Buku Highway Traffic Analysis and

Bahan-bahan Kuliah Teknik Lalulintas
Slide Power Point: dapat di download
d i website
dari
b it
www.munawar.staff.ugm.ac.id
z

Lectures
z

Traffic Engineering

Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997
p diunduh:
dapat
http://192.168.101.14/download/bahan_kuliah/MKJI

Buku Highway
g
y Traffic Analysis

y
and
Design dari Salter and Hounsell

Teknik Lalulintas
Dikenal sejak lama, baru dikembangkan
tahun ’50-an
Sejak jaman Romawi: aturan kereta berkuda
masuk kota pada malam hari
Sesudah timbul kemacetan – ilmu teknik
l l li
lalulintas
makin
ki b
berkembang
k b
Perkembangan: penggunaan lampu lalulintas
sebagai pengatur simpang
Koordinasi lampu lalulintas:ATCS (Area
Traffic Control System)


Istilah-istilah
Istilah istilah dalam bidang
Teknik Lalulintas
Lalulintas Harian Rata-rata
Volume Jam Perencanaan
Satuan Mobil Penumpang
Kapasitas
p
Arus lalulintas
Waktu antara (headway)
Kecepatan
Kerapatan

LHR dan VJP
LHR: Lalulintas Harian Rata-rata:
lalulintas selama 24 jam pada hari
normal (kendaraan/hari)
VJP: Volume jam perencanaan: volume
jam puncak pada hari normal

(kend/jam)
VJP =k % x LHR
z

nilai k: sekitar 10 – 11 %

Satuan Mobil Penumpang
Ekivalensi kendaraan dengan mobil
p
penumpang.
p g
Tergantung
besar kendaraan
z kecepatan kendaraan
z

Semakin besar: semakin tinggi
Semakin cepat: semakin rendah

Kapasitas Jalan

Kapasitas: arus lalulintas maksimum
yyang
g dapat
p lewat p
pada waktu tertentu,,
dengan kondisi yang ditetapkan
Kapasitas praktis:
arus lalulintas yang masih memberikan
kecepatan yang dapat diterima
diterima, atau
z arus lalulintas maksimum dengan batas
kenyamanan
e ya a a te
tertentu
te tu
z

Tingkat pelayanan
tingkat pelayanan ditentukan oleh:
perbandingan antara arus dengan

kapasitas
z kecepatan rata-rata
z

untuk daerah perkotaan diambil pada
jam sibuk (jam puncak)

American HCM
Tingkat pelayanan:
z
z
z
z
z
z

A: kendaraan bebas menentukan kecepatannya
B: sedikit hambatan
C: kondisi stabil, kebebasan manuver terbatas
D: arus tidak stabil, kadang harus memperlambat

E: sangat tidak stabil, kadang macet
F: Macet

Waktu antara (headway)
selang waktu kedatangan antara dua
yang
g berurutan
kendaraan y
1

t = t1

1

2

t = t2

2


Arus lalulintas
Jumlah kendaraan per satuan waktu
Satuan
kendaraan/hari, kendaraan/jam,
kendaraan/detik
z satuan mobil penumpang/hari, smp/jam,
smp/detik
z Dapat dihitung dari pengamatan di
lapangan
p g p
pada suatu titik p
pengamatan
g
z

Hubungan arus lalulintas dan
waktu antara
q = arus lalulintas (kendaraan/detik)
h = headway(detik)
H b

Hubungan:
q = 1/h

Kerapatan (density)
Jumlah kendaraan per satuan panjang
j
jalan
Satuan: kendaraan/km.
Dapat dilihat dari:
foto udara
z hubungan
h b
antara
t
arus llalulintas
l li t –
kecepatan - kerapatan
z

Q–V-D

Q = arus lalulintas (kendaraan/jam)
V = kecepatan (km/jam)
D = kerapatan (kendaraan/km)
Hubungan:
D = Q/V

Greenshields(1934)
V = (-Vf/Dj).D + Vf
Vf

Vf = free flow speed
Dj = jam density
kerapatan max.

