Media Belajar dan Prestasi Belajar (Pengaruh Media Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN)”

  BAB

II URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

  Setiap penelitian sosial membutuhkan teri, karena salah satu unsur yang paling besar perannya dalam penelitian adalah teori (Singarimbun, 1995: 37). Teori berguna untuk menjelaskan titik tolak atau landasan berpikir dalam memcahkan atau menyortir masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian yang akan disortir (Nawawi, 1991: 40).

  Teori menurut Kerlinger diartikan sebagai suatu himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menyebarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena atau gejala tertentu (Rakhmat, 2004: 6).

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

  Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication bersal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama yang dimaksud adalah sama makna (Effendy, 2005: 9). Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat, serta perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media (Effendy, 2005: 50). Menurut paradigma Lasswell (Effendy, 2005: 10) untuk menjelaskan komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi terdiri dari lima unsur yaitu

a. Who ?

  Siapa sumber (Komunikator). Komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu, kelompok organisasi maupun suatu Negara sebagai komunikator.

  b. Says What ?

  Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan) dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol verbal ataupun nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan ataupun maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna, symbol, untuk menyampaikan makna dan bentuk/organisasi pesan.

  c. In Which Channel

  Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik dan lain-lain).

  d. To Whom?

  Tujuan dari kita berkomunikasi orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.

  e. With What Effect ?

  Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperi perubahan sikap, bertambahnya ilmu pengetahuan.Dari konsep diatas paling tidak ada dua hal yang memaknai komunikasi.

  1. Komunikasi adalah suatu proses yakni aktivitas untuk mencapai tujuan komunikasi itu sendiri. Dengan demikian proses komunikasi terjadi bukan secara kebetulan, akan tetapi dirancang dan diarahkan kepada pencapaian tujuan

  2. Dalam proses komunikasi selamanya melibatkan tiga komponen penting yakni :

  sumber pesan yaitu orang yang akan menyampaikan atau mengkomunikasikan

  sesuatu, pesan yaitu segala sesuatu yang ingin disampaikan atau materi komunikasi, penerima pesan yaitu orang yang akan menerima informasi. Ketiga komponen tersebut merupakan komponen dasar dalam proses komunikasi, apabila hilang salah satu komponen maka hilang pula makna komunikasi. Proses komunikasi tersebut digambarkan oleh Kemp (1975) sebagai berikut :

  Feedback

  

Source of Message Destination

  transmision

  Message

message received and of message

encoded decoded

  channel

  

noise

Gambar.1 Proses Komunikasi

  Pesan yang disampaikan biasanya berupa informasi atau keterangan dari pengirim atau (sumber) pesan. Pesan itu diubah dalam bentuk sandi atau lambang seperti kata-kata, bunyi-bunyian, gambar dan sebagainya. Kemudia melalui

  

channel atau saluran seperi bahan cetak, film, radio, dan televisi pesan tadi

  diterima oleh penerima pesan melalui indra mata dan telinga untuk diolah yang pada akhirnya pesan tersebut dapat dipahami.

  Efektivitas komunikasi dapat dilihat dari penerima pesan melalui feedback yang dilakukannya, misalnya dengan bertanya, menjawab atau melaksanakan pesan yang disampaikan. Dari respons penerima tersebut akan terjadi umpan balik yang menunjukkan efektivitas komunikasi. Manakala pesan yang disampaikan dimaknai lain oleh penerima pesan, atau terjadi ketidaksesuaian antara sumber dan penerima pesan, maka komunikasi bisa dikatakan gagal. Kegagalan komunikasi biasa terjadi karena adanya gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran komunikasi yang terjadi pada saluran atau channel yang dapat menghambat penyampaian pesan (Sanjaya, 2012: 79).

  Defenisi-defenisi yang dikemukakan diatas tentunya belum mewakili semua defenisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun telah memperoleh gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shanon dan Weaver (1949) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang salinh mempengaruhi satu sama lainnya. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal. Tetapi juga dalam hal ekspresi wajah, lukisan, seni dan teknologi. Karena itu dalam suatu situasi berkomunikasi, maka kita memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa verbal mau non verbal yang digunakan dalam berkomunikasi (Cangara, 2006:19). Adapun bentuk dari komunikasi yaitu (Effendy,2003: 7).

  a.

