BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Tanaman Bibit Karet Antara Cv.Saputro Jaya Agrindo Dengan Masyarakat Petani Di Kabupaten Simalungun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kaya akan sumber daya alam. Indonesia juga

  memiliki kekayaan yang luar biasa dibidang keragaman hayati.Sebagai Negara agraris yang berada di kawasan tropis, Indonesia memiliki tanah yang subur.Hal ini sangat mendukung pengembangan dan peningkatan hasil disektor pertanian.Salah satunya dalam hal pengembangan tanaman karet. Karet merupakan salah satu sumber utama dalam perdagangan internasional dan merupakan salah satu komoditi penghasil devisa negara. Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia.

  Karet itu datang ke Indonesia dibawa oleh Belanda dan dikembangkan melalui perkebunan besar untuk melayani industri ban mereka. Lalu Indonesia menjadi produsen karet terbesar di dunia pada saat permintaan akan karet alam di negara maju sangat tinggi. Hal itu membuat harga karet alam sangat tinggi sehingga berkembang perkebunan karet rakyat.Tapi dengan masuknya petani kecil yang produktivitasnya rendah dan tidak terintegrasi secara baik dengan industri hilir karet menyulitkan Indonesiauntuk berkembang.Sementara itu Malaysia mulai mengembangkan karet juga melalui perkebunan besar.Lalu menjadi produsen terbesar mengalahkan Indonesia.Belakangan Thailand juga masuk menanam karet dengan pola perkebunan rakyat tapi dengan skala usaha lebih besar.Akhirnya Thailand mengalahkan Indonesia lalu menyalip Malaysia.Sampai saat ini Thailand menjadi produsen nomor satu, disusul Indonesia dan Malaysia.Indonesia bisa kembali menjadi nomor satu karena masih punya lembaga riset yang sudah kaya pengalaman. Apalagi permintaan terhadap karet alam terus meningkat seiring meningkatnya permintaan akan otomotif di negara-negara berkembang. Selain itu, harga karet sintetis sebagai substitusi karet alam juga meningkat seiring kenaikan harga minyak bumi.Thailand dan Malaysia sudah sulit untuk ekstensifikasi tapi produktivitas mereka sudah tinggi.Sedangkan Indonesia masih mungkin melakukan ekstensifikasi. Namun dengan luas saat ini 3,45 juta ha dan produktivitasnya ditingkatkan dari yang saat ini 0,9 ton/ha/tahun, otomatis

   Indonesia akan kembali menjadi produsen terbesar karet alam.

  Usaha peningkatan produksi tanaman karet telah banyak dilakukan di Sumatera Utara, salah satunya di Desa Nagori Nagajaya I Kec. Bandar Huluan Kabupaten Simalungun, dengan cara memilih klon-klon/bibit karet yang berkualitas untuk dilakukan peremajaan. Pengadaan klon-klon bibit yang tidak bagus dapat menyebabkan turunnya mutu dan kualitas produksi tanaman karet. Masyarakat Desa Nagori Nagajaya I Kec. Bandar Huluan Kabupaten Simalungun, yang umumnya petanitelah melakukan usaha penanaman dengan pengeremajaan tanaman untuk meningkatkan kualitas tanaman karet tersebut. Dengan meningkatnya pengembangan penanaman tanaman karet di Desa Nagori Nagajaya

  I Kec.Bandar Huluan Kabupaten Simalungun maka dari itu, perlu adanya kerjasama antara pemilik lahan pertanian atau petani yang memiliki kemampuan

   diposkan pada tanggal

06 Januari 2003, di unduh pada tanggal 04 Juni 2014

  bertani dengan orang atau pihak yang memiliki modal bibit karet dan memiliki keahlian dalam segi perawatan budidaya tanaman karet yaitu dalam hal ini CV.

  Saputro Jaya Agrindo.Kerjasama yang dilakukan antara para petani dengan pihak CV. Saputro Jaya Agrindo merupakan kerjasama yang telah berlangsung beberapa periode penanaman dan termasuk didalam kancah hukum Perdata Indonesia karena bentuk kerjasama tersebut diatur dalam hukum perjanjian.Kerjasama ini yang dilakukan antara para pihak tersebut diharapkan mencapai hasil yang maksimal dan dapat menguntungkan kedua belah pihak.

  Dalam praktek pelaksanaannya yaitu dalam bentuk perjanjian jual beli.yang dilakukan antara para petani dengan pihak CV. Saputro Jaya Agrindo dilakukan secara tertulis, yaitu dapat dengan surat perjanjian yang dibuat dan disetujui kedua belah pihak ataupun hanya menggunakan kuitansi yang dibubuhi dengan materai agar mendapatkan kekuatan hukum. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari, sehingga dapat dijadikan alat bukti juga untuk memperjelas hak dan kewajiban masing-masing pihak dan berakhirnya suatu perjanjian antara kedua belah pihak.

