PROPOSAL PENGUJIAN DAY OF THE WEEK EFFEC

PROPOSAL
PENGUJIAN DAY OF THE WEEK EFFECT PADA RETURN SAHAM LQ 45 DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2014

Disusun oleh:
1. Irma Akroman

(7311413012)

2. Eka Supratiwi

(7311413040)

3. Akhlis Maulia Ningrum

(7311413048)

4. Nur Indah Fitriya

(7311413053)


5. Yayu Indriyani

(7311413073)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................4
BAB II TELAAH LITERATUR DAN HIPOTESIS ......................................6
2.1 Landasan Teori ...................................................................................6
2.2 Penelitian Terdahulu .........................................................................13
2.3 Hipotesis............................................................................................15
2.4 Kerangka Penelitian ..........................................................................17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................19
3.1 Data dan Sampel ...............................................................................19
3.2 Definisi Operasional Variabel ...........................................................20
3.3 Model Penelitian ...............................................................................21
3.4 Metode Pengujian ............................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................24

DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2

Penelitian Terdahulu ..................................................................27

Sampel Perusahaan LQ 45 Periode 2013-2014 .........................29

2

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4

Kerangka pemikiran Penelitian..............................................27

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal
sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun
perusahaan swasta (Husnan:2003).
Pasar modal memiliki kondisi yang dinamis dimana harga-harga saham di
pasar modal mengalami fluktuasi harga, ada saatnya mengalami peningkatan atau

pada saat bullish maupun mengalami penurunan atau pada saat bearish. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Werastuti (2012) dikatakan ada beberapa faktor
pemicu timbulnya fluktuasi harga saham diantaranya adalah adanya hari libur,
peristiwa politik, pengumuman dividen, pengumuman stock split, dan IPO (initial
public offering). Situasi pasar modal yang berubah-ubah ini dapat berisiko terhadap
keputusan investor dalam menginvestasikan dananya. Pasar yang semakin
berkembang mendorong banyak pihak, khususnya para akademisi untuk
mempelajari berbagai fenomena yang muncul di pasar modal agar dapat
menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai panduan oleh investor dalam
melakukan investasinya. Salah satu fenomena yang masih menarik untuk
didiskusikan adalah konsep pasar efisien. Terbukti dengan masih adanya pro dan
kontra tentang hipotesis pasar efisien dikalangan akademisi dan praktisi di bidang
keuangan. Salah satunya adalah Suwarni (2002) dan Khajar (2008) yang hasil
penelitiannya mendukung konsep pasar efisien, sedangakan Iramani (2006) dan
Mulyono (2009) menyatakan bahwa pasar modal Indonesia tidak efisien.

1

Dalam pasar modal yang efisien, pola pergerakan harga saham mengikuti
pola langkah acak (random walk theory). Dalam pola langkah acak, perubahan

harga di waktu lalu tidak bisa digunakan untuk memperkirakan perubahan harga
dimasa yang akan datang. Kunci utama pengukuran pasar modal yang efisien
adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi yang tersedia (informasi
masa lalu, informasi yang tersedia untuk publik, dan informasi yang tersedia baik
publik ataupun tidak).
Perdebatan tentang pasar yang efisien masih sering terjadi sampai saat ini.
Beberapa penelitian di Indonesia mengemukakan bukti empiris yang mendukung
konsep pasar efesien, diantaranya adalah Khajar (2008) yang menemukan dalam
penelitiannya bahwa BEI sudah efesien dalam bentuk lemah baik pada periode
krisis maupun setelah krisis. Selain itu beberapa penelitian yang mengemukakan
bukti empiris yang mendukung konsep pasar efisien, diantaranya adalah Primawurti
(2003) dan Suwarni (2002) yang menemukan bahwa pada return pasar IHSG tidak
ditemukan adanya fenomena day of the week effect.
Namun disisi lain muncul sejumlah penelitian yang menyatakan adanya
anomali pasar yang merupakan penyimpangan yang terjadi terhadap hipotesis pasar
yang efisien yang dapat mempengaruhi harga saham. Beberapa penelitian yang
mengemukakan adanya pasar anomali diantaranya adalah Iramani (2006), Mulyono
(2009), Indrisari (2014).
Menurut Alteza (2006) ada empat jenis anomali pasar saham yang dikenal
dalam keuangan, yaitu anomali perusahaan (firm anomalies), anomali musiman

(seasonal anomalies), anomali akuntansi (accounting anomalies), dan anomali
peristiwa (event anomalies). Dari empat jenis anomali tersebut anomali musiman