  Komunikasi Personal (Personal Communication) Terdiri dari komunikasi intrapersonal (Intrapersonal Communication) dan komunikasi antarpersonal (Interpersonal Communication).

  b.

  Komunikasi Kelompok  Komunikasi kelompok kecil (small group communication), terdiri dari ceramah, forum, diskusi, dan seminar.

   Komunikasi kelompok besar (large group communication), terdiri dari kampanye.

  c.

  Komunikasi Organisasi (Organization Communication).

  d.

  Komunikasi Massa (Mass Communication).

2.1.1.2 Fungsi Komunikasi

  Komunikasi sebagai ilmu dan seni, sudah tentu memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam terjadinya komunikasi tidak terlepaskan dari bentuk dan fungsi komunikasi, dimana komunikasi yang baik, tidak jauh dari fungsi yang mendukung keefektifan komunikasi. Adapun fungsi-fungsi dari komunikasi adalah sebagai berikut :

  a. Menyampaikan informasi (To Inform) Komunikasi berfungsi dalam menyampaikan informasi, tidak hanya informasi tetapi juga pesan, ide, gagasan, opini maupun komentar. Sehingga masyarakat bisa mengetahui keadaan yang terjadi dimanapun.

  b. Mendidik (To Educate) Komunikasi sebagai sarana informasi yang mendidik, menyebarluaskan kreativtas, tidak hanya sekedar memberi hiburan, tetapi juga memberi pendidikan untuk membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, serta memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebuh baik, lebih maju, dan lebih berkembang c. Menghibur (To Entertain) Komunikasi juga memberikan warna dalam kehidupan. Tidak hanya informasi tetapi juga hiburan. Semua golongan menikmatinya sebagai alat hiburan dalam bersosialisasi. Menyampaikan informasi dalam lagu, lirik dan bunyi mauoun gambar dan bahasa.

  d. Mempengaruhi (To Influence) Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk memberi motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan oran lain melalui apa yang dilihat, dibaca dan didengar. Serta memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku kearah yang baik dan mordenisasi.

2.1.1.3 Tujuan Komunikasi

  Dalam berkomunikasi tidak hanya untuk memahami dan mengerti satu dan yang lainnya tetapi juga memiliki tuuan dalam berkomunikasi. Ada empat tujuan komunikasi ( Effendy, 2004 )

  a. Perubahan Sikap Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya memberikan informasi mengenai masyarakat harus menaati peraturan lalu lintas dan tujuannya adalah agar tidak ada lagi masyarakat yang tidak mentaati peraturan lalu lintas.

  b. Perubahan Pendapat Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi yang disampaikan. Misalnya informasi mengenai peraturan yang telah dibuat oleh kepala sekolah yang baru, biasanya selalu mendapat tantangan dari siswa maka harus disertai penyampaian informasi yang lengkap supaya pendapat siswa dapat terbentuk untuk membentuk peraturan tersebut. .

  c. Perubahan Perilaku Memberikan berbagai infomasi pada masyarakat, yang pada akhirnya bertujuan agar masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya informasi tentang kerugian dari menggunakan narkoba agar siswa tidak menggunakan narkoba. d. Perubahan Sosial Memberikan berbagai informasi pada masyarakat, yang pada akhirnya bertujuan agar masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi yang disampaikan.

2.1.2 Komunikasi Massa

  Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human

  

communication ) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat

  mekanik, yang mampu melipat-gandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam sejarah publisistik dimulai satu setengah abad ditemukan masin catak oleh Johannes Guttenberg. Sejak itu dimulai suatu zaan dikenal yang dikenal dengan zaman publisistik atau awal dari era komunikasi massa. Sebaliknya dikenal sebagai zaman prapublisistik (Wiryanto, 2000:1).

  Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri, 1991 , merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara missal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar, sangat heterogendan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004:3).

  Agar tidak ada perbedaan persesi tentang massa, ada baiknya membedakan arti massa dalam arti umum. Massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton,pemirsa atau pembaca (Nurudin, 2004:3).

  Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bitter, yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media pada sejumlah orang (mass communication is massage communicated

  

thorugh a mass medium to a large number of people ) (Ardianto, 2004:3).

