Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Melalui Analisis Rasio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2012

(1)

   

SKRIPSI

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK MELALUI ANALISIS RASIO

PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2012

Oleh

Yodi Arista Tanjung 110522088

PROGRAM STUDI STRATA SATU AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2014  


(2)

   

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian tingkat kesehatan bank melalui analisis rasio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012.

Studi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan studi deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta, objek, atau subjek apa adanya dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat, dan menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tergolong dalam kategori sehat, dan tidak ada perbedaan tingkat kesehatan antara perbankan milik pemerintah dan milik swasta.

Kata kunci: audit, penilaian kesehatan bank, analisis laporan keuangan, rasio keuangan


(3)

ABSTRACT

This study aims to determine the rating of the bank through the analysis of the ratio of the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2012.

Studies used in this study is a descriptive study that aims to describe systematically the facts, object, or subject as it is with the aim of describing systematically the facts and characteristics of the object under study appropriately, and using secondary data sources researchers obtained indirectly through the media intermediate (obtained and recorded another party). secondary data generally in the form of evidence, records, or historical reports that have been arranged in the archive (documentary data), published or unpublished.

The results showed that the level of health of the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange belong in the category of healthy, and there was no difference between the level of health of the banking public and private property.

Keywords : audit, assessment of the health of banks, financial statement analysis, financial ratio


(4)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Melalui Analisis Rasio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2012”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan yaitu kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Asril Soerin Jambak dan Ibunda Arniati Iskandar Tanjung, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, perhatian dan memberikan semangat serta doa restu kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, MEC. Ak, CA Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi FakultasEkonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si, Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Sucipto MM, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga saya dapat meyelesaikan skripsi ini.


(5)

6. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si., Ak. Selaku Dosen Pembaca Nilai yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Keluarga dan sahabat penulis, terutama Kakak-kakak penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis dengan segala keterbatasannya sangat mengharapkan saran yang membangun, sehingga karya lain dari penulis di masa yang akan datang jauh lebih baik.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, April 2014

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank ... 8

B. Jenis-Jenis Bank ... 10

C. Sumber-Sumber Dana Bank ... 15

D. Prinsip Umum Manajemen/Pengelolaan Bank ... 17


(7)

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 25

B. Jenis dan Sumber Data ... 25

C. Populasi dan Sampel ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Teknik Analisis Data ... 26

F. Jadwal Penelitian ... 30

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 31

B. Analisis Data Penelitian ... 42

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Loan to Deposit Ratio ... 28

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Capital Adequacy Ratio ... 28

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Return On Assets ... 29

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian BOPO ... 30

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan PT. Bank Mandiri Tbk. ... 45

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk. ... 51

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. ... 56

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan PT. Bank Central Asia Tbk. ... 61

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan PT. Bank CIMB Niaga Tbk. ... 66


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Lampiran 1 Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Laporan Posisi Keuangan PT. Bank Mandiri Tbk. Tahun 2010-2012

Lampiran 2 Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Laporan Posisi Keuangan

PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Tahun 2010-2012

Lampiran 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Laporan Posisi Keuangan

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Tahun 2010-2012

Lampiran 4 Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Laporan Posisi Keuangan

PT. Bank Central Asia Tbk. Tahun 2010-2012

Lampiran 5 Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Laporan Posisi Keuangan


(10)

   

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian tingkat kesehatan bank melalui analisis rasio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012.

Studi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan studi deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta, objek, atau subjek apa adanya dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat, dan menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tergolong dalam kategori sehat, dan tidak ada perbedaan tingkat kesehatan antara perbankan milik pemerintah dan milik swasta.

Kata kunci: audit, penilaian kesehatan bank, analisis laporan keuangan, rasio keuangan


(11)

ABSTRACT

This study aims to determine the rating of the bank through the analysis of the ratio of the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2012.

Studies used in this study is a descriptive study that aims to describe systematically the facts, object, or subject as it is with the aim of describing systematically the facts and characteristics of the object under study appropriately, and using secondary data sources researchers obtained indirectly through the media intermediate (obtained and recorded another party). secondary data generally in the form of evidence, records, or historical reports that have been arranged in the archive (documentary data), published or unpublished.

The results showed that the level of health of the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange belong in the category of healthy, and there was no difference between the level of health of the banking public and private property.

Keywords : audit, assessment of the health of banks, financial statement analysis, financial ratio


(12)

   

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini, dunia bisnis merupakan dunia yang paling ramai dibicarakan diberbagai forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya pembicaraan masalah ini disebabkan salah satunya tolak ukur kemajuan suatu negara adalah dari kemajuan ekonominya dan tulang punggung dari kemajuan ekonomi adalah dunia bisnis.

Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam perusahaan dan bergerak dalam berbagai bidang usaha, mulai dari usaha perdagangan, industri, pertanian, manufaktur, peternakan, perumahan, keuangan, dan berbagai jenis usaha lainnya. Masing-masing bidang usaha memiliki karakteristik berbeda, misalnya usaha perdagangan sangat berbeda dengan usaha peternakan. Demikian pula usaha perumahan berbeda dengan pertanian, namun walaupun berbeda antar satu sama lainnya, masing-masing bidang usaha saling ketergantungan.

Masalah pokok dan paling sering dihadapi oleh setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha apapun selalu tidak terlepas dari kebutuhan akan dana (modal) untuk membiayai usahanya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan baik untuk modal investasi atau modal kerja. Dana memang dibutuhkan baik untuk perusahaan yang baru berdiri maupun yang sudah berjalan bertahun-tahun.


(13)

Adalah perusahaan yang bergerak dibidang keuangan yang memegang peranan sangat penting dalam memenuhi akan kebutuhan dana. Hal ini disebabkan perusahaan keuangan memang bidang utama usahanya adalah menyediakan fasilitas pembiayaan dan dana bagi perusahaan lainnya dan hampir tidak ada bidang usaha yang tidak memerlukan dana. Dana merupakan masalah pokokyang selalu ada dan selalu muncul dalam setiap usaha.

Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang keuangan atau yang sering kita sebut dengan lembaga keuangan. Kegiatan utama lembaga keuangan adalah membiayai permodalan suatu bidang usaha disamping usaha lain seperti menampung uang yang sementara waktu belum digunakan oleh pemiliknya. Selain itu, kegiatan lainnya lembaga keuangan tidak terlepas dari jasa keuangan.

Definisi secara umum yang dimaksud dengan lembaga keuangan adalah “Setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, menghimpun dana,menyalurkan dana atau kedua-duanya”. Artinya kegiatan yang dilakukan lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan, apakah kegiatannya hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menhimpun dana dan menyalurkan dana.

Dalam praktiknya lembaga keuangan digolongkan kedalam dua golongan besar yaitu : lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya (lembaga pembiayaan).


(14)

Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha ini berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika, dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke Negara jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika.

Perkataan bank berasal dari bahasa Italia yaitu Banco yang berarti kepingan papan yang digunakan sebagai tempat meletakkan buku yaitu sejenis meja. Fungsi ini kemudian berubah semakin luas yaitu sebagai meja tempat menukarkan uang. Aktivitas ini dilakukan oleh para pemberi pinjaman (kreditor) dan para penukar uang di Eropa untuk menunjukkan/memamerkan uang mereka kepada para pedagang dan orang-orang yang berlayar. Aktivitas seperti ini telah mulai dilakukan pada abad pertengahan dan dari sinilah timbul istilah “Bank”.

Berdirinya institusi perbankan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran dan pengaruh pihak penjajah Belanda. Sebelum Perang Dunia II, di Indonesia telah terdapat beberapa institusi perbankan yang sebagiannya merupakan bank milik bangsa lain.