V

D

Dj


Hubungan D dan Q menurut
Grienshields
Qmax

Q

⎛ Vf ⎞ 2
Q =Vf .D − ⎜⎜ ⎟⎟ D
⎝ Dj ⎠

slope = V

D

Dj

Hubungan Q dan V menurut
Grienshields
⎛ Dj ⎞ 2
Q = Dj .V − ⎜⎜ ⎟⎟V

⎝ Vf ⎠

Vf

V

Q

Qmax

V

D

Dj

V = C ln(Dj/D)

Greenberg (1959)

Pengukuran kecepatan
spot speed: radar speed meter
space mean speed:
d rata-rata
t
t waktu
kt
tempuh pada jarak tertentu, misal pada
j k 100 meter.
jarak
t

v

distribusi normal

Vrata-rata

v

Vrata-rata

distribusi log normal

Distribusi kecepatan

Kecepatan kendaraan
spot speed (kecepatan sesaat):
p
p
pada saat tersebut ((dapat
p
kecepatan
dilihat dari kecepatan speedometer)
space mean speed (kecepatan rata-rata
rata rata
ruang): kecepatan rata-rata pada suatu
ruas tertentu

Penentuan kecepatan dengan
pengamat yang bergerak (moving
car observer))
Cara sederhana dengan Floating
j
sepanjang
p j g
vehicle: kendaraan berjalan
ruas jalan, dengan kecepatan mengikuti
p
rata-rata
kecepatan
Cara yang lebih teliti: dengan koreksi
kendaraan yang menyiap dan disiap

Cara Hitungan Moving Car
Observer
Pengamat berjalan searah dan
g arus lalulintas
berlawanan arah dengan
yang diamati
Diamati kendaraan yang
disiap
menyiap
i
berjalan berlawanan arah

Rumus MCO
Q= ((x + y) / (t
( a + tw )
t = tw – (y/Q)
dengan:
Q = arus lalulintas (kendaraan/menit)
t = waktu tempuh rata-rata (menit)
x= jumlah kendaraan yang bertemu pengamat
y = jumlah kendaraan menyiap pengamat dikurangi
yang
y
g disiap
p oleh p
pengamat
g
ta = waktu perjalanan melawan arus (menit)
tw = waktu perjalanan searah arus (menit)

Contoh hitungan MCO
Pengamatan kecepatan dan arus
lalulintas di suatu ruas jjalan dilakukan
dengan metoda pengamat yang
g
Ruas jjalan yyang
g diamati
bergerak.
tersebut membujur dari Barat ke Timur,
g jjarak 1,6
, km. Pengamatan
g
dengan
dilakukan dengan melakukan
perjalanan
p
j
bolak-balik 6 kali.

Pengamatan dari Barat ke Timur
Waktu
awal

Waktu
perjalanan
(menit)

9.20
9.30
9 40
9.40
9.50
10.00
10.10

2,51
2,58
2 36
2,36
3,00
2,42
2,50

Jumlah
kendaraan
bertemu
42
45
47
51
53
53

Jumlah
kendaraan
menyiap
1
2
2
2
0
0

Jumlah
kendaraan
disiap
0
0
1
1
0
1

Pengamatan dari Timur ke Barat
Waktu
awal

Waktu
perjalanan
(menit)

9.25
9 35
9.35
9.45
9.55
10.06
10.15

2,49
2 36
2,36
2,73
2,41
2,80
2,48

Jumlah
kendaraan
bertemu
34
38
41
31
35
38

Jumlah
kendaraan
menyiap
2
2
0
1
0
0

Jumlah
kendaraan
disiap
0
1
0
0
1
1

Tinjauan arus dari Barat ke Timur
Waktu
awal
(1)
9.20
9.25
9 30
9.30
9.35
9.40
9.45
9.50
9.55
10.00
10.06
10.10
10.15

