Rasio Konsentrasi Industri Mobil pada

Page | 1

KATA PENGANTAR
Tulisan makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Teori Ekonomi Mikro, yang
diberikan oleh dosen bapak Dr. Syafri, MS. Tugas diberikan dengan memilih industri
yang mempunyai konsentrasi rasio berdasakan volume penjualan.
Saya lebih memilih menganalisis konsentrasi rasio di industri mobil yang datanya bisa
didapat dari Gaikindo. Menurut saya data itu lebih menarik untuk dibahas karena
menyangkut perkembangan ekonomi Indonesia saat ini.
Saya hanya mengumpulkan, mengolah dengan persamaan rasio konsentrasi, dan
mengalisa data yang diolah, untuk kemudian diambil kesimpulan.
Semoga tulisan dalam malakah ini berguna bagi penulis pribadi dalam mendapatkan
nilai kuliah, dan secara umum mungkin berguna untuk masyarakat.
Jakarta, 7 November 2015
Ade Firman,
Penulis

Page | 2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR


1

DAFTAR ISI

2

BAB I. PENDAHULUAN

3

I.1 LATAR BELAKANG
I.2 MAKSUD DAN TUJUAN
I.3 METODE PENULISAN
BAB II. POKOK PERMASALAHAN

5

BAB III. PEMBAHASAN MASALAH


8

BAB IV PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN

9

DAFTAR PUSTAKA, TABEL, GRAFIK

12

Page | 3

BAB I
PENDAHULUAN
1 LATAR BELAKANG
Pada Juli 2015, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga ada kartel
dalam industri kendaraan di indonesia. Diduga ada praktik persengkongkolan oleh para
pemegang ATPM (agen tunggal pemegang merek) dalam mengendalikan harga dan
distribusi mobil.
Pengusaan pasar oleh sejumlah ATPM atau monopoli bisa membuat konsumen

dirugikan, karena pihak ATPM bisa seenaknya memberlakukan harga tinggi dan tidak
ada mekanisme pasar yang membuat harga bisa sesuai dengan kemampuan beli
masyarakat.
2 MAKSUD DAN TUJUAN
Tulisan ini dibuat untuk maksud memenuhi tugas dari mata kuliah Teori Ekonomi Mikro.
Selian itu tugas ini dibuat untuk mengetahui seberapa jauh rasio kosentrasi pasar yang
dilakukan ATPM dalam industri mobil di Indonesia. Bagaimana sebenarnya struktur
pasar mobil di Indonesia.
3 METODE PENULISAN
Tulisan ini dibuat berdasarkan data dari Gaikindo (Gabungan Industry Kendaraan
Bermotor Indonesia). Data berupa laporan volume penjualan kendaraan berdasarkan
jenis. Data kemudian diolah dengan memilah jenis kendaraan berdasarkan ATPM.
Data yang sudah didapat, diolah lagi dengan rumus rasio kosentrasi pasar.
Konsentrasi pasar adalah, jumlah penjualan mempengaruhi bentuk pasar (pasar
persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, atau monopoli). jumlah
penjual dapat mempengaruhi perilaku, karena jumlah penjual mempengaruhi
ekspektasi perusahaan akan perilaku pesaingnya.
Jumlah penjualan diukur dengan rasio konsentrasi (concentration ratio atau CR). Rasio
konsentrasi menghitung persentase penjualan di pasar dari jumlah absolut beberapa
perusahaan besar yang ada di pasar. Konsentrasi pasar menunjukan pangsa pasar


Page | 4

yang dikuasai oleh beberapa perusahaan terbesar. Konsentrasi pasar menunjukan
seberapa besar pengaruh beberapa perusahaan tersebut terhadap total penjualan
dalam pasar secara keseluruhan.
CR = (PBPT/PSP) x 100%
Dimana:
CR

= Ratio Konsentrasi

PBPT = Volume penjualan beberapa perusahaan industri terbesar (4 –8 Perusahaan
terbesar)
PSP = Volume penjualan seluruh perusahaan dalam industri

