Kajian angka bentuk batang untuk penduga

i

i.

nf,unE
IntTnf,

11

rTirl.rlt TIKilA AE|TUT BITITIC
PETTDUCNTTT

VOLIilE {IETIS-{'BrIS E(IrIN

Oleh

rl.ltl

:

llaruni Krisnawati2

Harbacnrnq2

a

fBP. Parthamao
DJoko wahJono2

r.

PE!.IDACULUIII

DaLam penlrusunan reneana pengiusahaan hutan yang berrandaskan prinsip kelestarian diperlukan informasi mengrenai
potensi masga tegakan. Kete4jaminan kelestarian hutan dan
keLest,arian pengusahaan hutan sangat tergantug pada keseksamaan penetapan jatah t,ebangan atau annuaT a770wab7e (AAc)
yang didasarkan pada taksiran atau dugaan potensi massa tegakan- Pada umurmya dugaan potensi masEa tegakan dihitung
melalui penJumlahan dugaan volume pohon-pohon pen) raun tegakan yang bersangkut,an. oleh karena itu, keseksamaan metode
pendugaan volume pohon merupakan salah satu syarat penting
daLam penaksiran massa tegakan yang pada akhirnya menentukan
ketepatan penenuuan AAC.


il,

r'
t

u;

lI
tli

l'I"k"t"h

disanpaikan pada nDiskusi Hasil Penetitian Detam llenrnjang pemanfeatan Hutan Yang Lestarir, pusat LitbsrE llut8n den Konservasi Atmr. Cisarua, 11 - 1? ttaret 1996.

1,.'

)

lr


2'c"ton Peneliti, Ajtn penetiti

lladya, Caton peneliti,
pada Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Atam, gogor.

Ajrn penetiti

t::
t7'r

Sampai saat ini pendugaan voLume pohon untsuk jenisalam menggr:nakan angka bentuk rata-rata sebesar
o,? soemarna (19?3) mengetmrkakan batrwa penggrunaan angka bentuk rata-rata 0,7 bagi semua jenis dan segala kondisi tegakan hutan sering menghasilkan dugaan volume yang tidak akurat. untuk jenis-jenis pohon tertentu nilai dugaan yang diperoleh kemungkinan akan under atau over stjrnate. Selain
itu, beberapa penelitian (misalnya wahjono dan soemarna,
1985) dan Soemarna dan Siswanto (1985 a dan 1985 b ). menunjukkan bahwa penggunaan angka bentuk'batang 0,7 untuk penyusunan tabel isi pohon mengandung bias positif (over estimate). Adanya bias positif tentu saja mengakibatkan terjadinya over estjmaFe atas Potensi massa tegakan dan penentuan
AAC yang salah pada akhirnya membahayakan kelestarian sumber
daya hutan serta kelangsungan Pengrusahaan.

jenis hutan

l.*il

I :.r{{
I

!

i,,

[]:
lr
r

{11'

t.hh'i

rf
t{

!tlq


terlepas dari adanya kesangsian-kesangsian atas
rata-rata gebesar 0,1 tersebut, diperlukan suatu pengkajian ilmiah sebelum menyatakan bahwa
angka tersebut salah. Selain itu apabila ternyata memang benar angka tersebut tidak atau kurang tepat maka perlu dicarikan jalan keLuar atau alternatif yang lebih tepat. Kedua
ha1 ini merupakan topik utama makalah ini- Angka bentuk sejumlah jenis pohon pada hutan alam di berbagai lokaEi di Indonesia dihitung kenudian diuji kesamaan atau ketidaksamaannya. -Kemxrgkinan penggiunaan angka bentuk rata-rata selain
0,7 juga dikaji.
Namun

kesahihan angka bentuk

II.

ANGKA BEITTI'K BATAI{G

Penaksiran volume tegakan pada dasarnya menrpakan penjumlahan volume seluruh pohon yang men)rusun tegakan yang
bersangkutan. Dengan kata lain, penaksiran volume tegakan
selalu metibatkan penaksiran volume individu pohon. Volume
pohon bisa dihitr.rng dengan mengglrnakan rumus volume silinder. Akan tetapi, karena bentuk pohon tidak sepenuhnya siLindris, melainkan mengecil dari pangkal ke ujung (berbentuk

taperl, maka. rumus silinder ter9ebut perlu dikoreksi dengan
apa yang disebut dengan. angka..bentuk, (forzr factotl -


,

&--

lll.