  Komunikasi massa pada dasarnya merupakan proses komunikasi satu arah, artinya komunikasi berlangsung dari komunikator (sumber) melalui media kepada komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa bersifat satua arah, namun dalam operasionalnya memerlukan komponen lain yang turut menentukan lancarnya prose komunikasi. Komponen komunikasi massa lebih kompleks, karena setiap komponennya mempunyai karakteristik tertentu adalah sebagai berikut : (Ardianto, 2004: 36) a. Komunikator Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya langsung seseorang, tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang terorganisasikan dari beberapa partisipan, diproduksikan secara massal dan didistribusikan kepada massa. Komunikator dalam penelitian ini adalah guru sebagai penyampai materi pelajaran.

  b. Pesan Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat umum, maka pesan harus diketahui oleh setiap orang. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pesan yang disampaikan guru kepada siswa adalah sebuah materi yang akan dipelajari oleh siswa.

  c. Media Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak. Media belajar dalam penelitian ini adalah sebagai alat bantu siswa untuk mendukung proses belajar agar siswa tidak merasa jenuh dengan proses belajar yang hanya mempelajari materi dan tidak melalkukan praktik secara langsung.

  d. Khalayak Kahalayak yang dituju dikomunikasi massa adalah massa atau sejumlah besar khalayak. Karena banyaknya khalayak serta sifatnya yang anonym dan heterogen. Sedangkan khalayak yang dituju dalam penelitian ini adalah siswa kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN .

  e. Filter dan Regulator Komunikasi Massa Dalam komunikasi massa pesan yang disampaikan media pada umumnya ditunjukkan kepada massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan melalui media yang sesuai dengan latar belakang social, ekonomi, pendidikan, agama, usis, budaya. Karena penelitian ini dilakukan di sekolah maka media yang digunakan siswa adalah media yang telah disediakan oleh sekolah untuk membantu kegiatan proses belajar siswa. f.Gatekeeper (Penjaga Gawang) Dalam proses perjalanan sebuah pesan dari sumber media massa kepada penerimanya gatekeeper ikut terlibat didalamnya. Gatekeeper dalam penelitian ini adalah guru yang menyampaikan pesan dengan menggunakan media kepada siswanya.

2.1.3 Media Belajar

  Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berati tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh penegtahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

  Pengertian lain dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya AECT (Assosiation of Education and Communication Technology,1977) memberi batasan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan mediator menurut (Fleming,1987: 24) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.

  Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antar dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Disamping itu mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem belajar yang melakukan peran ediasi, mulai dari guru sampai peralatan yang canggih, dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.

   Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang tejadi pada diri setiap

  orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya (Arsyad, 2007: 1). Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang memungkinkan disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Adapun media belajar menurut (Ibrahim dan Syaodih,2003: 112) diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajarn, meangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar.

  Seringkali media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986) dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Sedangkan menurut Gagne dan Brings (1957) secara implist mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video, kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang membantu untuk menyampaikan materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa belajar.

  Nations Education Association memberikan defenisi media sebagai

  bentuk-bentuk komunikasi yang tercetak maupun audio visual dan peralatannya, dengan demikian media dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Sehingga sampai saat ini media merupakan salah satu bagian yang yang sangat penting bagi pelajar untuk mendukung kegiatan belajar. Media instruksional adalah segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan evisiensi pencapaian tujuan instruksional. Jadi ,apabila media itu membawa pesan instruksional atau mengandung maksud pengajaran atau media itu disebut media belajar.

  Secara umum dapat dikatakan penggunaan media mempunyai fungsi sebagai berikut (Daryanto, 2010: 5) :

  1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas. Dengan adanya media proses komunikasi tidak hanya menggunakan komunikasi verbal, tetapi bias juga dengan komunikasi non verba yaitu dengan mengunakan symbol- simbol atau lambing-lambang, misalnya dalam pelajaran biologi, siswa sering mendengar istilah ilmiah, tetapi dengan adanya Laboratorium

  Biologi siswa biasa langsung mengerti dan melihat langsung benda tersebut.

  2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. Penggunaan internet dapat mengatasi keterbatasannya ruang, waktu tenaga dan daya indra, karena dengan menggunaan media internet siswa dapat dengan mudah untuk mencari informasi diluar dari buku yang diberikan disekolah.

  3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. Dengan mengajak siswa untuk melakukan cara belajar diluar kelas siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, karena belajar dengan menggunakan teori saja siswa merasa bosan, misalnya membawa siswa ke Laboratorim Kimia untuk mengajarkan bagaimana cara membuat sabun dengan menggunakan cairan-cairan yang ada di Laboratorium tersebut.

