BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Exchange Traded Fund (Etf) Sebagai Instrumen Alternatif Dalam Investasi Di Pasar Modal Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara memerlukan

  pembiayaan baik dari pemerintah dan masyarakat.Penerimaan pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional diperoleh dari pajak dan penerimaan lainnya.

  Adapun masyarakat dapat memperoleh dana untuk berinvestasi melalui perbankan, lembaga pembiayaan, dan pasar modal. Pasar modal merupakan alternatif pendanaan baik bagi pemerintah maupun swasta. Pemerintah yang membutuhkan dana dapat menerbitkan obligasi atau surat utang dan menjualnya

   ke masyarakat lewat pasar modal.

  Pasar modal di Indonesia membawa dampak positif terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena pasar

  

  modal mempunyai peranan yang penting, antara lain : 1.

  Pasar modal merupakan fasilitas dalam melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan.

  2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para investor untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Keadaan tersebut akanmendorong perusahaan untuk memenuhi keinginan para investoruntuk memperoleh hasil yang diharapkan. 1 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), hlm. 1. 2

  3. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham atau surat berharga yang dimilikinya.

  4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembagan suatu perekonomian.

  5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.

  Pasar modal mempertemukan pemilik dana) dengan pengguna dana untuk tujuan investasi jangka menengah. Kedua pihak melakukan jual beli modal yang berwujud efek. Pemilik dana menyerahkan sejumlah dana dan penerima dana

   (perusahaan terbuka) menyerahkan surat bukti kepemilikan berupa efek.

  Tentu saja tidak dapat dipungkiri bahwa sampai saat ini masyarakat Indonesia belum cukup mengenal manfaat melakukan investasi di pasar modal.Bursa efek hanya sebagai bursa yang memperdagangkan saham atau obligasi semata. Dari sisi masyarakat keinginan untuk berinvestasi di pasar modal

  

  dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut : 1.

  Tergantung dari bunga bank, bila tingkat bunga deposito lebih tinggi dari bunga obligasi keinginan berinvestasi di pasar modal akan menurun. Kebijakan moneter pemerintah akan mempengaruhi pasar modal karena akan berdampak pada pilihan investasi.

  2. Keadaan ekonomi keseluruhan apakah sedang resesi, berkembang atau stabil.

  Ekonomi resesi, daya beli masyarakat turun, keadaan ini berpengaruh pada faktor lain seperti produksi, keuangan, dan keuntungan perusahaan. Dalam kondisi demikian, keinginan orang untuk berinvestasi akan menurun. Pilihan 3 M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta: investasi yang aman adalah mengamankan uangnya di deposito atau membeli valuta asing.

3. Faktor politis sebagai faktor yang menentukan, mempengaruhi rencana dan keputusan investasi para investor.

  4. Faktor hukum, kepatuhan hukum pelaku pasar untuk menjalankan segala ketentuan hukum yang tercantum dalam berbagai peraturan Bapepam akan menjadi tolak ukur sejauh mana pelaku pasar dapat menjaga instrumen ekonomi ini menjadi wadah yang dapat dipercaya.

  Setiap orang yang memutuskan akan berinvestasi di pasar modal atau tidak harus memperhatikan faktor-faktor diatas, hal ini dikarenakan pasar modal dimanapun berada mempunyai ciri yang sifatnya universal yaitu : 1.

  Investasi berisiko tinggi ; 2. Prinsip keterbukaan ; 3. Pertanggungjawaban ; 4. Jaminan kepastian hukum ;

   5.

  Perlindungan investor ; Berinvestasi di pasar modal mempunyai risiko yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan berinvestasi pada bidang lainnya karena sangat terpengaruh oleh faktor-faktor yang telah disebutkan diatas. Nasihat yang mungkin sering didengar sebelum berinvestasi di pasar modal adalah jangan menaruh telur dalam satu keranjang, tetapi dalam sepuluh keranjang. Artinya kalau anda memiliki dana jangan semuanya diinvestasikan di pasar modal, tetapi sebarlah dalam beberapa pilihan investasi sehingga kalau mengalami kerugian akibat investasi di pasar modal, masih memiliki investasi yang lain.

  Dana yang digunakan oleh perusahaan berasal dari masyarakat maka prinsip utama yang dipegang di pasar modal adalah prinsip keterbukaan. Prinsip ini merupakan pertanggungjawaban karena menggunakan dana masyarakat. Masyarakat sebagai pemegang saham harus mengetahui bagaimana pengelolaan dana mereka oleh perusahaan. Keterbukaan merupakan kewajiban bagi perusahaan (emiten) untuk menginformasikan kepada investor dan masyarakat tentang keadaan usahanya yang meliputi aspek keuangan, hukum, manajemen,

   dan harta kekayaan perusahaan.

  Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemajuan pasar modal suatu negara terletak pada tingkat variasi instrumen investasi yang tersedia. Semakin maju pasar modal, semakin bervariasi instrumen pasar modal dan semakin bervariasi instrumen pasar yang diperdagangkan di bursa. Semakin banyak instrumen yang ditawarkan akan membuat banyak pilihan bagi pelaku pasar dan

   kemungkinan pasar semakin diminati oleh investor, baik lokal maupun asing.

  Pasar modal Indonesia sejak tahun 1996 telah mengembangkan reksa dana sebagai salah satu instrumen alternatif untuk menjangkau investor. Investor yang membeli reksa dana akan mendapatkan keuntungan atau kerugian yang berasal dari selisih pendapatan harga beliantara Nilai Aktiva Bersih (selanjutnya disebut

  6 hlm. 6. 7 Ibid.,

  I Putu Gede Ary Suta, Menuju Pasar Modal Modern (Jakarta: Yayasan Sad Satria

Bhakti, 2000), hlm. 255 seperti dikutip Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Seri NAB) per unit pada awal pembelian dan harga NAB per unit pada saat penjualan

   kembali reksa dana tersebut.

  Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek

  

  oleh manajer investasi. Reksa dana merupakan suatu bentuk pemberian jasa yang didirikan untuk membantu investor yang ingin berpartisipasi dalam pasar modal tanpa adanya keterlibatan secara langsung dalam prosedur, administrasi, dan analisis dalam sebuah pasar modal. Hal ini dikarenakan reksa dana, termasuk yang dikenal di Indonesia baik yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (selanjutnya disebut KIK) maupun reksa dana berbentuk perseroan dikelola oleh manajer

   investasi yang mewakili para investor yang berpartisipasi dalam reksa dana.

  Perkembangan pasar modal juga dapat dilihat dari semakin banyak dan bervariasi instrumen yang diperdagangkan di bursa. Berdasarkan Peraturan Bapepam Nomor IV B.3 terdapat reksa dana KIKyang unit penyertaannya

  4

  diperdagangkan di bursa efek. Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara

   mereka.

  Sepanjang kurun waktu 2000-2003 perkembangan reksa dana menunjukkan peningkatan yang signifikan, namun padatahun 2004 peningkatan 8 Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Seri Pengetahuan Pasar Modal. Reksa

  Dana dan Peran serta Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal ( Jakarta: Prenada Media Group, 2006), hlm. 10. 9 10 Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasal 1 Angka 27.

  Gunawan Widjaja dan Parendra Tama, Exchange Traded Fund di Indonesia (Jakarta: nilai aktiva bersih reksadana menunjukkanperkembangan yang melambat atau mengalami titik kejenuhan. Hal inimemerlukan inovasi-inovasi baru dalam pengembangan reksadana. Salah satuinovasi yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan reksadana yang dapat diperdagangkan di bursa (Exchange Trade

  Funds ).

  (selanjutnya disebut ETF) pada dasarnya adalah

  Exchange Traded Fund

  penggabungan karakteristik dari dua produk yakni reksadana berbentuk terbuka

  

(open-ended fund) dansaham. Namun tidak seperti reksadana konvesional yang

  telah ada, investor tidak membeli atau menjual kembali unit penyertaannya kepada manajer investasi. Investor justru membeli atau menjual unit penyertaan atau saham ETF di suatu bursa. ETF adalah reksa dana yang unit penyertaan atau sahamnya tercatat dan diperdagangkan di bursa efek yang tujuan utama investasinya adalah untuk memperoleh tingkat pendapatan yang sama dengan

   indeks yang ditargetkan atau indeks yang menjadi acuan.

  Bursa Efek Indonesia mulai awal tahun 2007 telah memberikan kesempatan untuk memperdagangkan ETF di pasar modal Indonesia. Instrumen ini merupakan instrumen investasi yang murah yangdapat mengakses eksposur pasar secara luas. Disamping itu, ETF juga memiliki struktur biaya yang lebih rendah dari reksadana konvensional yang telah ada

  Sejak diperkenalkan di Amerika tahun 1993 perkembangan nilai dana kelolaan ETF menunjukkan tingkat pertumbuhan yang signifikan dan sampai dengan akhir Juni 2005 jumlah ETF yang sudah tercatat dan diperdagangkan

   sebanyak 171buah dengan total dana kelolaan sebanyak US$242,6 milliar.

