LAPORAN PRAKTIKUM RUPA DARAH SECARA MAKR

Nama Ass
Kelompok
Sesi/Jam

: Aisyah
: 5(Lima)
: 2/10.30 wib

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

RUPA DARAH SECARA MAKROSKOPIS DAN
MIKROSKOPIS SEBELUM DAN SESUDAH HAEMOLISIS
OLEH

DONI M.P SIANIPAR
1504115797
BUDIDAYA PERAIRAN

LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU

2017
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan

Biologi

MAKROSKOPIS

Perikanan
DAN

yang

berjudul


MIKROSKOPIS

“RUPA

DARAH

SEBELUM

DAN

SECARA
SESUDAH

HAEMOLISIS” tepat sebelum waktu yang telah di tentukan.
Dalam mengerjakan laporan ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada Dosen biologi perikanan dan para asistennya yang telah
membimbing penulis dalam mengerjakan laporan ini, serta ucapan terimakasi
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi motivasi kepada penulis
hingga laporan ini selesai.
Mungkin penulisan laporan masih ada kesalahan-kesalahan yang penulis

tidak ketahui, oleh karena itu kepada asisten mohon kritik dan sarannya, untuk
penulisan laporan yang lebih baik lagi kedepannya.

Pekanbaru, Maret 2017

Penulis

i

DAFTAR ISI

Isi

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................iv
I.PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat............................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
III. METODOLOGI PRAKTIKUM..............................................................5
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................... 5
3.2 Alat dan bahan.................................................................................... 5
3.3 Metode Praktikum............................................................................... 6
3.4 Prosedur Praktikum.............................................................................. 6
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................9
4.1 HASIL.............................................................................................. 9
4.2 Pembahasan..................................................................................... 11
V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................13
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 13
5.2 Saran.............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 15

ii

DAFTAR GAMBAR


Isi

Halaman

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Gambar.1………………………………………………………………………….8
Gambar.2………………………………………………………………………….8
Gambar.3………………………………………………………………………….9
Gambar.4…………………………………………………….................................9.
Gambar.5………………………………………………………………………….9
Gambar.6………………………………………………………………………….9

Gambar.7………………………………………………………………………….9
Gambar.8………………………………………………………………………….9
Gambar.9…………………………………………………………………………
10
10. Gambar.10………………………………………………………………………..1
0

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Alat dan bahan yang digunakan………….....………………………………….15

iv

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Fisiologi mempelajari fungsi organ – organ tubuh atau fungsi keseluruhan
organisme. Organ artinya alat – alat tubuh seperti hati, paru – paru, insang,

jantung, ginjal yang merupakan bagian tubuh hewan sedangkan pada tumbuhan
oragn antara lain meliputi akar, batang, daun, bunga. Organ – organ tersebut
menyusun suatu organisme yaitu makhluk hidup baik yang makroskopik
(berukuran besar, dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat) maupun
yang mikroskopis (berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan mata manusia tanpa
bantuan alat). Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa yang dilakukan oleh
makhluk hidup dan bagaimana mereka melakukan agar mereka lulus hidup dan
dapat mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan hidupnya sehingga mereka
dapat beradaptasi dan memppertahankan eksistensinya.
Ikan air tawar adalah ikan yang hidup di air tawar seperti danau, sungai,
rawa, serta danau atau sawah yang tergenang air. Ikan air tawar sangat banyak
macamnya. Ikan memiliki ciri khas yaitu hidup di air,merupakan hewan berdarah
dingin,berenang menggunakan sirip,bernafas dengan insang,termasuk binatang
bertulang belakang (vertebrata) serta memiliki linea lateralis.
Ikan air tawar sangat banyak macamnya. Ikan memiliki ciri khas yaitu
hidup

di

air,merupakan


hewan

berdarah

dingin,berenang

menggunakan

sirip,bernafas dengan insang,termasuk binatang bertulang belakang (vertebrata)
serta memiliki linea lateralis.

