Rancang Bangun Sistem Informasi Pendistribusian Barang Movement Regional pada Perum BULOG DIVRE Jawa Timur
Rancang Bangun Sistem Informasi Pendistribusian Barang Movement
Regional pada Perum BULOG DIVRE Jawa Timur
1) 2) 3) Fitriyah Rosdianingsih
I Gede Arya Utama Hendro Poerbo Prasetiya
S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajeman Informatika & Teknik Komputer Surabaya
Email:1)
Abstract
In order to maintain the resilience of the stock of rice which is flattened on the regional division/Sub regional
division Perum BULOG required equity stock from surplus areas to deficit areas corresponding to the number
and needs with good conditions. Perum BULOG as the State-Owned Enterprises through the activities of public
service assigned to the regional activities undertaken movement. The processing of the data movement is still
simple that regional is very difficult to do the checking of the resilience of the stock items in the warehouse, it
will lead to constraints on the distribution of the activities of the regional movement into a slow, this is because
not having the information system supporting the activities of the movement in the Perum BULOG Regional
Division East Java. Designed to wake up the system of information on Regional distribution of the goods
Movement Perum BULOG Regional Division East Java will help create regional governance process movement
an efficient, competitive and accountable. The method used is the regional activities of the movement of
transport method, use methods of the cost of the smallest (Least Cost) and Modified Distribution (MODI). Using
these methods in this final paper gave the total cost of transporting it to a minimum in order to help deliver a
decision in the distribution of goods that are optimal for doing the activities of the regional movement on Perum
BULOG Regional Division East Java.Keyword: distribution, freight, transportation, bulog
Permasalahan pangan yang dihadapi baik secara global, nasional, maupun lokal dapat dipilah menjadi masalah produksi, distribusi, dan konsumsi . (Fuad, dkk. 2006:129).
Perum BULOG DIVRE Jawa Timur melaksanakan kegiatan movement nasional dan regional.
Pelaksanaan movement baik nasional maupun regional pendokumentasiannya masih sederhana
sehingga sangat sulit melakukan pengecekan ketahanan stok barang di Gudang pada masing-masing
Sub Divre, hal ini yang akan mengakibatkan kendala pada pendistribusian kegiatan movement nasional
maupun regional agak lamban, khususnya untuk data laporan yang dihasilkan dalam kegiatan tersebut
belum tentu akurat karena belum yang dapat meng-update data tersebut secara berkala, hal ini
disebabkan karena belum adanya sistem informasi yang menunjang kegiatan movement di Perum
BULOG DIVRE Jawa Timur. Dalam melaksanakan kegiatan movement nasional diperlukan ketahanan
stok di masing-masing Divre, untuk itu Perum BULOG DIVRE Jawa Timur harus mampu memantau
ketahanan stok barang yang merata di daerahnya, sebelum melaksanakan movement nasional untuk
memberikan pemerataan stok di daerah lain, penting untuk pemerataan stok di daerahnya sendiri
terlebih dahulu dilakukan. Maka, untuk itu diperlukan suatu sistem yang dapat mengelola data dalam
hal pendistribusian barang kegiatan movement regional.Rancang Bangun Sistem Informasi Pendistribusian Barang Movement Regional pada Perum
BULOG DIVRE Jawa Timur ini akan membantu menciptakan tata kelola proses movement regional
yang efisien, kompetitif dan akuntable sehingga sistem yang akan dibuat dapat membantu dalam
penyelenggaraan distribusi kegiatan movement regional. Metode yang digunakan untuk pelaksanaan
kegiatan movement regional adalah metode transportasi, untuk menghitung solusi feasible awal dengan
