Penulisan kata Penulisan Unsur Serapan d
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia di antaranya meliputi ejaan,
kaidah penggunaan dan penulisan huruf, penggunaan tanda baca, penulisan kata, penulisan
unsur serapan, serta pelafalan huruf. Ejaan yang berlaku di Indonesia sekarang dinamakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), yang selama ini penggunaannya sering tidak sesuai
dengan kaidah yang berlaku. Pemahaman tentang ejaan sangat penting karena dibuatnya
kaidah dalam berbahasa Indonesia tentunya untuk memberi batasan penggunaan bahasa.
1.2
Rumusan Masalah
Dari pembahasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penulisan kata dalam kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)?
2. Bagaimana penulisan unsur serapan dalam kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)?
3. Seperti apa pelafalan huruf yang berlaku sesuai dengan kaidah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan ini antara lain:
1. Untuk mengetahui macam-macam penulisan kata dalam kaidah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
2. Untuk mengetahui macam-macam penulisan unsur serapan dalam kaidah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
3. Untuk mengetahui macam-macam bunyi pelafalan huruf yang berlaku sesuai dengan
kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penulisan Kata
Penulisan kata terdiri atas kata dasar, kata ulang, gabungan kata, kata depan,
penulisan partikel dan kata ganti. Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri,
sedangkan pada kata turunan, imbuhan (awalan, sisipan, atau akhiran) dituliskan serangkai
dengan kata dasarnya. Kalau gabungan kata hanya mendapat awalan atau akhiran, awalan
atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang bersangkutan saja.
2.1.1 Penulisan Kata Dasar
Penulisan kata dasar sering dikaitkan pada penulisan baku dan tidak baku.
Penulisan di karangan ilmiah, skripsi, dan makalah.
Perhatikan contoh berikut:
Benar
Salah
Benar
Salah
Aktivitas
Aktifitas
Karier
Karir
Apotek
Apotik
Khotbah
Khutbah
Analisis
Analisa
Lubang
Lobang
Baut
Baud
Manajemen
Managemen
Definisi
Difinisi
Motivasi
Motifasi
Diesel
Disel
Nasihat
Nasehat
Ekspor
Eksport
November
Nopember
Ekstrem
Ekstrim
Objek
Obyek
Februari
Pebruari
Psikotes
Psikotest
Fiologi
Phiologi
Risiko
Resiko
Film
Filem
Sekretaris
Sekertaris
Hafal
Hapal
Syukur
Sukur
Hakikat
Hakekat
Utang
Hutang
Ijazah
Ijasah
Wujud
Ujud
2
2.1.2 Penulisan Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Bahasan
kata ulang mencakup: gabungan kata dasar, gabungan kata berimbuhan, gabungan
kata dasar berubah bunyi, dan penggunaan gabungan kata harus ditulis berdasarkan
pedoman baku sebagai berikut
1) Pengulangan Kata Dasar
Tidak menggunakan angka dua pada akhir kata, tetapi menggunakan tanda
penghubung.
Contoh:
Benar: cakap-cakap, kota-kota, orang-orang, rumah-rumah, tinggi-tinggi,
pandai-pandai, rajin-rajin
Salah: cakap2, kota2, orang2, rumah2, tinggi2, pandai2, rajin2
2) Pengulangan Kata Berimbuhan
Ditulis dengan kata penghubung, tidak menggunakan angka dua.
Contoh:
Benar: berhubung-hubungan, beramai-ramai, dipukul-pukul, melambailambai, perlahan-lahan
Salah: ber-hubung2-an, ber-ramai2-an, di-pukul2, me-lambai2, per-lahan2
3) Pengulangan Gabungan Kata
Gabungan kata terdiri atas dua kata atau lebih. Jika gabungan kata itu diulang,
cukup mengulang kata pertama saja.
Contoh:
Benar: buku-buku berkualitas, gedung-gedung tinggi, meja-meja tulis,
sumber-sumber daya berkualitas.