  Perjanjian dalam buku ke-III KUHPerdata Bab II tentang perikatan- perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau persetujuan ini menggunakan asas kebebasan berkontrak dengan sistem terbuka serta menganut asas konsensualisme, asas kebebasan berkontrak diatur dalam pasal 1338 KUHPerdata, dinyatakan bahwa segala sesuatu perjanjian dibuat secara sah oleh para pihak berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.Sedangkan sistem terbuka mempunyai arti bahwa dalam membuat perjanjian para pihak diminta untuk menentukan isi daripada perjanjian sebagai undang-undang bagi mereka sendiri.

  Dalam buku III KUHPerdata diatur mengenai hukum perjanjian.Hukum perjanjian ini dalam masyarakat umum besar sekali manfaatnya, seiring dengan karakteristik masyarakat itu sendiri dalam korelasinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan adanya perjanjian membuat suatu kedudukan para pihak menjadi seimbang.Namun dalam kenyataannya di lapangan masih banyak suatu perjanjian yang disusun justru merugikan salah satu pihak yang terikat dalam perjanjian. Dimana pihak yang mempunyai modal dan dana yang kuat akan mampu membuat pihak yang sedang tertekan menerima segala isi perjanjian dengan terpaksa (taken for granted), sebab bila pihak yang lemah mencoba menawar dengan alternatif lain kemungkinan besar akan menerima konsekuensi kehilangan apa yang dibutuhkan. Jadi hanya ada dua alternatif pilihan bagi pihak yang lemah untuk menerima atau menolak.

  Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang pelaksanaan perjanjian jual beli tanaman karet ini terdapat adanya konsekuensi yaitu kesepakatan untuk melakukan jual beli yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan undang-undang.Tetapi dalam kenyataannya pelaksanaan perjanjian jual beli tanaman karet kadang terjadi suatu perselisihan antara para petani dengan pihak CV. Saputro Jaya Agrindo.Fenomena mengenai perjanjian yang tidak seimbang dapat dicermati dalam beberapa perjanjian konsumen dalam bentuk standar baku yang di dalamnya memuat klausul-klausul yang cenderung berat sebelah.

  Perjanjian hanya bisa dilaksanakan apabila terdapat dua pihak yang mengikat diri dalam suatu perjanjian pekerjaan maupun jasa.Selain itu perjanjian jual beli juga mesti memenuhi persyaratan agar sah dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat kedua belah pihak yang berjanji.

  Pada umumnya perjanjian justu berawal dari perbedaan kepentingan yang kemudian dicoba untuk dipersamakan melalui suatu ikatan perjanjian. Melalui perbedaan tersebut selanjutnya akan dirangkai dengan perangkat hukum sehingga mengikat para pihak. Dalam perjanjian, sisi kepastian hukum dan keadilan justru akan tercapai bila perbedaan yang ada di antara pihak terakomodasi melalui mekanisme hubungan kontraktual yang bekerja secara proporsional. Sehingga dengan demikian terjalin hubungan kontrak yang adil dan saling menguntungkan.Demikian juga dengan perjanjian jual beli yang menjadi fokus pada penelitian ini.Yang mana tujuan para pihak lebih ditujukan membangun

  

  hubungan bisnis yang berlangsung adil (fair). Dalam hal ini akan dianalisis surat perjanjian jual beli antara CV.Saputro Jaya Agrindo dengan masyarakat petani di Kabupaten Simalungun. Surat perjanjian ini merupakan suatu proyek penjualan atas tanaman bibit karet.Berdasarkan hal-hal inilah yang membuat penulis selaku Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara tertarik mengangkat judu l skripsi “TINJAUAN HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL

  

BELI TANAMAN BIBIT KARET ANTARA CV.SAPUTRO JAYA

AGRINDO DENGAN MASYARAKAT PETANI DI KABUPATEN

SIMALUNGUN”

  2

B. Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan diangkat oleh penulis, yaitu :

1. Bagaimana bentuk pelaksanaan perjanjian jual beli tanaman bibit karet antara

  CV. Saputro Jaya Agrindo dengan masyarakat petani di Kabupaten Simalungun? 2. Bagaimana tanggung jawab para pihak dalam perjanjian jual beli tanaman bibit karet antara CV. Saputro Jaya Agrindo dengan masyarakat petani di

  Kabupaten Simalungun? 3. Bagaimana upaya penyelesaian apabila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian jual beli tanaman bibit karet antara CV. Saputro Jaya Agrindo dengan masyarakat petani di Kabupaten Simalungun?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.