2

merupakan jenis anomali yang paling sering diteliti pengaruhnya terhadap return
saham perusahaan. Pasar dikatakan mengalami anomali musiman apabila terdapat
perubahan yang diprediksi atau membentuk suatu pola dalam serial waktu tertentu,
mengalami pengulangan lebih dari satu periode. Jenis anomali musiman yang
sering diteliti yaitu mengenai anomali kalender (calender anomalies) diantaranya
adalah fenomena hari perdagangan (day of the week effect).
Pengujian mengenai adanya efek hari perdagangan yang dilakukan oleh
Lufiaji (2003) menyatakan bahwa fenomena day of the week effect terjadi pada
indeks LQ 45 BEI periode 2012, dimana return negatif terendah terjadi di hari
senin dan return positif tertinggi terjadi di hari rabu. Selain itu penelitian yang
dilakukan oleh Iramani dan Mahdi (2006) juga menunjukan bahwa hari
perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham harian pada Bursa Efek
Jakarta periode 2005. Rita (2009) menemukan keberadaan efek hari perdagangan di
BEI dimana return tertinggi pada hari rabu dan terendah pada hari senin.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Octavianus (2009) tidak menemukan

adanya fenomena ini di BEI, begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi
(2012) kembali tidak ditemukan efek hari perdagangan di BEI.
Keragaman argumentasi

mengenai pola

return saham setiap hari

perdagangan yang dihasilkan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan dimasa
lalu, baik penelitian yang dilakukan di pasar modal luar negeri maupun di BEI,
menimbulkan sebuah pertanyaan besar apakah day of the week effect
mempengaruhi tingkat keuntungan atau return saham perusahaan yang terdaftar di
BEI.

3

Dari berbagai perbedaan argumen yang muncul, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul "Pengujian Day of the week effect Pada Return
Saham LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2014". Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan pengujian ulang dan membuktikan adanya fenomena

day of the week effect pada indeks Saham LQ 45. Penelitian ini di lakukan pada
perusahaan yang secara terus–menerus masuk ke dalam indeks LQ 45 di BEI
periode 2013-2014.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka perlu diteliti
ulang mengenai pola return yang berbeda antara hari perdagangan yang satu
dengan hari perdagangan lainnya, maka dapat dirumuskan permasalahannya
sebagai berikut :
-

Apakah ada pengaruh day of the week effect pada return saham di Index LQ 45
BEI tahun 2013-2014?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari day of the week
effect pada return saham di index LQ 45 BEI tahun 2013-2014.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, diantaranya yaitu:

1. Bagi Peneliti Lain
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dapat bermanfaat bagi
peneliti lain sebagai referensi dan bahan acuan bagi pihak-pihak yang

4

berkepentingan, terutama pihak yang akan melakukan penelitian dengan
permasalahan yang sejenis.

2. Bagi Investor
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi investor
dan calon investor tentang return saham harian. Sehingga bermanfaat sebagai
perencanaan strategi yang baik dan pengambilan keputusan dalam membeli
saham atau berinvestasi bagi investor dan calon investor.

5

BAB II
TELAAH LITERATUR DAN HIPOTESIS


2.1 Landasan Teori
2.1.1 Efisiensi Pasar
Fama (1965) mengembangkan Efficient Market Hypothesis (EHM) dengan
manyatakan bahwa pasar modal itu merupakan fair game, informasi tidak dapat
digunakan

untuk

memperoleh

keuntungan.

Sedangkan

Tandelilin

(2007)

mengungkapkan bahwasanya pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua
sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia.

Husnan (2005) juga mengungkapkan bahwa pasar modal yang efisien merupakan
pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang
relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, maka semakin
efisien pasar tersebut. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai
harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia,
maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien.
Definisi pasar efisien juga dapat ditinjau berdasarkan pada distribusi
informasi. Beaver (1986:130) mencoba untuk melihat pasar efisien dari sudut
pandang distribusi informasi dengan mengatakan bahwa “a security market is said to
be efficient with respect to an information system if and only if the prices act as if
everyone observes the signals from that information system”. Menurut definisi ini,
harga merupakan cermin dari adanya pemahaman menyeluruh (universal) atas suatu
informasi, sehingga jika harga memiliki kandungan informasi, maka dikatakan
bahwa harga yang terbentuk "sepenuhnya mencerminkan" sistem informasi.

6

Konsep efisiensi pasar modal mempunyai banyak pengertian yang berbeda
tergantung keperluan pelaku yang menerapkannya. West (1975) memebedakan
pengertian internal efficiency dengan eksternal efficiency. Eksternal efficiency
menunjukan bahwa pasar berada pada posisi keseimbangan sehingga pengambilan
keputusan perdagangan saham atas dasar informasi yang tersedia di pasar tidak dapat
memberikan tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan ekuilibirium. Sebaliknya
internal efficiency menunjukan bahwa pasar modal tidak hanya memberikan harga
yang benar-benar tetapi juga memberikan jasa-jasa yang diperlukan dengan biaya
serendah mungkin.
2.1.1.1 Teori Random Walk
Teori ini menyatakan bahwa perubahan harga suatu saham atau keseluruhan
pasar yang telah terjadi tidak dapat digunakan untuk memprediksi gerakan di masa
yang akan datang. Perubahan harga saham tidak tergantung satu sama lain dan
mempunyai distribusi probabilitas yang sama, dengan kata lain teori ini menyatakan
bahwa harga saham bergerak ke arah yang acak dan tidak dapat diperkirakan. Jadi
tidak mungkin seorang investor dapat memperoleh return melebihi return pasar tanpa
menanggung risiko lebih.
Hal ini juga memberikan pengertian bahwa selisih antara harga pada periode
tertentu dengan harga pada periode lainnya bersifat acak. Selisih tersebut merupakan
price return saham, yang dalam jangka waktu tertentu memenuhi persyaratan bahwa
rata-ratanya adalah nol.
2.1.1.2. Bentuk Efisiensi Pasar
Fama (1970) mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga
hipotesis pasar efisien, yaitu:

7

1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga surat berharga saat ini
betul- betul menggambarkan seluruh informasi yang terkandung dalam harga- harga
surat berharga di masa lalu. Informasi masa lalu merupakan informasi yang sudah
terjadi dan jenis informasi yang dipertimbangkan terbatas hanya pada harga saham di
waktu lalu. Jika pasar efisien dalam bentuk lemah, maka nilai- nilai masa lalu tidak
dapat dipergunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk
pasar yang efisien dalam bentuk lemah investor tidak dapat menggunakan informasi
masa lalu untuk mendapatkan abnormal return.
Pengujian efisiensi pasar dalam bentuk lemah dapat dilakukan dengan
menguji apakah semua informasi yang terkandung dalam harga masa lalu
sepenuhnya tercermin dalam harga saham saat ini. Dengan demikian, suatu pasar
modal dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika informasi harga saham di waktu
yang lalu tidak bernilai dalam menentukan perubahan harga saham di waktu yang
akan datang.
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga - harga surat
berharga betul- betul menggambarkan seluruh informasi yang dipublikasikan.
Contoh informasi jenis ini diantaranya pengumuman laba dan dividen, pengumuman
stock splits, maupun terjadinya kesulitan keuangan. Jadi tidak seorang pun investor
yang mampu memperoleh tingkat pengembalian yang berlebihan dengan hanya
menggunakan sumber- sumber informasi yang dipublikasikan.

8

Pengujian efisiensi pasar bentuk ini adalah dengan menguji kecepatan
perubahan harga saham yang menyesuaikan dengan adanya pengumuman mengenai
informasi baru tersebut.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara
penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia, termasuk didalamnya informasi
yang dipublikasikan dan informasi tidak dipublikasikan (private information).
Pengujian efisiensi bentuk ini dilakukan terhadap perestasi berbagai portofolio yang
dikelola secara profesional. Jika pasar modal efisien dalam bentuk ini maka tidak ada
individual atau grup dari investor yang dapat memperoleh abnornal return.
2.1.1.3 Anomali Pasar
Pada pasar yang sebenarnya terdapat anomali pasar yang terkait dengan
hipotesis pasar efisien. Gumanti dan Ma'ruf (2004) menyatakan bahwa anomali
adalah kejadian atau peristiwa yang tidak diantisipasi dan yang menawarkan investor
peluang untuk memperoleh abnormal return. Artinya, investor dapat memperoleh
abnormal return dengan mengendalikan peristiwa tertentu. Dalam teori keuangan,
menurut Levy (1996) ada sedikitnya empat jenis anomali pasar yaitu anomali
perusahaan (firm anomalies), anomali musiman (seasonal anomalies), anomali
peristiwa atau kejadian (event anomalies), dan anomali akuntansi (accounting
anomalies).
Berdasarkan jenis-jenis anomali di atas, kasus day of the week effect
merupakan salah satu bentuk anomali pasar yaitu anomali musiman karena
berhubungan dengan waktu.

9

2.1.2 Return Saham
Saham merupakan surat berharga yang menunjukan kepemilikan perusahaan,
sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen yang dihasilkan oleh
perusahaan, termasuk hak klaim atas asset perusahaan, dengan prioritas setelah
memiliki hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas.
Menurut Husnan (2002:303) sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukan
hak pemodal (yaitu hak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian
dari kekayaan perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi
yang memungkinkan pemodal untuk menjalankan haknya.
Para investor memiliki motivasi untuk melakukan investasi salah satunya
adalah dengan membeli saham perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan imbal
hasil atas dana yang telah diinvestasikannya. Return merupakan hasil yang diperoleh
dari investasi atau tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal dari investasi yang
telah dilakukannya. Setiap investasi baik investasi jangka pendek maupun investasi
jangka panjang memiliki tujuan utama untuk memperoleh imbal hasil dari dana yang
telah diinvestasikannya, karena investor tidak akan melakukan investasi yang tidak
ada imbal hasilnya.
Konsep return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi
tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto, 2003:109). Return
realisasi (actual return) dihitung berdasarkan data historis, return historis ini juga
berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang.
Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh
investor di masa mendatang. Jika return realisasi bersifat sudah terjadi, return

10

ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah
return realisasi yang merupakan capital gain/capital loss yaitu selisih antara harga
saham individu harian saat ini (Pt) dengan harga saham individu pada hari
sebelumnya (Pt-1). Secara sistematis actual return dapat diformulasikan sebagai
berikut (Jogiyanto, 2000):
Rt =

( P t−Pt −1 )
Pt −1

Dimana:
Rt = return saham harian pada hari ke t
Pt = harga saham harian pada hari ke t
Pt-1= harga saham harian pada hari ke t-1
Apabila harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga pada periode
sebelumnya (Pt-1) maka terjadi keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya
apabila harga saham sekarang (Pt) lebih rendah dari harga saham pada periode
sebelumnya (Pt-1) maka terjadi kerugian modal (capital loss).