L78

Angka irentuf batang tidak lain adatah perbandingan antara voiume batang aktual dengan volume sllinder yang memiliki diameter dan tinggi sama dengan diameter dan tinggi batang pohon tersebut (Spurr, t-952 dan Anuchin 19?O). Diamet,er
pohon yang dijadikan standar perbandingan ini dapat bermacam-macam. Akan tetapi yang paling umum digunakan adalah diamet,er setinggi dada (1,3 m dari 1,1 m). Sebagai bilangan
rasio. angka bentuk batang t.idak mungkin lebih besar dari
satu. Angka bentuk mendekati satu berarti pohon yang bersangkutan bentuknya sangat, menyerupai si}inder. Sebaliknya
angka bentuk yang jauh lebih kecil dari datu menunjukkan
bentuk bat,ang yang sErngat taper. Dengan koreksi angka bentuk, volume pohon dihiEung dengan rumus :
vorume pohon

=

BAabh


x

rbc

i; f

dimana,

BaOl : bidang dasar pohon setinggi
Tb" : tinggi bebas cabang,
: angka berituk.
I

dada,
{r

l'

Bentuk batang polron sudah barang tentu bervariasi, anlain menurut jenis, kondisi tegakan dan tempat tumbuh-


tara
nya (misalnya kerapan tegakan). Oleh sebab iEu,.

I

besarnya
angka bentuk batang juga sangat, mr:ngkin bervariasi menurut
jenis, dan lokasi. Dari siEi pengsfunaan angka bentuk ratarata sebesar 0,7 untuk semua jenis dan gemra lokasi menjadi
cukup naif dan bisa mengakibatkan terjadinya kesalahan penaksirarr yang cukup besar.

Kekhawatiran terjadinya kesalahan Eistematik akibaE
pengganaan angka bentuk rata-rata sebenarnyA sudah lama dikemukakan (Ottow, L952 dalam Soernarna, 1980 dan' Fergiuson,
1955). Namr.n kenyataan'bahwa angka bentuk' rat,a-rata masih

di$nakan hingga kini tentu aiia pertimbangan lain. alah satu
pertifibangan mungkin segi kepraktisan. Sudah umum diketahui
bahwa hutan alam tropis merupakan salah satu ekosistem terkaya di muka bumi dari segi jumlah jenis. ,fenis-jenis niagawi saja bisa mencapai ratusan (Lihat. Karlasujana dan Martawijaya L9791. Apabila angka bentuk rata-rata hendak dihitung dengan melibatkan semra (sebagian beEar) jenis perkerjaan penghitrmgan angka bentuk rnungkin t.idak pernah selesai.
t79


il:

salah

Namun demikian mengingat pengsJunaan angka bentuk yang
mengandung implikasi yang sangat serius, yaitu memba-

kelestarian sumber daya (dan pada akhirrrya kelestarian pengrusahaan) . ,Pertirnb€rngan kepraktisan saja tidak cukup
kuat untuk menggunakan satu angka bentuk tanpa dasar pengkajian ilmiah. Dengan kata lain sebaiknya digrunakan angka ben-

hayakan

r:r
r.fl

hi

rrumum' (yang berlaku untuk sejumlah jenis) hanya apabila
telah dikaji bahwa jenis-jenis tersebut memang memiliki bentuk batang yErng serupa. apab{ia tidak, maka komitmen kelestarian mau tidak mau mengharuskan penghitturgan angka bentuk


tuk

spesifik

r.rntuk

jenis-jenis tertentu Ci lokasi tertentu'

Fli
RS

III.

UETODE PEITEI,ITTA}I

Secara garis besar penelitian ini dilakukan dengan
menghitung angka bentuk sejumlah pohon pada hutan alam di
sejumlah lokasi di luar itawa. Angka bentuls pohon yang diperoLeh kemudian dikaji kesamaan atau ketidak sanaannya dengan
uji beda statistik. Berikut adalah tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan.
A.


