27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon

  Respon adalah istilah yang digunakan dalam psikologi untuk menamakan reaksi terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera. Respon biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan. Teori behaviorisme menggunakan istilah respon yang dipasangkan dengan rangsang dalam menjelaskan proses terbentuknya perilaku. Dengan kata lain respon merupakan perilaku yang muncul karena adanya rangsangan dari lingkungan.

  Jika rangsangan dan respon dipasangkan atau dikondisikan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsangan yang dikondisikan.

  Menurut Louis Thursone, (dalam Azwar, 2007:25) respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka, pemahaman yang mendetail, rasa takut, ancaman, dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Pengungkapan sikap dapat diketahui melalui : 1.

  Pengaruh atau penolakan 2. Penilaian 3. Suka atau tidak suka 4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi

  Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu, seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif apabila dilihat melalui tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya, seseorang disebut mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengar atau perubahan terhadap sesuatu objek tidak mempengaruhi tindakannya atau justru menghindar dan membenci objek tertentu. Terdapat dua jenis variabel yang mempengaruhi respon , yaitu : a.

  Variabel struktural , yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik.

  b.

  Variabel fungsional yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu.

  (Cruthefield, dalam Rahmat , 2004: 51-59). Secara umum dapat dikatakan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon seseorang yaitu : a.

  Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dlihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan , dan harapannya.

  b.

  Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang yang melihatnya.

  Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk, dan ciri ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.

  c.

  Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana respon itu timbul pula mendapat perhatian. tanggapan seseorang. Respon dalam penelitian akan diukur dari tiga aspek, yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Persepsi menurut Mc Mahon adalah proses menginterpretasikan rangsangan (input) dengan menggunakan alat penerima informasi (sensorik information).

  Sedangkan menurut Morgan, King, dan Robinson menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mencium dunia sekitar kita dengan kata lain persepsi dapat juga didefenisikan sebagai gejala suatu yang dialami manusia. Berdasarkan uraian diatas, William James mengatakan persepsi terbentuk atas dasar kata yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita serta sebagian yang lainnya. Diperolehnya dari pengelolaan ingatan (memory) kemudian diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki (Adi, 1994 : 179).

  Jadi yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan, dan penerimaan . Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu pencatatan yang benar.

  Fenomena lain yang terkait dengan pengindraan adalah ilusi. Ilusi muncul akibat keterbatasan indra kita, dan ilusi bukanlah suatu tipuan ataupun persepsi yang salah. Fenomena lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi (attention) . Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan pengalaman. Oleh karena itu atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam proses persepsi. internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah : 1.

  Motif dan kebutuhan.

  2. Preparatory set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input sensorik tertentu tetapi tidak pada input yang lain.

  3. Minat (interest). Sedangkan, faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah : 1.

  Intensitas dan ukuran.

  2. Kontras dengan hal hal yang baru.

  3. Pengulangan.

  4. Pergerakan. (Adi.1994 : 107). Sedangkan atensi itu banyak mendasari diri pada proses yang disebut

  

filtering atau proses untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan, karena

  sensor channel kita mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada lingkungan kita.

  Mengenai sikap Thursone (Dalam Azwar, 2007) mengatakan sikap adalah derajat efek positif atau negatif yang dikaitkan dengan objek psikologis . Objek psikologis yang dimaksud adalah lambang-lambang, kalimat, semboyan , intuisi, pekerjaan, atau profesi, dan ide yang dapat dibedakan dalam perasaan positif atau negatif. Sikap adalah tendensi untuk berekasi dalam suka atau tidak suka terhadap suatu objek sikap yang merupakan emosi yang diarahkan oleh seseorang kepada orang lain., benda atau peristiwa sebagai objek sasaran sikap. Sikap merupakan respon evaluatif yang dapat berbentuk positif atau negatif. sikap merupakan predisposing , untuk merespon , untuk berprilaku . Ini berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predisposisi untuk berbuat atau berprilaku. Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsang tertentu. Rangsangan yang dimaksud dapat berupa rangsangan yang berbentuk batiniah seperti aktualisasi diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil-hasil dan usaha-usaha pembangunan.

  Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting bahkan mutlak diperlukan dalam mengukur respon. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan. Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu participation yang artinya mengambil bagian. Partisipasi adalah suatu proses sikap mental dimana orang orang atau anggota masyarakat aktif menyumbang kreatifitas dan inisiatifnya dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta atau ikut serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh.

  Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan memerlukan kesadaran, minat, dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi penyadaran. Partisipasi saja tidak cukup sebagai strategi dalam program pengembangan masyarakat, tetapi juga hasil yang diharapkan dari program pembangunan masyarakat kita dapat memperoleh keuntungan- keuntungan antara lain : a.

  Mampu merangsang timbulnya swadaya masyarakat yang merupakan dukungan penting bagi pembangunan.

  Mampu meningkatkan motivasi dan ketrampilan masyarakat dalam membangun.

  c.

  Pelaksanaan pembangunan semakin sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

  d.

  Jangkauan pembangunan menjadi lebih luas meskipun dengan dana yang terbatas .

  e.

  Tidak menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah. Partisipasi sering juga disebut peran serta atau ikut serta masyarakat, diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, evaluasi hingga pengembangan dan perluasannya.

  Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi penyadaran . Untuk berhasilnya program pembangunan desa tersebut, warga masyarakat dituntut terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis, tetapi juga ada keterlibatan emosional pada progam tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberi kekuatan dan perasaan untuk ikut serta dalam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa diperlukan dalam mengukur respon.

2.2 Masyarakat

2.2.1 Pengertian masyarakat

  Kata masyarakat dalam bahasa inggris society yang berasal dari kata socius yang artinya kawan. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang disekitar dan dengan demikian, mengalami pengaruh dan sosial atau kesatuan hidup manusia. Ada beberapa pengertian masyarakat : a.

  Menurut Selo Sumarjan, masyarakat adalah orang orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

  b.

  Menurut Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.

  c.

  Menurut Ralph Linton, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama dalam waktu yang relative lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.

  Ada beberapa komponen masyarakat diantaranya : a.

  Populasi dengan aspek aspek genetik dan demografik.

  b.

  Kebudayaan sebagai produk dari aktifitas cipta rasa, karsa dan karya manusia. Isi kebudayaan meliputi beberapa sistem nilai , yaitu sistem peralatan (teknologi) , ekonomi, organisasi, ilmu pengetahuan, kesenian, dan kepercayaan sistem bahasa.

2.2.2 Asal masyarakat

  Beberapa penyelidikan telah dilakukan untuk mendapat jawaban tentang asal masyarakat , tetapi tidak satupun yang dapat ditegaskan dengan benar dari mana asal mula masyarakat. Asal mula masyarakat hanya dapat dijelaskan dari beberapa perkiraan semata. Antara lain orang berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat hidup hidup bersama dalam masyarakat, karena : a.

  Hasrat yang berdasarkan naluri atau kehendak di luar pengawasan akal untuk memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak akan memaksa ia mencari istri hingga masyarakat keluarga terbentuk.

  b.

  Kelemahan manusia selalu terdesak ia untuk mencari kekuatan bersama, yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehingga berlindung bersama-sama dan dapat pula mengejar kebutuhan kehidupan seharihari dengan tenaga bersama.

  c.

  Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon , yaitu makhluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok atau sedikitnya mencari teman untuk hidup bersama lebih suka daripada hidup sendiri.

  d.

   Menurut Bergson , manusia hidup bersama bukan karena persamaan

  melainkan karena perbedaan yang terdapat dalam sifat, kedudukan, dan sebagainya. Pendapat ini berdasar kepada pelajaran dialektika , yang mencoba melihat kebenaran alam kenyataan dengan mengadakan perbedaan

  antar individu,

  dan perbandingan.

  keluarga, masyarakat/6 Juni 2008 / diakses pada tanggal 05-10-2012 pukul 11.00 WIB).

2.3 Jaminan Sosial

  Jaminan sosial (social security) adalah sistem atau skema pemberian tunjangan yang menyangkut pemeliharaan penghasilan (Suharto, 2007 : 15).Sebagai pelayanan sosial publik, jaminan sosial merupakan perangkat Negara yang didesain untuk menjamin bahwa setiap orang sekurang-kurangnya memiliki pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. berdasarkan prinsip bahwa Negara harus berusaha dan mampu menjamin adanya jaring pengaman pendapatan (financial safety net) atau pemeliharaan pendapatan (income maintenece) bagi mereka yang tidak memiliki sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Suharto, 2007 : 16).