1

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia dan kebutuhan akan
bahan pangan dan gizi yang lebih baik,permitaan ikan terus meningkat dari tahun
ke tahun.Permintaan ikan yang meningkat tentunya memilki makna yang positif
bagi pengembangan perikanan terlebih bagi negara kepulauan Indonesia.
Ikan air tawar memiliki system peredaran darah. Darah mempunyai dua
komponen utama yaitu sel-sel darah dan plasma darah.Sel-sel darah terbagi lagi

menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dansel pembeku
darah atau butir-butirdarah (trombosit). Sedangkan plasma darah disebut juga
sebagai cairan darah.
Eritrosit (sel darah merah) ikan berinti, bewarna merah kekuningan.
Erotrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron
bergantung kepada spesies ikannya. Jumlah eritrosit tiap-tiap mm 3 darah berkisar
antara 20.000-3.000.000. pangangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada
jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yan terdapat didalam eritrosit.

1.2 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari praktikum Rupa Darah Secara Makroskopik dan
Mikroskopik Sebelum dan Sesudah Haemolisis dan Menentukan Tahanan
Osmotik Sel-Sel darah Merah adalah untuk memberikan pengetahuan kepada
praktikan, khususnya ikan Mas tentang rupa darah ikan secara makroskopik dan
mikroskopik sebelum dan sesudah haemolisis dengan bantuan mikroskop dan
menentukan tahanan osmotik sel-sel darah merah dari ikan yang telah dijadikan
sebagai objek pengamatan bagi praktikan secara lebih jelas dan terperinci.

2


Manfaat dari pratikum ini adalah praktikan dapat mengetahui rupa darah
ikan serta jenis-jenis sel darah merah ikan dan dapat menentukan tahanan osmotik
ikan tersebut secara tepat dan benar dan juga menambah pengetahuan tentang
peristiwa apa yang terjadi terhadap sel darah merah ikan ketika diberi aquades dan
NaCl 3%.

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Hewan air adalah makhluk hidup yang habitatnya di perairan dan tidak
dapat memanfaatkan secara langsung zat – zat anorganik (organisme heterotrof)
tetapi mereka dapat mendapatkan makanannya dari mikroba, tumbuhan atau
hewan lainnya. Pada umumnya hewan air melakukan pergerakan untuk mencari
makananan. (Yuwono, 2010)
Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari jantung ,vena,arteri dan kapiler.
Fungsi peredaran darah yaitu sebagai lattranspor antara lain transporoksigen,
karbondioksida, sari – sari makanan maupun hasil metabolisme. Selama
bereaktivitas, peredaran darah akan mengangkut lebih banyak oksigen ke otot dan
segera menghabiskan sistem energi anaerobik dan akhirnya menyebabkan

keletihan akibat terbentuknya asam laktat.
Ikan Lele Dumbo (clarias gariepinus) termasuk kedalam filum Chordata, kelas
Pisces, sub kelas Teleoistei, ordo Ostariophysi, sub ordo Siluroidae, family
Clariidae, genus Clarias, spesies Clarias gariepinus (SUYANTO,
2014). Padamulanya nama ilmiah ikan Lele Dumbo adalah Clarias fuscusdan
kemudian diganti menjadi Clarias gariepinus. Pengganti nama ini berdasarkan atas
sifat-sifat induk jantan yang dominan diturunkan kepada anaknya.

4

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Hewan Air tentang “Rupa Darah Secara Makroskopik
dan Mikroskopik Sebelum dan Sesudah Haemolisis dan Menentukan Tekanan
Osmotik Sel-Sel Darah Merah” dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Maret
2017, pada jam 10.30 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.
3.2 Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah spuit, jarum suntik
untuk mengambil darah, tabung reaksi, rak tabung reaksi, mikroskop untuk
melihat sel darah, objek glass untuk tempat meletakkan ulasan darah yang akan di
amati, cover glass, test tube, pipet tetes untuk memindahkan darah ikan, nampan
untuk meletakan ikan, laporan berupa buku laporan sementara untuk menuliskan
hasil praktikum, buku penuntun pratikum, serbet untuk membungkus ikan, dan
tisu gulung untuk membersihkan tangan serta alat tulis pensil dan pena untuk
menggambar dan menulis keterangan gambar serta penghapus dan peruncing serta
pensil.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum mengenai “Rupa
Darah Secara Makroskopik dan Mikroskopik Sebelum dan Sesudah Haemolisis
dan Menentukan Tekanan Osmotik Sel-Sel darah Merah" adalah ikan mas, darah
ikan yang dijaga agar tidak menggumpal, aquades, EDTA/Heparin, NaCl 3%,
ethanol murni, pewarna giemsa.