TABEL 1. STRUKTUR PASAR BERDASARKAN RASIO KONSENTRASI
Concentration Level

CR4


Indikasi Struktur Pasar

Sangat Tinggi

100,00

Monopoli

Tinggi

100 > CR4 > 80

Highly concentrated-Oligopoli

Medium

80>CR4>50

Oligopoli


Rendah

50>CR4>0

Monopolistic Competition-Oligopoli

Sangat Rendah

0

Pasar Persaingan Sempurna

BAB II

Page | 5

POKOK PERMASALAHAN
Industri mobil di Indonesia sangat tergantung dengan produsen otomotif asal luar
negeri. Indonesia sendiri hingga kini belum mempunyai industry otomotif yang murni

dalam negeri, atau yang mampu memproduksi 100% mobil dari bahan lokal.
Mobil-mobil yang beredar di Indonesia saat ini di impor oleh perusahaan yang biasa
disebut sebagai ATPM (agen tunggal pemegang merek). ATPM ini mempunyai lisensi
atau ijin untuk memasarkan jenis mobil tertentu atas kesepakatan dengan principal.
TABEL 2. Data Volume Penjualan Mobil Indonesia
Tahun 2014
(berdasarkan jenis kendaraan)
Jenis kendaraan
Toyota
Daihatsu
Honda
Suzuki
Mitsubushi
Nissan
Hino
Isuzu
Datsun
Ford
Chevrolet
Mazda

Kia
Mercedez-Benz
BMW
Hyundai
Volkswagen
Tata
UD Trucks
Subaru
Jeep
Lexus
Proton
Mini (cooper)

Penjualan
(unit)
399.119
185.226
159.147
154.923
141.968

33.789
28.493
28.278
20.520
12.008
10.018
9.230
8.936
3.585
2.547
2.287
1.082
914
854
828
810
627
523
510


Share
(%)
33,04
15,33
13,17
12,82
11,75
2,90
2,36
2,34
1,70
0,99
0,83
0,76
0,74
0,30
0,21
0,19
0,09
0,08

0,07
0,07
0,07
0,05
0,04
0,04

Growt
(%)
-8,09
-039
73,94
-5,54
-9,78
-44,71
-16.70
-10,31
0,00
21,21
-35,98
17,88
-26,28
-26,49
3,54
-40,89
-21,42
823,23
-56,54
-31,57
20,72
0,80
-51,93
10,87

ATPM
Astra Internasional
Astra Internasional
Honda Prospect Motor
Indomobil
Kramayudha Tiga Berlian
Indomobil
Indomobil
Astra Internasional
Indomobil
Ford Mobil Indonesia
GM Indonesia
Mazda Motor Indonesia
Kia Motors Corp. Indonesia
Mercedez Benz Indonesia
Astra Internasional
Hyundai Mobil Indonesia
Indomobil
Tata Motor Distribusi Ind.
Astra Internasional
Tan Chong Subaru
Garasindo Inter Global
Astra Internasional
Proton Edar Indonesia
Maxindo

Page | 6

Audi
Renault
Land Rover
Faw
Geely
Dodge
Fiat
Man Truck
Peugeot
Jaguar
Smart
Chrysler
Infiniti
Total

346
324
208
204
193
188
164
65
65
50
27
10
8
1.208.028

0,03
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,01
0,01
0,01
0,00
0,00
0,00
0,00
100

-15,61
532,43
121,28
-52,34
-61,24
28,77
0,00
-41,08
-75,93
-10,71
-71,88
400
-50

Indomobil
Indomobil
Grand Auto Dinamika
Gaya Makmur Indonesia
Geely Mobil Indonesia
Garasindo Inter Global
Garasindo Inter Global
Duta Putera Sumatera
Astra Internasional
Grand Auto Dinamika
Mercedez Benz Indonesia
Garasindo Inter Global
Indomobil

