THE CORRELATION BETWEEN PARENTING PATTERN AND ADOLESCENT’S PROSOCIAL BEHAVIOR (A Study of Students in State Senior High School 1 Tanjung Bintang)

(1)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PARENTING PATTERN AND ADOLESCENT’S PROSOCIAL BEHAVIOR

(A Study of Students in State Senior High School 1 Tanjung Bintang)

By

Rahmat Diyanto

The objective of this research is to find out correlation between parenting pattern and adolescent’s prosocial behavior. This research was conducted in State Senior High School 1 Tanjung Bintang because this school had students in teens ages. This was an explanatory research with quantitative approach, and it used questionnaires in collecting data. Respondents in this research were selected using random sampling technique. The results showed that the value X2 was 23.5 which was obtained from value in the Table of 6.251, so that the conclusion was that there was a significant difference of correlation between parenting pattern and adolescent’s prosocial behavior. First, most parents who had elementary school education and who where farmers followed authoritarian parenting pattern. Authoritarian parents educated their kids with very frequent interventions in their kids’ activities or plans in the future, they often restricted their kids’ activities and exercised excessive controls towards their kids, so that their kids had lower social concerns and the kids were unable to avoid anti social behavior. Second, democratic parents educated by cultivating senses of openness, very frequently involving their kids for discussion, caring, warm approaching, so that their kids had high prosocial behavior, high empathy to other people, their kids were also frequently involved in activities requiring cooperation, and they were able to give respects to other people with different social backgrounds.


(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU PROSOSIAL REMAJA

(Studi Terhadap Siswa SMA N I Tanjung Bintang)

Oleh

Rahmat Diyanto

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku prososial remaja. penelitian ini dilakukan di SMA N I Tanjung Bintang karena memiliki siswa yang berada pada rentang usia remaja. Tipe penelitian ini adalah eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan teknik angket dalam pengumpulan data. Responden dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian diketahui bahwa nilai X2 sebesar 23,25 dari nilai dalam Tabel sebesar 6,251 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku prososial remaja. Pertama, sebagian besar orang tua yang memiliki tingkat pendidikan SD dan memiliki mata pencaharian sebagai seorang petani menganut pola asuh yang otoriter. Orang tua yang otoriter yaitu orang tua yang mendidik dengan sangat sering campur tangan dalam kegiatan maupun rencana masa depan anak, sangat sering melakukan pembatasan aktivitas dan memberikan kontrol yang berlebihan kepada anak, maka perilaku prososial anak rendah, dimana anak memiliki tingkat kepedulian yang rendah dan tidak mampu menghindari perilaku anti sosial. Kedua, orang tua yang demokratis yaitu orang tua yang mendidik dengan menanamkan rasa keterbukaan, sangat sering melibatkan anak dalam musyawarah, perhatian, dan pendekatan orang tua terhadap anak secara hangat, maka perilaku prososial anak tinggi, dimana anak memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap orang lain, sangat sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang membutuhkan kerja sama, dan mampu menghormati orang yang memiliki latar belakang sosial yang berbeda.


(3)

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA

DENGAN PERILAKU PROSOSIAL REMAJA

(Studi Terhadap Siswa SMA N I Tanjung Bintang)

Oleh

RAHMAT DIYANTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(4)

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA

DENGAN PERILAKU PROSOSIAL REMAJA

(Studi Terhadap Siswa SMA N I Tanjung Bintang)

(Skripsi)

Oleh

Rahmat Diyanto

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Konsep ... 7

2.1.1 Pengertian Orang Tua ... 7

2.1.2 Fungsi Orang Tua ... 8

2.1.3 Pola Asuh Orang Tua ... 10

2.1.4 Perilaku Prososial ... 13

2.1.5 Pengertian Remaja ... 15

2.2 Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Prososial RemaJa ... 18

2.3 Hipotesis ... 26

III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 27

3.2 Definisi Konseptual dan Oprasional Penelitian ... 28

3.2.1 Definisi Konseptuan ... 28

3.2.2 Definisi Oprasional ... 30

3.3 Lokasi Penelitian ... 34

3.4 Jenis Data ... 35

3.5 Populasi dan Sampel ... 35

3.5.1 Populasi ... 35

3.5.2 Sampel ... 36


(6)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Identitas Responden ... 40

4.1.1 Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua ... 41

4.1.2 Tempat Tinggal Orang Tua ... 44

4.2 Pola Asuh Orang Tua ... 45

4.2.1 Campur Tangan Orang Tua ... 45

4.2.2 Tuntutan Orang Tua ... 48

4.2.3 Pembatasan Orang Tua ... 51

4.2.4 Pendisiplinan Orang Tua ... 53

4.2.5 Kehangatan Orang Tua ... 55

4.3 Perilaku Prososial Remaja ... 58

4.3.1 Berbagi ... 58

4.3.2 Kehangatan ... 60

4.3.3 Menolong ... 62

4.3.4 Menghormati ... 65

4.3.5 Menghindari Perilaku Anti sosial ... 67

4.4 Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Prososial Remaja ... 69

4.4.1 Pola Asuh Orang Tua ... 69

4.4.2 Perilaku Prososial Remaja ... 72

4.4.3 Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Prososial Remaja ... 74

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Tabel 20. Identitas Responden ... 1 Tabel 21. Pola Asuh Orang Tua ... 2 Tabel 22. Perilaku Prososial Remaja ... 3 Tabel 23. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Prososial Remaja Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan

Orang Tua ... 4 Tabel 24. Cara Perhitungan Pada Indikator-Indikator Variabel

Penelitian ... 5 Tabel 25. Nilai-Nilai Chi Kwadrad ... 6


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Hubungan Antara Karakteristik Pola Asuh Orang Tua

dengan Karakteristik Remaja ... 22 Tabel 2. Kerangka Berfikir Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua

dengan Perilaku Prososial Remaja ... 26 Tabel 3. Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua ... 41 Tabel 4. Tempat Tinggal Orang Tua ... 44 Tabel 5. Campur Tangan Orang Tua Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan ... 45 Tabel 6. Tuntutan Orang Tua Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan

Pekerjaan ... 48 Tabel 7. Pembatasan Orang Tua Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan ... 51 Tabel 8. Pendisiplinan Orang Tua Berdasarkan Tingkat Pendidikan

dan Pekerjaan ... 53 Tabel 9. Kehangatan Orang Tua Berdasarkan Tingkat Pendidikan

dan Pekerjaan ... 55 Tabel 10. Perilaku Berbagi Remaja Berdasarkan Tingkat Pendidikan

dan Pekerjaan Orang Tua ... 58 Tabel 11. Perilaku Kehangatan Remaja Berdasarkan Tingkat

Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua ... 60 Tabel 12. Perilaku Menolong Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan

Pekerjaan Orang Tua ... 62 Tabel 13. Perilaku Menghormati Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua ... 65 Tabel 14. Perilaku Menghindari Perilaku Anti Sosial Berdasarkan

Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua ... 67 Tabel 15. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua Berdasarkan Tingkat

Pendidikan dan Pekerjaan ... 70 Tabel 16. Perilaku Prososial Remaja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dan Pekerjaan Orang Tua ... 72 Tabel 17. Jenis Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Perilaku

Prososial Remaja ... 74 Tabel 18. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Prososial


(9)

(10)

MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman, jadikalah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah : 153)

Orang sukses adalah orang yang tidak pernah berfikir dirinya kalah, ketika ia terpukul jatuh (gagal) ia bangkit kembali, belajar dari kesalahan dan bergerak

maju menuju inovasi yang lebih baik.

Jangan mengaku kalah sebelum mencoba karena jika engkau mengalah sebelum mencoba maka engkaulah pecundang kekalahan berjuang untuk


(11)

MENGESAHKAN 1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Hartoyo, M.Si. ...

Penguji Utama : Drs. Gunawan Budi Kahono ...

2. Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik

Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si NIP. 19580109 198603 1 003


(12)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Magister/Sarjana/Ahli Madya), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan lain. 2. Karya tulis ini murni gagasan, perumusan, dan penelitian saya

sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung,

Yang Membuat Pernyataan

Rahmat Diyanto NPM : 0856011030


(13)

PERSEMBAHAN

Puji syukur atas kehadirat allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat yang tak henti-hentinya kepada umat-nya. Solawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya kelak. Ku persembahkan skripsi sederhana ini kapada :

1. Sang pencipta Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan, kesempatan, dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Bapak dan ibu tersayang, terima kasih atas semua doa dan kasih sayang yang telah diberikan. Tak ada yang bisa menggantikan pengorbanan kalian, semoga allah senantiasa melindungi dan memberikan kesehatan pada kalian.

3. Semua keluarga ku yang telah memberikan nasehat-nasehatnya demi kelancaran skripsi ini.

4. Seseorang yang tak pernah henti-hentinya memberikan semangat serta masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Semua teman-teman Sosiologi 2008, terima kasih atas perhatian, bantuan, dan dukungan kalian semoga Allah melancarkan usaha kita semua.


(14)

Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU PROSOSIAL REMAJA (Studi Terhadap Siswa SMA N I Tanjung Bintang) Nama Mahasiswa : Rahmat Diyanto

No. Pokok Mahasiswa : 0856011030 Jurusan : Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Hartoyo, M.Si. Drs. Gunawan Budi Kahono

NIP. 19601208 198902 1 001 NIP. 19570512 198603 1 002

2. Ketua Jurusan Sosiologi

Drs. Susetyo, M.Si. NIP. 19581004 198902 1 001


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Rahmat Diyanto dilahirkan di Tanjung Bintang, 26 April 1989. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Sabar dan Ibu Astinah .

Jenjang pendidikan formal yang telah penulis tempuh antara lain Sekolah Dasar (SD) di SDN 3 Jati Baru Kecamatan Tanjung Bintang dan lulus pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1 Tanjung Bintang dan lulus pada tahun 2002, sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Tanjung Bintang dan lulus pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Selain itu, pada tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bulan Juli sampai Agustus tahun 2011 di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.


(16)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulilah segala puji bagi Bagi allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan syarat mencapai gelar sarjana sosiologi. Tal lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Prososial Remaja” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosiologi di Universitas Lampung. Dalam penyelesaian skripsi ini, tentunya tidak lepas dari peran, bantuan, bimbingan, saran, dan kritik dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati dan keyakinan bahwa Allah SWT yang bisa membalasnya, penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan FISIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Effendi, M.M. selaku Dekan I FISIP Universitas Lampung.

3. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H. selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung.