Arus relatif
searah
pengamat
(2)

Arus relatif
berlawanan
arah
(3)

ta
(menit)

tw
(menit)

(4)

(5)

1

Q(kend/
menit)
(6)

t (menit) V
(km/j)
(7)

(8)

2,51
34

2,49

2

7,0

2,37

41

8,1

2,33

41

2 58
2,58
38

2,36

Tinjauan makroskopis
Tinjauan yang sudah dibicarakan tsb.:
tinjauan secara makroskopis: tinjauan arus
secara keseluruhan, seperti aliran air
Persyaratan:
z
z

z

arus kontinu (juga disebut teori kontinyuitas)
pada ruas yang ditinjau, tidak ada perpotongan
dengan ruas jalan yang lain
hambatan samping relatif kecil

Tinjauan mikroskopis
diagram fundamental: meninjau arus
lalulintas seperti arus air yang kontinyu (teori
kontinyuitas) – tinjauan makroskopis
kelemahan: arus lalulintas bersifat stochastic,
probabilistic
b bili i
cara lain: meninjau arus lalulintas dengan
mengamati
ti pergerakan
k d
darii masing-masing
i
i
kendaraan, disebut tinjauan mikroskopis

Tinjauan mikroskopis
Perlu ditinjau pergerakan kendaraan satupersatu
P d masa lalu:
Pada
l l sulit
lit dilakukan
dil k k kkarena
memerlukan analisis yang rumit. Dipermudah
saat ini karena perkembangan ilmu komputer
yang sangat pesat
Model-model yang digunakan:model simulasi
Rumus-rumus sederhana, hanya didasarkan
pada mekanika dinamika

Tinjauan kapasitas secara empiris
Melakukan survai di pelbagai kota
Dicari korelasi kapasitas dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi:
hi
z

Geometrik jalan:
z
z

z
z

lebar jalan
lebar bahu/trotoar

Gangguan jalan
K kt i tik pengemudi
Karakteristik
di

Cara empiris di Indonesia: metoda Manual
Kapasitas Jalan Indonesia 1997

Kapasitas jalan menurut MKJI
1997 untuk jalan perkotaan
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
dengan:
C = kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw
=
faktor lebar jalan
FCsp
=
faktor penyesuaian kapasitas untuk
pemisahan arah
p g
Fsf
=
faktor hambatan samping
Fcs
=
faktor ukuran kota

Kapasitas dasar
Kapasitas dasar:
Empat lajur terbagi atau jalan satu arah:
1650 smp/jam perlajur
z Empat
p lajur
j tak terbagi:
g 1500 smp/jam
pj
perlajur
z Dua lajur
j tak terbagi:
g 2900 smp/jam
j
total
dua arah
z

Faktor lebar jalan
Faktor penyesuaian lebar jalur lalulintas
Lebar standar: 3,50 meter/lajur
Jika lebih kecil dari 3
3,50
50 meter/lajur:
kapasitas berkurang
JIk llebih
JIka
bih b
besar d
darii 3
3,50
50 meter/lajur:
t /l j
kapasitas bertambah

Faktor penyesuaian kapasitas
untuk pemisahan arah
Khusus untuk jalan tak terbagi
Kalau arus lalulintas untuk masingmasing
masing arah sama: faktor = 1
Kalau tidak sama: kapasitas berkurang

Faktor penyesuaian kapasitas
untuk hambatan samping
Hambatan samping:
VL = very low
z L = low
z M = medium
z H = high
z VH = very high
z

Juga tergantung: lebar bahu/kereb

Faktor ukuran kota
Mempengaruhi agresivitas pengemudi
Semakin besar kota – semakin agresif –
semakin tinggi kapasitas
Kota: wilayah perkotaan, bukan batas
administratif
d i i t tif perkotaan
k t