2.1.3 Day of the week effect
Day of the week effect merupakan salah satu bentuk anomali pasar yang
termasuk dalam golongan seasonal anomalies yang banyak terjadi di pasar modal
dunia. Fenomena ini menggambarkan adanya perbedaan return atau imbal hasil
saham yang diperoleh investor setiap harinya dimana terjadi jumlah return tertinggi
yang diterima pada hari jumat bila dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya.
Bahkan dibeberapa kesempatan return saham di hari senin menunjukan presentase
yang negatif bila dibandingkan dengan return hari lainnya. Oleh karena itu,

11

fenomena ini juga sering disebut dengan Weekend Effect dan Monday Effect. Inti dari
mempelajari Day of the week effect adalah diharapkan investor dapat menemukan
waktu yang tepat dalam melakukan jual-beli saham sehingga dapat memperoleh
abnormal return.
Fenomena ini bertentangan dengan konsep pasar efisien seperti yang telah
dibahas sebelumnya yang menyatakan bahwa return saham yang diterima investor
memiliki kecenderungan yang sama setiap harinya. Keberadaan Day of the week
effect meningkatkan kemungkinan bahwa investor mengikuti pola perdagangan
tertentu yang tidak rasional, dan investor yang rasional tidak dapat mempengaruhi
harga pasar, itulah yang menyebabkan kemungkinan terbentuknya seasonal anomaly
pada return saham.
Beberapa penelitian telah mencoba menjelaskan tentang adanya fenomena
tersebut di pasar saham. Barument (2001) menjelaskan bahwa tingginya
ketidakpastian bisa jadi merupakan suatu alasan untuk munculnya berita-berita buruk
di akhir pekan. Dikarenakan investor tidak bisa merespon berita buruk tersebut di
akhir pekan, mereka mencoba mengantisipasi keadaan tersebut dengan melakukan
perhitungan di hari jumat. Tingginya ketidakpastian di hari jumat tersebut
mengakibatkan investor menginginkan premi saham yang lebih tinggi untuk
mengkompensasi risiko yang harus mereka tanggung. Hal tersebut bisa menjadi salah
satu penyebab adanya perbedaan return yang diterima investor setiap harinya.
Lakonishok dan Maberly (1990) menemukan bahwa individu cenderung
lebih banyak melakukan aksi jual saham pada hari senin jika dibandingkan dengan
hari lainnya. Adanya waktu di akhir pekan memberikan kesempatan bagi investor
untuk menganalisis informasi dan membuat keputusan investasi. Miller (1998) dalam

12

jurnal yang sama menambahkan bahwa return yang rendah di hari senin menjelaskan
bahwa jumlah penjualan saham lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan untuk
membeli. Tingginya angka penjualan saham di hari senin merupakan bentuk
akumulasi dari keinginan investor untuk menjual sahamnya sejak penutupan pasar.
Hal ini menyebabkan fluktuasi kecil pada harga saham yang tidak dapat dihilangkan
dengan perdagangan yang dilakukan investor karena biaya yang dikeluarkan lebih
besar daripada return yang diperoleh.
Dyl (1990) dan Ikenberry (1994) berpendapat bahwa penyebab timbulnya
fenomena Day of The Week Effect atau Monday Effect dengan menetapkan keputusan
pendanaan di hari libur dan banyak melakukan perdagangan saham di hari senin,
sementara investor perusahaan menggunakan hari senin untuk menentukan strategic
planning.

2.2 Penelitian terdahulu
Dalam penelitian mengenai pengaruh day of the week effect pada return
saham masih terdapat perdebatan, beberapa penelitian menemukan adanya fenomena
day of the week effect pada pasar modal Indonesia, sedangkan beberapa penelitian
lain tidak menemukan adanya fenomena ini. Berikut adalah ringkasan beberapa
penelitian mengenai pengaruh day of the week effect pada return saham:
Penelitian di Bursa Efek Indonesia yang dilakukan oleh Aksa (2011) dengan
judul Analisis Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa
Efek Indonesia, dengan menggunakan pengujian Analysis of Variance (ANOVA)
diketahui bahwa terdapat perbedaan return saham pada setiap hari perdagangan di
Bursa Efek Indonesia terutama pada hari selasa dan jumat, ini dapat diartikan bahwa