Sumber: Gaikindo

ATPM inilah yang kemudian menguasai pasar otomotif di Indonesia. Jika dilihat,
tidaklah banyak ATPM di Indonesia, karena Indonesia belum mempunyai ketentuan
mengenai batas ATPM. Misalkan ketentuan, satu ATPM hanya boleh mengimpor 1
jenis/merek mobil tertentu. Yang terjadi saat ini, satu ATPM bisa menguasai beberapa
merek mobil.
Ini terlihat dari data penjualan mobil yang dihimpun oleh Gabungan Industri Kendaraan
Bermotor Indonesia (Gaikindo) dalam kurun waktu 2013-2014. Terdapat ATPM besar
yang tidak lagi mengimpor utuh mobil. Namun dengan modal besar, ATPM itu hanya
mengimpor komponen untuk dirakit di Indonesia, atau bahkan hanya mengimpor
beberapa komponen dan sisa komponen dipasok dari dalam negeri untuk kemudian
dirakit di pabrik yang mereka miliki.
Data volume penjualan mobil dari gaikindo menunjukkan, total volume penjualan
selama setahun terakhir mencapai 1,2 juta lebih mobil. Ada beberapa ATPM yang
memegang pemasaran lebih dari satu merek mobil. Dari data volume penjualan itu
didapat besar volume penjualan mobil dari ATPM, jika pemasaran tidak lagi
memperlihatkan merek mobil.

Page | 7

TABEL 3. Data Volume Penjualan Mobil Indonesia
Tahun 2014
(berdasarkan ATPM)
NO
ATPM
Volume Penjualan
1
Astra Internasional
616.716
2
Indomobil
239.485
3
Honda Prospect Motor
159.147
4
Kramayudha Tiga Berlian
141.968
5
Ford Mobil Indonesia
12.008
6
GM Indonesia
10.018
7
Mazda Motor Indonesia
9.230
8
Kia Motors Corp. Indonesia
8.936
9
Mercedez Benz Indonesia
3.585
10
Hyundai Mobil Indonesia
2.287
11
Garasindo Inter Global
1.172
12
Tata Motor Distribusi Ind.
914
13
Tan Chong Subaru
828
14
Proton Edar Indonesia
523
15
Maxindo
510
16
Grand Auto Dinamika
258
17
Gaya Makmur Indonesia
204
18
Geely Mobil Indonesia
193
19
Duta Putera Sumatera
65
20
Mercedez Benz Indonesia
27
Total Unit
1.208.028
Sumber: Gaikindo

Terdapat 20 ATPM yang melakukan penjualan di periode 2013-2014 dengan total
penjualan sebanyak 1,2 juta lebih. Jika diurut dari volume penjualan terbanyak, didapat
6 besar ATPM yang membukukan penjualan di atas 10 ribu unit.
Dan jika di urut berdasarkan 4 ATPM dengan penjualan tertinggi maka ATPM tersebut
antara lain, PT Astra Internasiona, PT Indomobil Sukses Internasional, Honda Prospect
Motor, dan PT Kramayudha Tiga Berlian.

BAB III

Page | 8

PEMBAHASAN MASALAH
Dari data penjualan mobil tahun 2014 yang diolah berdasarkan volume penjualan
ATPM, maka didapat 4 ATPM dengan volume penjualan terbesar. Data penjualan 4
ATPM itu kemudian dimasukkan dalam perhituangan rasio konsentrasi CR4.
TABEL 4. 4 ATPM BESAR
Berdasarkan Volume Penjualan Mobil
Tahun 2013-2014
NO
1
2
3
4

ATPM
Astra Internasional
Indomobil
Honda Prospect Motor
Kramayudha Tiga Berlian
TOTAL UNIT

Rumus Konsentrasi Rasio:

Volume Penjualan
616.716
239.485
159.147
141.968
1.157.316

CR = (PBPT/PSP) x 100%

PBPT = CR4 = 616.716+239.485+159.147+141.968 = 1.157.316
PSP = PSP 20 = 1.208.028
CR4

= 1.157.316/ 1.208.028 = 95, 80%

100 > CR4 > 80 = 100>95,8>80 : Highly concentrated-Oligopoli
Dari hasil pengolahan data di dapat, rasio konsentrasi pada sektor industri otomotif
khususnya mobil sebesar 95,8%. Angka itu mempunyai arti, industri mobil di Indonesia
masuk dalam pasar oligopoly dengan kecenderungan konsentrasi sangat tinggi.