Pengrqqrulan Data Penghitsungen lagka Bentuk'

Untuk menghitung angka bentuk diperJ-ukan data
pohon contoh. Penelitian ini menggunakan data pohon
contoh yang tersedia di kelonpok peneliti Nilai llutan,
Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Bogor' Pohon
contoh adalah pohon-pohon yang dipilih secara purposif
.untuk mewakili populai target (a-L. sebaran diameter
dari populasi target). Terhadap pohon-pohon contoh ini
dilakukan pengr:kuran diameter set'inggi dada, tinggi
batang bebaE. cabang dan pengrukuran diameter dan Panjang seksi-seksi batang' Vplume pohon dihitr'ng dari
jumlah volume seksi-seksi- Voltxne seksi dihitr:ng dengan menggunakan rumus Smallian, yaitu :
V"=LXS
dimana

:

180

V" : Volume seksi
L : Panjang seksi.
S : Rata-rata luas bidang dasai kedua ujung seksi.
Angka bentuk baEang tiada Lain adalah rasio antara volume pohon dengan volume silinder dengan diameter sama dengan diameter setinggi dada pohon dan tinggi sama dengan tinggi bebas cabang pohon yang bersangkutan. Angka bentuk dihitung untuk sebanyak 41 kombinasi jenis lokasi (selanJutnya disebut : kasus. Untuk
setiap jenis pada setiap lokasi diambil sebanyak 80
100 pohon contoh yang secara total menghasj-lkan 3699
pohon contoh.

Pencarl.aa Angrka BenEuk RaEa-rata AtEernaELf .

Untuk mencari angka bentuk rata-raEa yang reprediLakukan pengkajian dengan tahapan sebagai

eentatif,
berikut :
1.
2.
3.

Penghitungan ratsa-rata dan keragaman angka benkasus.
Penghitungan rata-rata angka bentuk untuk semua
kasus.
Pengrujian penerapan beberapa alternatif angka
bentuk trrata-rata'r terhaddp -masing-masing kasus.

tuk setiap

Langkah ketiga dilakukan dengan mengtrji apakah
bentuk trrata-raEan berlaku untuk Euatu kapengujian
ini dapat diketahui keberlakuan
sus. Dari
suatu angka bentuk nrata-ratan yang bersangkutan. Sebagai misal, angka bentuk nrata-ratarr sebesar 0.50
berLaku untuk bemua kasus atau hanya untuk beberapa
suatsu angka

lt:
,,,11

rti:'

kasus.

IV. EASII.

DAIT PBIBAEASAI{

l

il'

Angka Beatuk llenurut ifenl,s dan LokagL.
Dalam penelitian ini dilakukan penghitungan anEka benEuk dari 27 jenis di 20 Lokasi, yang menghasil.kan sebanyak 41 kombinaei jenis lokasi (kasus). Data
181

llt::::

jenis dan lokasi disajikan dalam Lampiran 1' Sedangkan
kelas
iata sebaran pohon contoh (da1am Persen) menurut
kepraktiUntuk
1'
4ngka bentuk.aiSajikan daLan Tabel
parry"jian, dalam Tabel 1 dan seterusnya kasus ha-

""i diidentifikasikan
nya

i:lr
lta
I

dengan nomor'

rata-rata dan kerag"Y*-y". disajiTerlihat bahwa angka bentuk berki0,53 - 0,63; dan. nilai rata-rata secara ke"ttt"ta
"ir
seluruhan adalah sebesar 0,5?. Angka-angka dalam Tabel
bisa ber2 juga menunjukkan bahwa angka -bentuk pohon
atau
berbeda'
pada
lokasi
l.i"- untuk Jenis yang sama
Iakata
Dengan
jenis
berbeda'
sebaliknya lokasi sama
saat
yang
rata-rata
in, penggunaan suatu angka bentuk
semua
iii iigitt"r."" (0, ?) ternyata terralu besar urtuk
(lihat
ini
selama
kasus, sesuai dengan kethawatiran
io"*"t"" 1973), I{ahjono dan Soemarna (1985) dan Soe-

Angka bentuk
kan dalam Tabel 2.

t:;
tr*l,l
7 i{,

tli

If"

tsa!

mar4a dan Siswanto (1986a,. 1985b)

:

Arrgka Bentuk Rata-rata

B.
a,il

Alteraattf,'

bentsuk
..Iika sudah diperoLeh indikasi bahwa angka
perinasabesar'
rata-rata sebesar 0,7 ternyata terlalu
angka benlahan Yang keqrdian dihadapi adalah berupapermasalahan
tuk Yang lebih teBat ? gntuk menjawab
t.ersebut dalam penetitian ini dikaji'

J
I

\ii

Tabe1 1.