Setelah Perang Dunia II, pada periode ini dalam wilayah Pemerintahan Republik Indonesia terdapat dua bank pemerintah yaitu Bank Negara Indonesia (BNI 46) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta terdapat bank-bank lain milik pribumidimana modal bank tersebut merupakan modal nasional.

Eksistensi institusi perbankan di Indonesia diatur dengan Undang-Undang tersendiri yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.


(15)

Dengan Undang-Undang ini dimaksudkan agar perbankan mempunyai dasar hokum yang pasti dan dapat menjalankan semua aktivitasnyadengan baik sehingga dapat memberi sumbangan kepada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dalam Undang-Undang ini disebutkan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan Menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Definisi ini menunjukkan bahwa objek aktivitas utama bank adalah masyarakat luas karena dana yang terhimpun dari masyarakat akhirnya akan disalurkan kepada masyarakat juga termasuk individu.

Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.

Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia sebagaimana yang telah diterbitkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia NO. 13/24/DPNP TANGGAL 25 OKTOBER 2011 Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.


(16)

Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya dipertahankan terus kesehatannya. Akan tetapi bagi bank yang terus menerus tidak sehat, mungkin harus mendapat pengarahan atau sanksi dari Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank.

Ada beberapa rasio keungan yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesehatan suatu bank yaitu: rasio solvabilitas, rasio likuiditas dan rasio profitabilitas. Rasio solvabilitas yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Rasio likuiditas yang dianalisis adalah rasio kewajiban bersih terhadap aktiva dan rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. Dan rasio profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya.

Penilaian tentang tingkat kesehatan bank dan rasio keuangan telah banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian mengenai penilaian tingkat kesehatan bank dengan analisis rasio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI oleh Ade Syahputra Pane (2010), menyatakan bahwa PT. Bank Mandiri Tbk, PT. Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk pada tahun 2006, 2007 dan 2008 tergolong dalam kategori sangat sehat, sedangkan untuk sampel bank swasta yaitu PT. Bank Central Asia Tbk, PT. Bank Danamon Tbk, dan PT. Bank Permata Tbk, pada tahun 2006, 2007 dan 2008 juga tergolong dalam kategori sangat sehat.


(17)

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penilaian tingkat kesehatan bank melalui analisis rasio pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010, 2011 dan 2012 dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul “PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK MELALUI ANALISIS RASIO PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2012”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan penelitian yang dilakukan adalah: bagaimana tingkat kesehatan bank dengan menggunakan analisis rasio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penilaian tingkat kesehatan bank melalui analisis rasio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga bagi perusaan dan peneliti selanjutnya.


(18)

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman peneliti tentang penilaian tingkat kesehatan bank melalui analisis rasio sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai kesesuaian antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi di lapangan.

2. Bagi Perusahaan Perbankan

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi masukan bagi dunia perbankan dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan bank melalui analisis rasio.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya dan bahan referensi tambahan dalam penelitian di bidang lainnya.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank

Menurut Undang-undang RI No. 10 tahun 1998 tanggal 10 Nopember 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Sedangkan menurut Kasmir (2004:11) menyatakan bahwa “bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat dan memberikan jasa bank lainnya.”

Aktivitas perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.

Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit ( Lending ). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit ( debitur ) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi. Sedangkan


(20)

bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dapat berdasarkan prinsip syariah dapat berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal.

Keuntungan utama dari perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpanan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini di bank dikenal dengan istilah spread based. Apabila suatu bank mengalami suatu kerugian dari selisih bunga, di mana suku bunga simpanan lebih besar dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal dengan nama Negatif spread.

Di samping itu perbankan juga melakukan kegiatan jasa- jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain meliputi :

‐ Jasa Pemindahan Uang ( Transfer ) ‐ Jasa Penagihan ( Inkaso )

‐ Jasa Kliring ( Clearing )

‐ Jasa Penjualan Mata Uang Asing ( valas ) ‐ Jasa Safe Deposit Box

‐ Travellers cheque ‐ Bank draft

‐ Letter of Credit ( L/C )


(21)

‐ Serta jasa bank lainnya B. Jenis – Jenis Bank

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang – undang Perbankan. Jika kita melihat jenis perbankan sebelum keluar Undang – undang Perbankan nomor 10 tahun 1998, dengan sebelumnya yaitu Undang – undang nomor 14 tahun 1967, maka terdapat beberapa perbedaan . Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya.

Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi bank, serta kepemilikan bank. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun jangkauan wilayah operasinya. Sedangkan kepemilikan perusahaan dilihat dari segi pemilikan saham yang ada serta akte pendiriannya.

Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka layani apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi tertentu. Jenis perbankan juga dibagi ke dalam caranya menentukan harga jual dan harga beli.

Menurut Undang – Undang RI Nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari:

a. Bank Umum


(22)

Di mana Bank Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsinya menjadi Bank Umum sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan Bank Pegawai menjadi Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ).

Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Undang – undang nomor 10 tahun 1998 adalah sebagai berikut :

a. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahasecara konvensional dan atau secara prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering disebut Bank Komersil ( commercial bank )

b. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR )

Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

Ditinjau dari segi kepemilikannya maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:


(23)

Di mana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

Contoh bank milik pemerintah antara lain:

‐ Bank Negara Indonesia 46 ( BNI ) ‐ Bank Rakyat Indonesia ( BRI ) ‐ Bank Tabungan Negara ( BTN )

Sedangkan Bank milik pemerintah daerah ( pemda ) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing –masing provinsi. Sebagai contoh :

‐ Bank Sumut ‐ Bank Jabar ‐ Bank Nagari

b. Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh bank swasta nasional antara lain :

‐ Bank Muamalat ‐ Bank Central Asia ‐ Bank Danamon c. Bank milik koperasi

Kepemilikan saham- saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Sebagai contoh adalah:


(24)

‐ Bank Umum Koperasi Indonesia d. Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau milik pemerintah asing. Jelas kepemilikannya pun dimiliki pihak luar negeri.

Contoh bank asing antara lain : ‐ Deutsche Bank

‐ Bank Of America ‐ Bank Of Tokyo ‐ City Bank e. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warganegara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain:

‐ Sumitomo Niaga Bank ‐ Inter Pasifik Bank

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga jual maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok yaitu:

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh koloniel Belanda.


(25)

Menurut Kasmir (2004:38), dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan 2 metode yaitu:

1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya ( kredit ) juga ditentukan berdsarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga pinjaman maka dikenal dengan nama negative Spreed, hal ini telah terjadi di akhir tahun 1998 dan sepanjang tahun 1999.

2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau menerapakan berbagai biaya- biaya dalam nominal atau persentasie tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

b. Bank yang berdasarkan Prinsip syariah

Bank berdasarkan prinsip Syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun diluar negeri terutama di Negara- Negara Timur Tengah bank yang berdasarkan Prinsip Syariah sudah berkembang Prinsip pesat sejak lama.

Bagi bank yang berdasarkan Prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarakan prinsip konvensional . Bank berdasarkan Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.


(26)

Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan Prinsip Syariah adalah sebagai berikut :

1. Pembiayaan berdasarkan Prinsip bagi hasil ( mudharabah )

2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal ( musharakah ) 3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan ( murabahah ) 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ( ijarah ) 5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang

disewa dari pihak bank oleh pihak lain ( ijarah waiqtina )

Sedangkan penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank Prinsip Syariah dasar hukumnya adalah alquran dan sunnah rosul. Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan Prinsip Syariah bunga adalah riba.

C. Sumber- Sumber Dana Bank

“Yang dimaksud dengan sumber- sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya” Kasmir (2004:61). Hal ini sesuai dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuangan di mana kegiatan sehari- harinya adalah dalam bidang jual beli uang. Tentu saja sebelum menjual uang ( memberikan pinjaman ) bank harus lebih dulu membeli uang( menghimpun dana ) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank mencari keuntungan.

