BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank - Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Melalui Analisis Rasio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Menurut Undang-undang RI No. 10 tahun 1998 tanggal 10 Nopember

  1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang

  menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

  Sedangkan menurut Kasmir (2004:11) menyatakan bahwa “bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat dan

  Aktivitas perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.

  Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit ( Lending ). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit ( debitur ) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi. Sedangkan

  8

    bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dapat berdasarkan prinsip syariah dapat berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal.

  Keuntungan utama dari perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpanan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini di bank dikenal dengan istilah spread based. Apabila suatu bank mengalami suatu kerugian dari selisih bunga, di mana suku bunga simpanan lebih besar dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal dengan nama Negatif spread.

  Di samping itu perbankan juga melakukan kegiatan jasa- jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain meliputi :

  ‐ Jasa Pemindahan Uang ( Transfer ) ‐ Jasa Penagihan ( Inkaso ) ‐ Jasa Kliring ( Clearing ) ‐ Jasa Penjualan Mata Uang Asing ( valas ) ‐ Jasa Safe Deposit Box ‐ Travellers cheque ‐ Bank draft ‐ Letter of Credit ( L/C ) ‐ Bank Garansi dan Refrensi Bank

  9

 

 

  ‐ Serta jasa bank lainnya B.

   Jenis – Jenis Bank

  Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang – undang Perbankan. Jika kita melihat jenis perbankan sebelum keluar Undang – undang Perbankan nomor 10 tahun 1998, dengan sebelumnya yaitu Undang – undang nomor 14 tahun 1967, maka terdapat beberapa perbedaan . Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya.

  Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi bank, serta kepemilikan bank. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun jangkauan wilayah operasinya. Sedangkan kepemilikan perusahaan dilihat dari segi pemilikan saham yang ada serta akte pendiriannya.

  Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka layani apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi tertentu. Jenis perbankan juga dibagi ke dalam caranya menentukan harga jual dan harga beli.

  Menurut Undang – Undang RI Nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari: a.

  Bank Umum b. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR )

  10

    Di mana Bank Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsinya menjadi Bank Umum sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan Bank Pegawai menjadi Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ).

  Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Undang – undang nomor 10 tahun 1998 adalah sebagai berikut : a.

  Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahasecara konvensional dan atau secara prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.

  Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering disebut Bank Komersil ( commercial bank ) b. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR )

  Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

  Ditinjau dari segi kepemilikannya maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.

  Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah: a. Bank milik pemerintah

  11

 

 

  12

 

 

  Di mana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

  Contoh bank milik pemerintah antara lain: ‐ Bank Negara Indonesia 46 ( BNI ) ‐ Bank Rakyat Indonesia ( BRI ) ‐ Bank Tabungan Negara ( BTN )

  Sedangkan Bank milik pemerintah daerah ( pemda ) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing –masing provinsi. Sebagai contoh : ‐ Bank Sumut ‐ Bank Jabar ‐ Bank Nagari b. Bank milik swasta nasional

  Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh bank swasta nasional antara lain :

  ‐ Bank Muamalat ‐ Bank Central Asia ‐ Bank Danamon c. Bank milik koperasi

  Kepemilikan saham- saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Sebagai contoh adalah:

  ‐ Bank Umum Koperasi Indonesia d. Bank milik asing

  Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau milik pemerintah asing. Jelas kepemilikannya pun dimiliki pihak luar negeri.

  Contoh bank asing antara lain : ‐ Deutsche Bank ‐ Bank Of America ‐ Bank Of Tokyo ‐ City Bank e.

  Bank milik campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warganegara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain:

  ‐ Sumitomo Niaga Bank ‐ Inter Pasifik Bank

  Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga jual maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok yaitu: a.

  Bank yang berdasarkan prinsip konvensional Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh koloniel Belanda.

  13

    Menurut Kasmir (2004:38), dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan 2 metode yaitu: 1.

  Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya ( kredit ) juga ditentukan berdsarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga pinjaman maka dikenal dengan nama negative Spreed, hal ini telah terjadi di akhir tahun 1998 dan sepanjang tahun 1999.

  2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau menerapakan berbagai biaya- biaya dalam nominal atau persentasie tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

  b.

  Bank yang berdasarkan Prinsip syariah Bank berdasarkan prinsip Syariah belum lama berkembang di Indonesia.

  Namun diluar negeri terutama di Negara- Negara Timur Tengah bank yang berdasarkan Prinsip Syariah sudah berkembang Prinsip pesat sejak lama.