metode biaya terkecil (Least Cost) dan solusi feasible optimal dengan distribusi yang dimodifikasi
(Modified Distribution), kedua metode ini akan digunakan dan akan diperoleh pemilihan biaya total
dari pengangkutan itu minimum guna membantu memberikan keputusan dalam distribusi barang yang
optimal untuk dilakukan kegiatan movement regional pada Perum BULOG DIVRE Jawa Timur.METODE Saluran Distribusi (Palace)
Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai ke
konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan
konsumen. Saluran distribusi penting, karena barang yang telah dibuat dan harganya sudah ditetapkan
itu masih menghadapi masalah, yakni harus disampaikan kepada konsumen. (Fuad, dkk. 2006:129).Movement Regional
Angkutan Regional atau Movement Regional (MOVEREG), adalah suatu proses pemindahan
barang milik Perum BULOG dari Gudang ke Gudang lainnya pada satu Sub Divisi Regional
(SUBDIVRE) dan/atau antar SUBDIVRE dalam satu wilayah DIVRE dengan memakai jasa
pengangkut. (Direksi Perum BULOG, 2009:413).Perintah Logistik (PRINLOG) adalah perintah dari Direksi kepada DIVRE Pengirim untuk
menyerahkan barang dan DIVRE penerima untuk menerima barang yang memuat nama Gudang
pengirim dan Gudang penerima, jumlah kuantum, serta jenis/kualitas beras. (Direksi Perum BULOG,
2009:410).Instruksi Angkutan (INANG) adalah perintah yang dikeluarkan oleh KADIVRE kepada
pengangkut untuk melaksanakan kegiatan angkutan yang memuat jenis alat angkut, jumlah kuantum
barang dan jenis/kualitas barang yang diangkut. (Direksi Perum BULOG, 2009:410).Pelaksanaan Logistik (LAKLOG) adalah perintah pelaksanaan untuk pemindahan barang
sehubungan dengan kegiatan angkutan dari KADIVRE kepada KASUBDIVRE berdasarkan PRINLOG
yang diterbitkan dari Pusat untuk pelaksanaan pemindahan barang sehubung dengan kegiatan angkutan.
(Direksi Perum BULOG, 2009:410).Transportasi
Transportation (transportasi) adalah elemen supply chain (rantai persediaan) yang berfungsi untuk memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain (Yunarto, 2006:176).
Secara umum persoalan transportasi dapat digambarkan seperti pada Gambar 1 berikut ini:
Gambar 1. Model Dasar Transportasi System FlowPenggambaran arus informasi akan dijabarkan pada alur sistem yang akan diimplementasikan dengan komputer berupa penjaluran antara data, proses dan laporan.
Bentuk alur sistem yang menjadi proses di dalam sistem pada topik adalah sebagai berikut:
KADIVRE Sie. Persediaan dan Angkutan (PP) KASUB DIV RE KABID. MINKU KABID. PP KABID. WAS Akuntansi
MOVEREG Data Mulai Prinlog 1 Sub Divre (Least Cost) Penugasan Angkutan) Data Optimalitas Pengangkut Distribusi Barang Faksimili Perintah Distribusi Barang Surat Direksi Prinlog Perintah Detil SK Detil Data (Perintah Logistik) Logistik Input Data Prinlog Data Simpan Data Data Detil Simpan Data Logistik MOVEREG MOVEREG (Instruksi Inang Prinlog 1 Menghitung Solusi Gudang Menghitung Solusi Optimalitas Simpan Data Fisibel Optimal Fisibel Awal (MODI)Surat Data Kadivre Perintah Data Data Inang Kerja Angkutan Cetak Laporan (Pelaksanaan Data Laklog Simpan Data (Pelaksanaan Logistik) Logistik) Laklog Angkutan Instruksi Cetak Laporan Angkutan) Pelaksanaan 1 (Instruksi 2 Logistik 3 Data 4 5 Instruksi Angkutan Angkutan Angkutan Angkutan Instruksi Instruksi Instruksi Instruksi 1 Angkutan Instruksi 2 3 4 5 Pelaksanaan Selesai Logistik 1 2 3 Pelaksanaan Logistik Logistik 1 Pelaksanaan 2 Gambar 2. System Flow sistem distribusi barang
Data Flow Diagram (DFD) DFD merupakan representasi grafik dalam menggambarkan arus data sistem secara terstruktur dan jelas sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi yang baik.