  Dalam undang-undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasca putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia ditegaskan, jaminan sosial merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin agar setiap rakyat dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak, yang dimaksudkan adalah kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak demi terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selanjutnya sistem jaminan sosial dirancang untuk mampu menyinkronisasikan penyelenggaraan berbagai bentuk jaminan sosial yang dilaksanakan oleh beberapa penyelenggara agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh peserta.

  Program jaminan sosial diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi sosial, bantuan sosial, dan atau tabungan wajib yang bertujuan untuk dapat memberikan jaminan sosial bagi seluruh penduduk, guna memenuhi kebutuhan dasar yang layak (UU.No 40:11-12).

2.4.1 Pengertian Program

  Program adalah unsur pertama yang harus ada demi tercapainya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan mengenai : a.

  Tujuan kegiatan yang akan dicapai b.

  Kegiatan yang diambil untuk mencapai kegiatan c. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui d.

  Perkiraan anggaran yang akan dibutuhkan e. Strategi pelaksanaan

  Selanjutnya program dapat diartikan serangkaian tentang berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa mendatang, dimana kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memecahkan satu atau beberapa masalah atau mencapai satu atau beberapa tujuan. Program juga sering dimaksudkan sebagai tindakan antisipasi atas suatu keadaan yang ada atau diperkirakan ada, sehingga keadaan tersebut tidak menimbulkan dampak yang membahayakan kehidupan manusia (Gittinger, 2005:195).

  Apa yang dikemukakan Gittinger marajuk pada proses manajemen pembangunan. Pengertian yang dirumuskan menunjukkan bahwa program tersebut memiliki sifat mengikat, dalam arti wajib dilakukan. Program tersebut merupakan pilihan terbaik dari berbagai alternative yang dianggap tepat dalam memecahkan suatu masalah atau mencapai tujuan. Dengan demikian program merupakan suatu keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka memecahkan suatu masalah- masalah kemiskinan yang semakin marak dan untuk mencapai suatu tujuan yang baik. merupakan suatu alternatif terbaik untuk lebih mudah mencapai suatu tujuan atau melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian dalam merumuskan program setidaknya terkandung beberapa komponen berikut : a.

  Dipahami bagaimana kondisi yang sedang berlangsung.

  b.

  Dipahami masalah-masalah yang sedang ada dan mengancam.

  c.

  Dipahami kebutuhan-kebutuhan, kepentingan-kepentingan, keinginan- keinginan dan tujuan-tujuan dari kelompok sasaran program.

  d.

  Tersedia data mengenai potensi, kelemahan, peluang dan tantangan internal dan eksternal.

  e.

  Ditetapkan kondisi yang diinginkan.

  f.

  Ditetapkan target-target capaian dalam masa tertentu (Gittinger,2005 :217) Apa yang dikemukakan oleh Gittinger menunjukkan bahwa merumuskan suatu program merupakan keputusan dan jalan terbaik dalam mencapai sesuatu dan memecahkan suatu masalah.

  Dengan adanya program diharapkan kegiatan yang dilaksanakan akan lebih terarah, lebih terkonsentrasi, dan akan lebih efisien dan efektif. Adanya program menjadikan suatu kegiatan itu dapat dilaksanakan secara lebih sistematis. Sebaliknya, tanpa program maka setiap kegiatan tidak akan terorganisir, sehingga akan menghabiskan lebih banyak sumber daya.

  Kadariah mengemukakan bahwa program adalah seperangkat proyek-proyek yang terkordinir. Sehingga proyek adalah unit terkecil dari suatu kegiatan. Dengan demikian, proyek adalah bagian dari program. Dalam program berbagai kegiatan diatur dari berbagai sudut, seperti kapan dilaksanakan, dan bagaimana hubungan atau koordinasi dari kegiatan-kegiatan atau proyek-proyek itu (Kadariah,2007: 23).

  Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM). Anggarannya berasal dari APBN dimana kedudukan Program Keluarga Harapan merupakan bagian dari program-program penanggulangan kemiskinan lainnya.

  Program Keluarga Harapan berada di bawah koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di daerah. Program Keluarga Harapan merupakan program lintas Kementrian dan lembaga, karena aktor utamanya adalah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen Sosial, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, Departemen Komunikasi dan Informatika, dan Badan Pusat Statistik.

