Theragatha Syair Syair Bhikkhu Senior

Seri Tipiṭaka

Khuddaka Nikāya

Kumpulan Kecil

Theragāthā

Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

Diterjemahkan dari Pāḷi oleh Bhikkhu Sujato & Jessica Walton

DhammaCitta Press

DhammaCitta Press

Business Park Kebon Jeruk E1 No. 4 Jl. Meruya Ilir Raya No. :: Jakarta Barat <<=1> - Indonesia https://dhammacitta.org

Theragāthā

Syair-Syair Para Bhikkhu Senior Edisi Pertama: 1><H [<H>J>K]

Judul Asli

Verses of the Senior Monk

A new translation of the Theragāthā by

Bhikkhu Sujato & Jessica Walton Published by Sutta Central. ISBN: JH:-<-J1<:O1-<:-O First Edition: 1><O

Alih Bahasa

Indra Anggara

Editor

Frisian Salim

Distribusi

Adiharto Salim

Sampul dan interior: Lato <<pt

Untuk edisi online dan ebook dalam format pdf/epub bisa didapatkan di https://dhammacitta.org

Domain Publik

Materi ini disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Zero (CCG)

Tanpa Hak Cipta

Anda dapat menyalin, memodifikasi, menyebarluaskan, dan menampilkan materi ini, bahkan untuk tujuan komersial, secara

keseluruhan tanpa meminta izin.

Terjemahan Pendekatan

Theragātha adalah koleksi syair-syair klasik Pāli oleh para bhikkhu Buddhis masa awal. Koleksi ini terdiri dari <1:: syair, yang disusun menurut bhikkhu yang secara tradisional berhubungan dengan bhikkhu tersebut. Sajak-sajak ini diucapkan dari pengalaman pribadi para bhikkhu yang hidup pada atau sekitar masa Sang Buddha. Lebih banyak daripada teks-teks lain, di sini kita menemukan serangkaian suara yang mengungkapkan ketakutan, inspirasi, perjuangan, dan kemenangan atas pencarian spiritual.

Terjemahan baru untuk SuttaCentral ini diedarkan melalui Creative Commons Zero, yang berarti mempersembahkan terjemahan ini kepada publik. Anda dipersilakan melakukan apapun yang anda inginkan atas teks ini. Mengambil, mengubah, mengadapatasi, mencetak, menerbitkannya dalam bentuk apapun yang anda inginkan. Jika anda menemukan kesalahan atau saran terhadap terjemahan ini, saya berterima kasih jika anda memberitahukannya kepada saya.

Adalah kebiasaan ketika melakukan suatu terjemahan baru untuk mengakui utang kepada penerjemah sebelumnya, dan menjelaskan perlunya suatu terjemahan baru—dan kasus ini tidak berbeda. Theragātha telah dua kali diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, keduanya diterbitkan oleh Pali Text Society. Terjemahan pertama oleh Caroline A.F. Rhys Davids pada tahun <J<K, dan ke dua oleh K.R. Norman pada <J=J. Usaha para penerjemah sebelumnya itu sama sekali tidak dapat diabaikan, dan pekerjaan mereka telah membuat usaha selanjutnya menjadi jauh lebih mudah. Namun demikian, keterbatasan dari terjemahan awal ini cukup diketahui. Terjemahan Rhys Davids menggunakan gaya bahasa yang sangat puitis dan arkais, serta bergantung pada masa, baik dalam hal bahasa Pali maupun Buddhisme. Terjemahan Norman, walaupun sangat baik dalam hal linguistik Asia Selatan, Adalah kebiasaan ketika melakukan suatu terjemahan baru untuk mengakui utang kepada penerjemah sebelumnya, dan menjelaskan perlunya suatu terjemahan baru—dan kasus ini tidak berbeda. Theragātha telah dua kali diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, keduanya diterbitkan oleh Pali Text Society. Terjemahan pertama oleh Caroline A.F. Rhys Davids pada tahun <J<K, dan ke dua oleh K.R. Norman pada <J=J. Usaha para penerjemah sebelumnya itu sama sekali tidak dapat diabaikan, dan pekerjaan mereka telah membuat usaha selanjutnya menjadi jauh lebih mudah. Namun demikian, keterbatasan dari terjemahan awal ini cukup diketahui. Terjemahan Rhys Davids menggunakan gaya bahasa yang sangat puitis dan arkais, serta bergantung pada masa, baik dalam hal bahasa Pali maupun Buddhisme. Terjemahan Norman, walaupun sangat baik dalam hal linguistik Asia Selatan,

“kata-kata yang keras dan tajam yang nyaris menyalahi tata bahasa”.

Terlebih lagi, tidak ada satupun terjemahan-terjemahan lama ini yang tersedia secara gratis. Sepengetahuan saya, ini adalah terjemahan pertama dari Theragātha yang tersedia di internet.

Kedua terjemahan sebelumnya itu adalah berdasarkan edisi Pali Text Society oleh Hermann Oldenberg dan Richard Pischel tahun <::K. Terjemahan yang sekarang ini adalah berdasarkan atas Kanon Pali edisi Mahāsaṅgīti, seperti yang dipublikasikan pada SuttaCentral. Syair-syair ini berjumlah <1:: bukan <1HJ seperti pada edisi PTS. Kelebihan syair ini terjadi bukan karena perbedaan isi, melainkan karena dimasukkannya pengulangan yang tidak terdapat pada edisi PTS. Kelompok pertama dari syair tambahan ini adalah syair <>1> dan yang ke dua adalah syair <<=< hingga syair <>1>. Oleh karena itu, penomoran ini adalah sama baik pada SuttaCentral maupun pada edisi PTS.

Apakah Terjemahan Pendekatan?

Tujuan saya adalah menghasilkan suatu terjemahan yang mudah dipahami, agar karya menakjubkan dari spiritualitas kuno ini dapat dinikmati oleh banyak pembaca.

Saya memikirkan tentang kiasan umum yang mendahului sutta- sutta berbentuk prosa: seseorang “mendatangi” Sang Buddha untuk mengajukan pertanyaan atau mendengarkan ajaran. Hal ini begitu umum sehingga kita biasanya mengabaikannya. Tetapi bukanlah hal kecil untuk “mendatangi” seorang guru spiritual. Hal ini memerlukan waktu, usaha, keingintahuan, dan keberanian; sebagian besar dari mereka pasti merasa lebih dari sekedar gugup.

Bagaimanakah Sang buddha menjawab ketika didatangi? Apakah Beliau akan arkais dan tersamar? Apakah Beliau menggunakan cara-cara atau kata-kata yang ganjil dan asing?

Terjemahan Pendekatan iii Apakah anda membutuhkan seorang ahli di sisi anda, untuk

membisikkan catatan ke telinga anda untuk setiap kalimat—”Beliau mengatakan ini; tetapi apa yang dimaksudkan adalah…“?

Saya pikir tidak demikian. Saya pikir Sang Buddha pasti akan berbicara dengan jelas, ramah, dan tidak berkata secara lebih rumit daripada yang diperlukan. Saya pikir Beliau pasti menghargai usaha yang dilakukan oleh orang-orang untuk “mendatangi” ajaranNya, dan Beliau akan berusaha sebaik mungkin, dengan segala keterbatasan bahasa dan pemahaman, untuk menjelaskan Dhamma agar orang-orang dapat memahaminya.