  Tujuan penelitian ini adalah: a.

  Untuk mengetahui dan memahami bagaimana bentuk perjanjian jual beli tanaman bibit karet antara CV. Saputro Jaya Agrindo dengan masyarakat petani di Kabupaten Simalungun.

  b. Untuk mengetahui tentang tanggung jawab para pihak dalam perjanjian jual

  beli tanaman bibit karet antara CV. Saputro Jaya Agrindo dengan masyarakat petani

  di Kabupaten Simalungun. c.

  Untuk mengetahui bagaimana

  upaya penyelesaian apabila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian jual beli bibit karet antara CV. Saputro

  Jaya Agrindo dengan masyarakat petani di Kabupaten Simalungun.

2. Manfaat penelitian ini adalah: a.

  Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat teoritis yang berupa sumbangan bagi pengembangan ilmu hukum, khususnya yang berkaitan dengan aspek hukum perjanjian.

  b.

  Praktis 1)

  Bagi Perusahaan Untuk memberikan wawasan praktis kepada CV. Saputro Jaya Agrindo khususnya mengenai hak dan kewajiban sebagai pihak pembeli serta tata cara penyelesaian apabila terjadi wanprestasi.

  2) Bagi Petani

  Untuk memberikan wawasan praktis kepada masyarakat petani mengenai hak dan kewajian sebagai pihak penjual serta pemahaman pelaksanaan mengenai jual beli. 3)

  Bagi Penulis Menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman terhadap pelaksanaan jual beli tanaman bibit karet dan tanggung jawab serta upaya penyelesaian yang dilakukan para pihak apabila terjadi wanprestasi atas perjanjian jual beli tanaman bibit karet.

D. Metode Penelitian

  Metode berasal dari bahasa Yunani Methodos artinya cara atau jalan. Jadi metode ini bisa diartikan cara kerja untuk memahami atau mawas objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Sementara metodologi artinya adalah mengkaji bagaimana cara memperoleh dan menyusun pengetahuan yang benar

  

  berdasarkan metode ilmiah. Hal ini perlu diperjelas untuk membedakan antara metode dan metodologi adalah hal berbeda satu sama lain.

  Jenis penelitian hukum pada hakikatnya bisa dikategorikan menjadi penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan .

  

  pustaka atau data sekunder belaka Penelitian hukum empiris meneliti data primer yaitu data yang langsung dari masyarakat.Perbedaan penelitian hukum normatif dan penelitian hukum sosiologis atau empiris adalah bahwa penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang mempergunakan sumber data yang sekunder sementara penelitian hukum empiris atau sosiologis adalah penelitian hukum yang mempergunakan data primer.Pada penelitian hukum normatif menekankan langkah-langkah spekulatif, teoritis dan analitis hukum kualitatif.Sementara pada penelitian empiris menekankan pada langkah-langkah observasi dan analisis yang bersifat empiris dan kuantitatif.

  3 Ediwarman,Diktat Metodologi Penelitian Hukum,(Medan:PPs Magister Hukum Bisnis Universitas Medan Area,2005), hal 1 4 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan

  

Singkat , (Jakarta:Rajawali,1985), hal 15. Lihat juga J.Supranto,Metode Penelitian Hukum dan

Statistik ,(Jakarta:Rineka Cipta,2005), hal 3. Lihat juga Soejono dan Abdurrahman,Metode

  Penelitian hukum normatif menggunakan metode dogmatik hukum yang didasarkan pada dalil-dalil logika sementara penelitian hukum empiris berusaha melakukan Theory Buildingyaitu menemukan Theory Building dan membangun

  

Grand Theories dimana suatu penulisan itu bertujuan untuk memperoleh data

  untuk membuktikan adanya suatu masalah dan betapa luas masalah itu dan sekalipun untuk mengetahui masalah itu dan untuk mengetahui masalah ini yaitu dengan metode yang sesuai untuk itu.

  Terhadap penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian meliputi :

  1. Sifat Penelitian Dari segi sifatnya, penelitian pada skripsi ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, yang artinya menggambarkan dengan caramenjabarkan fakta secara sistematis, faktual dan akurat.

  2. Jenis Penelitian Untuk melengkapi skripsi ini agar lebih terarah dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka penelitian ini menggunakan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder, dapat dinamakan penelitian hukum normatif yang mengacu pada Peraturan PerUndang-undangan dan bahan-bahan hukum yang lain, penelitian ini juga menggunakan penelitian hukum sosiologis atau empiris yang terutama meneliti data primer yaitu data yang langsung diambil dari masyarakat

  3. Sumber Data Di dalam penelitian hukum, sumber data mencakup data sekunder dan data primer. Data sekunder mencakup : a.

  Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat yang merupakan landasan utama yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, seperti Norma (dasar) atau kaidah dasar, yaitu pembukaan Undang-undang Dasar 1945, Yurispudensi, Traktat, dan seterusnya.

  b.

  Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang menunjang dan memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti literatur, pendapat serta doktrin-doktrin dari para ahli hukum, seperti Undang- undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, dan seterusnya.

  c.

  Bahan hukum tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,contohnya adalah

   kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif, dan seterusnya.

  Data primer pada penelitian ini berupa hasil wawancara dengan sejumlah responden yang di dapati secara purposive.

  4. Teknik Pengumpulan Data a.

  Lokasi Penelitian Penulis memilih lokasi pada CV. Saputro Jaya Agrindo dengan pertimbangan bahwa CV. Saputro Jaya Agrindo telah melakukan 5 kerjasama peningkatan produksi penanaman bibit karet dengan banyak

  Soejono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2007) petani di Desa Nagori Nagajaya I Kec. Bandar Huluan Kabupaten Simalungun. Kerjasama tersebut dilakukan untuk melaksanakan jual beli hasil produksi tanaman bibit karet.

  b.

  Populasi / Sampel Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil populasi yaitu petani bibit karet yang ada di beberapa desa yang ada di Kabupaten Simalungun.Sampel diambil dari populasi yang berjumlah 50 orang.Dan penulis mengambil responden berjumlah 13 orang dari 50 orang sampel.Teknik penarikan sampel adalah dengan metode Purposive.

  Kategori Populasi

  No Responden Kategori Populasi Sampel Nama Responden Dengan

  5

  2 Suyono, Eka Petani Perjanjian

  1 Murni Hanya Toni, Adi Endang,Panca, Irmet,

  25

  5 Kuitansi Essy

  2 Pemodal

  10

  3 David, Hamzah, Irianto

  3 Agen

  10

  3 Jay, Boy, Siswandi

  • data diambil dengan wawancara

  Argumentasi: Teknik penarikan sampel yang penulis ambil berjumlah 13 orang. Sampel ini dipilih secara purposive karena :

  1) Heterogen populasi, penulis tidak hanya mengambil sampel pada petani saja akan tetapi penulis juga dari para pemodal dan juga pada agen.

  2) Sampel ini sesuai dengan tujuan atau masalah yang hendak penulis angkat dalam penulisan skripsi ini.

  3) Kapasitas dan kemampuan para responden dalam mengelola dan menjaga tanaman bibit karet sehingga penulis mempercayakan untuk mengambil sampel hasil tanamannya.

  c.

  Wawancara Merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan mengadakan tanya jawab dengan para responden dalam hal ini adalah penulis, yang merupakan owner CV. Saputro Jaya Agrindo dan menggunakan sampel 13

   orang.

5. Analisis Data

  Data-data diperoleh dari hasil penelitian di lapangan dan penelitian kepustakaan setelah diadakan koreksi atau pemeriksaan kembali untuk menjamin adakah data-data yang telah didapatkan tersebut sudah valid, maka selanjutnya data-data tersebut di kelompokkan kemudian diolah untuk kepentingan analisis data. Analisa yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode meneliti suatu peristiwa yang bertujuan untuk membuat gambaran /lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta yang diselidiki. Sedangkan data-datanya bersifat kualitatif (data yang berupa kalimat-kalimat) yang dilakukan dengan cara menggambarkan kata-kata sesuai dengan informasi yang diperoleh. 6 Sampel 13 orang antara lain Suyono, Adi Endang, Eka, Panca, Toni, Irham, Essy, Jay,

  E. Keaslian Penulisan

  Skripsi ini berjudul “TINJAUAN HUKUM PELAKSANAAN

  

PERJANJIAN JUAL BELI TANAMAN BIBIT KARET ANTARA

CV.SAPUTRO JAYA AGRINDO DENGAN MASYARAKAT PETANI DI

KABUPATEN SIMALUNGUN” sehubungan dengan keaslian penulisan,

  penulis telah melakukan pengecekan pada kepustakaan Departemen Hukum Keperdataandan dapat dinyatakan bahwa isi tulisan ini tidak sama dengan tulisan yang lain. Dengan demikian, dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan skripsi ini, maka dapat dikatakan bahwa skripsi ini merupakan karya sendiri yang asli yang disusun melalui refrensi buku-buku dan informasi dari wawancara dan penelitian ke lapangan, sehingga hasil penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan terutama secara ilmiah atau secara akademik. Apabila nantinya ada penulisan yang sama atau menyerupai tulisan skripsi ini, maka akan menjadi tanggung jawab saya sendiri.

