1.4 Manfaat Penelitian - Analisis Profitabilitas, Likuiditas, Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2007-2010

  1. Membuktikan secara empiris pengaruh Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan.

  2. Membuktikan secara empiris pengaruh Likuiditas terhadap Dividend 3.

  Membuktikan secara empiris pengaruh Leverage terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan.

  4. Membuktikan secara empiris pengaruh simultan Profitabilitas,Likuiditas dan Leverage terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan.

1.4 Manfaat Penelitian 1.

  Bagi Penulis Hasil penelitian dapat dipergunakan untuk memperdalam ilmu pengetahuan mengenai praktek pasar modal khususnya yang berkaitan dengan hal-hal yang mempengaruhi cash dividend perusahaan.

  2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam penentuan pilihan investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan.

  3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan tentang informasi sekaligus sebagai bahan acuan untuk perbandingan dalam penelitian serupa serta diharapkan dapat dikembangkan pada penelitian – penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

2.1 Dividen

2.1.1. Pengertian Dividen

  Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen,semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Dividen dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Apabila peusahaan penerbit saham mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan dalam bentuk dividen yang besar pula.

  Menurut Gallagher and Andrew (2003:462) mengartikan dividen,

  

“dividends are the cash payments that’s corporation make to their common

stockholder” . Sedangkan menurut Skousen, et al (2001:757) “dividen adalah

  jumlah saham yang dimilikinya”.

  Menurut Elton, et al (2003:17) dividen adalah“common stock represents

  

on ownership claim on the earnings and assets of corporation. After holders of

debt claims are paid, the management of the company can either pay out the

remaining earnings to stockholders in the form of dividens on reinvest part or all of the earnings in the business”.

  Selain itu menurut Skousen dan Stice yang diterjemahkan oleh Thomson (2001:757) yang dimaksud dengan dividen adalah “pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah yang dimilikinya” Sedangkan menurut PSAK No.23 paragraf 4 (2004: 23.4) tentang pendapatan, mendefinisikan dividen sebagai “distribusi laba kepada pemegang ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu.”

  Sedangkan menurut Rusdin (2006:73) “dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa dividen adalah bagian keuntungan bersih setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. Karena dividen merupakan salah satu potensi keuntungan dari investasi melalui saham, maka pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen yang akan diterapkan dalam rangka menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan dalam bentuk kepemilikan saham.

2.1.2 Jenis-jenis Dividen

   Menurut Baridwan (2004:429) ada lima jenis dividen yaitu a.

  Dividen Kas Dividen yang paling umum dibagikan oleh Perseroan Terbatas adalah dalam bentuk kas yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya deviden kas ialah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen kas.

  b.

  Dividen Aktiva Selain Kas (Property Dividends) Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas, dividen dalam bentuk ini disebut Property Dividend. Aktiva yang dibagikan biasa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perseroaan terbatas, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain.

  c.

  Dividen Utang(Script Dividend) Dividen utang timbul apabila saldo kas yang tidak mencukupi untuk pembagian dividen sehingga pimpinan Perseroan Terbatas akan mengeluarkan Script Dividend yaitu perjanjian tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan dating. Script Dividend ini mungkin berbunga mungkin juga tidak.

  d.

  Dividen Likuidasi Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal. Dividen Likuidasi ini dicatat dengan rekening pengembalian modal yang dalam neraca dilaporkan sebagai pengurang modal saham. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa pengembalian modal, sehingga para e. Dividen Saham

  Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada pemegang saham.

2.1.3 Pengertian Kebijakan Dividen

  Menurut Bambang Riyanto (2001:281) “kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan di dalam perusahaan”.

  Sedangkan Sundjaja dan Barlian (2003:390) menyatakan ”kebijakan dividen adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen”.Kebijakan dalam pembagian dividen masih menjadi masalah kontroversi, karena apakah pemegang saham lebih suka perusahaan membagikan laba sebagai dividen tunai atau perusahaan membeli kembali saham atau menggunakan kembali laba itu dalam operasi atau biasa disebut laba ditahan.

  Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan : 1) dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen, dan 2) diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Pada umumnya sebagai EAT di bagi dalam bentuk dividend dan sebagian lagi di investasikan kembali. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang besarnya EAT yang dibagikan sebagai dividen. Pembuatan keputusan tentang dividen ini disebut sebagai kebijakan dividen.