Tentu saja, Theragātha dengan beberapa pengecualian, bukan berasal dari Sang Buddha; namun gagasan dasarnya adalah sama. Sebagian besar syair dalam Theragātha, seperti sebagian besar teks-teks awal, adalah lugas dan mendidik. Walaupun secara formal diucapkan sebagai syair, namun tujuannya bukan terutama untuk gaya puitis, melainkan dengan makna. Bentuk penyampaian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada si pendengar, suatu pemahaman yang mengarah menuju ditinggalkannya penderitaan.

Suatu terjemahan pendekatan mengungkapkan makna dari teks dalam bahasa yang sederhana, ramah, dan idiomatis. Cara ini bukan hanya harus benar secara teknis, tetapi juga harus berbunyi seperti sesuatu yang benar-benar diucapkan seseorang.

Yang berarti bahwa terjemahan ini harus berusaha untuk mengeluarkan seluruhnya campuran Buddhis-Inggris yang tidak disukai, yang mengaburkan formalisme, kata-kata teknis, dan idiom India yang mendominasi terjemahan-terjemahan Buddhis, yang di dalamnya Bahasa Inggris telah dipaksakan oleh para penerjemah yang menulis untuk para ahli Indologis, ahli bahasa, dan filsuf Buddhis. Campuran Buddhis-Inggris adalah Kematian melalui Ribuan Sayatan-kertas; dengan tiap-tiap ketidak-jelasan pembaca semakin dijauhkan, diusir dari teks, didorong ke dalam modus bertindak atas teks, bukan ditarik ke dalamnya.

iv Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior Ini bukanlah bagaimana mereka yang mendengarkan Sang

Buddha mengalaminya. Mereka tidak dipersulit oleh gaya bahasa membingungkan juga tidak terus-menerus dituntut untuk membaca catatan kaki. Mereka ditarik ke dalam dan ke atas, sepenuhnya mengalami kekuatan transformasi dari Dhamma sebagaimana apa yang diucapkan oleh Yang Tercerahkan. Kita tidak dapat menangkap kembali pengalaman ini, namun kita dapat berusaha untuk tidak membuatnya lebih buruk daripada yang seharusnya.

Pada setiap tahap saya bertanya kepada diri sendiri, “Mungkinkah seorang biasa, dengan sedikit atau tanpa pemahaman pada Buddhisme, mampu membaca tulisan ini dan memahami apa yang sebenarnya disampaikan?” Untuk tujuan ini, saya memilih kata yang lebih sederhana daripada kata-kata yang rumit; frasa-frasa yang lebih lugas daripada yang tidak langsung; kalimat aktif daripada kalimat pasif; yang informal daripada formal; dan yang eksplisit daripada implisit. Dengan cara ini, dalam usaha saya dalam menerjemahkan Pali, saya merasa masih sangat jauh dari tujuan saya; tetapi setidaknya beberapa langkah kecil telah dilakukan.

Terjemahan ini

Proses menghasilkan terjemahan ini adalah sebagai berikut. Dalam mengumpulkan teks-teks untuk SuttaCentral, saya sangat ingin membuat sebuah kompulan lengkap terjemahan teks-teks Buddhis awal. Mengherankan bahwa teks-teks Buddhis awal tidak tersedia gratis di internet, dan saya ingin mengubah itu. Pada tahun 1><K saya didatangi oleh Jessica walton (saat itu ia adalah Ayyā Nibbidā), seorang murid saya, yang menginginkan sebuah proyek yang dapat membantunya mempelajari Pali. Saya menyarankan agar ia mengerjakan Thera/Theri-gāthā, dengan harapan agar ia dapat menghasilkan sebuah terjemahan yang gratis.

Terjemahan Pendekatan v Tentu saja, ini adalah pekerjaan yang mengerikan bagi seorang

murid—ini adalah salah satu di antara teks yang paling sulit dalam Kanon Pali. Tetapi saya harap hal ini akan berguna, dan ternyata memang demikian. Saya menyarankan agar Jessica menggunakan terjemahan Norman bersama dengan Pali, dan mengerjakan terjemahan yang lebih mudah dibaca. Ia melakukan hal ini, sebagian besar oleh dirinya sendiri.

Ketika ia merasa puas dengan pekerjaan itu, ia menyerahkan proyek itu kepada saya, dan ketika saya memiliki kesempatan saya memeriksanya. Kemudian saya menelusuri teks itu secara terperinci, mengubah hampir seluruh kalimat Jessica, dengan mempertahankan frasa-frasanya. Tanpa usahanya, terjemahan ini tidak mungkin selesai.

Saya juga banyak merujuk pada terjemahan Norman, yang memungkinkan saya melakukan rasionalisasi atas banyak kata dan sintaksis yang tidak jelas yang terdapat pada teks. Sangat jarang saya tidak mengikuti interpretasi linguistik dari Norman, dan saya mengadopsi terjemahannya jika saya merasa tidak menemukan terjemahan yang lebih baik.

Akan tetapi, terdapat banyak kasus ketika terjemahan Norman dibatasi oleh pendekatan linguistik murni. Contohnya adalah pada Thag O<<. Pali-nya memulai dengan uṭṭhehi nisīda yang mana Norman memberikan catatan:

Pencampuran kata “berdiri” dan “duduk” adalah ganjil dan jelas

salah satunya digunakan secara metafora. Maka ia menerjemahkan syair itu sebagai berikut: Berdirilah, Kātiyāna, perhatikanlah; jangan banyak tidur,

bangunlah. Semoga kerabat orang malas, Raja kematian, tidak menaklukkanmu yang malas, seolah-olah

dengan Perangkap.

vi Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior Tetapi bagi seorang meditator sama sekali tidak ada yang aneh di

sini; ini hanyalah cara untuk bangun dan bermeditasi. Saya menerjemahkan syair ini sebagai berikut:

Bangunlah, Kātiyāna, dan duduk! Jangan terlalu banyak tidur, bangunlah. Jangan malas, dan menjadi kerabat kelengahan, Raja kematian, menangkapmu dalam perangkapnya.

Selain terjemahan Norman, saya juga membandingkan dengan terjemahan Bhikkhu Thanissaro dan Bhikkhu Bodhi untuk beberapa

sama sekali tidak membandingkan dengan terjemahan Rhys Davids. Saya juga harus menyebutkan para bhikkhu teman saya, yang menetap bersama saya sewaktu mengerjakan terjemahan ini, khususnya Ajahn Brahm dan Ajahn Brahmali. Kedua bhikkhu ini sangat berpengaruh atas terjemahan ini. Adalah dari Ajahn Brahm saya mengetahui keuntungan Bahasa Inggris sehari-hari; bahasa yang benar-benar dimengerti banyak orang. Bertahun-tahun ia menganjurkan bahwa terjemahan seharusnya berdasarkan pada makna kalimat daripada terjemahan harfiah kata demi kata.

syair. Akan

tetapi saya

Dari Ajahn Brahmali, yang sedang mengerjakan terjemahan Vinaya pada saat yang sama, saya memperoleh diskusi yang mencerahkan atas makna dari berbagai kata dan frasa. Ia mengatakan sesuatu yang selalu melekat dalam ingatan saya: sebuah terjemahan harus memiliki makna. Bahkan jika kita tidak dapat memastikan makna teks tersebut, kita tahu bahwa teks tersebut memiliki suatu makna, maka menerjemahkannya dengan berdasarkan hanya atas bahasa adalah tidak menerjemahkannya sama sekali. Katakan apa yang anda pikirkan tentang makna teks tersebut, dan jika anda salah, tidak apa-apa, betulkan nanti.

Saya mencoba untuk menerjemahkan semua teks dalam Bahasa Inggris, tetapi beberapa kata menolak untuk diterjemahkan, dan mungkin lebih baik dibiarkan apa adanya. Pada semua kasus, kata-

Terjemahan Pendekatan vii kata ini merujuk pada konsep spiritual yang halus yang tidak

memiliki padanan di belahan dunia Barat.

Samādhi Dalam tradisi Brahmana ini berarti penggabungan transenden dari diri individual dengan tuhan alam semesta.

atau setidaknya Buddhisme awal, kata ini juga sama luhurnya, walaupun tentu saja, tanpa implikasi metafisika. Kata ini berarti transendensi atas alam-alam indriawi, penyatuan pikiran dalam ketenangan mendalam; keadaan pikiran yang sangat kuat yang secara harfiah membuat anda menjadi Tuhan. Kata ini mungkin dapat diterjemahkan sebagai “penyatuan” atau “keheningan”. Tetapi bukan bermakna “konsentrasi”, yang saya pikir adalah terjemahan yang paling salah dalam Buddhisme. Terjemahan ini telah menyesatkan

Dalam

Buddhisme,

generasi meditator, yang menganggap bahwa mereka harus memaksa diri untuk berfokus pada satu titik tunggal untuk mencapai samādhi. Ini sangat berbeda dengan keadaan samādhi yang “luas”, “tak terbatas” yang diajarkan oleh Sang Buddha, “seluas bumi ini”.

seluruh

Jhāna Ini juga adalah suatu keadaan luhur, dan tidak dapat diterjemahkan sebagai “meditasi”, yang pada praktiknya memang mengarah pada jhāna. Kata ini kadang-kadang diterjemahkan sebagai “absorpsi”, tetapi ini kehilangan makna kata tersebut. Kata ini berakar dari konsep brahmana dhī, yang merupakan inspirasi surgawi atas terbitnya matahari, yang memenuhi dunia dengan cahaya, dan membangkitkan pikiran pada pencerahan. Dhī digunakan dua kali dalam syair Veda yang paling Jhāna Ini juga adalah suatu keadaan luhur, dan tidak dapat diterjemahkan sebagai “meditasi”, yang pada praktiknya memang mengarah pada jhāna. Kata ini kadang-kadang diterjemahkan sebagai “absorpsi”, tetapi ini kehilangan makna kata tersebut. Kata ini berakar dari konsep brahmana dhī, yang merupakan inspirasi surgawi atas terbitnya matahari, yang memenuhi dunia dengan cahaya, dan membangkitkan pikiran pada pencerahan. Dhī digunakan dua kali dalam syair Veda yang paling

fajar oleh para brahmana: “Kami mengangkat pikiran kami pada cahaya surgawi dari matahari agung: semoga ia membangkitkan pikiran kami!” jika kita harus menerjemahkannya, maka kita harus menggunakan sesuatu seperti “penerangan”, tetapi ini bukanlah idiom wajar untuk meditasi dalam Bahasa Inggris.

Nibbāna Norman menerjemahkan ini sebagai “padamnya”, yang seperti “penerangan” untuk jhāna, dapat menangkap maknanya namun tidak terbaca dengan baik.

Tentang Theragātha

Saya ingin memberikan pendahuluan yang sangat singkat dan non- teknis pada teks ini. Jika anda menginginkan analisis yang lebih teknis dan terperinci, anda dapat membaca pendahuluan panjang dari terjemahan Norman, yang secara khusus difokuskan pada gaya irama teks.

Tiap-tiap syair dalam Theragātha dikelompokkan di bawah nama seorang bhikkhu tertentu. (Terdapat koleksi serupa untuk syair-syair para bhikkhuni, Therīgāthā, yang saya harap dapat saya terjemahkan di masa depan.) Syair-syair muncul di bawah nama dari 1=O bhikkhu, walaupun kadang-kadang seorang bhikkhu memiliki lebih dari satu kelompok syair. Dalam banyak kasus syair- syair digubah oleh, atau setidaknya dianggap digubah oleh para bhikkhu ini. Secara umum saya melihat tidak ada alasan mengapa kumpulan syair ini tidak otentik.

Akan tetapi, tidak semua syair dapat dianggap bersumber dari para bhikkhu yang dimaksud. Kadang-kadang syair-syair ditampilkan dalam bentuk dialog; atau merupakan syair ajaran

1 Dirujuk beberapa kali dalam Teks Pali sebagai Sāvittī: Snp 461, MN 92.26, Vin Kd 6.160.

Terjemahan Pendekatan ix kepada seorang bhikkhu; atau syair tentang seorang bhikkhu;

dalam beberapa kasus syair-syair ditambahkan oleh para redaktur belakangan. Sering kali syair-syair disajikan dalam bentuk orang ke tiga yang tersamar, yang membingungkan apakah syair itu diucapkan oleh sang bhikkhu atau tentang bhikkhu tersebut. Dan kadang-kadang syair-syair diulang, baik dalam Theragāthā maupun dalam teks Buddhis lainnya, oleh karena itu si penutur syair tidak selalu menjadi penggubah. Oleh karena itu, maka yang terbaik adalah menganggap koleksi ini sebagai “syair-syair yang berhubungan dengan para bhikkhu senior”.

Saya menggunakan kata “bhikkhu senior: bukan “sesepuh” untuk menerjemahkan thera untuk beberapa alasan. Pertama, ini akan memudahkan untuk membedakan koleksi ini dari Therīgāthā. Yang lebih penting, tidak semua bhikkhu di sini adalah “sesepuh” dalam makna para bhikkhu yang lanjut usia. Biasanya dalam penggunaan Sangha seorang thera adalah seorang yang telah menjalani sepuluh tahun sebagai seorang bhikkhu, oleh karena itu seorang bhikkhu berusia tiga puluh tahun, walaupun bukan “sesepuh” namun mungkin saja adalah seorang thera.

Selain disusun menurut nama bhikkhu yang bersangkutan, teks juga ditata menurut nomor (prinsip aṅguttara). Yaitu, syair kelompok pertama adalah syair-syair di mana seorang bhikkhu hanya memiliki satu syair; kemudian dua, tiga, dan seterusnya. Sebagai tambahan, kadang-kadang terdapat hubungan subjek atau gaya penulisan dari satu syair dengan syair lainnya; dan sangat jarang, sebuah konteks narasi. (misalnya Thag <=.<).

Penomoran atas koleksi ini memerlukan sedikit penjelasan. Teks dapat diruuk melalui tiga cara, semuanya berlaku di SuttaCentral; apakah dengan cara penghitungan sederhana, atau dengan bab dan syair, atau dengan nomor halaman dari Pali edisi PTS.

Sistem utama yang digunakan dalam SuttaCentral adalah bab dan syair, karena hal ini mengumpulkan semua syair yang berhubungan dengan bhikkhu yang bersangkutan dalam satu Sistem utama yang digunakan dalam SuttaCentral adalah bab dan syair, karena hal ini mengumpulkan semua syair yang berhubungan dengan bhikkhu yang bersangkutan dalam satu

tetapi digunakan dalam teks Mahāsaṅgīti yang menjadi sumber terjemahan ini. Akan tetapi, sistem ini dapat sedikit membingungkan — atau setidaknya, saya kebingungan! Dari Kelompok Satu hingga Kelompok Empat Belas tidak ada masalah. Tidak ada kelompok lima belas syair, maka kami melompat dari empat belas ke enam belas. Di sini penomoran bagian menjadi tidak sesuai dengan jumlah syair: bagian lima belas (Thag <4.<) berisikan kelompok enam belas syair. Bagian enam belas (Thag <=.< dan seterusnya) terdiri dari kelompok dua puluh atau lebih syair, dan seterusnya.

Dalam hal penanggalan, Theragāthā termasuk dalam kelompok teks Buddhis awal. Sebagian besar bhikkhu dalam koleksi ini dikatakan hidup pada masa Sang Buddha, dan tidak ada alasan untuk meragukan hal ini. Dalam beberapa kasus, karena isi teks, kosa kata atau irama, atau pernyataan dalam komentar, syair-syair tampak berasal dari masa Raja Ashoka. Norman memperkirakan periode penyusunan selama hampir K>> tahun; akan tetapi, jika kita menerimanya, tampaknya kita harus menerima, “kronologi menengah” yang menempatkan wafatnya Sang Buddha tidak lama sebelum tahun O>> BCE, maka periode penyusunan adalah mendekati 1>> tahun.

Tampaknya tradisi tidak lelah mendengarkan kisah-kisah monastik dari masa lalu, karena sepasang teks, Thera dan Therī- Apadāna, dikembangkan untuk menyampaikan kisah kehidupan lampau.

merupakan kisah yang berhubungan dengan para bhikkhu dan bhikkhunī yang sama seperti dalam Thera- dan Therīgātha, namun teks ini, yang mungkin berasal dari K>>-O>> tahun setelah masa Sang Buddha, tidak memiliki keotentikan historis. Sebagai ganti dari syair-syair yang beragam, jelas dan menantang dari karya-karya awal, yang berfokus pada kehidupan dan praktik yang dilakukan dalam kehidupan ini, karya-karya ini menghubungkan pencerahan monastik dengan tindakan berjasa dalam kehidupan lampau.

Walaupun

tampaknya

Terjemahan Pendekatan xi Seperti halnya dengan semua teks Pali, Theragāthā diturunkan

dalam tradisi bersama dengan sebuah komentar, dalam hal ini ditulis oleh Dhammapāla kira-kira <>>> tahun setelah teks itu sendiri. Selain memberikan analisis doktrinal dan jenis linguistik normal, komentar Theragātha juga memberikan kisah latar belakang atas kehidupan-kehidupan para bhikkhu, banyak di antaranya yang sedikit kita ketahui selain dari sumber Theragāthā itu sendiri. Dalam beberapa kasus, kisah-kisah itu memberikan konteks untuk merasionalkan syair-syair, dan tampaknya tidak diragukan bahwa syair-syair ini, seperti halnya gaya normal dalam Pali, diturunkan dari masa awal dalam bentuk narasi yang disertai penjelasan. Seperti Jātaka Dhammapada, atau Udāna, syair-syari membentuk inti doktrinal dan emosi dari kisah. Akan tetapi, dalam bentuk yang kita miliki sekarang ini, komentar jelas membicarakan tentang sekumpulan gagasan yang berasal dari jauh setelah Theragāthā itu sendiri. Walaupun komentar sangat membantu dalam memahami apa makna dari teks-teks ini bagi tradisi Theravada, akan tetapi hanya sedikit yang memberikan informasi historis yang benar sehubungan dengan para bhikkhu itu. Saya hanya membandingkan dengan komentar dalam kasus di mana makna dari syair tersebut tidak jelas bagi saya.

Apa yang mengagumkan bagi saya adalah betapa tepatnya batasan teks Pali itu. Thera- dan Therīgāthā berada pada sisi jauh dari garis pembatas literatur Pali yang membicarakan tentang keterasingan, meditasi, perhatian, dan yang paling penting, kebebasan. Sejak sekitar masa Ashoka, teks-teks seperti Apadāna membicarakan tentang kemuliaan Sang Buddha, dan khususnya mendorong perbuatan berjasa untuk mencapai surga atau pencerahan dalam kehidupan mendatang. Ciri demikian tampak dari ketiadaannya dalam Theragāthā; jika pun ada, seperti pada syair-syair Sela yang memuji Sang Buddha, syair-syair itu adalah berdasarkan pada pengalaman manusia, bukan khayalan rumit masa belakangan.

xii Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior Terdapat sangat sedikit pengecualian, seperti pada Thag <.J=

Khaṇḍasumana, yang

bagaimana setelah mempersembahkan sekuntum bunga ia bergembira di alam surga selama :>> juga tahun, dan kemudian mencapai nibbāna dengan apa yang masih tersisa. Tetapi ini sangat tidak pada tempatnya. Di antara begitu banyak syair yang membicarakan tentang mengasingkan diri, menekuni jhāna, meninggalkan segalanya di dunia, sentimen demikian tampak seolah-olah berasal dari alam pemikiran lain—bahkan dari agama berbeda. Namun Apadāna berisikan penjelasan yang sedikit lebih panjang dari kisah jenis ini.

mengatakan

Syair Theragāthā klasik, seperti yang saya sebutkan di atas, adalah sebuah lagu kebebasan, bergembira dalam hidup sederhana bersama alam. Berikut ini adalah contoh khas, dari Thag <.11, syair dari Cittaka:

Merak berjambul dengan leher biru yang indah Berkicau di Karaṃvī, Dibangunkan oleh angin sejuk, Mereka membangunkan yang terlelap untuk berlatih jhāna.

Tetapi syair-syair mencakup topik yang luas, pernyataan- pernyataan doktrin yang lugas, ratapan atas kemunduran Sangha, pujia-pujian kepada para bhikkhu agung, atau sekedar narasi.

Walaupun sebagian besar teks adalah langsung dan tulus, beberapa syair yang paling menarik adalah yang berbicara dari kontradiksi batin, kerinduan yang menggoda kehidupan spiritual. Tidak ada di manapun kebingungan yang sangat manusiawi ini diungkapkan secara lebih baik daripada yang disampaikan dalam syair-syair Tālaputā (Thag <J.<). dengan menggunakan gaya sajak dengan kerumitan yang tidak lazim—sehubungan dengan hal ini hanya diungguli oleh Vaṅgisa, yang dari syair-syairnya kita dapat melihat

awal kemerosotan generasi berikutnya—dan

Terjemahan Pendekatan xiii mengungkapkan pikiran bandelnya dalam bentuk orang ke dua, 2 ia

mencacinya karena ketidak-teguhannya.

Oh, kapankah awan musim dingin mencurahkan hujan yang

segar Ketika aku mengenakan jubahku di dalam hutan, Menapak jalan yang dilalui oleh para bijaksana? Kapankah itu akan terjadi?

Selama bertahun-tahun engkau memohon kepadaku, “Cukuplah hidup di dalam rumah bagimu!” Mengapa engkau tidak memaksaku, pikiran, Sekarang aku telah meninggalkan keduniawian sebagai seorang

petapa? Di antara semua teks dalam Kanon Pali, adalah dalam syair-syair

para bhikkhu dan bhikkhunī senior kita dapat sampai paling dekat dengan pengalaman hidup pribadi pada masa Sang Buddha, yang bersusah-payah, dan akhirnya mengatasi penyebab-penyebab penderitaan yang memikat. Saya harap terjemahan bari ini dapat membantu menghidupkan pengalaman-pengalaman ini bagi para pembaca.