5

3.3 Metode Praktikum
Metode yang di pakai dalam praktikum ini yaitu metode pengamatan yang
di lakukan secara langsung oleh praktikan, di mana data dan informasi yang di
butuhkan dapat di peroleh dengan mempraktekan langsung sehingga bisa
mengetahui bentuk sel darah dan tekanan osmotic pada ikan lele.
3.4 Prosedur Praktikum
3.4.1 Cara mengambil darah ikan
 Ikan dibius dengan minyak cengkeh secukupnya (sekitar 5 tetes/ liter) sampai
pingsan
 Jarum suntik dan spuit dibasahi dengan EDTA 10 atau heparin guna mencegah
pembekuan darah
 Darah ikan diambil melalui vena caudalis. Darah dimasukkan ke dalam tabung
eppendorf yang sudah dibasahi EDTA 10% atau heparin. Bila disimpan dalam
termos (+ pecahan es batu), darah tahan selama ± 3 jam.
3.4.2 Cara menyiapkan sampel darah ikan untuk proses hemolisi
 Ambil 3 buah tabung reaksi dan beri label A, B, dan C. kemudian, ke dalam
tiap – tiap tabung masukkan 1 cc darah ikan. Pada tabung A, tambahkan 1 cc
aquades. Pada tabung B masukkan 1 cc NaCl 3% dan darah pada tabung C
dibiarkan seperti semula/ tidak ditambah apa- apa. Tabung dikocok, lalu
dibiarkan selama 5 menit.
 Buatlah preparat ulas/ usap darah dari darah yang sudah diperlakukan tersebut.
Dari setiap tabung, ambil 1 tetes darah, teteskan pada bagian ujung dari objek
glass. Kemudian, ambil objek glass lain, sentuhkan salah satu ujungnya pada
tetesan darah tersebut dan geser sepanjang objek glass (objek glass untuk
6

menggeser darah dalam posisi sudut 450 terhadap objek glass tempat darah
diteteskan).
 Kemudian, angkat objek glass dengan ulasan darah tersebut dan terawang pada
cahaya datang (dasar hitam) dan cahaya tembus (dasar putih). Amati dengan
menggunakan mikroskop.
 Selanjutnya, darah pada tabung A ditambah lagi dengan 1 cc larutan NaCl 3.
Darah paa tabung B ditambah dengan 1 cc aquades . Dengan demikian,
perbandingan volume darah, air dan larutan NaCl 3 pada tabung A dan B
menjadi sama.
3.4.3 Cara membuat sampel untuk pengamatan jenis – jenis darah
 Buatlah preparat ulas darah dari darah ikan yang murni (tidak ditambah NaCl
maupun aquades)
 Preparat dikeringkan sselama 5 menit
 Preparat dicelup pada ethanol murni dan dikeringkan sekitar 5 menit
 Preparat dicelup dalam larutan Giemsa dan dikeringkan selama 5 menit
 Preparat dicuci dengan air bersih, dengan cara dicelup – celupkan ke dalam air
sampai kelebihan pewarna Giemsa bersih
 Preparat dikeringkan lagi dan siap diamati di bawah mikroskop
 Gambarlah bentuk – bentuk sel darah merah dan putih. Amati bentuk inti serta
kondisi sitoplasma.
3.4.4 Cara membuat sampel menentukan tahanan osmotic sel-sel darah
merah
 Sediakan 8 buah tabun dan beri nomor 1-8
 Buatlah larutan NaCl 0,3%; 0,4%; 0,5%; 0,6%; 0,7%; 0,8%; 0,9%; 1%; 3%.
 Isilah tiap-tiap tabung dengan larutan NaCl dengan konsentrasi yang berurutan.
7

 Teteskan 10 tetes darah ikan yang tersedia ke dalam tiap-tiap tabung
campurkan secara hati-hati dan biarkan lebih kurang 30 menit,setelah 30 menit
coba amati kondisi lapisan merah di permukaan air,pada tabung mana lapisan
merah tersebut lenyap/tidak terlihat lebih cepat.

8

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum rupa darah secara
makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemmolisis ini dapat
diketahui hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabung A

Tabung B Tabung C

Darah 1 ml + 1 ml aquades Darah 1 ml + 1 ml NaCl 3 % Darah 1 ml
Gambar 1. Darah dalam tabung percobaan 1
Tabung A

: Darahnya tembus cahaya, sel darahnya mengembang.