  Menurut Sutrisno (2003:306) ada beberapa bentuk pemberian dividen tunai atau cash dividend yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk kebijakan dividen tersebut adalah : a.

  Kebijakan Pemberian Dividen Stabil Kebijakan pemberian dividen stabil ini artinya dividen akan diberikan secara perlembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh berfluktuasi. Dividen stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, dan kemudian bila laba yang diperoleh meningkat dan peningkatannya mantap dan stabil, maka dividen juga ditingkatkan. Untuk selanjutnya dipertahankan selama beberapa tahun. Kebijakan pemberian dividen stabil ini banyak dilakukan selama beberapa tahun dan dilakukan oleh banyak perusahaan, karena bebrapa alas an yakni bisa meningkatkan harga saham, sebab dividen yang stabil dan dapat diprediksi dianggap mempunyai resiko yang kecil, bisa memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan dating, akan menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi,sebab dividen selalu dibayarkan.

  b.

  Kebijakan Dividen Meningkat

  Dengan kebijakan ini perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil. Kebijakan Dividen dengan Rasio Konstan

  Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya meliputi besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar dividen yang dibayarkan, demikian pula sebaliknya bila laba kecil dividen yang dibayarkan kecil. Dasar yang digunakan sering disebut dividend payout ratio. Rasio pembayaran dividen adalah persentase dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk tunai, dihitung dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per saham (Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian, 2003:390).

  d.

  Kebijakan Pemberian Dividen Regular yang Rendah Ditambah Ekstra Kebijakan pemberian dengan cara ini, perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen perlembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.

2.1.4 Pengertian Dividend Payout Ratio (DPR)

  Pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham disebut pembagian dividen. Karena dividen yang diterima oleh pemegang saham jumlahnya tergantung pada jumlah lembar saham yang dimiliki. Indikator yang digunakan untuk menguji kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen yaitu dividend payout ratio, hal tersebut berdasarkan kebijakan dividen dengan rasio konstan (Sutrisno, 2003:306).

  Menurut Munawir (2002:236) “dividend payout ratio mengukur bagian laba yang diperoleh untuk per lembar saham umum yang akan dibayarkan dalam bentuk dividen”. Warsono (2003: 275) mengatakatan bahwa “dividend

  payout ratio

  merupakan hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa”. Menurut Gitman (2003) “dividend payout ratio adalah persentase yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemilik atau pemegang saham dalam bentuk kas.” dividend payout ratio menurut brigham dan houston (2001:69) adalah “persentase dari laba bersih yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham”. dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividend per share (DPS) dengan earning per share (EPS).

  Dividend payout ratio ini ditentukan perusahaan untuk membayar

  dividen kepada para pemegang saham setiap tahun, penentuan Dividend

  

Payout Ratio berdasarkan besar kecilnya laba setelah pajak. Rasio untuk

  menghitung dividend payout ratio menurut Gitman (2003) adalah: =

  ℎ ℎ

  2.1.5 Teori-teori Kebijakan Dividen

  Menurut Sjahrial (2008:311), terdapat lima teori dari preferensi investor mengenai kebijakan dividen yang dapat mempengaruhi pandangan kita a.

  Teori “Dividen Tidak Relevan” Beberapa ahli menentang pendapat Modigliani & Miller mengenai dividen tidak relevan dengan menunjukkan bahwa adanya : biaya

  emisi saham baru akan mempengaruhi nilai perusahaan . Perusahaan

  lebih suka menggunakan laba ditahan daripada menerbitkan saham baru. Ada kemungkinan laba ditahan tidak cukup besar sehingga perusahaan harus menerbitkan saham baru. Ada kemungkinan laba ditahan tidak cukup besar sehingga perusahaan harus menerbitkan saham baru. Semakin besar target laba ditahan, semakin kecil kemungkinan perusahaan menerbitkan saham baru. Karena biata modal sendiri ditentukan oleh besar-kecilnya laba ditahan ditentukan dividen mempengaruhi nilai perusahaan.

  b.

