KATA PENGANTAR - Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar

KATA PENGANTAR

  Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat menyusun makalah ini tepatpada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Bahasa Indonesia

  Yang Baik dan Benar ”

  Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

  Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

  Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

  Banda Aceh, November 2013 Penulis

  DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

i

DAFTAR ISI ..................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

  1 A. Latar Belakang.................................................................................

  1 B. Rumusan masalah............................................................................

  1 BAB II PEMBAHASAN......................................................................................

  2 A. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar...........................................

  2 B. Bahasa Indonesia Baku....................................................................

  3 1. Pengertian.................................................................................

  3 2. Ciri-ciri.....................................................................................

  4 C. Kesalahan Umum Penggunaan Bahasa Indonesia...........................

  5 1. Kesalahan struktur....................................................................

  5 2. Kesalahan diksi.........................................................................

  3. Kesalahan ejaan........................................................................

  9 BAB IIIPENUTUP................................................................................................

  10 Kesimpulan...............................................................................................

  10 DAFTAR PUSTAKA

  11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa indonesia yang digunakan

  untuk berkomunikasi dalam berbagai aspek kehidupan. Namun dalam penerapan masih banyak orang yang jauh dari berbahasa indonesia yang baik dan benar dalam komunikasi sehari-hari.

  Kita sering mendengar ungkapan berbahasa indonesia dengan baik dan benar. Selain itu juga anjuran pakailah bahasa indonesia yang baik dan benar. Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa secara resmi juga menghimbau agar kita berbahasa indonesia dengan baik dan benar. Akan tetapi apakah kita telah mengetahui atau memahami apa yang dimaksud dengan bahasa indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai bagaimana berbahasa indonesia yang baik dan benar.

B. Rumusan masalah

  a. Apakah pengertian bahasa indonesia yang baik dan benar?

  b. Pengertian bahasa indonesia baku?

  c. Apa saja Ciri-ciri ragam bahasa baku?

  d. Apa saja Fungsi bahasa baku?

  e. Apa saja kesalahan umum penggunaan bahasa indonesia?

BAB II PEMBAHASAN A. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Sesungguhnya dalam ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar

  terkandung dua pengertian yang berkaitan satu sama lain. Pengertian pertama berkaitan dengan ungkapan “bahasa Indonesia yang baik”. Sebutan baik atau tepat di sini berkaitan dengan soal keserasian atau kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan situasi pemakai. Pengertian kedua berkaitan dengan istilah “bahasa Indonesia yang benar”. Sebutan benar atau betul di sini berhubungan dengan soal keserasian dengan kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini adalah kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa yang telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada khayalak.

  Dengan penjelasan ini tampak bahwa bahasa yang kita gunakan, agar mengenai sasarannya, tidak selalu beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar dan di warung, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keanehan, keheranan, bahkan kecurigaan. Jadi pada asasnya, kita menggunakan bahasa yang baik, artinya yang tepat tetapi tidak termasuk bahasa yang benar. Sebaliknya, kita mungkin berbahasa yang benar tetapi tidak baik penerapannya karena suasanya mensyaratkan ragam bahasa yang lain.

  Agar lebih jelas mengenai pengertian bahasa yang baik dan benar,sebagai berikut ini contohnya : Contoh 1: Dalam tawar menawar di pasar, seorang pembeli akan cenderung menawar dengan ucapan : “satu kilo berapa?”, “bisa ditawar?”daripada menggunakan kalimat yang panjang seperti : “Berapakah harga satu kilo jeruk?”, “Bolehkah saya menawarnya?.”(Bagaimanakah kira-kira baku (seperti kalimat yang kedua) akan menimbulkan kegelian, keheranan atau kecurigaan. Kalimat tersebut sebagai contoh kalimat yang tidak baik tetapi benar. Contoh 2: Dalam rapat kantor, seorang pejabat fakultas memulai rapat resmi dengan pemakaian bahasa Indonesia seperti kalimat berikut. “Bapak- bapak dan saudara-saudara sekalian, ayo deh, kite mulai aje rapat kali ini, ntar keburu ujan”. Okey you dah pada siap kan?. (Apa jadinya apabila pejabat fakultas memulai acara rapat formal dengan kalimat seperti itu?) tentu saja akan merubah suasana menjadi tidak formal dan berwibawa. Kalimat di atas merupakan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baik dan benar. Karena kalimat yang digunakan tidak memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Contoh 3: Dalam rapat di kantor, seorang pjabat Universitas memulai rapat resmi dengan pemakaian bahasa Indonesia seperti kalimat berikut ini. “Bapak- bapak dan ibu-ibu, acara rapat senat siang ini marilah kita buka bersama-sama dengan membaca basmalah. “Kalimat tersebut benar, karena kalimat yang digunakan memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