\

Sebaran , pohon contoh
bentuk.

(t) menurut kelas

angka

KELAS AIIGKA BE}ITUK

I tto.

i#;.m;rai

ii;l'

ffi;]

:

;
i

:1

ic

i.s

i. i? is,ie

o.z8l 0.831

o.ttl

..*j

!'o 111 112 !'1 1"j

:':

0'001 o'tn I
s. io.ori o.ori t.01i 6.llirc-55ilr.cii26'60it1'751 2'621 0'301 0'02l
0'001 0'o I
0'0ll
0'141
o.ozi o.azi t.rrirz-arira.srizr'oairl'451 1'e7l
I

io.ooi

I

'.zil

z.rri s.c'izo-eoizr.rrizr.ozirr'+oi 3'18i o'521 o'051 o'0ol 0'001 0'm I
1'11 :'i1l
1'111 :'::l
io.rai r.rai a.ori e.rrire.oeizo.srizo'nira'Tl 3'31!
0'0rl 0'o !I
o'o'! o'oel
i;:;;i ;:;;i ;:;;i' r-zzizt-toizo.eoizo'aalro'60i
o'031 o'001 0'm I
io.*i o.sri r.a:irr.siizr'rziza-4lzo'eoi s'681 2'rtl o'301

-ll

z

o.ari o.+ai o.:ri o.:ai o.ori 0.68i

L82

,l

rtlttm

I 1 l2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 I e I 101 lrl 121 131 14 i
0.0e1 0.701 3.47110.88148.161
7 l0.oel
3.47110.s8148.161 0.37121.401r0.741 3.401 o.6el o.osl 0.011 0.00
8
e

10

fl

lr.38l 4.56110.81118.46i|22.i5120.?ol1?.*tl5.erl

2.031 o.4el o.oel 0.011 0.00
10.021 0.431 4.20117.71134.0o12e.63111.7J1 2.101 0.171 0.0r1 0.001 o.ool 0.00
f 0.081 0.e11 5.s2118;e7131.75|27.32112.81 z.72l0.331 0.ozl 0.001 0.001 0.00
10.071 0.581 2.701 8.54117.e1124.e7123.16114.?81 5.861 1.5e1 0.2e1 0.041 0.00
l0.7el 0.141 2.e31 e.551le.50126.46l?2.75112.551 4.431 1.001 0.151 o.oll o.o0
10.001 0.011 0.1e1 t.721 8;a6122.26131.42123.e1 s.711 2.131 0.241 o.o2l 0.00
10.011 0.0e1 0.811 4.35113.68126.63117.34[18.241 7.021 1.601 0.21J o.02l 0.00
l0.4sl 2.361 8.06117.s4125.61123.85114.421 5.651 1.441 0.231 0.031 o.ool 0.oo

