BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan - Pengaruh Debt to Asset Ratio, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Return on Asset pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

  Pada umumnya, setiap perusahaan membuat laporan keuangan sebagai bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Menurut Harahap (2007:121) bahwa

  ”Laporan keuangan adalah merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan ini menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban”.

  Sedangkan menurut Kieso dan Weygandt (2002:6) bahwa ”Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan yang sering disajikan adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas serta laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham”.

  Pengertian tersebut menjelaskan bahwa laporan keuangan adalah alat komunikasi yang dapat memberikan informasi mengenai aktivitas perusahaan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Marom (2004:2) juga menyatakan bahwa: “Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) pengguna sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya”.

  Laporan keuangan merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen untuk mengambil keputusan-keputusan intern perusahaan. Para manajer memanfaatkan informasi akuntansi untuk membantu mereka dalam mengevaluasi operasi yang sedang berjalan dan merencanakan operasi mendatang. Misalnya, dengan membandingkan hasil kegiatan yang lalu dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, akan ditemukan cara memacu aktivitas ke arah yang menguntungkan dengan meniadakan hal-hal yang merugikan.

  Pihak ekstern yang ingin mengikuti perkembangan suatu perusahaan memerlukan gambaran mengenai perusahaan. Para penanam modal memanfaatkan informasi mengenai posisi keuangan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Bank dan pemasok perlu menilai sehat tidaknya keuangan perusahaan sebelum pinjaman kredit diberikan. Karyawan dan serikat kerja berkepentingan pada stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Sedangkan lembaga pemerintah berkepentingan mengetahui kemampuan perusahaan membayar pajak. Intinya, laporan keuangan sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (baik pihak internal maupun eksternal) sebagai dasar untuk mengambil keputusan sesuai dengan kepentingan masing- masing pihak.

  Secara umum unsur utama dari laporan keuangan (Djarwanto, 2004:5) terdiri dari: ”1. Neraca

  2. Laba rugi

  3. Arus kas

  4. Laporan perubahan ekuitas 5. Catatan atas laporan keuangan”.

  1. Neraca Neraca, yang disebut juga laporan posisi keuangan, memberikan informasi tentang jenis serta jumlah aktiva dan pasiva perusahaan. Aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap, sedangkan pasiva terdiri dari kewajiban dan kekayaan pemegang saham. Neraca menunjukkan posisi keseimbangan antara aktiva dengan kewajiban ditambah kekayaan pemegang saham.

  Secara garis besar dapat dinyatakan bahwa neraca merupakan suatu laporan yang pada dasarnya menyajikan dan menunjukkan informasi tentang keadaan posisi keuangan perusahaan yang mencakup posisi aktiva (harta kekayaan), kewajiban, modal dan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi.

  2. Laporan laba-rugi Pada dasarnya, laporan laba-rugi merupakan ringkasan dari pendapatan dan biaya suatu perusahaan pada periode tertentu, misalnya satu bulan, satu tahun.

  Pengertian tersebut menjelaskan bahwa laporan laba rugi berisi uraian pendapatan dan pengeluaran pada periode waktu tertentu, serta dapat menunjukkan besarnya laba (atau kerugian) yang dihasilkan oleh perusahaan dari hasil operasional dan aktivitas lainnya. Pada umumnya, unsur-unsur pokok yang terdapat pada laporan laba rugi adalah pendapatan (penerimaan), harga pokok penjualan, laba kotor, beban operasi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum, bunga pinjaman dan pajak penghasilan), dan laba bersih.

  Menurut Munawir (2004:26) bahwa “Laporan rugi laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu”.

  Pada dasarnya alasan utama pentingnya perhitungan laba rugi adalah bahwa laporan laba rugi dapat menyediakan informasi kepada investor dan kreditur yang dapat membantu meramal jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Ramalan yang akurat atas arus kas masa depan membantu investor untuk menilai kelayakan ekonomi perusahaan dan kreditur untuk menentukan kemungkinan dari pembayaran kembali kalinya terhadap perusahaan.

  Kedua, perhitungan laba rugi membantu pemakai menentukan resiko tingkat ketidakpastian dari kegagalan mencapai suatu arus tertentu. Selain itu juga digunakan oleh pihak lain seperti pelanggan untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan memberikan barang dan jasa yang dibutuhkan. Demikian juga serikat pekerja berguna untuk menelaah secara cermat sebagai dasar untuk pembahasan mengenai tingkat gaji yang diterima, serta bagi pemerintah untuk merumuskan pajak, kebijakan fiskal dan moneter.