13

terjadi fenomena day of the week effect, dimana return terendah terjadi pada hari
jumat dan return tertinggi terjadi pada hari selasa.
Iramani dan Mahdi (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Studi Tentang
Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ, dengan
menggunakan analisis ANOVA, Uji Satu Rata-rata dan Uji Dua Rata-rata Sampel
Bebas, menemukan bahwa terdapat fenomena day of the week effect serta fenomena
week four effect, namun penelitian tidak berhasil membuktikan adanya Rogalski
effect di BEJ. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa return terendah pada tahun
2005 terjadi pada hari senin sedangkan return tertinggi terjadi pada hari selasa.
Penelitian berjudul Analisis Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Abnormal
Return Saham LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dilakukan oleh
Andrea pada tahun 2014 menunjukan hasil empiris bahwa abnormal return negatif
terendah pada hari senin dan return positif tertinggi pada hari jumat, keduanya
signifikan secara statistik pada tingkat 10%.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Rita (2009) dengan judul Pengaruh
Hari Perdagangan Terhadap Return Saham: Pengujian Day of The Week Effect, WeekFour Effect Dan Rogalski Effect Di BEI. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat perbedaan return saham selama hari perdagangan. Return tertinggi terjadi
pada hari rabu sedangkan return terendah terjadi pada hari senin.
Penelitian Pandiangan (2009) dengan judul Analisis Anomali Pasar Hari
Perdagangan Pada Return Saham di Bursa Efek Indonesia, membuktikan bahwa
tidak terdapat efek hari perdagangan terhadap return saham pada tahun 2008 di BEI
dengan menggunakan analisis ANOVA.

14

Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani tahun 2009 pada saham LQ 45
BEI dengan judul Analisis the day of the week effect Pada Indks LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia ini menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara return
saham harian pada hari perdagangan.
Fitria (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Day of The Week
Effect Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic
Index menunjukan adanya pengaruh positif namun tidak signifikan dari hari
perdagangan dengan hasil pengaruh terbesar terjadi pada hari perdagangan kamis.
Penelitian mengenai pengaruh day of the week effect ini juga dilakukan oleh
Maria (2013) dengan judul Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham LQ
45 di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjuakn adanya rata-rata return
saham yang negatif yang diterima investor pada hari senin.
Penelitian yang dilakukan oleh Lutfiaji (2013) dengan judul Pengujian Day
of the week effect, Week Four Effect, Dan Rogalsky Effect Terhadap Return Saham
LQ 45 di Bursa Efek Indonesia menemukan bahwa rata-rata return terendah terjadi
pada hari senin, dimana rata-rata return menunjukan nilai negatif.
Handayani dan Suartana (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa hari
selasa memiliki abnormal return terendah, sedangkan hari rabu memiliki abnormal
return tertinggi. Volatilitas return saham pada hari rabu merupakan yang tertinggi
sedangkan hari jumat memiliki volatilitas return saham terendah.

2.3 Hipotesis penelitian
Psikologi investor dari hari perdagangan satu ke hari perdagangan lainnya
akan berpengaruh terhadap perilaku investor, dimana para investor yang mempunyai

15

ambisius dalam investasi di pasar modal akan dengan mudah terpengaruh karena
biasanya tidak mampu mengendalikan emosinya. Perilaku investor ini akan
mewarnai aktivitas perdagangan saham yang mereka lakukan di pasar modal.
Aktivitas perdagangan saham bisa ditunjukan oleh

beberapa indikator, seperti

banyaknya transaksi dan volume perdagangan. Hasil penelitian sebelumnya
menunjukan bahwa indikator-indikator aktivitas perdagangan ini berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham di pasar modal.
Indikator-indikator aktivitas perdagangan saham dari hari ke hari berubah.
Perubahan ini disebabkan oleh perubahan perilaku dalam melakukan aktivitas
perdagangan di bursa. Perubahan perilaku investor akan berpengaruh terhadap pola
return harian saham.
Beberapa penelitian juga menyebutkan adanya pengaruh hari perdagangan
pada return saham yang diterima investor. Iramani (2009) menyatakan bahwa hari
perdagangan berpengaruh terhadap return saham pada BEJ. Rita (2009) juga
menyebutkan adannya pengaruh Day of The Week Effect di BEI, hasilnya
menyatakan bahwa terdapat perbedaan return saham selama hari perdagangan, yang
artinya terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return yang diterima investor
pada pasar modal.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukanan diatas, maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham harian
di index LQ 45 tahun 2013-1014

16

Pada penelitian sebelumnya menunjukan bukti adanya kecenderungan
emiten mengumumkan berita buruk pada akhir pekan, sehingga pada perdagangan
hari senin harga saham rendah. Sedangkan berita baik perusahaan biasanya
diumumkan pada hari perdagangan. Hasil penelitian lain diperoleh bukti bahwa
hasrat individu menjual saham pada hari senin lebih tinggi daripada membeli,
sehingga pada hari perdagangan senin harga saham relatif lebih rendah dibandingkan
dengan harga saham pada hari lainnya. Ini menyebabkan return hari senin cenderung
negatif. Berdasarkan pendapat ini, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : return saham di index LQ 45 antar hari perdagangan berbeda.

2.4 Kerangka Penelitian
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
realisasi (yang sudah terjadi) dan return ekspektasi (yang belum terjadi tetapi
diharapkan akan terjadi di masa mendatang). Dalam pasar modal yang efisiem,
investor tidak dapat menggunakan analisis teknikal dalam memeprediksi besarnya
keuntungan yang diharapkan. Seorang investor akan mengalami kesulitan dalam
menentukan model prediksi tingkat return yang diharapkan yang lebih baik dari pada
pasaran berdasarkan hubungan waktu yang dulu dan waktu yang akan datang.
Namun demikian muncul beberapa fenomena dimana ditemukannya hal-hal yang
seharusnya tidak ada bilamana dianggap pasar efisien. Fenomena yang menunjukan
adanya suatu ketidakberaturan yang terdeteksi di pasar modal ini dapat memberikan
dampak yang cukup besar, fenomena ini biasa disebut sebagai market anomaly
(anomali pasar).