Indikator kinerja ruas jalan
Volume/Kapasitas (Q/C)
Kecepatan (v)
Q tinggi
ti
i – v rendah
d h
Q rendah – v tinggi
Kalau Q rendah – v rendah: ada
hambatan samping
p g tinggi.
gg

Perencanaan Jalan Perkotaan dg
MKJI 1997
Jalan belum ada
Hanya ada perkiraan arus lalulintas
harian rata-rata tahunan pada saat jalan
dibuka
Tidak diketahui komposisi lalulintas
H
Hanya
dik
diketahui
t h i rencana geometri
tid
dan
tipe jalan

Perencanaan Jalan Perkotaan
Hitung arus jam sibuk = k x LHRT
Nilai k standar = 0,09 (9 %)

Masukkan komposisi lalulintas standar:
Ukuran kota
%LV
%HV
%MC
mp
kb
sm
< 0,1 juta
45
10
45
0,1-0,5 jt
45
10
45
0,5 – 1 jt
53
9
38
1-3 juta
60
8
32
>3 juta
69
7
24

Jalan Luar Kota
Jenis kendaraan
z
z
z
z

Mobil penumpang
Kendaraan Berat Menengah
Truk Besar (truk 3 gandar)
Bus besar (3 gandar)

Tipe alinyemen
z
z
z

Datar
D
t
Bukit
Gunung

Analisis Kapasitas Jalan Luar Kota
C = Co x FCw x FCsp x FCsf (smp/jam)
C = kapasitas (smp/jam)
p
dasar ((smp/jam)
pj )
Co = kapasitas
FCw = faktor penyesuaian lebar jalan
FCsp = faktor penyesuaian pemisah arah
FCsf = faktor penyesuaian klas hambatan
sa p g
samping

Kapasitas dasar
Tergantung:
Geometrik (2/ 4 lajur
lajur, satu/dua arah
arah,
ada/tidak ada divider)
Kelandaian jalan:
Datar
z Bukit
B kit
z Gunung
z

Faktor hambatan samping
Sangat rendah: pedesaan, dengan pertanian
dan belum berkembang
Rendah: pedesaan,
pedesaan dengan beberapa
bangunan dan kegiatan di samping jalan
Sedang: kampung, dengan kegiatan
pemukiman
ki
Tinggi: kampung, dengan beberapa kegiatan
pasar
Sangat tinggi: hampir perkotaan, banyak
kegiatan pasar/perniagaan

Kecepatan arus bebas
FV = (Fvo + FVw) X FFVsf x FFVrc
FV = kecepatan arus bebas (km/jam)
p
arus bebas dasar ((km/jam)
j )
FVo = kecepatan
FVw = faktor koreksi lebar jalan
FFVsf = faktor koreksi hambatan samping
FFVrc = faktor penyesuaian akibat kelas fungsi
jalan
ja
a da
dan tata
a a gu
guna
a lahan
a a

Kelas fungsi jalan dan tataguna lahan
Kelas fungsi jalan:
Arteri
z Kolektor
z Lokal
z

Tataguna lahan, pengembangan
samping jalan: 0
0, 25
25, 50
50, 75
75, 100 %

Perencanaan jalan luar kota
Jalan baru
Tidak diketahui arus lalulintas secara
tepat
Tidak diketahui komposisi arus lalulintas
secara tepat

Perencanaan jalan luar kota
Diperkirakan besar LHRT (Lalulintas harian rata-rata
tahunan)
Volume jam sibuk/jam rencana = k x LHRT
LHRT, dengan
nilai k standar = 0,11
Pemisahan arah dianggap 50/50
Komposisi arus lalulintas standar:
z
z
z
z
z

MP 57 %
Kend berat menengah 23 %
Bus besar 7 %
Truk besar 4 %
Sepeda
p
motor 9 %

Jalan Bebas Hambatan
Faktor faktor koreksi hampir sama
Faktor-faktor
dengan jalan luar kota, hanya tidak ada
koreksi faktor hambatan samping
Umumnya dengan divider, sehingga
faktor pemisah arah = 1

