BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dalam Pakem Di SMP Negeri 2 Boja Kabupaten Kendal
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2
Boja
Kendal yang beralamat di Jalan
Raya
Tampingan Kec. Boja, Kab. Kendal. Telp. (0294)
571255, Kode Pos 51381. SMP Negeri 2 Boja
berstatus sebagai Sekolah
akreditasi
A
pada
Negeri,
Tahun
status
2007.
N.S.S.
201032407052, Luas lahan/tanah 11450
m2.
Status tanah/sertifikat tanah milik sendiri.
SMP Negeri 2 Boja Kendal memiliki Visi:
“LUHUR
BUDI
PEKERTI
UNGGUL
DALAM
PRESTASI”, dengan indikator sebagai berikut : 1)
Terwujudnya
prestasi
akademik
dan
non
akademik, 2) Terwujudnya sarana prasarana yang
memadai yang mendukung pencapaian prestasi. 3)
Terwujudnya
tenaga
pendidik
dan
tenaga
kependidikan yang kompeten dan profesional. 4)
Terwujudnya sistem penilaian yang akurat, 5)
Terwujudnya
standar
pengelolaan
manajemen
yang handal, 6) Terwujudnya standar pembiayaan
yang
memadai,
7)
Terwujudnya
lingkungan
sekolah yang kondusif, bersih, nyaman, indah,
rindang dan asri, 8) Terwujudnya budaya belajar
untuk membentuk kepribadian dan berkarakter.
Adapun misi SMP Negeri 2 Boja Kendal
adalah 1) Mewujudkan pengembangan
akademik dan nonakademik,
prestasi
2) Mewujudkan
pengembangan inovasi model pembelajaran, 3)
Melaksanakan
pengembangan
pembelajaran, 4) Mewujudkan
proses
pengembangan
sarana prasarana pendidikan yang berbasis IT, 5)
Melaksanakan pengembangan tenaga pendidik dan
kependidikan yang kompeten dan profesional, 6)
Mewujudkan
kelembagaan
dan
manajemen
sekolah yang handal, 7) Mewujudkan
program
penggalian pembiayaan sekolah yang memadai, 8)
Mewujudkan sistem
penilaian yang akurat dan
adil, 9) Mewujudkan lingkungan sekolah yang
kondusif, bersih, indah, nyaman, rindang dan asri,
10)
Melaksanakan
budaya
sekolah
untuk
membentuk kepribadian dan Karakter Building.
Tujuan yang hendak dicapai pada 4 tahun
mendatang oleh SMP Negeri 2 Boja Kendal adalah
1) Mampu meningkatkan skor (GSA) rata-rata
mata pelajaran dari 6.8 menjadi 7.6, 2) Menjuarai
berbagai
lomba
baik
akademis
maupun
nonakademis di tingkat kabupaten sampai dengan
propinsi,
3)
Mampu
prasarana
yang
menunjang
proses
mengembangkan
memadai
sehingga
pembelajaran,
4)
sarana
dapat
Mampu
memiliki tenaga pendidik yang kompeten dan
professional,
5)
Mampu
kependidikan
yang
memiliki
mampu
tenaga
melayani
secara
optimal, 6) Mampu mewujudkan system penilaian
yang cepat, tepat dan akurat, 7) Siswa memiliki
sikap perilaku yang baik dan menjalankan ibadah
sesuai
dengan
kaidah
Mengembangkan
proses
inovatif,
dan
kreatif
yang
dianut,
pembelajaran
akuntabel,
9)
8)
yang
Mampu
menguasai keterampilan komputer, 10) Mampu
menciptakan lingkungan sekolah tertata nyaman
dan kondusif.
Jumlah tenaga pendidik beserta kualifikasi
pendidikan terdiri dari 4 guru berpendidikan S2,
41 guru berpendidikan S1, 2 orang berpendidikan
SLTA.
Sehingga
total
tenaga
kependidikan
sejumlah 47 orang. Adapun jumlah pegawai terdiri
dari
1
orang
berpendidikan
D2,
6
orang
berpendidikan SLTA, 3 orang berpendidikan SD.
Jumlah siswa masing-masing kelas VII terdiri dari
256 siswa, kelas VIII terdiri dari 246 siswa, kelas
IX terdiri dari
244 siswa.
Jenis kegiatan Pengembangan diri meliputi:
BK, Bola Voli (pa), MTQ/BTA (pa/pi), Pramuka,
Paduan Suara / Band, Paskibra, Seni Tari, PMR,
Basket (pa/pi), dan Sepak Takraw.
Adapun
prestasi
akademik
yang
telah
dicapai dalam 3 tahun terakhir sebagaimana tabel
berikut.
Tabel 4.1
Rata-Rata Nilai Ujian Nasional
No.
1
2
3
4
Mata Pelajaran
Bahasa
Indonesia
Bahasa Inggris
Matematika
IPA
Rata-rata Nilai Ujian Nasional
2011/2012
2012/2013
2013/2014
8,39
7.88
7,50
5,63
6,37
7,25
5.57
6.48
5.92
5,87
5,10
5,74
Sumber: Data diolah, 2015.
Tabel 4.2
Rata-Rata Nilai Ujian Sekolah
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Mata Pelajaran
Pend. Agama
Pend.
Kewarganegaraan
IPS
Penjaskes
Seni Budaya
TIK
Bahasa Jawa
Mulok
Rata-rata Nilai Ujian Sekolah
2011/2012 2012/2013 2013/2014
7,53
7,75
7,77
7,23
7,92
6,96
7,43
7,20
7,76
7,42
7,73
8,44
Sumber: Data diolah, 2015.
7,52
7,55
7,73
7,52
7,78
8,11
8,03
7,48
7,89
7,63
7,28
8,27
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Kualitas Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan pengambilan data yang telah
dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 2 Boja
Kabupaten Kendal pada bulan November 2014,
terhadap 20 guru mata pelajaran yang mengajar
di
kelas
IX,
setelah
penulis
olah
dapat
disampaikan dalam tabel data sebagai berikut :
Tabel 4.3
Rekap Nilai Perencanaan Pembelajaran (IPKG 1)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Nama
Gr 1
Gr 2
Gr 3
Gr 4
Gr 5
Gr 6
Gr 7
Gr 8
Gr 9
Gr 10
Gr 11
Gr 12
Gr 13
14
15
16
17
18
19
20
Gr 14
Gr 15
Gr 16
Gr 17
Gr 18
Gr 19
Gr 20
Mapel
Bahasa Indonesia
PKn
IPA Terpadu
PAI
TIK
IPS Terpadu
Ketrampilan
Seni Budaya
Matematika
Bahasa Jawa
IPS Terpadu
IPA Terpadu
Bimbinga
Konseling
Penjasorkes
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Matematika
Matematika
Matematika
Jumlah
Rata - rata
Tertinggi
Terendah
Nilai
88,25
77,94
79,41
80,28
79,41
72,05
77,94
79,41
82,35
73,57
77,94
80,88
86,00
Predikat
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
85,25
76,59
75,00
80,88
85,29
77,94
80,88
1597,26
79,86
88,25
73,57
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
Sumber : Data penelitian, diolah.
Data
rekapitulasi
penilaian
perencanaan
pembelajaran di atas menunjukkan bahwa nilai
tertinggi adalah 88,25 (A), terendah 73,58 (B),
dengan rata-rata adalah 79,86 (B)
Walaupun nilai perencanaan pembelajaran
yang dibuat oleh guru menunjukkan rata-rata
yang baik yaitu 79,86, namun perlu dilihat pula
hasil rekap nilai perencanaan pembelajaran per
komponennya, seperti tertulis dalam tabel berikut
ini
Tabel 4.4
Rekapitulasi Nilai Komponen Perencanaan
Pembelajaran Guru
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama
guru/
Kode
Gr 1
Gr 2
Gr 3
Gr 4
Gr 5
Gr 6
Gr 7
Gr 8
Gr 9
Gr 10
Gr 11
Gr 12
Gr 13
Komponen Perencanaan
Mata pelajaran
Bahasa Indonesia
PKn
IPA Terpadu
PAI
TIK
IPS Terpadu
Ketrampilan
Seni Budaya
Matematika
Bahasa Jawa
IPS Terpadu
IPA Terpadu
Bimbinga
Konseling
Penjasorkes
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Matematika
Matematika
Matematika
Gr 14
Gr 15
Gr 16
Gr 17
Gr 18
Gr 19
Gr 20
Jumlah
Nilai Komponen (skala ratusan)
= Nilai diperoleh : Nilai
maksimal x100
Jum
lah
Ratarata
1
4
4
4
4
4
3,33
4
3,66
4
3.66
4
3.66
3,25
2
3,50
3
3,25
3,25
3
3
3
3
3,5
3
3
3,75
3
3
3
2,66
3
3
3
2,33
3
3
3,25
2,66
3
2,66
3,66
4
3,50
3,25
2,55
3
4
3
2
3
3
2,5
3
3
3,5
5
3,66
2,66
3
3
3
2,66
3
3,66
2,66
3
2,66
3
4
17,66
15,57
15,75
16,25
17
14,29
15,00
15,99
16,41
14,82
15,66
16.07
17,41
3,53
3,11
3,15
3,25
3,43
2.85
3,00
3,98
3,28
2,96
3,13
3,21
3,48
4
3
3,66
3,33
4
3.33
4
71,63
3,25
3
3
3,75
3,75
3,50
3,25
64,7
3
2,33
2,33
2,66
3
2,66
3
57,2
3,25
3
3
3,25
3,25
3
3
61,0
3,66
3
3
3
3
3
3
61,2
17.16
14,33
14,99
15,99
17
15,41
16,25
315,92
3,43
2,86
2,99
3,19
3,4
3,08
3,15
63,18
89,53
80,98
71,5
76,3
1
76,6
1
394,9
78,98
Sumber : Data penelitian, diolah.
Keterangan:
Lima
pembelajaran meliputi
Komponen
perencanaan
: 1) Perumusan Tujuan
Pembelajaran, 2) Pemilihan dan pengorganisasian
Materi
Pembelajaran,
Belajar/Media
3)
Pemilihan
Pembelajaran,
4)
Sumber
Metode
Pembelajaran, dan 5) Penilaian hasil Belajar.
Menurut
tabel
di
atas,
nilai
tertinggi
berdasarkan perhitungan dalam instrumen IPKG 1
adalah komponen 1 (satu) yaitu perumusan tujuan
pembelajaran dengan nilai 89,53, nilai terendah
adalah komponen 3 (tiga) yaitu pemilihan sumber
belajar/media pembelajaran dengan nilai 71,5
sedangkan komponen 2 (dua) yaitu pemilihan dan
pengorganisasian
materi
pembelajaran
dengan
nilai 80,93, komponen 4 (empat) yaitu metode
pembelajaran
dengan
nilai
76,31
sedangkan
komponen 5 (lima) yaitu penilaian hasil belajar
nilainya adalah 76,61, dengan rata-rata nilai
komponen adalah 78,98.
Berdasarkan
pembelajaran
hasil
setiap
penilaian
mata
perencanaan
pelajaran,
ditampilkan tabel data sebagai berikut:
dapat
Tabel 4.5
Rekapitulasi Nilai Perencanaan Pembelajaran
Guru setiap Mata Pelajaran
Komponen Perencanaan
2
3
4
3,50
3
3,50
N
o
1
Bahasa Indonesia
1
4
5
3,66
Jum
Lah
17,66
Ratarata
3,53
2
PKn
4
3
2,66
3,25
2,66
15,57
3,11
3
IPA Terpadu
3,83
3,5
2,83
2,77
3
15,93
3,18
4
PAI
4
3,25
3
3
3
16,25
3,25
5
TIK
4
3
3
4
3
17
3,43
6
IPS Terpadu
3,66
3
2,55
3
2,66
14,98
2,99
7
Ketrampilan
4
3
3
2
3
15,00
3,00
8
Seni Budaya
3,66
3
3
3
3,33
15,99
3,98
9
Matematika
3,77
43,33
2,88
3,08
3
16,06
3,212
10
Bahasa Jawa
3.66
3
2,66
2,5
3
14,82
2,96
11
Bahasa Inggris
3.33
3,11
2,44
3,08
3
14,96
2,99
12
Penjas
4
3,25
3
3,25
3,66
17.16
3,43
13
Bimbingan
Konseling
Jumlah
3,25
3
3,66
3,5
4
17,41
3,48
49,16
40,94
37,68
39,93
40,97
208,6
8
41,73
94,53
78,73
72,46
76,78
78,78
401,30
80,26
Mata pelajaran
Nilai Komponen (skala
ratusan)
= Nilai diperoleh : Nilai
maksimal x100
Sumber : Data penelitian, diolah.
Berdasarkan paparan data dalam tabel 4.5 di
atas
tentang
hasil
penilaian
perencanan
pembelajaran yang terdiri dari 5 (lima) komponen
dalam perencanaan yang disusun guru, diperoleh
data bahwa nilai untuk komponen 1 (satu) yaitu
perumusan tujuan pembelajaran adalah 94,53,
nilai
komponen 2 (dua) yaitu pemilihan dan
pengorganisasian
materi
pembelajaran
adalah
78,73, nilai komponen 3 (tiga) yaitu pemilihan
sumber belajar/media pembelajaran adalah 72,46,
nilai
komponen
4
(empat)
yaitu
metode
pembelajaran adalah 76,78, dan nilai komponen 5
(lima) yaitu penilaian hasil belajar adalah 78, 78.
Nilai tertinggi adalah komponen 1 (satu)
yaitu 94,53 (A), terendah adalah komponen 3 (tiga)
yaitu 72,46 (B), dengan rata–rata nilai komponen
adalah 80,26 dengan predikat Baik (B). Rendahnya
nilai komponen pemilihan sumber belajar/media
pembelajaran disebabkan banyak faktor antara
lain
keterbatasan
sumber
pembelajaran
yang
keterbatasan
kemampuan
belajar/media
dimiliki
oleh
guru
sekolah,
dalam
menggunakan media pembelajaran yang ada di
sekolah.
Sebagaimana
dikemukakan
oleh
kepala
sekolah sebagai berikut:
Memang benar, masih ada sebagian guru yang
belum mampu menyusun RPP yang memenuhi
syarat PAKEM dengan memilih sumber
belajar/media pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan diajarkan. Hal lain
yang menjadi penyebab adalah kompetensi
guru dalam menyusun RPP PAKEM masih
perlu ditingkatkan (hasil wawancara, 4 Des
2014)
Hal senada ditegaskan juga oleh Sri Winda
selaku pengampu mata pelajaran IPA sebagai
berikut:
.....terus terang saya masih mengalami
kesulitan
untuk
menggunakan
media
pembelajaran yang sesuai materi, disamping
masih terbatasnya jumlah alat/media yang
dimiliki sekolah....