Gambar 3 berikut ini merupakan tampilan dari context diagram sistem yang dirancang
Panitia Pelelangan JASANG Sie Akunta nsi
La poran Pelaksanaan Logistik 3 Laporan Pelaksanaan Logistik 2 L aporan Pelaksana an Logistik 1 Laporan Instruksi Angkutan 5
Sie Persediaan dan Angkuta n
Data Pelaksanaan Lo gistik Da ta Instruksi Angkutan Da ta Detil Perintah Lo gistik Data Perintah Logistik
Data Detil Faksimili Data Faksimili Data Su rat Perintah Kerja Data Surat Penugasan Pengangkut
Data Detil SK Direksi Da ta SK Dire ksi Data Tarif Angkutan Darat Data Ja rak Antar Gudang
Stok Barang Data Gudang Data Sub Divre Data Kadivre
Rancang Bangun SI Pendistribusian Barang MOVEREG pada Peru m BULOG DIVRE JATIM
Context Diagram Diagram ini menggambarkan rancangan global/ keseluruhan dari proses yang ada pada DFD.
- Direksi Peru m BULOG KADIVRE KABID MINKU KABID PP
L aporan In struksi An gkutan 2 Laporan Instruksi Angkuta n 4 Lap oran Instruksi Angkutan 3 La poran Instruksi Ang kutan 1
Gambar 3. Context Diagram dari Data Flow Diagram(DFD) Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD Merupakan suatu desain sistem yang digunakan untuk merepresentasikan, menentukan
dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem pemrosesan database. ERD juga
menyediakan bentuk untuk menunjukkan struktur keseluruhan data dari pemakai. Dalam perancangan
sistem ini telah dibuat ERD yang merupakan lanjutan dari pembuatan desain dengan menggunakan
DFD.Digunakan dalam Menjalankan Melaksanakan Menyi mpan Digunakan untuk Mempunyai Mengerjakan Memiliki Memiliki Detil Faksimil i Dikiri m untuk Di dasarkan untuk Memil iki Detil SK Ditunjuk untuk Dibuat untuk Di hitung dalam Memiliki Detil Perintah Dilaksanakan untuk Dij alankan untuk KADI VRE KODE K ADIVRE NAMA KADIVRE STATUS KADIVRE KETERANGAN KA DIVRE S UB DIVRE KODE SUB DIV RE NAM A SUB DIVRE KASUB ALAMAT SUB DIVRE TELEPON SUB DIVRE FA KSIMILI SUB DIVRE EM AIL SUB DI VRE KETERANGAN SUB DIV RE GUDANG KODE G UDANG NAMA GUDANG KAGUD ALAMAT GUDANG TELEPO N GUDANG FAKSIMILI GUDANG EMAIL G UDANG KETERA NGAN GUDANG STOK BARANG KODE STOK BA RANG BRS LN HGL DN BRS PP ADA DN PDP GABA H ADA DN JUMLAH EQ BE RAS KAPA SITAS GUDANG RENCANA LUR RASKIN PE RBULAN KETA HANAN ST OK RAS KIN BERAS KETA HANAN ST OK RAS KIN BERAS DAN GABAH KETE RANGAN S TOK BA RA NG JARAK ANTAR GUDANG KODE JARAK ANTAR G UDA NG JARA K KETERANGAN JARAK A NT AR GUDANG TARIF ANGKUTA N DARAT KODE TARIF ANGKUTA N DA RAT TARIF