  Program Keluarga Harapan diluncurkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gorontalo Juli 2007. Pada tahap awal, Program Keluarga Harapan dilaksanakan di tujuh provinsi melibatkan 500.000 kepada rumah tangga yang sangat miskin (RTSM). Tujuh provinsi yaitu: Gorontalo, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

  Tahun 2007 merupakan tahap awal pengembangan program atau tahap uji coba. Tujuan uji coba adalah untuk menguji berbagai instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan, seperti antara lain metode penentuan sasaran, verifikasi persyaratan, mekanisme pembayaran, dan pengaduan masyarakat, apabila tahap uji coba ini berhasil, maka Program Keluarga Harapan akan dilaksanakan setidaknya sampai dengan tahun 2015. Hal ini sejalan dengan komitmen pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). hingga mencakup seluruh RTSM dengan anak usia pendidikan dasar dan ibu hamil/nifas.

  Pada tahun 2008, pelaksanaan Program Keluarga Harapan ditambah lagi menjadi 13 provinsi. Enam tambahan itu adalah: Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Selatan. Program Keluarga Harapan sudah dilaksanakan di 72 kabupaten di 13 provinsi, dengan penerima 700 ribu RTSM pada tahun 2008. Program Keluarga Harapan sebenamya telah dilaksanakan di berbagai negara, khususnya negara-negara Amerika Latin dengan nama program yang bervariasi. Namun secara konseptual, istilah aslinya adalah Conditional Cash Transfers (CCT), yang diterjemahkan menjadi Bantuan Tunai Bersyarat.

  Program ini "bukan" dimaksudkan sebagai kelanjutan program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM). Program Keluarga Harapan lebih dimaksudkan kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin.

  Program Keluarga Harapan adalah suatu program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin yang merupakan program pemerintah yang tertuang dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Tahun 2005 s/d 2025 (Undang Undang N0. 17 tahun 2007).

  Sebagai imbalannya Rumah Tangga Sangat Miskin diwajibkan memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan jika mereka memenuhi persyaratan yang pendidikan dan kesehatan.

  

(http://www.depsos.go.id/Mari Kita Mengenal Program PKH/30 Juni 2007/ diakses

pada tanggal 02-10-2012 pukul 10.30 WIB ).

2.4.3 Tujuan Program Keluarga Harapan

  Tujuan utama dari Program Keluarga Harapan adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Dalam jangka pendek, bantuan ini membantu mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sangat miskin, sedangkan untuk jangka panjang, dengan mensyaratkan keluarga penerima untuk menyekolahkan anaknya, melakukan imunisasi balita, memeriksakan kandungan bagi ibu hamil, dan perbaikan gizi, hal ini diharapkan akan memutus rantai kemiskinan antar generasi.

  Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian target MDGs. Secara khusus, tujuan Program Keluarga Harapan terdiri atas: (1) Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM; (2) Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM; (3) Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM; (4) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi RTSM. diakses pada tanggal 05-10-2012 pukul 14.00 WIB).

  Program Keluarga Harapan dilaksanakan oleh UPPKH Pusat, UPPKH Kabupaten/Kota dan Pendamping Program Keluarga Harapan. Masing-masing pelaksana memegang peran penting dalam menjamin keberhasilan Program Keluarga Harapan.

  1. UPPKH Pusat (Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Pusat) - merupakan badan yang merancang dan mengelola persiapan dan pelaksanaan program. UPPKH Pusat juga melakukan pengawasan perkembangan yang terjadi di tingkat daerah serta menyediakan bantuan yang dibutuhkan.

  2. UPPKH Kab/Kota (Unit Pelaksana Program Keluaraga Harapan Kab/Kota) - melaksanakan program dan memastikan bahwa alur informasi yang diterima dari kecamatan ke pusat dapat berjalan dengan baik dan lancar. UPPKH Kab/Kota juga berperan dalam mengelola dan mengawasi kinerja pendamping serta memberi bantuan jika diperlukan.