  Peningkatan nilai asset yang luar biasa tersebut dikerenakan ETF memiliki karakteristik yang lebih menarik dibandingkan dengan reksa dana konvesional.

  Produk ETF yang berkembang demikian pesat di sejumlah negara ini akan juga dikembangkan di pasar modal Indonesia. Dengan pertimbangan bahwa produk investasi ETF akan menjadi salah satu daya tarik investor di masa depan maka tuntutan adanya kepastian hukum menjadi semakin lebih besar.Apabila seorang investor melakukan investasi dalam reksa dana, maka mereka akanmengharapkan mendapatkan perlindungan, kepastian dan penegakan hukum.

  Oleh karenanya, landasan hukum pasar modal harus diarahkan agar mampu menampung kejadian-kejadian yang berskala global. Aparat dan pelaku pasar modal harus meningkatkan kemampuan dan memiliki pengetahuan tentang sistem dan praktek-praktek hukum yang berlaku di pasar modal internasional, Hal ini akan semakin penting mengingat investor di seluruh dunia menjadikan law

   enforcement sebagai acuan dan prasyarat utama dalam pertimbangan investasi.

  Untuk itu perlu kajian mendalam berkaitan dengan peraturan yang dibutuhkan guna penerapan ETF dan juga terhadap perlindungan investor dalam perdagangan ETF. Selain itu diperlukan kesiapan pelaku pasar modal dalam penciptaan dan perdagangan ETF. Mempertimbangkan hal tersebut, perlu dilakukan studi tentang penerapan perdagangan ETF di Pasar Modal Indonesia.

13 Tim Exchange Traded Fund, “Laporan Hasil Studi tentangExchange Traded Funds di

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana pengaturan reksa dana dalam pasar modal Indonesia ? 2.

  Bagaimana perdagangan Exchange Traded Fund (ETF) sebagai instrumen alternatif investasi di pasar modal Indonesia ?

  3. Bagaimana perlindungan hukum terhadap investor dalam perdagangan

  Exchange Traded Fund (ETF) melalui bursa efek ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan penelitian Adapun tujuan utama dalam penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

  Sumatera Utara. Selain itu, yang menjadi tujuan dari pembahasan skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut : a.

  Untuk mengetahui pengaturan reksa dana di pasar modal Indonesia.

  b.

  Untuk mengetahui penerbitan dan perdagangan ETF sebagai instrumen alternatif investasi di pasar modal Indonesia.

  c.

  Untuk mengetahui perlindungan terhadap investor dalam perdagangan ETFmelalui bursa efek.

  2. Manfaat penelitian a.

  Secara teoritis, penulisan skripsi ini dapat digunakan untuk memberikan gambaran dan uraian yang komprehensif mengenai salah satu bentuk alternatif investasi bagi para investor yang diperkenalkan di pasar modal

  Indonesia, khususnya melalui bursa efek Indonesia serta menambah wawasan ilmiah baik dalam bidang ini maupun dalam bidang terkait lainnya.

  b.

  Secara praktis, penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan materi bagi para pembacanya baik umum maupun para akademisi ataupun sebagai bahan referensi bagi para mahasiswa yang ingin membahas tentang ETF sebagai salah satu reksa dana yang dibentuk melalui KIK yang diperdagangkan di bursa efek.

  D. Keaslian Penulis

  Berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan di Perpustakaan Pusat Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara maka diketahui bahwa belum pernah dilakukan penulisan yang serupa mengenai “Exchange Traded Fund (ETF) sebagai Instrumen Alternatif dalam Investasi

  di Pasar Modal Indonesia “.

  Penulisan skripsi ini dimulai dari mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan ETF di pasar modal, peraturan perundang-undangan yang berkaitan, baik melalui literatur yang diperoleh dari perpustakaan atau media cetak maupun media elektronik. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini adalah ide penulis dan dapat dipertanggungjawabkan secara alamiah dan akademik.

  E. Tinjauan Kepustakaan

  Pasar modal menurut Kamus Hukum Ekonomi diartikan sebagai pasar

  

  berharga jangka panjang, misal saham, dan obligasi. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (selanjutnya disebut UUPM) Pasal 1 angka 13 mendefinisikan pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Dapat dikatakan bahwa pasar modal adalah sebuah tempat memperdagangkan efek yang diterbitkan oleh perusahaan publik yang melibatkan lembaga dan profesi yang terkait dengan efek.Karena pasar modal adalah tempat memperdagangkan efek maka pasar modal disebut juga dengan bursa efek.

  Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai

  

  penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, dan atau manajer investasi. Ada 2 pihak yang berwenang melakukan pengelolaan investasi reksa dana, yaitu :

1. Manajer investasi

  Berdasarkan Pasal 1 Angka 11UUPM menyebutkan bahwa : “Manajer Investasi adalah pihakyang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.”

  Manajer investasi haruslah mempunyai kebijakan umum atas strategi investasi yang dibuatnya. Keterbukaan informasi mengenai latar belakang manajer informasi juga harus diberitahukan secara jelas kepada investor supaya calon 15 A.F.Elly Erawaty dan J.S. Badudu, Kamus Hukum Ekonomi (Jakarta: Proyek ELIPS, investor reksadana tersebut mengetahui kelemahan dan keunggulan masing- masing manajer investasi. Selain itu manajer investasi juga harus melakukan proses pengambilan keputusan strategi investasi serta mekanisme investasi secara prosedural karena dana yang dikelola manajer investasi berasal dari nasabah atau pihak ketiga dalam jumlah yang besar.

2. Bank kustodian.

  Pasal 1 angka 8 UUPM mendefinisikan bank kustodian sebagai berikut : “Bank Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan memiliki pemegang rekening yang menjadi nasabah.”

  Pasal 43 ayat (1) UUPM menyatakan bahwa yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian adalah lembaga penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan efek, atau bank umum yang telah mendapatkan persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal (selanjutnya disebut BAPEPAM). Sehinggakaitannya dengan reksa dana, bank kustodian bertanggungjawab dalam pengadministrasian atas nama kekayaan reksa dana serta mengadministrasikan akan pemegang unit penyertaan.

  Pasal 1 angka 27 UUPM merumuskan reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Selanjutnya, berdasarkan UUPM, reksa dana dapat mengambil bentuk perseroan dan reksa dana Kontrak Investasi Kolektif (KIK).

  Reksa dana berbentuk perseroan adalah emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang. Reksa dana perseroan terbatas (PT) berdasarkan

   sifatnya selanjutnya dibagi ke dalam reksa dana terbuka dan reksa dana tertutup.

  Reksa dana berbentuk KIK dalam penjelasan Pasal 18 ayat (1) huruf a UUPM mengatakan sebagai berikut :KIK adalah kontrak antara manajer investasi dan bank kustodianyang mengikat pemegang unit penyertaan di mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif menghimpun dana dengan menerbitkan unit penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dandi pasar uang. Dalam reksa dana kontrak investasi kolektif, portofolio reksa

   dana adalah milik pemodal secara kolektif.

   Ciri-ciri reksa dana berbentuk KIK adalah sebagai berikut : a.

  Manajer Investasi mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam.

  b.

  Wajib menempatkan uang tunai sekurang-kurangnya 1% dari jumlah Unit Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak.

  c.

  Dikelola oleh manajer investasi berdasarkan kontrak pengelolaan.

  17 18 M. Irsan Nasaruddin dan Indra Surya, Op.Cit., hlm. 157-158.

  d.

  Kekayaan reksa dana wajib disimpan pada bank kustodian berdasarkan kontrak yang dibuat antara manajer investasi dan bank kustodian. Manajer investasi sebagai pengelola, dan bank kustodian melaksanakan penyimpanan dan pengadministrasian kekayaan reksa dana. i.

  Metode penulisan yang digunakan untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar dapat terarah dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah antara lain :

  Hasil penjualan/pembelian kembali unit penyertaan dibebankan kepada rekening reksa dana.

  Unit penyertaan tidak dicatat di bursa efek. l.

  Pemodal dapat membeli dan menjual kembali unit penyertaan yang ditawarkan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak. k.

  Bank kustodian wajib menghimpun dan mengumumkan nilai aktiva bersihnya. j.

  h.

  Manajer investasi dapat menjual dan membeli kembali unit penyertaan secara terus-menerus sampai dengan jumlah unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak dan bila ada pemodal yang membelinya.

  Nilai unit penyertaan ditentukan berdasarkan nilai aktiva bersih.

  g.

  Manajer investasi wajib menghitung niali pasar wajar dari portofolio setiap hari bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM.

  f.

  Kontrak pengelolaannya dibuat oleh manajer investasi dan bank kustodian.

  e.

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian.

  Jenis penelitian yang digunakan dalam menjawab permasalahan dalam pembahasan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang tertulis dari bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan

   nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum.

  2. Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.

  a.

  Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang terdiri dari peraturan perundang-undangan di bidang hukum yang mengikat yaitu Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan PeraturanPemerintah Nomor 45 Tahun 1995 jo Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di bidang Pasar Modal (selanjutnya disebut PP No. 45 Tahun 1995) b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, yaitu hasil karya para ahli hukum berupa buku-buku, tulisan ilmiah, hasil penelitian ilmiah, laporan makalah lain yang berkaitan dengan materi penelitian.

  c.

  Bahan hukum tersier yaitu petunjuk atau penjelasan mengenai bahan hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus hukum, ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya.

  3. Teknik pengumpulan data 20

  Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan digunakan metode penelitian hukum normatif.

  Dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library research).Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan suatu penelitian kepustakaan (library research).

  Dalam hal ini penelitian hukum dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan atau di sebut dengan penelitian normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih di kenal dengan nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum.

  Metode library research adalah mempelajari sumber-sumber atau bahan-bahan tertulis yang dapat dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini. Berupa rujukan beberapa buku, wacana yang dikemukakan oleh pendapat para sarjana ekonomi dan hukum yang sudah mempunyai nama besar dibidangnya, koran dan majalah.

4. Analisa data

  Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk ke dalam tipe penelitian hukum normatif. Pengolahan data yang hakekatnya merupakan kegiatan untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan di bahas. Analisa data

  

  dilakukan dengan :

  a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

  b. Memilih kaidah-kaidah hukum atau doktrin yang sesuai dengan penelitian.

  c. Mensistematisasikan kaidah-kaidah hukum, azas atau doktrin.

  21 d. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal atau doktrin yang ada.

  e. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif.Pendekatandeduktif, yaitu diawalidengan mengemukakan yang bersifat umum kemudian diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat khusus.

G. Sistematika Penelitian

  Demi menghasilkan suatu karya ilmiah yang baik, maka pembahasan dalam skripsi ini akan diuraikan secara sistematis. Penulisan skripsi ini terbagi ke dalam 5 bab yaitu sebagaimana diuraikan sebagai berikut :

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika peneltian.

  BAB II PENGATURAN REKSA DANA DI PASAR MODAL INDONESIA Bab ini berisi tentang pengertian dan bentuk-bentuk reksa dana, pihak-pihak dalam reksa dana, mekanisme perdagangan reksa dana, tanggung jawab manajer investasi dalam reksa dana, dan keterbukaan informasi dalam perdagangan reksa dana.

  BAB III PENERBITAN DAN PERDAGANGAN EXCHANGE TRADED FUND (ETF) SEBAGAI INSTRUMEN ALTERNATIF INVESTASI DI PASAR MODAL INDONESIA.

  Bab ini memberikan penjelasan mengenai pengertian dan sejarah lahirnya ETF, perkembangan ETF di berbagai negara, ketentuan hukum ETF, penerapan ETF, kelemahan dan keunggulan ETF serta penerbitan dan perdagangan ETF di bursa efek.

  BAB IV PERLINDUNGAN TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN EXCHANGE TRADED FUND (ETF) MELALUI BURSA EFEK. Bab ini berisikan uraian mengenai perlindungan hukum terhadap investor di pasar modal, perlindungan terhadap investor dalam perdagangan ETF melalui bursa efek, dan penerapan prinsip keterbukaan dalam ETF.

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir ini akan memuat kesimpulan dari pembahasan yang ada pada bab-bab sebelumnya dan akan diakhiri dengan saran- saran terhadap pembahasan skripsi ini.

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN - Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 5

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 24

BAB II SEBUAH PENGALAMAN - Perancangan Museum Budaya dan Gereja sebagai Landmark Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Idealand, Teluk Dalam, Nias Selatan

0 0 27

BAB I PENGENALAN - Perancangan Pusat Konservasi Tanaman Siulu Garden By The Bay, Hotel & Cottage, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, Idealand, Teluk Dalam, Nias Selatan

0 0 10

BAB II PERJALANAN SINGKAT - Perancangan Omasi’Ö Club House di Kawasan Ekonomi Khusus Idealand, Teluk Dalam, Nias Selatan

0 1 18

BAB I PENGANTAR AWAL - Perancangan Omasi’Ö Club House di Kawasan Ekonomi Khusus Idealand, Teluk Dalam, Nias Selatan

0 1 9

UJI KLINIS PENDAHULUAN PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm F) Ness) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) PADA PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA SKRIPSI

0 0 15

BAB II PENGATURAN REKSA DANA DI PASAR MODAL INDONESIA A. Pengertian dan Bentuk-Bentuk Reksa dana - Exchange Traded Fund (Etf) Sebagai Instrumen Alternatif Dalam Investasi Di Pasar Modal Indonesia

0 0 38