BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Studi Retrospektif Interaksi Obat pada Pasien Pediatrik Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode Januari–Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Berdasarkan hasil sensus penduduk Indonesia tahun 2010, jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 13.118.327 orang, yag terdiri dari 6.550.849 penduduk laki-laki dan 6.567.470 penduduk perempuan. Jika dikelompokkan berdasarkan umur, maka menurut data badan pusat statistik tahun 2011, penduduk Sumatera Utara terdiri dari usia muda (usia < 15 tahun) sebanyak 4.358.043 orang, usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 8.248.526, dan usia tua (

  ≥ 65 tahun) sebanyak 511.758 2010). Berdasarkan data pusat statistik tersebut, usia muda (pediatrik) menempati urutan kedua komposisi penduduk Sumatera Utara terbesar setelah kelompok usia produktif.

  Populasi pediatrik merupakan kelompok yang memiliki fisiologi berbeda, dan tidak boleh diperlakukan sebagai miniatur laki-laki atau wanita dewasa. Secara internasional populasi pediatrik dikelompokkan menjadi (preterm newborn

  

infants) bayi prematur yang baru lahir, (term newborn infant) bayi yang baru lahir

  umur 0-28 hari, (infants and toddlers) bayi dan anak kecil yang baru belajar berjalan umur > 28 hari sampai 23 bulan, (children) anak-anak umur 2-11 tahun, dan (adolescents) anak remaja umur 12 - 18 tahun tergantung daerah 2007).

  Variasi farmakokinetik obat antara orang dewasa, bayi dan anak adalah faktor penting dalam penggunaan dan penentuan dosis obat agar diperoleh hasil yang efektif dan aman. Peninjauan peranan enzim CYP-450 yang memetabolisme sebagian besar obat dalam terapi pasien pediatrik perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya perubahan kliren obat yang diakibatkan oleh interaksi obat dengan penyakit atau obat dengan obat et al., 2008). Pada pasien anak-anak, terutama neonatus, respons obat berbeda dengan orang dewasa 2009). Aksi obat bervariasi pada neonatus karena dipengaruhi karakteristik biologi seperti berat badan rendah, kandungan lemak badan sedikit, volume cairan tubuh besar dan permeabilitas beberapa membran cukup besar termasuk kulit dan membran sawar otak 2005). Dengan demikian, perhatian khusus bagi neonatus sangat perlu, terutama dosis obat harus dihitung dengan hati-hati karena kliren obat yang rendah dan sensitivitas target organ yang berbeda dapat berpotensi meningkatkan toksisitas 2009).

  Sebagai contoh, pemberian dosis tunggal atau berganda parasetamol (hingga mencapai 150 mg/kgbb) dalam 24 jam mungkin menyebabkan nekrosis hepatoseluler berat serta nekrosis tubular renal walaupun jarang terjadi. Namun, pada pasien anak yang diberi obat-obat yang menginduksi enzim hati (misal, karbamazepin atau penobarbital) dan mendapat parasetamol dosis 75 mg/kgbb dalam 24 jam akan memungkinkan untuk menyebabkan terjadinya kerusakan hati 2009). Interaksi obat adalah terjadinya perubahan efek suatu obat karena adanya pengaruh obat, herbal medisin, makanan, minuman atau agen kimia lain dalam lingkungan sistem 2008). Pemberian suatu obat (A) dapat mengubah aksi obat lain (B) dapat terjadi melalui dua mekanisme umum yaitu interaksi farmakokinetik dan interaksi farmakodinamik. Selain itu ada katergori lain yaitu interaksi farmaseutik, yaitu interaksi yang terjadi secara in vitro yang dapat menyebabkan salah satu atau kedua obat tidak aktif 2005).