Berdasarkan
perolehan
nilai
setiap
komponen perencanaan ternyata rata-rata nilainya
hanya 80,26 dan belum menunjukkan rata-rata
nilai yang Amat Baik, hal ini menunjukkan bahwa
pada setiap komponen perencanaan guru masih
perlu
ditingkatkan
penyebab
belum
kompetensinya.
maksimalnya
Disisi
nilai
lain
setiap
komponen perencanaan oleh guru karena sebagian
guru masih mengcopy paste RPP yang di buat oleh
MGMP atau sumber lain yang belum disesuaikan
dengan kondisi sekolah.
Sebagaimana
dikemukakan
oleh
kepala
sekolah sebagai berikut :
Akan tetapi berdasarkan kondisi yang ada,
ternyata masih ada sebagian guru yang belum
mampu menyusun RPP secara mandiri,
mereka masih menggunakan RPP yang di
kembangkan oleh MGMP (mengcopy paste),
yang terkadang belum tentu cocok dengan
kondisi riil
di sekolah. (hasil wawancara
Kepala Sekolah, 4 Des 2014)
4.2.2 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran
4.2.2.1 Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan pengambilan data yang telah
dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 2 Boja
Kabupaten Kendal pada bulan November 2014,
terhadap 20 guru mata pelajaran yang mengajar
kelas 9, setelah penulis olah dapat disampaikan
dalam tabel data sebagai berikut :
Tabel 4.6
Rekap Nilai Pelaksanaan Pembelajaran (IPKG 2)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama
Gr 1
Mapel
Bahasa
Indonesia
Gr 2
PKn
Gr 3
IPA Terpadu
Gr 4
PAI
Gr 5
TIK
Gr 6
IPS Terpadu
Gr 7
Ketrampilan
Gr 8
Seni Budaya
Gr 9
Matematika
Gr 10
Bahasa Jawa
Gr 11
IPS Terpadu
Gr 12
IPA Terpadu
Gr 13
Bimbinga
Konseling
Gr 14
Penjasorkes
Gr 15
Bahasa
Inggris
Gr 16
Bahasa
Inggris
Gr 17
Bahasa
Inggris
Gr 18
Matematika
Gr 19
Matematika
Gr 20
Matematika
Jumlah
Rata – rata
Tertinggi
Terendah
Nilai
84,44
Predikat
B
80,23
80,85
77,90
78,48
77,84
79,44
82,77
82,00
81,39
80,81
81,97
81,88
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
83,44
80,42
B
B
78,57
B
85,00
B
82,5
79,5
78,5
1617,93
80,89
85,00
77,84
B
B
B
Sumber : Data penelitian, diolah.
B
B
B
Data
rekapitulasi
penilaian
pelaksanaan
pembelajaran di atas menunjukkan bahwa nilai
tertinggi adalah 85,00 (B), terendah 77,84 (B),
dengan rata-rata adalah 80,89 (B)
Walaupun nilai pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru menunjukkan rata-rata
yang baik yaitu 77,84, namun perlu dilihat pula
hasil rekap nilai pelaksanaan pembelajaran per
komponennya, seperti tertulis dalam tabel berikut
ini :
Tabel 4.7
Rekapitulasi Nilai Komponen Pelaksanaan
Pembelajaran Guru
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama
guru/
Kode
Gr 1
Gr 2
Gr 3
Gr 4
Gr 5
Gr 6
Gr 7
Gr 8
Gr 9
Gr 10
Gr 11
Gr 12
Gr 13
Gr 14
Gr 15
Gr 16
Gr 17
Gr 18
Gr 19
Gr 20
Mata
pelajaran
Komponen Pelaksanaan Pembelajaran
1
2
3
4
5
6
7
8
Jum
lah
Ratarata
4
3,5
3,11
2,66
3,5
3,66
3
3,25
26,93
3,36
PKn
3,5
3,25
3,28
2,33
3,16
4
3
3,25
25,77
3,22
IPA
4
3,66
3,33
3
2,66
3,16
2,5
3,25
25,56
3,19
PAI
3,25
3
3
2,66
3
3,66
2,5
3,25
24,32
3,04
TIK
3,25
3
3
2,66
2,83
4
3
3,25
24,99
3,12
IPS
3,25
3
3,14
2,66
3
3,66
3
3
24,71
3,08
Ketrampila
3,5
3
2,77
3
3,16
4
2,5
3,25
25,18
3,14
S. Budaya
3,25
3,4
3,14
3,33
3
4
3
3,25
26,37
3,29
Mat
3,5
3
3,16
3,16
3
2,66
2,83
3,25
24,56
3,07
Bhs. Jawa
3,5
3
2,77
3
3,16
4
2,5
3,25
25,18
3,14
IPS
4
3
3,14
2,66
3
4
3
3,25
26,05
3,25
IPA
3,5
3,66
3,28
2
2,83
4
3
3,25
25,52
3,19
BK
3,5
3
2,77
3
3,16
4
2,5
3,25
25,18
3,14
Penjas
3,5
3
2,77
3
3,16
4
2,5
3,25
25,18
3,14
B. Inggris
3,25
3,4
3,14
3,33
3
4
3
3,25
26,37
3,29
B. Inggris
3,5
3
2,77
2,66
2,83
4
3
3
24,76
3,09
B. Inggris
4
3,66
3,14
2,66
3,16
3,66
3
3,25
26,53
3,31
Math
3,5
3,33
3,16
3
3
3,16
3
2,75
24,9
3,11
Math
3,5
3
3,16
2,75
2,33
3
3
3,25
23,99
2,99
Math
3.5
3
3.16
2.33
2.88
3
2.5
3
23.37
2.92
71
63.86
61.19
55.85
59.82
73.62
56.33
63.75
505.4
63.17
88.75
79.82
76.49
69.81
74.77
92.02
70.41
79.68
631.7
8
78.97
Bhs.Ind
Jumlah
Nilai Komponen
(skala ratusan)
= Nilai diperoleh :
Nilai maksimal x100
Sumber : Data penelitian, diolah.
Keterangan
:
komponen
1
adalah
membuka
pelajaran, komponen 2 adalah penguasaan materi,
komponen 3 adalah
pendekatan dan strategi,
komponen
4
adalah
pemanfaatan
sumber
belajar/media pembelajaran, komponen 5 adalah
peran aktif siswa, komponen 6 adalah penggunaan
bahasa, komponen 7 adalah penilaian proses dan
hasil belajar, serta komponen 8 adalah menutup
pelajaran
Menurut tabel 4.7 di atas, nilai tertinggi
adalah komponen 6 (enam) yaitu penggunaan
bahasa dengan nilai 92,02 (A) nilai terendah
adalah
komponen
4
(empat)
yaitu
pemilihan
sumber belajar/media pembelajaran dengan nilai
69,81 (C) dengan rata-rata nilai komponenya
adalah 78,97 (B). Dua komponen dengan nilai
terendah
adalah
komponen
4
(empat)
yaitu
pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
dengan nilai 69,81 dan komponen 7 (tujuh) yaitu
penilaian proses dan hasil belajar dengan nilai
70,41.
Berdasarkan
hasil
penilaian
pelaksanaan
pembelajaran setiap mata pembelajaran, dapat
ditampilkan tabel data sebagai berikut :
Tabel 4.8
Rekapitulasi Nilai Pelaksanaan Pembelajaran
Guru setiap Mata Pelajaran
No
Mata
pelajaran
1
Bhs Indonesia
2
PKn
3
IPA Terpadu
4
PAI
5
TIK
6
IPS Terpadu
7
Ketrampilan
8
Seni Budaya
9
Matematika
10
Bahasa Jawa
11
Bhs. Inggris
12
Penjas
13
Bimbingan
Konseling
Jumlah
Nilai Komponen
(skala ratusan)
= Nilai diperoleh :
Nilai maksimal x100
Komponen Pelaksanaan Pembelajaran
2
3
4
5
6
7
3,5
3,11
2,66
3,5
3,66
3
8
3,25
Jml
Rt2
26,9
3,4
3,5
3,25
3,28
2,33
3,1
4
3
3,25
25,7
3,22
4
3,66
3,33
3
2,6
3,16
2,5
3,25
25,5
3,19
3,25
3
3
2,66
3
3,66
2,5
3,25
24,3
3,04
3,25
3
3
2,66
2,8
4
3
3,25
24,9
3,12
3,25
3
3,14
2,66
3
3,66
3
3
24,7
3,08
3,5
3
2,77
3
3,1
4
2,5
3,25
25,1
3,14
3,25
3,4
3,14
3,33
3
4
3
3,25
26,3
3,29
3,5
3
3,16
3,16
3
2,66
2,8
3,25
24,5
3,07
3,5
3
2,77
3
3,1
4
2,5
3,25
25,1
3,14
3,5
3
2,77
3
3,1
4
2,5
3,25
25,1
3,14
3,25
3,4
3,14
3,33
3
4
3
3,25
26,3
3,29
3,5
3
2,77
2,66
2,8
4
3
3
24,7
3,09
45,5
41,2
39,3
37,4
39
48,8
36
41,75
329
41,2
87,5
79,2
5
75,7
4
72,0
1
75,
88
93,8
4
69,
86
80,28
634,
39
79,2
9
1
4
Sumber : Data penelitian, diolah.
Berdasarkan paparan data dalam table 4.8 di
atas
tentang
pembelajaran
komponen
hasil
yang
penilaian
terdiri
dari
pelaksanaan
8
(delapan)
yang dilakukan guru, diperoleh data
sebagai berikut: nilai
untuk komponen 1 (satu)
yaitu membuka pelajaran adalah 87,5 (A), nilai
komponen 2 (dua) yaitu pengasaan materi adalah
79,25 (B), nilai komponen 3 (tiga) yaitu pendekatan
dan strategi adalah 75,74 (B), nilai komponen 4
(empat) yaitu pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran
adalah
72,01
(B),
dan
nilai
komponen 5 (lima) yaitu peran aktif siswa adalah
75,88
(B),
penggunaan
nilai
komponen
bahasa
adalah
6
(enam)
93,84
yaitu
(A),
nilai
komponen 7 (tujuh) yaitu penilaian proses dan
hasil belajar adalah 69,86 (C) serta nilai komponen
8 (delapan) yaitu menutup pelajaran adalah 80,28
(B)
Nilai tertinggi adalah komponen 6 (enam)
yaitu 93,84 (A), terendah adalah komponen 7
(tujuh) yaitu 69,86 (C), dengan rata–rata nilai
komponen adalah 79,29 dengan predikat Baik (B)
Rendahnya nilai komponen 4 (empat) yaitu
pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
disebabkan antara lain keterbatasan sarana dan
prasarana
khususnya
sumber
belajar/media
pembelajaran yang dimiliki sekolah, dan masih
perlu ditingkatkannya kemampuan guru dalam
menggunakan media pembelajaran yang ada.
Hal
Endang
ini
sebagaimana
Sulistyani,S.Pd
dikemukakan
sebagai
waka
oleh
sarpras
sebagai berikut:
Ketersediaan sarana dan prasarana, sumber
belajar/media pembelajaran yang belum
memadahi, mengingat banyaknya jumlah kelas
yang ada sehingga terkadang antar guru
berebut duluan untuk menggunakan media
/alat peraga yang sama. Faktor lain adalah
Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih
belum mampu menggunakan media/alat
peraga yang sudah dimiliki oleh sekolah.
Faktor
ketiga adalah rendahnya semangat
belajar, dan terbatasnya jumlah LCD menjadi
faktor keempat (wawancara tanggal 10
Desember 2014)
Pernyataan
tersebut
ditegaskan
oleh
Sugiyanta,S.Pd sebagai pengampu mata pelajaran
IPA Terpadu sebagai berikut:
Iya benar, masih ada keterbatasan media
pembelajaran, sehingga harus bergilir gantian
dalam menggunakan media seperti LCD.
Demikian juga untuk SDM, memang masih
ada sebagian guru yang enggan menggunakan
LCD, sehingga bisa menghambat daya
imajinasi siswa. (wawancara tanggal 15
Desember 2014)
Demikian halnya dengan rendahnya nilai
komponen 7 (tujuh) yaitu penilaian proses dan
hasil belajar siswa disebabkan antara lain : guru
tidak/belum melaksanakan penilaian proses dan
hasil belajar sesuai dengan yang direncanakan.
Sebagian guru masih ada yang berpendapat yang
terpenting sudah menyusun perencanaan, tetapi
dalam pelaksanaannnya terkadang tidak sesuai
yang
direncanakan,
(hanya
kebutuhan administrasi belaka)
untuk
memenuhi
Hal ini senada dengan hasil wawancara
peneliti dengan kepala sekolah yang menyatakan
sebagai berikut :
Ya, pada sebagian guru, kriteria penilaian dan
alat evaluasi yang disusun sudah mengukur
keberhasilan pembelajaran, akan tetapi masih
ada sebagian guru yang lain yang belum
menyusun dan melaksanakan penilaian proses
pada saat pembelajaran berlangsung. Bahkan
ada sebagian guru juga yang belum
melaksanakan penilaian sesuai dengan yang
direncanaan dalam RPP. (wawancara Kepala
Sekolah, 4 Des 2014)
Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Sujiyah,
S.Pd selaku pengampu mapel Bahasa Inggris yang
mengatakan sebagai berikut:
Ya,
pada
prinsipnya
saya
tetap
mengagendakan
penilaian
saat
proses
pembelajaran. Namun, saya juga terkadang
tidak memberikan penilaian saat proses
pembelajaran karena keterbatasan waktu
(wawancara guru, 15 Des 2014)
4.2.2.2
Kendala Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan catatan pembinaan yang
diberikan oleh supervisor (baik kepala sekolah
maupun pengawas sekolah) selama observasi
kelas
dan
berdasarkan
hasil
wawancara
dengan responden yaitu kepala sekolah, guru
maupun siswa, diperoleh beberapa kendala
dalam
yaitu :
pelaksanaan
pembelajaran
PAKEM,
a. Dalam
kegiatan
membuka
pendahuluan
pembelajaran
belum
yaitu
seluruh
guru melakukannya sesuai dengan yang
direncanakan
di
RPP
dengan
alasan
keterbatasan waktu.
b. Pada
kegiatan
langkah
inti,
tentang
pembelajaran
langkah-
PAKEM,
belum
semua guru melaksanakan sesuai dengan
RPP yang telah disusun, guru beralasan
karena kondisi siswa yang belum siap, guru
yang belum mampu menerapkan strategi
pembelajaran
PAKEM
dan
fasilitas
sekolah/sarana dan prasarana.
c. Penggunaan
media
pembelajaran/alat
peraga pendidikan oleh guru masih kurang
sehingga
situasi
pembelajaran
belum
menarik bagi siswa.
d. Penyediaan Fasilitas sarana dan prasarana
yang menunjang pembelajaran PAKEM oleh
sekolah dirasakan masih kurang.
e. Kemampuan guru dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran PAKEM masih
perlu ditingkatkan.
f. Sarana dan prasarana,
Manusia
(SDM),
Sumber Daya
rendahnya
semangat
belajar siswa, terbatasnya jumlah LCD.
g. Siswa tidak maksimal dalam berpikir, tidak
siap menerima pelajaran, suasana kelas
gaduh sehingga KBM tidak efektif .
h. Guru sudah menggunakan media tetapi
pembelajaran membosankan karena terlalu
monoton.
i. Mindset guru tentang PAKEM yang belum
merata,
dari segi improvisasi guru belum
maksimal, jarang sekali guru mempunyai
kemauan untuk mengadakan inovasi.