(17)

yang sifatnya membangun. Serta saya ucapkan terima kasih juga untuk setiap waktu yang telah bapak luangkan hanya untuk membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Gunawan Budi Kahono selaku Dosen Pembahas, saya ucapkan terima kasih untus semua ilmu, saran, dan kritik yang sifatnya membangun untuk lebih baik lagi.

6. Bapak Drs. Susetyo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik, saya ucapkan terima kasih untuk semua bantuannya baik berupa ilmu, motivasi, saran dan waktunya.

7. Ibu Drs. Paraswati D.M. selaku Dosen Sosiologi, saya ucapkan sangat terima kasih untuk ilmu yang telah diberikan khususnya Sosiologi Keluarga sangat bermanfaat dalam skripsi saya. Serta terima kasih atas dukungan, dorongan, nasehatnya akan saya ingat selalu sampai kapanpun.

8. Ibu Endri Fatimaningsih, S.Sos,M.Si selaku dosen Sosiologi. Saya ucapkan terima kasih atas ilmu yang telah diberikan dalam proses pembelajaran. Serta salah satu dosen pavorite dan inspirasi bagi saya maupun mahasiswa lain untuk melangkah kearah yang lebih baik.

9. Ibu Dra. Erna Rochana, M.Si selaku Dosen Sosiologi, saya ucapkan terima kasih atas ilmu yang diberikan, dukungan dan


(18)

10. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, saya ucapkan terima kasih yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan dengan segala ketulusannya.

11. Bapak Drs. Mirzal Effendi selaku kepala SMA Negeri I Tanjung Bintang yang telah memberikan izin sebagai tempat untuk dilakukan penelitian.

12. Bapak dan ibu sebagai tenaga didik maupun staff Di SMA N I Tanjung Bintang, saya ucapkan terima kasih atas bantuannya dalam proses pengumpulan data.

13. Kedua orang tuaku, terima kasih atas semua yang telah kalian berikan padaku. Apapun yang kulakukan tidak akan mungkin bisa menggantikan seluruh doa serta pengorbanan kalian. Semoga Allah SWT melindungi dan memberikan kebahagian pada kalian.

14. Arnie yang selalu menemani, memberikan semangat bagi pada penulis. Terima kasih untuk semua yang telah diberikan kepada peneliti.

15. Saya ucapkan terima kasih kepada sahabatku Panji, Sutikno, Arfani, Supendi, Yunari Setiawan, Hendi, Agus, Fitra dan Sebastian. Terima kasih atas waktu, dukungan, dan kebersamaan kita sejak awal hingga sekarang ini. Susah dan senang banyak kita lalui bersama semoga kita bisa menjadi sahabat sampai kapanpun


(19)

dan kompeten ketika kalian ada keniatan dan sunggu-sungguh. 16. Buat Zikri, Ian, Irsad, Erwin, Saputra, Sadam, Rio, Anisa, Eka,

Sukma, Lova, Lizha, Anita, Ambar, Putri, Novita, Helena, Icha, kristin dan lain-lain ayo buruan yang belum selesai proposalnya penelitiannya jangan putus asa, yakini jika kita bersungguh-sungguh dan ada keniatan pasti bisa lulus dengan membawa pengetahuan dan pengalaman yang tak akan terlupa sampai kapan pun.

17. Buat teman dan kerabat di Kecamatan Tanjung Bintang saya ucapkan terima kasih atas semuanya. Semoga apa yang dicita-citakan terealisasi

18. Untuk semua rekan-rekan mahasiswa sosiologi angkatan 2008, terima kasih atas kebersamaan kalian yang telah menggoreskan tinta emas dalam hidupku.

Penulis hanya bisa mendoakan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juni 2012 Penulis


(20)

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Remaja sebagai bagian dari masyarakat merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup dengan baik tanpa berhubungan dengan orang lain, karena hampir setiap hari individu meluangkan waktu bersamaan dengan individu yang lain. Di dalam masa remaja, seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah. Dalam hidup bermasyarakat, remaja memerlukan acuan, pegangan, dan patokan yang jelas dalam menjalankan hidupnya. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama yang mempelajari, mengajarkan nilai-nilai dasar bagi remaja dan dalam lingkungan primer ini tidak bisa digantikan oleh lembaga manapun. Lembaga seperti sekolah, organisasi, agama, pramuka atau klub memang dapat menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai dan moral, namun sebelum anak melangkah keluar rumah, terlebih dahulu ia telah memiliki bakal nilai-nilai yang didapatkan dari keluarga.


(21)

Nilai-nilai yang diperoleh dari lingkungan keluarga akan menentukan cara remaja dalam melakukan hubungan dengan lingkungan sosial di luar keluarga. Hubungan antara orang tua dengan remaja yang tidak lancar, akan mengakibatkan hubungan remaja di luar keluarga juga mengalami hambatan.

Cara, tingkah laku, dan sikap orang tua dalam mendidik dan membimbing merupakan hal yang terpenting bagi perkembangan dan pertumbuhan remaja di lingkungan sosial. Karena penerapan sosialisasi yang paling awal berasal dari lingkungan keluarga, sehingga akan mempengaruhi remaja dalam bersikap dan perilaku di dalam masyarakat. mengingat orang tua merupakan faktor yang penting dalam membentuk kepribadian remaja, maka cara yang digunakan dalam mengasuh dan membimbing remaja tergantung pada sikap, kepribadian dan kemampuan yang di miliki oleh orang tuanya (Soekanto, 2004:40).

Menurut Bronfenbrenner (2008:30), kehidupan orang tua memegang peranan penting dalam menciptakan hubungan dengan remaja. Kondisi keluarga yang harmonis, stabil, saling memberi perhatian tentu akan membawa pengaruh positif terhadap remaja. Biasanya remaja yang di asuh dengan kondisi keluarga yang hangat dan harmonis akan memiliki perilaku prososial yang tinggi baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Menurut Sears (1979:95) perilaku prososial diartikan sebagai bentuk perilaku yang mempunyai konsekuensi sosial yang positif yang diwujudkan dalam bentuk bantuan fisik maupun psikis terhadap orang lain. Misalnya, suka membantu, berkerja sama dan memiliki tingkat kepedulian yang tinggi.


(22)

Sebaliknya kondisi lingkungan keluarga yang sering terjadi perselisihan, kurang saling mengerti, dan tidak terbentuk hubungan yang harmonis antara ayah, ibu dan anak akan berpengaruh negatif bagi kehidupan remaja di dalam maupun di luar lingkungan keluarga. Penelitian lebih rinci mengungkapkan pengaruh pola asuh orang tua terhadap remaja yang memiliki perilaku anti sosial adalah penelitian yang dilakukan oleh Soekanto (2004 : 40) yang menyatakan bahwa :

1. Hubungan keluarga yang tidak bahagia, di mana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan sering memberikan perlakuan keras (melanggar), akan lebih mudah membentuk anak menjadi agresif.

2. Hubungan pola asuh orang tua yang baik dengan anak dapat menciptakan anak yang memiliki tingkat empati yang tinggi di dalam lingkungan keluarga maupun di lingkungan sosial.

3. Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas anak (remaja), kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurang kasih sayang orang tua, dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja. Misalnya kesibukan kerja orang tua dapat menyebabkan hubungan dengan anak menjadi kurang harmonis.

4. Timbulnya favoritisme (pilih kasih) di kalangan anggota keluarga, tindakan ini akan menimbulkan perhatian yang kurang adil, merata dan seimbang di antara anggota keluarga.

Menurut Soekanto (2004 : 57), jika anak berada dalam kehidupan keluarga tidak seimbang, tidak harmonis, penuh konflik dan pertikaian antar kedua orang tua, dan hilangnya sosok atau figur ideal anak, maka perkembangan


(23)

anak akan terhambat, dan akan menjadi “anak yang bermasalah”. Banyak cara yang dilakukan oleh remaja apabila menghadapi situasi tersebut, biasanya dengan membolos sekolah, merokok, berkelahi, tawuran, membaca majalah atau menonton film porno, minum-minuman keras, seks di luar nikah, menyalahgunakan narkotika, mencuri, memperkosa, berjudi, membunuh, kebut-kebutan, judi kecil-kecilan, tidak menurut terhadap orang tua, suka terlambat pulang sekolah maupun di rumah dan suka berbohong terhadap orang tua. Penyebab utamanya adalah tidak terlaksananya peran dan fungsi orang tua dalam mengasuh anak. Salah satu akibat pola pengasuhan orang tua yang berdampak negatif terhadap perilaku remaja sebagai berikut :

Contoh perilaku 22 siswa dari berbagai sekolahan di Lampung Tengah terjaring razia Satpol PP dan Dinas Sosial (Disdik) Kabupaten setempat. Rata-rata para siswa kedapatan sedang nongkrong di warung internet (warnet). Saat razia, sebagian besar siswa masih mengenakan seragam sekolah dan ada juga sudah memakai pakaian biasa, namun di tasnya terdapat seragam sekolah (Radar Lampung, 25 Januari 2011).

Selain itu terdapat kasus warga dua kampung bentrok antara warga kampung Gedung Aji Lama dengan Adijaya (KNPI) Gedung Aji , Tulang Bawang yang dipicu oleh pertikaian antara Davit Sandika yang dibantu temannya Mario dan Dian yang ikut terlibat baku hantam dengan Andika (Lampung Raya, 10 Oktober 2011).


(24)

Sementara itu, terdapat kasus orang tua yang terpaksa menikahkan anaknya di usia dini karena lebih dahulu hamil. Hal ini diakibatkan pola asuh orang tua yang memanjakan anak secara berlebihan yang membuat anak tumbuh begitu bebas tanpa batas (Kompas, 02 Oktober 2011).

Berdasarkan contoh di atas, secara umum permasalahan yang dilakukan oleh remaja terletak pada pendidikan di dalam keluarga. Rendahnya perhatian, kontrol, memberikan kebebasan yang berlebihan kepada remaja akan berpengaruh besar pada perkembangan remaja dan tidak menutup kemungkinan dapat menjadi pemicu timbulnya berbagai masalah.

Didasari berbagai macam permasalahan di atas, peneliti merasa tertarik dan ingin melakukan penelitian, bagaimana hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku prososial remaja.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka permasalahan yang akan dirumuskan adalah apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku prososial remaja?

3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dianjurkan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sekaligus menjelaskan hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku prososial remaja.


(25)

3.2 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah

a. secara teoritis diharapkan dapat membantu dan meningkatkan wawasan ilmiah yang berkaitan dengan ruang lingkup Sosiologi Keluarga.

b. Secara praktis diharapkan berguna sebagai bahan masukan dan acuan bagi orang tua dalam mendidik anak di dalam keluarga. c. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat mengambil makna positip

peran orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak terhadap pembentukan kepribadian anak.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Konsep

2.1.1 Definisi Orang Tua

Orang tua menurut Simanjuntak (1983:7) adalah ayah dan ibu dari anak-anaknya. Sedangkan menurut Nasution (1986:1), orang tua adalah “setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut dengan bapak dan ibu”.