Adapun sumber- sumber dana bank tersebut adalah sebagai berikut : 1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri


(27)

Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya.

Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari :

a. Setoran modal dari pemegang saham

b. Cadangan- cadangan bank, maksudnya adalah cadangan- cadangan bank pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba yang akan dating.

c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini.

3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya

Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua diatas.

Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini di bagi ke dalam 3 jenis yaitu : ‐ Simpanan Giro ( Demand Deposit )

‐ Simpanan Tabungan ( Saving Deposit ) ‐ Simpanan Deposito ( Time Deposit )


(28)

D. Prinsip Umum Manajemen/Pengelolaan Bank

Menurut Ktut Silvanita (2009:19) “Manajemen bank komersial memiliki empat tugas utama, yaitu manajemen utang/kewajiban, manajemen asset, manajemen likuiditas, dan manajemen kecukupan modal”.

1. Manajemen Kewajiban/Utang

Pengelolaan kewajiban merupakan tugas manajer bank untuk memperoleh dana secara optimal. Sejak tahun 1960-an, bank-bank besar mulai menemukan cara untuk meningkatkan kewajiban bank dengan mengembangkan pasar antarbank, dan mengembangkan instrument keuangan baru. Dengan kata lain bank semakin berani melakukan pinjaman untuk membiayai asetnya yang menguntungkan.

2. Manajemen Aset

Pengelolaan asset adalah tugas manajer bank untuk mengalokasikan dana secara optimal. Untuk memaksimalkan keuntungannya, bank mengalokasikan dananya ke asset yang memberikan pengembalian yang tinggi, risiko yang rendah, dengan tingkat likuiditas yang cukup.

3. Manajemen Likuiditas

Pengelolaan likuiditas adalah tugas manajer bank untuk memenuhi penarikan dana nasabah secara optimal. Untuk itu bank harus memiliki dana/kas tunai yang cukup, sehingga penarikan dana tidak mengganggu pos-pos lain dari neracanya.


(29)

4. Manajemen Kecukupan Modal

Pengelolaan kecukupan modal merupakan tugas manajer bank untuk memenuhi kecukupan modal antara lain : (1) menghindarkan bank terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan bank, (2) jumlah modal yang dimiliki bank mempengaruhi pendapatan pemilik bank/pemegang saham, (3) memenuhi batas minimum modal bank yang ditentukan oleh regulator.

E. Penilaian Kesehatan Bank

Sebagaimana layaknya manusia, di mana kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkatkan kemampuan kerja dan kemampuan lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya.

Kesehatan bank menurut Kasmir (2008:41) “Tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.”

Sedangkan berdasarkan Peraturan Gubernur Bank Indonesia Nomor 6/10/2004 Tahun 2004 mengenai tingkat kesehatan perbankan adalah hasil penilaian kualitatif atas beberapa aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kualitatif maupun penilaian kuantitatif terhadap faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank.


(30)

Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal yang berupa penilaian kualitatif atas beberapa aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kualitatif maupun penilaian kuantitatif terhadap faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank.

Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina bank -bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.

Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Kepada bank -bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.

Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya dipertahankan terus kesehatannya. Akan tetapi bagi bank terus menerus tidak sehat, mungkin harus mendapat pengarahan atau sanksi dari Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank -bank .


(31)

Penilaian yang dilakukan oleh Bank Indonesia meliputi beberapa aspek, yaitu :

1. Aspek permodalan

Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR ( Capital Adequaci Ratio ) yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ( ATMR ) dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal harus 8%.

2. Aspek kualitas asset

Yaitu untuk menilai jenis- jenis asset yang dimiliki oleh bank. Penilaianaset harus sesuai dengan Peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.

3. Aspek kualitas manajemen

Dalam mengelola kegiatan bank sehari- hari juga dinilai kualitas manajemennya. Kualitas manajemen dapat dilihat hari kualitas manusianya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dilihat dari pendidikan serta pengalaman para karyawannya dalam menangani berbagai kasus –kasus yang terjadi dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan


(32)

manajemen likuiditas. Penilaian didasarkan kepada jawaban dari 250 pertanyaan yang diajukan mengenai manajemen Bank yang bersangkutan. 4. Aspek Likuditas

Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua hutang- hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar.

Yang dianalisis dalam rasio ini adalah

a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro, tabungan, deposito dan lain- lain.

5. Aspek rentabilitas

Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah, setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat . Penilaian juga dilakukan dengan :

a. Rasio Laba terhadap Total Aset ( ROA )

b. Dan Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi ( BOPO ).

Semua aspek penilaian analisis CAMEL ( Capital, Aset, Management, Earning dan Liquidity ). Disamping dengan penilaian terhadap kesehatan Bank adalah penilaian terhadap:


(33)

1. Ketentuan pelaksanaan pemberian Kredit Usaha kecil ( KUK ) & Pelaksanaan Kredit Eksport

2. Pelanggaran ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK ) atau sering disebut Legal Lending Limit

3. Pelanggaran Posisi Devisa Netto

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Bank wajib memelihara kesehatannya. Kesehatan Bank yang merupakan cerminan kondisi dan kinerja Bank merupakan sarana bagi otoritas pengawas dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu, kesehatan Bank juga menjadi kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen), dan masyarakat pengguna jasa Bank.

Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang semakin kompleks dan beragam dapat meningkatkan eksposur risiko dan profil risiko Bank. Sejalan dengan itu pendekatan penilaian secara internasional juga mengarah pada pendekatan pengawasan berdasarkan risiko. Peningkatan eksposur risiko dan profil risiko serta penerapan pendekatan Pengawasan berdasarkan risiko tersebut selanjutnya akan mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan Bank.

Sesuai dengan perkembangan usaha Bank yang senantiasa bersifat dinamis dan berpengaruh pada tingkat risiko yang dihadapi, maka metodologi penilaian Tingkat Kesehatan Bank perlu disempurnakan agar dapat lebih mencerminkan kondisi Bank saat ini dan di waktu yang akan datang. Penyesuaian tersebut perlu dilakukan agar penilaian Tingkat Kesehatan Bank dapat lebih efektif digunakan


(34)

sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja Bank termasuk dalam penerapan manajemen risiko dengan fokus pada risiko yang signifikan, dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku serta penerapan prinsip kehati-hatian. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan menyempurnakan penilaian Tingkat Kesehatan Bank menggunakan pendekatan berdasarkan risiko dan menyesuaikan faktor-faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank.

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan berdasarkan risiko merupakan penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik, rentabilitas, dan permodalan.

Pendekatan tersebut memungkinkan Bank Indonesia sebagai pengawas melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada Bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan.

Selain itu sejalan dengan penerapan pengawasan berdasarkan risiko maka pengawasan tidak cukup dilakukan hanya untuk Bank secara individual tetapi juga harus dilakukan terhadap Bank secara konsolidasi termasuk dalam penilaian tingkat kesehatan. Oleh karena itu, penilaian Tingkat Kesehatan Bank juga harus mencakup penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara konsolidasi.

Sehubungan dengan itu, penilaian Tingkat Kesehatan Bank perlu diatur kembali agar sejalan dengan perkembangan yang terjadi.


(35)

Menurut Irsyad Lubis (2010:49), Apabila menurut penilaian Bank Indonesia menilai suatu bank mengalami kesulitan dan membahayakan kelangsungan hidupnya maka, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar:

1. Pemegang saham menambah modal

2. Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank

3. Bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya.

4. Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain

5. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban

6. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh harta dan atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain

7. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban kepada bank atau pihak lain.