KETERANGAN TA RIF A NGK UTAN DARAT SK DIREKSI KODE S K DIREKSI NOMOR SK DIREK SI KETERANGAN SK DIRE KSI DETIL SK DIREKSI KODE DETIL SK DIRE KS I FAKSIM ILI K ODE FAKS IM ILI NOMOR FA KSIM ILI K ETERANG AN FAKSIM I LI DETIL FAK SIMILI K ODE DETIL FAKSIM ILI SURA T PENUGA SAN PE NGANGKUT KODE S URAT PENUGAS AN P ENGANGK UT NOMOR SURAT PE NUG ASAN PENGANG KUT KETERA NGAN SURAT P ENUGASAN PENGANGKUT SURA T PERINTA H KER JA KODE SURAT PE RINTA H KERJA NOMO R SURAT P ERINT AH KERJA KETERANGAN SURAT P ERINTAH KERJA P ERINTAH LOGISTIK NOMOR PERINTAH LOG ISTIK KODE PERINTAH LOGIS TIK TANGG AL PERINTAH L OGIS TIK JUMLAH KUANTUM PER INTA H LOGIST IK KETERANGAN PE RINTA H LOGISTIK DETIL PERINT AH LOGIS TIK KO DE DETIL P ERINTAH LOGISTIK KUANTUM DE TIL PERIN TAH LOGISTIK ST ATUS DET IL PERINT A H LOGISTIK OPTIM ALITAS DISTRIB USI BARANG KODE OPTIMAL ITAS DI STRIBUSI BARANG KUANTUM YANG DIDIST RIB USIKAN KETE RANGAN O PTIM A LITA S DISTRIBUSI BARA NG HISTORI STOK BARANG KODE HIST ORI STOK B ARANG TGL PERUBAHAN STO K STOK SEB ELUM STOK SES UDAH KETERANG AN HISTORI STOK B ARANG
INSTRUKSI ANGKUTAN NOMOR INSTRUKSI ANGKUTA N TANGGAL INSTRUK SI A NGKUT AN KUANTUM INSTRUK SI A NGKUT AN KETERANGAN INSTRUK SI ANG KUTAN PELAKSANAAN LOGIST IK NOM OR PELAK SANAAN LOGISTIK TANGGAL PELA KSANA AN LOGISTIK JENIS KUALITA S KUA NTUM PELAKSANA AN LOGISTIK TERBILANG KUANTUM HARGA SATUAN JUM LAH HARGA TERBILANG JUM LAH HA RGA MAS A BERLAKU KET ERANGAN PELAKS ANAAN LOGIS TIK
Gambar 4. Conceptual Data Model (CDM) dari ERD
KABID WAS SUB DIVRE Bag ian Gudang
PELAKSANA AN _LOGISTI K N OMOR _P ELAKSANAA N_LOGISTIK v archar(13) N OMOR _I NSTRU KSI _ANGKU TAN v archar(19) KOD E_KA DI VRE integer KODE_KA DIV RE = KODE_K A DIV RE TAN GGAL_PELA KSA NA AN_LOGISTIK timest am p J EN IS_KU ALITAS v archar(15) KUAN TUM_PELAKSAN AA N_LOGISTIK integer S K_DIREKSI TER BILAN G_KU ANTUM v archar(100) KOD E_S K_DIR EKSI integer H AR GA _SATU AN integer
N OMOR _S K_D IR EKSI v archar( 50) J UMLAH_HAR GA integer
KETERA NGAN _SK_DIR EKSI long v archar TER BILAN G_JUMLAH_HARGA v archar(100) MASA_BERLAKU timest am p KETER AN GAN _P ELAKSAN AA N_LOGISTIK long v archar NOMOR_INST RUK SI_ANGK UT A N = NOMOR_INST RUK SI_ ANGK UTAN DETIL_SK_D IREKS I
S UR AT_PER IN TAH _KE RJA K ODE_SK _DIRE KS I = KODE_SK _DIRE K SI NOMOR_INST RUK SI_ ANGK UT A N = NOMOR_INST RUK SI_ANGK UT AN KODE _DE TIL_SK_DI REK SI integer KODE _SU R AT_PE RI NTA H_KER JA integer