  Dengan demikian laporan laba rugi disusun sedemikian rupa dengan maksud untuk menggambarkan keberhasilan/kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai tujuan selama periode tertentu, yang diukur dengan membandingkan pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.

  3. Laporan arus kas Laporan arus kas adalah sumber informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari semua aktivitas yang dilakukan perusahaan selama satu periode, baik dari aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan. Informasi ini sangat penting untuk menilai kemampuan perusahaan menghasilkan kas serta mengetahui bagaimana kebijakan entitas dalam mengelola (menggunakan) dana kasnya.

  Untuk dapat dikatakan setara kas, suatu item harus memenuhi dua kriteria sebagai berikut: (1) dapat dengan mudah dikonversikan menjadi kas, dan (2) pendek tanggal jatuh temponya, sehingga kecil tingkat risiko terjadinya perubahan nilai sebagai akibat dari perubahan suku bunga.

  Menurut Simamora (2004:488): “Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang memperhatikan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi perusahaan terhadap arus kas semasa periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal saldo akhir kas”.

  Pengertian tersebut mengemukakan bahwa laporan arus kas memperlihatkan sumber-sumber arus kas masuk serta arus kas keluar sepanjang tahun selama satu periode akuntansi. Arus kas tersebut dibuat dalam tiga kelompok berdasarkan jenis aktivitasnya, aktivitas operasi, aktivitas investasi,dan aktivitas pendanaan. Kas bersih dari masing-masing aktivitas dijumlahkan dan direkonsiliasi dengan saldo awal tahun, sehingga diperoleh saldo kas akhir tahun.

  Laporan arus kas memperlihatkan sumber-sumber dan penggunaan kas sepanjang tahun. Arus masuk dan keluar kas dari transaksi-transaksi. Yang berkaitan dengan setiap jenis aktivitas diperlihatkan dalam laporan arus kas.

  Kieso dan Weygant (2008:306) mengatakan bahwa manfaat laporan arus kas bagi pihak internal dan eksternal perusahaan sebagai berikut :

  1. Pihak internal (manajemen) memanfaatkan laporan arus kas sebagai dasar menilai likuiditas perusahaan, menentukan kebijakan dividen, dan mengevaluasi imbas (akibat) keputusan kebijakan pokok yang dibuat manajemen menyangkut investasi pendanaan

  2. Pihak eksternal, khususnya investor dan kreditur juga memanfaatkan laporan arus kas. Investor memanfaatkan laporan arus kas sebagai dasar pertimbangan untuk memberikan kredit.

  Pihak internal dan eksternal menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan arus kas untuk memprediksi kemampuan entitas menghasilkan kas, yang kemudian dijadikan sebagai dasar pertimbangan pembuatan keputusan sesuai dengan kepentingan masing-masing pihak.

  4. Laporan perubahan ekuitas Untuk mengetahui perubahan besarnya modal sendiri selama satu periode akuntansi perlu disusun laporan modal sendiri. Ekuitas merupakan hak residual

  (sisa) atas aktiva perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban. Laporan ini bermanfaat untuk mengidentifikasikan alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktiva perusahaan. Menurut ikatan Akuntan Indonesia (2007: Paragraf 17) “Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan, selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu, yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan”.

  5. Catatan atas laporan keuangan Laporan keuangan dasar tidak memberikan semua informasi yang dikehendaki para pemakai laporan keuangan. Kreditor dan investor perlu mengetahui metode akuntansi apa yang digunakan oleh perusahaan, untuk menyajikan neraca dalam akuntansinya, seperti metode depresiasi yang digunakan, metode penaksiran persediaan, dan lain sebagainya, sehinggga perusahaan perlu membuat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas, harus berkaitan dengan informasi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

  Catatan atas laporan keuangan terdiri dari: a.

  Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi penting.

  b.

  Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas maupun perubahan ekuitas.

  c.

  Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar

2.1.2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan

  Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan investasi dan pemberian pinjaman. Agar dapat digunakan dalam pembuatan keputusan, informasi akuntansi tersebut haruslah relevan, dapat diandalkan dan dapat diperbandingkan. Relevan maksudnya bahwa informasi yang terdapat dalam laporan keuangan akan berguna dalam membuat peramalan, dan untuk mengevaluasi kinerja dimasa lalu, dan informasi tersebut harus tepat waktu. Informasi yang dapat diandalkan maksudnya bebas dari kekeliruan yang besar, mempunyai nilai keabsahan/validitas, sehingga dapat dibuktikan dan bersifat netral (tidak menguntungkan beberapa pihak sementara pihak lain dirugikan). Informasi yang dapat diperbandingkan artinya dapat diperbandingkan dari periode keperiode, sehingga membantu pemakai dalam memperbandingkan laporan keuangan perusahaan, untuk mengidentifikasikan kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.

  Ikatan Akuntan Indonesia (2007:Paragraf 12, 4) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan ini adalah:

  1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

  2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

  3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

  4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai peruabahn dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

  5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan. Harahap (2006:134) mengemukakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah “Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.

  Dengan demikian secara umum bahwa laporan keuangan bertujuan untuk memberikan berbagai informasi penting tentang berbagai hal yang menyangkut atau terkait dengan pos-pos yang mempengaruhi kemajuan dan perkembangan suatu perusahaan, serta sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi bagi para pemakai laporan keuangan tersebut.

  Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada saat tertentu (satu periode akuntansi), dan laporan laba rugi (income statement). Laporan keuangan merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen untuk mengambil keputusan-keputusan intern perusahaan. Para manajer memanfaatkan informasi akuntansi untuk membantu mereka dalam mengevaluasi operasi yang sedang berjalan dan merencanakan operasi mendatang. Misalnya, dengan membandingkan kegiatan yang lalu dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya, akan ditemukan cara memacu aktivitas kearah yang menguntungkan dengan meniadakan hal-hal yang merugikan.

  Pihak ekstern yang ingin mengikuti perkembangan suatu perusahaan memerlukan gambaran mengenai perusahaan. Para penanam modal memanfaatkan informasi mengenai posisi keuangan dan prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Bank dan pemasok perlu menilai sehat tidaknya keuangan perusahaan sebelum pinjaman kredit diberikan. Karyawan dan serikat berkepentingan pada stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Sedangkan lembaga pemerintah berkepentingan mengetahui kemampuan perusahaan membayar pajak. Dengan demikian, laporan keuangan sangat bermamfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan sesuai dengan kepentingan masing-masing pihak

  Manfaat laporan keuangan adalah: 1. Manajemen keuangan berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, meskipun memiliki akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan, yang membantu dalam melaksanakan tangggungjawab pengendalian, dan pengambilan keputusan.

  2. Pemilik perusahaan sangat berkepentingan dengan laporan keuangan, karena akan dapat mengetahui keadaan perkembangan keuangan perusahaan, apakah mengalami keberhasilan atau kegagalan diwaktu yang lalu, sehingga pemilik perusahaan dapat segera menyusun kebijaksanaan yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

  3. Bagi kreditur dan calon kreditur perlu menganalisis informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman untuk memberikan atau menolak pemberian kredit kepada perusahaan.

4. Investor dan calon investor menggunakan laporan keuangan, agar lebih mudah mempertimbangkan dan menginvestasikan modalnya di perusahaan tersebut.

  2.2. Pengertian Modal dan Struktur Modal

  Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal, keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir, 2004:72). Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit).

  Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.

  Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur modal tersebut maka dapat digunakan beberapa teori yang menjelaskan struktur modal dalam suatu perusahaan.

  2.3. Teori Struktur Modal

  Berikut ini adalah teori tentang struktur modal menurut Munawir (2004 :73)

  1. Teori Pendekatan Tradisional

  2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller

  3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal

  4. Teori Pecking Order

  5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling

  1. Teori Pendekatan Tradisional

  Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Artinya struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana struktur modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.

  2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller

  Dalam teori ini berpendapat bahwa struktur modal tidak mempengaruhi perusahaan. Dalam hal ini telah dimasukkan faktor pajak. Sehingga nilai Perusahaan dengan hutang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahan tanpa hutang, Kenaikan tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak.

  3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal

  Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan kebangkrutan. Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan. Biaya tersebut terdiri dari dua hal, yaitu:

  a. Biaya Langsung, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi, atau biaya lainnya yang sejenis.

  b. Biaya Tidak Langsung, yaitu biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal. Misalnya suplier tidak akan mau memasok barang karena mengkwatirkan kemungkinan tidak akan membayar.

  Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya keagenan antara pemegang hutang dengan pemegang saham akan meningkat, karena potensi kerugian yang dialami oleh pemegang hutang akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan bisa dilakukan dalam bentuk biaya biaya monitoring (persyaratan yang lebih ketat) dan bisa dalam bentuk kenaikan tingkat bunga

4. Teori Pecking Order

  Teori pecking order mempunyai implikasi bahwa manager akan berfikir dalam kerangka pecking order antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan dalam penentuan struktur modal. Dalam kenyataan empiris nampaknya jarang manager keuangan yang berfikir demikian.

  Secara spesifik, perusahaan mempunyai urutan-urutan prefensi dalam penggunaan dana. Skenario urutan dalam teori pecking order adalah sebagai berikut: a.

  Perusahaan memilih pandangan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.

  b.

  Perusahaan menhitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi. c.

  Karena kebijakan deviden yang konstan, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat saat tertentu dan akan lebih kecil pada saat yang lain.

  d.

  Jika padangan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai pilihan terakhir.

  Teori pecking order ini bisa menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil.

5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling

  Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya. Teori ini terdiri dari Teori : a.

  Myers dan Majluf Menurut teori ini ada asimetri informasi antara manger dengan pihak luar.

  Manager mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingan pihak luar. b.

  Signaling Mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang disampaikan oleh manager ke pasar. Jika manager mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham tersebut meningkat, ia ingin megkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Manager bisa menggunakan hutang lebih banyak sebagai signal yang lebih credible. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, yaitu struktur modal dapat berubah-ubah sehingga diperoleh nilai perusahaan yang optimal.

2.4. Komponen Struktur Modal

  Struktur modal perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen, antara lain: a. Modal sendiri.

  Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya (Riyanto, 2004:123). Modal sendiri juga dapat didefinisikan sebagai dana yang “dipinjam” dalam jangka waktu tak terbatas dari para pemegang saham. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu lamanya. Sumber modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Sumber dari dalam (internal financing) berasal dari hasil operasi perusahaan yang berbentuk laba ditahan dan penyusutan.

  Sedangkan sumber dari luar (external financing) dapat dalam bentuk saham biasa atau saham preferen (Husnan, 2005:117).

  b. Modal asing atau hutang jangka panjang.

  Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya panjang umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut jumlah sangat besar.

  Sesuai dengan teori struktur modal, pada dasarnya struktur modal terdiri dari modal asing dan modal sendiri. Berkaitan dengan teori tersebut maka analisis struktur modal juga terdiri dari analisis modal asing (hutang) dan analisis modal sendiri (rasio leverage). Analisis struktur modal yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari:

  1. Debt to Asset Ratio (DAR) Menurut Suad Husnan (2005:132) bahwa “Rasio DAR digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana atau modal yang disediakan oleh kreditur”. Selain itu rasio ini juga digunakan untuk mengukur seberapa besar investasi aktiva dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio DAR berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Perhitungan DAR dilakukan dengan menggunakan rumus:

  Total Kewajiban DAR = x 100 %

  Total Aktiva

  2. Rasio Lancar (Current Ratio)

  Current ratio

  atau rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek.

  Rasio lancar menunjukkan apakah tuntutan dari kreditur jangka pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi aktiva lancar dalam periode yang sama dengan jatuh temponya utang. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadi masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang memiliki rasio lancar terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan. Menurut Erich A. Helfert (2003:96), “Rasio yang paling umum digunakan untuk menaksir risiko hutang yang disajikan dalam neraca adalah rasio lancar. Rasio ini menghubungkan aktiva lancar terhadap kewajiban lancar untuk mencoba memperlihatkan keamanan klaim pemberi hutang jika ada kegagalan”.

  Current ratio

  dapat dihitung dengan rumus: Aktiva Lancar

  Rasio Lancar = Kewajiban Lancar

  Menurut Sofyan Syafri Harahap (2005:301): Rasio lancar dapat dibuat dalam bentuk beberapa kali atau dalam bentuk persentase. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100 % ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100 %. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar.

  3. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio kas adalah perbandingan antara aktiva lancar yang benar-benar likuid (yaitu dana kas) dengan kawajiban jangka pendek. Rasio kas dihitung dengan rumus sebagai berikut: Kas dan bank + Surat Berharga

  Rasio Kas = Kewajiban lancar

  Dari rumus tersebut terlihat bahwa persediaan dan piutang dagang yang kurang likuid harus dikeluarkan dari aktiva lancar, sehingga pembayaran kewajiban jangka pendek hanya bersumber dari kas dan setara kas (efek- efek).