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi deskriptif. Menurut Etta & Sopiah (2010:29) “studi deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta, objek, atau subjek apa adanya dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah bank-bank pemerintah dan bank-bank swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini terdiri dari 3 bank pemerintah dan 2 bank swasta. Bank pemerintah yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah PT.


(37)

Bank Mandiri Tbk, PT. Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Sedangkan bank swasta adalah PT. Bank Central Asia Tbk, dan PT. Bank CIMB Niaga Tbk. Alasan pemilihan bank tersebut karena bank tersebut merupakan bank terbesar dan terbaik di Indonesia. Sesuai dengan keputusan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia berikut merupakan daftar bank terbaik dan terbesar di Indonesia pada tahun 2012. Pertama PT. Bank Mandiri Tbk, dengan jumlah aset 375,23 Trilyun Rupiah, kedua PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, dengan jumlah aset 318.44 Trilyun Rupiah, ketiga PT. Bank Central Asia Tbk, dengan jumlah aset 283,18 Trilyun Rupiah, keempat PT. Bank Negara Indonesia Tbk, dengan jumlah aset 226,91 dan kelima PT. Bank CIMB Niaga Tbk, dengan jumlah aset 106,88 Trilyun Rupiah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dalam dua tahap. Pada tahap pertama peneliti akan melakukan studi pustaka yaitu dengan mencari literatur yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap kedua peneliti mengumpulkan data dengan cara mendownload dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id melalui media internet untuk memperoleh laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah analisis yang lebih banyak hendak


(38)

menggambarkan fakta sebagaimana adanya. Metode ini menggambarkan secara sistematis fakta, objek, atau subjek apa adanya dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis rasio untuk melakukan penilaian terhadap kesehatan perusahaan perbankan. Adapun rasio tersebut meliputi Rasio Likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR), Rasio Solvabilitas Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Rasio Proitabilitas Return on Assets (ROA) dan Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO).

a. Loan to Deposit Ratio

“Loan to Deposit Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan perbandingan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan” (Kasmir, 2011:225).

Rumus untuk mencari Loan to Deposit Ratio adalah sebagai berikut :

Total Kredit

LDR = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Tabel 3.1

Kriteria Penilaian Loan to Deposit Ratio

Nilai Kredit Predikat

ޒ 94,75% Sehat

ޓ 94,75% - ޒ 98,50% Cukup Sehat ޓ 98,50% - ޒ 102,25% Kurang Sehat

ޓ 102,25% Tidak Sehat


(39)

b. Capital Adequacy Ratio

Capital Adequacy Ratio merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan” (Lukman Dendawijaya, 2005:121).

Rumus untuk mencari Capital Adequacy Ratio adalah sebagai berikut : Modal

CAR = x 100% ATMR

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Capital Adequacy Ratio

Nilai Kredit Predikat

ޓ 8% Sehat

ޓ 6,5% - ޒ 8% Cukup Sehat ޓ 5% - ޒ 6,5% Kurang Sehat

ޒ 5% Tidak Sehat

Sumber: www.bi.go.id

c. Return on Assets

Return on Assets merupakan kemampuan sebuah perusahaan (aktiva perusahaan) dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba operasi perusahaan (EBIT) atau perbandingan laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba dan dinyatakan dalam persentasi” (Susan Irawati, 2006:59).

Rumus untuk mencari Return on Assets adalah sebagai berikut : Laba Sebelum Pajak

ROA = x 100%


(40)

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Return On Assets

Nilai Kredit Predikat

ޓ 1,215% Sehat

ޓ 0,99% - ޒ 1,215% Cukup Sehat ޓ 0,765% - ޒ 0,99% Kurang Sehat

ޒ 0,765% Tidak Sehat

Sumber: www.bi.go.id

d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional merupakan rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional” (Dahlian Siamat, 2001:153)

Rumus untuk mencari Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional adalah sebagai berikut :

Biaya Operasional

BOPO = x 100% Pendapatan Operasional

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian BOPO

Nilai Kredit Predikat

ޒ 93,52% Sehat

ޓ 93,52% - ޒ 94,72% Cukup Sehat ޓ 94,72% - ޒ 95,92% Kurang Sehat

ޓ 95,92% Tidak Sehat


(41)

F. Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian yang dilakukan penulis pada penelitian ini adalah pada bulan November 2013 sampai dengan bulan Januari 2014.


(42)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan a. PT. Bank Mandiri Tbk.

PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk. adalah bank yang berkantor pusat di Jakarta,dan merupakan bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkanke dalam Bank Mandiri.

Bank Mandiri dibentuk pada 2 Oktober 1998, dan empat bank asalnya efektif mulai beroperasi sebagai bank gabungan pada pertengahan tahun 1999. Setelah selesainya proses merger, Bank Mandiri kemudian memulai proses konsolidasi, termasuk pengurangan cabang dan pegawai. Selanjutnya diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan dan promosi.

Salah satu pencapaian penting adalah penggantian secara menyeluruh platform teknologi. Bank Mandiri mewarisi sembilan sistem perbankan dari keempat “legacy banks”. Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang


(43)

berbeda tersebut, Bank Mandiri mulai melaksanakan program penggantian platform yang berlangsung selama tiga tahun, dimana program pengganti tersebut difokuskan untuk meningkatkan kemampuan penetrasi di segmen “retail banking”.

Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi Bank Mandiri sudah mampu melakukan pengembangan “e-channel” & produk retail dengan “Time to Market” yang lebih baik. Dalam proses penggabungan dan pengorganisasian ulang tersebut, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak 194 buah dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi 17.620. Direktur Utamanya yang pertama adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan digantikan ECW Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun, sebelum digantikan Agus Martowardojo sebagai Direktur Utama sejak Mei 2005.

Pada Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang di luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATM dan tiga anak perusahaan utama yaitu Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, dan AXA Mandiri. Nasabah Bank Mandiri yang terdiri dari berbagai segmen merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia. Berdasarkan sektor usaha, nasabah Bank Mandiri bergerak dibidang usaha yang sangat beragam. Sebagai bagian dari upaya penerapan “prudential banking” & “best-practices risk management”, Bank Mandiri telah melakukan berbagai perubahan. Salah satunya, persetujuan kredit dan pengawasan dilaksanakan dengan “four-eye principle”, dimana persetujuan kredit dipisahkan


(44)

dari kegiatan pemasaran dan business unit. Sebagai bagian diversifikasi risiko dan pendapatan, Bank Mandiri juga berhasil mencetak kemajuan yang signifikan dalam melayani Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan nasabah ritel. Pada akhir 1999, porsi kredit kepada nasabah “corporate” masih sebesar 87% dari total kredit, sementara pada 31 Desember 2009, porsi kredit kepada nasabah UKM dan mikro telah mencapai 42,22% dan porsi kredit kepada nasabah consumer sebesar 13,92%, sedangkan porsi kredit kepada nasabah “corporate” mencakup 43,86% dari total kredit.

Sesudah menyelesaikan program transformasi semenjak 2005 sampai dengan tahun 2009, Bank Mandiri sedang bersiap melaksanakan transformasi tahap berikutnya dengan merevitalisasi visi dan misi untuk menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif.

Pada Juni 2013, Bank Mandiri sudah mempunyai 1.811 cabang dan sekitar 11.812 ATM yang tersebar merata di 34 provinsi di Indonesia tanpa terkecuali, semakin menegaskan Bank Mandiri sebagai salah satu dari jajaran bank terbesa di Indonesia.

b. PT. Bank Negara Indonesia Tbk.