B. Bahasa Indonesia Baku

1. Pengertian

  Bahasa Indonesia terdiri atas berbagai ragam, tiap-tiap ragam itu memiliki kekhasan. Akan tetapi, dari berbagai ragam itu masih dapat dikenali dan dimengerti sebagai bahasa Indonesia karena masing-masing memiliki ciri umum yang sama, yang mengacu pada salah satu ragam yang dianggap sebagai patokannya. Ragam yang dianggap sebagai patokan inilah yang dijadikan tolok bandingan bagi pemakaian ragam yang lain. Dengan adanya tolok ini orang dapat mengetahui mana

  

bahasa standar. Dengan demikian, bahasa Indonesia baku merupakan salah satu

  ragam bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai tolok bandingan bagi pemakaian ragam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia baku disebut juga bahasa Indonesia yang formal, yaitu bahasa Indonesia yang dituturkan dalam situasi resmi.

  Secara lebih rinci, ragam bahsa Indonesia baku dipakai dalam situasi berbahasa sebagai berikut:

  1. Untuk komunikasi resmi, seperti dalam upacara-upacara kenegaraan, rapat- rapat dinas, surat-menyurat resmi,dan sebagainya.

  2. Untuk wacana teknis, seperti laporan kegiatan, usulan proyek, lamaran pekerjaan, karya ilmiah,dan sebagainya.

  3. Pembicaraan di depan umum, misalnya pidato, ceramah, khotbah, pengajaran di sekolah,dan sebagainya.

  4. Berbicara dengan orang yang patut dihormati misalnya guru, pejabat pemerintahan, atasan, atau orang yang belum atau baru saja dikenal.

2. Ciri-ciri

  Ragam bahasa baku atau standar memiliki tiga ciri yaitu :

  1. Kemantapan dinamis Bahwa bahasa baku haruslah memiliki kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiao saat,jadi kaidah-kaidah haruslah konsisten.

  2. Kecendekiaan Bahwa perwujudannya dalam kalimat, paragraph, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.

  3. Keseragaman Bahwa bahasa baku mempraanggapkan, adanya keseragaman kaidah.Akan tetapi, perlu diingat bahwa yang terjadi adalah penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman ragam/variasi bahasa. b. Fungsi Selain memiliki ciri-ciri, bahasa baku atau standar memiliki berbagai fungsi.

  Fungsi yang dimaksud ada empat yaitu:

  a. Fungsi pemersatu,

  b. Fungsi pemberian kekhasan,

  c. Fungsi pembawa kewibawaan, dan d. Fungsi sebagai kerangka acuan.

C. Kesalahan Umum Penggunaan Bahasa Indonesia

  Pembentukan kata, kelompok kata, dan kalimat bahasa baku selalu mengikuti kaidah tata bahasa dari bahasa yang bersangkutan. Jadi, bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia.Pemilihan kata dalam rangka penyusunan kalimat baku dilakukan secara cermat agar informasi yang hendak disampaikan dapat diterima secara baik oleh pembaca atau mantra bicara.

  Karangan ilmiah, laporan kerja, surat lamran atau sejenis komunikasi lain, seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan tulisan itu dapat diterima oleh siapapun dan benar artinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah dibakukan. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal, salah pengertian, maupun salah tindakan. Untuk membuat atau menyusun kalimat dengan baik dan benar tidaklah mudah. Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, ditemukan berbagai kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh para pemakai bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimat dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan-kesalahan itu menurut Widjono (2005:153) dapat dirinci sebagai berikut:

1. Kesalahan struktur a. Kalimat aktif tanpa subjek.

  • Contoh: Menurut ahli hokum menyatakan bahwa krisis ekonomi di

  Ahli hukum menyatakan bahwa krisis ekonomi di - Indonesia segera berahkhir jika hokum ditegakkan. (benar)

  b. Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berubah fungsi menjadi keterangan.

  • Contoh : Di Pekalongan memiliki pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. (salah) Di Pekalongan terdapat pusat perdagangan batik terbesar - di Indonesia. (benar)

  c. Tanpa unsur predikat menempatkan kata yang di depan predikat, dengan kata ini predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek.

  • Contoh: Dokter yang bekerja di rumah sakit. (salah)

  Dokter bekerja di rumah sakit. (benar) -

  d. Menempatkan kata depan di depan objek, seharusnya kata kerja transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan.

  Contoh : - Mereka mendiskusikan tentang keselamatan di jalan.

  (salah) Mereka mendiskusikan keselamatan di jalan. (benar) - e. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat.

  Ia rajin. Sehingga selalu mendapat juara kelas. (salah) - Contoh: Ia rajin belajar sehingga selalu mendapat juara kelas. - (benar) f. Berupa anak kalimat atau klausa, atau penggabungan anak kalimat.

  • Contoh: Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras.

  (salah) Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja karas. (benar) - g. Salah urutan.