  4. Memungkinkan anak untuk belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya. Mempelajari bahasa asing akan terlihat susah apabila menggunakan teori saja, maka dari itu siswa bisa menggunakan media belajar Laboratorium Bahasa, siswa akan merasa lebih mudah karena di dalam Laboratorium tersebut telah disediakan alat bantu membantu proses belajar.

  5. Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbukan persepsi yang sama. Guru memberikan teori pelajaran dikelas kepada siswa dan melakukan praktik denga menggunakan media belajar agar siswa dan guru bisa mempunyai pendapat yang sama.

  Selain itu, fungsi media belajar menurut Kemp dan Dayton 1985 : 1. Penyampian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar 2. Pebelajaran dapat lebih menarik 3. Pembelajaran dapat lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar 4. Waktu pelaksanaan pembelajarn dapat diperpendek 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan 6. Proses belajar dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan 7. Sikap positif siswa terhadap materi pelajarn serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan

8. Peran guru mengalami perubahan ke-arah yang positif.

  Maka dapat diambil kesimpulan manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar dapat mengarahkan perhatian siswa sehingga menimbulkan motivasi untuk belajar dan materi yang diajarkan akan lebih jelas, cepat dipahami sehingga dapat meningkatlan prestasi siswa. Berdasarkan informasi yang telah diperoleh oleh peneliti media belajar yang tersedia di SMA NEGERI 2 MEDAN adalah :

1. Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh SMA

  NEGERI 2 MEDAN untuk memenuhi kebutuhan informasi ilmu pengetahuan kepada siswa.

  2. Laboratorium IPA (Fisika, Kimia dan Biologi) merupakan salah satu media yang sering digunakan oleh siswa jurusan IPA untuk melakukan praktikum teori yang telah disampaikan dikelas oleh guru.

  3. Laboratorium Bahasa (Inggris, Jerman, Perancis dan Jepang) merupakan media yang digunakan siswa untuk mempelari bahasa asing, jadi belajar bahasa tidak hanya dengan teori tetapi bisa juga secara praktik. Misalnya dengan menggunakan earphone untuk bisa langsung mendengarkan cara mendengarkan bagaimana cara mengucapkan bahasa Inggris yang baik.

  4. Laboratorium Multimedia merupakan siswa bisa memanfaatkan komputer disetiap meja untuk mendengarkan, melihat dan mencoba aplikasi pembelajaran yang telah di siapkan oleh guru.

  Akses Internet digunakan siswa sebagai sumber informasi untuk menambah 5. pengetahuan siswa.

2.1.3.1 Ciri-ciri Media Belajar

  Gerlach & Ely Ada 3 ciri petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu ((kurang efisien) melakukannya, yaitu : 1.

  Ciri Fiksatif Ciri ini menghambat kemampuan media merekam, minyimpan, melestarikan dan merkontruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurutkan dan disusun kembali dengan media seperti dalam Laboratorium Bahasa (Inggris, Jerman, Perancis dan Jepang),

  Laboratorium Multimedia di SMA NEGERI 2 MEDAN. Dengan ciri fiksatif

  ini, media memungkinkan merekam suatu kejadian atau objek yang terjadi pada waktu tertentu.

2. Ciri Manipulatif

  Ciri Manipulatif yaitu ciri yang dapat mentrasformasikan suatu kejadian berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit tanpa mengurangi arti yang ingin disampaikan kepada siswa. seperti Penggunaan Laboratorium Multimedia 3. Ciri Distributif

  Ciri Distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang dan cara bersamaan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu. Seperti penggunaan media belajar Laboratorium IPA (Fisika, Kimia dan Biologi) ini digunakan agar siswa bisa langsung melakukan praktikum materi pelajaran yang sedang di pelajari,oleh karena itu siswa bisa mendapatkan pengalaman baru di dalam proses belajar.

2.1.3.2 Fungsi Media Belajar

  Perolehan pengetahuan siswa akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbaliseme, artinya siswa hanya mengetahui tentang teori pelajaran tetapi tidak memahami secara makna yang terkandung didalam teori pelajaran tersebut. Oleh sebab itu diusahakan agar pengalaman dalam proses belajar lebih kongkret, pesan yang disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan media belajar sebagai alat bantu guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa.