Bank Negara Indonesia atau BNI nama lengkap: PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.) adalah sebuah institusi bank milik pemerintah, dalam hal ini adalah perusahaan BUMN, di Indonesia. Dalam struktur manajemen


(45)

organisasinya, Bank Negara Indonesia (BNI), dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang saat ini dijabat oleh Gatot Mudiantoro Suwondo.

Bank Negara Indonesia (BNI) adalah bank komersial tertua dalam sejarah Republik Indonesia. Bank ini didirikan pada tanggal 5 Juli tahun 1946. Saat ini BNI mempunyai 914 kantor cabang di Indonesia dan 5 di luar negeri. BNI juga mempunyai unit perbankan syariah, Namun sejak 2010 telah spin off (Memisahkan diri), yang dinamakan BNI Syariah

PT Bank Negara Indonesia Tbk didirikan oleh Margono Djojohadikusumo, yang merupakan satu dari anggota BPUPKI, lalu mendirikan bank sirkulasi/sentral yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI. Margono berjasa besar atas perkembangan bisnis atau usaha perbankan di Indonesia. Karena Margono adalah seorang pionir, maka beliau berhasil menanamkan nilai-nilai dan cara pandang bisnis perbankan di Indonesia, menggantikan peranan De Javasche Bank pada era penjajahan.

Bank Negara Indonesia didirikan dan dipersiapkan pada tanggal 5 Juli 1946 menjadi Bank Sirkulasi atau Bank Sentral yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI. Beberapa bulan setelah pendiriannya, Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama - Oeang Republik Indonesia atau ORI. Pengusul dibentuknya sebuah Bank Sentral atau Bank Sirkulasi, serta sekaligus juga adalah sebagai pendiri dan Direktur Utama Bank Negara Indonesia yang pertama adalah Raden Mas (R.M.) Margono Djojohadikusumo.


(46)

Pada 1955, Peran Bank Negara Indonesia beralih menjadi bank pembangunan dan kemudian mendapat hak untuk bertindak sebagai bank devisa. Sejalan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia beralih menjadi bank umum dengan penetapan secara yuridis melalui Undang-Undang Darurat nomor 2 tahun 1955.

Dengan inovasi perbankan yang luas, menimbulkan kepercayaan pemerintah terhadap perusahaan BNI. Maka, pada 1968, status hukum Bank Negara Indonesia ditingkatkan ke Persero dengan nama PT Bank Negara Indonesia.

Pada 2013, BNI memposisikan layanannya dalam tingkat yang lebih tinggi. Bank BNI meluncurkan kartu kredit dan kartu ATM/debit bergambar Tim Sepakbola peserta BPL, Chelsea, dengan logo MasterCard. Kartu tersebut dapat diterima oleh fans Chelsea. Bank BNI juga meluncurkan layanan trust bagi industri ekspor, termasuk untuk industri minyak dan gas.

c. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden[1] atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi).


(47)

Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank


(48)

Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

d. PT. Bank Central Asia Tbk.

Bank Central Asia adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah merupakan bagian penting dari Grup Salim. Presiden Direktur saat ini (masa jabatan 1999-sekarang) adalah Djohan Emir Setijoso.

BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997.


(49)

Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998.

Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia pada tahun 2000.

Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.

Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi,


(50)

pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.

e. PT. Bank CIMB Niaga Tbk.

PT Bank CIMB Niaga Tbk atau yang lebih dikenal dengan CIMB Niaga adalah sebuah bank yang berdiri pada tahun 1955. Saat ini CIMB Niaga merupakan bank terbesar keempat di Indonesia dilihat dari sisi aset, dan diakui prestasi dan keunggulannya di bidang pelayanan nasabah dan pengembangan manajemen. Saat ini mayoritas saham Bank CIMB Niaga dimiliki oleh CIMB Group. Bank CIMB Niaga merupakan bank pembayar (payment bank) KSEI terbesar dari nilai transaksi, dan dengan pangsa pasar 11%, saat ini CIMB Niaga adalah bank penyedia kredit pemilikan rumah terbesar ketiga di Indonesia. Kini Bank CIMB Niaga telah menjalin kerjasama dengan MNC Group untuk meningkatkan layanan belanja online "Rakuten" yang juga anak perusahaan MNC Group.

CIMB Niaga pertama kali didirikan pada tanggal 26 September 1955 sebagai bank swasta nasional dengan nama Bank Niaga. Setelah terbentuk, membangun nilai-nilai inti dan profesionalisme karyawan menjadi perhatian utama bank. Pada tahun 1969, ketika sektor swasta di Indonesia dilanda krisis, Bank Niaga mampu bertahan dan berhak memperoleh jaminan dari Bank Indonesia. Bank Niaga kemudian merevisi rencana usahanya pada tahun 1974, dan berganti menjadi bank umum agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah.


(51)

Pada tahun 1976 Bank Niaga meluncurkan Program Kredit Profesional, yaitu pinjaman bagi para profesional seperti ahli teknik, dokter, dan sebagainya. Selanjutnya, pada tahun 1981-1982, Bank Niaga menjadi bank pertama di Indonesia yang menerapkan sistem perbankan jaringan (online) dan sistem jaringan kantor cabang. Langkah berikut yang ditempuh Bank Niaga adalah membentuk jaringan unit usaha penukaran valuta asing resmi di sejumlah kantor cabang pada tahun 1985 beserta beragam produk baru. Pada tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari pesaingnya di pasar domestik dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia.

Pada Juni 1989 merupakan tahun Bank Niaga melakukan penawaran saham perdana sehingga menjadi perusahaan terbuka. Saham yang ditawarkan laris dibeli, dan saham yang dipesan mencapai empat kali lipat dibanding jumlah saham yang diterbitkan (20.9 juta saham). Bank Niaga mulai menyediakan layanan bagi nasabah kelas menengah-atas pada tahun 1998, guna memperbesar jumlah nasabah.

Pada tahun 1999, Bank Niaga menjadi bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) karena dana pemegang saham untuk rekapitalisasi kurang dari 20%. Commerce Asset Holdings Berhad (CAHB), yang sekarang dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad, mengakuisisi saham Bank Niaga pada tahun 2002. Tahun 2007, seluruh kepemilikan saham berpindah ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk


(52)

mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group. Pada bulan Mei 2008, Bank Niaga resmi berubah nama menjadi Bank CIMB Niaga. Dalam rangka memenuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang ditetapkan Bank Indonesia, Khazanah Nasional Berhad sebagai pemilik saham mayoritas Lippo Bank dan juga saham pengendali Bank Niaga (melalui CIMB Group), melakukan penggabungan (merger) kedua bank tersebut secara resmi pada tanggal 1 November 2008 yang diikuti dengan pengenalan logo kepada masyarakat luas.


(53)

B. Analisis Data Penelitian

1. PT. Bank Mandiri Tbk. (Dalam jutaan Rupiah)

a. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Total Kredit

LDR 2010 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 232.545.259

= x 100%

Rp. 337.387.909 + Rp. 42.070.036 = 61%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank Mandiri Tbk. pada tahun 2010 adalah 61%

Total Kredit

LDR 2011 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 298.988.258

= x100%

Rp. 384.728.603 + Rp. 62.654.408 = 67%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank Mandiri Tbk. pada tahun 2011 adalah 67%

Total Kredit

LDR 2012 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 370.570.356

= x 100%

Rp. 442.837.863 + Rp. 76.532.865 = 71%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank Mandiri Tbk. pada tahun 2012 adalah 71%


(54)

b. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal

CAR 2010 = x 100% ATMR

Rp. 42.070.036

= x 100% Rp. 217.460.021

= 19%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank Mandiri Tbk. pada tahun 2010 adalah 19%.

Modal

CAR 2011 = x 100% ATMR

Rp. 62.654.408

= x 100% Rp. 271.450.681

= 23%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank Mandiri Tbk. pada tahun 2011 adalah 23%.