2.5. Return on Asset

  Analisis laporan keuangan merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling banyak digunakan. Meskipun perhitungan rasio merupakan operasi aritmatika sederhana, interprestasinya akan lebih kompleks. Agar bermakna, sebuah rasio harus mengacu pada hubungan ekonomis yang penting.

  Analisis rasio keuangan juga merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan, yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi di masa lalu, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Analisis rasio keuangan ini sangat perlu dilakukan oleh perusahaan, karena dengan melakukan analisis ini akan dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Hasil dari analisis rasio inilah yang kemudian dijadikan sebagai pedoman bagi manajemen untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, dan untuk pengambilan keputusan bagi manajemen, serta tindakan-tindakan dan kebijakan

  Rasio keuntungan (kemampulabaan) akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan. Rasio keuntungan (kemampulabaan) yang umum digunakan yaitu Return on Asset (ROA)

  Return on total asset

  yang sering disebut juga return on investment adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.

  Return on assets (ROA)

  dipengaruhi dua faktor, yaitu laba bersih dan total aktiva. Dimana secara teoritis untuk meningkatkan ROA dapat dilakukan dengan meningkatkan laba bersih setelah pajak dan mengurangi total aktiva yang diinvestasikan (ditanamkan) perusahaan, dengan rumus sebagai berikut: Laba Bersih Setelah Pajak

  Return on assets =

  x 100 % Total Aktiva Rata-rata

  Menurut Halim dan Supomo (2002:114) bahwa “Semakin besar return on

  investment

  semakin baik, karena menunjukkan semakin besarnya jumlah pengembalian modal yang diinvestasikan” .

  2.6. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Nama Judul Variabel Teknik Analisis Hasil penelitian Dewa Oka Kusumajaya

  (2011) Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

  Variabel independen adalah DER, pertumbuhan aset, variabel dependen ROE dan PBV Regresi Linier

  Berganda Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, 2) pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, 3) struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, 4) pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan Sriwardani

  (2006) Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan

  Variabel independen adalah growth asset, variabel dependen harga perubahan saham Regresi Linier

  Sederhana Hal ini berarti bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan akan direspon secara Positif oleh investor, sehingga Struktur Modal meningkatkan harga saham dan dan Dampaknya pertumbuhan perusahaan terhadap mempunyai pengaruh yang Perubahan Harga negatif terhadap kebijaksanaan

  Saham pada struktur modal, yang memberi Perusahaan arti bahwa jika perusahaan Manufaktur Tbk. melakukan pertumbuhan maka manajer menetapkan struktur modal yang lebih banyak menggunakan ekuitas daripada hutang.

  Putra Analisis laporan Variabel independen Regresi linier Pertumbuhan total aset dimana Krisnanda Terhadap laporan adalah ROA, sederhana total aset masa lalu akan (2009) keuangan variabel dependen menggambarkan profitabilitas Yang digunakan adalah growth asset yang akan datang dan untuk mengukur pertumbuhan mempengaruhi kinerja nilai nilai perusahaan yang perusahaan Menyakini bahwa perubahan total aktiva merupakan indikator yang Lebih baik dalam mengukur growth perusahaan yang Akan datang. Modigliani Struktur modal Variabel independen Regresi linier Menunjukkan nilai suatu dan Miller Mempengaruhi adalah debt to asset sederhana perusahaan tidak dipengaruhi (1958) nilai perusahaan ratio, variabel oleh struktur modal, bukti dependen adalah tersebut dengan berdasarkan price book value serangkaian asumsi antara lain, tidak ada biaya broker, tidak ada pajak, tidak ada kebangkrutan, para investor dapat meminjam dengan suku bunga yang sama dengan perseroan, semua investor mempunyai informasi yang sama, EBIT tidak dipengaruhi oleh biaya hutang.

  Joshua Analisis Variabel Regresi linier ditemukan dalam penelitian Aborsi hubungan antara independen DAR sederhana bahwa hubungan signifikan (2005) struktur modal dan variabel positif antara rasio utang jangka dan ROE untuk dependen adalah pendek terhadap jumlak aktiva menunjukan ROA dan ROA namun hubungan hubungan negatif antar utang jangka signifikan antara panjang terhadap total aktiva rasio total hutang dan ROA ditentukan dengan dan jumlah aktiva memperhatikan hubungan antara total hutang dan harga kembali ,hasil ini menunjukan hubungan signifikan positif antara rasio total hutang dengan jumlah aktiva. Pornsit Analisis Variabel independen Regresi Linier Dimana hasilnya mengatakan Jiraporn and hubungan antara adalah DAR, DER, Berganda tidak mempunyai hubungan Yixin Liu struktur modal, LDER, LDAR dan yang signifkan terhadap nilai (2007) pergerakan Growt asset, perusahaan baik juga denga

  Saham dan nilai variabel dependen nilai rata rata pertumbuhan perusahaan adalah PBV. perusahaan.