  Penggunaan media belajar dapat membantu meningkatkan pemahaman dan daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Berikut ini fungsi dari pengguaan media belajar menurut Fungsi media belajar menurut (Nana sudjana dan Ahmad Rivai, 1991: 3) adalah :

  1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Motivasi belajar dapat tumbuh dan berkembang apabila penggunaan media digunakan dengan efektif.

  2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajran yang baik. Media belajar akan menjadi fasilitator bagi siswa yang nantinya akan mendukung teori yang mereka peroleh.

  3. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. Media pembelajaran akan memberikan tampilan visual yang dapat menarik minat belajar siswa, sehingga mereka lebih mudah untuk memahami dan mencerna materi yang disampaikan

  4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti pengamatan dan lain-lain. Dengan dukungan media yang tersedia mahasiswa akan memperoleh bahan pelajaran yang lebih lengkap dan menyeluruh.

  Selain itu media belajar juga berfungsi untuk memberikan umpan balik, media belajar merupakan salah satu tolak ukur prestasi bagi siswa. Siswa akan memperoleh tambahan materi pembelajaran yang pada akhirnya akan menjadikan siswa tersebut memperoleh nilai yang baik, seperti hasil ulangan harian dan akhir semester yang lebih baik.

  Dengan adanya media belajar siswa akan memperoleh wawasan yang lebih luas. Media belajar akan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru kepada siswa mengenai pembelajaran yang mereka pelajari. Alat-alat yang tersedia akan memberikan pengetahuan baru mengenai bidang studi yang terkait, seperti penggunaan makrometer dan neraca pegas pada laboratorium fisika.

  Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siwa dalam menerima dan mengelolah informasi guna mencapai tujuan pembelajran. Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada gambar berikut :

  guru siswa MEDAN

    pesan

  METODE

  Gambar.2 Fungsi media dalam proses pembelajaran

2.1.4 Media Internet

  Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang berarti Jaringan yang saling berhubungan. Disebut demikian karena internet merupakan jaringan computer-komputer diseluruh dunia yang saling berhubungan dengan bantuan jalur telekomunikasi (Akbar, 2005: 10). Selain itu, internet juga merupakan kumpulan dari manusia-manusia yang secara aktif berpartisipasi sehingga membuat internet menjadi sumber daya informasi yang sangat berharga (Febrian, 2005: 22). Pada awalnya internet berasal dari sebuah jaringan computer yang terdiri dari beberapa computer yang dihubungkan dengan kabel, sehingga membentuk sebuah jaringan (network). Kemudian jaringan-jaringan tersebut saling dihubungkan lagi sehingga membentuk inter-network. Untuk bisa berhubungan dengan jaringan inter-network tersebut. Secara umum fungsi internet adalah menyediakan suatu sarana yang memiliki standarisasi dan mendefenisikan prosedur jaringan sehingga informasi dapat saling dipertukarkan. Menurut (Kenji Kitao 1998) ada enam fungsi internet yang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai alat komunikasi, sebagai alat mengakses informasi, fungsi pensisikan dan pembelajaran, serta fungsi tambahan(suplemen), fungsi pelengkap (komplenen), dan fungsi pengganti (subtitusi).

  1. Sebagai alat komunikasi Dalam duniapendidikan sangat diperlukan komunikasi yang baik antara guru, siswa, orang tua, dan instansi-instasi yang berhubungan dengan pendidikan. Komunikasi dalam internet dapat dilakukan melalui email dan aplikasi internet lainnya yang memberikan kemudahan dalam proses belajar.

  2. Sebagai alat mengakses informasi Internet juga dapat dijadikan sebagai pembelajran elektronik.oleh karena itu bahan pembelajaran elektronik dapat dikemas dan dimasukkan kedalam bentuk jaringan sehingga dapat diakses melalui internet. Maka dalam dunia pembelajaran , siswa dapat mengakses berbagai mata pelajaran yang ditugaskan oleh guru. Guru juga dapat memperoleh berbagai pengetahuan tentang bahan pelajaran dengan mengakses aplikasi internet yang ada.

  3. Pendidik dan pembelajaran Dalam internet terdapat berbagai informasi pendidikan dan pembelajaran.

  Oleh karena itu internet juga bisa dijadikan perpustakaan tetapi dalam bentuk jaringan computer. Internet dalam pendidikan dan pembelajaran sangat diperlukan demi tercapinya tujuan pendidikan dan pembelajaran.