12
13
14
15
16 10.231 6.861 6.gf-l|17.42127.48125.51114.n14.eel 1.051 o.13l o.oll o.0ol 0.00
17 l1.4el 4.e3111.601le.04123.1e|1e.s7112.001 5.371 1.671 0.381 0.071 0.001 0.00
18 10.231 r.18l 6.ml|fi-251?7.01125.73114.801 5.361 t.161 0.151 0.011 0.001 0.00
1e l0.13l 0.e61 4.61113.23137.Sr1t3.441le.061 8.131 2.221 0.3610.041 o.0ol 0.00
20 10.021 0.211 1.351 5.36114.25133.5e1t5.10118.re1 8.121 2.321 0.431 0.061 o.0o
21 l0.0rl 0.221 r.841 8.4e1?1.72lt30.65123.e31t0.401 2.401 o.3el 0.021 0.001 o.oo
2? 10.001 0.051 o.ell 7.27l|24.n\6.$l?5.50l 6.511 0.801 0.041 0.001 0.001 0.00
?3 10.571 ?.631 8.02117.121e3.e6123.41115.le| 6.571 r.eel 0.3e1 0.061 o.o0l 0.00
24 l0.r1l 0.6e1 z.nl 7.e?115.e212?.57122.r7115.e21 7.ezll z.nl o.6el 0.rrl 0.02
25 10.201 t.t6l 5.r/115.61128.64123.26116.611 6.611 r.65J 0.241 o.03l 0.001 0.00
26 10.23f 1.201 4.36l11.eelre.e6l24.s4l?o.lslfi.e8l 4.811 1.331 0.251 0.041 0.00
27 l0.5el 2.751 8.66117.71124.57123.26114.281 6.011 1.701 0.331 o.o4l 0.001 0.00
28 10.021 0.1e1 1.251 5.35114.38153.5e116.n|fl.87l| 7.e4l 2.181.0.3e1 o.05l 0.00
ze 10.581 2.621 7.4e115.tE126.28127;s0115.671 S.781 3.251 0.e01 0.171 0.031 0.00
30 l0.e5l 0.e51 8.5e115.e8121.681ei.10115.5e1 8.2413.1710.sel 0.ls1 0.031 0.00
31 10.001 0.041 0.581 4.64117.70l|22.61 12e.04112.521 2.601 0.261 0.011 0.001 0.00
32 10.321 1.761 6.571t5.51127.0012?.37116.n1 7.181 2.071 0.5s1 0.051 0.001 0.00
53 l0.0el 0.e71 5.25116.36128.54127.e0115.3r1 4.701 0.8r1 0.081 0.ool 0.001 o.o0
34 10.251 1.e01 8.03120.30128.e8124.651r1.861 3.411 0.541 0.061 0.ool 0.001 0.00
35 l0.7Jl 3.34110.?8120.37126.20121.61111 .nl 4.241 0.e71 0.151 0.or | 0.001 0,00
36 10.07f 0.801 4.elll16.3r12e.14128.47115.281 4.321 0.671 0.061 0.001 0.001 0.00
37 10.221 0.e61 3.241 8.05114.e?124.56116.s0115.2e1 e.531 5.e71 1.261 0.301 0.05
38 11.801 4.el110.27116.84120.3e1re.11115.811 7.611 3.261 1.061.0.271 o.05l 0.01
5e 12.701 5.751 r0.20115.15117.5e117.061t3.551 8.e61 4.631 2.021 0.72 | 0.211 0.05
40 lo.01l 0.081 0.801 4.37114.23134.siits.u11?.701c.r+j r.rj 0.171 o.0t' 0.00
41 l0.0rl 0.001 0.r21 't.451 8.27||23.51153.2S123.331 8.411 t.4el 0.121 0.orl o.o0

l,

'tl
r,J

r['

llllltltrttrr

Kemungkinan penggunaan angka-angka itrat,a-ratar!

berikut z 9,57i 0150,- 0,65 dan 0,70 sehingga terdapat
4 macam hipotesa yaitu :
lt:"

183

1.Ho2f
2.lAo:f
3.Ho:f
4. lto:f

=0,57
=0,50
=0,55
=0,70

vs
vs
vs
vs

H]. :f
H1 :f

IIl:f

H1 :f

=0,57
=0,50
=0,65
=0,?0

dengan
Pengujian hipotesa di atas melalui uji-t
menggrunakan selang kepercayaan 95t memberikan hasil
seperti disajikan da1am,.Tabel 3. Dalam Tabel 3, terlihat bahwa angka bentuk sebesar 0,57 berlaku semua kasus, karena memang merupakan angka rata-rata yang sebenarnya. Tetapi ternyata angka bentuk sebesar 0,60
juga dapat diterima pada semua kasuE, dan angka bentuk
sebesar 0,55 tidak berlaku hanya untuk satu kasus
12,4t\. Tidak demikian halnya untuk angka bentuk 0,70
angka bentuk ini tidak dapat diterima pada 18 kasus
(43, 9t) .

Ilasil pengkajian angka bentsuk rata-rata alternajeLas menunjukkan bahwa angka bentuk sebesar o,7
memang cenderung terlalu besar. Selain itu hasil peDgtkajian jugra menunjukkan bahwa generalisasi angka bentuk untuk semua jenis dan semua lokasi memalag sangat
riskan. eerhitungan uji-t antara kasus yang satu dengatr kasus yang lainnya menunjukkan terdapat kasus
yang mempunyai angka bentuk tidak berbeda dengan kasus
lainnya, tetapi banyak pula yang saling berbeda, sehingga tidak cukup dasar yang kuat untuk menggunakan
satu angka bentuk untuk semua jenis di semua lokasi'
Dengan kata lain, pilihan paling aman ialah menghitung
angka bentuk kasus Per kasus.
tif