Salah: buku berkualitas-buku berkualitas, gedung tinggi-gedung tinggi, meja
tulis-meja tulis, sumber daya-sumber daya berkualitas
4) Pengulangan Kata Berubah Bunyi
bolak-balik (pengulangan konsonan berubah vokal)
huru-hara (pengulangan konsonan berubah vokal)
lauk-pauk (pengulangan vokal berubah konsonan)
ramah-tamah (pengulangan vokal berubah konsonan)
3
2.1.3 Penulisan Gabungan Kata
1) Gabungan kata yang berupa kata majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah.
Contoh:
Benar: jasa marga, kereta api cepat, kerja sama, tanggung jawab, tata surya, uji
coba, wesel pos
Salah: jasamarga, keretaapi cepat, kerjasama, tanggungjawab, tatasurya, ujicoba,
weselpos
2) Gabungan kata serangkai
Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, tidak dapat dikembalikan
ke bentuk dan makna asal dituliskan serangkai.
Contoh:
Benar: barangkali, bumiputra, daripada, hulubalang, padahal, sekaligus,
tunawicara
Salah: barang kali, bumi putra, dari pada, hulu balang, pada hal, sekali gus, tuna
wicara
3) Gabungan kata terikat dan kata bebas
Yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata yang bermakna penuh
bersama kata bebas, ditulis serangkai. Misalnya: non, tuna, sub, peri, antar, maha,
eka, pasca, dwi, catur, antar, dan lain-lain.
Misalnya:
Benar
Salah
antarkota
antar kota, antar-kota
caturwarga
catur warga, catur-warga
mahabijaksana
maha bijaksana, maha-bijaksana
nonkeuangan
non keuangan
pascapanen
pasca panen, pasca-panen
subunit
Catatan:
sub unit, sub-unit
1) Penggabungan kata terikat dengan kata beruhuruf awal kapital, disisipi tanda
hubung.
Benar: Non-Asia, Non-Indonesia, Non-APBN
Salah: nonAsia, nonIndonesia, nonAPBN
4
2) Khusus penggabungan kata maha + esa yang terkait dengan sifat Tuhan
ditulis terpisah, misalnya: Tuhan Yang Maha Esa. Kata maha + sifat Tuhan
yang tidak diawali dengan imbuhan pe- ditulis menyatu, misalnya: Tuhan
Yang Mahakasih. Kata maha+sifat Tuhan yang diawali dengan imbuhan peditulis terpisah, misalnya: Tuhan Yang Maha Pengasih.
3) Gabungan kata dasar + kata berimbuhan: penggabungan kata +
kata
berawalan atau berakhiran, awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai
dengan kata terdekat dengannya. Sedangkan kata lain yang merupakan unsur
gabungan dituliskan terpisah, tanpa tanda hubung.
4)
Benar
Salah
bertanda tangan
bertandatangan, bertanda-tangan
hancur leburkan
hancurleburkan, hancur-leburkan
kasih sayangi
kasihsayangi, kasih-sayangi
menyebar luas
menyebarluas, menyebar-luas
sebar luaskan
sebarluaskan, sebar-luaskan
tanda tangani
tandatangani, tanda-tangani
Penggabungan kata dengan konfiks berawalan+berakhiran sekaligus, ditulis
serangkai, tanpa tanda hubung.
Benar
Salah
Dibudidayakan
Dibudi dayakan, dibudi-dayakan
Ketidakadilan
Ketidak adilan, ketidak-adilan
Mencampuradukkan
Mencampur adukkan, mencampur-adukkan
Pertanggungjawaban
Pertanggung jawaban, pertanggung-jawaban
2.1.4 Kata Depan
Kata depan di diikuti kata benda (tempat), menyatakan arah atau tempat,
sedangkan awalan di- diikuti kata kerja. Awalan di- diikuti kata benda, misalnya:
dicangkul (dapat disertai akhiran –kan, misalnya: dicangkulkan, dirumahkan). Kata
depan di dapat diganti dengan kata depan dari atau ke, sedangkan awalan di- tidak
dapat. Ketiga, kata depan di tidak dapat diganti dengan awalan me-, sedangkan
awalan di- dapat.