Selain itu, menurut Vembriarto (1993:33) keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri ayah, ibu, dan anak-anaknya (nuclear family), dan di dalam keluarga orang tua merupakan tokoh-tokoh inti yang bertanggung jawab dalam melaksanakan fungsi-fungsi keluarga.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah ayah dan ibu yang melahirkan manusia baru (anak) serta mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengasuh, merawat dan mendidik anak menjadi generasi yang baik.


(27)

2.1.2 Fungsi Orang Tua

Keluarga menurut Vembriarto (1993:33) merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya (nuclear family). Di dalam keluarga orang tua merupakan tokoh-tokoh inti yang bertanggung jawab dalam melaksanakan fungsi keluarga misalnya sebagai berikut :

a. Fungsi Afeksi

Menurut Soelaiman (1994:95), fungsi afeksi adalah fungsi orang tua dalam menciptakan hubungan perasaan dengan anak-anaknya yang dilandasi dengan cinta kasih. Dari hubungan cinta kasih inilah lahirlah hubungan persaudaraan, persahabatan, kebiasaan, identifikasi, persamaan pandangan mengenai nilai-nilai, dasar cinta kasih dan hubungan afeksi ini merupakan faktor penting bagi perkembangan pribadi anak.

b. Fungsi Sosialisasi

Menurut Lawang (1985:38) fungsi sosialisasi adalah fungsi orang tua dalam membentuk kepribadian anak melalui interaksi dalam keluarga di mana anak mempelajari pola tingkah laku, sikap keyakinan, dan nilai-nilai dalam masyarakat agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam kehidupan masyarakat.


(28)

c. Fungsi Pendidikan

Menurut Soelaiman (1994:85), fungsi pendidikan adalah fungsi orang tua yang berkaitan dengan pendidikan anak. Fungsi pendidikan tidak sekedar menyangkut pola penentuan dan pengukuhan landasan yang mendasari upaya pendidikan itu. Selain itu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.

d. Fungsi Religius

Munurut Soelaiman (1994:99), fungsi religius orang tua terhadap anak-anaknya adalah sebagai penanggung jawab dan tokoh inti di dalam keluarga yang mengemban tugas dan bertanggung jawab untuk mengenalkan anak-anaknya kepada nilai-nilai agama, sekaligus menanamkan ke dalam kehidupan sehari-hari, tujuannya bukan sekedar untuk mengetahui kaidah-kaidah agama, melainkan untuk menjadi insan yang beragama, sebagai abdi yang sadar akan kedudukannya sebagai makluk yang diciptakan dan dilimpahi hikmah tanpa henti sehingga menggugahinya untuk mengisi dan mengarahkan kehidupannya untuk mengabdi sang pencipta menuju ridha-nya.

e. Fungsi Proteksi

Menurut Solelaiman (1994:92), fungsi proteksi adalah fungsi orang tua dalam memberikan perlindungan baik fisik maupun sosial kepada anak-anaknya agar mereka dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan perasaan terlindung dengan perkataan lain anak-anaknya akan merasa aman.


(29)

2.1.3 Pola Asuh Orang Tua

Menurut para sosiolog, keluarga memiliki peran yang penting dalam menentukan perilaku remaja, karena keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian dan sikap remaja terbentuk.

Keluarga menurut Bennett (Dalam Megawangi, 2003:110) merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan pengasuhan dan pembentukan sikap. Apabila keluarga gagal untuk mengajarkan kejujuran, semangat, keinginan untuk menjadi yang terbaik, dan kemampuan-kemampuan dasar, maka akan sulit sekali bagi institusi-institusi lain untuk memperbaiki kegagalan-kegagalannya. Oleh karena itu orang tua merupakan dasar yang pertama bagi pembentukan pribadi anak dan pola tingkah laku remaja ditentukan bagaimana orang tua mengasuh remaja di dalam keluarga.

Pola asuh menurut Mangoenprasadja (2004:109) yaitu suatu cara yang ditempuh oleh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dan rasa tanggung jawab terhadap anak. Sedangkan menurut Soelaiman (1997:116) pola asuh adalah kemampuan keluarga dan masyarakat untuk menyediakan waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang sebaik-baiknya secara fisik, mental, dan sosial.


(30)

Menurut Prasetyo (dalam Prasetia, 2005 : 30) pola asuh memiliki fungsi diantaranya :

1. Pembentukan kepribadian anak, agar anak memiliki kepribadian yang baik, kuat dan tangguh, karena proses pengasuhan di masa bayi, akan mendasari kepribadian anak dimasa kanak-kanak, proses pengasuhan di mana kanak-kanak akan mendasari kepribadian di masa remaja dan seterusnya. Dengan demikian kepribadian seseorang di masa dewasa tidak dapat dilepaskan begitu saja, dari proses pengasuhan dari fase sebelumnya.

2. Pembentukan karakter anak, karakter yang baik tentu saja bersumber dari hati nurani yang bermoral yang menggerakan seseorang untuk melakukan apa yang benar walaupun seseorang suka atau tidak suka dalam setiap situasi.

3. Agar anak memiliki budi pekerti yang baik. Budi pekerti merupakan sekumpulan sifat-sifat di mana seseorang mencontoh dan meniru lingkungannya, dan sangat dipengaruhi oleh pembinaan sejak usia dini, agar anak memiliki moral yang baik. Tata cara kebiasaan dan adat istiadat dapat diartikan sebagai norma yang menata sikap dan perilaku remaja yang sesuai dengan standar sosial.

4. Melahirkan remaja yang berkualitas dan berpotensi.

5. Dapat hidup mandiri yang tidak tergantung pada orang tua dan orang lain.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan wahana pertama dan utama bagi pengasuhan pembentukan


(31)

karakter remaja. Di dalam proses pengasuhan, hubungan antara orang tua dengan anak memegang peranan yang sangat penting guna mencapai kedewasaan yang sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat dan pembentukan sikap (karakter) yang tertanam dalam diri remaja. Menurut Baumrind (1980:50) teridentifikasi tiga macam pola asuh orang tua yang dapat mempengaruhi karakter sikap dalam diri remaja. Bentuk-bentuk pola asuh orang tua tersebut yaitu :

1. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan anak. Mereka membuat aturan-aturan yang sepakati bersama. Orang tua yang demokratis adalah orang tua yang mencoba menghargai kemampuan anak secara langsung, memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan pendekatan orang tua kepada anak secara hangat.

2. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh orang tua yang ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi anaknya, pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya di barengi dengan ancaman-ancaman. Di dalam tipe pola asuh ini, orang tua cenderung memaksa, memerintah, dan menghukum apabila remaja tidak menjalankan perintah orang tuanya.


(32)

3. Pola Asuh Permisif

Adalah pola asuh yang memberikan pengawasan yang sangat longgar, memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa kontrol yang cukup darinya. Orang tua dalam tipe ini cenderung tidak menegur atau memperingatkan remaja apabila sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh orang tua kepada remaja.

2.1.4 Perilaku Prososial

Manusia sebagai makhluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup sendiri, tetapi Ia senantiasa membutuhkan dan dibutuhkan oleh orang lain. Dari hubungan yang timbal balik di dalam kehidupan sosial, banyak menimbulkan perilaku prososial dalam diri remaja yang membantu melakukan atau memberi pertolongan kepada orang lain.

Perilaku prososial menurut Sears (1979:95) merupakan tindakan yang membantu atau menguntungkan seseorang atau sekelompok orang tanpa mementingkan keuntungan pribadi. Adapun tindakan-tindakan yang dimaksud seringkali menghabiskan biaya yang tidak sedikit, pengorbanan diri atau resiko yang harus ditanggung oleh pelaku. Sedangkan menurut Wispe (1990:89), sebagaimana dikutip Wrightsman dan Deaux (1979:135), "Prosocial behavior is behavior that has positive social consequences-that contributes to the physical or psychological well-being of another person". (Perilaku prososial merupakan segala bentuk perilaku yang mempunyai


(33)

konsekuensi sosial positif yang diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan fisik maupun psikis terhadap orang lain).

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka yang dimaksud dengan perilaku prososial merupakan segala tindakan yang menguntungkan dan bermanfaat bagi orang lain dan mempunyai konsekuensi sosial positif yang diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan fisik maupun psikis tanpa mengharapkan imbalan apapun.

Selain itu, terdapat teori perilaku prososial yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukan oleh Wispe (1990:92) sebagai berikut : a. Simpati (Sympathy)

Perilaku yang didasarkan atas perasaan positif terhadap orang lain, sikap peduli, serta ikut merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain.

b. Kerjasama (Cooperation)

Kerjasama diartikan bahwa setiap orang mampu dan ingin bekerjasama dengan orang lain, meskipun keuntungannya tidak digunakan secara bersama-sama.

c. Membantu (Helping)

Perilaku mengambil bagian atau membantu urusan orang lain sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya.

d. Berdema (Donating)

Merupakan perilaku memberikan hadiah atau sumbangan kepada orang lain, biasanya berupa amal.


(34)

2.1.5 Pengertian Remaja

Remaja adalah usia transisi, di mana seorang individu telah meninggalkan masa kanak-kanaknya yang lemah dan penuh ketergantungan. Dia belum mampu ke usia yang kuat dan penuh dengan tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat di mana remaja tinggal. (Daradjat, 1991:22). Sementara itu menurut Gunarsa (1999:13) mengutip pendapat dari Frued (1984:18) mengenai remaja sebagai berikut :

“Masa remaja merupakan suatu masa yang meliputi proses perkembangan di mana terjadi perubahan-perubahan dalam hal motivasi seksual, organisasi dari pada ego, dalam hubungan dengan orang tua, orang lain dan cita-cita yang dikejarnya”.

Remaja dalam pengertian umum diartikan masa baliq atau keterbukaan terhadap lawan jenis. Konsep ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Poerwadarminta (1984: 813) yang menyatakan remaja adalah mulai dewasa yang sudah mencapai umur 13 tahun sampai 16 tahun dan muda, di mana sudah dapat membedakan antara laki-laki dan perempuan di mana mulai muncul rasa cinta birahi meskipun konsep ini kelihatan sederhana tetapi setidaknya menggambarkan sebagian dari pengertian remaja.