  3. Pendamping - merupakan pihak kunci yang menjembatani penerima manfaat dengan pihak-pihak lain yang terlibat di tingkat kecamatan maupun dengan program di tingkat kabupaten/kota. Tugas Pendamping termasuk didalamnya melakukan sosialisasi, pengawasan dan mendampingi para penerima manfaat dalam memenuhi komitmennya. Jumlah pendamping disesuaikan dengan jumlah peserta Program Keluarga Harapan yang terdaftar di setiap kecamatan. Sebagai acuan, setiap pendamping mendampingi kurang lebih 375 RTSM peserta Program Keluarga Harapan. Selanjutnya tiap-tiap 3-4 pendamping akan dikelola oleh satu koordinator pendamping. lapangan, yaitu mengadakan pertemuan dengan Ketua Kelompok, berkunjung dan berdiskusi dengan petugas pemberi pelayanan kesehatan, pendidikan, pemuka daerah maupun dengan peserta itu sendiri.

  Dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan terdapat Tim Koordinasi yang membantu kelancaran program di tingkat provinsi dan PT Pos yang bertugas menyampaikan informasi berupa undangan pertemuan, perubahan data, pengaduan dan seterusnya serta menyampaikan bantuan ke tangan penerima manfaat langsung.

  Selain tim ini, juga terdapat lembaga lain di luar struktur yang berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan Program Keluarga Harapan, yaitu lembaga pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan di tiap kecamatan dimana Program Keluarga Harapan dilaksanakan. diakses pada tanggal 05-10-2012 pukul 14.00 WIB).

2.4.5 Mekanisme Pelaksanaan Program Keluarga Harapan

  1. Pemilihan dan Penetapan Peserta Target penerima bantuan Program Keluarga Harapan adalah rumah tangga sangat miskin (RTSM) dengan ketentuan yang telah diatur dalam pedoman pelaksanaan Program Keluarga Harapan. Rumah tangga yang berpotensi dipilih sebagai peserta Program Keluarga Harapan adalah rumah tangga dengan kategori sangat miskin, dan terdapat anggota keluarga yang terdiri dari: ibu hamil, ibu nifas, dan atau anak-anak yang berusia dibawah atau lebih dari 15 tahun namun belum menyelesaikan pendidikan dasar. terhadap calon peserta. Verifikasi dilakukan oleh BPS dengan data dasar penerima diambil dari data Subsidi langsung Tunai (SLT) kategori sangat miskin. Informasi yang diperoleh dari survey di atas akan digunakan untuk mengurutkan RTSM berdasarkan tingkat kemiskinannya yang lebih pantas menerima bantuan Program Keluarga Harapan tersebut. Setelah RTSM tersebut terpilih maka seluruh data peserta Program Keluarga Harapan akan ditetapkan dan menjadi data dasar utama UPPKH dan merupakan daftar resmi peserta Program Keluarga Harapan.

  2.Pertemuan Awal Tahap awal pelaksanaan Program Keluarga Harapan dimulai dengan pengiriman pemberitahuan terpilihnya RTSM sebagai peserta Program Keluarga

  Harapan, yang disertai format perbaikan data RTSM, pernyatan persetujuan memenuhi ketentuan Program Keluarga Harapan, dan undangan untuk memenuhi pertemuan awal oleh PT.POS.

  Pertemuan awal dikordinasikan oleh UPPKH Kecamatan dengan mengundang petugas puskesmas dan sekolah di kecamatan tersebut. Tujuan pertemuan awal adalah menginformasikan dan menjelaskan tujuan, ketentuan, mekanisme, sangsi, serta hak dan kewajiban peserta Program Keluarga Harapan.

  3. Pembayaran Bantuan tunai hanya akan diberikan kepada RTSM yang telah terpilih sebagai peserta Program Keluarga Harapan dan mengikuti ketentuan yang diatur dalam program. Bukti kepesertaannya adalah kepemilikan kartu Program Keluarga Harapan yang tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak. Kartu Program pertama dilakukan. Pembayaran bantuan dilakukan oleh PT.POS setiap empat bulan (kwartal) pada tanggal yang ditentukan oleh masing-masing desa/kelurahan.

  4. Pembentukan Kelompok Ibu Penerima Bantuan Setelah pembayaran pertama dilakukan, UPPKH kecamatan menfasilitasi pertemuan kelompok ibu peserta Program Keluarga Harapan. Setiap 15-20 RTSM disarankan memiliki ketua kelompok yang berfungsi sebagai kontak bagi UPPKH untuk setiap kegiatan seperti antara lain sosialisasi, pelatihan, penyuluhan, penyelesaian masalah dan sebagainya selama program berlangsung.