BAB IV

Page | 9

KESIMPULAN DAN SARAN

Setiap perusahaan memiliki pangsa pasarnya sendiri, dan besarnya berkisar antara
0 hingga 100% dari total penjual seluruh pasar. Menurut literature Neo-Klasik
landasan posisi pasar perusahaan adalah pangsa pasar ( Media Ekonomi Vol. 18,
No. 3, Desember 2010) yang diraihnya. Pangsa pasar menjadi pusat perhatian
perusahaan dalam menilai kekuatan pasar.
Berdasarkan analisis data volume penjualan mobil tahun 2014, didapat struktur
pasar untuk industri mobil di Indonesia masuk dalam kategori pasar oligopoli penuh
yang ditandai oleh rasio konsentrasi pasar sebesar 95, 80%.
Konsentrasi industri digunakan untuk menentukan derajat struktur oligopoli yang
terjadi. Pada saat pasar industry lebih terkonsentrasi, secara relatif pasar industri
tersebut dapat menciptakan pendapatan yang lebih besar dan pertumbuhan yang
lebih cepat sehingga hubungan antara rasio konsentrasi dan pertumbuhan
perusahaan adalah positif.
Sebaliknya jika rasio konsentrai turun, pertumbuhan pendapatan cenderung turun.
Akan tetapi tidak berarti bahwa industri-industri yang berkonsentrasi tinggi
mempunyai pertumbuhan pendapatan yang tinggi. Klasifikasi struktur oligopoly
dalam tingkat yang lebih bervariasi tergantung dari tingkat konsentrasi industri.
Struktur oligopoli penuh, yaitu;
 Perusahaan terbesar menguasai 87% dari total pasar atau 8 perusahaan
menguasai 99% pasar industri.
 4 perusahaan menguasai 72% dari total pasar atau delapan perusahaan
memegang peranan 88% pasar industri.
 4 perusahaan terbesar menguasai 61% pasar atau delapan perusahaan terbesar
mempunyai bagian 77% pasar industri.
 4 perusahaan terbesar menguasai 38% pasar atau 8 perusahaan terbesar
mempunyai bagian 45% pasar industri.
 4 perusahaan terbesar menguasai 32% pangsa pasar dari penawaran suatu
barang industri.

Page | 10

Ketika permintaan pasar industry terbatas, kenaikan konsentrasi tidak atau belum
tentu meningkat pertumbuhan pendapatan. Akan tetapi bisa sebaliknya, justru
menurunkan pendapatan.
Secara ekonomi setiap jenis industri mempunyai karakteristik tersendiri karena kondisi
di setiap pasar berbeda. Pada saat pasar industri relative lebih terkonsentrasi atau
terkonsentrasi tinggi, maka pasar atau industri tersebut dapat menciptakan
pendapatan yang lebih besar dibandingkan pada saat industri yang bersangkutan
berkonsentrasi relative lebih rendah. Dan industri yang bersangkutan dapat
menciptakan pertumbuhan pendapatan yang lebih besar pada saat terkonsentrasinya
lebih tinggi.
Perilaku perusahaan dalam pasar merupakan cerminan dari bentuk dan struktur
pasar dimana perusahaan itu beroperasi. Artinya perilaku perusahaan di pasar
adalah kebijaksanaan perusahaan tentang produk atau jasa dan harga dari barang
yang dijual tersebut sebagai akibat dari struktur pasar yang dihadapinya termasuk di
dalamnya adalah kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan produk dan harga
yang dibuat oleh pesaing. (Analisis Struktur, Konsentrasi Dan Efisiensi Pasar
Industri Otomotif Dan Produk Otomotif Di Indonesia Tahun 2007-2009).
Struktur pasar atau industri oligopoli (oligopoly) adalah pasar atau industri yang
terdiri dari hanya sedikit perusahaan, atau produsen yang menghasilkan seluruh
atau sebagian besar total output di pasar. Pasar oligopoli lebih menyerupai pasar
monopoli murni yang dicirikan oleh sejumlah kecil perusahaan-perusahaan besar
yang menghasilkan komoditas homogen.
Oligopoli adalah struktur pasar yang industrinya didominasi oleh sejumlah kecil
perusahaan yang saling bersaing. Setiap perusahaan memiliki kekuatan yang cukup
besar untuk mempengaruhi harga pasar. Perilaku setiap perusahaan akan
mempengaruhi perilaku perusahaan lainya dalam industri. Dalam semua bentuk
pasar, penjual memperhatikan respon pembeli tetapi dalam oligopoli para penjual
juga memperhatikan respon lawan-lawannya.
Seorang oligopolis memperkirakan permintaan juga tergantung pada reaksi apa
yang akan dilakukan lawan-lawannya terhadap perubahan harga yang diambil.