Perencanaan jalan bebas
hambatan
Untuk jalan baru
Ketentuan-ketentuan sama dengan jalan luar
k t kkecualili kkomposisi
kota,
i i llalulintas
l li t (tid
(tidak
k ada
d
sepeda motor).
Komposisi lalulintas standar:
z
z
z
z

Mobil penumpang 63 %
Kendaraan berat menengah
g 25 %
Kendaraan/bus berat 8 %
Truk besar 4 %

Pe m ba gia n Ja la n
M
Menurut
t wewenang pem binaan
bi
at au st at us






Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan

Nasional: di t ingkat nasional
Provinsi: di t ingkat provinsi
Kabupat en/ kot a: di t ingkat kab./ kot a
desa: di t ingkat desa
lingkungan: lingkungan ybs.

Peranan j alan m enurut fungsinya
SK Ment eri Kim praswil
p
No. 375/ KPTS/ M/ 2004

• Jalan Art eri
• Jalan
J l
K
Kolekt
l k or
• Jalan Lokal

Pe r a n a n Ja la n M e n u r u t Fu n gsin ya
FUN GSI

PERAN AN JALAN
ARTERI

KOLEKTOR

LOKAL

Akt ivit as ut am a

1.Pergerakan cepat
2.Perj alanan j auh
3.Tidak ada pej alan
k ki & akses
kaki
k
langsung
l

1.Perj alanan j arak
sedang
2.Menuj u ke j aringan
prim
i er
3.Pelayanan angkut an
um um
4.Lalulint as m enerus
m em p
perhat
a ikan
a kondisi
o ds
lingkungan sekit ar

1.Pergerakan kendaraan
dekat awal/ akhir
perj alanan
2 t em patt h
2.t
hentt i angkut
k t an
um um .

Pergerakan
pej alan kaki

Tidak ada, kecuali
diberi pem isah secara
vert ikal

akt ivit as pej alan kaki
dibat asi dengan
m em pert im bangkan
aspek keselam at an.

Penyeberangan dikont rol
dengan kanalisasi ( zebra
cross)

Akt ivit as
kendaraan
berat angkut an
barang

Sesuai unt uk sem ua
kendaraan berat ,
khususnya perj alanan
m enerus

Perj alanan m enerus
dim inim alkan

Perj alanan m enerus
dim inim alkan.

Akses
kendaraan ke
individual
pem ilikan
ilik
( t att a
guna lahan)

Tidak ada, dipisahkan
dari j aringan unt uk
kepent ingan lalint as
i
l/ regional
i
l
nasional/

Tidak ada, t erpisah dari
pusat kegiat an ut am a.

Beberapa m enuj u ke
pusat kegiat an yang
pent ing.

Pe r a n a n Ja la n M e n u r u t Fu n gsin ya

FUN GSI

PERAN AN JALAN
ARTERI

KOLEKTOR

LOKAL

Pergerakan
lalulint as lokal

Sangat kecil,
pengat uran j arak
persim pangan akan
m em bat asi
pergerakan lokal

1.Beberapa, hanya
beberapa lokasi yang
dilayani
dilayani,
2.Pengat uran j arak
persim pangan.

Akt ivit as ut am a

Pergerakan
lalulint as
m enerus

Fungsi ut am a unt uk
lalulint as j arak j auh

Fungsi ut am a unt uk
lalulint as j arak sedang

Tidak ada

Kecepat an
kendaraan/ bat as
kecepat an

Lebih dari 65
km / j am , t ergant ung
pada geom et rik
j alan.

1.Berkisar ant ara 45–
65 km / j am .
2.Ada pengurangan
kecepat an pada
daerah padat .

1.Dibat asi m aksim um
45 km / j am .
2.Pengurangan
kecepat an dengan
pengat uran layout j alan.

Jalan Nasional
Yang
g termasuk kelompok
p jjalan Nasional
adalah jalan arteri primer, jalan kolektor
primer yang menghubungkan antar ibukota
provinsi,
i i d
dan jjalan
l llain
i yang mempunyaii nilai
il i
strategis terhadap kepentingan nasional.
P
Penetapan
t
status
t t suatu
t jalan
j l sebagai
b
i jalan
j l
Nasional dilakukan dengan Keputusan
Menteri.
Menteri

• Ja la n Pr ovin si
Yang termasuk kelompok jalan Provinsi:
1. Jalan kolektor primer yang menghubungkan Ibukota Provinsi
dengan Ibukota Kabupaten/Kota.
2. Jalan kolektor primer yang menghubungkan antar Ibukota
K b
Kabupaten/Kota.
t /K t
3. Jalan lain yang mempunyai kepentingan strategis terhadap
kepentingan provinsi.
4. Jalan dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang tidak
termasuk jalan nasional.
Penetapan status suatu jalan sebagai jalan Provinsi dilakukan
dengan Keputusan Menteri dalam Negeri atas usul Pemerintah
Provinsi yyangg bersangkutan,
g
, dengan
g memperhatikan
p
p
pendapat
p
Menteri.

• Jalan Kabupaten/kota
Y
Yang
ttermasuk
k kkelompok
l
k jalan
j l kabupaten
k b t adalah:
d l h
1. Jalan kolektor p
primer yang
y g tidak termasuk jalan
j
nasional dan jalan provinsi
p
2. Jalan lokal primer
3. Jalan sekunder dan jalan lain yang tidak termasuk
p jalan
j
nasional dan jjalan provinsi.
p
dalam kelompok
Penetapan status suatu jalan sebagai jalan kabupaten
dilakukan dengan Keputusan Gubernur,
Gubernur atas usul
Pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan.

Jalan desa
jjalan
l umum yang menghubungkan
h b k kawasan
k
dan/atau antar pemukiman di dalam desa,
serta jalan lingkungan

Peran jalan menurut fungsinya
Di bawah jalan lokal, ada lagi:
jalan lingkungan: jalan umum yang
berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak
dekat, dan kecepatan rata-rata rendah

Pe r a n a n Ja la n M e n u r u t Fu n gsin ya

FUN GSI

PERAN AN JALAN
ARTERI

KOLEKTOR

LOKAL

Pergerakan
lalulint as lokal

Sangat kecil,
pengat uran j arak
persim pangan akan
m em bat asi
pergerakan lokal

1.Beberapa, hanya
beberapa lokasi yang
dilayani
dilayani,
2.Pengat uran j arak
persim pangan.

Akt ivit as ut am a

Pergerakan
lalulint as
m enerus

Fungsi ut am a unt uk
lalulint as j arak j auh

Fungsi ut am a unt uk
lalulint as j arak sedang

Tidak ada

Kecepat an
kendaraan/ bat as
kecepat an

Lebih dari 65
km / j am , t ergant ung
pada geom et rik
j alan.

1.Berkisar ant ara 45–
65 km / j am .
2.Ada pengurangan
kecepat an pada
daerah padat .

1.Dibat asi m aksim um
45 km / j am .
2.Pengurangan
kecepat an dengan
pengat uran layout j alan.

Ke p. M e n h u b 1 4 / 2 0 0 6
Tin gk a t pe la ya n a n ya n g diin gin k a n pa da
r u a s j a la n sist e m j a r in ga
g n j a la n pr
p im e r
a. j alan art eri prim er, m inim al B;
b. j alan kolekt or prim er, m inim al B;
c. j alan lokal prim er, m inim al C;
d. j alan t ol, m inim al B.
Tin gk a t pe la ya n a n ya n g diin gin k a n pa da
r u a s j a la n sist e m j a r in ga n j a la n se k u n de r
a. j alan art eri sekunder, m inim al C;
b. j alan kolekt or sekunder, m inim al C;
c. j alan lokal sekunder, m inim al D;
d. j alan lingkungan, m inim al D.