  5.Verifikasi Komitmen Verifikasi komitmen pada prinsipnya dilakukan terhadap pendaftaran

  (enrollment) dan kehadiran (attendance) baik di sekolah untuk komponen pendidikan maupun puskesmas dan jaringannya untuk komponen kesehatan.

  Kepada pihak pelaksana pelayanan pendidikan, baik itu adalah sekolah/madrasah/penyelenggara Paket A/Paket B sangat diharapkan peran aktifnya untuk menarik kembali anak-anak RTSM, khususnya yang belum menyelesaikan pendidikan dasar namun telah meninggalkan bangku sekolah atau bekerja, untuk kembali sekolah.

  Verifikasi dilaksanakan setiap 3 bulan, hasil verifikasi menjadi dasar pembayaran bantuan yang diterimakan peserta PKH. Verifikasi untuk pembayaran tahap awal dilakukan dengan menerbitkan daftar siswa yang terdaftar di sekolah dan anak usia 0-6 tahun, ibu hamil dan ibu nifas yang terdaftar di puskesmas yang terdekat dengan tempat tinggal peserta Program Keluarga Harapan. penyedia layanan, yaitu sekolah dan puskesmas beserta jaringannya.

  6. Penangguhan dan Pembatalan Penangguhan dan pembatalan peserta Program Keluarga Harapan melalui tahapan sebagai berikut: a. Penangguhan Sementara, berlaku apabila:

  • Peserta Program Keluarga Harapan tidak memenuhi komitmen yang telah ditentukan untuk 1 kali siklus pembayaran (4 bulan berturut-turut);
  • Peserta Program Keluarga Harapan tidak mengambil pembayaran untuk 1 kali siklus pembayaran (4 bulan berturut-turut). Apabila rumah tangga yang bersangkutan ingin menjadi peserta kembali, mereka harus mendaftar kembali ke UPPKH Kecamatan atau melalui perwakilan ketua kelompok ibu yang sudah terbentuk. Selanjutnya, petugas UPPKH Kab/Kota dan Kecamatan akan mengunjungi rumah keluarga tersebut untuk menilai kelayakannya. Dasar penilaian kelayakan menggunakan indikator yang digunakan pada saat pemilihan peserta PKH.

  b. Pembatalan, ini dapat terjadi apabila:

  • RTSM terbukti tidak layak sebagai peserta Program Keluarga Harapan, melalui antara lain pengaduan yang telah dibuktikan dan pengecekan berkala (spot check),
  • Dalam 2 kali siklus pembayaran berturut-turut (8 bulan) RTSM tidak memenuhi komitmen dan melakukan klaim terhadap bantuan. RTSM yang telah dibatalkan kepesertaannya tidak dapat diajukan kembali sebagai penerima bantuan.

  Besaran bantuan tunai untuk peserta Program Keluarga Harapan bervariasi tergantung jumlah anggota keluarga yang diperhitungkan dalam penerimaan bantuan, baik komponen kesehatan maupun pendidikan. Besaran bantuan ini di kemudian hari bisa berubah sesuai dengan kondisi keluarga saat itu atau bila peserta tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan.

  Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per tahun

  Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per tahun

  Bantuan tetap Rp. 200.000 Bantuan bagi RTSM yang memiliki:

  a. Anak usia di bawah 6 tahun Rp. 800.000

  b. Ibu hamil/menyusui Rp. 800.000

  c. Anak usia SD/MI Rp. 400.000

  d. Anak usia SMP/MTs Rp. 800.000 Rata-rata bantuan per RTSM Rp. 1.390.000 Bantuan minimum per RTSM Rp. 600.000 Bantuan maksimum per RTSM Rp. 2.200.000 dan ibu hamil/nifas. Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan jumlah anak. Besar bantuan adalah 16% rata-rata pendapatan RTSM per tahun. Batas minimum dan maksimum adalah antara 15-25% pendapatan rata-rata RTSM per tahun. diakses pada tanggal 05-10-2012 pukul 14.00 WIB).

2.4.7 Sasaran Penerima Program Keluarga Harapan

  Sasaran atau penerima bantuan Program Keluarga Harapan adalah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun dan/atau ibu hamil/nifas dan berada pada lokasi terpilih.

  Penerima bantuan adalah lbu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan (jika tidak ada lbu maka: nenek, tante/bibi, atau kakak perempuan dapat menjadi penerima bantuan). Jadi, pada kartu kepesertaan Program Keluarga Harapan pun akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, bukan kepala rumah tangga. Untuk itu, orang yang harus dan berhak mengambil pembayaran adalah orang yang namanya tercantum di Kartu Program Keluarga Harapan.