17

Dalam kondisi anomali pasar, seorang investor dimungkinkan memperoleh
abnormal return dengan mengandalkan suatu peristiwa tertentu. Anomali yang ada,
tidak hanya ditemukan pada satu jenis bentuk pasar efisien, tetapi ditemukan pada
bentuk pasar efisien yang lain. Selain itu, perdebatan tentang pasar efisien masih
sering terjadi sampai saat ini. Beberapa penelitian di Indonesia mengemukakan bukti
empiris yang mendukung konsep pasar efesien, yang menyatakan bahwa BEI sudah
efisien. Namun disisi lain muncul sejumlah penelitian yang menyatakan adanya
anomali pasar yang merupakan penyimpangan yang terjadi terhadap hipotesis pasar
yang efisien yang dapat mempengaruhi harga saham. Salah satu bentuk anomali
pasar yang terjadi di pasar saham indonesia adalah efek hari perdagangan (the day of
the week).
Berdasarkan pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan dimasa lalu
pada waktu tertentu anomali-anomali pasar tersebut ada yang menunjukan signifikan
terhadap return saham dan ada yang terbukti tidak signifikan terhadap return saham.
Dengan demikian kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan paada
gambar dibawah ini:

Hari Perdagangan

Senin
Selasa
Rabu

Return Saham

Kamis
Jumat

Gambar 2.4

18

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Sampel
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi
(Agusty:2014). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
yang terus-menerus masuk dalam indeks saham LQ 45 selama periode 2013-2014.
3.2.1. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan menggunakan metode
pengambilan sampel purposive sampling, artinya pengambilan sampel ini dilakukan
pada pertimbangan-pertimbangan tertentu, terutama pertimbangan yang diberikan
oleh sekelompok pakar. Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1.

Perusahaan yang secara terus-menerus masuk dalam indeks saham LQ 45
selama periode 2013-2014.

2.

Perusahaan yang telah memberikan laporan keuangan selama periode 20132014.

3.

Semua data yang diperlukan tersedia.

4.

Saham yang menjadi sampel merupakan saham yang aktif diperdagangkan
(yang dilihat adalah rata-rata nilai transaksi 12 bulan terakhir).
Berdasarkan kriteria diatas, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 31

perusahaan yang secara terus-menerus masuk dalam indeks LQ 45 BEI.

19

3.2. Definisi Operasional Variabel
Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa variabel adalah sesuatu berbentuk apa
saja dan di tetapkan oleh penyusun untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi
tentang hal itu kemudian ditarik kesimpulan. Variabel dalam penelitian terdiri dari:
1. Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabel dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham
merupakan imbal hasil dari investasi, yaitu berupa realisasi dari keuntungan
yang diharapkan dari investasi tersebut.
Rt =

( P t−Pt −1 )
Pt −1

Dimana:
Rt

= return saham harian pada hari ke t

Pt

= harga saham harian pada hari ke t

Pt-1 = harga saham harian pada hari ke t-1
2. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hari perdagangan saham di
indeks LQ 45 yaitu: senin, selasa, rabu, kamis, dan jumat. Pengukurannya
menggunakan variabel dummy dengan skala nominal yang bernilai 0 atau 1
Terdapat lima kategori variabel dummy dalam penelitian ini, yaitu:
1.

dsen

: variabel dummy untuk hari senin

2.

dsel

: variabel dummy untuk hari selasa

3.

drab

: variabel dummy untuk hari rabu

4.

dkam

: variabel dummy untuk hari kamis

5.

djum

: variabel dummy untuk hari jumat

20

Untuk mencari nilai return dari setiap hari perdagangan dilakukan
dengan menghitung return saham harian dari perusahaan yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini:
Rsenin =

( Psenin −P jumat )

Rselasa =

Rrabu =

P jumat

( P selasa−P senin )
Psenin

( Prabu −Pselasa )

Rkamis =

R jumat =

Pselasa

( Pkamis −Prabu )
P rabu

( P jumat−P kamis )
Pkamis

Return saham harian yang diperoleh kemudian dirata-ratakan untuk
memperoleh nilai return saham harian selama satu tahun. Kemudian data yang
diperoleh dikelompokan berdasarkan harinya untuk diuji dengan metode analisis
data yaitu ANOVA.
3.3. Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan adalah modifikasi model penelitian yang
digunakan oleh Durand,koh, & Limkriangkai (2003). Yaitu adanya variabel
penjelas atau dummy tetapi tidak menggunakan intersep, karena menggunakan
lebih dari 2 kategori yaitu 5 kategori.

