Solusi Analitik Persamaan Konduksi Kalor Satu Dimensi Non Homogen Menggunakan Metode Fungsi Green Dan Separasi Variabel
LAMPIRAN I Alfabet Yunani
Eta Η
Mu Μ
Psi Ψ
Lambda Λ
Chi Χ
Kappa Κ
Φ ,
Iota Ι phi
Upsilon Υ
Theta Θ
Tau Τ
Sigma Σ
Alpha Α
Zeta Ζ
Rho Ρ
Epsilon Ε
Pi Π
Delta Δ
Omicron Ο
Gamma Γ
Xi Ξ
Beta Β
Nu Ν
Omega Ω
LAMPIRAN II Metode Pemisahan Variabel untuk Persamaan Kalor Satu Dimensi Homogen dan Mensubsitusikan Solusinya pada Persamaan Kalor Non Homogen untuk Memeperoleh Q(x,t)
Temperatur batang konduktor pada posisi x dan waktu t melalui persamaan T (x,t) = X(x) (t), maka diperoleh :
= 0 −
Maka
1
1 =
Catatan : X dan T harus dimisalkan dengan suatu konstanta pangkat dua dengan tanda ( - ). Jadi diperoleh :
1. Untuk mencari nilai X
1 =
−l
1 l = 0
- l = 0
Untuk mendapatkan hasil persamaan karakteristik maka selalu pemisahan dinyatakan dengan bentuk eksponensial. Misal :
= = = ; ;
Jadi, persamaan karakteistik dapat diubah menjadi :
- l = 0 Maka :
mx
e di antara kedua suku dihilangkan, maka diperoleh :
2
- m l = 0 persamaan karakteristik
2
m = - m 1,2 = √− m 1,2 =
√−1√ m =
1,2
± i √ m 1,2 = ± i Maka didapat nilai X yaitu :
- Diketahui bahwa:
- = cos = cos
( ) =
− Maka penyelesaian dari X(x) dapat ditulis:
) + (cos ( ) = (cos − )
- ( ) = ( + )cos ( − )
- ( )
( ) = ( )cos Dengan:
- = = dan
( − ) Dengan menggunakan syarat batas
a. Untuk T ( 0, t ) = 0 0 = D
3 cos 0 + D 4 sin 0
0 = D
3 + 0
D
3 = 0
b. Untuk T ( L, t ) = 0 0 = D
3 cos L + D 4 sin L
Agar solusi tidak trivial D
4
≠ 0, maka persamaan di atas harus memenuhi Sin L = 0, di mana berarti
L = n , dengan n = 1, 2, 3, . . .
= Hal ini juga berarti :
= Maka solusi X yang tidak trivial adalah :
( ) =
2. Untuk mencari nilai T
1 =
−
1 = 0
- = 0 a
- = =
; Maka mt mt me = 0 a e
- m + a = 0 persamaan karakteristik m = - a Maka didapat nilai
T yaitu
a
( ) = dengan m =
−α Maka didapat nilai T yaitu
( ) = Fungsi Kalor untuk satu dimensi : T(x,t) = X(x) T(t) T
( , ) = Misalkan D
4 . B 1 = E, maka
T ( , ) =
Misalkan :
a
( ) = Sehingga ( , ) dapat ditulis menjadi :
T ( )
( , ) = Persamaan di atas disubsitusikan pada persamaan kalor non homogen
T( , ) T( , ) =
− ( , ) T
( ) =
(∗) T
= ( )
T =
− ( ) (∗∗) Subsitusikan (*) dan (**) ke persamaan kalor satu dimensi non homogen
( )
- ( , ) = ( ) ( )
( , ) = ( )
LAMPIRAN III Menentukan P n (t) dengan Menggunakan Metode Integrasi serta Melibatkan Deret Fourier Sinus dan Syarat Awal
( ) ( , ) = ( ) ( )
- Dari persamaan (i) misalkan :
( ) ( ) = ( ) ( )
- Sehingga persamaan (5) menjadi :
( , ) = ( ) ( )
Karena pada persamaan (iii) merupakan deret Fourier sinus pada interval x L, maka
2 ( ) =
( , )
,
2 ( ) =
( , ) Pada (ii) membentuk persamaan diferensial linear orde satu, yang bentuk umumnya adalah
- ∫ ( )
( ) = ( )
Dengan faktor integrasinya , maka persamaan di atas menjadi :
∫ ( ) ∫ ( ) ∫ ( )
- Maka dengan faktor integrasi :
( ) ( ) =
∫ ( )
= Kemudian kedua ruas dikalikan dengan faktor integrasi sehingga diperoleh : ( )
a
- Pada persamaan di atas merupakan turunan yang berbentuk :
( ) = ( )
( ) ( ) = ( )
- Sehingga persamaannya menjadi :
( ) = ( ) ( ) = ( )
( ) = ( ) =
( ) − (0) ( ) ( ) − (0) = ( )
( ) (0) + ∫
( ) = ( ) = (0) ( )
- Pada persamaan di atas terdapat P n (0) yang belum diketahui, untuk itu digunakan syarat awal
(∗)
( , 0 ) = ( )
T ( , 0) = ( ) = (0)
Maka
2 ( )
(0) =
2 (0) = ( )
(∗∗) Subsitusikan (**) ke (*), sehingga diperoleh
2
( )
( ) = ( ) sin ( )
LAMPIRAN IV Contoh Penyelesaian Persamaan Kalor Satu Dimensi Non Homogen Dengan Menggunakan Metode Fungsi Green
T T ( , ) ( , )
=
3 − 0 < < p, > 0
T ( , 0) = ( ) 0 ≤ ≤ p
Dari persamaan di atas diketahui bahwa
3 ( , ) =
Misalkan solusi dari persamaan kalor satu dimensi yang homogen adalah ( , ) Maka fungsi v harus menjadi solusi dari masalah berikut
( , ) ( , ) =
− 0 0 < < p, > 0 ( ) (0, ) = (p, ) = 0 ≥ 0
( , 0) = ( ) − p 0 ≤ ≤ p Dengan menggunakan seperasi variabel diperoleh
= dan ( ) = sin , ≥ 1 Maka solusi v yang dinyatakan dalam deret fourier adalah
( , ) = ( ) Persamaan tersebut disubsitusikan ke persamaan (a)
( , ) ( , ) ( )
= sin =
- Berarti:
3 ( )
− ( )
( ) ≠ 3, ≥ 1
( ) =
- = 3
- Sehingga diperoleh persamaan
( ) = ( )( ) ( )
( , ) = ( )
a. Karena pada persamaan di atas merupakan deret Fourier sinus pada interval x L, maka
p
2 ( ) = ( , ) p
, p
2 ( ) = ( , ) p
p
2
3 ( ) = ) p ( n = 3, maka
p
2 ( ) = 3 ) p (
p
2
1
6 ( ) = )
( 1 − p
2
1
6 −
( ) = p
6
1
6 − 0
( ) = p p −
6 ( ) =
b. Persamaan (c) dapat didefinisikan dengan menggunakan faktor integrasi dan deret fourier, sehingga diperoleh: ( ) = (0) ( )
( ) = (0)
- ( ) = (0)
- 1
( ) = (0)
- ( − 1)
Jika n = 3, maka
1 ( ) = (0)
- 8
1 ( ) = (0) ( − 1)
- 8
1 ( ) = (0) ( − )
- 8
Saat t=0, maka (0)
( ) − p = ( ,0) = Maka diperoleh
T ( , 0) =
(0)
- p = ( ) Maka diperoleh
1 T ( ) +
− (0) ( , ) = p +
8