KODE _SK _D IRE KSI integer NOMOR_SU RAT_P ER INTAH_KER JA integer
NOMOR_I NS TRU KSI _AN GK UTAN v archar(19) KETER AN GA N_SU RAT_P ERINTAH_KER JA long v archar NOMOR_INST RUK SI_ ANGK UT A N = NOMOR_INST RUK SI_ANGK UT AN K ODE_SURA T_ PE RI NT AH_K ERJA = KODE _S URAT _PERINTA H_KE RJ A N OMOR _I NSTRU KSI _AN GKU TA N v archar(19)
IN STRU KS I_ANGKUTA N N OMOR _PERI NTAH_LOGISTI K v archar(22) K ODE_SURA T_PE NUGA SA N_P ENGA NGKUT = K ODE_SURA T _P ENUGAS AN_P ENGA NGK UT K OD E_SU RAT_P ERINTAH_KER JA integer KODE_FA KS IMI LI = KODE_FA KS IMILI D ETIL_FAKSIMILI K OD E_SU RAT_P ENUGASAN_P EN GANGKUT integer KOD E_DE TIL_FA KSI MI LI integer K OD E_KADIVRE integer N OMOR _I NS TRU KSI _AN GKU TA N v ar char(19)
S UR AT_P EN UGASAN_PE NGAN GKUT TAN GGAL_I NSTRU KSI _AN GKU TAN ti mestamp KOD E_FA KSIMILI integer KOD E_SU R AT_PENUG AS AN_P EN GAN GK UT integer K UA NTUM_INSTRU KSI _A NGKU TA N integer N OMOR _S URAT_PENU GASAN_PENGAN GK UT integer K ETER AN GAN_I NSTRUKSI _AN GK UTA N long v archar KETERA N GAN _S URAT_P ENU GASAN_PENGAN GKUT long v archar NOMOR_P ERINTA H_LOGIS TI K = NOMOR_P ERINT AH_LOGIS TI K FAKSIMILI
K OD E_FAKSIMILI integer NOMOR_P ERINTA H_LOGIS TI K = NOMOR_P ERINT A H_LOGIS TI K N OMOR _FAKSIMILI v archar(25) PER INTAH _LOGIS TIK K ETER AN GAN _FAKSIMILI long v archar
NOMOR _PE RI NTA H_LO GISTI K v archar(22) KADIVRE
D ETIL_PERINTAH_LOGIS TIK KODE _P ERINTAH_LOGISTIK v archar(50) KODE_D ETI L_PER IN TAH _LOGISTIK integer TANGGAL_P ER I NTAH_LOG IS TI K timestam p KOD E_KA DI VRE integer
JUMLAH _KU ANTU M_PERIN TAH_LOGIS TIK integer K ODE_KA DIV RE = KODE_K A DIV RE N AMA_KA DI VRE v archar(50) N OMO R_PERINTAH_LOGIS TIK v archar(22)
KETERA NGAN _PE RI NTAH_LO GISTIK long v archar STATU S_K ADI VR E v archar(25) KODE_SU B_DIVRE v archar(5)
KETER AN GA N_K ADI VR E long v archar KUAN TU M_D ETI L_PERIN TAH_LOGI STIK integer SUB_DI VRE K ODE_SUB_DIV RE = KODE _SUB_DIV RE STA TU S_DE TI L_PERINTAH _LO GI STIK v archar(15) KODE _S UB_D IVRE v archar(5) K ODE_DETIL_P ERINTA H_ LOGIST IK = K ODE_DE TI L_P ERINTA H_ LOGI ST IK ALAMAT_SU B_DIVRE v archar(100) K ODE_SUB_DIVRE = KODE _S UB_ DIV RE KASU B v archar(50) N AMA _S UB_D IVRE v archar(50)
GU DANG TELEPON_SUB_DIVR E num er ic(18) FAKSIMILI_SU B_DIV RE num er ic(18)
OPTIMALITAS_D ISTR IBU SI _BARAN G KOD E_G UD AN G v ar char(5) EMAIL_SUB _D IVR E v archar(15)
KOD E_S UB_D IVRE v ar char(5) K OD E_OPTI MALITA S_D ISTRI BU SI_BA RANG integer KETERA NGAN _SUB_DIVRE long v archar