  Contoh: - Majalah itu saya baca. (salah)

  • Saya sudah membaca majalah itu. (benar)

2. Kesalahan diksi

  a. Diksi kalimat salah jika : 1) Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frasa: agar- supaya,adalah -merupakam, bagi- untuk, demi- untuk, naik- ke atas, turun- ke bawah, dan lain-lain. Contoh : - Ia selalu minum obat agar supaya penyakit yang sedang diderita sembuh. (salah)

  • Ia selalu minum obat supaya penyakit yang sedang diderita sembuh. (benar)

  2) Menggunakan kata Tanya yang tidak menanyakan sesuatu: di mana, yang mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.

  Contoh: - Desa di mana kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (salah)

  • Desa tempat kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (benar)

  3) Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan: tidak hanya

  tetapi seharusnya tidak tetapi atau tidak hanyatetapi juga, bukan hanyatetapi juga seharusnya bukan hanyamelaikan juga.

  Contoh: - Ia tidak hanya cantik melainkan juga sopan santun.

  (salah)

  • Ia tidak hanya cantik tetapi juga sopan santun. (benar) 4) Menggunakan kata berpasangan (verba berpreposis) secara idiomatic yang tidak sesuai. Misalnya:
Benar Salah Bergantung kepada/pada Tergantung dari

  Tergantung dari pada Bergantung dari

  Berbeda dengan Berbeda dari/ daripada Disebabkan oleh Disebabkan karena Hormat akan/kepada/terhadap Hormat atas/sama Berdasar pada/kepada Berdasarkan atas/pada kepada

  (berdasarkan) Terdiri atas (dari) terdiri Sesuai dengan sesuai

  Contoh: Model pakaian itu sesuai bagi minat orang tersebut. - (salah) Model pakaian itu sesuai dengan minat orang tersebuat. - (benar)

  5) Penempatan numeralia distrubituf Kata setiap, tiap-tiap, dan masing-masing termasuk numeralia distributif.

  Kata setiap atau tiap-tiap memiliki arti yang sangat mirip dengan kata

  masing-masing. Perbedaannya adalah kata masing-masing berdiri sendiri

  tanpa nomina, sedangkan kata setiap dan tiap-tiap tidak bisa berdiri sendiri tanpa nomina.

  • Contoh: Masing-masing mahasiswa dianjurkan memiliki buku ajar.

  (salah)

  Setiap mahasiswa dianjurkanmemiliki buku ajar. (benar) - b. Pilihan kata yang mengekspresikan data secara subjektif, misalnya:

  menurut pendapat saya… sebaiknya menggunakan data menunjukkan bahwa… penelitian membuktikan bahwa…, pengalaman membuktikan bahwa… c. Menggunakan kata yang tidak jelas maknanya.

  d. Diksi tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi.

  e. Penolakan dan pembuktian tanpa makna yang pasti (eksak).

3. Kesalahan ejaan

  Kesalahan ejaan berpengaruh terhadap kalimat efektif, bukan hanya memperkecil kualitas kalimat melainkan juga dapat mengakibatkan kesalahan kalimat. Oleh karena itu, penggunaan ejaan perlu diperhatikan dalam keseluruhan penulisan (lebih lanjut lihat Buku Ejaan Yang Disempurnakan). Jenis kesalahan ejaan:

  1. Penggunaan huruf capital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal,

  2. Pemenggalan kata,

  3. Penulisan kata baku,

  4. Penulisan unsure serapan

  5. Penulisan kata asing tidak dicetak miring,

  6. Penggunaan tanda baca: titik, koma, tanda petik, titik dua, titik koma, tanda petik satu(‘…’), tanda penyngkatan (‘…), dan lain-lain

  7. Penulisan kalimat atau paragarf: induk kalimat dan anak kalimat,kutipan langsung, kutipan tidak langsung,

  8. Penulisan keterangan tambahan, penulisan aposisi

  9. Penulisan judul buku, judul makalah, skripsi, disertasi, tesis, surat kabar, majalah, jurnal,

  10. Penulisan judul bab, subbab, bagian, subbagian, 11. Penulisan: daftar pustaka dalam teks, catatan kaki, dan bibliografi.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Dalam urainan diatas dapat dismpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan

  benar adalah bahasa Indonesia yang dalam penggunaan nya sesuai dengan kaidah tata bahasa.Kaidah bahasa yaitu kaidah bahasa Indonesia baku atau yang danggap baku. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia dianjurkan menggunakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam situasi resmi maupun kehidupan sehari-hari.Namun masih minim nya pengetahuan tentang bagaiman bahsa Indonesia yang baik dan benar,sehingga masih banyak yang tidak menggunakan nya secara tidak tepat.

DAFTAR PUSTAKA

  Ening Herniti dkk.2005.Bahasa Indonesia.Yogyakarta:Pokja Akademik UIN sunan kalijaga Yogyakarta. Bellwood, Peter. 2000. Pra Sejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. Mahsun, M.S. Dr. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Wijaya, Dra. Marlina. 1997. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24