Kendala-kendala
dalam
pembelajaran
PAKEM di SMPN 2 Boja tersebut ditegaskan oleh
kepala sekolah dan beberapa guru. Sebagaimana
dikemukakan oleh Sri Winda selaku pengampu
mapel IPA sebagai berikut.
Iya, pada tahap kegiatan pendahuluan yaitu
membuka pembela jaran belum seluruh guru
melakukannya
sesuai
dengan
yang
direncanakan
di
RPP
dengan
alasan
keterbatasan waktu. (hasil wawancara guru, 15
Des 2014)
Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Ida
Rosida, S. Pd. selaku waka kurikulum sebagai
berikut.
Sesuai dengan prosedur, pada tahap kegiatan
pendahuluan
para
guru
membuka
pembelajaran, namun belum seluruh guru
melakukannya
sesuai
dengan
yang
direncanakan di RPP dengan berbagai alasan.
Demikian juga SDM di SMPN 2 Boja masih
perlu ditingkatkan guna menciptakan SDM
berkualitas. (hasil wawancara guru, 15 Des
2014)
4.2.3 Kualitas Evaluasi Pembelajaran
4.2.3.1 Kualitas Butir Soal
Kualitas
butir
soal
dalam
mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran sangatlah
penting bagi guru. Berdasarkan hasil penilaian
perencanaan
pembelajaran
khususnya
komponen 5 (lima) yaitu penilaian hasil belajar
ternyata nilainya masih rendah yaitu 76,61.
Setelah dilihat secara menyeluruh tentang
instrumen penilaian yang disusun oleh guru
dalam
RPP,
ternyata
belum
semua
guru
menyusun instrumen penilaian secara lengkap.
Butir soal yang disusun guru dalam RPP
masih bersifat sampel saja, sehingga tidak bisa
diketahui apakah semua indikator penguasaan
materi oleh siswa sudah semuanya diukur
melalui butir soal yang disusun oleh guru.
Berdasarkan
kaidah
penulisan
butir
soal,
masih ditemukan adanya soal yang belum
memenuhi kaidah, sehingga kualitas butir soal
masih perlu ditingkatkan.
4.2.3.2 Kualitas Hasil Belajar
Berdasarkan hasil obsevasi, penilaian
yang
dilakukan
melaksanakan
oleh
guru
pembelajaran
setelah
dimasukkan
dalam daftar nilai ulangan harian ke- 2 pada
kelas IXC diperoleh data nilai seperti dalam
tabel berikut :
Tabel 4.9
Rekap Nilai Ulangan Harian Kedua
Kelas IX C
B Indonesia
B Inggris
Matematika
Peng Alam
Peng Sosial
Seni Budaya
Penjasorkes
Tek Informasi
Bahasa Jawa
Mulok II
Jumlah
Rata-rata
73
73
73
70
70
70
75
72
72
72
72
75
73
75
80
75
80
80
73
75
75
80
80
73
75
80
75
75
75
75
80
75
75
73
80
80
73
75
80
80
80
73
84
72
80
72
84
78
88
88
84
92
76
84
88
84
72
88
84
80
88
80
80
80
80
84
60
88
92
80
76
73
80
73
84
80
76
84
92
88
92
84
86
88
84
84
80
88
84
84
88
84
75
84
84
84
84
88
84
84
80
75
75
70
70
70
80
85
75
80
80
75
75
70
70
70
70
75
85
75
70
70
65
80
85
70
70
85
90
75
75
70
70
80
75
75
75
80
75
75
85
70
65
65
80
75
70
80
70
85
80
75
75
75
75
80
75
75
80
85
85
75
80
80
85
85
75
90
90
70
85
70
75
85
70
75
70
80
90
80
80
80
70
80
75
75
75
75
90
80
85
75
75
75
85
85
80
85
85
65
75
75
75
70
70
75
80
80
80
90
85
75
70
75
75
75
80
85
75
75
75
70
80
80
85
85
85
80
80
85
80
90
85
85
80
80
80
85
90
85
85
80
80
80
80
80
80
85
90
80
85
80
75
80
80
80
80
85
75
75
75
80
75
75
80
80
85
85
85
75
75
75
80
80
80
85
85
75
75
75
75
80
75
75
80
85
72
75
75
80
85
75
75
75
85
90
85
85
75
75
75
80
75
75
75
72
75
72
90
75
72
72
75
75
80
80
80
75
75
80
75
85
90
75
85
75
85
85
85
85
75
75
75
80
80
75
75
80
90
80
80
75
80
80
80
85
85
80
85
80
80
80
80
75
85
85
80
80
80
85
80
75
75
75
80
80
75
85
80
80
80
75
922
915
964
957
952
977
968
941
971
956
937
920
952
953
932
986
983
974
961
924
895
937
949
940
907
968
1016
949
948
893
76,83
76,25
80,33
79,75
79,33
81,42
80,67
78,42
80,92
79,67
78,08
76,67
79,33
79,42
77,67
82,17
81,92
81,17
80,08
77,00
74,58
78,08
79,08
78,33
75,58
80,67
84,67
79,08
79,00
74,42
77
81
84
75
76
79
77
83
79
78
80
80
948
79
80
92
92
90
85
90
90
90
85
90
90
85
1016
85
73
60
73
65
65
70
65
80
75
72
75
75
893
74
83
10
0
10
0
10
0
100
10
0
17
0
0
0
0
0
Pend Agama
P Kewarganeg
Nilai per Mata Pelajaran
Induk
Urut
Nomor
KKM
1
5984
2
6015
3
5951
4
5922
5
6083
6
6050
7
5985
8
6090
9
5960
10
5990
11
6058
12
6029
13
6122
14
6030
15
5935
16
6035
17
5971
18
6127
19
6069
20
5940
21
6002
22
6003
23
6004
24
6102
25
5943
26
6106
27
6109
28
5978
29
6014
30
5950
Nilai Ratarata
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Tuntas (%)
100
87
100
97
93
10
0
Tidak tuntas
(%)
0
13
0
3
7
0
Sumber : Data penelitian, diolah.
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, rekap nilai
berdasarkan
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM) yang sudah ditetapkan oleh sekolah,
menunjukkan bahwa dari 12 mata pelajaran
yang diajarkan, 8 diantaranya menunjukkan
bahwa seluruh siswa telah mencapai nilai
KKM. Sedangkan 4 mata pelajaran yang lain
yaitu
PKn, Bahasa Inggris, Matematika, IPS,
menunjukkan hanya ada beberapa siswa yang
belum mencapai KKM.
Berdasarkan data di atas, bisa dikatakan
bahwa secara umum kualitas hasil belajar
pada ulangan harian adalah baik.
Sebagaimana
dikemukakan
oleh
Sugiyanta, S.Pd selaku pengampu mapel IPA
Terpadu sebagai berikut:
Saya cukup bangga karena siswa-siswa
mampu mencapai nilai di atas standar
minimal KKM yang telah saya tetapkan
70. Meskipun 100% siswa tuntas, namun
saya tetap memacu siswa agar selalu
mempertahankan
pestasinya.
(hasil
wawancara, 15 Des 2014).
Pernyataan tersebut juga dikemukakan
oleh Nanik Sulistyawati, S.Pd selaku pengampu
mapel IPS sebagai berikut.
Ya,
benar.
Pada
prinsipnya
saya
memaksimalkan pengelolaan pembelajaran
dengan harapan siswa mampu mencapai
nilai KKM sebagaimana yang telah saya
tetapkan. (hasil wawancara, 15 Des 2014).
4.2.3.3 Kualitas Waktu dalam Perencanaan
Perencanaan pembelajaran harus disusun
oleh guru sebelum melakukan pembelajaran,
bahkan
seharusnya
sudah
diperiksa
oleh
kepala sekolah. Yang dilakukan di SMP Negeri
2 Boja, perencanaan pembelajaran disusun
oleh guru pada masa liburan semester sebelum
tahun pelajaran dimulai, dan dilakukan secara
bersama-sama
melalui
kegiatan
IHT
yang
difasilitasi oleh sekolah.
Dengan
demikian
dilihat
dari
aspek
kualitas waktu dalam menyusun perencanaan
bagi guru adalah sangat cukup.
Sebagaimana
dikemukakan
oleh
Ida
Rosida, S.Pd selaku Waka Kurikulum sebagai
berikut:
Ya, saya rasa untuk waktu perencanaan
pembelajaran bagi para guru sudah
cukup. Hal ini karena adanya waktuwaktu libur yang bisa dimanfaatkan oleh
para
guru
dalam
perencanaan
pembelajaran (hasil wawancara, 15 Des
2014).
4.2.3.4 Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah
kriteria minimal yang ditetapkan oleh sekolah
di
awal
tahun
pelajaran,
dan
harus
disosialisasikan kepada stakeholder sekolah
terutama orang tua siswa dan siswa. KKM di
tentukan oleh guru melalui analisis dengan
memperhatikan
aspek
intaks
siswa,
kompleksitas mata pelajaran dan daya dukung.
Berdasarkan data di SMP Negeri 2 Boja
pada
KKM,
tahun
pelajaran
diperoleh
2014/2015
data
KKM
tentang
sekolah
sebagaimana dalam tabel berikut :
Tabel 4.10
Kriteria Ketuntasan Minimal
No
Mata Pelajaran
1
VII
73
Pendidikan
Agama
2 Pendidikan
73
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
73
4 Bahasa Inggris
68
5 Matematika
70
6 IPA
70
7 IPS
73
8 Seni Budaya
72
9 Penjasorkes
72
10 TIK
72
11 Bahasa
72
12 Ketrampilan
72
Sumber : Data Sekolah, diolah.
Kelas
VIII
73
IX
73
73
73
73
69
70
70
74
72
72
72
72
73
73
70
70
70
75
72
72
72
72
75
Memperhatikan data tabel 4,10 KKM di
atas, terlihat bahwa dari dua belas mata
pelajaran yang ada, hanya dua mata pelajaran
yaitu IPS dan Mulok Ketrampilan yang KKM
nya 75, selebihnya KKM mata pelajaran yang
lain
masih
kurang
dari
75.
Hal
ini
menunjukkan bahwa kualitas KKM di SMP 2
Boja mayoritas masih di bawah KKM Nasional
yaitu 75.
Sebagaimana
dikemukakan
oleh
Haryanto,S.Pd selaku pengampu mapel Bahasa
Indonesia sebagai berikut:
Ya, saya menentukan KKM untuk kelas
VII, VIII dan IX dengan KKM yang sama
yaitu 73. Nilai KKM 73 ini sudah saya
pertimbangkan agar tidak memberatkan
dan tidak terlalu ringan bagi siswa (hasil
wawancara, 15 Des 2014).
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh
Ida Rosida, S.Pd, selaku waka kurikulum
sebagai berikut:
Ya, benar. Selaku waka kurikulum, saya
menghimbau pada rekan guru untuk bisa
memperhatikan penentuan nilai KKM,
agar KKM tidak terlalu rendah maupun
tinggi sehingga memberatkan siswa, selain
itu jg harus mempetimbangkan intake
siswa, kompleksitas materi dan daya
dukung yang tersedia. (hasil wawancara,
15 Des 2014).
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan Hasil Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penilaian perencanaan
pembelajaran yang telah dipaparkan di atas, bisa
dikatakan
bahwa
perencanaan
pembelajaran
yang dilakukan oleh guru-guru SMP Negeri 2
Boja pada dasarnya telah mengacu model RPP
pembelajaran PAKEM. Dimana dalam RPP yang
disusun oleh guru-guru SMP Negeri 2 Boja
dilihat dari sisi sistematikanya sudah mencakup
komponen
RPP
yang
Identitas
sekolah,
benar
yaitu
Standar
meliputi:
Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator pencapaian hasil
belajar,
tujuan
pembelajaran,
pembelajaran,
pendekatan
materi
dan
metode
pembelajaran, langkah kegiatan pembelajaran
(pendahuluan,
inti
dan
penutup),
alat
dan
sumber belajar serta penilaian pembelajaran. Hal
ini telah sesuai dengan komponen RPP PAKEM
yang dikemukakan oleh Uzer Usman (2008) yang
menyebutkan
pembelajaran
komponen
secara
minimal
berikut:
(1)
teknis
rencana
mencakup
komponen-
Standar
kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil
belajar, (2) Tujuan pembelajaran. (3)
pembelajaran.
(4)
Pendekatan
dan
pembelajaran.
(5)
Langkah-langkah
Materi
metode
kegiatan
pembelajaran. (6) Alat dan sumber belajar. (7)
Evaluasi pembelajaran.
Lebih
lanjut
Uzer
Usman
(2008)
menegaskan bahwa bagi guru, RPP berfungsi
sebagai
acuan
untuk
melaksanakan
proses
pembelajaran di kelas agar lebih efektif dan
efisien. Berdasarkan RPP inilah seorang guru
diharapkan
bisa
menerapkan
pembelajaran
secara terprogram.
Namun
demikian
secara
kualitas
nilai
semua komponen masih menunjukkan nilai yang
belum mencapai Amat Baik. Hal ini dibuktikan
dengan
hasil
penilaian
perencanaan
pembelajaran yang telah mencapai nilai rata-rata
78,98 dengan predikat Baik. Walaupun hasil
perencanaan pembelajaran secara umum nilainya
sudah baik, setelah dicermati lebih lanjut nilai
RPP
per
komponen,
ternyata
masih
ada
komponen yang sangat penting dalam sebuah
perencanaan, yang nilainya masih rendah yaitu
pada
komponen
sumber
3
(tiga)
belajar/media
tentang
pemilihan
pembelajaran
yang
nilainya hanya 71.5 dan masuk dalam kategori B.
Hal ini perlu pendapatkan perhatian baik dari
guru
maupun
kepala
sekolah,
agar
guru
meningkatkan kompetensinya dalam pemilihan
dan pemanfaatan sumber/media pembelajaran.
Rendahnya
memilih
kemampuan
dan
pembelajaran/media
guru
dalam
menggunakan
sumber
pembelajaran
disebabkan
karena sebagian guru belum memiliki kompetensi
yang baik dalam memilih dan menggunakan
sumber
pembelajaran/media
pembelajaran.