  4. Fungsi Tambahan (Suplemen)

  Dalam pembeajaran internet juga dijadikan menjadi fungsi tambahan sederhana sebagai media pembelajaran. Siswa dapat mempertahankan internet dengan mencari materi pembelajaran tambahan dan pembelajaran.

  5. Fungsi Pelengkap (Komplemen) Dalam pembelajaran, internet juga digunakan untuk melengkapi materi pembelajaran peserta didik di dalam kelas.

  6. Fungsi Pengganti (substitusi) Fungsi pengganti disini dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran bisa mengganti model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran berbasis internet dengan menggunakan media internet.

  Internet sebagai media pembelajaran mempunyai manfaat baik bagi siswa, manfaat internet bagi siswa adalah :

  1. Mempermudah komunikasi dengan semua orang untuk bertukar pikiran dan berdiskusi dalam suatu website.

  2. Menjadi sarana penjawab semua pertanyaan para pelajar yang belum bisa mereka temukan jawabannya.

  3. Menemukan teman-teman dari negara-negara luar yang bisa membantu mereka dalam kehidupan social dan bisa menjadi tempat bertukar pengalaman dalam hal pendidikan maupun dalam hal lainnya.

  4. Menambah wawasan tentang segala macam pengetahuan tentang dunia luar.

  Internet tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa, melainkan juga kepada para guru. Manfaat internet bagi para guru adalah :

  1. Menjadi sumber untuk menambah bahan pelajaran.

  2. Bertukar informasi dengan guru-guru yang lain di berbagai belahan dunia yang lebih berpengalaman.

  3. Menambah wawasan pelajaran sesuai dengan perkembangan zaman.

  4. Mengikuti teknologi dan segala perkembangan zaman yang terjadi.

  5. Menjadi tempat pembelajaran agar bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan murid-muridnya. Adapun dampak yang didapat dalam penggunaan internet yaitu : a.

  Dampak Negatif 1.

  Karena internet telah memasuki segala sector kehidupan manusia maka muncul banyak resiko terlebih bagi kaum muda yang masih labil.sebab dalam internet banyak hal-hal yang dapat merusak moral misalnya, situs porno dan maraknya kejahatan dalam dunia maya.

  2. Mengalirnya arus ideologi politik, social ekonomi, dan budaya yang bertentangan dengan ideologi negara Indonesia yang akan membawa pada hal-hal yang dapat melemahnya ketahanan nasional.

  3. Pola hidup yang semakin individualistis. Orang kini merasa gengsi jika tidak berinternet, padahal belum tentu dia membutuhkan informasi. Karena penjelajahan lewat internet sangat mengasyikan sehingga membuat orang lain dari kehidupan social. Orang lebih suka bermain game atau melakukan chat yang menghabiskan begitu banyak pulsa telepon hanya sekedar mencari kesenangan.

  b.

  Dampak Positif

  1. Mengalirnya informasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) baik ilmu social, eksakta kedokteran, filsafat, teknik, dan sebagainya. Semua ini dapat menambah dan meningkatkan sumber daya manusia karena moto yang terkenal pada dua dasawarsa terakhir adalah “Siapa yang menguasai informasi dialah yang kuat”

  2. Internet dapat menyadarkan umat manusia bahwasannya kita saling membutuhkan. Tak seorangpun di dunia ini dapat hidup sendii tanpa bantuan dari orang lain meski bantuan itu tidak disadarinya. Dengan internet orang bisa saling berkenalan, tukar pikiran, membagi pengalaman, dan sebagainya.

  Internet telah menyadarkan umat manusia bahwa sesorang, kebangsaan, tempat tinggal (negara), bahasa, dan sebagainya dapat saling berkomunikasi dalam satu wadah dengan memakai protokol dan standar yang sama. Hal ini dapat menjadikan tolak ukur kepada kita semua bahwasannya manusia memiliki struktur kimiawi yang sama. Jika kita dapat menyadari semua ini, maka perbedaan di antara kita dapat dipecahkan bersama-sama pula tanpa memandang perbedaan yang ada (http://www.mybloglog.com/buz/community/berlizone).

2.1.5 Prestasi Belajar

  Setiap kegiatan yang dilakukan siswa akan menghasilkan suatu perubahan dalam dirinya, yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar yang diperoleh siswa diukur bedasarkan perbedaan tingkah laku sebelum dan sesudah belajar dilakukan. Salah satu indikator terjadi perubahan dalam diri siswa sebagai hasil belajar di sekolah salah satunya dapat dilihat melalui nilai yang diperoleh siswa pada akhir semester.

  Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Prestasi adalah Hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994: 19). Sedangkan menurut (Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah, 1994: 21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan,hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan.

  Pengertian prestasi belajar dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: 895) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui matapelajaran, lazimnya ditununjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar meruapakan hasil dari sebagian faktor yang mempengaruhi peoses belajar secara keseluruhan (Muhibbin Syah, 2008: 141).

  Menurut (Arifin Z, 2009: 12-13) prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perential dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kemampuan masing-masing. Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama antara lain :

  1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pegetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

  2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu dan merupakan kebutuhan umum manusia.

  3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

  Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik.

  4. Prestasi belajar dapat dijadikan indicator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi focus utama yang harus diperhatiakan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

  Dari pengertian yang dikemukakan diatas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan belajar yang diperoleh secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. Maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan kemudian angka dan pernyataan (nilai) .

  Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dalam diri siswa maupun luar diri siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut (Muhibbin Syah, 2008: 132) yaitu : 1.

  Faktor internal (faktor dari dalam diri individu), meliputi keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Kesehatan fisik siswa merupakan hal yang sangat penting untuk bisa meningkatkan prestasi belajar siswa.

  2. Faktor eksternal ( Faktor dari luar individu) meliputi lingkungan sekitar siswa yang bisa membantu untuk menimbulkan efek positif kepada siswa, lingkungan yang baik akan menimbulkan efek yang baik terhadapap proses belajar siswa.

  3. Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi, metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan belajar agar siswa lebih termotivasi lagi untuk lebih meningkatkan cara belajar yang baik.

  Faktor-faktor diatas saling berinteraksi secara langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka sangat diperluakn lingkungan yang baik dan kesiapan dalam diri siswa yang meliputi strategi, metode serta gaya belajar, agar dapat memberi pengaruh terhadap hasil belajar yang akan dihasilkan.

  Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar menurut (Djamarah, Syaiful Bahri & Zain Aswan,2010: 106) dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut :

  1. Tes Formatif adalah penilaian yang digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok masalah bahasan yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut

  2. Tes Subsumatif adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

  3. Tes Sumatif adalah tes ini diadakan untuk menugkur daya serap siswa terhadap pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa. Hasil tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas,menyusun peringkat (rangking) ata sebagai ukuran mutu sekolah.

  Hasil ataupun tes ulangan tersebut pada dasarnya bertujuan memberikan gambaran tentang keberhasilan siswa dan guru dalam mengikuti proses belajar mengajar disekolah. Keberhasilan tersebut dapat di ukur melalui tes formatif, tes subsumatif, dan tes sumatif yang telah dikemukakan di atas.

2.1.6 Proses Belajar

  

Proses adalah kata yang berasal dari bahasa Latin “processus” yang berarti

  “berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konoasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu saran atau tujuan. Menurut Chaplin (1972), proses adalah Any change in any object on organism, particularly a behavioral or

  psycholigical change (Proses adalah suatu perubahan khususnya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan).

  Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembeljaran. Posisi media pembelajran sebagai komponenen adalah sebagai berikut :

  SUMBER pengamat pengamat Penerima

  IDE PENGKODEAN MEDIA PENAFSIR MENGERTI AN KODE

GANGGUAN

UMPAN BALIK

Gambar.3 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran

  Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan yang sebelumnya (Muhibbin Syah, 2003:109). Sampai di manakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor itu, dapat di bedakan menjadi dua golongan : a.

  Faktor yang ada pada diri organisme itu sendri yang kita sebut faktor individual, dan b.

  Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/ pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial (M.Ngalim Purwanto, 2006:102).

2.1.7 S-O-R Theory

   Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model S-O-R

  (Stimulus, Organism, Respon). Teori SOR sebagai singkatan dari Stimulus- Organism-Response. Objek materialnya adalah manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.Menurut model ini organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

  Asumsi dasar model ini adalah : media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Teori ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, symbol-simbol tertentu akan merangkang orang lain memberikan respons dengan cara tertentu.

  Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif misalnya jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupaka reaksi negative. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikan yaitu Hypodermic needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori ini tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula.

  Jadi unsur model ini adalah : a. Pesan (stimulus) b. Komunikan (organisme) c.