Batasan remaja menurut Daradjat (1991:75) merupakan masa peralihan yang ditempuh oleh seorang dari masa anak-anak menjadi dewasa. Dengan arti lain sebuah situasi yang menjembatani menuju ke tingkat dewasa. Masa remaja ini berlansung kira-kira 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun. Akhir masa remaja antara usia 16 sampai 18 tahun. Dikatakan masa usia


(35)

matang secara hukum pada masa ini remaja sangat ingin dihargai kehadirannya oleh orang sekitarnya.

Pendapat yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Suardi (1986: 98) yang menyatakan remaja adalah masa perantara dari masa anak-anak menuju dewasa yang bersifat kompleks, menyita banyak perhatian dari remaja itu sendiri dengan orang lain, dan masa penyesuaian diri terdidik. Selain itu, masa ini juga adalah masa konflik, terutama konflik remaja dengan dirinya sendiri dengan remaja yang lain sehingga membutuhkan penanganan khusus yang menuntut tanggung jawab paripurna.

Berdasarkan definisi remaja di atas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah suatu masa atau periode menuju tahap dewasa yang ditandai dengan umur berkisar antara 13-18 tahun, mulai tertarik kepada lawan jenis, dan memiliki permasalahan yang kompleks.

Selain itu, masa remaja adalah masa transisi bagi seseorang yang diiringi oleh perubahan-perubahan baik secara fisik maupun psikologis yang menuju kearah kedewasaan. Untuk mengetahui mengenai remaja lebih jauh, maka perlu dikemukakan mengenai ciri-ciri dari seseorang yang disebut remaja. Ciri-ciri remaja menurut Soekanto (2004:51) diantaranya sebagai berikut : 1. Perkembangan fisik yang sangat pesat sehingga ciri-ciri fisik antara

laki-laki atau wanita tampak semakin tegas,

2. Keinginan yang kuat untuk mengadakan interaksi sosial dengan kalangan yang lebih dewasa.


(36)

3. Keinginan yang kuat untuk mendapatkan kepercayaan dari kalangan dewasa, walaupun mengenai masalah tanggung jawab secara relatif belum matang.

4. Mulai memikirkan kehidupan secara mandiri, baik secara sosial ekonomis maupun politis, dengan mengutamakan kebebasan dari pengawasan yang terlalu ketat oleh orang tua atau sekolah.

5. Adanya perkembangan taraf intelektualitas (dalam arti netral) untuk mendapatkan identitas diri.

Sementara itu, menurut Gunarsa (1999 : 82) seorang yang berada pada batas peralihan kehidupan anak menuju dewasa. Tubuhnya kelihatan sudah “dewasa”, akan tetapi bila diperlakukan seperti seorang dewasa ia gagal menunjukan kedewasaannya. Pengalaman mengenai alam dewasa masih belum banyak, karena itu sering terlihat pada mereka adanya:

a. Kegelisahan adalah keadaan yang tidak tenang menguasai diri remaja. Mereka mempunyai banyak macam keinginan yang tidak selalu dapat dipenuhi.

b. Terjadi pertentangan di dalam diri remaja yang menimbulkan kebingungan baik bagi diri remaja sendiri maupun orang lain.

c. Berkeinginan besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya. d. Keinginan menjelajah ke alam sekitar pada remaja lebih luas. Bukan

hanya lingkungan dekatnya saja yang ingin diselidiki, bahkan lingkungan yang lebih luas lagi.


(37)

e. Aktifitas berkelompok di mana keinginan berkelompok ini tumbuh sedemikian besarnya dan dapat dikatakan merupakan ciri umum masa remaja.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri remaja secara umum adalah adanya perkembangan fisik yang pesat, mempunyai berbagai keinginan antara lain, keinginan untuk mengadakan hubungan sosial dengan kalangan yang lebih dewasa, keinginan untuk berkelompok, keinginan untuk mendapatkan kepercayaan dari kalangan dewasa, keinginan terhadap sistem kaidah dan nilai yang serasi dengan kebutuhan dan keinginannya, keinginan mencoba segala hal yang belum diketahuinya, keinginan menjelajah alam sekitarnya, mulai memikirkan kehidupan secara mandiri baik secara sosial ekonomis maupun politis dan adanya perkembangan taraf intelektualitas.

2.2 Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Prososial Remaja

Menurut para sosiolog, keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama bagi terbentuknya pertumbuhan, perkembangan kepribadian dan sikap remaja. Cara, tingkat laku, dan sikap orang tua dalam melakukan pengasuhan di dalam keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan akhlak dan budi pekerti putra-putrinya. Orang tua merupakan faktor penting dalam pembentukan kepribadian remaja maka cara yang digunakan dalam mengasuh dan membimbing remaja tergantung pada perilaku, kepribadian, dan kemampuan yang dimiliki orang tua.


(38)

Menurut Baumrind (1980:50) teridentifikasi tiga macam pola asuh orang tua yang dapat mempengaruhi karakter perilaku dalam diri remaja. Bentuk-bentuk pola asuh tersebut yaitu :

1. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis orang tua pada dasarnya bentuk perlakuan orang tua saat berinteraksi dengan anaknya dengan cara melibatkan anak dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan keluarga dan diri anaknya merupakan gaya pengasuhan demokratis. Orang tua yang demokratis bersikap terbuka, fleksibel dan memberikan kesempatan kepada anaknya untuk dapat tumbuh kembang dengan peraturan yang rasional, orang tua yang demikian hubungan yang dekat dengan anak-anaknya dan selalu mendorong anak-anaknya untuk ikut terlibat dalam membuat peraturan dan melaksanakan peraturan dengan penuh kesadaran.

Selain itu, pada pola asuh yang seimbang (demokratis) akan selalu menghargai individualistas akan tetapi juga menekankan perlunya aturan dan peraturan. Orang tua sangat percaya diri dalam melakukan pengasuhan tetapi orang tua sepenuhnya menghargai keputusan yang diambil, minat dan pendapat anak. Orang tua dengan model pola asuh ini penuh dengan cinta kasih, mudah merinci tetapi menuntut tingkah laku yang baik. Tegas dalam menjaga aturan bersedia memberikan hukuman ringan tetapi dalam situasi yang hangat dan hubungan yang saling mendukung. Orang tua menjelaskan semua tindakan dan


(39)

hukuman yang mereka lakukan selalu meminta pendapat anak. Anak dalam pola asuh demokratis akan merasa tenang dam nyaman. Anak akan menjadi paham kalau mereka di sayangi tetapi sekaligus mengerti terhadap apa yang diharapkan dari orang tua. Anak yang memiliki orang tua yang demokrtis sering kali ceria, mandiri, bisa mengendalikan diri dengan baik dan berorientasi pada masa depan. Di dalam pengasuhan yang demokratis anak (remaja) cenderung untuk mempertahankan hubungan yang ramah dengan teman sebaya, bekerja sama dengan orang dewasa, dan bisa mengatasi setres dengan baik.

2. Pola Asuh Otoriter

Suatu bentuk pengasuhan orang tua yang pada umumnya sangat ketat dan kaku ketika berinteraksi dengan anaknya. Orang tua yang berpola asuh otoriter menekankan adanya kepatuhan seorang anak terhadap peraturan yang mereka buat tanpa banyak basa-basi, tanpa penejelasan kepada anaknya mengenai sebab dan tujuan di berlakukannya peraturan tersebut, cenderung menghukum anaknya yang melanggar peraturan dan menyalahi norma yang berlaku. Orang tua yang demikian yakin bahwa cara yang keras merupakan cara yang terbaik dalam mendidik anaknya. Orang tua demikian sulit menerima pandangan anaknya, tidak mau memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mengatur dirinya sendiri, serta selalu mengharapkan anaknya untuk mematuhi semua peraturannya.


(40)

Pola asuh yang demikian sangat berpotensi menimbulkan konflik dan perlawanan seorang anak, terutama saat anak sudah menginjak masa remaja, atau sebaliknya akan menimbulkan sikap ketergantungan seorang remaja terhadap orang tuanya, anak remaja akan kehilangan aktifitasnya, tumbuh menjadi anak yang tidak efektif dalam kehidupan dan interaksinya dengan lingkungan sosial, remaja cenderung akan mengucilkan dirinya, kurang berani dalam menghadapi tantangan tugas, tidak merasa bahagia dan kehilangan rasa percaya diri.

3. Pola Asuh Permisif

Adalah pola asuh yang memberikan pengawasan yang sangat longgar, memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa kontrol yang cukup darinya. Orang tua dalam tipe ini cenderung tidak menegur atau memperingatkan remaja apabila sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh orang tua kepada remaja.

Menurut Baumrind (1980:55) pola asuh permisif ini, orang tua memberikan kebebasan kepada remaja untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Pola asuh permisif orang tua di dalam keluarga akan membawa pengaruh pada kepribadian remaja seperti remaja tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu mengharapkan kemauan mereka di turuti. Kurangnya tuntutan orang tua yang diberikan terhadap remaja menghambat proses identifikasi dan sosialisasi nilai dalam diri remaja. selain itu aturan-aturan yang


(41)

samar menghalangi remaja untuk membuat pandangan diri yang jelas, hal ini akhirnya membuat remaja dapat menjadi agresif, bersifat menguasai, tidak patuh dan banyak menggunakan obat-obat terlarang.

Selain itu, Parke (1999:20) menggambarkan hubungan antara karakteristik pola asuh orang tua dengan karakteristik remaja yang akan dihasilkan seperti yang terlihat dalam Tabel berikut :

Tabel 1. Hubungan antara Karakteristik Pola Asuh Orang Tua dengan Karakteristik Remaja

No Karakteristik Orang Tua Karakteristik Remaja

1. Pola asuh demokrasi

Perhatian, responsif, menunjukan rasa senang dan dukungan bila remaja menunjukan perilaku yang diharapkan, terlibat dalam kehidupan remaja, mempertimbangkan

permintaan dan pendapat remaja, menunjukan rasa tidak senang jika remaja melakukan perilaku yang buruk, menawarkan standar-standar alternatif, berkomunikasi dengan remaja, tidak mengalah pada paksaan (rengekan) remaja yang membawa dampak negatif bagi remaja, tidak memanjakan remaja yang tidak patuh pada peraturan yang telah di sepakati.

Remaja yang bersemangat dan bersahabat ( Energetic-friendly child)

Dapat mengontrol diri dan memiliki kepercayaan diri yang baik, memiliki motivasi berprestasi, menunjukan

keingintahuan terhadap situasi yang baru, memiliki semangat yang besar,

memiliki hubungan yang baik dengan teman sebayanya, mampu bekerja sama dengan orang dewasa dapat memahami perintah yang diberikan, dapat mengatasi stress dengan baik.