Selain itu juga dikarenakan masih terbatasnya
sarana prasarana/media pembelajaran yang ada
di sekolah.
Secara
umum
kualitas
perencanaan
pembelajaran yang disusun oleh guru-guru SMP
Negeri
2
Boja
sudah
baik,
karena
setelah
dilakukan penilaian sudah memenuhi unsurunsur pokok yang seharusnya ada dalam RPP,
demikian
tujuannya
juga
halnya
sudah
dengan
benar
rumusan
sesuai
dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.
Kategori
nilai
Baik
yang
diperoleh
dalam
perencanaan pembelajaran yang disusun oleh
guru disebabkan karena sebagian besar guru
aktif dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) sekolah yang diadakan setiap
2 (dua) minggu sekali maupun MGMP Kabupaten
yang diadakan setiap bulan sekali pada minggu
keempat. Selain itu, kemampuan guru dalam
menyusun RPP juga dipengaruhi dengan adanya
fungsi kepala sekolah sebagai
supervisor yang
telah menjalankan tugasnya dengan baik yaitu
dengan memeriksa RPP guru sebelum digunakan
dalam pembelajaran. Kualitas kemampuan guru
dalam menyusun RPP juga dipicu oleh adanya
kegiatan rutin kompetisi guru berprestasi tingkat
kabupaten yang biasa diadakan tiap semester.
4.3.2 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru-guru di SMP Negeri 2 Boja pada
dasarnya
sudah sesuai dengan model PAKEM,
hal ini ditunjukkan dengan adanya sebagian
besar guru dalam pelaksanaan pembelajarannya
sudah memenuhi kriteria aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan,
namun
demikian
kompetensi
guru tetap masih sangat perlu ditingkatkan terus
agar
kualitas
pembelajaran
semakin
baik
sehingga hasilnya pun juga akan semakin baik.
Kompetensi
guru
dalam
membuka
pelajaran secara umum sudah baik, namun
masih dijumpai beberapa guru dalam kegiatan
membuka pelajaran ini banyak menghabiskan
waktu
sehingga
tidak
sesuai
dengan
yang
direncanakannya.
Pada kegiatan inti, sebagian guru telah
melaksanakan dengan baik, akan tetapi pada
komponen pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran
dan komponen penilaian proses
dan hasil belajar, masih diperoleh nilai yang
rendah yaitu 69,81 (C) dan 70,41 (C). Hal ini
terjadi
karena
pemanfaatan
kompetensi
guru
sumber
belajar/media
pembelajaran masih sangat kurang.
guru
yang
belum
mampu
dalam
Banyak
menggunakan
komputer
/
LCD
sebagai
media.
Dengan
demikian untuk menyikapi hal tersebut, dalam
kegiatan inti ini guru dituntut untuk lebih kreatif
memanfaatkan lingkungan yang ada sebagai
media
pembelajaran.
Kegiatan
pembelajaran
tidak harus di dalam kelas tetapi bisa juga
dilakukan di luar kelas dengan memanfaatkan
lingkungan yang ada. Hal ini perlu mendapatkan
perhatian yang serius dari guru maupun sekolah
agar
kompetensi
ditingkatkan,
dan
agar
mengikuti
pelajaran
mencintai
ilmu
yang
kreativitas
siswa
guru
gembira
sehingga
dalam
mereka
dipelajarinya.
lebih
akan
Dengan
suasana yang gembira dan mencintai ilmu yang
dipelajarinya tentu siswa akan lebih mudah
menyerap materi pelajaran sehingga tujuan yang
direncanakan bisa tercapai.
Demikian halnya dengan kegiatan penutup,
terkadang guru lupa tidak memberikan refleksi
dan penugasan. Hal ini didasari alasan bahwa
waktunya sudah habis. Kegiatan refleksi sangat
penting untuk mengetahui seberapa besar materi
yang sudah diserap dan dipahami oleh siswa,
oleh karena itu guru harus lebih disiplin dalam
pemanfaatan waktu, agar semua kegiatan bisa
dilaksanakan dengan baik.
Berdasarkan hasil penilaian pelaksanaan
pembelajaran di atas, ternyata faktor kedisiplinan
guru dalam menggunakan waktu berdasarkan
perencanaan
yang
telah
disusun
perlu
mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini tidak
senada dengan pendapat Carol (1968) dalam Uno
(2013 : 190) yang mengatakan bahwa apabila
siswa diberi kesempatan menggunakan waktu
yang
dibutuhkan
untuk
belajar
dan
ia
menggunakan sebaik-baiknya, maka ia akan
mencapai
hasil
yang
diharapkan.
Dengan
demikian setiap siswa yang memiliki kecakapan
normal, apabila diberi waktu yang cukup untuk
belajar
mereka
akan
mampu
menyelesaikan
tugas-tugas belajarnya selama kondisi belajarnya
memungkinkan.
Sehingga
sudah
saharusnya
guru merancang dan memberikan waktu yang
cukup
bagi
siswa
selama
melaksanakan
pembelajaran, bukan banyak digunakan untuk
hal-hal yang di luar proses pembelajaran.
Secara
penilaian
kuantitatif
pelaksanaan
berdasarkan
hasil
pembelajaran
yang
dipaparkan di atas, diperoleh data bahwa pada
dasarnya semua guru memperoleh nilai rata-rata
80.89 dengan predikat Baik. Namun demikian
setelah dilihat nilai per komponen pelaksanan
pembelajaran yang meliputi 8 komponen yaitu :
komponen
1
adalah
membuka
komponen
2
adalah
penguasaan
komponen 3 adalah
komponen
4
pelajaran,
materi,
pendekatan dan strategi,
adalah
pemanfaatan
sumber
belajar/media pembelajaran, komponen 5 adalah
peran
aktif
penggunaan
penilaian
siswa,
komponen
6
adalah
bahasa,
komponen
7
adalah
proses
dan
hasil
belajar,
serta
komponen 8 adalah menutup pelajaran. Ternyata
di
peroleh
data
bahwa
nilai
komponen
1
(membuka pelajaran) nilainya adalah 88,75 (A),
komponen 2 (penguasaan materi)nilainya adalah
79,82 (B), komponen 3 (pendekatan dan strategi)
nilainya
adalah
(pemanfaatan
pembelajaran)
76,49
(B),
sumber
nilainya
adalah
komponen
4
belajar/media
69,81
(C),
komponen 5 (peran aktif siswa) nilainya adalah
74.77 (B), komponen 6 (penggunaan bahasa)
nilainya adalah 92,02 (A), komponen 7 (penilaian
proses dan hasil belajar) nilainya adalah 70,41
(C),
serta
komponen
8
(menutup
pelajaran)
nilainya adalah 79,68 (B).
Nilai rata-rata pelaksanaan pembelajaran
semua guru di SMP Negeri 2 Boja sudah Baik,
karena secara umum dilihat dari sisi kualifikasi
dan kompetensi guru memang sudah baik. Hal
ini juga disebabkan karena adanya program
kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala
sekolah secara rutin tiap 2 kali dalam 1 semester.
Selain supervisi oleh kepala sekolah, guru juga
mampu menciptakan interaksi dengan siswa yang
baik sehingga pembelajaran lebih kondusif. Hal
ini sebagaimana ditegaskan oleh Rustaman (2001),
bahwa
dalam
kegiatan
proses
interaksi
pembelajaran
antara
terdapat
guru-siswa
dan
komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar.
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa
merupakan
dua
komponen
yang
tidak
bisa
dipisahkan, yang harus terjalin interaksi yang
saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat
tercapai secara optimal.
Sedangkan
untuk nilai per komponen,
khususnya pada kegiatan inti pelajaran, setelah
dicermati
ada dua komponen yang nilainya
masih dalam kategori Cukup, yaitu komponen 4
(empat) yaitu pemanfaatan sumber belajar dan
media pembelajaran dan komponen 7 (tujuh)
yaitu
penilaian
proses
dan
hasil
belajar.
Mengingat pentingnya kedua komponen tersebut,
maka
guru
maupun
kepala
sekolah
agar
memberikan perhatian. Rendahnya nilai kedua
komponen ini disebabkan
masih terbatasnya
kemampuan guru dalam memanfaatkan sumber
belajar dan media pembelajaran, juga disebabkan
masih terbatasnya media/alat pembelajaran yang
disediakan oleh sekolah.
Pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran
PAKEM di SMP 2 Boja sudah berjalan dengan
baik sesuai dengan hasil
penelitiannya Blimpo
dan Evans (2001) yang mengatakan bahwa proses
pembelajaran menjadi lebih bernilai dengan hasil
optimal jika dikelola secara efektif dan efisien
dengan
menerapkan
model
PAKEM,
namun
masih perlu pembenahan dan peningkatan.
Disisi lain sebagai pembanding, menurut
hasil penelitian yang dilakukan oleh M.Kafit
(2009) tentang Efektifitas Penggunaan Media
Pembelajaran Komputer Untuk Meningkatkan
hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas VIII MTs
NU Hasyim Asyari Honggowongso Jekulo Kudus,
menyatakan
bahwa:
Penggunaan
media
pembelajaran komputer mampu meningkatkan
prestasi
belajar
IPA,
karena
dengan
menggunakan media tersebut siswa lebih tertarik
dan
lebih
termotivasi.
Dengan
demikian
kompetensi guru SMP Negeri 2 Boja khususnya
dalam
pemanfaatan
sumber
belajar/media
pembelajaran sangat perlu ditingkatkan agar
kualitas
pembelajaran
semakin
baik
dan
hasil/prestasi belajar siswa pun juga semakin
meningkat.
Merujuk hasil penelitian Ratam (2006)
tentang
Pengaruh
Pola
Pembelajaran
Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dan
Motivasi Belajar terhadap Ketuntasan Belajar IPS
Materi
Sejarah
Siswa
Sekolah
Dasar
Di
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga,
mengatakan
bahwa
ketuntasan
hasil
belajar
siswa dengan Pola PAKEM lebih tinggi jika
dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa
dengan mengunakan pola konvensinal/ceramah.
Dengan demikian, sekalipun di SMP Negeri
2 Boja sudah mengimplementasikan MBS dan
PAKEM, namun, dengan pencapaian prestasi
belajar siswa yang belum memenuhi harapan,
maka
kompetensi
guru
dalam
menerapkan
PAKEM masih sangat perlu ditingkatkan, dan
sekolah perlu memberikan
dukungan dengan
memberikan fasilitas yang cukup bagi guru
untuk melaksanakan PAKEM.
4.3.3 Pembahasan Hasil Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan
pendapat
Uno
(2013:
96)
tentang bagaimana menilai siswa dalam strategi
pembelajaran aktif (PAKEM), dikatakan bahwa
apapun caranya, sebenarnya sistem penilaian
yang efektif dan edukatif adalah sistem yang
dirancang
untuk
meningkatkan,
bukan
mengaudit siswa, prestasi siswa memungkinkan
siswa untuk menunjukkan pembelajaran mereka
dengan cara-cara yang merefleksikan konteks,
yang
suatu
kehidupan
saat
nyata
akan
mereka
mereka
temui
(penilaian
di
otentik).
Menurut Asmani (2013: 105) salah satu kriteria
penilaian yang sesuai dengan konsep PAKEM
yaitu penilaian yang sesuai dengan pembelajaran
model
PAKEM
yaitu
penilaian
otentik
yang
merupakan proses pengumpulan informasi oleh
guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran
teknik
peserta
yang
didik
mampu
melalui
berbagai
mengungkapkan,
membuktikan atau menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar
dikuasai dan dicapai. Bentuk penilaian tes dapat
dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan.
Sementara
itu,
bentuk
penilaian
non-tes
dilakukan dengan menggunakan skala sikap,
ceklis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
Mengacu pada hasil observasi pelaksanaan
pembelajaran yang salah satu komponennya
adalah penilaian proses dan hasil pembelajaran,
ternyata yang dilaksanakan oleh guru SMP Negeri
2 Boja belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini
tentunya
belum
sesuai
sepenuhnya
dengan
karateristik evaluasi yang seharusnya dilakukan
dalam model PAKEM yang meliputi pretest,
penilaian proses dan postest maupun bentuk
penilaian lainya seperti portopilio, penugasan
terstruktur
maupun
kegiatan
mandiri
terstruktur. Perencanaan evaluasi pembelajaran
yang telah dilaksanakan yang meliputi kualitas
butir soal, kualitas hasil belajar, kualitas waktu
dalam
perencanaan
dan
Kriteria
Ketuntasan
Minimal (KKM) diperoleh hasil bahwa kualitas
butir soal ternyata belum semua guru menyusun
instrumen penilaian secara lengkap dalam RPP.
Butir soal yang disusun guru dalam RPP
ternyata masih bersifat sampel saja, dan atau
bahkan
mengambil
soal
yang
sudah
jadi,
sehingga tidak bisa diketahui apakah semua
indikator penguasaan materi oleh siswa sudah
semuanya diukur melalui butir soal yang disusun
oleh guru. Berdasarkan kaidah penulisan butir
soal, masih ditemukan adanya soal yang belum
memenuhi kaidah, sehingga kualitas butir soal
masih
perlu
ditingkatkan
validitas
dan
reliabilitasnya.
Namun demikian
kualitas hasil belajar,
secara umum sebenarnya sudah baik, hal ini
dibuktikan
dengan
8
mata
pelajaran
menunjukkan semua anak telah mencapai KKM,
sedangkan 4
mata pelajaran yang lain yaitu
mata pelajaran PKn, Bahasa Inggris, Matematika
dan IPS hanya menunjukkan
beberapa anak
yang belum mencapai batas tuntas.
Berdasarkan waktu yang ada bagi guru
untuk menyusun perangkat pembelajaran, pada
dasarnya sangat cukup, karena dilaksanakan
pada saat liburan semester, sebelum masuk
tahun palajaran baru dengan diberikan fasilitasi
dari pihak sekolah.
Kualitas KKM di SMP 2 Boja perlu adanya
peningkatan menuju KKM Nasional yaitu 75, hal
ini terlihat dari dari data KKM sekolah
hanya
dua mata pelajaran yang KKM nya 75, yaitu mata
pelajaran IPS dan Ketrampilan, sedangkan mata
pelajaran yang lain KKM nya masih di bawah 75.
Pentingnya
karena
guru
mengevaluasi
akan
pembelajaran
mengetahui
tingkat
keberhasilan maupun bagian-bagian yang perlu
diperbaiki. Hal ini sebagaimana dikemukakan
oleh Uno (2008: 95), bahwa Evaluasi akhir atau
post test berfungsi untuk memperoleh gambaran
tentang kemampuan yang dicapai siswa pada
akhir pengajaran. Jika hasil evaluasi akhir kita
bandingkan dengan evaluasi awal, maka dapat
diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari
pengajaran yang telah kita berikan, disamping
sekaligus dapat pula diketahui bagian-bagian
mana dari bahan pengajaran yang masih belum
dipahami oleh sebagian besar siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2
Boja
Kendal yang beralamat di Jalan
Raya
Tampingan Kec. Boja, Kab. Kendal. Telp. (0294)
571255, Kode Pos 51381. SMP Negeri 2 Boja
berstatus sebagai Sekolah
akreditasi
A
pada
Negeri,
Tahun
status
2007.
N.S.S.
201032407052, Luas lahan/tanah 11450
m2.
Status tanah/sertifikat tanah milik sendiri.
SMP Negeri 2 Boja Kendal memiliki Visi:
“LUHUR
BUDI
PEKERTI
UNGGUL
DALAM
PRESTASI”, dengan indikator sebagai berikut : 1)
Terwujudnya
prestasi
akademik
dan
non
akademik, 2) Terwujudnya sarana prasarana yang
memadai yang mendukung pencapaian prestasi. 3)
Terwujudnya
tenaga
pendidik
dan
tenaga
kependidikan yang kompeten dan profesional. 4)
Terwujudnya sistem penilaian yang akurat, 5)
Terwujudnya
standar
pengelolaan
manajemen
yang handal, 6) Terwujudnya standar pembiayaan
yang
memadai,
7)
Terwujudnya
lingkungan
sekolah yang kondusif, bersih, nyaman, indah,
rindang dan asri, 8) Terwujudnya budaya belajar
untuk membentuk kepribadian dan berkarakter.
Adapun misi SMP Negeri 2 Boja Kendal
adalah 1) Mewujudkan pengembangan
akademik dan nonakademik,
prestasi
2) Mewujudkan
pengembangan inovasi model pembelajaran, 3)
Melaksanakan
pengembangan
pembelajaran, 4) Mewujudkan
proses
pengembangan
sarana prasarana pendidikan yang berbasis IT, 5)
Melaksanakan pengembangan tenaga pendidik dan
kependidikan yang kompeten dan profesional, 6)
Mewujudkan
kelembagaan
dan
manajemen
sekolah yang handal, 7) Mewujudkan
program
penggalian pembiayaan sekolah yang memadai, 8)
Mewujudkan sistem
penilaian yang akurat dan
adil, 9) Mewujudkan lingkungan sekolah yang
kondusif, bersih, indah, nyaman, rindang dan asri,
10)
Melaksanakan
budaya
sekolah
untuk
membentuk kepribadian dan Karakter Building.
Tujuan yang hendak dicapai pada 4 tahun
mendatang oleh SMP Negeri 2 Boja Kendal adalah
1) Mampu meningkatkan skor (GSA) rata-rata
mata pelajaran dari 6.8 menjadi 7.6, 2) Menjuarai
berbagai
lomba
baik
akademis
maupun
nonakademis di tingkat kabupaten sampai dengan
propinsi,
3)
Mampu
prasarana
yang
menunjang
proses
mengembangkan
memadai
sehingga
pembelajaran,
4)
sarana
dapat
Mampu
memiliki tenaga pendidik yang kompeten dan
professional,
5)
Mampu
kependidikan
yang
memiliki
mampu
tenaga
melayani
secara
optimal, 6) Mampu mewujudkan system penilaian
yang cepat, tepat dan akurat, 7) Siswa memiliki
sikap perilaku yang baik dan menjalankan ibadah
sesuai
dengan
kaidah
Mengembangkan
proses
inovatif,
dan
kreatif
yang
dianut,
pembelajaran
akuntabel,
9)
8)
yang
Mampu
menguasai keterampilan komputer, 10) Mampu
menciptakan lingkungan sekolah tertata nyaman
dan kondusif.
Jumlah tenaga pendidik beserta kualifikasi
pendidikan terdiri dari 4 guru berpendidikan S2,
41 guru berpendidikan S1, 2 orang berpendidikan
SLTA.
Sehingga
total
tenaga
kependidikan
sejumlah 47 orang. Adapun jumlah pegawai terdiri
dari
1
orang
berpendidikan
D2,
6
orang
berpendidikan SLTA, 3 orang berpendidikan SD.
Jumlah siswa masing-masing kelas VII terdiri dari
256 siswa, kelas VIII terdiri dari 246 siswa, kelas
IX terdiri dari
244 siswa.
Jenis kegiatan Pengembangan diri meliputi:
BK, Bola Voli (pa), MTQ/BTA (pa/pi), Pramuka,
Paduan Suara / Band, Paskibra, Seni Tari, PMR,
Basket (pa/pi), dan Sepak Takraw.
Adapun
prestasi
akademik
yang
telah
dicapai dalam 3 tahun terakhir sebagaimana tabel
berikut.
Tabel 4.1
Rata-Rata Nilai Ujian Nasional
No.
1
2
3
4
Mata Pelajaran
Bahasa
Indonesia
Bahasa Inggris
Matematika
IPA
Rata-rata Nilai Ujian Nasional
2011/2012
2012/2013
2013/2014
8,39
7.88
7,50
5,63
6,37
7,25
5.57
6.48
5.92
5,87
5,10
5,74
Sumber: Data diolah, 2015.
Tabel 4.2
Rata-Rata Nilai Ujian Sekolah
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Mata Pelajaran
Pend. Agama
Pend.
Kewarganegaraan
IPS
Penjaskes
Seni Budaya
TIK
Bahasa Jawa
Mulok
Rata-rata Nilai Ujian Sekolah
2011/2012 2012/2013 2013/2014
7,53
7,75
7,77
7,23
7,92
6,96
7,43
7,20
7,76
7,42
7,73
8,44
Sumber: Data diolah, 2015.
7,52
7,55
7,73
7,52
7,78
8,11
8,03
7,48
7,89
7,63
7,28
8,27
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Kualitas Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan pengambilan data yang telah
dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 2 Boja
Kabupaten Kendal pada bulan November 2014,
terhadap 20 guru mata pelajaran yang mengajar
di
kelas
IX,
setelah
penulis
olah
dapat
disampaikan dalam tabel data sebagai berikut :
Tabel 4.3
Rekap Nilai Perencanaan Pembelajaran (IPKG 1)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Nama
Gr 1
Gr 2
Gr 3
Gr 4
Gr 5
Gr 6
Gr 7
Gr 8
Gr 9
Gr 10
Gr 11
Gr 12
Gr 13
14
15
16
17
18
19
20
Gr 14
Gr 15
Gr 16
Gr 17
Gr 18
Gr 19
Gr 20
Mapel
Bahasa Indonesia
PKn
IPA Terpadu
PAI
TIK
IPS Terpadu
Ketrampilan
Seni Budaya
Matematika
Bahasa Jawa
IPS Terpadu
IPA Terpadu
Bimbinga
Konseling
Penjasorkes
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Matematika
Matematika
Matematika
Jumlah
Rata - rata
Tertinggi
Terendah
Nilai
88,25
77,94
79,41
80,28
79,41
72,05
77,94
79,41
82,35
73,57
77,94
80,88
86,00
Predikat
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
85,25
76,59
75,00
80,88
85,29
77,94
80,88
1597,26
79,86
88,25
73,57
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
Sumber : Data penelitian, diolah.
Data
rekapitulasi
penilaian
perencanaan
pembelajaran di atas menunjukkan bahwa nilai
tertinggi adalah 88,25 (A), terendah 73,58 (B),
dengan rata-rata adalah 79,86 (B)
Walaupun nilai perencanaan pembelajaran
yang dibuat oleh guru menunjukkan rata-rata
yang baik yaitu 79,86, namun perlu dilihat pula
hasil rekap nilai perencanaan pembelajaran per
komponennya, seperti tertulis dalam tabel berikut
ini
Tabel 4.4
Rekapitulasi Nilai Komponen Perencanaan
Pembelajaran Guru
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama
guru/
Kode
Gr 1
Gr 2
Gr 3
Gr 4
Gr 5
Gr 6
Gr 7
Gr 8
Gr 9
Gr 10
Gr 11
Gr 12
Gr 13
Komponen Perencanaan
Mata pelajaran
Bahasa Indonesia
PKn
IPA Terpadu
PAI
TIK
IPS Terpadu
Ketrampilan
Seni Budaya
Matematika
Bahasa Jawa
IPS Terpadu
IPA Terpadu
Bimbinga
Konseling
Penjasorkes
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Matematika
Matematika
Matematika
Gr 14
Gr 15
Gr 16
Gr 17
Gr 18
Gr 19
Gr 20
Jumlah
Nilai Komponen (skala ratusan)
= Nilai diperoleh : Nilai
maksimal x100
Jum
lah
Ratarata
1
4
4
4
4
4
3,33
4
3,66
4
3.66
4
3.66
3,25
2
3,50
3
3,25
3,25
3
3
3
3
3,5
3
3
3,75
3
3
3
2,66
3
3
3
2,33
3
3
3,25
2,66
3
2,66
3,66
4
3,50
3,25
2,55
3
4
3
2
3
3
2,5
3
3
3,5
5
3,66
2,66
3
3
3
2,66
3
3,66
2,66
3
2,66
3
4
17,66
15,57
15,75
16,25
17
14,29
15,00
15,99
16,41
14,82
15,66
16.07
17,41
3,53
3,11
3,15
3,25
3,43
2.85
3,00
3,98
3,28
2,96
3,13
3,21
3,48
4
3
3,66
3,33
4
3.33
4
71,63
3,25
3
3
3,75
3,75
3,50
3,25
64,7
3
2,33
2,33
2,66
3
2,66
3
57,2
3,25
3
3
3,25
3,25
3
3
61,0
3,66
3
3
3
3
3
3
61,2
17.16
14,33
14,99
15,99
17
15,41
16,25
315,92
3,43
2,86
2,99
3,19
3,4
3,08
3,15
63,18
89,53
80,98
71,5
76,3
1
76,6
1
394,9
78,98
Sumber : Data penelitian, diolah.
Keterangan:
Lima
pembelajaran meliputi
Komponen
perencanaan
: 1) Perumusan Tujuan
Pembelajaran, 2) Pemilihan dan pengorganisasian
Materi
Pembelajaran,
Belajar/Media
3)
Pemilihan
Pembelajaran,
4)
Sumber
Metode
Pembelajaran, dan 5) Penilaian hasil Belajar.
Menurut
tabel
di
atas,
nilai
tertinggi
berdasarkan perhitungan dalam instrumen IPKG 1
adalah komponen 1 (satu) yaitu perumusan tujuan
pembelajaran dengan nilai 89,53, nilai terendah
adalah komponen 3 (tiga) yaitu pemilihan sumber
belajar/media pembelajaran dengan nilai 71,5
sedangkan komponen 2 (dua) yaitu pemilihan dan
pengorganisasian
materi
pembelajaran
dengan
nilai 80,93, komponen 4 (empat) yaitu metode
pembelajaran
dengan
nilai
76,31
sedangkan
komponen 5 (lima) yaitu penilaian hasil belajar
nilainya adalah 76,61, dengan rata-rata nilai
komponen adalah 78,98.
Berdasarkan
pembelajaran
hasil
setiap
penilaian
mata
perencanaan
pelajaran,
ditampilkan tabel data sebagai berikut:
dapat
Tabel 4.5
Rekapitulasi Nilai Perencanaan Pembelajaran
Guru setiap Mata Pelajaran
Komponen Perencanaan
2
3
4
3,50
3
3,50
N
o
1
Bahasa Indonesia
1
4
5
3,66
Jum
Lah
17,66
Ratarata
3,53
2
PKn
4
3
2,66
3,25
2,66
15,57
3,11
3
IPA Terpadu
3,83
3,5
2,83
2,77
3
15,93
3,18
4
PAI
4
3,25
3
3
3
16,25
3,25
5
TIK
4
3
3
4
3
17
3,43
6
IPS Terpadu
3,66
3
2,55
3
2,66
14,98
2,99
7
Ketrampilan
4
3
3
2
3
15,00
3,00
8
Seni Budaya
3,66
3
3
3
3,33
15,99
3,98
9
Matematika
3,77
43,33
2,88
3,08
3
16,06
3,212
10
Bahasa Jawa
3.66
3
2,66
2,5
3
14,82
2,96
11
Bahasa Inggris
3.33
3,11
2,44
3,08
3
14,96
2,99
12
Penjas
4
3,25
3
3,25
3,66
17.16
3,43
13
Bimbingan
Konseling
Jumlah
3,25
3
3,66
3,5
4
17,41
3,48
49,16
40,94
37,68
39,93
40,97
208,6
8
41,73
94,53
78,73
72,46
76,78
78,78
401,30
80,26
Mata pelajaran
Nilai Komponen (skala
ratusan)
= Nilai diperoleh : Nilai
maksimal x100
Sumber : Data penelitian, diolah.
Berdasarkan paparan data dalam tabel 4.5 di
atas
tentang
hasil
penilaian
perencanan
pembelajaran yang terdiri dari 5 (lima) komponen
dalam perencanaan yang disusun guru, diperoleh
data bahwa nilai untuk komponen 1 (satu) yaitu
perumusan tujuan pembelajaran adalah 94,53,
nilai
komponen 2 (dua) yaitu pemilihan dan
pengorganisasian
materi
pembelajaran
adalah
78,73, nilai komponen 3 (tiga) yaitu pemilihan
sumber belajar/media pembelajaran adalah 72,46,
nilai
komponen
4
(empat)
yaitu
metode
pembelajaran adalah 76,78, dan nilai komponen 5
(lima) yaitu penilaian hasil belajar adalah 78, 78.
Nilai tertinggi adalah komponen 1 (satu)
yaitu 94,53 (A), terendah adalah komponen 3 (tiga)
yaitu 72,46 (B), dengan rata–rata nilai komponen
adalah 80,26 dengan predikat Baik (B). Rendahnya
nilai komponen pemilihan sumber belajar/media
pembelajaran disebabkan banyak faktor antara
lain
keterbatasan
sumber
pembelajaran
yang
keterbatasan
kemampuan
belajar/media
dimiliki
oleh
guru
sekolah,
dalam
menggunakan media pembelajaran yang ada di
sekolah.
Sebagaimana
dikemukakan
oleh
kepala
sekolah sebagai berikut:
Memang benar, masih ada sebagian guru yang
belum mampu menyusun RPP yang memenuhi
syarat PAKEM dengan memilih sumber
belajar/media pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan diajarkan. Hal lain
yang menjadi penyebab adalah kompetensi
guru dalam menyusun RPP PAKEM masih
perlu ditingkatkan (hasil wawancara, 4 Des
2014)
Hal senada ditegaskan juga oleh Sri Winda
selaku pengampu mata pelajaran IPA sebagai
berikut:
.....terus terang saya masih mengalami
kesulitan
untuk
menggunakan
media
pembelajaran yang sesuai materi, disamping
masih terbatasnya jumlah alat/media yang
dimiliki sekolah....
Berdasarkan
perolehan
nilai
setiap
komponen perencanaan ternyata rata-rata nilainya
hanya 80,26 dan belum menunjukkan rata-rata
nilai yang Amat Baik, hal ini menunjukkan bahwa
pada setiap komponen perencanaan guru masih
perlu
ditingkatkan
penyebab
belum
kompetensinya.
maksimalnya
Disisi
nilai
lain
setiap
komponen perencanaan oleh guru karena sebagian
guru masih mengcopy paste RPP yang di buat oleh
MGMP atau sumber lain yang belum disesuaikan
dengan kondisi sekolah.
Sebagaimana
dikemukakan
oleh
kepala
sekolah sebagai berikut :
Akan tetapi berdasarkan kondisi yang ada,
ternyata masih ada sebagian guru yang belum
mampu menyusun RPP secara mandiri,
mereka masih menggunakan RPP yang di
kembangkan oleh MGMP (mengcopy paste),
yang terkadang belum tentu cocok dengan
kondisi riil
di sekolah. (hasil wawancara
Kepala Sekolah, 4 Des 2014)
4.2.2 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran
4.2.2.1 Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan pengambilan data yang telah
dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 2 Boja
Kabupaten Kendal pada bulan November 2014,
terhadap 20 guru mata pelajaran yang mengajar
kelas 9, setelah penulis olah dapat disampaikan
dalam tabel data sebagai berikut :
Tabel 4.6
Rekap Nilai Pelaksanaan Pembelajaran (IPKG 2)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama
Gr 1
Mapel
Bahasa
Indonesia
Gr 2
PKn
Gr 3
IPA Terpadu
Gr 4
PAI
Gr 5
TIK
Gr 6
IPS Terpadu
Gr 7
Ketrampilan
Gr 8
Seni Budaya
Gr 9
Matematika
Gr 10
Bahasa Jawa
Gr 11
IPS Terpadu
Gr 12
IPA Terpadu
Gr 13
Bimbinga
Konseling
Gr 14
Penjasorkes
Gr 15
Bahasa
Inggris
Gr 16
Bahasa
Inggris
Gr 17
Bahasa
Inggris
Gr 18
Matematika
Gr 19
Matematika
Gr 20
Matematika
Jumlah
Rata – rata
Tertinggi
Terendah
Nilai
84,44
Predikat
B
80,23
80,85
77,90
78,48
77,84
79,44
82,77
82,00
81,39
80,81
81,97
81,88
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
83,44
80,42
B
B
78,57
B
85,00
B
82,5
79,5
78,5
1617,93
80,89
85,00
77,84
B
B
B
Sumber : Data penelitian, diolah.
B
B
B
Data
rekapitulasi
penilaian
pelaksanaan
pembelajaran di atas menunjukkan bahwa nilai
tertinggi adalah 85,00 (B), terendah 77,84 (B),
dengan rata-rata adalah 80,89 (B)
Walaupun nilai pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru menunjukkan rata-rata
yang baik yaitu 77,84, namun perlu dilihat pula
hasil rekap nilai pelaksanaan pembelajaran per
komponennya, seperti tertulis dalam tabel berikut
ini :
Tabel 4.7
Rekapitulasi Nilai Komponen Pelaksanaan
Pembelajaran Guru
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama
guru/
Kode
Gr 1
Gr 2
Gr 3
Gr 4
Gr 5
Gr 6
Gr 7
Gr 8
Gr 9
Gr 10
Gr 11
Gr 12
Gr 13
Gr 14
Gr 15
Gr 16
Gr 17
Gr 18
Gr 19
Gr 20
Mata
pelajaran
Komponen Pelaksanaan Pembelajaran
1
2
3
4
5
6
7
8
Jum
lah
Ratarata
4
3,5
3,11
2,66
3,5
3,66
3
3,25
26,93
3,36
PKn
3,5
3,25
3,28
2,33
3,16
4
3
3,25
25,77
3,22
IPA
4
3,66
3,33
3
2,66
3,16
2,5
3,25
25,56
3,19
PAI
3,25
3
3
2,66
3
3,66
2,5
3,25
24,32
3,04
TIK
3,25
3
3
2,66
2,83
4
3
3,25
24,99
3,12
IPS
3,25
3
3,14
2,66
3
3,66
3
3
24,71
3,08
Ketrampila
3,5
3
2,77
3
3,16
4
2,5
3,25
25,18
3,14
S. Budaya
3,25
3,4
3,14
3,33
3
4
3
3,25
26,37
3,29
Mat
3,5
3
3,16
3,16
3
2,66
2,83
3,25
24,56
3,07
Bhs. Jawa
3,5
3
2,77
3
3,16
4
2,5
3,25
25,18
3,14
IPS
4
3
3,14
2,66
3
4
3
3,25
26,05
3,25
IPA
3,5
3,66
3,28
2
2,83
4
3
3,25
25,52
3,19
BK
3,5
3
2,77
3
3,16
4
2,5
3,25
25,18
3,14
Penjas
3,5
3
2,77
3
3,16
4
2,5
3,25
25,18
3,14
B. Inggris
3,25
3,4
3,14
3,33
3
4
3
3,25
26,37
3,29
B. Inggris
3,5
3
2,77
2,66
2,83
4
3
3
24,76
3,09
B. Inggris
4
3,66
3,14
2,66
3,16
3,66
3
3,25
26,53
3,31
Math
3,5
3,33
3,16
3
3
3,16
3
2,75
24,9
3,11
Math
3,5
3
3,16
2,75
2,33
3
3
3,25
23,99
2,99
Math
3.5
3
3.16
2.33
2.88
3
2.5
3
23.37
2.92
71
63.86
61.19
55.85
59.82
73.62
56.33
63.75
505.4
63.17
88.75
79.82
76.49
69.81
74.77
92.02
70.41
79.68
631.7
8
78.97
Bhs.Ind
Jumlah
Nilai Komponen
(skala ratusan)
= Nilai diperoleh :
Nilai maksimal x100
Sumber : Data penelitian, diolah.
Keterangan
:
komponen
1
adalah
membuka
pelajaran, komponen 2 adalah penguasaan materi,
komponen 3 adalah
pendekatan dan strategi,
komponen
4
adalah
pemanfaatan
sumber
belajar/media pembelajaran, komponen 5 adalah
peran aktif siswa, komponen 6 adalah penggunaan
bahasa, komponen 7 adalah penilaian proses dan
hasil belajar, serta komponen 8 adalah menutup
pelajaran
Menurut tabel 4.7 di atas, nilai tertinggi
adalah komponen 6 (enam) yaitu penggunaan
bahasa dengan nilai 92,02 (A) nilai terendah
adalah
komponen
4
(empat)
yaitu
pemilihan
sumber belajar/media pembelajaran dengan nilai
69,81 (C) dengan rata-rata nilai komponenya
adalah 78,97 (B). Dua komponen dengan nilai
terendah
adalah
komponen
4
(empat)
yaitu
pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
dengan nilai 69,81 dan komponen 7 (tujuh) yaitu
penilaian proses dan hasil belajar dengan nilai
70,41.
Berdasarkan
hasil
penilaian
pelaksanaan
pembelajaran setiap mata pembelajaran, dapat
ditampilkan tabel data sebagai berikut :
Tabel 4.8
Rekapitulasi Nilai Pelaksanaan Pembelajaran
Guru setiap Mata Pelajaran
No
Mata
pelajaran
1
Bhs Indonesia
2
PKn
3
IPA Terpadu
4
PAI
5
TIK
6
IPS Terpadu
7
Ketrampilan
8
Seni Budaya
9
Matematika
10
Bahasa Jawa
11
Bhs. Inggris
12
Penjas
13
Bimbingan
Konseling
Jumlah
Nilai Komponen
(skala ratusan)
= Nilai diperoleh :
Nilai maksimal x100
Komponen Pelaksanaan Pembelajaran
2
3
4
5
6
7
3,5
3,11
2,66
3,5
3,66
3
8
3,25
Jml
Rt2
26,9
3,4
3,5
3,25
3,28
2,33
3,1
4
3
3,25
25,7
3,22
4
3,66
3,33
3
2,6
3,16
2,5
3,25
25,5
3,19
3,25
3
3
2,66
3
3,66
2,5
3,25
24,3
3,04
3,25
3
3
2,66
2,8
4
3
3,25
24,9
3,12
3,25
3
3,14
2,66
3
3,66
3
3
24,7
3,08
3,5
3
2,77
3
3,1
4
2,5
3,25
25,1
3,14
3,25
3,4
3,14
3,33
3
4
3
3,25
26,3
3,29
3,5
3
3,16
3,16
3
2,66
2,8
3,25
24,5
3,07
3,5
3
2,77
3
3,1
4
2,5
3,25
25,1
3,14
3,5
3
2,77
3
3,1
4
2,5
3,25
25,1
3,14
3,25
3,4
3,14
3,33
3
4
3
3,25
26,3
3,29
3,5
3
2,77
2,66
2,8
4
3
3
24,7
3,09
45,5
41,2
39,3
37,4
39
48,8
36
41,75
329
41,2
87,5
79,2
5
75,7
4
72,0
1
75,
88
93,8
4
69,
86
80,28
634,
39
79,2
9
1
4
Sumber : Data penelitian, diolah.
Berdasarkan paparan data dalam table 4.8 di
atas
tentang
pembelajaran
komponen
hasil
yang
penilaian
terdiri
dari
pelaksanaan
8
(delapan)
yang dilakukan guru, diperoleh data
sebagai berikut: nilai
untuk komponen 1 (satu)
yaitu membuka pelajaran adalah 87,5 (A), nilai
komponen 2 (dua) yaitu pengasaan materi adalah
79,25 (B), nilai komponen 3 (tiga) yaitu pendekatan
dan strategi adalah 75,74 (B), nilai komponen 4
(empat) yaitu pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran
adalah
72,01
(B),
dan
nilai
komponen 5 (lima) yaitu peran aktif siswa adalah
75,88
(B),
penggunaan
nilai
komponen
bahasa
adalah
6
(enam)
93,84
yaitu
(A),
nilai
komponen 7 (tujuh) yaitu penilaian proses dan
hasil belajar adalah 69,86 (C) serta nilai komponen
8 (delapan) yaitu menutup pelajaran adalah 80,28
(B)
Nilai tertinggi adalah komponen 6 (enam)
yaitu 93,84 (A), terendah adalah komponen 7
(tujuh) yaitu 69,86 (C), dengan rata–rata nilai
komponen adalah 79,29 dengan predikat Baik (B)
Rendahnya nilai komponen 4 (empat) yaitu
pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
disebabkan antara lain keterbatasan sarana dan
prasarana
khususnya
sumber
belajar/media
pembelajaran yang dimiliki sekolah, dan masih
perlu ditingkatkannya kemampuan guru dalam
menggunakan media pembelajaran yang ada.
Hal
Endang
ini
sebagaimana
Sulistyani,S.Pd
dikemukakan
sebagai
waka
oleh
sarpras
sebagai berikut:
Ketersediaan sarana dan prasarana, sumber
belajar/media pembelajaran yang belum
memadahi, mengingat banyaknya jumlah kelas
yang ada sehingga terkadang antar guru
berebut duluan untuk menggunakan media
/alat peraga yang sama. Faktor lain adalah
Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih
belum mampu menggunakan media/alat
peraga yang sudah dimiliki oleh sekolah.
Faktor
ketiga adalah rendahnya semangat
belajar, dan terbatasnya jumlah LCD menjadi
faktor keempat (wawancara tanggal 10
Desember 2014)
Pernyataan
tersebut
ditegaskan
oleh
Sugiyanta,S.Pd sebagai pengampu mata pelajaran
IPA Terpadu sebagai berikut:
Iya benar, masih ada keterbatasan media
pembelajaran, sehingga harus bergilir gantian
dalam menggunakan media seperti LCD.
Demikian juga untuk SDM, memang masih
ada sebagian guru yang enggan menggunakan
LCD, sehingga bisa menghambat daya
imajinasi siswa. (wawancara tanggal 15
Desember 2014)
Demikian halnya dengan rendahnya nilai
komponen 7 (tujuh) yaitu penilaian proses dan
hasil belajar siswa disebabkan antara lain : guru
tidak/belum melaksanakan penilaian proses dan
hasil belajar sesuai dengan yang direncanakan.
Sebagian guru masih ada yang berpendapat yang
terpenting sudah menyusun perencanaan, tetapi
dalam pelaksanaannnya terkadang tidak sesuai
yang
direncanakan,
(hanya
kebutuhan administrasi belaka)
untuk
memenuhi
Hal ini senada dengan hasil wawancara
peneliti dengan kepala sekolah yang menyatakan
sebagai berikut :
Ya, pada sebagian guru, kriteria penilaian dan
alat evaluasi yang disusun sudah mengukur
keberhasilan pembelajaran, akan tetapi masih
ada sebagian guru yang lain yang belum
menyusun dan melaksanakan penilaian proses
pada saat pembelajaran berlangsung. Bahkan
ada sebagian guru juga yang belum
melaksanakan penilaian sesuai dengan yang
direncanaan dalam RPP. (wawancara Kepala
Sekolah, 4 Des 2014)
Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Sujiyah,
S.Pd selaku pengampu mapel Bahasa Inggris yang
mengatakan sebagai berikut:
Ya,
pada
prinsipnya
saya
tetap
mengagendakan
penilaian
saat
proses
pembelajaran. Namun, saya juga terkadang
tidak memberikan penilaian saat proses
pembelajaran karena keterbatasan waktu
(wawancara guru, 15 Des 2014)
4.2.2.2
Kendala Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan catatan pembinaan yang
diberikan oleh supervisor (baik kepala sekolah
maupun pengawas sekolah) selama observasi
kelas
dan
berdasarkan
hasil
wawancara
dengan responden yaitu kepala sekolah, guru
maupun siswa, diperoleh beberapa kendala
dalam
yaitu :
pelaksanaan
pembelajaran
PAKEM,
a. Dalam
kegiatan
membuka
pendahuluan
pembelajaran
belum
yaitu
seluruh
guru melakukannya sesuai dengan yang
direncanakan
di
RPP
dengan
alasan
keterbatasan waktu.
b. Pada
kegiatan
langkah
inti,
tentang
pembelajaran
langkah-
PAKEM,
belum
semua guru melaksanakan sesuai dengan
RPP yang telah disusun, guru beralasan
karena kondisi siswa yang belum siap, guru
yang belum mampu menerapkan strategi
pembelajaran
PAKEM
dan
fasilitas
sekolah/sarana dan prasarana.
c. Penggunaan
media
pembelajaran/alat
peraga pendidikan oleh guru masih kurang
sehingga
situasi
pembelajaran
belum
menarik bagi siswa.
d. Penyediaan Fasilitas sarana dan prasarana
yang menunjang pembelajaran PAKEM oleh
sekolah dirasakan masih kurang.
e. Kemampuan guru dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran PAKEM masih
perlu ditingkatkan.
f. Sarana dan prasarana,
Manusia
(SDM),
Sumber Daya
rendahnya
semangat
belajar siswa, terbatasnya jumlah LCD.
g. Siswa tidak maksimal dalam berpikir, tidak
siap menerima pelajaran, suasana kelas
gaduh sehingga KBM tidak efektif .
h. Guru sudah menggunakan media tetapi
pembelajaran membosankan karena terlalu
monoton.
i. Mindset guru tentang PAKEM yang belum
merata,
dari segi improvisasi guru belum
maksimal, jarang sekali guru mempunyai
kemauan untuk mengadakan inovasi.