  Calon Penerima terpilih harus menandatangani persetujuan bahwa selama mereka menerima bantuan, mereka akan: 1) Menyekolahkan anak 7-15 tahun serta anak usia 16-18 tahun namun belum selesai pendidikan dasar 9 tahun wajib belajar 2) Membawa anak usia 0-6 tahun ke fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur kesehatan Program Keluarga Harapan bagi anak kesehatan sesuai dengan prosedur kesehatan Program Keluarga Harapan bagi lbu Hamil.

2.5 Kesejahteraan Sosial

  Masalah kesejahteraan sosial tidak bisa ditangani oleh sepihak dan tanpa teroganisir secara jelas kondisi sosial yang dialami masyarakat. Perubahan sosial yang secara dinamis menyebabkan penanganan masalah sosial ini harus direncanakan dengan matang dan berkesinambungan. Karena masalah sosial akan selalu ada dan muncul selama pemerintahan masih berjalan dan kehidupan manusia masih ada.

  Kesejahteraan sosial mencakup penyediaan pertolongan dan proses-proses yang secara langsung berkenaan dengan penyembuhandan pencegahan masalah- masalah sosial, pengembangan sumber daya manusia, dan perbaikan kualitas hidup itu meliputi pelayanan-pelayanan sosial bagi individu-individu dan keluarga- keluarga juga usaha-usaha untuk memperkuat atau memperbaiki lembaga-lembaga.

  Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi yang dapat dari rumusan Undang- Undang No.11 Tahun 2009 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial merupakan hal-hal yang berkaitan dengan keterlantaran baik anak maupun lanjut usia, kecacatan, ketunasusilaan, bencana alam, dan bencana sosial.

  Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan oleh pasal 28H ayat (1), (2) dan (3) perubahan kedua pasal 34 ayat (1) dan (2) perubahan UUD 1945. Menurut catatan Departemen Sosial, pada tahun 2003 jumlah anak terlantar sekitar 4,12 juta jiwa dan ditangani berjumlah sekitar 14,53 juta jiwa. Penanganan masalah kesejahteraan sosial (PMKS) khususnya fakir miskin bila dilakukan tidak tepat akan berakibat pada kesenjangan sosial yang semakin meluas, dan berdampak pada lemahnya ketahanan sosial masyarakat, serta dapat mendorong terjadinya konflik sosial, terutama bagi kelompok masyarakat yang tinggal didaerah terpencil dan perbatasan Republik Indonesia.

2.6 Kerangka Pemikiran

  Dalam upaya mengatasi masalah kemiskinan akibat krisis Pemerintah telah melaksanakan program jaringan pengaman sosial (JPS) yang dirancang khusus untuk membantu secara langsung masyarakat miskin yang membutuhkan. Program Keluarga Harapan merupakan suatu program yang dimaksudkan sebagai upaya untuk membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan sosial penduduk miskin sekaligus upaya memotong rantai kemiskinan yang terjadi selama ini. Program ini merupakan bantuan tunai bersyarat yang berkaitan dengan persyaratan pendidikan dan kesehatan.

  Tujuan utama dari Program Keluarga Harapan adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian target MDGs. Secara khusus, tujuan PKH terdiri sebagai upaya mempercepat pencapaian target MDGs.

  Secara khusus, tujuan Program Keluarga Harapan terdiri atas : • Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM.

  • Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM.
  • Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM.
  • Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan.khususnya bagi RTSM.

  Masyarakat penerima bantuan dari program ini adalah rumah tangga sangat miskin (RTSM) dengan ketentuan yang telah diatur dalam pedoman pelaksanaan Program Keluarga Harapan. Rumah tangga yang berpotensi dipilih sebagai peserta adalah rumah tangga dengan kategori sangat miskin, dan terdapat anggota keluarga yang terdiri dari: ibu hamil, ibu nifas, dan atau anak-anak yang berusia dibawah atau lebih dari 15 tahun namun belum menyelesaikan pendidikan dasar. Respon masyarakat adalah tingkah laku balasan tindakan yang berupa wujud dari persepsi, sikap, dan partisipasi masyarakat, dimana persepsi itu meliputi pengetahuan masyarakat tentang Program Keluarga Harapan dan apa tujuan, manfaat dan atensi dari Program Keluarga Harapan.

  Sikap meliputi tentang penilaian masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan, penolakan atau penerimaan, dan mengharapkan atau menghindari dari Program Keluarga Harapan. Partisipasi meliputi tentang menikmati, melaksanakan, memelihara, menilai, frekwensi, dan kualitas. Masyarakat dapat memahami akan nilai positif dan negatif yang telah dilaksanakan oleh Program Keluarga Harapan di dalam masyarakat dan bekerja sama di dalam pelaksanaannya. menggambarkan isi dari pemikiran di atas :

  Bagan 1 Bagan Alur Pemikiran

  Program Keluarga Harapan Masyarakat

  Respon Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

  Partisipasi, meliputi :

  1.Melaksanakan Program Keluarga Harapan

  2.Memelihara program agar dapat berjalan dengan baik

  3.Menikmati hasil dan manfaat dari Program Keluarga Harapan

  Persepsi, meliputi :

  1.Pengetahuan masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan

  2.Pengetahuan masyarakat terhadap tujuan dan manfaat Program Keluarga Harapan

  3.Atensi atau suatu proses penyeleksian masyarakat

  

Sikap, meliputi :

  1.Penilaian masyarakat

tentang Program

Keluarga Harapan

  2.Penolakan atau

penerimaan

masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan

  3.Sikap

mengharapkan

atau menghindari Program Keluarga Harapan

2.7.1 Definisi Konsep

  Konsep adalah sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal-hal yang sejenisnya. Definisi konsep memiliki tujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009 : 112).

  Adapun yang menjadi konsep yang diangkat dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut :

  1. Respon adalah suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik, pemahaman yang mendetail, penilaian , pengaruh, penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena.

2. Masyarakat Miskin adalah kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.

  3. Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM), jika mereka memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan.

  4. Kesejahteraan Sosial adalah sebagai tata kehidupan dan penghidupan yang diliputi oleh rasa aman dari berbagai ancaman, tentram lahir dan batin serta mencapai standar hidup kesehatan yang memuaskan.

  Definisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memliki rujukan – rujukan empiris. Definisi operasional bertujuan untuk memudahkan untuk penelitian dilapangan. Maka perlu operasi analisasi dari konsep- konsep untuk menggambarkan apa yang harus diamati (Silalahi, 2009 : 120)

  Melihat transformasi yang berlaku, maka definisi operasional sering disebut sebagai suatu proses operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. Jika konsep sudah bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioperasikan. Wujud operasionalisasi konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar terperinci, sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat dan terbuka (Siagian, 2011 : 141).

  Adapun menjadi definisi operasional dalam respon masyarakat terhadap pelaksanaan program keluarga harapan di Kecamatan Medan Selayang dapat diukur dari : 1.

  Persepsi atau pemahaman masyarakat tentang program pelayanan sosial : a.

  Pengetahuan masyarakat tentang Program Keluarga Harapan.

  b.

  Pengetahuan masyarakat tentang bagaimana Program Keluarga Harapan.

  c.

  Pengetahuan masyarakat tentang tujuan dan manfaat Program Keluarga Harapan.

  d.

  Atensi suatu proses penyeleksian masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan. melalui : a.

  Penilaian adalah pengetahuan atau informasi yang dimiliki masyarakat tentang Program Keluarga Harapan.

  b.

  Penolakan atau penerimaan adalah hubungan dengan rasa senang atau tidak senangnya masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat tersebut menolak atau menerima program tersebut.

  c.

  Mengharap atau menghindari adalah kesiapan masyarakat untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan Program Keluarga Harapan, dalam hal ini dapat diketahui apakah masyarakat mengharapkan atau menghindari program tersebut.

  3. Partisipasi masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan dapat diukur melalui : a.

  Melaksanakan adalah masyarakat berperan serta dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman, dan evaluasi agar pelaksanaan program tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.

  b.

  Memelihara adalah masyarakat berperan serta dalam memelihara Program Keluarga Harapan agar dapat berjalan sesuai dengan baik dan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.

  c.

  Menikmati adalah masyarakat berperan serta dalam menikmati hasil Program Keluarga Harapan dimana masyarakat tinggal dan menerima dan merasakan manfaat dari Program Keluarga Harapan.