Tabung B

: Darahnya lebih pekat, tidak tembus cahaya, dan sel darahnya mengkerut

Tabung C

: Darahnya pekat, tidak tembus cahaya

Percobaan 2 secara mikroskopis:

Tabung A Tabung B2
Darah 1 ml + 1 ml aquades Darah 1 ml + 1 ml NaCl 3%
+ 1 ml NaCl 3 % + 1 ml aquades

9

Gambar 2. Darah dalam tabung percobaan 2
Tabung A

: Sel darah kembali pada keadaan normal

Tabung B

: Sel darah kembali pada keadaan normal

Percobaan yang dilakukan pada penentuan tekanan osmotik sel-sel darah merah, yaitu:
Darah terlihat berwana merah terang

Gambar 3.Darah + NaCl 0,3%
Darah terlihat berwana merah agak terang

Gambar 4.Darah + NaCl 0,5 %
Darah terlihat berwana merah agak cerah

Gambar 5.Darah + NaCl 0,6 %
Darah terlihat berwarna merah pekat

Gambar 6.Darah + NaCl 0,7 %
Darah berwana merah kecoklatan dan terlihat membeku

Gambar 7.Darah + NaCl 0,8 %
Darah terlihat merah kecoklatan pekat dan mengental

Gambar 8.Darah + NaCl 0,9%
Darah Berwana pekat dan mengental terlihat mulai terjadi pembekuan

10

Gambar 9.Darah + NaCl1%
Darah berwana coklat merah pekat terjadi pembekuan

Gambar 10.Darah + NaCl 3 %

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan pada rupa
darah secara makroskopis dan mikroskopsis sebelum dan sesuada haemolis
diperoleh suatu hasil yaitu darah setelah ditambahkan aquades sel-sel darah
merahnya mengembang, sifatnya bisa tembus cahaya, dan warnanya merah pekat.
Sedangkan darah setelah ditambahkan larutan NaCl sel-sel darahnya bentuknya
padat atau sel-sel darahnya mengkerut, tidak tembus cahaya, dan warnanya merah
tidak pekat. Untuk darah yang dijadikan sebagai kontrol bentuk sel-sel darahnya
padat atau mengkerut.
Hasil pengamatan 1 ml darah ikan + 1 ml aquades + 1 ml NaCl 3 % adalah
darah bewarna lebih terang dan darah tercampur sempurna, dengan kata lain darah
kembali pada keadaan semula/ normal. Hasil pengamatan 1 ml darah ikan + 1 ml
NaCl 3 % + 1 ml aquades adalah darah menggumpal di dasar tabung reaksi dan
bewarna lebih gelap dan darah kembali pada keadaan semula/normal.
Pengamatan yang dilakukan pada penentuan tekanan osmotik sel-sel darah
merah adalah darah yang ditambah dengan larutan NaCl 0,3 % darah terlihat

11

berwarna merah agak terang dan tidak terdapat endapan, darah yang ditambah
dengan NaCl 0,5 % darah terlihat berwarna merah agak terang, darah yang
ditambah dengan NaCl 0,6 % darah terlihat warna merah agak cerah, darah
ditambah dengan NaCl 0,7 % darah terlihat warna merah pekat, darah ditambah
dengan NaCl 0,8 % darah terlihat berwarna merah kecoklatan dan membeku,
darah yang ditambah dengan Nacl 0,9 % darah terlihat berwarna merah
kecoklatan pekat dan mengental, darah ditambah dengan 1 % darah berwarna
pekat dan mengental terlihat sudah mulai terjadi pembekuan, dan darah ditambah
dengan NaCl 3 % darah berwarna merah pekat terjadi pembekuan.
Bila sel-sel darah dimasukkan kedalam suatu cairan yang hypertonis atau
hypotonis terhadap cairan interaseluler, maka terjadi proses osmosis dan difusi.
Bila tekanan osmosis cairan diluar sel sama dengan didalam sel , maka sel
darahtidak mengalami perubahan. Jika cairan didalam sel hypertonis terhadap
cairandidalam sel maka sel-sel akan kehilangan cairan sehingga mengakibatkan
sel mengalami pengkerutan (Windarti,et al, 2012)
Membran sel darah merah sifatnya permiabel terhadap air, glukosa dan
urea, tetapi impermiabel terhadap garam-garam. Airdapat mengalir melalui
membran sel, oleh karena itu bila darah dimasukan kedalam larutan yang
hipotonis maka sel darah merah akan pecah. Peristiwa pecahnya sel darah merah
hingga isinya menyebar keseluruh larutan disebut Haemolisis. Namun apabila
darah dimasukkan kedalam larutan yang isotonis (larutan fisiologis untuk ikan
NaCl 0,6%) maka sel darah tidak akan mengalami perubahan (Fujaya, 2010).