21

Adapun model penelitian yaitu:
β 1 Dsent + β 2 Dsel t + β 3 Drabt + β 4 Kamt + β 5 Jum t + e

Rt =

Keterangan :
Rt

= return saham

Dsen

= variabel dummy nilai 1 untuk hari senin, dan nilai 0 untuk hari
lainnya.

Dsel

= variabel dummy nilai 1 untuk hari selasa, dan nilai 0 untuk hari
lainnya.

Drab

= variabel dummy nilai 1 untuk hari rabu, dan nilai 0 untuk hari
lainnya.

Dkam

= variabel dummy nilai 1 untuk hari kamis, dan nilai 0 untuk hari
lainnya.

Djum

= variabel dummy nilai 1 untuk hari jumat, dan nilai 0 untuk hari

lainnya.
e

= error

3.4. Metode Pengujian
1.

Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas
yaitu dsen, dsel, drab, dkam, dan djum terhadap return saham.

22

2.

Analisis Statistik Deskriptif
Analisis

deskriptif

merupakan

suatu

metode

dimana

data-data

dikumpulkan dan dikelompokan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan
secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik
yang dibahas.
Dari analisis tersebut, dapat diperoleh rata-rata return harian yang
diperoleh investor selama periode 2013-2014.
3.

Uji normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk menguji apakah data dalam penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada suatu data sangat diperlukan
sebelum dilakukan analisis statistik parametrik maupun non parametrik, karena
data yang baik adalah yang memiliki distribusi normal. Untuk menguji
normalitas, kita dapat menganalisis penyebaran data pada sumbu diagonal
Normal Probability Plot. Jika titik-titik menyebar berada disekitar garis diagonal
& mengikuti garis diagonal, maka data berdistribusi normal. Selain itu kita juga
bisa

menggunakan

uji

statistik

Kolmogorov

Smirnov

Test

dengan

membandingkan nilai KS (Z) dengan nilai asymp, ketika Sig (2 tailed) > Sig a
(0.05) berarti data memiliki distribusi normal.
4.

Uji Analysis of Variance (ANOVA)
Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa hari perdagangan
berpengaruh signifikan terhadap return saham harian di index LQ 45 tahun
2013-1014. Pembuktian ini dilakukan dengan menggunakan uji Analysis of
Variance (ANOVA).

23

Uji F adalah uji simultan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel dsen, dsel, drab, dkam, dan djum secara bersama-sama terhadap return
saham. Ketika nilai F htitung > F tabel maka kesimpulan yang dipeoleh adalah
variabel bebas berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

.

24

DAFTAR PUSTAKA

Andrea, Deza. Analisis Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Abnormal Return Saham
LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Universitas Bakrie.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Beaver, William, H. 1986. Financial Reporting: An Accounting Revolution. 2nd Edition,
Prentice Hall, New Jersey.
Fama, Eugene F.1965. “The Behavior of Stock Market Price”. Journal of Business,
halaman 34-105.
Fitria, Dian, Nurlaeli. 2009. Pengaruh Day of The Week Effect Terhadap Return Saham
Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index. Skripsi Universitas Negeri
Sunan Kalijaga.
Gumanti, Tatang Ary dan Ma’ruf, Farid (2004). Efek Akhir Pekan Terhadap Return
Saham.
Handayani, Putu, Sukma. 2015. Pengaruh hari perdagangan terhadap abnormal return
dan volatilitas return saham LQ 45. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Husnan, Suad. 2002. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ketiga.
Yogyakarta: AMP YKPN.
Husnan, Suad. 2003. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (keputusan Jangka
Pendek, Edisi keempat). Yogyakarta. BPFE.
Husnan, Said. 2005. dasar-dasar teori portofolio dan analisis sekuritas. Edisi kelima,
Yogyakrta. BPFE.
Iramani, Rr. Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada
BEJ. Jurnal Universitas Kristen Petra.
Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori portofolio dan analisis investasi. edisi kelima.
Yogyakarta. BPFE.
Jogiyanto, Hartono. 2003. Teori portofolio dan analisis investasi, edisi II. Yogyakarta.
BPFE, UGM.

25

Liutfiaji. Pengujian Day of the week effect, Week Four Effect, dan Rogalsky Effect
Terhadap Return Saham LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Universitas
Brawijaya.
Maria, Mellisya. Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham LQ 45 Di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Universitas Sumatera Utara.
Pandaiangaan, Octavianus. Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return
Saham di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Sumatera Utara.
Pratomo, Agus Wahyu. 2007. January Effect dan Size Effect Pada Bursa Effect Jakarta
(BEJ).
Ramadhani, Rinawati. Analisis Day of the week effect Pada Indeks LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal UPN Yogyakarta.
Rita, Maria, Rio. Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham: Pengujian Day
of The Week Effect, Week Four Effect dan Rogalski Effect di BEI. Jurnal
Universitas Kristen Satya Wacana.
Sudjana. 2002. Metode Statistika.Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Tandelilin, Endarus. 2007. Analisis investasi dan manajemen portofolio (edisi pertama,
Cetakan kedua). Yogyakarta. BPFE.
Werastuti, Sri, Desak. 2012. Anomali pasar pada return saham: the day of week effect,
week four effect, rogalsky effect, dan January effect. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
Humanika Universitas Ganesha.