N AMA_G UD AN G v ar char(50) K OD E_D ETI L_PER INTA H_LOGI STIK integer
KAGU D v ar char(50) K UA NTU M_Y AN G_D ID ISTR IB U SI KAN integer
ALAMAT_GU D ANG v ar char(100) K ETER AN GAN _OPTIMA LITAS _D ISTRI BU SI_B AR AN G long v ar char
TELEPO N_GU DAN G numeric(18) KODE_GUDA NG = KODE _GUDANG K ODE_ GUDA NG = KODE _GUDANG FAKS IMILI_GU DAN G numeric(18) EMAIL_GUD AN G v ar char(15) KETERANGAN _GUD AN G long v archar
JARAK_AN TAR _GUD ANG KODE_GUDA NG = KODE _GUDANG KOD E_TARIF_AN GK UTAN_D ARA T integer KOD E_JARAK _AN TAR_GU DANG integer STOK_BAR AN G
KOD E_GUD AN G v archar(5) K OD E_S TOK_BA RANG integer
JAR AK integer K OD E_GU DAN G v ar char(5) H ISTOR I_STOK_BAR AN G
KETERAN GAN _J ARA K_AN TA R_GU DA NG long v archar B RS _LN integer KODE _H ISTOR I_S TOK_BAR ANG integer
KODE _GU D AN G v archar(5) H GL_DN _BRS _P P integer
TGL_PERU BAH AN _S TOK timestam p A DA _DN _PDP integer K ODE_JA RA K_ANTA R_GUDA NG = KODE_J ARAK _A NTA R_ GUDA NG GAB AH_ADA_DN integer STOK _SEBELU M integer J UMLAH _EQ_BE RAS integer STOK _SESU DAH integer K APA SI TAS_GUD AN G integer KETER ANGAN _H ISTOR I_STOK_BAR AN G long v archar
TAR IF_AN GKUTAN _D AR AT R EN C ANA_LU R_RASKIN_PE RB ULAN integer
KOD E_TA RI F_ANGKUTAN_DAR A T integer K ETAH ANAN_STOK_RA SKI N_BERA S dec imal(18,2)
KOD E_JA RA K_AN TAR_GUDAN G integer K ETAH ANAN_STOK_RA SKI N_BERA S_D AN _GABAH dec imal(18,2) TAR IF integer K ETER ANGAN _STOK_B AR AN G long v archar K ODE_TARIF_A NGKUT AN_DARAT = KODE _T ARIF_ANGK UTA N_DA RAT KETER AN GAN _TARIF_ANGKUTAN_D AR AT long v ar char
Gambar 5. Physical Data Model (PDM) dari ERD
Masalah Transportasi
Menurut Herjanto (2009: 46), masalah transportasi sering disebut sebagai masalah khusus
dalam pemrograman linear, karena dalam struktur modelnya terdapat bagian yang menggambarkan sisi
permintaan dan sisi penawaran.Menurut Taha (1996:202), sesuai dengan namanya, model ini berkaitan dengan penentuan
rencana biaya terendah untuk mengirim susuatu dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan. Data dalam
model ini mencakup: 1. Tingkat penawaran di setiap sumber dan jumlah permintaan di setiap tujuan.Menurut Dimyati (2002:129), ciri-ciri khusus transportasi ini adalah: 1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.
2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.
4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya tertentu.
