) terbagi menjadi empat. yaitu :
a, Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan yang memiliki hubungan yang setara.
contoh : dan, atau, serta
b. Konjungsi korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan kata, frasa atau klausa yang memiliki
status sintaksis yang sama.
Konjungsi korelatif rerdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh satu frasa, kata atau klausa yang
dihubungkan.
Contoh : baik saya maupun dia tidak menyukai hal itu
Bukannya aku tidak suka, tetapi sifatnya membuat orang muak

c. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang dipakai untuk menghubungkan satu kalimat dengan

kalimat yang lainnya.
Contoh :
- Biapun begitu
- Akan tetapi
- Meskipun demikian
- dsb
d. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang merupakan
anak kalimat.
Konjungsi ini terbagi lagi menjadi 12 kelompok, yaitu:
1. Konjungsi subordinatif waktu,
Contoh : sejak, semenjak, sedari, sewaktu.
2. Konjungsi subordinatif syarat,
Contoh : jika, jikalau, bila, kalau.
3. Konjungsi subordinatif pengandaian,
Contoh : seandainya, seumpama.
4. Konjungsi subordinatif konsesif,
Contoh : biarpun, sekalipun.
5. Konjungsi subordinatif pembandingan,
Contoh : seakan-akan, seperti.

6. Konjungsi subordinatif sebab,
Contoh : sebab, karena, oleh sebab.
7. Konjungsi subordinatif hasil,
Contoh : sehingga, sampai.
8. Konjungsi subordinatif alat,
Contoh : dengan, tanpa.
9. Konjungsi subordinatif cara,
contoh , contoh
10. Konjungsi subordinatif komplementasi
Contoh : bahwa.
11. Konjungsi subodinatif atribut,
Contoh : yang
12. Konjungsi subordinatif perbandingan,
Contoh : sama ... dengan, lebih ... dari.
3. Artikula (kata sandang)
Kata sandang adalah jenis kata yang mendampingi kata benda atau yang membatasi makna jumlah
orang atau benda. Kata sandang tidak mengandung suatu arti tapi memiliki fungsi.
Fungsi kata sandang :
- untuk menentukan kata benda,


- mensubstansikan suatu kata.
Contoh kata sandang :
- yang,
- itu,
- nya,
- si,
- sang,
- hang,
- dang.
Dalam Bahasa Indonesia kata sandang dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :
1. Artikula yang bersifat gelar
Contoh : sang, hang, dang, sri.
2. Artikula yang mengacu ke makna kelompok/makna korelatif
Contoh : Para
3. Artikula yang menominalkan
Contoh : Si budi kecil kuyup menggigil
4. Interjeksi (kata seru)
Yang dimaksud dengan interjeksi atau kata seru adalah kata yang dipakai untuk mengungungkapkan
perasaan.
Contoh kata seru yang terdapat dalam bahasa Indonesia :

1. Kata seru asli, yaitu : ah, wah, yah, hai, o, oh, nah, dll.
2. Kata seru yang berasal dari kata-kata biasa, artinya kata seru yang berasal dari kata-kata benda
atau kata-kata lain yang digunakan, contoh : celaka, masa', kasihan, dll.
3. kata seru yang berasal dari beberapa ungkapan, baik yang berasal dari ungkapan Indonesia
maupun yang berasal dari ungkapan asing, yaitu : ya ampun, demi Allah, Insya Allah, dll.
5. Partikel Penegas
Partikel penegas adalah kategori kata tugas yang meliputi kata yang tidak tunduk pada perubahan
bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang diiringinya.
Dalam bahasa Indonesia terdapat empat jenis partikel penegas, yaitu :
- ( -kah )
- ( -lah )
- ( - pun )
- ( -tah )