Alternatif lain ialah menlrusun tabel volume untuk setiap jenis (atau kelompok jenis yang memang vaLid untuk dikelompokkan) untuk setiap lokasi- Hal ini
sejalan dengan anjuran Asosiasi Pengusahaan Hutan Indonesia (APIII) terhadap anggotanya seperti tercantun
dalam "Kriteria Indikator Penilaian Pengelolaan Hutan
Alarn Produksi Secara Lestari pada Tingkat, unit t"tanajemenrr (Kornisi Pembinaan HPH-APHI , 1995). Salah satu keurtungan dari pengg:unaan tabel volume pohon ialah tidak diperlukan karena tabel volume bisa disusr:n han)fa

.'

J^

"J

184

dengan satu peubah'yaitu diameter setinggi dada. Seperti dimaklumi kegiatan pengukuran tinggi pohon merupakan kegiat,an yang sulit dan seringkali memberikan
hasil ukuran yang kurang cermat.

,

Tabel 2.

Rata-rata keragaman dan selang kepercayaan angka
bentuk setiap kasus.

t

I
I

xasus Inata-rataI

L
2

0. 57
0. 57

5

0.59

6

0. s9

7

0.57
0.53
0.54
0.54

I
9
r.0

11

t2
13

t4
r-5

tnEum

Ean

jeke-

ri-

infa

0.53
0 .50

4

3

ini

Selang kepercayaan

No.

0. 59
0. 58

0.63
0.61
0.54

15
L7
L8
19
20
2L
22
23
24
25
26
27
28

0. 54

29

o. s5

30

0.55

0.53
0.5s
0.56
0.51
0.58
0.57
0.54
0.60
0.55
0.58
0.54
0.51

95t

Keragaman

I aatas bawah
0. 0044
0.0087
0. 0054
0.0045
0 - 0036
0.0029
o. oo53
0. 0074
0.0029
0.0035
0.0059
0. 0054
0.0038
0.0045
0.0056
0. 0048
0. oo?3
0. 0048
0.0050

0.00s5
0.0040
0. 0057.
0. 0062
0. 0059
0.0051
0.0066
0.0051
0.0053
0. 0073
0. 0077

0.40
0.40
0.43
0.44
o .47
.48
0.43
0.36
0.43
0 .41
0.44
0 .43
0. 50
0 .48
0 .39
0 .41
0 .36
0.41
0.42
o .46
0.45
0.46
o

0. 39

0.43
0.41
0.42
0.39
0.47
0 .38
0. 37
185

Batas atas

0.66
o.79
0.72
0.70
0.71
0.70
0.72
0.71
0.65
0.65

o.i+
o. ?3

0.76
o.74
0.59
0.68
0.70
0.68
0. 70

0.75
0. 70
0 .58
0. 70

0.77
0.70
0.74
0.70
0.75
o,72
o.72

I

f rl

z

0. s9
0. s5

31
32

0.55

33
34
35
36
37
38
39

0

.53

0.53
0.55
0.61
0.54
0.54
0.61

40
41

o

rrittl

.63

o.47
0.40
o.42
0.40
0.38
o.42
0.42
o-35
0.32
0 .48
0.51

.0032
0.0057
0.0041
0.0044
o.0056
0.0039
0.00s3
0.0092
o.oL22
0

o - 0044

0.0034

0.71
0.71
0.68
o.67
0.68
0 .58
o.79
0.73
CI.77

o.74
o.74

Hasil pengujian beberapa angka bentuk batang
It rata-ratatt alternat'if .

Tabel 3.

Angka leiitut<

I

No.

Kasus

I
2
3

4
5
6

7

I

9

10
11
L2
13
L4

15
16
17
18

19

berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku

berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlakp
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku

tidak berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
tidak berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
tidak berlaku
berlaku
tidak berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
tidak berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
tidak berLaku
berlaku
tidak berlaku
berlaku
tidak berlaku
.. berlaku
tidak berLaku
berlaku
berlaku
berlaku
186

\
ir

I
I

I'
20

2t
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

34
35
35
37
38

39
40

41

berlaku
berl"aku

berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku

berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku

IV.

berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku

KESI!,TPI'LAN DAN SARA}I

Dari hasil pengujian yang dilakukan
simpulan-kesimpulan dan saran berikut :
1.