  Bagi bank yang berdasarkan Prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarakan prinsip konvensional . Bank berdasarkan Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

  14

    Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan Prinsip Syariah adalah sebagai berikut :

1. Pembiayaan berdasarkan Prinsip bagi hasil ( mudharabah ) 2.

  Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal ( musharakah ) 3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan ( murabahah ) 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ( ijarah ) 5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ( ijarah waiqtina )

  Sedangkan penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank Prinsip Syariah dasar hukumnya adalah alquran dan sunnah rosul. Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga

C. Sumber- Sumber Dana Bank

  “Yang dimaksud dengan sumber- sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya” Kasmir (2004:61). Hal ini sesuai dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuangan di mana kegiatan sehari- harinya adalah dalam bidang jual beli uang. Tentu saja sebelum menjual uang ( memberikan pinjaman ) bank harus lebih dulu membeli uang( menghimpun dana ) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank mencari keuntungan.

  Adapun sumber- sumber dana bank tersebut adalah sebagai berikut : 1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

  15

 

 

  16

 

 

  Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya.

  Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari : a.

  Setoran modal dari pemegang saham b. Cadangan- cadangan bank, maksudnya adalah cadangan- cadangan bank pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya.

  Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba yang akan dating.

  c.

  Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu. Dana yang berasal dari masyarakat luas

  Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini.

3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya

  Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua diatas.

  Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini di bagi ke dalam 3 jenis yaitu : ‐ Simpanan Giro ( Demand Deposit ) ‐ Simpanan Tabungan ( Saving Deposit ) ‐ Simpanan Deposito ( Time Deposit )

D. Prinsip Umum Manajemen/Pengelolaan Bank

  Menurut Ktut Silvanita (2009:19) “Manajemen bank komersial memiliki empat tugas utama, yaitu manajemen utang/kewajiban, manajemen asset, manajemen likuiditas, dan manajemen kecukupan modal”.

  1. Manajemen Kewajiban/Utang Pengelolaan kewajiban merupakan tugas manajer bank untuk memperoleh dana secara optimal. Sejak tahun 1960-an, bank-bank besar mulai menemukan cara untuk meningkatkan kewajiban bank dengan mengembangkan pasar antarbank, dan mengembangkan instrument keuangan baru. Dengan kata lain bank semakin berani melakukan pinjaman untuk membiayai asetnya yang menguntungkan.

  Manajemen Aset Pengelolaan asset adalah tugas manajer bank untuk mengalokasikan dana secara optimal. Untuk memaksimalkan keuntungannya, bank mengalokasikan dananya ke asset yang memberikan pengembalian yang tinggi, risiko yang rendah, dengan tingkat likuiditas yang cukup.

  3. Manajemen Likuiditas Pengelolaan likuiditas adalah tugas manajer bank untuk memenuhi penarikan dana nasabah secara optimal. Untuk itu bank harus memiliki dana/kas tunai yang cukup, sehingga penarikan dana tidak mengganggu pos-pos lain dari neracanya.

  17

 

 

4. Manajemen Kecukupan Modal

  Pengelolaan kecukupan modal merupakan tugas manajer bank untuk memenuhi kecukupan modal antara lain : (1) menghindarkan bank terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan bank, (2) jumlah modal yang dimiliki bank mempengaruhi pendapatan pemilik bank/pemegang saham, (3) memenuhi batas minimum modal bank yang ditentukan oleh regulator.

E. Penilaian Kesehatan Bank

  Sebagaimana layaknya manusia, di mana kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkatkan kemampuan kerja dan kemampuan lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya.

  Kesehatan bank menurut Kasmir (2008:41) “Tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.”

  Sedangkan berdasarkan Peraturan Gubernur Bank Indonesia Nomor 6/10/2004 Tahun 2004 mengenai tingkat kesehatan perbankan adalah hasil penilaian kualitatif atas beberapa aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kualitatif maupun penilaian kuantitatif terhadap faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank.

  18

    Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal yang berupa penilaian kualitatif atas beberapa aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kualitatif maupun penilaian kuantitatif terhadap faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank.

  Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina bank -bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.

  Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Kepada bank -bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.

  Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya dipertahankan terus kesehatannya. Akan tetapi bagi bank terus menerus tidak sehat, mungkin harus mendapat pengarahan atau sanksi dari Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank

  • bank .

  19

    Penilaian yang dilakukan oleh Bank Indonesia meliputi beberapa aspek, yaitu :

  1. Aspek permodalan Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR ( Capital Adequaci Ratio ) yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ( ATMR ) dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal harus 8%.

  2. Aspek kualitas asset Yaitu untuk menilai jenis- jenis asset yang dimiliki oleh bank. Penilaianaset harus sesuai dengan Peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.