5
di (kata depan)
di- (awalan)
di kampus (kata benda) – dapat diubah ditulis (kata kerja ) – dapat diubah
menjadi dari kampus atau ke kampus – menjadi menulis – bukan dari tulis – tidak
tidak dapat diubah menjadi mengampus
dapat dibentuk ke tulis
di rumahsakit – dari rumah sakit
dirumahsakitkan- merumahsakitkan
di samping – dari samping
dikesampingkan-mengesampingkan
ke (kata depan)
1. Ke mana saja kamu pergi, selama ini?
2. Tolong pindahkan meja ini ke ruang tengah.
3. Geser tempat tidur ini agak ke samping kiri.
Catatan:
ke pada kata kemari dituliskan serangkai karena kata itu tidak dapat diganti menjadi
dari mana atau dimari.
ke- (awalan)
1. Betulkan kamu sudah mempunyai kekasih?
2. Apa keluaran pembelajaran ini?
3. Tolong kemarikan pekerjaanmu, akan saya periksa.
2.1.5 Penulisan Partikel
1. Partikel kah, lah, dan tah, ditulis serangkai dengan kata yang mendahului.
Misalnya:
Apakah yang kaubaca itu ?
Apatah gunanya menyasali hal itu ?
Bacalah buku ini.
2. Partikel pun, per ditulis terpisah dengan kata yang mendahului.
Misalnya:
Apa pun makanannya, ia tidak pernah mengeluh .
Sekali pun ia belum pernah ke rumah aku.
Gajinya naik per 1 April 2004.
Buku itu seharga Rp 30.000,00 per eksemplar.
6
Kelompok kata yang sudah padu sebagai suatu kata, pun ditulis serangkai,
yakni: (1) adapun, (2) andaipun, (3) bagaimanapun, (4) biarpun, (5) kalaupun, (6)
kendatipun, (7) maupun, (8) meskipun, (9) sungguhpun, (10) walaupun, (11)
sekalipun, (12) ataupun.
Contoh:
Bagaimanapun kamu harus pergi kuliah.
Sekalipun sakit ia tetap belajar.
Baik pagi maupun siang ia hanya makan roti.
Perhatikan contoh di bawah ini!
Benar
(1) Jangankan dua kali, satu kali pun saya belum pernah menerima surat itu.
(2) Apa pun alasanya, anda dilarang melakukan tindakan melanggar disiplin.
Salah
(1) Jangankan dua kali, satu kali pun saya belum pernah menerima surat itu.
(2) Apa pun alasanya, anda dilarang melakukan tindakan melanggar disiplin.
Kata sekali pun yang bermakna satu kali pun, ditulis terpisah, sedangkan
sekalipun yang bermakna sungguhpun ditulis serangkai.
Misalnya:
(1) Sekali pun belum pernah kerumahnya saya tidak kesulitan menemukanya.
(2) Sekalipun kaya raya, sekali pun ia belum
pernah memberikan santunan
kepada orang miskin.
2.1.6 Penulisan Kata Ganti
Kata ganti dalam bahasa Indonesia, seperti aku, saya, kita, kau, kamu, engkau,
dia, dan mereka yang digunakan secara lengkap seperti itu harus ditulis terpisah. Akan
tetapi, kata ganti yang dipendekan: aku menjadi –ku , kamu menjadi-mu, engkau
menjadi-kau, atau dia menjadi-nya harus ditulis rangkai. Kata ganti ku- dan kaudituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan –ku , -mu,dan –nya
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
Benar : kauamati, kuperjuangkan, bukumu, bukunya
Salah : kau amati, ku perjuangkan, buku mu, buku nya
7
2.2 Penulisan Unsur Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah. Dilihat
dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan, yaitu:
(1) Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia, misalnya: kab,
sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah, dan ember.
(2) Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, penulisan dan
pengucapan amsih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out, time out,
check in, built up, complete knock down, fitnes, chip, server, web, linux, microsoft
word, gigabyte, dan lain-lain.
(3) Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai dengan
EYD.
Misalnya
komputer
(computer),
kalkulasi
(calculation),
matematika
(mathematic), infiltrasi (infil-trasio), influensa (influenza), bisnis (bussines), dan
karakter (character).
2.2.1 Penyesuaian Ejaan Kata Serapan
Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah yang sudah baku.