  Frekwensi dan prevalensi terjadinya interaksi tergantung pada jumlah medikasi yang diberikan secara bersamaan serta kompleksitas regimen pemberian obat. Prevalensi interaksi juga tergantung pada beberapa variabel lain seperti kepatuhan pasien, hidrasi dan status nutrisi, tingkat keparahan kerusakan ginjal dan hati, merokok dan penggunaan alkohol, dan genetik serta dosis obat et al., 2004).

  Studi komparatif pada rekam medis pasien pediatrik periode Mei-Agustus 2009 yang dilakukan pada dua rumah sakit di Pakistan, dari 1.420 resep 950 (66,90%) diantaranya terjadi interaksi obat et al., 2011). Dalam sebuah studi yang melibatkan 9.900 pasien dengan 83.200 paparan obat, 234 (6,5%) dari 3600 pasien mengalami reaksi obat merugikan yang termasuk ke dalam kategori interaksi obat. Studi lain yang dilakukan oleh Gallery, et al., (1994) menemukan bahwa peresepan pada 160 pasien, terjadi 221 interaksi obat; sebanyak 24 kasus (10,85%) termasuk kategori major, 115 kasus (52,03%) kategori moderate, dan 82 kasus (37,12%) termasuk kategori minor. Studi lain yang dilakukan oleh Hajebi, et al., (2000) mengevaluasi interaksi obat pada 3.130 resep dari 4 bagian di sebuah rumah sakit pendidikan, hasilnya menunjukkan bahwa dari 3960 resep terjadi 156 kejadian interaksi obat 2006). Berdasarkan tingkat keparahan/severitas, interaksi juga dapat diklasifikasikan ke dalam tiga level yaitu minor, moderate, dan mayor. Suatu interaksi disebut keparahan minor jika interaksi mungkin terjadi dan dipertimbangkan potensial membahayakan pasien jika terjadi kelalaian, dan disebut interaksi keparahan

  

moderate jika satu dari bahaya potensial mungkin terjadi pada pasien, dan

  diperlukan beberapa intervensi/monitor. Efek interaksi moderate mungkin menyebabkan perubahan status klinis pasien, perawatan tambahan, perawatan di rumah sakit dan atau menyebabkan lama tinggal di rumah sakit semakin panjang. Sedangkan interaksi keparahan major jika terdapat probabilitas yang tinggi untuk membahayakan pasien termasuk kejadian yang menyangkut nyawa pasien dan kerusakan permanen 2004). Tidak semua interaksi obat bermakna secara signifikan, walaupun secara teoritis mungkin terjadi. Banyak interaksi obat yang kemungkinan besar berbahaya terjadi hanya pada sejumlah kecil pasien. Namun demikian, seorang farmasis perlu selalu waspada terhadap kemungkinan timbulnya efek merugikan akibat interaksi obat untuk mencegah timbulnya risiko morbiditas atau bahkan mortalitas dalam pengobatan pasien 2006).

  Interaksi obat merupakan salah satu penyebab drug related problem (DRP). Ada tiga kemungkinan DRP lain yang dapat disebabkan oleh interaksi obat, diantaranya dosis terlalu rendah, reaksi obat merugikan dan dosis terlalu tinggi.

  DRP sendiri merupakan suatu masalah yang sangat mempengaruhi keberhasilan terapi pasien et al., 2007).

  Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian retrospektif interaksi obat pada bagian Pediatrik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP H. Adam Malik) Medan untuk melihat gambaran awal interaksi obat yang terjadi. Selain itu berdasarkan penelusuran pada bagian LITBANG RSUP H. Adam Malik Medan penelitian

1.2 Kerangka Pikir Penelitian

  • Farmakokinetik -
  • Unknown -
  • - umur 0-28 hari
  • - umur 29 hari
  • Moderate -
  • - Laki-Laki
  • - Perempuan PASIEN Jumlah diagnosis Jumlah Obat Interaksi Obat Frekuensi/ Jumlah (%) Jenis Obat (%) Mekanisme (%)

  Minor

  Mayor

  Farmakodinamik

  Parameter

  Keparahan (%)

  Jenis Kelamin

  18 tahun

  sampai 23 bulan

  Usia Pasien

  Variabel terikat

  Faktor Resiko

  Variabel bebas

Gambar 1.1 Skema hubungan variabel bebas dan variabel terikat

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan studi interaksi obat pada pasien pediatrik rawat inap di RSUPHAM Medan. Secara skematis kerangka pikir penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.1

  interaksi obat secara retrospektif pada pasien rawat inap dibagian Pediatrik Rumah Sakit belum pernah dilakukan.