26

TABEL 1: Penelitian Terdahulu
No

Nama

Judul

1

Arif Madya Aksa Analisis Pengaruh Hari
(2011)
Perdagangan Terhadap
Return Saham LQ 45 di
Bursa Efek Indonesia

2

Rr.
Iramani, Studi Tentang Pengaruh
Ansyori
Mahdi Hari
Perdagangan
(2006)
Terhadap Return Saham
pada BEJ

3

Deza
(2014)

4

Andrea Analissi Pengaruh Hari
Perdagangan Terhadap
Abnormal Return Saham
LQ 45 yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
Maria Rio Rita PENGARUH
HARI
(2009)
PERDAGANGAN
TERHADAP RETURN
SAHAM: Pengujian Day
of The Week Effect,
Week-Four Effect dan
Rogalski Effect di BEI

Hasil
Terjadi fenomena Day of
The Week Effect, dimana
return terendah terjadi pada
hari jumat
dan return tertinggi terjadi
pada hari selasa
Hasil penelitian menunjukan
bahwa return terendah pada
tahun 2005 terjadi pada hari
senin
sedangkan
return
tertinggi terjadi pada hari
selasa
Hasil empiris menunjukkan
abnormal
return
negatif
terendah pada hari senin dan
return positif tertinggi pada
hari jumat.
Hasil penelitian menunjukan
terdapat perbedaan return
saham yang signifikan selama
5 hari perdagangan. Return
pada hari senin adalah yang
paling rendah dibandingkan
dengan yang lain bahkan
negatif.
Hasil uji yang dilakukan
terhadap
efek
hari
perdagangan terhadap return
saham dengan menggunakan
ANOVA
ternyata
tidak
membuktikan terjadinya efek
hari perdagangan terhadap
return saham pada tahun 2008
di BEI.

5

Octavianus
Pandiangan
(2009)

Analisis Anomali Pasar
Hari Perdagangan Pada
Return Saham di Bursa
Efek Indonesia

6

Ernawati
Ramadhani
(2009)

Analisis Day of the week Hasil
penelitian
ini
effect Pada Indeks LQ45 menunjukan tidak adanya
Di Bursa Efek Indonesia perbedaan yang signifikan
antara return saham harian

27

7

8

9

10

Dian
Nurlaily Pengaruh Day of The
Fitria (2009)
Week Effect Terhadap
Return Saham Pada
Perusahaan
Yang
Terdaftar
di
Jakarta
Islamic Index
Mellysa
Maria Pengaruh
Hari
(2013)
Perdagangan Terhadap
Return Saham LQ 45 di
Bursa Efek Indonesia
Lutfiaji (2013)
Pengujian Day of the
week effect, Week Four
Effect, Dan Rogalsky
Effect Terhadap Return
Saham LQ 45 di Bursa
Efek Indonesia
Putu
Sukma Pengaruh
Hari
Handayani,
I Perdagangan
Pada
Wayan Suartana Abnormal Return Dan
(2012)
Volatilitas Return Saham
Indeks LQ 45

pada hari perdagangan.
Hasil penelitian menunjukan
adanya
pengaruh
positif
namun tidak signifikan dari
hari perdagangan dengan hasil
pengaruh terbesar terjadi pada
hari perdagangan kamis.
Hasil penelitian menunjukan
adanya return saham yang
negatif yang diterima investor
pada hari senin
Hasil penelitian menunjukan
bahwa
rata-rata return
terendah terjadi pada hari
senin, dimana rata-rata return
menunjukan nilai negatif
Hasil Penelitian menunjukan
Hari
selasa
memiliki
abnormal return
terendah
dan hari
rabu memiliki
abnormal return
tertinggi. Volatilitas return
saham pada hari rabu
merupakan yang tertinggi
sedangkan hari
jumat memiliki volatilitas
return saham terendah.

TABEL 2

28

SAMPEL 31 PERUSAHAAN YANG TERUS MENERUS MASUK DALAM
INDEKS SAHAM LQ 45 PERIODE 2013-2014
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.

Perusahaan
AALI
Astra Agro Lestari Tbk.
ADRO Adaro Energy Tbk.
AKRA AKR Corporindo Tbk.
ASII
Astra International Tbk.
ASRI
Alam Sutera Realty Tbk.
BBCA Bank Central Asia Tbk.
BBNI
Bank Negara Indonesia Tbk.
BBRI
Bank Rakyat Indonesia Tbk.
BDMN Bank Danamon Tbk.
BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
BMTR Global Mediacom Tbk.
BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.
CPIN
Charoen Phokpand Indonesia Tbk.
EXCL XL Axiata Tbk.
GGRM Gudang Garam Tbk.
HRUM Harum Energy Tbk.
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk.
INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.
KLBF Kalbe Farma Tbk.
LPKR Lippo Karawaci Tbk.
LSIP
PP London Sumatera Tbk.
MNCN Media Nusantara Citra Tbk.
PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk.
PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
SMRG Semen Indonesia Tbk.
TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk.
UNTR United Tractors Tbk.
UNVR Unilever Indonesia Tbk.

29