2.7. Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual merupakan sintesa dari teori-teori yang digunakan dalam penelitian sehingga mampu menjelaskan secara operasional variabel yang diteliti, menunjukkan hubungan antara variabel yang diteliti dan mampu membedakan nilai variabel pada berbagai populasi y\\ang berbeda. Kerangka konseptual penelitian ini seperti pada gambar berikut:

  Debt to Asset Ratio (X 1 )

  Current Ratio Return on Asset (X 2 )

  (Y) Cash Ratio

  (X 3 ) Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

  2.7.1. Pengaruh DAR terhadap ROA

  Rasio DAR digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana atau modal yang disediakan oleh kreditur”. Selain itu rasio ini 86+69juga digunakan untuk mengukur seberapa besar investasi aktiva dibiayai dengan total hutang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Josua Aborsi (2005) bahwa hubungan signifikan positif antara rasio utang jangka pendek terhadap jumlak aktiva dan ROA namun hubungan negatif antar utang jangka panjang terhadap total aktiva dan ROA ditentukan dengan memperhatikan hubungan antara total hutang dan harga kembali, hasil ini menunjukan hubungan signifikan positif antara rasio total hutang dengan jumlah aktiva.

  2.7.2. Pengaruh Current Ratio terhadap ROA Current ratio

  merupakan rasio likuiditas yang menggambarkan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Current ratio yang rendah berarti likuiditas perusahaan juga rendah, yang berarti jugajangka pendeknya. Hasil penelitian Siagian (2010) diperoleh bahwa rasio lancar berpengaruh nyata positif terhadap ROA dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95 %.

2.7.3. Pengaruh Cash Ratio terhadap ROA

  Rasio kas adalah perbandingan antara aktiva lancar yang benar-benar likuid (yaitu dana kas) dengan kawajiban jangka pendek. Persediaan dan piutang dagang yang kurang likuid harus dikeluarkan dari aktiva lancar, sehingga pembayaran kewajiban jangka pendek hanya bersumber dari kas dan setara kas (efek-efek). Hasil penelitian Siagian (2010) diperoleh bahwa rasio kas berpengaruh nyata positif terhadap ROA dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95 %.

2.8. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,oleh karena itu rumusan masalah penelitian ini disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  

H1: Secara parsial, ada pengaruh debt to asset ratio, current ratio dan cash

ratio terhadap return on asset pada perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 – 2013.

  

H2: Secara simultan, ada pengaruh debt to asset ratio, current ratio dan

cash ratio terhadap return on asset pada perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 – 2013.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Pakan Jagung (Zea mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

0 0 10

KATA PENGANTAR - Pengaruh Pemberian Pakan Jagung (Zea mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

0 0 13

Analisis Usaha Ternak Sapi Potong terhadap Pendapatan dan Efisiensi Pemasaran Usaha Sapi Potong di Kabupaten Langkat

0 1 16

Analisis Usaha Ternak Sapi Potong terhadap Pendapatan dan Efisiensi Pemasaran Usaha Sapi Potong di Kabupaten Langkat

0 1 13

KATA PENGANTAR - Analisis Usaha Ternak Sapi Potong terhadap Pendapatan dan Efisiensi Pemasaran Usaha Sapi Potong di Kabupaten Langkat

0 0 8

Pengaruh Pemberia n Imbangan Hijauan Daun Singkong (Manihot utilissima) Dengan Konsentrat Terhadap Performans Kambing Peranakan Etawah (PE)

0 0 15

BAB II TEORI DASAR - Analisa Pengaruh Pola Penempatan Fluid Viscous Damper Terhadap Respon Struktur Gedung Akibat Gaya Gempa

0 1 19

DAFTAR ISI - Analisa Pengaruh Pola Penempatan Fluid Viscous Damper Terhadap Respon Struktur Gedung Akibat Gaya Gempa

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Signalling Theory - Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011

0 0 13

KATA PENGANTAR - Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011

0 0 17