  3. Aspek kualitas manajemen Dalam mengelola kegiatan bank sehari- hari juga dinilai kualitas manajemennya. Kualitas manajemen dapat dilihat hari kualitas manusianya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dilihat dari pendidikan serta pengalaman para karyawannya dalam menangani berbagai kasus –kasus yang terjadi dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan

  20

    manajemen likuiditas. Penilaian didasarkan kepada jawaban dari 250 pertanyaan yang diajukan mengenai manajemen Bank yang bersangkutan.

4. Aspek Likuditas

  Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua hutang- hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Yang dianalisis dalam rasio ini adalah a.

  Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro, 5.

  Aspek rentabilitas Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah, setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat . Penilaian juga dilakukan dengan : a.

  Rasio Laba terhadap Total Aset ( ROA ) b. Dan Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi ( BOPO ).

  Semua aspek penilaian analisis CAMEL ( Capital, Aset, Management, Earning dan Liquidity ). Disamping dengan penilaian terhadap kesehatan Bank adalah penilaian terhadap:

  21

 

 

  1. Ketentuan pelaksanaan pemberian Kredit Usaha kecil ( KUK ) & Pelaksanaan Kredit Eksport 2. Pelanggaran ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK ) atau sering disebut Legal Lending Limit

  3. Pelanggaran Posisi Devisa Netto Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Bank wajib memelihara kesehatannya. Kesehatan Bank yang merupakan cerminan kondisi dan kinerja Bank merupakan sarana bagi otoritas pengawas dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu, kesehatan Bank juga menjadi kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen), dan masyarakat pengguna jasa Bank.

  Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang semakin kompleks dan beragam dapat meningkatkan eksposur risiko dan profil risiko Bank. Sejalan dengan itu pendekatan penilaian secara internasional juga mengarah pada pendekatan pengawasan berdasarkan risiko. Peningkatan eksposur risiko dan profil risiko serta penerapan pendekatan Pengawasan berdasarkan risiko tersebut selanjutnya akan mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan Bank.

  Sesuai dengan perkembangan usaha Bank yang senantiasa bersifat dinamis dan berpengaruh pada tingkat risiko yang dihadapi, maka metodologi penilaian Tingkat Kesehatan Bank perlu disempurnakan agar dapat lebih mencerminkan kondisi Bank saat ini dan di waktu yang akan datang. Penyesuaian tersebut perlu dilakukan agar penilaian Tingkat Kesehatan Bank dapat lebih efektif digunakan

  22

    sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja Bank termasuk dalam penerapan manajemen risiko dengan fokus pada risiko yang signifikan, dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku serta penerapan prinsip kehati-hatian. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan menyempurnakan penilaian Tingkat Kesehatan Bank menggunakan pendekatan berdasarkan risiko dan menyesuaikan faktor-faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank.

  Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan berdasarkan risiko merupakan penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik, rentabilitas, dan permodalan.

  Pendekatan tersebut memungkinkan Bank Indonesia sebagai pengawas melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada Bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan.

  Selain itu sejalan dengan penerapan pengawasan berdasarkan risiko maka pengawasan tidak cukup dilakukan hanya untuk Bank secara individual tetapi juga harus dilakukan terhadap Bank secara konsolidasi termasuk dalam penilaian tingkat kesehatan. Oleh karena itu, penilaian Tingkat Kesehatan Bank juga harus mencakup penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara konsolidasi.

  Sehubungan dengan itu, penilaian Tingkat Kesehatan Bank perlu diatur kembali agar sejalan dengan perkembangan yang terjadi.

  23

 

 

  24

 

 

  Menurut Irsyad Lubis (2010:49), Apabila menurut penilaian Bank Indonesia menilai suatu bank mengalami kesulitan dan membahayakan kelangsungan hidupnya maka, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar:

  1. Pemegang saham menambah modal 2.

  Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank 3. Bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip

  Syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya.

  4. Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain 5.

  Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban

  6. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh harta dan atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain

  7. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban kepada bank atau pihak lain.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Bank terhadap Tingkat Penyaluran Kredit Bank Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 58 103

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Melalui Analisis Rasio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2012

0 37 82

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Syariah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

0 2 51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Fundamental - Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

0 2 52

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Efisiensi Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis - Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Auditing - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Rasio Keuangan Bank terhadap Tingkat Penyaluran Kredit Bank Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 34

ABSTRAK Pengaruh Rasio Keuangan Bank Terhadap Tingkat Penyaluran Kredit Bank Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11