12

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Darah yang ditambah aquades terlihat di bawah mikroskop sel darahnya
mengalami pembengkakan atau membesar karena aquades masuk kedalam sel dan
jarak antar sel darah berjauhan atau pecah sel darah. Sedangkan darah yang
ditambahkan NaCl 3% terlihat di bawah mikroskop rupa sel darahnya mengkerut
ini terjadi akibat sifat dari NaCl yang dapat menyerap air sehingga cairan sel di
dalam sel tertarik keluar sehingga sel darah menjadi mengkerut dan jarak antar sel
menjadi rapat.
Darah yang diberi aquades kemudian diberi NaCl 3% akan membuat rupa
sel darah agak mengkerut dan terjadi difusi, sedangkan darah yang diberi NaCl
3% dan kemudian diberi aquades membuat rupa darah sel darahnya pecah dan
mengalami osmosis.
Beberapa sel darah yang telah diberi larutan NaCl yang dapat tembus
cahaya yaitu pada konsentrasi larutan NaCl 0,3% dan 0,9%. Sedangkan
konsentrasi larutan NaCl lainnya tidak tembus cahaya.

5.2 Saran
Sebaiknya saat akan dilaksanakannya praktikum, usahakan kondisi ikan
tidak mati sehingga dapat mengambil darah

ikan tersebut setelah

di

pingsankan.Praktikan juga harus berhati – hati dalam mencampurkan larutan serta

13

jangan lupa untuk membasahi alat praktikum dengan EDTA agar darah ikan tidak
beku.
Praktikan sebaiknya menyediakan segala perlengkapan praktikum sebelum
jadwal praktikum dimulai. Lalu praktikan juga harus menguasai materi agar tidak
terjadi kerancuan pada saat praktikum

14

DAFTAR PUSTAKA

Agus,Rochdianto, 2014. Analisis Finansial Usaha Pembenihan Ikan mas(Clarias
bathacus) di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Skripsi S1 FE,
Universitas Tabanan.
Cahyono, B.2010. BudidayaIakn Air Tawar. Yoyakarta:Kanisius.
Endang, SriMulyani. 2010 Menggalakkan Perikanan Laut. Bandung: SaranaCipta Ilmu
Fujaya,Yushinta.2013.Fisiologi Ikan.Bogor: Rineka Cipta
Fujaya, Yusinta. 2011. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. PT
Rineka Cipta, Jakarta. 179 hal.
Hendra, eka putra . 2012 . Sistem Peredaran Darah Pada Vertebrata. Jakarta: Gramedia
Pustaka
Igo.2006.Mengenal Jenis Ikan .Bandung: Titian Ilmu.
Khairuman, dkk. 2012. Budidaya Ikan Lele Secara Intensif. PT Agromedia Pustaka,
Jakarta. 100 hal.
Mudjiman, A. 2010.MakananIkan Dan SistemDarah. Jakarta: PT. Penebar swadaya.
Pulungan, C. P., Windarti,efrizal, deniefizon,.yuliati 2010. Buku Ajar FisiologiHewan
Air.FakultasPerikanandanIlmuKelautan.Universitas Riau. Pekanbaru.70 Halaman
(tidakditerbitkan).
Rahardjo, S. 2015. Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 141 hal.
Suyanto, Heru. 2014. Budidaya Ikan di Perkarangan. Penebar Swadaya, Jakarta. 150
hal.
Widodo,Johannes. 2011. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut.Yogyakarta: Gajah
Mada University.
Windarti, et al, 2011. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru: Universitas
Riau
Windarti, dkk. 2011. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Universitas Riau, Pekanbaru. 70
hal.
Yuwono, E. dan P. Sukardi. 2010. Fisiologi Hewan Air. CV Sagung Seto, Jakarta. 64 hal.

15

LAMPIRAN

16

Alat dan Bahan yang digunakan:

Ethanol

Objek Glass

Ikan Lele

Aquades

NaCl 3%

Suntik

17

Pipet Tetes

Mikroskop

Rak Tabung Reaksi

18

Percobaan 1,Tabung reaksi A,B,C

Tabung Reaksi dengan perbedaan
konsentrasi NaCl yang berbeda

19