2.

berlaku
berlaku
tidak berlaku
tidak berlaku
berlaku
tidak berlaku
tidak berlaku
tidak berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
tidak berlaku
tidak berlaku
tidak berlaku
tidak berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku

bisa ditarik ke-

Berdasarkan data yang dihimpun dari 20 lokasi yang
jenis, angka bentuk rata-rata sebesar Q,'7
ini digunakan ternyata terlalu besar; tidak berlaku pada 43,92 dari 41 kasus.

mencakup 2?
yang dewasa

Angka bentuk yang lebih tepat (dapat berlaku untuk semua kasus) adalah sebesar 0,6.
187

3.

I r.t1l
t
Fi-

h:
ts t',

4.

[]';'

:f"

$;t
\;

rnassa
ueskipun cara terbaik untuk mendapatkan dugaan
angka bentegakan yang uepat ialah dengan menggrunakan
jenis
di tiap
(tiap
tuk yang disusun kasus per kasus
juga
yang
l-okasi) atau menggarnakan, tabel volume pohon
itu bisa terwujud
disusun kasus ilt x"tttt, sebelum
untuk mengdigunakan
dapat
0,6
angka bentuk ""L"""t
ganti angka bentuk 0,?'
pohon tiap
untuk mempercepat terwuiudnya tabel volurne
Hak Pengusajenis ai tokasi, anjuran APEI agar parapohon
tiap jehaan Hutan (HPttt',n."i""" tabel volume
dinis di masing-masin] areal kerJanya perlu segera

laksanakan.

5.

oleh para pemegang HPH
Agar tabel volume yang disusun(a)
bisa diterima semua
tersebut lada butir
"lp.tci sebaiknya kegiatan tersebut dikoordinasikan
pihak,
oleh Badan penllitian dan Pengembangan Kehutanan sesuai dengan kedudukan dan fungsinya'

DAFTAR PUSATAKA

Press Binding'
Arruchin, N.P- L97O' Forest Mensutation' Keter
Wiener BinderY Ltd' 'ferusalem'
inventarisatsie van
Ferguson, ,t.H.A. 1955' Efficientie bij de
grote naEuutboscomplexeii fectona I'III : 303 - 311

Kayu perdagangan
Kartasujana, r dan A' Martawijaya' lg7g'Gabungan
Penerbitan
Indonesia, sifat dan kegun""trrty"' dan no' 56 tahun 15'
1973
tahun
Ulang Peng:umuman no'3
Lembaga Penelitian Hasi} Hutan' Bogor'
sementara jenis
Soemarna, K. 19?3. Penyusunan tabel vo1ume
Lembaga Pemeranti (shdrea sp) di Kalimantan Tengah'

nelitian Hutan,

Bogor.

188

\

--1980. Estimation of the stem volume of Shorea species
in tropical forest inventories. procceding of Biotrop Symposium on Mensulational Problems of Forest Inventory in South East Asia. Biotrop Special PubTication No. 19.
dan B.E. Siswanto. 1986a. Tabe1 isi pohon sementara
untuk jenis keruing (Diptetocarpaceae cornutus Dyer)
di KPH Kotabaru, Kalj.mantan Selatan. auLetjn pene.l,jtian Hutan No. 474; 22 - 52.

- dan B.E. Siswanto, 1986b. Tabel isi pohon jenis-jenis Meranti (Shorea spp) di KPII Solok, Sumatera Barat,.
Buletin PeneTitian Hutan No. 483: 31- - 49.
Spurr,S.H., L952. Forest Inventory. The Ronald Pres

Company.

New York.

Wahjono. D. dan K. Soemarna. 1-985. Model pend.ugaan isi pohon
meranti (Shorea sp) di KPII Barito utara, Propinsi Kalimantan Tengah. Bul.etjn Penel.jtian Hutan No. 466 : 7.2
- 45.