2. Pola asuh otoriter

Hanya menunjukan sedikit keha- ngatan, tidak mempertimbangkan pendapat remaja, memaksakan

Remaja yang mudah tersinggung dan memiliki banyak konflik ( Conflicted-irritable child)

Tidak bahagia, tidak memiliki tujuan hidup, penakut, mudah merasa jengkel, suka


(42)

aturan secara keras, namun tidak berkomunikasikan aturan tersebut, sering menunjukan perasaan marah dan menghukum anak yang tidak patuh terhadap apa yang diinginkan oleh orang tua.

bermusuhan meskipun tidak terang-terangan, suka berbo- hong, mudah mengalami stress, kadang bersifat agresif kadang bersifat murung.

3. Pola asuh permisif

Tuntutan yang diberikan orang tua rendah, memprioritaskan kebebasan bagi remaja dalam memilih mana yang terbaik baginya, tidak menghukum remaja ketika mereka melanggar aturan, mencoba untuk meminimalisir usaha dan waktu untuk berinteraksi dengan remaja, beroriensi pada kebutuhan fisik remaja tanpa memperdulikan kesejahteraan remaja dan kurangnya kontrol orang tua terhadap aktivitas yang dilakukan oleh remaja baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan sosial

Remaja yang diabaikan-agresif (Neglected-aggresive child)

Agresif, menguasai, gampang marah namun gampang untuk menguasai kembali, memilki hubungan kuat dengan lingkungan, maupun teman sebaya yang memiliki masalah-malah yang sama, lebih tertutup, dan membutuhkan proses penyesuaian diri yang cukup lama (lambat) dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat .

Sumber : Parke (1999:20)

Berdasarkan Tabel di atas, terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pola asuh demokratis dengan perilaku prososial remaja. Penelitian yang dilakukan Parke (1999:20) menemukan bahwa semakin permisif pola asuh yang diterapkan orang tua di dalam keluarga, maka berpengaruh besar terhadap perilaku prososial yang ditampilkan oleh remaja. Orang tua yang tidak memberikan batasan dan tanggung jawab kepada remaja dapat menyebabkan remaja sulit membedakan perilaku yang baik dan perilaku yang buruk. Tidak adanya batasan dan tanggung jawab pada remaja


(43)

membuat remaja berperilaku hanya berdasarkan pada nilai-nilai yang benar

menurut dirinya sendiri dan bukan menurut nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam lingkungan sosial.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2001:23) tentang hubungan antara pola asuh orang tua dengan penyesuaian sosial juga menemukan bahwa remaja yang diasuh secara permisif diprediksi akan memiliki kemampuan penyesuaian yang rendah, baik penyesuaian diri pada lingkungan sosial keluarga, sekolah maupun masyarakat. Kemampuan dalam penyesuaian sosial yang rendah disebabkan oleh kurangnya tuntutan dan peraturan yang diberikan oleh orang tua sehingga remaja tidak memahami bagaimana seharusnya ia menyesuaikan dirinya di tengah lingkungan sosialnya. Selain itu rendahnya tuntutan dan peraturan juga membuat remaja memiliki motivasi berprestasi rendah.

Penelitian lainnya menemukan bahwa pola asuh permisif berkorelasi positif dengan tingkah laku agresif. Penelitian ini dilakukan Banandari (2003:25) pada anak usia 9-11 tahun menemukan bahwa anak yang diasuh secara permisif akan cenderung lebih sering menampilkan perilaku agresif. Hal ini dapat terjadi karena remaja merasa diabaikan oleh orang tua sehingga berusaha mendapatkan perhatian dari orang tuanya dengan melakukan perilaku agresif.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter memiliki karakteristik antara lain kaku, keras, memaksa terlalu menuntut (tidak


(44)

memberikan kesempatan) hal ini akan menyebabkan anak merasa tertekan, mudah putus asa, tidak dapat merencanakan sesuatu, dan penolakan terhadap orang lain. Kemudian orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis akan membimbing anak dengan pola terbuka mau berdiskusi, memberikan keleluasan pada anak namun dengan batas dan kontrol yang sesuai dan menekankan pada aspek pendidikan sehingga anak akan belajar untuk menyampaikan segala persoalan yang dialaminya tanpa ada perasaan takut, belajar mandiri dan menyelesaikan masalahnya dengan mendapat dukungan dari orang tua, sedangkan orang tua yang menerapkan pola asuh permisif memiliki karakteristik terlalu bebas, kontrol rendah, acuh, kurang hangat, kurang tegas dan tertutup sehingga anak sedikit sekali dituntut untuk bertanggung jawab , tetapi mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa. Pola asuh orang tua yang terlalu membebaskan anak dalam mengatur dirinya sendiri bisa mengakibatkan efek yang negatif bagi kepribadian remaja.

Berikut ini dipaparkan kerangka pikir hubungan antara jenis-jenis pola asuh orang tua dengan perilaku prososial remaja.


(45)

Tabel 2. Kerangka Berfikir Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Prososial Remaja

2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang belum terbukti atau jawaban sementara yang diuji kebenarannya melalui proses penelitian (Sayuti, 1989:90). Adapun hipotesis yang mendasari penelitian ini yaitu ada perbedaan hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku prososial remaja.

POLA ASUH

OTORITER Karakteristik - Kaku, keras - Memaksa dengan

hukuman

- Terlalu menuntut (tidak diberi kesempatan )

DEMOKRATIS Karakteristik - Terbuka, diskusi - Keleluasaan

dengan batas dan control

- Perhatian dan responsif

PERMISIF Karakteristik - Terlalu bebas - Kontrol rendah - Acuh, kurang

hangat

- Kurang tegas - Berorientasi pada

kebutuhan fisik


(46)

III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatori atau penjelasan. Menurut Notoadmodjo (2005:1) penelitian eksplanatori adalah suatu jenis penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Jenis penelitian eksplanatori tersebut sama dengan jenis penelitian korelasional, di mana pada metode ini dijelaskan hubungan antar variabel yang diteliti. Hubungan yang dicari disebut sebagai korelasi. Jadi, metode korelasional mencari hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti. Metode korelasi ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lainnya. Pada penelitian ini termasuk dalam korelasi sederhana (simple correlation) karena hanya dua variabel yang dihubungkan (Hasan, 2002:1). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu pola penyajian dari sebuah analisis mengenai fenomena yang disusun dengan data kuantitatif serta membuat ketetapan pengukurannya dengan metode statistika sebagai alat ukurnya.


(47)

Dalam penelitian ini, penulis meneliti dan mencoba menjelaskan hubungan antar variabel dengan sistematis berdasarkan data kuantitatif. Selain itu, tujuan dalam penelitian ini untuk menjelaskan hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku prososial remaja di SMA N I Tanjung Bintang tahun 2012.

3.2 Definisi Konseptual dan Oprasional Penelitian 3.2.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual ditentukan untuk memudahkan pemahaman dan menafsirkan berbagai macam teori yang berkaitan dengan penelitian. Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah :

1. Pola Asuh

Pola asuh orang tua adalah suatu cara atau teknik yang ditempuh oleh orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya sebagai perwujudan rasa tanggung jawab terhadap anak. Menurut Baumrind (1980:50) teridentifikasi tiga macam pola asuh orang tua yang dapat mempengaruhi karakter sikap dalam diri remaja. Bentuk-bentuk pola asuh orang tua tersebut yaitu :

a. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan anak. Mereka membuat semacam aturan-aturan yang sepakati bersama. Orang tua


(48)

yang demokratis adalah orang tua yang mencoba menghargai kemampuan anak secara langsung, memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan pendekatan orang tua kepada anak secara hangat.

b. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh orang tua yang ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi anaknya, pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya di barengi dengan ancaman-ancaman. Di dalam tipe pola asuh ini, orang tua cenderung memaksa, memerintah, dan menghukum apabila remaja tidak menjalankan perintah orang tuanya.

c. Pola Asuh Permisif

Adalah pola asuh yang memberikan pengawasan yang sangat longgar, memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa kontrol yang cukup darinya. Orang tua dalam tipe ini cenderung tidak menegur atau memperingatkan remaja apabila sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh orang tua kepada remaja.


(49)

2. Perilaku Prososial Remaja

Perilaku prososial merupakan segala bentuk perilaku yang mempunyai konsekuensi sosial positif yang diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan fisik maupun psikis terhadap orang lain

3.2.2 Definisi Operasional

Menurut Black (1991:46) mengemukakan bahwa definisi operasional adalah petunjuk tentang bagaimana variabel diukur. Dengan melihat definisi operasional variabel suatu penelitian, maka seorang peneliti akan dapat mengetahui suatu variabel yang diteliti. Berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, maka hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku prososial remaja di SMA N I Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 diukur dengan indikator sebagai berikut :

1. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua dalam mendidik anak dapat diukur dengan melihat indikator-indikator sebagai berikut :

1. Kontrol

Aspek-aspek yang terdapat dalam dimensi kontrol adalah sebagai berikut :

a. Pembatasan Aktivitas Remaja

Pembatasan aktivitas remaja adalah usaha orang tua untuk membentuk batasan yang sempit terhadap jangkauan aktivitas


(50)

remaja. Pembatasan tersebut dilakukan untuk mencegah dan membatasi remaja di dalam melakukan sesuatu yang ingin dilakukan. Bentuk-bentuk pembatasan aktivitas remaja yaitu : - Pergi ketempat-tempat hiburan.

- Menonton tayangan televisi dan membaca majalah yang berbau negatif

- Ikut melakukan tawuran maupun perkelahian antar pelajar. b. Tuntutan

Adalah harapan orang tua terhadap tanggung jawab remaja. tuntutan-tuntutan tersebut diantaranya sebagai berikut :

- Seorang anak dituntut memiliki tingkat kepedulian (empaty) yang tinggi baik di dalam lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan sosial.

- Seorang anak dapat menghemat terhadap apa yang diberikan oleh orang tua terhadap remaja.

- Remaja dituntut berprestasi.

- Remaja yang yang memiliki sifat terbuka.

- Terjalin hubungan yang harmonis antara orang tua dan remaja di dalam keluarga.

c. Pendisiplinan

Yaitu usaha orang tua untuk menyelenggarakan peraturan dan usaha untuk tidak mengalah terhadap usaha remaja untuk


(51)

melanggar. Bentuk-bentuk pendisiplinan yang dilakukan oleh orang tua terhadap remaja adalah :

- Pulang sekolah maupun bermain tepat waktu - Menghormati orang yang lebih tua dan guru

- Menerapkan peraturan-peraturan yang disepakati bersama antara orang tua dengan remaja

d. Campur tangan

Campur tangan adalah keterlibatan orang tua dalam merencanakan berbagai rencana yang dimiliki oleh remaja, baik dalam kegiatan maupun rencana masa depan remaja. Bentuk-bentuk campur tangan orang tua adalah :

- Dengan siapa remaja berhubungan (bergaul).

- Campur tangan orang tua di dalam hubungan yang dijalani remaja dengan orang lain (kekasih).

- Ikut terlibat dalam menentukan lembaga pendidikan. - Bertanya kepada anak tentang kegiatan sehari-hari.

2. Kehangatan

Dimensi ini menggambarkan keterbukaan dan ekspresi kasih sayang orang tua kepada remaja. selain itu, dimensi kehangatan ini terdiri dari berbagai aspek yaitu :

- Perhatian terhadap kesejahteraan remaja.

- Memenuhi kebutuhan sekolah remaja sesuai dengan kemampuan.


(52)

- Kesediaan meluangkan waktu dan melakukan pekerjaan bersama remaja.

- Penghargaan serta antusiasme orang tua terhadap tingkah laku positif dan berprestasi yang ditampilkan oleh remaja.

- Mengurus keperluan atau kebutuhan remaja sehari-hari.

2. Perilaku Prososial Remaja

Perilaku prososial yang diukur dalam penelitian ini dapat digolongkan kedalam bentuk-bentuk sebagai berikut :

a. Berbagi

- Menyisihkan uang jajan untuk orang yang tidak mampu walaupun uang jajan tidak banyak.

- Memberikan makanan yang dimiliki untuk teman yang lapar. b. Kehangatan (menenangkan)

- Menyempatkan diri menjenguk ketika orang yang dikenal terserang sakit.

- Meminta maaf dengan kesadaran sendiri ketika telah berbuat salah.

- Ikut merasa prihatin ketika ada orang yang tertimpa musibah. c. Menolong

- Menolong teman yang terluka (misalnya karena terjatuh). - Ikut bergabung ketika ada kegiatan yang membutuhkan kerja


(53)

d. Menghormati (menghargai)

- Menghormati orang yang lebih tua dengan menjaga kesopanan. - Menghormati orang yang berbeda suku

- Menghormati orang yang beragama lain.

- Menghormati orang yang memiliki ketidak mampuan (misalnya tidak menertawakan orang yang tidak bisa berjalan normal). - Mendengarkan pendapat teman dengan baik ketika berdiskusi. - Mengucapkan terima kasih ketika telah dibantu.

e. Menghindari perilaku anti sosial

- Tidak membentak-bentak walaupun kesal.

- Menghindari perbuatan kasar (misalnya tidak memukul walaupun kesal).

- Perkelahian (tawuran)

- Tidak ikut-ikutan membicarakan keburukan orang lain ketika teman-teman melakukannya.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA N I Tanjung Bintang. Penulis memilih lokasi penelitian ini didasarkan pertimbangan sebagai berikut :

1. Letak lokasi yang dekat dengan peneliti dan mudah di jangkau dengan transportasi sehingga hal ini akan membantu peneliti dalam hal menghemat biaya, tenaga dan waktu di samping membantu mempermudah perolehan data


(54)

2. SMA N I Tanjung Bintang merupakan salah satu sekolah yang mempunyai siswa yang berada pada rentang usia remaja, dengan demikian dapat mewakili remaja pada umumnya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka secara perposive SMA N I Tanjung Bintang layak untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian.

3.4 Jenis Data

Jenis data dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian berupa hasil penyebaran angket kepada pihak-pihak yang kompeten dalam hal ini adalah siswa kelas X dan XI di SMA N I Tanjung Bintang.

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berada pada kelas X dan XI SMA N I Tanjung Bintang. Di pilihnya siswa Kelas X dan kelas XI dalam penelitian ini didasarkan pertimbangan sebagai berikut :

1. Kelas X dan kelas XI di mana siswa tersebut tidak dalam masa ujian akhir.

2. Berdasarkan hal tersebut, maka diharapkan akan dapat memudahkan peneliti untuk melakukan pendataan, disamping keterbatasan akan waktu, biaya, dan tenaga untuk melakukan penelitian.


(55)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh data bahwa jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 460 pelajar.

3.5.2 Sampel

Sampel menurut Hadi (1986:70) adalah individu yang diselidiki, atau dapat dikatakan sebagai contoh atau wakil dari suatu populasi yang cukup besar. Sedangkan, menurut Azwar (2007:79) sampel adalah sebagian dari populasi. Karena sampel merupakan bagian dari populasi, maka sampel harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Adapun kreteria sampel adalah siswa-siswa yang tinggal dengan orang tua dan berusia antara 13-18 tahun.

Penentuan jumlah minimum sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan rumus Slovin (Ridwan, 2004:65) adalah :

N N =

1+N(e)2

Keterangan.

n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi

e : Presisi (peran kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapet ditolelir (diinginkan) yaitu sebesar 10% atau 0,1)


(56)

Berdasarkan rumus di atas untuk jumlah populasi sebanyak 458, jumlah minimum sampel yang dibutuhkan untuk penelitian adalah 82 siswa. Taknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dengan cara mengundi kelas X dan XI pada SMA N I Tanjung Bintang.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dengan tujuan untuk mendapatkan data penelitian berupa jawaban pertanyaan tertulis yang diajukan oleh peneliti untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku prososial remaja di SMA N I Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan, serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Angket ini akan disebarkan kepada siswa kelas X dan XI.

3.7 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap editing yaitu proses pemeriksaan kembali data yang diperoleh dari lapangan, jika terdapat kesalahan atau kekliruan, serta untuk melihat kebenaran dan kelengkapan cara pengisian.


(57)

2. Tahap koding yaitu pembuatan kategori tertentu dari data yang diperoleh, kemudian diberi kode dan selanjutnya dipindahkan kedalam kode.

3. Tahap Tabulasi yaitu memasukan data kedalam Tabel-Tabel atau menginventarisasikan semua variabel dan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif. Teknik analisis data yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara jenis-jenis pola asuh orang tua (demokratis, otoriter, permisif) dengan perilaku prososial remaja ditinjau dengan menggunakan teknik analisis chi square.

Menurut Hadi (1968:259) analisis chi square merupakan suatu uji perhitungan perbedaan antara frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang diharapkan. Analisis chi square di dalam penelitian digunakan untuk mencari kecocokan atau menguji ketidak adaan hubungan antar populasi, digunakan untuk menguji hipotesis tentang ada atau tidak perbedaan antar dua proporsi, dan digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi berbentuk nominal dan sampelnya besar. Adapun rumus chi square dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(58)

(f

O

- f

h

)

2

X

2

= ∑

F

h Keterangan :

X2 : chi square

Fo : frekuensi yang diperoleh dari (diobservasi dalam) sampel

Fh : frekuensi yang di harapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari


(59)

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan interpretasikan data yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik dan mengasuh anak di dalam keluarga. Cara, tingkah laku, dan sikap orang tua dalam mendidik dan membimbing merupakan hal yang terpenting bagi perkembangan dan pertumbuhan remaja di lingkungan sosial. Karena penerapan sosialisasi yang paling awal berasal dari lingkungan keluarga, sehingga akan mempengaruhi remaja dalam bersikap dan perilaku di dalam masyarakat. Berdasarkan analisis data Chi Square diketahui nilai X2 sebesar 23,25 dari nilai dalam Tabel sebesar 6,251. Diketahui bahwa nilai Chi square hitung lebih besar dari nilai Chi square (23,25 > 6,251), sehingga diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan hubungan antara pola asuh orang tua dalam mendidik dan mengasuh anaknya di dalam keluarga dengan perilaku prososial yang ditampilkan oleh remaja. Sebagian besar orang tua yang memiliki tingkat pendidikan SD dan memiliki mata pencaharian sebagai seorang petani menganut pola asuh yang otoriter.

Orang tua yang menganut pola asuh otoriter dalam mendidik dan mengasuh anak dengan sangat sering orang tua campur tangan dalam kegiatan-kegiatan maupun rencana masa depan anak, sangat sering orang


(60)

tua melakukan pembatasan aktivitas remaja dan memberikan kontrol yang berlebihan kepada anak. Pola asuh orang tua yang demikian berhubungan dengan perilaku prososial anak rendah sehingga mereka memiliki tingkat kepedulian yang rendah dan tidak mampu menghindari perilaku anti sosial.

5.2 Saran

1. Untuk para orang tua lebih ditingkatkan rasa kesadaran pentingnya peran orang tua dalam menjalankan fungsi orang tua dalam mendidik dan mengasuh terhadap pembentukan kepribadian anak.

2. Kepada lembaga atau dinas yang terkait agar ikut membantu

melakukan kontrol sosial terhadap remaja dengan tujuan agar remaja tidak melakukan tindak kekerasan, tawuran, penggunaan obat terlarang yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Azwar. 2007. Metode Penelitian. Gramedia. Jakarta

Black, Thomas R. 1999. Doing Quantitative Research In The Social

Sciences. Sage Publication. London.

Daradjat, Zakiah. 1991. Problema Remaja di Indonesia. Bulan Bintang. Jakarta.

Hadi, Sutrisno. 1986. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bina Aksara. Jakarta.

Hadi, Sutrisno. 1968. Pokok-Pokok Metodologi Research Dan Penulisan

Naskah. FIP-IKIP.Jogjakarta

Hasan. 2005. Metodologi Penelitian. Fajar Agung. Jakarta

Gunarsa, Singgih D. 1999. Psikologi Remaja. BPK Gunung Mulia. Jakarta. Lawang, Robert M.Z. 1985. Pengantar Sosiologi. Karunika. Jakarta.

Megawangi.2003. Orang Tua Ideal, Dulu, Kini dan Mendatang. PT Asdi Mahasatya. Jakarta.

Nasution, Thamrin. 1986. Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Anak. BPK Gunung Mulia. Jakarta.

Notoadmodjo. 2005. Metode Penelitian. Rajawali. Jakarta

Ridwan. 2004. Metode Penelitian Survei. Pustaka LP3ES. Jakarta Simanjuntak, I.P. 1983. Proses Belajar Mengajar. Kanisius. Jakarta


(62)

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Graffti Press. Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 2004. Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak. PT Asdi Mahasatya. Jakarta.