2 Kemunculan yang jarang dari bentuk vokatif netral.

Bab Satu

K.K Subhūti

Gubuk kecilku beratap dan menyenangkan, Ternaungi dari angin: Maka hujanlah, langit, sesukamu! Pikiranku tenang dan terbebaskan, Aku berlatih sepenuh hati: maka hujanlah, langit!

K.N Mahākoṭṭhika

1 Tenang dan hening, Bijaksana dalam memberi nasihat dan kokoh; Meruntuhkan kualitas-kualitas buruk, Bagaikan angin meruntuhkan dedaunan di pohon.

K.P Kaṅkhārevata

Lihatlah kebijaksanaan para Tathāgata! Bagaikan api berkobar di malam hari, Memberikan cahaya, memberikan penglihatan, Menghalau keragu-raguan dari mereka yang datang ke sini.

1 Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.S Puṇṇa

Engkau seharusnya bergaul hanya dengan para bijaksana, Mereka yang condong pada yang baik, melihat tujuan. Karena bijaksana, tekun, dan cerdas, Mereka merealisasikan tujuan, begitu agung, mendalam, Sukar dilihat, samar, dan halus.

K.U Dabba

4 Dulu sulit dijinakkan, sekarang jinak dengan sendirinya, Layak dihormati, puas, telah menyeberangi keragu-raguan. Pemenang, dengan ketakutan lenyap, Dabba adalah seorang yang kokoh, dan telah merealisasikan

nibbāna.

K.V Sītavaniya

Bhikkhu yang mendatangi Sītavana sendirian, Puas, berlatih samādhi, Pemenang, tidak lagi merinding, Menjaga perhatian pada jasmani, teguh.

K.X Bhalliya

H Ia telah menyapu bersih bala tentara raja kematian, Bagaikan banjir besar menyapu Jembatan buluh yang rapuh Pemenang, dengan ketakutan lenyap Ia yang jinak dan kokoh, dan telah merealisasikan nibbāna.

Bab Satu K

K.Y Vīra

Dulu sulit dijinakkan, sekarang jinak dengan sendirinya, Seorang pahlawan, puas, dengan keragu-raguan teratasi, Pemenang, tidak lagi merinding, Vīra adalah seorang yang kokoh, dan telah merealisasikan

nibbāna.

K.[ Pilindavaccha

Disambut, bukan tidak disambut Nasihat yang kuterima adalah baik. Di antara segala sesuatu yang dibagikan, Aku menemukan yang terbaik.

K.K\ Puṇṇamāsa

Seorang yang sempurna dalam pengetahuan, Damai dan terkekang, Tidak berharap untuk berdiam di dunia ini atau pun di dunia

berikutnya, Tanpa kemelekatan terhadap apa pun, Mereka mengetahui muncul dan lenyapnya dunia.

K.KK Cūlavaccha

Seorang bhikkhu dengan kegembiraan besar Dalam Dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha Akan merealisasikan keadaan damai: Tenangnya aktivitas-aktivitas, kebahagiaan.

O Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.KN Mahāvaccha

Dengan kekuatan kebijaksanaan, Memiliki moralitas dan tekad, Memiliki samādhi, bersenang dalam jhāna, penuh perhatian, Memakan makanan yang selayaknya, Seseorang seharusnya melewatkan waktunya di sini, bebas dari

keinginan.

K.KP Vanavaccha

<K

Tampak bagaikan awan badai biru kehitaman, berkilauan, Disejukkan dengan air dari aliran sungai jernih, Dan tertutup oleh kumbang-kumbang: Tebing bebatuan ini menyenangkanku!

K.KS Sāmaṇera Sivaka

<O

Penahbisku berkata: “Mari kita pergi dari sini, Sīvaka.” Tubuhku menetap di desa, Tetapi pikiranku pergi ke hutan. Aku akan pergi ke sana bahkan jika aku berbaring; Tidak ada yang mengikat seseorang yang memahami.

K.KU Kuṇḍadhāna

Lima harus dipotong, lima harus ditinggalkan, Lima lagi harus dikembangkan. Seorang bhikkhu yang telah mengatasi lima kemelekatan Disebut “Seorang yang telah menyeberangi banjir”.

Bab Satu

K.KV Belaṭṭhasīsa

Bagaikan seekor kuda berdarah murni yang baik Melaju dengan nyaman, Ekor dan surai melambai tertiup angin; Demikian pula siang dan malamku Berlalu dengan nyaman, Penuh dengan kegembiraan spiritual.

K.KX Dāsaka

<H

Seorang yang mengantuk, rakus, Gemar tidur, bergulingan ketika berbaring, Bagaikan babi yang kekenyangan: Si dungu itu terlahir kembali lagi dan lagi.

K.KY Siṅgālapitu

Ada seorang pewaris Sang Buddha, Seorang bhikkhu di Hutan Bhesakaḷā, Yang melingkupi keseluruhan bumi Dengan persepsi “tulang-belulang”. Kurasa ia akan segera meninggalkan keinginan indria

K.K[ Kula

<J

Ahli pengairan mengalirkan air, Pembuat anak panah meluruskan anak panah, Tukang kayu membentuk kayu; Mereka yang disiplin menjinakkan diri mereka sendiri.

= Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.N\ Ajita

Aku tidak takut pada kematian; Juga aku tidak mendambakan kehidupan. Aku akan membaringkan tubuh ini, Dengan sadar dan penuh perhatian.

K.NK Nigrodha

Aku tidak mencemaskan ketakutan. Guru kami terampil dalam tanpa-kematian; Para bhikkhu menapaki sang jalan Di mana tidak ada ketakutan yang tersisa.

K.NN Cittaka

11 Merak berjambul dengan leher biru yang indah Berkicau di Karaṃvī, Dibangunkan oleh angin sejuk, Mereka membangunkan yang terlelap untuk berlatih jhāna.

K.NP Gosāla

1K

Aku akan memakan madu dan nasi di Veḷugumba, Dan kemudian, dengan terampil memeriksa Muncul dan lenyapnya kelompok-kelompok unsur kehidupan, Aku akan kembali ke hutanku Dan menekuni keterasingan.

Bab Satu

K.NS Sugandha

1O

Aku meninggalkan keduniawian setelah musim hujan— Lihatlah keunggulan Dhamma! Aku telah mencapai tiga pengetahuan Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.

K.NU Nandiya

14 Yang Gelap, jika engkau menyerang seorang bhikkhu, Yang pikirannya penuh cahaya, Dan telah sampai pada buah, Engkau akan jatuh ke dalam penderitaan.

K.NV Abhaya

Setelah mendengar kata-kata indah Dari Sang Buddha, kerabat Matahari, Aku menembus kebenaran halus, Bagaikan membelah ujung rambut dengan anak panah.

K.NX Lomasakaṅgiya

1H Dengan dadaku aku akan mendorong ke samping Rerumputan, tanaman merambat dan menjalar, Dan menekuni keterasingan.

Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.NY Jambugāmikaputta

Tidakkah engkau terobsesi dengan pakaian? Tidakkah engkau menyenangi perhiasan? Apakah engkau—bukan orang lain— Yang menyebarkan keharuman moralitas?

K.N[ Hārita

1J

Luruskan dirimu, Bagaikan pembuat anak panah meluruskan anak panah. Ketika pikiranmu tegak, Hārita, Hancurkan ketidaktahuan!

K.P\ Uttiya

K>

Ketika aku sakit di masa lalu, Aku penuh perhatian. Sekarang sekali lagi aku sakit— Sekarang waktunya untuk tekun berusaha.

K.PK Gahvaratīriya

K<

Digigit kutu dan nyamuk Di dalam belantara, hutan purba; Seseorang harus bertahan dengan penuh perhatian, Bagaikan gajah di garis depan peperangan.

Bab Satu J

K.PN Suppiya

K1

Aku akan menukar usia tua dengan tanpa penuaan, Kebakaran dengan pemadaman; Kedamaian tertinggi, Keamanan tak tertandingi dari gandar.

K.PP Sopāka

KK

Bagaikan seorang ibu akan baik Kepada putra tunggalnya yang tersayang; Demikian pula, kepada semua makhluk di mana pun, Seseorang harus bersikap baik.

K.PS Posiya

KO

Bagi seseorang yang memahami Adalah selalu lebih baik tidak bergaul dengan perempuan-

perempuan demikian. Aku pergi dari desa ke hutan; Dari sana aku memasuki rumah. Walaupun aku di sana untuk makan, Aku berdiri dan pergi tanpa pamit.

K.PU Sāmaññakāni

K4

Siapa pun yang mencari kebahagiaan Akan menemukannya melalui latihan ini, Memperoleh reputasi baik, dan tumbuh dalam kemasyhuran: Kembangkanlah Jalan Mulia Berunsur Delapan, jalan yang lurus

dan langsung Demi merealisasikan tanpa-kematian.

<> Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.PV Kumāputta

K=

Belajar adalah baik, mengembara adalah baik, Kehidupan tanpa rumah adalah selalu baik. Mempertanyakan tujuan, Perbuatan-perbuatan yang terampil, Ini adalah kehidupan pertapaan bagi seseorang yang tidak

memiliki apa-apa

K.PX Kumāputtasahāyaka

KH

Beberapa orang bepergian ke wilayah-wilayah berbeda, Mengembara tidak terkendali. Jika mereka kehilangan ketenangan mereka, Apalah gunanya Mengembara ke seluruh negeri? Maka engkau harus menghalau keangkuhan, Berlatih jhāna tanpa gangguan.

K.PY Gavampati

K:

Kekuatan batinnya Membekukan sungai Sarabhu; Gavampati tidak terikat dan tidak bingung. Para dewa bersujud kepada sang bijaksana agung itu, Yang telah meninggalkan segala kemelekatan, Dan pergi melampaui kelahiran kembali dalam kehidupan apa

pun.

Bab Satu <<

K.P[ Tissa

KJ

Seolah-olah tertusuk pedang, Seolah-olah kepala mereka terbakar, Seorang bhikkhu harus meninggalkan keduniawian dengan

penuh perhatian, Untuk meninggalkan kenikmatan-kenikmatan indriawi.

K.S\ Vaḍḍhamāna

O>

Seolah-olah tertusuk pedang, Seolah-olah kepala mereka terbakar, Seorang bhikkhu harus meninggalkan keduniawian dengan

penuh perhatian, Untuk meninggalkan keinginan untuk terlahir kembali Dalam kehidupan apa pun juga.

K.SK Sirivaḍḍha

O<

Kilat menyambar Di celah antara Vebhāra dan Paṇḍava, Tetapi di dalam celah gunung, putra dari yang tak tertandingi Terserap dalam jhāna, seimbang.

K.SN Khadiravaniya

O1

Cāla, Upacāla dan Sīsupacāla; Waspadalah! Aku telah datang kepadamu bagaikan pembelah rambut.

<1 Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.SP Sumaṅgala

OK

Terbebaskan dengan baik! Terbebaskan dengan baik! Aku terbebaskan dengan baik dari ketiga hal menyimpang Sabitku, bajakku, cangkul kecilku. Bahkan jika benda-benda itu ada di sini – Aku telah selesai dengan benda-benda itu, selesai! Latihlah jhāna Sumaṅgala! Latihlah jhāna Sumaṅgala! Tetaplah tekun, Sumaṅgala!

K.SS Sānu

OO

Ibu, mereka menangisi orang mati, Atau mereka yang masih hidup namun menghilang. Aku hidup dan engkau dapat melihatku, Jadi Ibu, mengapa engkau menangisi aku?

K.SU Ramaṇīyavihāri

O4

Bagaikan seekor kuda berdarah murni yang baik Setelah tersungkur, segera tegak berdiri, Demikian pula aku memiliki penglihatan, Seorang siswa Sang Buddha.

Bab Satu <K

K.SV Samiddhi

O=

Aku meninggalkan keduniawian karena keyakinan Dari kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah. Perhatian dan kebijaksanaanku telah tumbuh, Pikiranku tenang dalam samādhi. Ciptakanlah ilusi apa pun yang engkau inginkan, Itu tidak akan menggangguku.

K.SX Ujjaya

OH

Hormat kepada Sang Buddha, Sang Pahlawan, Yang terbebaskan dalam segala cara. Berdiam dalam buah latihanmu, Aku hidup tanpa kekotoran.

K.SY Sañjaya

O:

Sejak aku meninggalkan keduniawian Dari kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah, Aku tidak menyadari kehendak apa pun Yang tidak mulia dan penuh kebencian.

K.S[ Rāmaṇeyyaka

OJ

Bahkan dengan segala suara, Kicauan dan cicitan merdu burung-burung, Pikiranku tidak goyah, Karena aku menekuni keterpusatan.

<O Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.U\ Vimala

Hujan turun dan angin bertiup di atas bumi, Sedangkan kilat menyambar di angkasa! Tetapi pikiranku diam, Pikiranku tenang dalam samādhi.

K.UK Godhika

Langit menurunkan hujan, bagaikan lagu merdu, Gubuk kecilku beratap dan menyenangkan, Ternaungi dari angin: Pikiranku tenang dalam samādhi, Maka hujanlah, langit, sesukamu.

K.UN Subāhu

41 Langit menurunkan hujan, bagaikan lagu merdu, Gubuk kecilku beratap dan menyenangkan, Ternaungi dari angin: Pikiranku tenang di dalam jasmaniku, Maka hujanlah, langit, sesukamu.

K.UP Valliya

4K

Langit menurunkan hujan, bagaikan lagu merdu, Gubuk kecilku beratap dan menyenangkan, Ternaungi dari angin: Aku berdiam di sana, dengan tekun: Maka hujanlah, langit, sesukamu.

Bab Satu <4

K.US Uttiya

4O

Langit menurunkan hujan, bagaikan lagu merdu, Gubuk kecilku beratap dan menyenangkan, Ternaungi dari angin: Aku berdiam di sana, tanpa teman: Maka hujanlah, langit, sesukamu.

K.UU Añjanavaniya

44 Aku memasuki hutan Añjana Dan membangun gubuk kecil untuk menetap. Aku telah mencapai tiga pengetahuan Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.

K.UV Kuṭivihāridhi

“Siapakah yang berada di dalam gubuk kecil ini?” “Seorang bhikkhu berada di dalam gubuk kecil ini, Bebas dari nafsu, pikirannya tenang dalam samādhi. Sahabatku, engkau harus mengetahui ini: Gubuk kecilmu tidak dibangun dengan sia-sia.”

K.UX Dutiyakuṭivihāri

4H Ini adalah gubuk lamamu, Tetapi engkau masih menginginkan gubuk baru. Usirlah keinginan pada gubuk, bhikkhu! Gubuk baru hanya akan membawa lebih banyak penderitaan.

<= Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.UY Ramaṇīyakuṭika

Gubuk kecilku menyenangkan, menggembirakan, Sebuah pemberian yang diberikan dengan keyakinan. Aku tidak memerlukan gadis-gadis: Pergilah, nona-nona, kepada mereka yang memerlukan!

K.U[ Kosalavihāri

4J

Aku meninggalkan keduniawian karena keyakinan Dan membangun sebuah gubuk kecil di dalam hutan. Aku tekun, rajin, Sadar, dan penuh perhatian.

K.V\ Sīvali

Niatku, tujuan Memasuki gubuk ini, telah terpenuhi. Meninggalkan kecenderungan pada keangkuhan, Aku akan merealisasikan pengetahuan dan kebebasan.

K.VK Vappa

Seorang yang melihat Melihat mereka yang melihat dan yang tidak melihat. Seorang yang tidak melihat Tidak melihat keduanya.

Bab Satu <H

K.VN Vajjiputta

Kami berdiam sendirian di dalam hutan, Bagaikan kayu yang dibuang di hutan. Banyak orang yang iri padaku Bagaikan makhluk-makhluk neraka yang iri Pada seseorang yang pergi ke surga.

K.VP Pakkha

=K

Mereka mati dan jatuh; Terjatuh tetapi masih serakah, mereka kembali. Apa yang harus dilakukan telah dilakukan, Apa yang harus dinikmati telah dinikmati, Kebahagiaan telah direalisasikan melalui kebahagiaan.

K.VS Vimalakoṇḍañña

=O

Aku muncul dari orang yang namanya seperti pohon, Aku lahir dari orang yang panjinya bersinar. Sang pembunuh berpanji telah menghancurkan panji besarnya, Dengan panji itu sendiri.

K.VU Ukkhepakatavaccha

Vaccha telah membuang Apa yang ia bangun selama bertahun-tahun Duduk dengan nyaman, gembira penuh sukacita, Ia mengajarkan ini kepada para perumah tangga.

<: Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.VV Meghiya

Ia menasihati aku, sang pahlawan besar, Seorang yang telah melampaui segalanya. Ketika aku mendengar ajaranNya Aku mendekatiNya, penuh perhatian. Aku telah mencapai tiga pengetahuan Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.

K.VX Ekadhammasavanīya

=H

Kekotoranku telah terbakar habis Dengan berlatih jhāna; Kelahiran kembali ke dalam segala kehidupan telah selesai, Transmigrasi melalui kelahiran telah usai, Sekarang tidak ada lagi kelahiran kembali Ke dalam kehidupan apa pun juga.

K.VY Ekudāniya

Seorang bijaksana dengan kesadaran tinggi, tekun, Berlatih dalam cara-cara keheningan, Damai dan selalu penuh perhatian: Orang demikian tidak memiliki dukacita.

Bab Satu <J

K.V[ Channa

=J

Mendengar Dhamma yang manis yang diajarkan oleh Sang Guru, Yang memahami segalanya, dan yang pengetahuannya unggul, Aku telah memasuki jalan untuk merealisasikan tanpa-

kematian. Ia terampil dalam jalan menuju keamanan dari gandar.

K.X\ Puṇṇa

H>

Moralitas adalah yang tertinggi di sini, Tetapi pemahaman adalah yang tertinggi. Seseorang dengan moralitas dan pemahaman Adalah pemenang di antara manusia dan para dewa.

K.XK Vacchapāla

H<

Walaupun nibbāna adalah sangat halus dan samar, Tidaklah sulit direalisasikan bagi seorang yang melihat tujuan, Terampil dalam pikiran, rendah hati dalam sikap, Melatih perilaku bermoral dari Sang Buddha.

K.XN Ātuma

H1 Bambu muda adalah sulit dihancurkan Ketika pucuknya tumbuh dan menjadi berkayu; Itu adalah apa yang kurasakan dengan istri Yang telah dijodohkan padaku. Dengan memberiku izin – sekarang aku telah meninggalkan

keduniawian.

1> Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.XP Māṇava

HK

Melihat seorang tua Seorang yang menderita penyakit, Dan mayat, sampai pada akhir kehidupan, Aku meninggalkan keduniawian, menjadi seorang pengembara, Dan meninggalkan kenikmatan indriawi.

K.XS Suyāmana

HO

Keinginan indriawi, niat buruk, Ketumpulan dan kantuk, Kegelisahan, dan keragu-raguan Tidak terdapat pada seorang bhikkhu sama sekali.

K.XU Susārada

H4 Pemandangan dari mereka yang berlatih adalah indah; Keragu-raguan terpotong, dan kecerdasan tumbuh. Bahkan seorang dungu menjadi bijaksana; Oleh karena itu bertemu dengan orang-orang demikian adalah

baik.

K.XV Piyañjaha

H=

Turun ketika yang lain naik; Naik ketika yang lain turun; Menetap ketika yang lain pergi; Tanpa kesenangan ketika yang lain senang.

Bab Satu 1<

K.XX Hatthārohaputta

HH Di masa lalu pikiranku mengembara Bagaimana ia menginginkan, di mana ia menginginkan,

sesukanya. Sekarang aku akan dengan hati-hati menuntunnya, Bagaikan seekor gajah yang sedang berahi dituntun Oleh seorang pelatih dengan tongkat pengait.

K.XY Meṇḍasira

H:

Bertransmigrasi melalui tak terhitung banyaknya kelahiran, Aku telah melakukan perjalanan tanpa akhir. Aku menderita, tetapi sekarang: Kumpulan penderitaan telah runtuh.

K.X[ Rakkhita

HJ

Semua nafsuku telah ditinggalkan, Semua kebencianku telah dilepaskan, Semua delusiku telah pergi; Aku sejuk, padam.

K.Y\ Ugga

Perbuatan apa pun yang telah kulakukan, Apakah remeh atau pun penting, Semuanya telah padam sepenuhnya; Sekarang tidak ada lagi kelahiran kembali Ke dalam bentuk kehidupan apa pun juga.

11 Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.YK Samitigutta

Kejahatan apa pun yang telah kulakukan Dalam kelahiran-kelahiran lampau, Harus dialami di sini Dan bukan di tempat lain.

K.YN Kassapa

Pergilah, nak, Kemana terdapat banyak makanan, Aman dan tanpa takut – Semoga engkau tidak dikuasai dukacita!

K.YP Sīha

:K

Berdiamlah penuh ketekunan, Sīha Jangan malas siang atau malam. Kembangkan kualitas-kualitas terampil, Dan cepatlah tinggalkan bingkai kematian.

K.YS Nīta

:O

Tidur sepanjang malam, Gemar bersosialisasi pada siang hari, Kapankah si dungu akan Mengakhiri penderitaan?

Bab Satu 1K

K.YU Sunāga

Terampil dalam karakteristik-karakteristik pikiran, Memahami manisnya keterasingan, Berlatih jhāna, disiplin, penuh perhatian: Orang demikian akan merealisasikan kebahagiaan spiritual.

K.YV Nāgita

Di luar sini ada banyak ajaran-ajaran lain; Jalan itu tidak mengarah menuju nibbāna, tetapi yang ini

menuju nibbāna. Sungguh, Sang Bhagavā sendiri menasihati Saṅgha; Sang Guru menunjukkan telapak tanganNya.

K.YX Paviṭṭha

:H

Kelompok-kelompok unsur kehidupan terlihat sebagaimana adanya, Kelahiran kembali dalam segala kehidupan telah tercabik, Transmigrasi melalui kelahiran telah usai, Sekarang tidak ada lagi kelahiran kembali Ke dalam kehidupan apa pun juga.