Kurang lebih terdapat 53 jenis yang perlu diperhatikan. Berikut ini beberapa kasus
penulisan yang perlu mendapat perhatian.
Kata Asing
Kata Baku
Kata Asing
Kata Baku
acceleration
akselerasi
hydraulic
hidraulik
acceptor
akseptor
iatrogenic
iatrogenik
acculturation
akulturasi
iota
iota
aerodynamics
aerodinamika
materiaal
material
aquarium
akuarium
orthography
ortografi
athlete
atlet
orthopne
ortopne
barrier
barier
orthosthatic
ortostatik
carrier
karier
pharmachology
farmakologi
caustic
kaustik
physiology
fisiologi
cavalry
kavaleri
psycologhy
psikologi
charisma
karisma
quorum
kuorum
chronic
kronik
quality
kualitas
dystocia
distocia
scleritis
skleritis
exclusivme
ekslusif
trailer
trailer
8
fanatiek
fanatik
yeast
yeast
gorghum
gorgum
yoghuurt
yoghurt
haemmoglobhin
hemoglobin
zymology
zimologi
2.3 Pelafalan Huruf
2.3.1 Pelafalan Bahasa Indonesia
Kata atau singkatan dalam bahasa Indonesia dilafalkan menurut pengucapan
dan pendengaran orang Indonesia.
Singkatan
Lafal Baku
Lafal Tidak Baku
DPR
de pe er
di pi ar
KKN
ka ka en
ke ke en
LSM
el es em
el es em
2.3.2
Pelafalan Singkatan Asing
Kata atau singkatan dalam bahasa asing dilafalkan menurut pendengaran
orang Indonesia, namun dalam pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Singkatan Asing
Unesco
Lafal Baku
Lafal Tidak Baku
yu nes ko
unesko
Unicef
yu ni sef
unisef
UNO
yu en ou
uno; yu no
WTC
doubleyu ti si
we te ce
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Penulisan kata dibagi menjadi enam, yaitu: kata dasar, kata ulang, gabungan kata, kata
depan, penulisan partikel dan kata ganti. Penulisan kata dasar sering dikaitkan pada
penulisan baku dan tidak baku. Penulisan di karangan ilmiah, skripsi, dan makalah.
Kata ulang mencakup; gabungan kata dasar, gabungan kata berimbuhan, gabungan
kata dasar berubah bunyi, dan penggunaan gabungan kata harus ditulis berdasarkan
pedoman baku. Penulisan gabungan kata terdiri dari; gabungan kata yang berupa kata
majemuk, gabungan kata serangkai, dan gabungan kata terikat dan kata bebas. Kata
depan di diikuti kata benda (tempat), menyatakan arah atau tempat, sedangkan awalan
di- diikuti kata kerja. Kata depan di dapat diganti dengan kata depan dari atau ke,
sedangkan awalan di- tidak dapat. Partikel kah, lah, dan tah, ditulis serangkai dengan
kata yang mendahului. Sedangkan partikel pun, per ditulis terpisah dengan kata yang
mendahului. Kata ganti dalam bahasa Indonesia, seperti aku, saya, kita, kau, kamu,
engkau, dia, dan mereka yang digunakan secara lengkap seperti itu harus ditulis
terpisah. Akan tetapi, kata ganti yang dipendekan: aku menjadi –ku , kamu menjadimu, engkau menjadi-kau, atau dia menjadi-nya harus ditulis rangkai.
2. Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah. Dilihat
dari taraf penyerapannya, penulisan unsur serapan ada tiga, yaitu: kata asing, kata
asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, dan kata asing yang
berfungsi untuk memperkaya.
3. Pelafalan huruf terbagi menjadi dua, yakni: pelafalan dalam bahasa Indonesia dan
pelafalan dalam bahasa asing. Kata atau singkatan dalam bahasa Indonesia dan asing
sama-sama dilafalkan menurut pendengaran orang Indonesia. Bedanya, pelafalan
dalam bahasa asing pengucapannya masih mengikuti cara asing.
10
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal., S. Amran Tasai., 2008. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademia
Pressindo.
Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembang Kepribadian di Perguruan
Tinggi, Jakarta: Grasindo.
11
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia di antaranya meliputi ejaan,
kaidah penggunaan dan penulisan huruf, penggunaan tanda baca, penulisan kata, penulisan
unsur serapan, serta pelafalan huruf. Ejaan yang berlaku di Indonesia sekarang dinamakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), yang selama ini penggunaannya sering tidak sesuai
dengan kaidah yang berlaku. Pemahaman tentang ejaan sangat penting karena dibuatnya
kaidah dalam berbahasa Indonesia tentunya untuk memberi batasan penggunaan bahasa.
1.2
Rumusan Masalah
Dari pembahasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penulisan kata dalam kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)?
2. Bagaimana penulisan unsur serapan dalam kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)?
3. Seperti apa pelafalan huruf yang berlaku sesuai dengan kaidah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan ini antara lain:
1. Untuk mengetahui macam-macam penulisan kata dalam kaidah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
2. Untuk mengetahui macam-macam penulisan unsur serapan dalam kaidah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
3. Untuk mengetahui macam-macam bunyi pelafalan huruf yang berlaku sesuai dengan
kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penulisan Kata
Penulisan kata terdiri atas kata dasar, kata ulang, gabungan kata, kata depan,
penulisan partikel dan kata ganti. Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri,
sedangkan pada kata turunan, imbuhan (awalan, sisipan, atau akhiran) dituliskan serangkai
dengan kata dasarnya. Kalau gabungan kata hanya mendapat awalan atau akhiran, awalan
atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang bersangkutan saja.
2.1.1 Penulisan Kata Dasar
Penulisan kata dasar sering dikaitkan pada penulisan baku dan tidak baku.
Penulisan di karangan ilmiah, skripsi, dan makalah.
Perhatikan contoh berikut:
Benar
Salah
Benar
Salah
Aktivitas
Aktifitas
Karier
Karir
Apotek
Apotik
Khotbah
Khutbah
Analisis
Analisa
Lubang
Lobang
Baut
Baud
Manajemen
Managemen
Definisi
Difinisi
Motivasi
Motifasi
Diesel
Disel
Nasihat
Nasehat
Ekspor
Eksport
November
Nopember
Ekstrem
Ekstrim
Objek
Obyek
Februari
Pebruari
Psikotes
Psikotest
Fiologi
Phiologi
Risiko
Resiko
Film
Filem
Sekretaris
Sekertaris
Hafal
Hapal
Syukur
Sukur
Hakikat
Hakekat
Utang
Hutang
Ijazah
Ijasah
Wujud
Ujud
2
2.1.2 Penulisan Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Bahasan
kata ulang mencakup: gabungan kata dasar, gabungan kata berimbuhan, gabungan
kata dasar berubah bunyi, dan penggunaan gabungan kata harus ditulis berdasarkan
pedoman baku sebagai berikut
1) Pengulangan Kata Dasar
Tidak menggunakan angka dua pada akhir kata, tetapi menggunakan tanda
penghubung.
Contoh:
Benar: cakap-cakap, kota-kota, orang-orang, rumah-rumah, tinggi-tinggi,
pandai-pandai, rajin-rajin
Salah: cakap2, kota2, orang2, rumah2, tinggi2, pandai2, rajin2
2) Pengulangan Kata Berimbuhan
Ditulis dengan kata penghubung, tidak menggunakan angka dua.
Contoh:
Benar: berhubung-hubungan, beramai-ramai, dipukul-pukul, melambailambai, perlahan-lahan
Salah: ber-hubung2-an, ber-ramai2-an, di-pukul2, me-lambai2, per-lahan2
3) Pengulangan Gabungan Kata
Gabungan kata terdiri atas dua kata atau lebih. Jika gabungan kata itu diulang,
cukup mengulang kata pertama saja.
Contoh:
Benar: buku-buku berkualitas, gedung-gedung tinggi, meja-meja tulis,
sumber-sumber daya berkualitas.