Modal

CAR 2012 = x 100% ATMR

Rp. 76.532.865

= x 100% Rp. 313.452.140

= 24%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank Mandiri Tbk. pada tahun 2012 adalah 24%.


(55)

c. Return On Assets (ROA)

Laba Sebelum Pajak

ROA 2010 = x 100% Total Aktiva

Rp. 13.972.162

= x 100% Rp. 449.774.551

= 3,1%

Return On Assets PT. Bank Mandiri Tbk. tahun 2010 adalah 3,1%.

Laba Sebelum Pajak

ROA 2011 = x 100% Total Aktiva

Rp. 16.512.035

= x 100% Rp. 551.891.704

= 2,9%

Return On Assets PT. Bank Mandiri Tbk. tahun 2011 adalah 2,9%.

Laba Sebelum Pajak

ROA 2012 = x 100% Total Aktiva

Rp. 20.504.268

= x 100% Rp. 635.618.708

= 3,2%


(56)

d. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional

BOPO 2010 = x 100% Pendapatan Operasional

Rp. 30.023.401 = x 100% Rp. 43.765.421

= 69%

Rasio BOPO PT. Bank Mandiri Tbk. tahun 2010 adalah 69%.

Biaya Operasional

BOPO 2011 = x 100% Pendapatan Operasional

Rp. 38.554.842

= x 100%

Rp. 54.903.775 = 70%

Rasio BOPO PT. Bank Mandiri Tbk. tahun 2011 adalah 70%.

Biaya Operasional

BOPO 2012 = x 100% Pendapatan Operasional

Rp. 40.870.458

= x 100%

Rp. 60.495.905 = 68%


(57)

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Pada PT. Bank Mandiri Tbk.

No. Rasio 2010 2011 2012

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 LDR 61% Sehat 67% Sehat 71% Sehat

2 CAR 19% Sehat 23% Sehat 24% Sehat

3 ROA 3,1% Sehat 2,9% Sehat 3,2% Sehat

4 BOPO 69% Sehat 70% Sehat 68% Sehat


(58)

 

47   

2. PT. Bank Negara Indonesia Tbk. (Dalam jutaan Rupiah) a. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Total Kredit

LDR 2010 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas

Rp. 129.399.567

= x 100%

Rp. 194.374.685 + Rp. 33.149.525 = 57%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank Negara Indonesia Tbk. pada tahun 2010

adalah 57%.

Total Kredit

LDR 2011 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 156.504.508

= x 100%

Rp. 231.295.740 + Rp. 37.843.024 = 58%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank Negara Indonesia Tbk. pada tahun 2011

adalah 58%.

Total Kredit

LDR 2012 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 193.834.670

= x 100%

Rp. 257.660.841 + Rp. 43.525.291 = 64%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank Negara Indonesia Tbk. pada tahun 2012


(59)

 

48   

b. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal

CAR 2010 = x 100% ATMR

Rp. 33.149.525

= x 100% Rp. 127.506.080

= 25%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank Negara Indonesia Tbk. pada tahun 2010 adalah 25%.

Modal

CAR 2011 = x 100% ATMR

Rp. 37.843.024

= x 100% Rp. 151.957.116

= 24%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank Negara Indonesia Tbk. pada tahun 2011 adalah 24%.

Modal

CAR 2012 = x 100% ATMR

Rp. 43.525.291

= x 100% Rp. 163.485.820

= 26%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank Negara Indonesia Tbk. pada tahun 2012 adalah 26%.


(60)

 

49   

c. Return On Assets (ROA)

Laba Sebelum Pajak

ROA 2010 = x 100%

Total Aktiva Rp. 5.485.460

= x 100%

Rp. 248.580.529

= 2,2%

Return On Assets PT. Bank Negara Indonesia Tbk. tahun 2010 adalah 2,2%.

Laba Sebelum Pajak

ROA 2011 = x 100%

Total Aktiva Rp. 7.461.308

= x 100%

Rp. 299.058.161

= 2,5%

Return On Assets PT. Bank Negara Indonesia Tbk. tahun 2011 adalah 2,5%.

Laba Sebelum Pajak

ROA 2012 = x 100%

Total Aktiva Rp. 8.899.562

= x 100%

Rp. 333.303.506

= 2,7%


(61)

 

50   

d. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional

BOPO 2010 = x 100%

Pendapatan Operasional Rp. 20.372.466

= x 100%

Rp. 37.619.167 = 54%

Rasio BOPO PT. Bank Negara Indonesia Tbk. tahun 2010 adalah 54%.

Biaya Operasional

BOPO 2011 = x 100%

Pendapatan Operasional Rp. 21.050.688

= x 100%

Rp. 41.489.085 = 51%

Rasio BOPO PT. Bank Negara Indonesia Tbk. tahun 2011 adalah 51%.

Biaya Operasional

BOPO 2012 = x 100%

Pendapatan Operasional Rp. 22.509.305

= x 100%

Rp. 46.609.319 = 48%


(62)

 

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk.

No. Rasio 2010 2011 2012

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 LDR 57% Sehat 58% Sehat 64% Sehat

2 CAR 25% Sehat 24% Sehat 26% Sehat

3 ROA 2,2% Sehat 2,5% Sehat 2,7% Sehat

4 BOPO 54% Sehat 51% Sehat 48% Sehat


(63)

 

52   

3. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. (Dalam jutaan Rupiah)

a. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Total Kredit

LDR 2010 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 232.972.784

= x 100%

Rp. 333.652.397 + Rp. 36.673.110 = 63%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. pada tahun 2010

adalah 63%.

Total Kredit

LDR 2011 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 269.454.726

= x 100%

Rp. 384.264.345 + Rp 49.820.329 = 62%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. pada tahun 2011

adalah 62%.

Total Kredit

LDR 2012 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 336.081.042

= x 100%

Rp. 450.166.383 + Rp. 64.881.779 = 65%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. pada tahun 2012


(64)

 

53   

b. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal

CAR 2010 = x 100% ATMR

Rp. 36.673.110

= x 100% Rp. 198.901.347

= 18%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. pada tahun 2010 adalah 18%.

Modal

CAR 2011 = x 100% ATMR

Rp 49.820.329

= x 100% Rp. 223.446.772 = 22%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. pada tahun 2011 adalah 22%.

Modal

CAR 2012 = x 100% ATMR

Rp. 64.881.779

= x 100% Rp. 262.224.953 = 24%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. pada tahun 2012 adalah 24%.


(65)

 

54   

c. Return On Assets (ROA)

Laba Sebelum Pajak

ROA 2010 = x 100%

Total Aktiva Rp. 14.908.230

= x 100%

Rp. 404.285.602

= 3,6%

Return On Assets PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. tahun 2010 adalah 3,6%.

Laba Sebelum Pajak

ROA 2011 = x 100%

Total Aktiva Rp. 18.755.880

= x 100%

Rp. 469.899.284

= 3,9%

Return On Assets PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. tahun 2011 adalah 3,9%.

Laba Sebelum Pajak

ROA 2012 = x 100%

Total Aktiva Rp. 23.859.572

= x 100%

Rp. 551.336.790

= 4,3%


(66)

 

55   

d. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional

BOPO 2010 = x 100%

Pendapatan Operasional Rp. 35.766.009

= x 100%

Rp. 50.168.010 = 71%

Rasio BOPO PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. tahun 2010 adalah 71%.

Biaya Operasional

BOPO 2011 = x 100%

Pendapatan Operasional Rp. 36.614.557

= x 100%

Rp. 54.198.787 = 67%

Rasio BOPO PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. tahun 2011 adalah 67%.