Suardi. 1986. Remaja dan Masalahnya. PT Rineka Cipta. Jakarta Soelaiman, M.I.1997. Pola Asuh Orang Tua. Gramedia. Jakarta Soelaiman,M.I. 1994. Pendidikan Dalam Keluarga. Alfabet. Jakarta Vembriarto, S.T. 1983. Sosiologi Pendidikan. Grasindo. Jakarta. INTERNET

Banandari. 2003. Pola Asuh Permisif Indifferent Berkorelasi Positif dengan

Tingkah Laku Agresif. http://Universitas Pendidikan Indonesia/.08

Oktober 2011.

Baumrind, Diane. 1980. Pola Asuh Permisif-Indifferent dan Perilaku

Pengambilan Risiko pada Remaja. http://universitas_pendidikan_

indonesia/.08 oktober 2011.

Bronfenbrenner. 2008. Hubungan Pola Asuh Orang Tua di Dalam

Keluarga. http://www.jogyes_blogspot_com/.07 Oktober 2011.

Handayani. 2001. Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dengan

Penyesuaian Sosial. http://universitas_pendidikan_indonesia/.08

Oktober 2011.

Mangoeprajsadja. 2004. Pola Pengasuhan Permisive-Indifferent dan

Perilaku Pengambilan Risiko pada remaja.

http://universitas_pendidikan _indonesia/.08 oktober 2011.

Parke. 1999. HubunganPola Asuh Permisif-Indifferent dengan Perilaku

Prososial Remaja. http://universitas_pendidikan_indonesia/.08

oktober 2011.

Sears, David O. 1979. Perilaku Prososial. http://makalah_silabus_RPP tugas/.1 juni 2011.


(63)

http: // www. kompas.com/.08 Oktober 2011.

http: // www. Lampung Raya.com/.08 Oktober 2011. http: // www. Radar Lampung.com/.08 Oktober 2011. SKRIPSI

Prasetia, Pandu Yoga.2005. Hubungan Antara Jenis Mata Pencaharian Orang Tua dengan Pola Pengasuhan Anak dalam Keluarga (studi pada 6 jenis mata pencaharian keluarga di Kelurahan Enggal Kota

Bandar Lampung)(skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Harini, P. 1998. Perbedaan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku

Remaja(Skripsi). Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Irsan.1997. Keinginan Remaja Tentang Pelaksanaan Fungsi Orang Tua (studi terhadap siswa SMUN 9 Bandar Lampung)(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Andriani.1997. Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua terhadap Bentuk

Rekreasi Remaja (studi di Kelurahan Jagabaya II Kecamatan

Sukarame Kotamadya Bandar Lampung)(Skripsi).Universitas


(64)

(65)

Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Raja Basa Bandar Lampung

Hubungan Antara Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Prososial Remaja

I. Petunjuk Pengisian

Bacalah terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan beserta alternatif jawabannya sebelum anda memilih jawabannya dan berikan tanda silang pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda. Jawaban yang anda berikan merupakan pengembangan ilmu pengetahuan dan kerahasiaannya peneliti jamin dengan sepenuhnya.

II. Identitas Responden

Jenis Kelamin :

Kelas :

Anak ke :

Pendidikan orang tua : Ayah :

Ibu :

Pekerjaan Orang tua : Ayah :


(66)

1. Bagaimana hubungan anda dengan orang tua di dalam keluarga?

a. Sangat akrab

b. Cukup akrab

c. Kurang akrab

d. Tidak akrab

2. Apakah orang tua pernah mengajak anda untuk bermusyawarah

(berunding) dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi anak (misal, menentukan jenis sekolahan, jurusan sekolahan, cita cita, dan lain-lain) ?

a. Pernah

b. Tidak pernah

3. Apakah orang tua sering memberikan kesempatan kepada anda untuk

menyampaikan pendapat di dalam keluarga?

a. Sangat sering

b. Cukup sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

4. Apakah orang tua pernah melibatkan anda ketika pengambilan suatu

keputusan di dalam keluarga (misal, beli kendaraan, menentukan sekolah, jurusan sekolah, cita-cita dan lain-lain) ?

a. Pernah


(67)

lain)

a. Sangat sering

b. Cukup sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

6. Pernahkah orang tua anda bertanya jika anda sedang mengalami atau

menghadapi suatu masalah baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di lingkungan sekitar?

a. Pernah

b. Tidak pernah

7. Bagaimana tanggapan orang tua ketika anda menyampaikan permasalahan

yang sedang dialami ?

a. Memarahi

b. Menasehati

c. Membiarkan saja

8. Apakah orang tua sering bertanya mengenai kegiatan yang anda lakukan di

sekolah maupun di lingkungan sekitar?

a. Sangat sering

b. Cukup sering

c. Kadang-kadang


(68)

ketempat nenek maupun saudara dan lain-lain)?

a. Sangat sering

b. Cukup sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

10. Apakah anda sering melakukan kebiasaan-kebiasaan seperti menonton tayangan televisi hingga larut malam, diskotik, pameran, pergi bermain dengan teman hingga larut malam, sering tidur tempat teman, dan lain- lain ?

a. Sangat sering

b. Cukup sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

11. Bagaimana tanggapan orang tua ketika anda sering melakukan kebiasaan-kebiasaan tersebut ?

a. Memarahi

b. Menasehati

c. Membiarkan saja

12. Apakah anda sering menonton tayangan televisi, makan, ibadah (shalat dan kegereja) bersama-sama dengan orang tua ?

a. Sangat sering

b. Cukup sering

c. Kadang-kadang


(1)

c.

Menolong

Tinggi : 16-18

Nilai tertinggi – nilai terendah

19-10

Sedang : 13-15

=

= 3

Rendah : 10-12

Frekuensi yang di harapkan

3

d.

Menghormati

Tinggi : 6-

Nilai tertinggi – nilai terendah

8-4

Sedang : 5

=

= 1,33 = 1

Rendah : 4

Frekuensi yang di harapkan

3

e.

Menghindari Perilaku Anti Sosial

Tinggi : 14-16

Nilai tertinggi – nilai terendah

18-10

Sedang : 11-13

=

= 2,6 = 2

Rendah : 8-10

Frekuensi yang di harapkan

3

3. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Prososial Remaja

a.

Pola Asuh Orang Tua

Otoriter : 62-73

Nilai tertinggi – nilai terendah

75-38

Demokratis : 50-61

=

= 12,3 = 12 Permisif : 38-49

Frekuensi yang di harapkan

3


(2)

b.

Perilaku Prososial Remaja

Tinggi : 51-57

Nilai tertinggi – nilai terendah

58-37

Sedang : 44-50

=

= 7

Rendah : 37-43


(3)

50%

30%

20%

10%

5%

1%

1

0,455

1,074

1,642

2,706

3,841

6,635

2

1,386

2,408

3,605

4,605

5,991

9,210

3

2,386

3,665

4,642

6,251

7,815

11,341

4

3,357

4,878

5,989

7,779

9,488

13,277

5

4,351

6,064

7,289

9,236

11,07

15,086

6

5,348

7,231

8,658

10,645

12,592

16,812

7

6,346

8,383

9,803

12,017

14,067

18,475

8

7,344

9,524

11,030

13,362

15,507

20,090

9

8,343

10,656

12,242

14,684

16,919

21,666

10

9,342

11,781

13,442

15,987

18,307

23,209

11

10,341

12,899

14,631

17,275

19,675

24,725

12

11,34

14,011

15,812

18,549

21,026

26,217

13

12,340

15,119

16,985

19,812

22,362

27,688

14

13,339

16,222

18,151

21,064

23,685

29,141

15

14,339

17,322

19,311

22,307

24,996

30,578

16

15,338

18,418

20,465

23,542

26,296

32,000

17

16,338

19,511

21,615

24,769

27,587

33,409

18

17,338

20,601

22,760

25,989

28,869

34,805

19

18,338

21,689

23,900

27,204

30,144

36,191

20

19,337

22,775

25,038

28,412

31,41

37,566

21

20,337

23,858

26,171

29,615

32,671

38,932

22

21,337

24,939

27,301

30,813

33,924

40,289

23

22,337

26,018

28,429

32,007

35,172

41,638

24

23,337

27,096

29,553

33,196

36,415

42,980

25

24,337

28,172

30,675

34,382

37,652

44,314

26

25,336

29,246

31,795

35,563

38,885

45,642

27

26,336

30,319

32,912

36,741

40,113

46,963

28

27,336

31,391

34,027

37,916

41,337

48,278

29

28,336

32,461

35,139

39,087

42,557

49,588

30

29,336

33,530

36,25

40,256

43,773

50,892

Taraf Signifikansi

d.b


(4)

28 32 27 31 34 29 35 38 39 42 45 36 37 40 26 30 33 43 44 41

1 3 3 6 4 4 2 10 4 2 2 4 4 3 19 2 4 2 8 2 2 2 3 4 2 15 58

2 2 2 4 2 2 1 5 2 2 2 2 2 2 12 2 3 2 7 2 2 1 3 3 2 13 41

3 2 4 6 3 3 2 8 1 2 2 3 4 2 14 2 4 2 8 2 2 2 2 4 1 13 49

4 1 3 4 2 3 2 7 3 2 1 2 4 1 13 2 1 2 5 2 2 4 4 1 1 14 43

5 1 2 3 3 2 2 7 2 2 2 2 3 1 12 1 2 2 5 1 2 2 2 2 1 10 37

6 2 2 4 4 3 1 8 1 2 2 4 3 1 13 1 3 2 6 2 2 2 2 3 1 12 43

7 3 3 6 3 3 2 8 2 2 2 3 2 3 14 2 4 2 8 2 2 3 2 2 2 13 49

8 1 3 4 4 3 2 9 2 2 2 2 2 2 12 2 4 2 8 2 2 3 2 2 1 12 45

9 1 3 4 4 3 2 9 2 2 2 4 3 2 15 2 4 2 8 2 2 3 2 2 1 12 48

10 1 2 3 3 2 2 7 2 2 1 2 2 1 10 2 3 2 7 2 2 1 3 2 2 12 39

11 2 2 4 2 3 2 7 2 2 2 2 2 2 12 2 4 2 8 2 2 4 3 2 1 14 45

12 2 2 4 2 3 1 6 2 2 2 2 2 2 12 2 4 2 8 2 2 2 3 2 1 12 42

13 2 3 5 4 4 2 10 3 2 2 3 4 3 17 2 3 2 7 2 2 2 2 2 2 12 51

14 2 4 6 4 3 2 9 2 2 2 3 4 4 17 2 4 2 8 2 2 3 2 4 2 15 55

15 2 2 4 4 3 2 9 2 2 2 3 2 2 13 2 2 2 6 2 2 4 2 2 2 14 46

16 2 1 3 3 2 2 7 3 2 2 3 4 3 17 2 2 2 6 2 2 2 4 1 1 12 45

17 2 1 3 3 2 2 7 3 2 2 2 4 1 14 2 3 2 7 2 2 3 1 2 1 11 42

18 2 3 5 3 2 2 7 3 2 2 3 3 3 16 2 4 2 8 2 2 4 4 2 2 16 52

19 3 2 5 3 2 1 6 2 1 1 2 2 2 10 1 3 2 6 2 2 3 4 2 1 14 41

20 3 2 5 4 3 2 9 4 1 2 2 2 2 13 2 4 2 8 2 2 4 4 2 2 16 51

21 2 2 4 3 2 1 6 3 2 2 2 2 2 13 1 2 2 5 2 2 2 2 2 2 12 40

22 3 3 6 3 3 2 8 2 2 2 2 3 2 13 2 4 2 8 2 2 2 2 1 2 11 46

23 2 2 4 3 2 2 7 4 2 2 2 2 3 15 2 1 2 5 2 2 1 1 1 2 9 40

24 2 1 3 2 2 2 6 2 2 2 2 2 2 12 2 2 2 6 2 2 2 2 3 2 13 40

25 2 2 4 2 1 2 5 2 2 1 4 4 2 15 2 4 2 8 2 2 4 4 2 2 16 48

26 2 2 4 4 3 2 9 3 1 1 4 3 2 14 2 4 2 8 2 2 4 3 2 2 15 50

27 2 3 5 4 4 2 10 2 2 1 4 4 2 15 2 4 2 8 2 2 2 3 1 1 11 49

28 1 2 3 4 3 2 9 3 2 2 3 2 2 14 2 4 2 8 2 2 1 1 3 1 10 44

Total Total

Perilaku Prososial Remaja

TABEL 22. PERILAKU PROSOSIAL REMAJA

∑X No. Berbagi Total Kehangatan Total Menolong Total Menghormati Menghindari anti sosial


(5)

29 2 2 4 3 2 2 7 3 2 2 3 4 3 17 2 2 2 6 2 2 2 4 1 1 12 46

30 2 1 3 4 4 2 10 4 2 2 4 4 3 19 2 4 2 8 2 2 2 1 4 1 12 52

31 2 4 6 4 4 1 9 4 2 2 3 4 2 17 2 4 2 8 2 1 3 2 2 1 11 51

32 4 4 8 4 4 2 10 3 2 1 2 2 4 14 2 4 2 8 2 1 3 3 3 2 14 54

33 4 2 6 3 3 1 7 4 2 1 4 2 4 17 2 2 2 6 2 1 3 3 2 2 13 49

34 4 2 6 4 3 2 9 3 2 2 4 2 3 16 2 4 2 8 2 1 4 3 2 1 13 52

35 4 2 6 3 2 1 6 2 2 2 4 2 3 15 2 3 2 7 2 1 4 3 2 1 13 47

36 1 2 3 2 2 2 6 3 2 1 4 4 4 18 2 3 2 7 4 2 3 3 1 1 14 48

37 2 2 4 4 2 2 8 4 2 2 4 4 3 19 2 2 2 6 4 2 3 2 3 2 16 53

38 2 2 4 2 3 1 6 3 2 2 2 2 1 12 1 1 2 4 4 2 4 3 4 1 18 44

39 2 1 3 4 3 1 8 2 2 2 2 3 1 12 2 1 1 4 4 2 4 2 4 1 17 44

40 2 1 3 2 4 1 7 2 2 1 2 3 3 13 1 2 2 5 4 2 4 2 4 1 17 45

41 1 2 3 3 2 2 7 3 1 1 2 4 3 14 2 2 2 6 4 2 2 4 1 1 14 44

42 2 4 6 4 2 1 7 4 2 1 4 4 4 19 2 1 2 5 2 2 1 1 2 1 9 46

43 2 1 3 3 2 2 7 3 2 2 2 3 1 13 2 3 2 7 2 2 3 3 2 1 13 43

44 2 1 3 2 2 1 5 2 2 1 2 4 2 13 2 2 2 6 2 2 3 1 3 2 13 40

45 1 1 2 2 2 1 5 3 1 1 2 3 3 13 2 2 2 6 2 1 3 2 4 1 13 39

46 2 1 3 2 2 1 5 4 2 1 2 3 1 13 2 2 2 6 1 1 1 3 4 2 12 39

47 2 2 4 4 2 2 8 4 2 2 4 4 3 19 2 2 2 6 4 2 3 2 3 2 16 53

48 2 1 3 2 4 1 7 3 2 1 2 3 3 14 1 2 2 5 4 2 4 2 4 1 17 46

49 4 2 6 3 2 1 6 3 2 2 4 2 3 16 2 3 2 7 2 1 4 3 2 1 13 48

50 3 2 5 3 2 1 6 2 2 2 4 2 3 15 2 3 2 7 2 1 4 3 2 1 13 46

51 3 3 6 3 3 1 7 4 2 2 3 3 3 17 2 3 2 7 2 2 1 3 2 2 12 49

52 3 3 6 3 2 2 7 2 2 1 2 3 3 13 2 4 2 8 2 2 3 2 1 1 11 45

53 2 2 4 4 2 1 7 3 2 2 3 1 2 13 2 2 2 6 2 2 2 3 1 2 12 42

54 3 3 6 4 4 2 10 4 2 2 3 3 4 18 2 4 2 8 2 2 4 4 1 2 15 57

55 2 2 4 4 2 2 8 2 2 2 2 3 2 13 2 3 2 7 2 2 3 2 1 2 12 44

56 2 2 4 4 4 2 10 4 2 2 1 4 3 16 2 2 2 6 2 2 4 3 3 1 15 51

57 2 3 5 4 3 2 9 4 2 2 3 2 2 15 2 4 2 8 2 2 4 3 1 2 14 51

58 1 1 2 3 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12 2 3 2 7 2 2 4 3 3 2 16 43

59 2 2 4 4 4 2 10 3 2 2 3 2 3 15 2 3 2 7 2 2 3 3 3 2 15 51

60 3 2 5 4 3 1 8 3 2 2 3 2 2 14 2 4 2 8 2 2 4 3 2 1 14 49


(6)

62 3 4 7 2 4 2 8 2 2 2 3 3 4 16 2 4 2 8 2 2 4 4 1 1 14 53

63 1 4 5 2 4 2 8 4 2 2 2 3 1 14 2 3 2 7 2 2 2 4 2 2 14 48

64 1 4 5 2 4 2 8 4 2 2 3 3 1 15 2 3 2 7 2 2 2 1 2 2 11 46

65 1 4 5 2 4 2 8 4 1 2 4 3 1 15 2 3 2 7 1 2 2 1 2 2 10 45

66 1 4 5 2 4 2 8 4 2 2 3 3 1 15 2 3 2 7 2 2 2 4 2 1 13 48

67 1 1 2 2 1 2 5 4 2 2 4 3 1 16 2 3 2 7 2 2 2 4 2 1 13 43

68 1 3 4 3 3 2 8 4 1 2 3 3 2 15 2 4 2 8 1 2 2 4 2 2 13 48

69 1 1 2 2 1 2 5 4 2 2 3 3 2 16 2 3 2 7 2 2 2 3 4 2 15 45

70 1 3 4 2 3 2 7 4 1 2 4 3 2 16 2 4 2 8 2 2 2 4 2 1 13 48

71 1 1 2 3 2 2 7 4 1 2 3 2 1 13 2 2 2 6 2 1 2 4 2 1 12 40

72 1 3 4 3 1 1 5 4 2 2 3 2 1 14 2 2 2 6 2 1 1 4 2 1 11 40

73 2 2 4 3 2 2 7 3 2 2 3 2 2 14 2 1 2 5 2 1 3 3 3 1 13 43

74 4 2 6 3 2 1 6 2 2 2 3 2 2 13 2 1 2 5 2 1 3 3 2 2 13 43

75 3 3 6 3 2 2 7 4 2 2 3 2 3 16 2 2 2 6 2 2 3 3 2 1 13 48

76 3 2 5 2 3 2 7 4 1 2 2 2 2 13 2 1 2 5 1 2 2 2 2 2 11 41

77 2 3 5 3 3 2 8 3 2 2 3 2 3 15 2 1 2 5 2 1 2 2 2 1 10 43

78 2 2 4 3 2 2 7 2 2 2 3 2 3 14 2 1 2 5 2 2 3 3 3 2 15 45

79 2 2 4 3 2 2 7 2 2 2 3 2 3 14 2 2 2 6 2 1 2 3 2 2 12 43

80 2 4 6 3 4 1 8 4 2 2 3 2 3 16 2 2 2 6 2 2 3 1 4 2 14 50

81 2 3 5 3 3 2 8 4 2 2 3 2 3 16 2 1 2 5 2 2 2 2 3 2 13 47


Dokumen yang terkait

An Analysis On High School Students’ Ability To Master Passive Voice A Study Case : The Second Year Students At SMK Negeri 2 Pematangsiantar

1 73 52

STUDENTS’ CHARACTERISTICS OF LEARNING AT STATE SENIOR HIGH SCHOOL 1 PURWOREJO Students’ Characters of Learning at State Senior High School 1 Purworejo.

0 2 12

STUDENTS’ CHARACTERISTICS OF LEARNING AT STATE SENIOR HIGH SCHOOL 1 PURWOREJO Students’ Characters of Learning at State Senior High School 1 Purworejo.

0 3 19

THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ SELF-ESTEEM AND THEIR ENGLISH SPEAKING COMPETENCIES : A Study of Eleventh Grade Students at a Public Senior High School in Cimahi.

0 3 39

THE USE OF SELF-ASSESSMENT TOWARDS STUDENTS’ READING BEHAVIOR : A case study in A Private Senior High School in Bandung.

13 32 26

CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ VOCABULARY MASTERY AND THEIR READING COMPREHENSION : A Study In Second Grade Of Junior High School.

0 0 35

CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ VOCABULARY MASTERY AND THEIR READING COMPREHENSION : A Study In Second Grade Of Junior High School.

0 1 62

A Study of the English relative clauses and senior high school students` problems in learning them.

0 0 159

A STUDY ON THE CORRELATION BETWEEN JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ ENGLISH NATIONAL EXAMINATION SCORE AND THEIR READING COMPREHENSION AT SENIOR HIGH SCHOOL (A Correlational Research at the First Grade Students of Senior High School 1 Rembang in Academic Year

0 0 14

A STUDY ON THE CORRELATION BETWEEN JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ ENGLISH NATIONAL EXAMINATION SCORE AND THEIR READING COMPREHENSION AT SENIOR HIGH SCHOOL (A Correlational Research at the First Grade Students of Senior High School 1 Rembang in Academic Year

0 1 25