Tingkat pelayanan pada ruas j alan diklasifikasikan at as:
a. t ingkat pelayanan A, dengan kondisi:
1) arus bebas dengan volum e lalu lint as rendah dan kecepat an
t inggi;
gg ;
2) kepadat an lalu lint as sangat rendah dengan kecepat an yang dapat
dikendalikan oleh pengem udi berdasarkan bat asan kecepat an
m aksim um / m inim um dan kondisi fisik j alan;
3) pengem udi dapat m em pert ahankan kecepat an yang diinginkannya
t anpa at au dengan sedikit t undaan.
b. t ingkat
b
i k t pelayanan
l
B,
B dengan
d
kondisi:
k di i
1) arus st abil dengan volum e lalu lint as sedang dan kecepat an
m ulai dibat asi oleh kondisi lalu lint as;
2) kepadat an lalu lint as rendah ham bat an int ernal lalu lint as
belum m em pengaruhi kecepat an;
3) pengem udi m asih punya cukup kebebasan unt uk m em ilih
kecepat annya dan laj ur j alan yang digunakan.
digunakan

c. t ingkat pelayanan C, dengan kondisi:
1) arus st abil t et api kecepat an dan pergerakan kendaraan
dikendalikan oleh volum e lalu lint as yang lebih t inggi;
2) kepadat an lalu lint as sedang karena ham bat an int ernal lalu
li as m eningkat
lint
i k ;
3) pengem udi m em iliki ket erbat asan unt uk m em ilih kecepat an,
pindah laj ur at au m endahului.
d. t ingkat pelayanan D, dengan kondisi:
1) arus m endekat i t idak st abil dengan volum e lalu lint as t inggi
dan kecepat an m asih dit olerir nam un sangat t erpengaruh oleh
perubahan kondisi arus;
2) kepadat an lalu lint as sedang nam un flukt uasi volum e lalu lint as
dan ham bat an t em p
porer dapat
p m enyebabkan
y
penurunan
p
kecepat an yang besar;
3) pengem udi m em iliki kebebasan yang sangat t erbat as dalam
m enj alankan kendaraan, kenyam anan rendah, t et api kondisi ini
m asih dapat dit olerir unt uk wakt u yang singkat .

e. t ingkat pelayanan E, dengan
kondisi:
1) arus lebih rendah daripada t ingkat
pelayanan D dengan volum e lalu
lint as m endekat i kapasit as j alan dan
kecepat an sangat rendah;
2) kepadat an lalu lint as t inggi karena
ham bat an int ernal lalu lint as t inggi;

Status dan fungsi
jaringan jalan di DIY

Pe t a Ja r in ga n Ja la n pr ovin si D I Y

Pe t a Ja r in ga n Ja la n pe r k ot a a n Yogya k a r t a

Soal
Pada suatu arus lalulintas di suatu ruas jalan, 55 %
kendaraan berjalan dengan kecepatan 50 km/jam
km/jam, 35 %
dengan kecepatan 40 km/jam dan 10 % dengan
kecepatan 30 km/jam. Seorang pengamat mengendarai
mobil sepanjang ruas jalan tersebut (sepanjang 5 km)
km),
searah dengan arus lalulintas, disiap oleh 12 kendaraan
dan pengamat tersebut menyiap 5 kendaraan. Sewaktu
pengamat berjalan berlawanan dengan arus tersebut
dengan kecepatan yang sama, pengamat tersebut
berpapasan dengan 250 kendaraan.
Hitung:
Hit
a. Kecepatan perjalanan rata-rata arus lalulintas tsb. !
b. Arus lalulintas pada arah tersebut !