Biaya Operasional

BOPO 2012 = x 100%

Pendapatan Operasional Rp. 35.317.615

= x 100%

Rp. 58.000.153 = 61%


(67)

 

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

No. Rasio 2010 2011 2012

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 LDR 63% Sehat 62% Sehat 65% Sehat

2 CAR 18% Sehat 22% Sehat 24% Sehat

3 ROA 3,6% Sehat 3,9% Sehat 4,3 Sehat

4 BOPO 71% Sehat 67% Sehat 61% Sehat


(68)

 

57   

4. PT. Bank Central Asia Tbk. (Dalam jutaan Rupiah)

a. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Total Kredit

LDR 2010 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 150.016.746

= x 100%

Rp. 277.627.243 + Rp. 34.107.844 = 48%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank Central Asia Tbk. pada tahun 2010 adalah 48%.

Total Kredit

LDR 2011 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 198.440.354

= x 100%

Rp. 323.576.220 + Rp. 42.027.340 = 54%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank Central Asia Tbk. pada tahun 2011 adalah 54%.

Total Kredit

LDR 2012 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 252.760.457

= x 100%

Rp. 370.507.012 + Rp. 51.897.942 = 59%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank Central Asia Tbk. pada tahun 2012 adalah 59%.


(69)

 

58   

b. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal

CAR 2010 = x 100% ATMR

Rp. 34.107.844

= x 100% Rp. 146.889.436 = 23%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank Central Asia Tbk. pada tahun 2010 adalah 23%.

Modal

CAR 2011 = x 100% ATMR

Rp. 42.027.340

= x 100% Rp. 171.986.817

= 24%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank Central Asia Tbk. pada tahun 2011 adalah 24%.

Modal

CAR 2012 = x 100% ATMR

Rp. 51.897.942

= x 100% Rp. 200.415.384 = 25%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank Central Asia Tbk. pada tahun 2012 adalah 25%.


(70)

 

59   

c. Return On Assets (ROA)

Laba Sebelum Pajak

ROA 2010 = x 100%

Total Aktiva Rp. 10.653.269

= x 100%

Rp. 324.419.069

= 3,2%

Return On Assets PT. Bank Central Asia Tbk. tahun 2010 adalah 3,2%.

Laba Sebelum Pajak

ROA 2011 = x 100%

Total Aktiva Rp. 13.618.758

= x 100%

Rp. 381.908.353

= 3,5%

Return On Assets PT. Bank Central Asia Tbk. tahun 2011 adalah 3,5%.

Laba Sebelum Pajak

ROA 2012 = x 100%

Total Aktiva Rp. 14.686.046

= x 100%

Rp. 442.994.197

= 3.3%


(71)

 

60   

d. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional

BOPO 2010 = x 100%

Pendapatan Operasional Rp. 17.952.978

= x 100%

Rp. 28.353.168 = 63%

Rasio BOPO PT. Bank Central Asia Tbk. tahun 2010 adalah 63%.

Biaya Operasional

BOPO 2011 = x 100%

Pendapatan Operasional Rp. 19.203.335

= x 100%

Rp. 32.500.110 = 59%

Rasio BOPO PT. Bank Central Asia Tbk. tahun 2011 adalah 59%.

Biaya Operasional

BOPO 2012 = x 100%

Pendapatan Operasional Rp. 21.007.325

= x 100%

Rp. 35.262.893 = 59%


(72)

   

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Pada PT. Bank Central Asia Tbk.

No. Rasio 2010 2011 2012

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 LDR 48% Sehat 54% Sehat 59% Sehat

2 CAR 23% Sehat 24% Sehat 25% Sehat

3 ROA 3,2% Sehat 3,5% Sehat 3,3% Sehat

4 BOPO 63% Sehat 59% Sehat 59% Sehat


(73)

 

62   

5. PT. Bank CIMB Niaga Tbk. (Dalam jutaan Rupiah)

a. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Total Kredit

LDR 2010 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 100.350.214

= x 100%

Rp. 117.833.233 + Rp. 13.840.500 = 76%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank CIMB Niaga Tbk. pada tahun 2010 adalah 76%.

Total Kredit

LDR 2011 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 119.577.189

= x 100%

Rp. 131.814.304 + Rp. 18.369.491 = 79%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank CIMB Niaga Tbk. pada tahun 2011 adalah 79%.

Total Kredit

LDR 2012 = x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Ekuitas Rp. 137.104.439

= x 100%

Rp. 151.015.119 + Rp. 22.651.912 = 78%

Loan to Deposit Ratio PT. Bank CIMB Niaga Tbk. pada tahun 2012 adalah 78%.


(74)

 

63   

b. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal

CAR 2010 = x 100% ATMR

Rp. 13.840.500

= x 100% Rp. 69.382.328 = 19%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank CIMB Niaga Tbk. pada tahun 2010 adalah 19%.

Modal

CAR 2011 = x 100% ATMR

Rp. 18.369.491

= x 100% Rp. 79.689.310 = 23%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank CIMB Niaga Tbk. pada tahun 2011 adalah 23%.

Modal

CAR 2012 = x 100% ATMR

Rp. 22.651.912

= x 100% Rp. 94.894.226 = 24%

Capital Adequacy Ratio PT. Bank CIMB Niaga Tbk. pada tahun 2012 adalah 24%.


(75)

 

64   

c. Return On Assets (ROA)

Laba Sebelum Pajak

ROA 2010 = x 100%

Total Aktiva Rp. 3.389.504

= x 100%

Rp. 143.652.852

= 2,3%

Return On Assets PT. Bank CIMB Niaga Tbk. tahun 2010 adalah 2,3%.

Laba Sebelum Pajak

ROA 2011 = x 100%

Total Aktiva Rp. 4.391.782

= x 100%

Rp. 166.801.130

= 2,6%

Return On Assets PT. Bank CIMB Niaga Tbk. tahun 2011 adalah 2,6%.

Laba Sebelum Pajak

ROA 2012 = x 100%

Total Aktiva Rp. 5.786.927

= x 100%

Rp. 197.412.481

= 2,9%


(76)

 

65   

d. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional

BOPO 2010 = x 100%

Pendapatan Operasional Rp. 10.741.089

= x 100%

Rp. 14.093.939 = 76%

Rasio BOPO PT. Bank CIMB Niaga Tbk. tahun 2010 adalah 76%.

Biaya Operasional

BOPO 2011 = x 100%

Pendapatan Operasional Rp. 13.076.761

= x 100%

Rp. 17.410.079 = 75%

Rasio BOPO PT. Bank CIMB Niaga Tbk. tahun 2011 adalah 75%.

Biaya Operasional

BOPO 2012 = x 100%

Pendapatan Operasional Rp. 13.685.608

= x 100%

Rp. 19.426.536 = 70%


(77)

 

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Pada PT. Bank CIMB Niaga Tbk.