Kendala-kendala
dalam
pembelajaran
PAKEM di SMPN 2 Boja tersebut ditegaskan oleh
kepala sekolah dan beberapa guru. Sebagaimana
dikemukakan oleh Sri Winda selaku pengampu
mapel IPA sebagai berikut.
Iya, pada tahap kegiatan pendahuluan yaitu
membuka pembela jaran belum seluruh guru
melakukannya
sesuai
dengan
yang
direncanakan
di
RPP
dengan
alasan
keterbatasan waktu. (hasil wawancara guru, 15
Des 2014)
Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Ida
Rosida, S. Pd. selaku waka kurikulum sebagai
berikut.
Sesuai dengan prosedur, pada tahap kegiatan
pendahuluan
para
guru
membuka
pembelajaran, namun belum seluruh guru
melakukannya
sesuai
dengan
yang
direncanakan di RPP dengan berbagai alasan.
Demikian juga SDM di SMPN 2 Boja masih
perlu ditingkatkan guna menciptakan SDM
berkualitas. (hasil wawancara guru, 15 Des
2014)
4.2.3 Kualitas Evaluasi Pembelajaran
4.2.3.1 Kualitas Butir Soal
Kualitas
butir
soal
dalam
mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran sangatlah
penting bagi guru. Berdasarkan hasil penilaian
perencanaan
pembelajaran
khususnya
komponen 5 (lima) yaitu penilaian hasil belajar
ternyata nilainya masih rendah yaitu 76,61.
Setelah dilihat secara menyeluruh tentang
instrumen penilaian yang disusun oleh guru
dalam
RPP,
ternyata
belum
semua
guru
menyusun instrumen penilaian secara lengkap.
Butir soal yang disusun guru dalam RPP
masih bersifat sampel saja, sehingga tidak bisa
diketahui apakah semua indikator penguasaan
materi oleh siswa sudah semuanya diukur
melalui butir soal yang disusun oleh guru.
Berdasarkan
kaidah
penulisan
butir
soal,
masih ditemukan adanya soal yang belum
memenuhi kaidah, sehingga kualitas butir soal
masih perlu ditingkatkan.
4.2.3.2 Kualitas Hasil Belajar
Berdasarkan hasil obsevasi, penilaian
yang
dilakukan
melaksanakan
oleh
guru
pembelajaran
setelah
dimasukkan
dalam daftar nilai ulangan harian ke- 2 pada
kelas IXC diperoleh data nilai seperti dalam
tabel berikut :
Tabel 4.9
Rekap Nilai Ulangan Harian Kedua
Kelas IX C
B Indonesia
B Inggris
Matematika
Peng Alam
Peng Sosial
Seni Budaya
Penjasorkes
Tek Informasi
Bahasa Jawa
Mulok II
Jumlah
Rata-rata
73
73
73
70
70
70
75
72
72
72
72
75
73
75
80
75
80
80
73
75
75
80
80
73
75
80
75
75
75
75
80
75
75
73
80
80
73
75
80
80
80
73
84
72
80
72
84
78
88
88
84
92
76
84
88
84
72
88
84
80
88
80
80
80
80
84
60
88
92
80
76
73
80
73
84
80
76
84
92
88
92
84
86
88
84
84
80
88
84
84
88
84
75
84
84
84
84
88
84
84
80
75
75
70
70
70
80
85
75
80
80
75
75
70
70
70
70
75
85
75
70
70
65
80
85
70
70
85
90
75
75
70
70
80
75
75
75
80
75
75
85
70
65
65
80
75
70
80
70
85
80
75
75
75
75
80
75
75
80
85
85
75
80
80
85
85
75
90
90
70
85
70
75
85
70
75
70
80
90
80
80
80
70
80
75
75
75
75
90
80
85
75
75
75
85
85
80
85
85
65
75
75
75
70
70
75
80
80
80
90
85
75
70
75
75
75
80
85
75
75
75
70
80
80
85
85
85
80
80
85
80
90
85
85
80
80
80
85
90
85
85
80
80
80
80
80
80
85
90
80
85
80
75
80
80
80
80
85
75
75
75
80
75
75
80
80
85
85
85
75
75
75
80
80
80
85
85
75
75
75
75
80
75
75
80
85
72
75
75
80
85
75
75
75
85
90
85
85
75
75
75
80
75
75
75
72
75
72
90
75
72
72
75
75
80
80
80
75
75
80
75
85
90
75
85
75
85
85
85
85
75
75
75
80
80
75
75
80
90
80
80
75
80
80
80
85
85
80
85
80
80
80
80
75
85
85
80
80
80
85
80
75
75
75
80
80
75
85
80
80
80
75
922
915
964
957
952
977
968
941
971
956
937
920
952
953
932
986
983
974
961
924
895
937
949
940
907
968
1016
949
948
893
76,83
76,25
80,33
79,75
79,33
81,42
80,67
78,42
80,92
79,67
78,08
76,67
79,33
79,42
77,67
82,17
81,92
81,17
80,08
77,00
74,58
78,08
79,08
78,33
75,58
80,67
84,67
79,08
79,00
74,42
77
81
84
75
76
79
77
83
79
78
80
80
948
79
80
92
92
90
85
90
90
90
85
90
90
85
1016
85
73
60
73
65
65
70
65
80
75
72
75
75
893
74
83
10
0
10
0
10
0
100
10
0
17
0
0
0
0
0
Pend Agama
P Kewarganeg
Nilai per Mata Pelajaran
Induk
Urut
Nomor
KKM
1
5984
2
6015
3
5951
4
5922
5
6083
6
6050
7
5985
8
6090
9
5960
10
5990
11
6058
12
6029
13
6122
14
6030
15
5935
16
6035
17
5971
18
6127
19
6069
20
5940
21
6002
22
6003
23
6004
24
6102
25
5943
26
6106
27
6109
28
5978
29
6014
30
5950
Nilai Ratarata
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Tuntas (%)
100
87
100
97
93
10
0
Tidak tuntas
(%)
0
13
0
3
7
0
Sumber : Data penelitian, diolah.
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, rekap nilai
berdasarkan
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM) yang sudah ditetapkan oleh sekolah,
menunjukkan bahwa dari 12 mata pelajaran
yang diajarkan, 8 diantaranya menunjukkan
bahwa seluruh siswa telah mencapai nilai
KKM. Sedangkan 4 mata pelajaran yang lain
yaitu
PKn, Bahasa Inggris, Matematika, IPS,
menunjukkan hanya ada beberapa siswa yang
belum mencapai KKM.
Berdasarkan data di atas, bisa dikatakan
bahwa secara umum kualitas hasil belajar
pada ulangan harian adalah baik.
Sebagaimana
dikemukakan
oleh
Sugiyanta, S.Pd selaku pengampu mapel IPA
Terpadu sebagai berikut:
Saya cukup bangga karena siswa-siswa
mampu mencapai nilai di atas standar
minimal KKM yang telah saya tetapkan
70. Meskipun 100% siswa tuntas, namun
saya tetap memacu siswa agar selalu
mempertahankan
pestasinya.
(hasil
wawancara, 15 Des 2014).
Pernyataan tersebut juga dikemukakan
oleh Nanik Sulistyawati, S.Pd selaku pengampu
mapel IPS sebagai berikut.
Ya,
benar.
Pada
prinsipnya
saya
memaksimalkan pengelolaan pembelajaran
dengan harapan siswa mampu mencapai
nilai KKM sebagaimana yang telah saya
tetapkan. (hasil wawancara, 15 Des 2014).
4.2.3.3 Kualitas Waktu dalam Perencanaan
Perencanaan pembelajaran harus disusun
oleh guru sebelum melakukan pembelajaran,
bahkan
seharusnya
sudah
diperiksa
oleh
kepala sekolah. Yang dilakukan di SMP Negeri
2 Boja, perencanaan pembelajaran disusun
oleh guru pada masa liburan semester sebelum
tahun pelajaran dimulai, dan dilakukan secara
bersama-sama
melalui
kegiatan
IHT
yang
difasilitasi oleh sekolah.
Dengan
demikian
dilihat
dari
aspek
kualitas waktu dalam menyusun perencanaan
bagi guru adalah sangat cukup.
Sebagaimana
dikemukakan
oleh
Ida
Rosida, S.Pd selaku Waka Kurikulum sebagai
berikut:
Ya, saya rasa untuk waktu perencanaan
pembelajaran bagi para guru sudah
cukup. Hal ini karena adanya waktuwaktu libur yang bisa dimanfaatkan oleh
para
guru
dalam
perencanaan
pembelajaran (hasil wawancara, 15 Des
2014).
4.2.3.4 Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah
kriteria minimal yang ditetapkan oleh sekolah
di
awal
tahun
pelajaran,
dan
harus
disosialisasikan kepada stakeholder sekolah
terutama orang tua siswa dan siswa. KKM di
tentukan oleh guru melalui analisis dengan
memperhatikan
aspek
intaks
siswa,
kompleksitas mata pelajaran dan daya dukung.
Berdasarkan data di SMP Negeri 2 Boja
pada
KKM,
tahun
pelajaran
diperoleh
2014/2015
data
KKM
tentang
sekolah
sebagaimana dalam tabel berikut :
Tabel 4.10
Kriteria Ketuntasan Minimal
No
Mata Pelajaran
1
VII
73
Pendidikan
Agama
2 Pendidikan
73
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
73
4 Bahasa Inggris
68
5 Matematika
70
6 IPA
70
7 IPS
73
8 Seni Budaya
72
9 Penjasorkes
72
10 TIK
72
11 Bahasa
72
12 Ketrampilan
72
Sumber : Data Sekolah, diolah.
Kelas
VIII
73
IX
73
73
73
73
69
70
70
74
72
72
72
72
73
73
70
70
70
75
72
72
72
72
75
Memperhatikan data tabel 4,10 KKM di
atas, terlihat bahwa dari dua belas mata
pelajaran yang ada, hanya dua mata pelajaran
yaitu IPS dan Mulok Ketrampilan yang KKM
nya 75, selebihnya KKM mata pelajaran yang
lain
masih
kurang
dari
75.
Hal
ini
menunjukkan bahwa kualitas KKM di SMP 2
Boja mayoritas masih di bawah KKM Nasional
yaitu 75.
Sebagaimana
dikemukakan
oleh
Haryanto,S.Pd selaku pengampu mapel Bahasa
Indonesia sebagai berikut:
Ya, saya menentukan KKM untuk kelas
VII, VIII dan IX dengan KKM yang sama
yaitu 73. Nilai KKM 73 ini sudah saya
pertimbangkan agar tidak memberatkan
dan tidak terlalu ringan bagi siswa (hasil
wawancara, 15 Des 2014).
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh
Ida Rosida, S.Pd, selaku waka kurikulum
sebagai berikut:
Ya, benar. Selaku waka kurikulum, saya
menghimbau pada rekan guru untuk bisa
memperhatikan penentuan nilai KKM,
agar KKM tidak terlalu rendah maupun
tinggi sehingga memberatkan siswa, selain
itu jg harus mempetimbangkan intake
siswa, kompleksitas materi dan daya
dukung yang tersedia. (hasil wawancara,
15 Des 2014).
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan Hasil Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penilaian perencanaan
pembelajaran yang telah dipaparkan di atas, bisa
dikatakan
bahwa
perencanaan
pembelajaran
yang dilakukan oleh guru-guru SMP Negeri 2
Boja pada dasarnya telah mengacu model RPP
pembelajaran PAKEM. Dimana dalam RPP yang
disusun oleh guru-guru SMP Negeri 2 Boja
dilihat dari sisi sistematikanya sudah mencakup
komponen
RPP
yang
Identitas
sekolah,
benar
yaitu
Standar
meliputi:
Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator pencapaian hasil
belajar,
tujuan
pembelajaran,
pembelajaran,
pendekatan
materi
dan
metode
pembelajaran, langkah kegiatan pembelajaran
(pendahuluan,
inti
dan
penutup),
alat
dan
sumber belajar serta penilaian pembelajaran. Hal
ini telah sesuai dengan komponen RPP PAKEM
yang dikemukakan oleh Uzer Usman (2008) yang
menyebutkan
pembelajaran
komponen
secara
minimal
berikut:
(1)
teknis
rencana
mencakup
komponen-
Standar
kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil
belajar, (2) Tujuan pembelajaran. (3)
pembelajaran.
(4)
Pendekatan
dan
pembelajaran.
(5)
Langkah-langkah
Materi
metode
kegiatan
pembelajaran. (6) Alat dan sumber belajar. (7)
Evaluasi pembelajaran.
Lebih
lanjut
Uzer
Usman
(2008)
menegaskan bahwa bagi guru, RPP berfungsi
sebagai
acuan
untuk
melaksanakan
proses
pembelajaran di kelas agar lebih efektif dan
efisien. Berdasarkan RPP inilah seorang guru
diharapkan
bisa
menerapkan
pembelajaran
secara terprogram.
Namun
demikian
secara
kualitas
nilai
semua komponen masih menunjukkan nilai yang
belum mencapai Amat Baik. Hal ini dibuktikan
dengan
hasil
penilaian
perencanaan
pembelajaran yang telah mencapai nilai rata-rata
78,98 dengan predikat Baik. Walaupun hasil
perencanaan pembelajaran secara umum nilainya
sudah baik, setelah dicermati lebih lanjut nilai
RPP
per
komponen,
ternyata
masih
ada
komponen yang sangat penting dalam sebuah
perencanaan, yang nilainya masih rendah yaitu
pada
komponen
sumber
3
(tiga)
belajar/media
tentang
pemilihan
pembelajaran
yang
nilainya hanya 71.5 dan masuk dalam kategori B.
Hal ini perlu pendapatkan perhatian baik dari
guru
maupun
kepala
sekolah,
agar
guru
meningkatkan kompetensinya dalam pemilihan
dan pemanfaatan sumber/media pembelajaran.
Rendahnya
memilih
kemampuan
dan
pembelajaran/media
guru
dalam
menggunakan
sumber
pembelajaran
disebabkan
karena sebagian guru belum memiliki kompetensi
yang baik dalam memilih dan menggunakan
sumber
pembelajaran/media
pembelajaran.
Selain itu juga dikarenakan masih terbatasnya
sarana prasarana/media pembelajaran yang ada
di sekolah.