K.YY Ajjuna

Aku mampu mengangkat naik diriku Dari air ke pantai. Aku telah menembus kebenaran-kebenaran, Bagaikan seseorang yang tersapu banjir besar.

1O Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.Y[ Devasabha

:J

Aku telah menyeberangi rawa, Aku telah menghindari jurang, Aku terbebaskan dari banjir dan belenggu, Dan aku telah menghancurkan segala keangkuhan.

K.[\ Sāmidatta

J>

Lima kelompok unsur kehidupan telah dipahami sepenuhnya; Hal-hal itu menetap dengan atap roboh. Transmigrasi telah usai, Sekarang tidak ada lagi kelahiran kembali Ke dalam kehidupan apa pun juga.

K.[K Paripuṇṇaka

J<

Apa yang kumakan hari ini adalah lebih baik Daripada makanan murni seratus rasa: Dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha, Gotama yang berpenglihatan tak terbatas.

K.[N Vijaya

J1

Seorang yang kekotorannya telah mengering, Yang tidak terikat pada makanan, Yang habitatnya adalah kebebasan Yang tanpa gambaran dan kosong: Jejaknya sulit dilacak, Bagaikan burung-burung di angkasa.

Bab Satu

K.[P Eraka

JK

Kenikmatan indria adalah penderitaan, Eraka! Kenikmatan indria bukanlah kebahagiaan, Eraka! Seseorang yang menikmati kenikmatan indria Menikmati penderitaan, Eraka! Seseorang yang tidak menikmati kenikmatan indria Tidak menikmati penderitaan, Eraka!

K.[S Mettaji

JO

Hormat kepada Sang Bhagavā, Putra Agung suku Sakya! Ketika Beliau merealisasikan yang tertinggi, Beliau mengajarkan Dhamma tertinggi dengan baik.

K.[U Cakkhupāla

J4

Aku buta, mataku rusak, Aku berjalan di jalan terpencil. Bahkan jika aku harus merangkak, aku akan tetap berjalan – Tetapi tidak dengan teman jahat.

K.[V Khaṇḍasumana

J=

Aku mempersembahkan sekuntum bunga, Dan kemudian menghibur diri di surga Selama :>> juta tahun; Dengan apa yang tersisa aku telah merealisasikan nibbāna.

1= Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.[X Tissa

JH

Dengan melepaskan mangkuk perunggu yang berharga, Dan sebuah mangkuk emas berharga, juga, Aku menerima mangkuk tanah: Ini adalah penahbisanku yang ke dua.

K.[Y Abhaya

J:

Jika engkau berfokus pada aspek yang menyenangkan Dari pemandangan yang engkau lihat, maka engkau akan

kehilangan perhatianmu. Mengalaminya dengan pikiran bernafsu, Engkau tetap mencengkeramnya Kekotoranmu tumbuh, Mengarah pada akar kelahiran kembali Ke dalam suatu kehidupan.

K.[[ Uttiya

JJ

Jika engkau berfokus pada aspek yang menyenangkan Dari suara yang engkau dengar, maka engkau akan kehilangan

perhatianmu. Mengalaminya dengan pikiran bernafsu, Engkau tetap mencengkeramnya Kekotoranmu tumbuh, Mengarah pada transmigrasi.

1H

Bab Satu

K.K\\ Devasabha

Sempurna dalam empat usaha benar, Dengan penegakan perhatian sebagai tempat yang aman

bagimu, Dihias dengan bunga-bunga kebebasan, Engkau akan merealisasikan nibbāna tanpa kekotoran.

K.K\K Belaṭṭhānika

Ia telah meninggalkan kehidupan rumah tangga, Tetapi ia tidak memiliki tujuan, Bagaikan babi besar yang mengunyah biji-bijian, Menggunakan moncongnya sebagai bajak, hidup demi

perutnya, malas: Si dungu itu kembali ke rahim lagi dan lagi.

K.K\N Setuccha

Ditipu oleh keangkuhan, Dikotori oleh kondisi-kondisi, Ditindas oleh keuntungan dan kerugian, Mereka tidak merealisasikan samādhi.

K.K\P Bandhura

<>K

Aku tidak memerlukan ini – Aku puas dan senang dengan Dhamma yang manis ini. Aku telah meminum yang terlezat, madu terbaik. Aku tidak akan mendekati racun.

1: Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.K\S Khitaka

<>O

Hey! Tubuhku ringan, Penuh dengan sukacita dan kebahagiaan. Tubuhku bagaikan melayang, Bagaikan kapas tertiup angin.

K.K\U Malitavambha

Karena tidak puas, seseorang seharusnya tidak menetap; Karena bahagia, seseorang harus pergi. Seseorang yang melihat dengan jelas tidak akan menetap Di tempat yang tidak mendukung tercapainya tujuan.

K.K\V Suhemanta

Ketika maknanya memiliki seratus aspek, Dan mengandung seratus karakteristik, Si dungu hanya melihat satu faktor, Sedangkan sang bijaksana melihat seratus.

K.K\X Dhammasava

<>H

Setelah menyelidiki, aku meninggalkan keduniawian Dari kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah. Aku telah mencapai tiga pengetahuan Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.

Bab Satu 1J

K.K\Y Dhammasavapitu

Pada usia <1> tahun Aku meninggalkan keduniawian menuju kehidupan tanpa

rumah. Aku telah mencapai tiga pengetahuan Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.

K.K\[ Saṃgharakkhita

<>J

Ia pergi ke pengasingan, Tetapi ia tidak mematuhi nasihat Dari seorang yang memiliki belas kasih tertinggi Demi kesejahteraannya. Ia hidup dengan indria-indria tidak terkekang Bagaikan seekor rusa muda di hutan.

K.KK\ Usabha

Pepohonan di puncak gunung telah tumbuh dengan baik, Segar disiram oleh awan tinggi. Bagi Usabha, yang menyukai keterasingan, Dan yang hanya memikirkan hutan, Kebaikan akan tumbuh lebih banyak lagi.

K> Theragāthā – Syair-Syair Para Bhikkhu Senior

K.KKK Jenta

Meninggalkan keduniawian adalah sulit, menetap di rumah adalah sulit, Dhamma adalah mendalam, Dan uang sulit diperoleh. Sekedar bertahan adalah sulit Bagi kami yang menerima apa pun yang ada, Maka kami harus senantiasa mengingat ketidakkekalan.

K.KKN Vacchagotta

Aku memiliki tiga pengetahuan, aku adalah meditator besar, Terampil dalam ketenangan pikiran. Aku telah merealisasikan tujuan sejatiku, Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.

K.KKP Vanavaccha

<<K

Airnya jernih dan jurangnya lebar, Monyet-monyet dan rusa di sekeliling; Berhiaskan dengan lumut lembab, Tebing bebatuan ini menyenangkanku!

K.KKS Adhimutta

<<O

Ketika tubuhmu menjadi berat dan tidak nyaman, Ketika kehidupan hampir berakhir; Serakah pada kenikmatan fisik, Bagaimana mungkin engkau menemukan kebahagiaan sebagai

petapa?

Bab Satu K<

K.KKU Mahānāma

Di Gunung Nesādaka, Dengan selimutnya yang terkenal Dari belukar dan pepohonan, Engkau terbukti kurang baik.

K.KKV Pārāpariya