Jawab
Vrata-rata = (0,55 x 50) + (0,35 x 40) + (0,10 x 30) = 44,5
km/jam
j
Q = (x+y)/(ta + tw) kend/menit
x = jumlah kendaraan yang ditemui pengamat, waktu
b j l b
berjalan
berlawanan
l
arah
hd
dengan arus yang diti
ditinjau
j
y = jumlah yang menyiap pengamat dikurangi yang
disiap
d
s ap o
oleh
e pe
pengamat
ga a
ta = waktu perjalanan berlawanan dengan arus (menit)
tw = waktu perjalanan searah dengan arus (menit)
trata-rata = tw – y/Q menit
Karena kecepatan pengamat pada waktu perjalanan
searah maupun berlawanan arah sama, maka ta = tw =
t menit

Jawab
Kecepatan pengamat sama: ta = tw = t
t rata
rata-rata
rata = 5/44,5
5/44 5 jam = 0,1124
0 1124 jam
= 6, 74 menit
x = 250
y = 12 – 5 = 7
Q = (250 + 7)/2t
6 74 = t – 7/Q
6,74

SOAL
Suatu ruas jalan di daerah perkotaan dengan lebar total 16 meter
(termasuk median), yaitu lebar jalur masing-masing arah 7 meter, dan
median 2 meter.
meter Sedangkan di kedua sisi terdapat trotoar,
trotoar dengan lebar
masing-masing 2 meter. Arus lalulintas untuk kedua arah pada jam sibuk
= 5250 smp/jam (tidak termasuk kendaraan lambat) dengan pembagian
arah 50 % - 50 %,
% serta arus kendaraan lambat cukup banyak.
banyak Terdapat
banyak angkutan kota yang melewati jalan tersebut, banyak pejalan kaki,
serta banyak kendaraan parkir di tepi jalan. Di kiri kanan jalan berupa
pasar dan
d pertokoan.
t k
P d d k daerah
Penduduk
d
h perkotaan
k t
di ki k 1,2
diperkirakan
1 2 juta
j t
jiwa. Jika diinginkan agar derajat jenuh pada ruas jalan tidak melebihi
0,75, maka:
a. apakah
k h ruas jalan
j l
tersebut
b
(
(untuk
k masing-masing
i
i
arah)
h) sudah
d h
memenuhi kriteria yang diinginkan (derajat jenuh < 0,75) ? Gunakan
metoda MKJI 1997 !
b.jika belum memenuhi, apa yang dapat dilakukan untuk memenuhi
kriteria tersebut ?

S l
Soal
Dilakukan pengukuran kecepatan dan arus lalulintas pada
suatu ruas jalan sepanjang 6 km dengan metoda pengamat
yang bergerakobs. Jalan membentang dari Barat ke Timur,
untuk arus lalulintas 2 arah.
Pada saat perjalanan dari Barat ke Timur, pengamat menyiap 6
kendaraan dan disiap 2 kendaraan, serta berpapasan dengan
450 kendaraan.
kendaraan Waktu tempuh 11 menit
menit.
Sedangkan pada saat perjalanan dari Timur ke Barat,
pengamat menyiap 9 kendaraan dan disiap 5 kendaraan, serta
berpapasan dengan 515 kendaraan. Waktu tempuh 12 menit.
Hitung:
kecepatan perjalanan rata
rata-rata
rata pada masing
masing-masing
masing arah !
arus lalulintas pada masing-masing arah !

Soal
Dari hasil survai arus lalulintas di suatu ruas jalan, didapat hubungan
antara arus lalulintas (Q) dan kecepatan ruang (space mean speed = V)
sebagai berikut ini.
Q (kend./jam) 940
1160 1140 1099 1063 1158 1173
V (km/jam)
50
25
35
40
45
35
30
Jika hubungan antara kerapatan (D) dan kecepatan (V) dianggap linier
linier,
gambarkan grafik yang menggambarkan D dan V !
Hitung pula Qmax !