Secara
umum
kualitas
perencanaan
pembelajaran yang disusun oleh guru-guru SMP
Negeri
2
Boja
sudah
baik,
karena
setelah
dilakukan penilaian sudah memenuhi unsurunsur pokok yang seharusnya ada dalam RPP,
demikian
tujuannya
juga
halnya
sudah
dengan
benar
rumusan
sesuai
dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.
Kategori
nilai
Baik
yang
diperoleh
dalam
perencanaan pembelajaran yang disusun oleh
guru disebabkan karena sebagian besar guru
aktif dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) sekolah yang diadakan setiap
2 (dua) minggu sekali maupun MGMP Kabupaten
yang diadakan setiap bulan sekali pada minggu
keempat. Selain itu, kemampuan guru dalam
menyusun RPP juga dipengaruhi dengan adanya
fungsi kepala sekolah sebagai
supervisor yang
telah menjalankan tugasnya dengan baik yaitu
dengan memeriksa RPP guru sebelum digunakan
dalam pembelajaran. Kualitas kemampuan guru
dalam menyusun RPP juga dipicu oleh adanya
kegiatan rutin kompetisi guru berprestasi tingkat
kabupaten yang biasa diadakan tiap semester.
4.3.2 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru-guru di SMP Negeri 2 Boja pada
dasarnya
sudah sesuai dengan model PAKEM,
hal ini ditunjukkan dengan adanya sebagian
besar guru dalam pelaksanaan pembelajarannya
sudah memenuhi kriteria aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan,
namun
demikian
kompetensi
guru tetap masih sangat perlu ditingkatkan terus
agar
kualitas
pembelajaran
semakin
baik
sehingga hasilnya pun juga akan semakin baik.
Kompetensi
guru
dalam
membuka
pelajaran secara umum sudah baik, namun
masih dijumpai beberapa guru dalam kegiatan
membuka pelajaran ini banyak menghabiskan
waktu
sehingga
tidak
sesuai
dengan
yang
direncanakannya.
Pada kegiatan inti, sebagian guru telah
melaksanakan dengan baik, akan tetapi pada
komponen pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran
dan komponen penilaian proses
dan hasil belajar, masih diperoleh nilai yang
rendah yaitu 69,81 (C) dan 70,41 (C). Hal ini
terjadi
karena
pemanfaatan
kompetensi
guru
sumber
belajar/media
pembelajaran masih sangat kurang.
guru
yang
belum
mampu
dalam
Banyak
menggunakan
komputer
/
LCD
sebagai
media.
Dengan
demikian untuk menyikapi hal tersebut, dalam
kegiatan inti ini guru dituntut untuk lebih kreatif
memanfaatkan lingkungan yang ada sebagai
media
pembelajaran.
Kegiatan
pembelajaran
tidak harus di dalam kelas tetapi bisa juga
dilakukan di luar kelas dengan memanfaatkan
lingkungan yang ada. Hal ini perlu mendapatkan
perhatian yang serius dari guru maupun sekolah
agar
kompetensi
ditingkatkan,
dan
agar
mengikuti
pelajaran
mencintai
ilmu
yang
kreativitas
siswa
guru
gembira
sehingga
dalam
mereka
dipelajarinya.
lebih
akan
Dengan
suasana yang gembira dan mencintai ilmu yang
dipelajarinya tentu siswa akan lebih mudah
menyerap materi pelajaran sehingga tujuan yang
direncanakan bisa tercapai.
Demikian halnya dengan kegiatan penutup,
terkadang guru lupa tidak memberikan refleksi
dan penugasan. Hal ini didasari alasan bahwa
waktunya sudah habis. Kegiatan refleksi sangat
penting untuk mengetahui seberapa besar materi
yang sudah diserap dan dipahami oleh siswa,
oleh karena itu guru harus lebih disiplin dalam
pemanfaatan waktu, agar semua kegiatan bisa
dilaksanakan dengan baik.
Berdasarkan hasil penilaian pelaksanaan
pembelajaran di atas, ternyata faktor kedisiplinan
guru dalam menggunakan waktu berdasarkan
perencanaan
yang
telah
disusun
perlu
mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini tidak
senada dengan pendapat Carol (1968) dalam Uno
(2013 : 190) yang mengatakan bahwa apabila
siswa diberi kesempatan menggunakan waktu
yang
dibutuhkan
untuk
belajar
dan
ia
menggunakan sebaik-baiknya, maka ia akan
mencapai
hasil
yang
diharapkan.
Dengan
demikian setiap siswa yang memiliki kecakapan
normal, apabila diberi waktu yang cukup untuk
belajar
mereka
akan
mampu
menyelesaikan
tugas-tugas belajarnya selama kondisi belajarnya
memungkinkan.
Sehingga
sudah
saharusnya
guru merancang dan memberikan waktu yang
cukup
bagi
siswa
selama
melaksanakan
pembelajaran, bukan banyak digunakan untuk
hal-hal yang di luar proses pembelajaran.
Secara
penilaian
kuantitatif
pelaksanaan
berdasarkan
hasil
pembelajaran
yang
dipaparkan di atas, diperoleh data bahwa pada
dasarnya semua guru memperoleh nilai rata-rata
80.89 dengan predikat Baik. Namun demikian
setelah dilihat nilai per komponen pelaksanan
pembelajaran yang meliputi 8 komponen yaitu :
komponen
1
adalah
membuka
komponen
2
adalah
penguasaan
komponen 3 adalah
komponen
4
pelajaran,
materi,
pendekatan dan strategi,
adalah
pemanfaatan
sumber
belajar/media pembelajaran, komponen 5 adalah
peran
aktif
penggunaan
penilaian
siswa,
komponen
6
adalah
bahasa,
komponen
7
adalah
proses
dan
hasil
belajar,
serta
komponen 8 adalah menutup pelajaran. Ternyata
di
peroleh
data
bahwa
nilai
komponen
1
(membuka pelajaran) nilainya adalah 88,75 (A),
komponen 2 (penguasaan materi)nilainya adalah
79,82 (B), komponen 3 (pendekatan dan strategi)
nilainya
adalah
(pemanfaatan
pembelajaran)
76,49
(B),
sumber
nilainya
adalah
komponen
4
belajar/media
69,81
(C),
komponen 5 (peran aktif siswa) nilainya adalah
74.77 (B), komponen 6 (penggunaan bahasa)
nilainya adalah 92,02 (A), komponen 7 (penilaian
proses dan hasil belajar) nilainya adalah 70,41
(C),
serta
komponen
8
(menutup
pelajaran)
nilainya adalah 79,68 (B).
Nilai rata-rata pelaksanaan pembelajaran
semua guru di SMP Negeri 2 Boja sudah Baik,
karena secara umum dilihat dari sisi kualifikasi
dan kompetensi guru memang sudah baik. Hal
ini juga disebabkan karena adanya program
kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala
sekolah secara rutin tiap 2 kali dalam 1 semester.
Selain supervisi oleh kepala sekolah, guru juga
mampu menciptakan interaksi dengan siswa yang
baik sehingga pembelajaran lebih kondusif. Hal
ini sebagaimana ditegaskan oleh Rustaman (2001),
bahwa
dalam
kegiatan
proses
interaksi
pembelajaran
antara
terdapat
guru-siswa
dan
komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar.
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa
merupakan
dua
komponen
yang
tidak
bisa
dipisahkan, yang harus terjalin interaksi yang
saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat
tercapai secara optimal.
Sedangkan
untuk nilai per komponen,
khususnya pada kegiatan inti pelajaran, setelah
dicermati
ada dua komponen yang nilainya
masih dalam kategori Cukup, yaitu komponen 4
(empat) yaitu pemanfaatan sumber belajar dan
media pembelajaran dan komponen 7 (tujuh)
yaitu
penilaian
proses
dan
hasil
belajar.
Mengingat pentingnya kedua komponen tersebut,
maka
guru
maupun
kepala
sekolah
agar
memberikan perhatian. Rendahnya nilai kedua
komponen ini disebabkan
masih terbatasnya
kemampuan guru dalam memanfaatkan sumber
belajar dan media pembelajaran, juga disebabkan
masih terbatasnya media/alat pembelajaran yang
disediakan oleh sekolah.
Pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran
PAKEM di SMP 2 Boja sudah berjalan dengan
baik sesuai dengan hasil
penelitiannya Blimpo
dan Evans (2001) yang mengatakan bahwa proses
pembelajaran menjadi lebih bernilai dengan hasil
optimal jika dikelola secara efektif dan efisien
dengan
menerapkan
model
PAKEM,
namun
masih perlu pembenahan dan peningkatan.
Disisi lain sebagai pembanding, menurut
hasil penelitian yang dilakukan oleh M.Kafit
(2009) tentang Efektifitas Penggunaan Media
Pembelajaran Komputer Untuk Meningkatkan
hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas VIII MTs
NU Hasyim Asyari Honggowongso Jekulo Kudus,
menyatakan
bahwa:
Penggunaan
media
pembelajaran komputer mampu meningkatkan
prestasi
belajar
IPA,
karena
dengan
menggunakan media tersebut siswa lebih tertarik
dan
lebih
termotivasi.
Dengan
demikian
kompetensi guru SMP Negeri 2 Boja khususnya
dalam
pemanfaatan
sumber
belajar/media
pembelajaran sangat perlu ditingkatkan agar
kualitas
pembelajaran
semakin
baik
dan
hasil/prestasi belajar siswa pun juga semakin
meningkat.
Merujuk hasil penelitian Ratam (2006)
tentang
Pengaruh
Pola
Pembelajaran
Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dan
Motivasi Belajar terhadap Ketuntasan Belajar IPS
Materi
Sejarah
Siswa
Sekolah
Dasar
Di
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga,
mengatakan
bahwa
ketuntasan
hasil
belajar
siswa dengan Pola PAKEM lebih tinggi jika
dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa
dengan mengunakan pola konvensinal/ceramah.
Dengan demikian, sekalipun di SMP Negeri
2 Boja sudah mengimplementasikan MBS dan
PAKEM, namun, dengan pencapaian prestasi
belajar siswa yang belum memenuhi harapan,
maka
kompetensi
guru
dalam
menerapkan
PAKEM masih sangat perlu ditingkatkan, dan
sekolah perlu memberikan
dukungan dengan
memberikan fasilitas yang cukup bagi guru
untuk melaksanakan PAKEM.
4.3.3 Pembahasan Hasil Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan
pendapat
Uno
(2013:
96)
tentang bagaimana menilai siswa dalam strategi
pembelajaran aktif (PAKEM), dikatakan bahwa
apapun caranya, sebenarnya sistem penilaian
yang efektif dan edukatif adalah sistem yang
dirancang
untuk
meningkatkan,
bukan
mengaudit siswa, prestasi siswa memungkinkan
siswa untuk menunjukkan pembelajaran mereka
dengan cara-cara yang merefleksikan konteks,
yang
suatu
kehidupan
saat
nyata
akan
mereka
mereka
temui
(penilaian
di
otentik).
Menurut Asmani (2013: 105) salah satu kriteria
penilaian yang sesuai dengan konsep PAKEM
yaitu penilaian yang sesuai dengan pembelajaran
model
PAKEM
yaitu
penilaian
otentik
yang
merupakan proses pengumpulan informasi oleh
guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran
teknik
peserta
yang
didik
mampu
melalui
berbagai
mengungkapkan,
membuktikan atau menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar
dikuasai dan dicapai. Bentuk penilaian tes dapat
dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan.
Sementara
itu,
bentuk
penilaian
non-tes
dilakukan dengan menggunakan skala sikap,
ceklis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
Mengacu pada hasil observasi pelaksanaan
pembelajaran yang salah satu komponennya
adalah penilaian proses dan hasil pembelajaran,
ternyata yang dilaksanakan oleh guru SMP Negeri
2 Boja belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini
tentunya
belum
sesuai
sepenuhnya
dengan
karateristik evaluasi yang seharusnya dilakukan
dalam model PAKEM yang meliputi pretest,
penilaian proses dan postest maupun bentuk
penilaian lainya seperti portopilio, penugasan
terstruktur
maupun
kegiatan
mandiri
terstruktur. Perencanaan evaluasi pembelajaran
yang telah dilaksanakan yang meliputi kualitas
butir soal, kualitas hasil belajar, kualitas waktu
dalam
perencanaan
dan
Kriteria
Ketuntasan
Minimal (KKM) diperoleh hasil bahwa kualitas
butir soal ternyata belum semua guru menyusun
instrumen penilaian secara lengkap dalam RPP.
Butir soal yang disusun guru dalam RPP
ternyata masih bersifat sampel saja, dan atau
bahkan
mengambil
soal
yang
sudah
jadi,
sehingga tidak bisa diketahui apakah semua
indikator penguasaan materi oleh siswa sudah
semuanya diukur melalui butir soal yang disusun
oleh guru. Berdasarkan kaidah penulisan butir
soal, masih ditemukan adanya soal yang belum
memenuhi kaidah, sehingga kualitas butir soal
masih
perlu
ditingkatkan
validitas
dan
reliabilitasnya.
Namun demikian
kualitas hasil belajar,
secara umum sebenarnya sudah baik, hal ini
dibuktikan
dengan
8
mata
pelajaran
menunjukkan semua anak telah mencapai KKM,
sedangkan 4
mata pelajaran yang lain yaitu
mata pelajaran PKn, Bahasa Inggris, Matematika
dan IPS hanya menunjukkan
beberapa anak
yang belum mencapai batas tuntas.
Berdasarkan waktu yang ada bagi guru
untuk menyusun perangkat pembelajaran, pada
dasarnya sangat cukup, karena dilaksanakan
pada saat liburan semester, sebelum masuk
tahun palajaran baru dengan diberikan fasilitasi
dari pihak sekolah.
Kualitas KKM di SMP 2 Boja perlu adanya
peningkatan menuju KKM Nasional yaitu 75, hal
ini terlihat dari dari data KKM sekolah
hanya
dua mata pelajaran yang KKM nya 75, yaitu mata
pelajaran IPS dan Ketrampilan, sedangkan mata
pelajaran yang lain KKM nya masih di bawah 75.
Pentingnya
karena
guru
mengevaluasi
akan
pembelajaran
mengetahui
tingkat
keberhasilan maupun bagian-bagian yang perlu
diperbaiki. Hal ini sebagaimana dikemukakan
oleh Uno (2008: 95), bahwa Evaluasi akhir atau
post test berfungsi untuk memperoleh gambaran
tentang kemampuan yang dicapai siswa pada
akhir pengajaran. Jika hasil evaluasi akhir kita
bandingkan dengan evaluasi awal, maka dapat
diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari
pengajaran yang telah kita berikan, disamping
sekaligus dapat pula diketahui bagian-bagian
mana dari bahan pengajaran yang masih belum
dipahami oleh sebagian besar siswa.