  • - umur 2-11 tahun
  • - umur 12 sampai

  1.3 Perumusan Masalah

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. apakah interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik

  Medan terkait dengan jumlah obat?

  b. apakah interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan terkait dengan pasien?

  c. apakah interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan terkait dengan jumlah diagnosis? d. apa saja obat yang sering berinteraksi di bagian rawat inap Pediatrik RSUP H.

  Adam Malik Medan? e. apakah frekwensi interaksi obat pada unit rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam

  Malik Medan tinggi? f. apa saja pola mekanisme interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP

  H. Adam Malik Medan? g. apa sajakah tingkat keparahan interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik

  RSUP H. Adam Malik Medan?

  1.4 Hipotesis

  Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis awal penelitian ini adalah: a. interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan tidak ada hubungan dengan jumlah obat.

  b. interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan tidak ada hubungan dengan pasien. c. interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan tidak ada hubungan dengan jumlah diagnosis.

  Hipotesa alternatifnya: a. interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan ada hubungan dengan jumlah obat.

  b. interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan ada hubungan dengan pasien.

  c. interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan ada hubungan dengan jumlah diagnosis.

  d. obat yang sering berinteraksi pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam

  Malik beragam jenisnya e. frekwensi interaksi obat-obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik tinggi.

  f. pola mekanisme interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H.

  Adam Malik Medan beragam, diantaranya farmakokinetik, farmakodinamik, dan unknown.

  g. tingkat keparahan interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H.

  Adam Malik Medan beragam, diantaranya adalah mayor, moderate, dan low.

1.5 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan hipotesis penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini untuk: a. mengetahui hubungan interaksi obat dengan jumlah obat.

  b. mengetahui hubungan interaksi obat dengan pasien.

  c. mengetahui hubungan interaksi obat dengan jumlah diagnosis. d. mengetahui obat yang sering berinteraksi pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan.

  e. mengetahui besarnya frekwensi interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan.

  f. mengetahui pola mekanisme interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan.

  g. mengetahui tingkat keparahan interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. memberikan gambaran tentang interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan.

  b. memberikan gambaran tentang obat yang sering berinteraksi dan frekwensinya pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan.

  c. memberikan gambaran tentang pola mekanisme dan tingkat keparahan interaksi obat pada bagian rawat inap Pediatrik RSUP H. Adam Malik Medan.

Dokumen yang terkait

Studi Retrospektif Interaksi Obat pada Pasien Pediatrik Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode Januari–Juni 2012

8 116 168

Kepuasan Pasien Rawat Inap yang Menggunakan Layanan Asuransi Kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 37 117

Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011

0 52 62

Karakteristik Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

0 56 118

Profil Peresepan Obat Pada Pasien Rawat Jalan Jamkesmas Dari Poli Kardiovaskular Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode Januari–Maret 2011

3 101 74

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Pelayanan Profesional Dokter Spesialis dengan Kepuasan Pasien Umum di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 3 9

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Kinerja Kepala Ruangan Terhadap Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 13

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Beban Kerja Perawat Pelaksana dengan Perilaku Caring Perawat di ICU Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 1 7

Studi Retrospektif Interaksi Obat pada Pasien Pediatrik Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode Januari–Juni 2012

0 0 92

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasien Pediatrik - Studi Retrospektif Interaksi Obat pada Pasien Pediatrik Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode Januari–Juni 2012

0 0 14