No. Rasio 2010 2011 2012

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 LDR 76% Sehat 79% Sehat 78% Sehat

2 CAR 19% Sehat 23% Sehat 24% Sehat

3 ROA 2,3% Sehat 2,6% Sehat 2,9% Sehat

4 BOPO 76% Sehat 75% Sehat 70% Sehat


(78)

 

67   

PT. Bank Mandiri Tbk. No. Rasio

2010 2011 2012

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 LDR 61% Sehat 67% Sehat 71% Sehat

2 CAR 19% Sehat 23% Sehat 24% Sehat

3 ROA 3,1% Sehat 2,9% Sehat 3,2% Sehat

4 BOPO 69% Sehat 70% Sehat 68% Sehat

PT. Bank Negara Indonesia Tbk. No. Rasio

2010 2011 2012

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 LDR 57% Sehat 58% Sehat 64% Sehat

2 CAR 25% Sehat 24% Sehat 26% Sehat

3 ROA 2,2% Sehat 2,5% Sehat 2,7% Sehat

4 BOPO 54% Sehat 51% Sehat 48% Sehat

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. No. Rasio

2010 2011 2012

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 LDR 63% Sehat 62% Sehat 65% Sehat

2 CAR 18% Sehat 22% Sehat 24% Sehat

3 ROA 3,6% Sehat 3,9% Sehat 4,3 Sehat

4 BOPO 71% Sehat 67% Sehat 61% Sehat

PT. Bank Central Asia Tbk. No. Rasio

2010 2011 2012

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 LDR 48% Sehat 54% Sehat 59% Sehat

2 CAR 23% Sehat 24% Sehat 25% Sehat

3 ROA 3,2% Sehat 3,5% Sehat 3,3% Sehat

4 BOPO 63% Sehat 59% Sehat 59% Sehat

PT. Bank CIMB Niaga Tbk. No. Rasio

2010 2011 2012

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 LDR 76% Sehat 79% Sehat 78% Sehat

2 CAR 19% Sehat 23% Sehat 24% Sehat

3 ROA 2,3% Sehat 2,6% Sehat 2,9% Sehat


(1)

 

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Pada PT. Bank CIMB Niaga Tbk.

No. Rasio 2010 2011 2012

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 LDR 76% Sehat 79% Sehat 78% Sehat

2 CAR 19% Sehat 23% Sehat 24% Sehat

3 ROA 2,3% Sehat 2,6% Sehat 2,9% Sehat

4 BOPO 76% Sehat 75% Sehat 70% Sehat


(2)

 

PT. Bank Mandiri Tbk. No. Rasio

2010 2011 2012 Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori 1 LDR 61% Sehat 67% Sehat 71% Sehat 2 CAR 19% Sehat 23% Sehat 24% Sehat 3 ROA 3,1% Sehat 2,9% Sehat 3,2% Sehat 4 BOPO 69% Sehat 70% Sehat 68% Sehat

PT. Bank Negara Indonesia Tbk. No. Rasio

2010 2011 2012 Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori 1 LDR 57% Sehat 58% Sehat 64% Sehat 2 CAR 25% Sehat 24% Sehat 26% Sehat 3 ROA 2,2% Sehat 2,5% Sehat 2,7% Sehat 4 BOPO 54% Sehat 51% Sehat 48% Sehat

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. No. Rasio

2010 2011 2012 Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori 1 LDR 63% Sehat 62% Sehat 65% Sehat 2 CAR 18% Sehat 22% Sehat 24% Sehat 3 ROA 3,6% Sehat 3,9% Sehat 4,3 Sehat 4 BOPO 71% Sehat 67% Sehat 61% Sehat

PT. Bank Central Asia Tbk. No. Rasio

2010 2011 2012 Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori 1 LDR 48% Sehat 54% Sehat 59% Sehat 2 CAR 23% Sehat 24% Sehat 25% Sehat 3 ROA 3,2% Sehat 3,5% Sehat 3,3% Sehat 4 BOPO 63% Sehat 59% Sehat 59% Sehat

PT. Bank CIMB Niaga Tbk. No. Rasio

2010 2011 2012 Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori 1 LDR 76% Sehat 79% Sehat 78% Sehat 2 CAR 19% Sehat 23% Sehat 24% Sehat 3 ROA 2,3% Sehat 2,6% Sehat 2,9% Sehat 4 BOPO 76% Sehat 75% Sehat 70% Sehat


(3)

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank melalui analisis rasio pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Eek Indonesia. Dalam hal ini rasio keuangan yang digunakan berupa Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Return On Assets, dan Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional. Perusahaan perbankan milik Pemerintah yang diteliti meliputi PT. Bank Mandiri Tbk, PT. Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT. Bank Rakyat Indonesia. Sedangkan untuk bank swasta meliputi PT. Bank Central Asia Tbk dan PT. Bank CIMB Niaga Tbk.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis rasio pada bab empat diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. PT. Bank Mandiri Tbk. pada tahun 2010, 2011 dan 2012 memiliki rasio LDR, CAR, ROA dan BOPO yang tergolong dalam kategori sehat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan PT. Bank Mandiri Tbk. pada tahun 2010, 2011, dan 2012 tergolong dalam kategori Sehat.

2. PT. Bank Negara Indonesia Tbk. pada tahun 2010, 2011 dan 2012 memiliki rasio LDR, CAR, ROA dan BOPO yang tergolong dalam kategori sehat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan PT. Bank


(4)

 

Negara Indonesia Tbk. pada tahun 2010, 2011, dan 2012 tergolong dalam kategori Sehat.

3. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. pada tahun 2010, 2011 dan 2012 memiliki rasio LDR, CAR, ROA dan BOPO yang tergolong dalam kategori sehat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. pada tahun 2010, 2011, dan 2012 tergolong dalam kategori Sehat.

4. PT. Bank Central Asia Tbk. pada tahun 2010, 2011 dan 2012 memiliki rasio LDR, CAR, ROA dan BOPO yang tergolong dalam kategori sehat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan PT. Bank Central Asia Tbk. pada tahun 2010, 2011, dan 2012 tergolong dalam kategori Sehat.

5. PT. Bank CIMB Niaga Tbk. pada tahun 2010, 2011 dan 2012 memiliki rasio LDR, CAR, ROA dan BOPO yang tergolong dalam kategori sehat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan PT. Bank CIMB Niaga Tbk. pada tahun 2010, 2011, dan 2012 tergolong dalam kategori Sehat.

6. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kesehatan bank, baik bank pemerintah maupun bank swasta nasional. Hal ini menunjukkan bahwa bank swasta nasional mampu bersaing dengan bank-bank pemerintah.


(5)

 

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini bagi perusahaan, investor, calon investor dan bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan

Perusahaan disarankan untuk menggunakan rasio keuangan dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan mengacu pada peraturan yang telah diterbitkan oleh Bank Indonesia.

2. Bagi investor dan calon investor

Investor atau calon investor disarankan untuk melakukan analisis terhadap rasio keuangan untuk melihat tingkat kesehatan perusahaan perbankan sebelum melakukan investasi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah rasio keuangan yang lain untuk melakukan penilaian tingkat kesehatan perusahaan perbankan sesuai dengan ketetapan yang telah diterbitkan oleh Bank Indonesia.


(6)

 

DAFTAR PUSTAKA

Mamang Sangadji, Etta dan Sopiah, 2010. Metodologi Penelitian, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Kasmir, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi Keenam, Penerbit PT. RafaGrafindo Persada, Jakarta.

Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Penerbit PT. RafaGrafindo Persada, Jakarta.

Silvanita, Ktut, 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Lubis, Irsyad, 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, USUpress, Medan. Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Bogor. Irawati, Susan, 2006. Manajemen Keuangan, Pustaka : Bandung

Siamat, Dahlian, 2001. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta.

https://www.google.co.id/ https://www.bi.go.id/ https://www.idx.co.id/


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Bank terhadap Tingkat Penyaluran Kredit Bank Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 58 103

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Syariah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

0 2 51

ANALISIS RASIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Analisis Rasio Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Rasio Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

0 3 7

ANALISIS RASIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Analisis Rasio Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

0 2 30

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA BANK BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Rgec Pada Bank BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2012.

0 1 14

ANALISIS PENILAIANTINGKAT KESEHATAN BANK ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (Studi Kasus Pada Bank Umum Pemerintah Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).

0 0 13

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA (STUDI PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2007-2011)

0 0 93

ABSTRAK Pengaruh Rasio Keuangan Bank Terhadap Tingkat Penyaluran Kredit Bank Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank - Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Melalui Analisis Rasio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2012

0 0 17