Salah: buku berkualitas-buku berkualitas, gedung tinggi-gedung tinggi, meja
tulis-meja tulis, sumber daya-sumber daya berkualitas
4) Pengulangan Kata Berubah Bunyi
bolak-balik (pengulangan konsonan berubah vokal)
huru-hara (pengulangan konsonan berubah vokal)
lauk-pauk (pengulangan vokal berubah konsonan)
ramah-tamah (pengulangan vokal berubah konsonan)
3
2.1.3 Penulisan Gabungan Kata
1) Gabungan kata yang berupa kata majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah.
Contoh:
Benar: jasa marga, kereta api cepat, kerja sama, tanggung jawab, tata surya, uji
coba, wesel pos
Salah: jasamarga, keretaapi cepat, kerjasama, tanggungjawab, tatasurya, ujicoba,
weselpos
2) Gabungan kata serangkai
Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, tidak dapat dikembalikan
ke bentuk dan makna asal dituliskan serangkai.
Contoh:
Benar: barangkali, bumiputra, daripada, hulubalang, padahal, sekaligus,
tunawicara
Salah: barang kali, bumi putra, dari pada, hulu balang, pada hal, sekali gus, tuna
wicara
3) Gabungan kata terikat dan kata bebas
Yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata yang bermakna penuh
bersama kata bebas, ditulis serangkai. Misalnya: non, tuna, sub, peri, antar, maha,
eka, pasca, dwi, catur, antar, dan lain-lain.
Misalnya:
Benar
Salah
antarkota
antar kota, antar-kota
caturwarga
catur warga, catur-warga
mahabijaksana
maha bijaksana, maha-bijaksana
nonkeuangan
non keuangan
pascapanen
pasca panen, pasca-panen
subunit
Catatan:
sub unit, sub-unit
1) Penggabungan kata terikat dengan kata beruhuruf awal kapital, disisipi tanda
hubung.
Benar: Non-Asia, Non-Indonesia, Non-APBN
Salah: nonAsia, nonIndonesia, nonAPBN
4
2) Khusus penggabungan kata maha + esa yang terkait dengan sifat Tuhan
ditulis terpisah, misalnya: Tuhan Yang Maha Esa. Kata maha + sifat Tuhan
yang tidak diawali dengan imbuhan pe- ditulis menyatu, misalnya: Tuhan
Yang Mahakasih. Kata maha+sifat Tuhan yang diawali dengan imbuhan peditulis terpisah, misalnya: Tuhan Yang Maha Pengasih.
3) Gabungan kata dasar + kata berimbuhan: penggabungan kata +
kata
berawalan atau berakhiran, awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai
dengan kata terdekat dengannya. Sedangkan kata lain yang merupakan unsur
gabungan dituliskan terpisah, tanpa tanda hubung.
4)
Benar
Salah
bertanda tangan
bertandatangan, bertanda-tangan
hancur leburkan
hancurleburkan, hancur-leburkan
kasih sayangi
kasihsayangi, kasih-sayangi
menyebar luas
menyebarluas, menyebar-luas
sebar luaskan
sebarluaskan, sebar-luaskan
tanda tangani
tandatangani, tanda-tangani
Penggabungan kata dengan konfiks berawalan+berakhiran sekaligus, ditulis
serangkai, tanpa tanda hubung.
Benar
Salah
Dibudidayakan
Dibudi dayakan, dibudi-dayakan
Ketidakadilan
Ketidak adilan, ketidak-adilan
Mencampuradukkan
Mencampur adukkan, mencampur-adukkan
Pertanggungjawaban
Pertanggung jawaban, pertanggung-jawaban
2.1.4 Kata Depan
Kata depan di diikuti kata benda (tempat), menyatakan arah atau tempat,
sedangkan awalan di- diikuti kata kerja. Awalan di- diikuti kata benda, misalnya:
dicangkul (dapat disertai akhiran –kan, misalnya: dicangkulkan, dirumahkan). Kata
depan di dapat diganti dengan kata depan dari atau ke, sedangkan awalan di- tidak
dapat. Ketiga, kata depan di tidak dapat diganti dengan awalan me-, sedangkan
awalan di- dapat.