  Teori “The Bird In The Hand” Gordon dan Litner menyatakan bahwa :”Biaya Modal Sendiri (Ks) perusahaan akan naik jika DPR (Dividend Payout Ratio) rendah karena investor lebih suka menerima dividen dibanding capital gain, karena dividen yield lebih pasti”.

  c.

  Teori Perbedaan Pajak Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Karena adanya pajak terhadap dividends dan capital gains. Para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak.

  d.

  Teori “Signaling Hypothesis” Bukti empiris menyebutkan: Jika ada kenaikan dividen sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Demikian pula sebaliknya. Menurut Modigliani & Miller kenaikan dividen biasanya merupakan sesuatu”signal (tanda)” kepada para investor bahwa manjemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa mendatang. Sebaliknya suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen yang dibawah normal (biasanya) diyakini investor sebagai tanda(signal) bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diiwaktu mendatang.

  e.

  Teori “Clientele Effect” Kelompok (Clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.

  Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat itu lebih menyukai suatu dividend payout ratio (DPR) yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat itu lebih senang jika perusahaan menahan sebagian laba bersih perusahaan.

  2.1.6 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Dividen

  Menurut Sjahrial (2008:305) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Posisi likuiditas perusahaan

  Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan. Kebutuhan dana untuk membayar hutang

  Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar utang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil.

3. Rencana perluasan usaha

  Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen.

4. Pengawasan terhadap perusahaan

  Kebijakan pembiayaan : untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber inter antara lain “laba”. Yang dimaksud dengan laba adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu.

  2.2 Prosedur pembayaran Dividen

  Menurut Brigham dan Houston (2001:84 ) prosedur pembayaran dividen yang antara lain : a.

  Tanggal pengumuman (declaration date) Tanggal deklarasi, yaitu tanggal pada saat dividen secara resmi diumumkan oleh Dewan Direksi.

  b.

  Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date) Tanggal pencatatan, yaitu tanggal yang menunjukkan kapan buku transfer ditutup untuk menentukan investor mana yang akan menerima pembayaran dividen. Biasanya tanggal pencatatan adalah 2 atau 3 minggu setelah tanggal pengumuman, pada tanggal tersebut disiapkan daftar pemegang saham saat itu.

  c.

  Tanggal ex-dividen(ex-dividend date) Tanggal ex-dividen, yaitu tanggal dimana saham diperdagangkan tanpa hak menerima dividen, dalam teori tanggal ex-dividen adalah tanggal setelah tanggal pencatatan. Namun, dalam praktik pasar modal memajukan tanggal pencatatan untuk memberikan kesempatan pemindahan kepemilikan saham.

  d.

  Tanggal pembayaran Tanggal pembayaran, yaitu merupakan tanggal saat pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham yang telah mempunyai hak atas dividen. Jadi pada tanggal tersebut, para investor sudah dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang telah diumumkan oleh emiten (dividen tunai/dividen saham).

  2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio

  Kebijakan dividen suatu perusahaan dapat tercermin pada dividend

  • nya. Dividend payout ratio adalah rasio pembayaran dividen

  payout ratio

  sebagai hasil kebijakan dividen perusahaan yang berguna bagi penilaian saham jika earnings perusahaan diketahui. Berbagai macam faktor dapat mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan dividend payout ratio.

  Beberapa faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio, antara dividen itu dipengaruhi oleh likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan dan tingkat pengawasan. Menurut Hanafi (2004:378) dividend payout ratio dipengaruhi oleh kesempatan investasi, profitabilitas, likuiditas, akses ke pasar uang, stabilitas pendapatan dan pembatasan- pembatasan. Menurut Munawir (2001:89) salah satu indikator yang digunakan untuk melihat profitabilitas adalah ROA. Menurut Munawir (2004:70) likuiditas diukur dengan cash ratio. sedangkan menurut k. r. subramanyam,dkk ( 2005:36 ) memproksikan leverage melalui debt to equity ratio (der).