  F. Sistematika Penulisan

  Untuk lebih jelas dan terarahnya penulisan skripsi ini ,maka akan dibahas dalam bentuk sistematika yaitu sebagai berikut:

  BAB I: PENDAHULUAN Sejalan dengan judul skripsi ini, maka pada bab pendahuluan ini yang dasar diletakkan dalam bab pendahuluan ini adalah bertumpu pada bagian latar belakang, pendahuluan pengertian dan tujuan dan penelitian serta tinjauan dibicarakan adalah dasar-dasar pemikiran penulis serta gambaran umum tentang tujuan karya ilmiah ini. Berangkat dari sasaran yang ingin dicapai ini maka kepustakaan ini berarti bahwa tumpuan yang dimaksud diatas mempunyai pengaruh pula pada bagian-bagian dari bab lain. Singkatnya bab pendahuluan adalah berisikan pengertian dan latar belakang, permasalahan, keaslian penulisan, tujuan penulisan dan manfaat penelitian, tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan sistematika penulis.

  BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN Pada bab ini yang nanti akan dibagi lagi menjadi sub bab yang berisikan semua tentang perjanjian yang meliputi pengertian perjanjian, syarat sahnya perjanjian, azas-azas perjanjian, jenis-jenis perjanjian, unsur-unsur perjanjian,dan hapusnya perjanjian.

  BAB III: TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI Pada bab ini yang nanti akan dibagi lagi menjadi sub bab yang berisikan semua tentang jual beli yang meliputi pengertian jual beli, timbulnya perjanjian jual beli, subyek dan obyek jual beli, hak dan kewajiban penjual, hak dan kewajiban pembeli, dan resiko dalam perjanjian jual beli.

  BAB IV: PRAKTIK PERJANJIAN JUAL BELI TANAMAN BIBIT KARET ANTARA CV. SAPUTRO JAYA AGRINDO DENGAN MASYARAKAT PETANI DI KABUPATEN SIMALUNGUN Pada bagian ini akan membahas mengenai sejarah singkat mengenai CV. Saputro Jaya Agrindo, praktik pelaksanaan perjanjian jual beli yang dilakukan antara CV. Saputro Jaya Agrindo dengan masyarakat petani di Kabupaten Simalungun, tanggung jawab para pihak dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi pada perjanjian tersebut, upaya penyelesaian apabila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian jual beli antara CV. Saputro Jaya Agrindo dengan masyarakat petani di Kabupaten Simalungun.

  BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Pada akhirnya penulisan skripsi ini berisi kesimpulan mengenai permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan pemberian saran-saran dari penulis yang berkaitan dengan masalah yang dibahas

Dokumen yang terkait

A. Usia - Pengaruh promosi jabatan dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN (Divisi Sumber Daya Manusia)

1 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Jabatan 2.1.1 Pengertian Promosi Jabatan - Pengaruh promosi jabatan dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN (Divisi Sumber Daya Manusia)

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Umum - Analisis Daya Dukung Mini Pile Pada Proyek Pembangunan Ruko Northcote Condominium Block-D

0 0 55

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek - Analisis Daya Dukung Mini Pile Pada Proyek Pembangunan Ruko Northcote Condominium Block-D

0 0 6

ANALISIS DAYA DUKUNG MINI PILE PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO NORTHCOTE CONDOMINIUM BLOCK-D TUGAS AKHIR - Analisis Daya Dukung Mini Pile Pada Proyek Pembangunan Ruko Northcote Condominium Block-D

0 0 14

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum - Evaluasi Penggunaan Koleksi Literatur Anak Pada Badan Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

0 0 15

BAB II LOKASI PENELITIAN 2.1. Lokasi dan Letak Desa - Modifikasi Ulos Batak (Studi Etnografi Tentang Perubahan Fungsi dan Ekonomi Kreatif)

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Modifikasi Ulos Batak (Studi Etnografi Tentang Perubahan Fungsi dan Ekonomi Kreatif)

0 0 26

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian - Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Tanaman Bibit Karet Antara Cv.Saputro Jaya Agrindo Dengan Masyarakat Petani Di Kabupaten Simalungun

0 0 44

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Tanaman Bibit Karet Antara Cv.Saputro Jaya Agrindo Dengan Masyarakat Petani Di Kabupaten Simalungun

0 2 15