5
di (kata depan)
di- (awalan)
di kampus (kata benda) – dapat diubah ditulis (kata kerja ) – dapat diubah
menjadi dari kampus atau ke kampus – menjadi menulis – bukan dari tulis – tidak
tidak dapat diubah menjadi mengampus
dapat dibentuk ke tulis
di rumahsakit – dari rumah sakit
dirumahsakitkan- merumahsakitkan
di samping – dari samping
dikesampingkan-mengesampingkan
ke (kata depan)
1. Ke mana saja kamu pergi, selama ini?
2. Tolong pindahkan meja ini ke ruang tengah.
3. Geser tempat tidur ini agak ke samping kiri.
Catatan:
ke pada kata kemari dituliskan serangkai karena kata itu tidak dapat diganti menjadi
dari mana atau dimari.
ke- (awalan)
1. Betulkan kamu sudah mempunyai kekasih?
2. Apa keluaran pembelajaran ini?
3. Tolong kemarikan pekerjaanmu, akan saya periksa.
2.1.5 Penulisan Partikel
1. Partikel kah, lah, dan tah, ditulis serangkai dengan kata yang mendahului.
Misalnya:
Apakah yang kaubaca itu ?
Apatah gunanya menyasali hal itu ?
Bacalah buku ini.
2. Partikel pun, per ditulis terpisah dengan kata yang mendahului.
Misalnya:
Apa pun makanannya, ia tidak pernah mengeluh .
Sekali pun ia belum pernah ke rumah aku.
Gajinya naik per 1 April 2004.
Buku itu seharga Rp 30.000,00 per eksemplar.
6
Kelompok kata yang sudah padu sebagai suatu kata, pun ditulis serangkai,
yakni: (1) adapun, (2) andaipun, (3) bagaimanapun, (4) biarpun, (5) kalaupun, (6)
kendatipun, (7) maupun, (8) meskipun, (9) sungguhpun, (10) walaupun, (11)
sekalipun, (12) ataupun.
Contoh:
Bagaimanapun kamu harus pergi kuliah.
Sekalipun sakit ia tetap belajar.
Baik pagi maupun siang ia hanya makan roti.
Perhatikan contoh di bawah ini!
Benar
(1) Jangankan dua kali, satu kali pun saya belum pernah menerima surat itu.
(2) Apa pun alasanya, anda dilarang melakukan tindakan melanggar disiplin.
Salah
(1) Jangankan dua kali, satu kali pun saya belum pernah menerima surat itu.
(2) Apa pun alasanya, anda dilarang melakukan tindakan melanggar disiplin.
Kata sekali pun yang bermakna satu kali pun, ditulis terpisah, sedangkan
sekalipun yang bermakna sungguhpun ditulis serangkai.
Misalnya:
(1) Sekali pun belum pernah kerumahnya saya tidak kesulitan menemukanya.
(2) Sekalipun kaya raya, sekali pun ia belum
pernah memberikan santunan
kepada orang miskin.
2.1.6 Penulisan Kata Ganti
Kata ganti dalam bahasa Indonesia, seperti aku, saya, kita, kau, kamu, engkau,
dia, dan mereka yang digunakan secara lengkap seperti itu harus ditulis terpisah. Akan
tetapi, kata ganti yang dipendekan: aku menjadi –ku , kamu menjadi-mu, engkau
menjadi-kau, atau dia menjadi-nya harus ditulis rangkai. Kata ganti ku- dan kaudituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan –ku , -mu,dan –nya
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
Benar : kauamati, kuperjuangkan, bukumu, bukunya
Salah : kau amati, ku perjuangkan, buku mu, buku nya
7
2.2 Penulisan Unsur Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah. Dilihat
dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan, yaitu:
(1) Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia, misalnya: kab,
sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah, dan ember.
(2) Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, penulisan dan
pengucapan amsih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out, time out,
check in, built up, complete knock down, fitnes, chip, server, web, linux, microsoft
word, gigabyte, dan lain-lain.
(3) Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai dengan
EYD.
Misalnya
komputer
(computer),
kalkulasi
(calculation),
matematika
(mathematic), infiltrasi (infil-trasio), influensa (influenza), bisnis (bussines), dan
karakter (character).
2.2.1 Penyesuaian Ejaan Kata Serapan
Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah yang sudah baku.