  Parthington (1989) dalam Sunarto dan Kartika (2003) dalam penelitiannya menunjukkan beberapa variabel yang mempengaruhi penentuan dividen yaitu: profitabilitas,stabilitas dividen dan earning, likuiditas dan cash

  flow , investasi, dan pembiayaan. Brigham (1983) yang dikutip dalam Amalia

  (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi dividen payout ratio adalah debt to

  total asset, cash ratio, size, return on asset, growth, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan growth.

  penelitian ini akan memfokuskan pada faktor-faktor yang berpengaruh pada penetapan dividen payout ratio yang antara lain adalah: Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage.

a. Profitabilitas

  Profitabilitas sering dikaitkan dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Berikut ini akan dijelaskan pengertian profitabilitas menurut beberapa pakar keuangan.Menurut Sartono (2001:122) menjelaskan “profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”.

  Sedangkan menurut Riyanto (2001:35) “profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut”. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2006:304) “profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”.

  Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi.

  Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan deviden karena deviden adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu deviden akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah

  

return on asset . Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan

  membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai deviden (Sudarsi, Yuniningsih (2002):

   return on asset = b. Likuiditas

  Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang – hutang jangka pendeknya. Indikator yang digunakan untuk mengukur likuiditas adalah cash ratio . menurut munawir (2004:70) “cash ratio menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia ditambah efek – efek likuid”. Rasio ini juga bermakna sebagai rasio likuiditas jangka pendek. Semakin tinggi cash

  

ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya, Brigham(1983) dalam Amalia (2008) .

  Brittain & Partington dalam Usman (2006) mengungkapkan bahwa ketersediaan uang kas menunjukkan tingkat dividen yang dibagikan. Dengan semakin meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk membayar dividen yang diharapkan oleh investor. Oleh karena deviden merupakan “cash outflow”, maka makin kuat posisi kas perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Riyanto 2001:267).

  Dengan semakin meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk membayar dividen tunai (cash dividend) yang diharapkan oleh investor Parthington(1989) dalam Tsaniyah (2009).Dengan kata lain dengan meningkatnya cash ratio akan meningkatkan pembayaran dividen. Menurut (accountingexplained.com 2011) cash ratio dirumuskan sebagai berikut.

  • cash ratio = c.

   Leverage

  Menurut Lukas Setia Atmaja (2008:271) “leverage (rasio hutang) menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang”. Sedangkan Sartono (2001:120-121) menjelaskan bahwa “leverage menunjukan proporsi atas penggunaan utang untuk investasinya”. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100%.”

  Dari uraian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rasio leverage menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal sendiri maupun aktiva. Dengan rasio ini kita bisa melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal sendiri atau aktiva.

  Indikator yang digunakan untuk mengukur leverage yaitu Debt to

  

equity ratio (DER). Rasio debt to equity ratio digunakan untuk menilai

  banyaknya hutang yang dipakai perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut, Sri sudarsi (2002) :

   Debt to Equity Ratio = B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Beberapa hasil penelitian-penelitian terdahulu menemukan adanya

  

inconsistency . Beberapa diantaranya adalah penelitian Bagus Laksono (2006)

  menemukan bahwa ROA memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio, sedangkan penelitian Happy S Hartadi (2006) menemukan bahwa secara parsial ROA tidak berpengaruh terhadap DPR. Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) mengemukakan bahwa hasil penelitiannya debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan Prihantoro (2003) mengemukakan hasil penelitiannya secara parsial posisi kas berhubungan secara positif signifikan terhadap dividend

  

payout ratio (DPR), namun tidak sesuai dengan Rini (2007) bahwa cash ratio

tidak berpengaruh secara parsial terhadap DPR.

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu N a m a V a r i a b e l H a s i l P e n e l i t i a n N a m a V a r i a b e l H a s i l P e n e l i t i a n P e n e l i t i P e n e l i t i P e n e l i t i a n P e n e l i t i a n

  B a g u s B a g u s Secara simultan variabel

  Return On Asset, sales Return On L L a a k k s s o o n n o o growth, asset growth , cash Asset, sales growth, asset growth ,

  ( (

  2

  2

  6 6 ) ) flow, dan Debt to Total cash flow, dan Debt to Total Asset signifikan positif terhadap

  Asset. secara variabel dividend payout ratio.

  s e c a r a p a r s i a l , h a n y a cash flow yang

  s e c a r a p a r s i a l , h a n y a tidak memiliki pengaruh positif terhadap . dividend payout ratio

  Happy S Cash position, likuiditas, Secara simultan, Cash position, Hartadi profitabilitas,Ukuran likuiditas, profitabilitas, Ukuran (2006) perusahaan,potensi perusahaan, potensi pertumbuhan,

  pertumbuhan, dan DER. dan DER secara bersama-sama terhadap dividend payout ratio. .