189

Lampiran

1. Daftar

nama

lllana perdaganganl

lKasuslRropinsi

f

,t
\t.

l

:li

!it

I

dan rokasi pengumpulan pohon

contoh.

lHo-l

;{,,

jenis

I 1""t,

|

I

lsubutut

; i ;;; i;;r""

; i ;;;;

satam irup"

tlama Eotani

I

ilerah

Gaertm'
loryobatanops arornatica

!:lo'""::::T.::"-::"''
Miq'
iileranti nerah lshorea teprosuta

it'reranti

i;;;;

; i ;;;; it,*"t

; i ;i;; isanetinans
; i ;;;; ir.nl*tn.nn
7 | Riau Inqnsat
8 | Riau Inengat
9 I srmbar lsotok

i t,*.. it",*
r; i ;;
iaatanghari

to

;; i ;i

(Daerah)

it"i"^nn".t

ixeruine
actninata Dver'
l{erah !?:ot"'o""..1:-::'::ll'o'"'.
[Heranti

ilerah
jn"ranti llerah

irleranti

lshorea

lshorea teprosuta t'liq'
lshorea teprosuta l4iq.

I

gibbosa Erandis'
it'teranti Kunins ishot""
isrtot"t sunatrana svm'

iueranti
it'reranti

merah

I
I

!:lo'"" f":11.:1"-::"t'
ttotll'li tlL-

iileranti merah lshorea
iuu'""nii n'"'"t' !:1":*

*:l]i":::-:f:'

eracitis
ixeruins{minvak) lDipterocarpus
t4iq'
teprosura
iMer"anti merah lshorea

Bt'

;; i ;;"ti;;ili
;; i ;;il;;ii"."0.-t
r; i ;;iu".irtn."nn Ineranti merah !:n*": T:"].llll1.,?f';
A'DC'
ieint"ns'" lParastemon urophvttum
,; i ;i;; i;";t;;;
Burckranceorata
,.; i ;il; i;;;il
[Dryobaranops
irupu.
johorensis Foxw'
l!'teranti lshorea
;; i ;;i.", it. i*.
cornutus Dver'
ixeruins [Dipterocarpus
;; i ;;i.;i i*o."*.,
bancanus Kurz'

i xattengisanlarmasin Inaminmerah lGonistytus
Zt i rattengiBarito Utara lt'leranti
l:::::: f:::::::: ::::
;; i ;;i;;;;ia",ito ut.." lt'reranti nerah
l:1"'"::lillllii,ltll.
;; i ;i;";;ia".ito ut".a it'reranti p'rtih
l:lo'"' :":l::::'::^o*''
teprosuta r'tiq'
iraeranti nrerah lshorea
;; i ;i;";;i;;;;
-^t .
Burck'
[Drvobatanops tanceotata
ir"p"'
;; i ;;iilii"fr;;
nl i
----^^h.,otiv'[
stenoctachvs
ioactvtocr,adus
ir.rentibu
:: i i]i;iliil|;;
Foxn'
rs- marah(rarbai)[shorea utiqinosa
utisinosa Foxn.
;; i ;;i;;;;iuuara teHeh tl) lt'rr -^-^hrraahaillshorea
Foxr'r. I
utisinosa
iur rnerahrranbai)istrorea
il i il:ili|".." ,"r* ,r,(l)lueranti
nrerah

zo

I

2e

I

Kattim

luahakam Tensah

;; i ;"i;;; in*il

reniuii 11)iueranti merah

i:*::: :llllilll llil:

l:1"'": ry::::::":"t'
snithiana svm.
ncrah lsno'""
il i [i;;; iffi;; i*n"n rr)in6ranti
rz i rattim iu"r,.k"' rengatr (llineranti merah . i:*::: il:[;;:'.smithiana Svm'

(2)lneranti merah lshorea
rn.rrtif rora
r"nn"r,
],o i
- r2)ixeranti kunins isr,o.". cetebensis Brardis'
in"""k(Danardere)iv"ti"a
55 [ Sutset lHal,iti
nervosa H'J'L'
iKenari/oama-damaisantiria
36 | suttra lxotaka

;; i ;;i;;;

ir"n"*r'

fi:il iffi;

Sym.

Tensah

190

I
I

I
I

I

l-

t,

37
38
39
40
41

Sultra frotaka

tra I xotaka
suttra I rotaka
Sut tra I xo taka
Sul tra I rotaka
Sut

I

I Kenar i/Dama-dama

Jsantiria taevlgata Bl.
loamar
l&athis alba Foxu.
nrerah
lileranti
lShorea koordersii Brandis.
lKenari./Dana-dama

191

View publication stats

patent i nervi rm !l iq.
Haptotobus
cel ebi cus H. J. L.
I

Kenar i /Dama-darna I Canar i un