Kurang lebih terdapat 53 jenis yang perlu diperhatikan. Berikut ini beberapa kasus
penulisan yang perlu mendapat perhatian.
Kata Asing
Kata Baku
Kata Asing
Kata Baku
acceleration
akselerasi
hydraulic
hidraulik
acceptor
akseptor
iatrogenic
iatrogenik
acculturation
akulturasi
iota
iota
aerodynamics
aerodinamika
materiaal
material
aquarium
akuarium
orthography
ortografi
athlete
atlet
orthopne
ortopne
barrier
barier
orthosthatic
ortostatik
carrier
karier
pharmachology
farmakologi
caustic
kaustik
physiology
fisiologi
cavalry
kavaleri
psycologhy
psikologi
charisma
karisma
quorum
kuorum
chronic
kronik
quality
kualitas
dystocia
distocia
scleritis
skleritis
exclusivme
ekslusif
trailer
trailer
8
fanatiek
fanatik
yeast
yeast
gorghum
gorgum
yoghuurt
yoghurt
haemmoglobhin
hemoglobin
zymology
zimologi
2.3 Pelafalan Huruf
2.3.1 Pelafalan Bahasa Indonesia
Kata atau singkatan dalam bahasa Indonesia dilafalkan menurut pengucapan
dan pendengaran orang Indonesia.
Singkatan
Lafal Baku
Lafal Tidak Baku
DPR
de pe er
di pi ar
KKN
ka ka en
ke ke en
LSM
el es em
el es em
2.3.2
Pelafalan Singkatan Asing
Kata atau singkatan dalam bahasa asing dilafalkan menurut pendengaran
orang Indonesia, namun dalam pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Singkatan Asing
Unesco
Lafal Baku
Lafal Tidak Baku
yu nes ko
unesko
Unicef
yu ni sef
unisef
UNO
yu en ou
uno; yu no
WTC
doubleyu ti si
we te ce
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Penulisan kata dibagi menjadi enam, yaitu: kata dasar, kata ulang, gabungan kata, kata
depan, penulisan partikel dan kata ganti. Penulisan kata dasar sering dikaitkan pada
penulisan baku dan tidak baku. Penulisan di karangan ilmiah, skripsi, dan makalah.
Kata ulang mencakup; gabungan kata dasar, gabungan kata berimbuhan, gabungan
kata dasar berubah bunyi, dan penggunaan gabungan kata harus ditulis berdasarkan
pedoman baku. Penulisan gabungan kata terdiri dari; gabungan kata yang berupa kata
majemuk, gabungan kata serangkai, dan gabungan kata terikat dan kata bebas. Kata
depan di diikuti kata benda (tempat), menyatakan arah atau tempat, sedangkan awalan
di- diikuti kata kerja. Kata depan di dapat diganti dengan kata depan dari atau ke,
sedangkan awalan di- tidak dapat. Partikel kah, lah, dan tah, ditulis serangkai dengan
kata yang mendahului. Sedangkan partikel pun, per ditulis terpisah dengan kata yang
mendahului. Kata ganti dalam bahasa Indonesia, seperti aku, saya, kita, kau, kamu,
engkau, dia, dan mereka yang digunakan secara lengkap seperti itu harus ditulis
terpisah. Akan tetapi, kata ganti yang dipendekan: aku menjadi –ku , kamu menjadimu, engkau menjadi-kau, atau dia menjadi-nya harus ditulis rangkai.
2. Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah. Dilihat
dari taraf penyerapannya, penulisan unsur serapan ada tiga, yaitu: kata asing, kata
asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, dan kata asing yang
berfungsi untuk memperkaya.
3. Pelafalan huruf terbagi menjadi dua, yakni: pelafalan dalam bahasa Indonesia dan
pelafalan dalam bahasa asing. Kata atau singkatan dalam bahasa Indonesia dan asing
sama-sama dilafalkan menurut pendengaran orang Indonesia. Bedanya, pelafalan
dalam bahasa asing pengucapannya masih mengikuti cara asing.
10
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal., S. Amran Tasai., 2008. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademia
Pressindo.
Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembang Kepribadian di Perguruan
Tinggi, Jakarta: Grasindo.
11