  Efek (Response) Adapun ketertarikan model S-O-R dalam penelitian ini adalah: 1. Stimulus yang dimaksud adalah siswa kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN.

  2. Organisme yang dimaksud adalah siswa kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN.

  3. Respon yang dimaksud adalah respon penggunaan media belajar siswa kelas III-IPA terhadap prestasi belajar siswa. Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat menyakinkan organism ini, faktor reinforcement memegang peranan penting. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy, 1993: 254). Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rengsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organism. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya bicara sangat menentukan keberhasilan perusahaan perilaku seseorang,kelompok atau masyarakat.

2.2 Kerangka Konsep

   Kerangka konsep merupakan abstraksi tentang fenomena sosial yang

  dirumuskan melalui generalisasi dari sejumlah karakteristik peristiwa atau keadaan fenomena sosial tertentu. Konsep dibentuk melalui proses abstraksi, yaitu proses menarik intisari dari ide-ide dan gambar tentang fenomena sosial (Silalahi,2009:112).

  Konsep menggambarkan suatu fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat genelarisasi terhadap sesuatu yang khas ( Nazir: 1988: 148). Kerlinger (1986) menyebutkan konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralsasikan hal-hal khusus. Jadi,konsep merupakan sejumlah ciri atas standar umum suatu objek (Rachmat, 2008: 17).

  2.2.1 Penggunaan Media Belajar

  Penggunaan media belajar di dalam penelitian ini menurut (Daryanto,2010: 5) yaitu Memperjelas Pesan, Mengatasi Keterbatasan ruang, waktu tenaga, dan daya indra, Menimbulkan gairah belajar, Memungkinkan anak untuk belajar mandiri, Memberikan rangsangan yang sama.

  2.2.2 Prestasi Belajar Siswa

  Prestasi belajar di dalam penelitian ini adalah prestasi siswa setelah menggunakan media belajar yang yang dirasakan siswa kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN menurut (Djamarah, Syaiful Bahri & Zain Aswan,2010: 106) yaitu : Tes Formatif, Tes Subsumatif, Tes Sumatif.

2.3 Variabel Penelitian

  Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

  Variabel Terikat (Y) Variabel Bebas (X) Prestasi Belajar Siswa-siswi

  Media Belajar

  Kelas III-IPA SMA N 2 MEDAN .

Tabel 2.1 Variabel Penelitian Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

  “Media belajar” 1.

  Memperjelas Pesan 2. Mengatasi Keterbatasan ruang, waktu tenaga, dan daya indra.

  3. Menimbulkan gairah belajar

  4. Memungkinkan anak untuk belajar mandiri

  5. Memberikan rangsangan yang sama.

  Variabel Terikat (Y)

  “Prestasi Belajar Siswa-Siswi Kelas III-IPA SMA N 2 MEDAN” 1.

  Tes Formatif 2. Tes Subsumatif 3. Tes Sumatif

  Karakteristik Responden 1.

  Usia 2. Jenis Kelamin

2.4.1 Defenisi Operasional Variabel

  Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah di kelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara mengukur variabel. Defenisi operasional juga merupakan suatu informasi yang sangat membantu peneliti yang lain yang menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006: 46).

  1.Variabel Bebas (X) yaitu Media Belajar terdiri dari :

  

1. Memperjelas pesan adalah media sebagai alat bantu untuk mempermudah

penyampian materi sehingga dapat memperjelas pesan yang akan disampaikan.

  2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra adalah menggunakan media belajar siswa dapat lebih menghemat waktu dan tenaga,juga dapat lebih mudah untuk melakukan proses belajar.

  3. Menimbulkan gairah belajar adalah menggunakan media siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar dan meningkatkan prestasi belajar.

  4. Memungkinkan anak untuk belajar mandiri adalah siswa menjadi tidak terlalu tergantung kepada guru, apabila guru tidak bisa mengajar secara langsung maka siswa dapat belajar dengan menggunakan media tersebut.

  5. Memberikan rangsangan yang sama adalah antara guru dan siswa mempunyai persepsi yang sama dalam membahas materi yang diajarkan oleh guru.

  2.Variabel Terikat (Y) yaitu Prestasi Belajar terdiri dari :

  1. Tes Formatif adalah penilaian yang digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok masalah bahasan yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Misalnya latihan atau Pekerjaan Rumah yang diberikan guru kepada siswa.

  

2. Tes Subsumatif adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa