BAB I PENDAHULUAN - Hubungan Empat Terlalu Terhadap Kejadian Kematian Maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode tahun 2010 s/d 2012

     

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi selama

  kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat lama dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan karena kecelakaan (International Stastistical

  Classification Of Deseases, Injuries And Causes Of Death, Edition ICD-X)

  (World Health Organization, 2010).

  Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan data WHO pada tahun 2007, bahwa setiap tahunnya wanita yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari 536.000 orang per kelahiran hidup. Angka ini disumbang oleh negara-negara yang sedang berkembang salah satunya Indonesia (Depkes RI, Dirjen YanMedik, 2007).

  Di kawasan ASEAN (Association of South East Asia Nations) tercatat bahwa Indonesia merupakan negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) yang tertinggi mencapai 262/100.000 kelahiran hidup dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup. (Survei Demografi Kesehatan Indonesia dalam Fibriani, 2007).

  Berdasarkan SDKI 2007 Indonesia telah berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu dari 390/100.000 kelahiran hidup (1992) menjadi 334/100.000

     

  kelahiran hidup (1997), selanjutnya turun menjadi 228/100.000 kelahiran hidup.Meskipun telah terjadi penurunan dalam beberapa tahun terakhir akan tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat (Fibriani, 2007).

  Angka Kematian Ibu di Indonesia bervariasi, provinsi dengan Angka Kematian Ibu terendah adalah DKI Jakarta dan tertinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat (SDKI 2007) sedangkan angka kematian ibu di Sumatera Utara 2008 adalah 260 per 100.000 kelahiran hidup (Wiludjeng, L. (2005).

  Depkes RI (2005) menyatakan penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Adapun faktor penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 60-70 %, pre-eklamsia dan eklampsia 10-20 %, infeksi 10-20 %. Sedangkan penyebab tidak langsung yang mendasar adalah faktor lingkungan, perilaku, genetik dan pelayanan kesehatan sendiri, salah satunya adalah 53% ibu hamil menderita anemia, empat terlalu (hamil atau bersalin terlalu muda dan tua, terlalu banyak anak, terlalu dekat jarak kehamilan/persalinan) dan tiga terlambat (terlambat dalam pengambilan keputusan, terlambat merujuk karena masalah transportasi dan geografi, terlambat ditangani ditempat pelayanan karena tidak efektifnya pelayanan di fasilitas kesehatan (Sharon Reeder, dkk).

  Hasil SDKI 2010, menempatkan faktor terlalu banyak anak sebagai penyebab kematian ibu sebanyak 11,8 % terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah usia 20 tahun) sebanyak 2,6 % terlalu tua (hamil diatas usia 35 tahun) sebanyak 2,1 % terlalu dekat (jarak antara kelahiran kurang dari 2 tahun), 1,8 %. Penyebab lainnya adalah pertolongan persalinan oleh dukun (terlatih dan tidak terlatih (75-80 %), aborsi illegal, kehamilan tidak dikehendaki dan lain-lain.

     

  Hasil penelitian Fibriani, 2007 yang berhubungan dengan faktor risiko kematian maternal di Indonesia maupun di negara lain menunjukkan bahwa kematian maternal dipengaruhi oleh faktor – faktor yang berhubungan dengan faktor ibu, faktor status reproduksi, faktor yang berhubungan dengan komplikasi obstetrik, faktor yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan, faktor sosial ekonomi dan faktor sosial budaya.

  Hasil penelitian tentang penyebab kematian maternal di Rural Gambia adalah perdarahan 33%, kehamilan muda 11%, partus lama 6% dengan faktor yang mungkin memberi kontribusi yaitu : kurang penanganan kasus rujukan, gagal mengenali kasus kegawatan, keterlambatan pengambilan keputusan, kurang sarana transportasi (Walraven, G. et all, 2001).

  Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) diharapkan dapat berperan besar dalam menurunkan AKI. Upaya-upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia telah lama dilakukan yaitu sejak berdirinya Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) pada Tahun 1950 yang memberi pelayanan berupa perawatan kehamilan, persalinan, perawatan bayi dan anak, pendidikan kesehatan, pelatihan dukun bayi dan pelayanan keluarga berencana, program safe motherhood menjadi

  making pregnancy safer

  , peningkatan sumber daya manusia (dokter spesialis kandungan), penempatan bidan desa/bidan PTT (pegawai tidak tetap) di daerah terpencil yang sulit menjangkau fasilitas kesehatan, peningkatan pelayanan sistem rujukan, pembangunan fasilitas pelayanan kesehatan di daerah terpencil seperti Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas Pembantu, Pos Bersalin Desa (Polindes), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Desa Siaga dan lain-lain. Namun angka kematian ibu sampai sekarang masih tinggi (SDKI, 2011).

     

  Walau demikian, program percepatan penurunan AKI diupayakan terus untuk mencapai target Millenium Development Gold (MDG) 102/100.000 KH pada tahun 2015. Untuk itu pemerintah berupaya bahu membahu membuat berbagai strategi untuk akselerasi menurunkan AKI (SDKI, 2011).

  Menurut data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Tahun 2009 , angka kematian ibu mencapai 426 per kelahiran hidup (sebelum pemekaran), angka ini disumbang oleh desa-desa terpencil yang ada di Kecamatan Mandrehe dan tahun 2010 adalah 191 per kelahiran hidup (setelah pemekaran) dan pada tahun 2011, AKI mencapai 431,96/100.000 kelahiran hidup dengan status kesehatan ibu yang buruk (riwayat penyakit sebelumnya), umur yang terlalu muda/tua dan jumlah anak yang terlalu banyak (keinginan mendapatkan anak tertentu) serta sosial ekonomi yang rendah, akses pelayanan ke fasilitas kesehatan yang jauh dimana satu-satunya pusat rujukan di Nias adalah Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli, pertolongan persalinan yang masih ditolong oleh non tenaga kesehatan (dukun bayi) sebanyak 56,56%, tenga kesehatan 38,76% (bidan), dokter 3,81% pada tahun 2010 (Profil Masalah Kesehatan di Kepualaun Nias), penyebaran tenaga kesehatan (bidan) yang tidak merata di daerah terpencil/pedalaman (Bidang Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Nias, 2011).

  Melihat tingginya angka kematian ibu di Kabupaten Nias, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan empat terlalu terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli periode tahun 2010 s/d 2012 sebagai pusat rujukan satu-satunya di Kepulauan Nias dalam rangka mencari upaya untuk menurunkan angka kematian maternal di Kepulauan Nias.

     

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian pada latar belakang yang dipaparkan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

1. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Nias masih tinggi yaitu 431,96/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011.

  2. Status kesehatan ibu yang buruk (riwayat penyakit sebelumnya), umur yang terlalu muda/tua, jumlah anak yang terlalu banyak (keinginan mendapatkan anak tertentu), sosial ekonomi yang rendah, pengambilan keputusan dalam keluarga (masalah kehamilan, persalinan, dan nifas) masih didominasi oleh orang tua, pertolongan persalinan yang masih ditolong oleh tenaga non kesehatan (dukun bayi), persalinan dirumah, penyebaran tenaga kesehatan (bidan), yang tidak merata di daerah terpencil/pedalaman serta akses pelayanan ke fasilitas kesehatan yang jauh.

  3. Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli sebagai tempat penelitian karena instansi ini merupakan pusat rujukan satu-satunya yang ada di Kepulauan Nias Berdasarkan uraian masalah diatas, peneliti ingin mengetahui “Adakah hubungan empat terlalu terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum

  Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012”.

     

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

  Untuk mengetahui hubungan empat terlalu terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012.

2. Tujuan Khusus

  1) Untuk mengetahui frekuensi umur yang terlalu muda (≤ 20 tahun) terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli

  Periode 2010 s/d 2012. 2)

  Untuk mengetahui frekuensi umur yang terlalu tua (> 35 tahun) terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012. 3)

  Untuk mengetahui frekuensi paritas (≤ 1 dan > 4 orang) terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012. 4)

  Untuk mengetahui frekuensi jarak antar kehamilan < 2 tahun terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012. 5)

  Untuk mengidentifikasi hubungan umur yang terlalu muda (≤ 20 tahun) terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012. 6)

  Untuk mengidentifikasi hubungan umur yang terlalu tua (> 35 tahun) terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012.

     

  7) Untuk mengidentifikasi hubungan paritas (≤ 1 dan > 4 orang) terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli

  Periode 2010 s/d 2012. 8)

  Untuk mengidentifikasi hubungan jarak antar kehamilan < 2 tahun terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012.

D. Manfaat Penelitian 1. Instansi Pemerintah

  Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Pemerintah Republik Indonesia, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Sumatera Utara pada umumnya dan khususnya untuk Pemerintah Kabupaten Nias, Dinas Kesehatan Kabupaten Nias, Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli, Organisasi Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Nias mengenai sejauh mana hubungan empat terlalu terhadap kejadian kematian maternal sehingga dapat mengambil suatu kebijakan dan membuat program yang sesuai untuk meningkatkan penurunan angka kematian ibu.

2. Praktik Kebidanan

  Bagi tenaga kesehatan (bidan) untuk memberikan pelayanan kebidanan baik dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas sehingga ibu dalam menjalani asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu. Dan memberikan penyuluhan mengenai faktor resiko penyebab kematian ibu, mendeteksi sejak dini faktor resiko dan melakukan konseling pra nikah bagi pasangan yang akan menikah atau merencanakan kehamilan.

Dokumen yang terkait

Hubungan Empat Terlalu Terhadap Kejadian Kematian Maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode tahun 2010 s/d 2012

1 39 57

Hubungan Paritas dengan Kejadian Kanker Serviks di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan Tahun 2011

1 50 61

Persepsi Pasien JAMKESMAS Terhadap Kepuasan Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Kabupaten Nias Tahun 2010

3 55 96

Profil Pasien Ulkus Diabetik di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Periode 2013 - 2014

2 29 93

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh Budaya Organisasi dan Fungsi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2015

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analsis Terhadap Perjanjian Kerjasama Operasional Mesin Hemodyalisa Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Studi Retrospektif Interaksi Obat pada Pasien Pediatrik Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode Januari–Juni 2012

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Strategi Pemenangan Kandidat Walikota Periode 2012 - 2017 pada Pemilihan Umum (PEMILU) Kepala Daerah di Kota Padang Sidempuan

0 0 12