  Secara parsial, hanya Cash Position (CP) yang memiliki pengaruh positif terhadap . dividend payout ratio

  Cash Position (CP), Debt to Secara simultan, Variabel Cash

  Lisa

  

Equity Ratio(DER) dan Return Position (CP), Debt to Equity

  Marlina

  on Assets (ROA) Ratio (DER) dan Return on Assets

  dan Clara

  (ROA) secara bersama-sama

  Danica

  berpengaruh signifikan terhadap

  (2009) dividend payout ratio .

  Secara parsial, Cash Position (CP) dan Return on Assets(ROA) berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio .

  Return on assets, net profit Secara simultan, Return on assets, net

  Prihantoro

  margin, operating profit profit margin, operating profit margin,

  (2003)

  margin, price earning ratio, price earning ratio, price to book

price to book value value secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio .

  Secara parsial,

  Variabel Rasio

  hutang dan modal (DER), secara

  parsial memiliki hubungan yang negatif signifikan terhadap

  dividend payout ratio Secara simultan, ROA, ROE, NPM,

  Rini Cash ratio, debt to equity

  EPS secara bersama-sama berpengaruh

  (2007) ratio (DER), net profit

  signifikan terhadap dividend payout margin, return on

  . ratio investment (ROI) dan Tax rate

  Secara parsial cash ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap . dividend payout ratio

  Sumber: Data diolah Penulis, 2012 C.

   Kerangka Konseptual

  Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu diatas, kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:

  PROFITABILITAS DIVIDEND PAYOUT LIKUIDITAS RATIO

Gambar 2.1

  LEVERAGE

Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah peneliti identifikasikan sebagai masalah penting. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio profitabilitas yang terdiri dari rasio return on

  

asset (ROA), rasio likuiditas yaitu cash ratio dan rasio leverage yaitu debt to

dividend payout ratio.

  ROA (salah satu ukuran profitabilitas) juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Menurut Hanafi (2004:375) “perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar deviden atau meningkatkan deviden”. Dengan demikian, profitabilitas (ROA) berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

  Cash ratio menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang yang

  segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia ditambah efek – efek likuid Oleh karena deviden merupakan

  Debt to equity ratio menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibelanjai

  dengan hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang dibandingkan dengan modal sendiri. Peningkatan utang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin menurunkan kemampuan perusahaan membayar dividen, Sudarsi(2002). Maka debt to equity ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio .

  “cash outflow”, maka makin kuat posisi kas perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden (Riyanto 2001:267). Jadi cash ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio .

  Dividend payout ratio (DPR) adalah kemampuan perusahaan untuk

  membayar dividen kepada para pemegang saham setiap tahun yang dilakukan berdasarkan besar kecilnya laba bersih setelah pajak.

D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenaranya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Hipotesis menurut Erlina (2007:41), menyatakan “hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris”. Berdasarkan kerangka koseptual yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis sementara sebagai berikut: H1 : terdapat pengaruh profitabilitas terhadap dividend payout ratio. H2 : terdapat pengaruh likuiditas terhadap dividend payout ratio. H3 : terdapat pengaruh leverage terhadap dividend payout ratio. H4: terdapat pengaruh secara simultan profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap dividend payout ratio.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Insider Ownership, Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

4 120 76

Analisis Profitabilitas, Likuiditas, Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2007-2010

0 64 58

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Terhadap Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 44 79

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Go-Public Di Bursa Efek Jakarta

0 36 112

Pengaruh Likuiditas Dan Arus Kas Bebas Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Dan Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2014

0 2 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dividend Payout Ratio 2.1.1 Pengertian dividend payout ratio - Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Insider Ownership, Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Indus

0 2 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Insider Ownership, Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Ind

0 0 11

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Insider Ownership, Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 0 11

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 0 13

Analisis Profitabilitas, Likuiditas, Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2007-2010

0 0 5