Page | 11

Pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri dari sekelompok kecil perusahaan. Pada
umumnya dalam pasar oligopoly terdapat beberapa perusahaan besar yang memiliki
pangsa pasar (market share) 70% sampai 80%, dan terdapat pula beberapa
perusahaan dengan pangsa pasar yang kecil. Ciri-ciri pasar oligopoli sebagai
berikut: (Media Ekonomi Vol. 18, No. 3, Desember 2010)
 Hanya sedikit perusahaan dalam industri.
 Produk homogen atau terdiferensiasi.
 Kekuasaan menentukan harga ada kalanya lemah dan ada kalanya sangat
tangguh.
 Memungkinkan perusahaan lain untuk masuk pasar, tetapi tidak mudah.
 Kompetisi non harga.
Dengan kondisi industri mobil yang oligopoli penuh, maka dugaan adanya praktik
kartel harga sangat kuat terjadi. Cukup 4 ATPM yang mengusai pasar mobil
berkumpul, maka ATPM bisa menentapkan batasan harga mobil setiap tahun. Setiap
kenaikan harga produk mobil yang dilakukan ATPM, bisa membuat ATPM kecil akan
mengikuti kenaikan harga yang ditetapkan kartel dari 4 ATPM.
Untuk itu, penulis menyarankan agar KPPU melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk
mengatasi oligopoly yang terjadi pada sektor industry mobil di Indonesia. ====

Page | 12

DAFTAR PUSTAKA
 http://www.gaikindo.or.id/gaikindo-data/

 Hand-out Presentasi Materi Kuliah ‘Pengantar Ekonomi Mikro’, Dr. Syafri, MS,
2015
 Microeconomics, Sixth Edition, Robert s. pindyck and Daniel L Rubienfield,
desember 2002.
 Martin, Stephen, (1988). Industrial Economics: Economics Analysis and Public
Policy, Macmillan Publishing Company, New York
 UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat pasal 17(2)
 Analisis Struktur, Konsentrasi Dan Efisiensi Pasar Industri Otomotif Dan Produk
Otomotif Di Indonesia Tahun 2007-2009.
 Media Ekonomi Vol. 18, No. 3, Desember 2010

DAFTAR TABEL





TABEL 1. STRUKTUR PASAR BERDASARKAN RASIO KONSENTRASI
TABEL 2. DATA VOLUME PENJUALAN BERDASARKAN JENIS
TABEL 3. DATA VOLUME PENJUALAN BERDASARKAN ATPM
TABEL 4. 4 ATPM BESAR BERDASARKAN VOLUME PENJUALAN

TUGAS MAKALAH

Page | 13

RASIO KONSENTRASI INDUSTRI MOBIL

NAMA : ADE FIRMAN
NOMOR ABSEN: 001

MAGISTER EKONOMI
UNIVERSITAS TRISAKTI
ANGKATAN XXI, 2015

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22