Menurut Siswanto (2007:266), Model adalah gambaran sederhana dari sebuah kasus yang dapat
membantu kita untuk berpikir secara sistematis dan cepat untuk memahami kasus tersebut. Model
transportasi menggunakan sarana sebuah matriks untuk memberikan gambaran mengenai kasus
distribusi.Model Matematis Transportasi
Sebuah matriks transportasi memiliku m baris dan n kolom. Sumber-sumber berjajar pada baris ke-1 hingga ke-m, sedang tujuan-tujuan berbanjar pada kolom ke-1 hingga ke-n. Dengan demikian, Xij : satuan barang yang akan diangkut dari sumber i ke tujuan j. Cij : biaya angkut per satuan barang dari sumber i ke tujuan j. Sehingga secara matematis, Min i=1mj=1nCij Xij
.………………………….[1]
Tabel 1. Matriks Transportasi
j=1nXij=Si, i=1, 2, …, m..…………………….[2] i=1mXij=Tj, j=1, 2, …, n ..…………………….[3] Penyelesaian persoalan ini akan menghasilkan Xij optimal yaitu Xij yang akan memenuhi [2]
dan [3] serta membuat [1] mínimum. Dengan kata lain, Xij optimal adalah distribusi optimal yang akan
meminimumkan biaya distribusi total. (Siswanto, 2007:266).Menurut Siswanto (2007:267), Distribusi optimal di dalam model transportasi adalah distribusi barang dari sumber-sumber untuk memenuhi permintaan tujuan agar biaya total distribusi minimum.
Metode Pemecahan Persoalan Transportasi
Dalam operation research ditunjukkan beberapa metode untuk menyelesaikan persoalan
transportasi, baik yang bersifat sederhana hingga yang bersifat relative kompleks melalui beberapa
tahap penyelesaian (iterasi). Penyelesaian persoalan transportasi pada dasarnya diawali dengan upaya
untuk menentukan nilai akhir. Artinya apapun metode awal yang digunakan tidak akan mempengaruhi
nilai akhir atau nilai optimal yang diharapkan dalam proses penyelesaian persoalan transportasi.
(Arifin, 2010:230).Menurut Siswanto (2007:268), algoritma transportasi mengenal empat macam metode untuk menyusun tabel awal, yaitu:
1. Metode Biaya Terkecil atau Least Cost Method.
2. Metode Sudut Barat Laut atau North West Corner Method.
3. RAM atau Ressell’s Approximation Method.
4. VAM atau Vogell’s Aproximation Method. (deterministik), maka pada regresi linier berganda
mempersoalkan hubungan linier antara satu peubah tak bebas dengan beberapa peubah bebas.
Menurut Siswanto (2007:268), setelah penyusunan tabel awal selesai maka sebagai langkah
selanjutnya adalah pengujian optimalitas table untuk mengetahui apakah biaya distribusi total telah
minimum. Secara matematis, pengujian ini dilakukan untuk menjamin bahwa nilai fungsi tujuan
minimum telah tercapai. Ada dua macam model pengujian optimalitas algoritma transportasi, yaitu:1. Stepping Stone Method
2. MODI atau Modified Distribution Method Least Cost
Menurut Mulyono (1991:110), metode Least-Cost mencapai tujuan minimasi biaya dengan
alokasi sistematik kepada kotak sesuai dengan besarnya biaya transportasi per unit. Prosedur metode ini
adalah:1. Pilih variabel Xij (kotak) dengan biaya transport (Cij) terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin.
Untuk Cij terkecil, Xij = minimum [Si, Dj]. Ini akan menghabiskan baris i atau kolom j.
2. Dari kotak-kotak sisanya yang layak (yaitu yang tidak terisi atau tidak dihilangkan), pilih nilai Cij
terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin.3. Lanjutkan proses ini sampai semua penawaran dan permintaan terpenuhi.
MODI
Menurut Siswanto (2007:286), MODI atau Modified Distribution menguji optimalitas tabel
dengan cara menghitung opportunity cost pada sel-sel yang tidak terkena alokasi distribusi.
Opportunity Cost adalah biaya yang harus kita tanggung bila satu alternatif keputusan dipilih. Dalam
hal ini, bila sel-sel kosong tersebut ternyata memiliki opportunity cost positif maka menurut metode ini
dikatakan bahwa tabel belum optimal berhubung masih ada alternatif distribusi yang akan memberikan
biaya total distribusi lebih rendah. Jadi menurut metode MODI, tabel akan dikatakan optimal bila dan
hanya bila opportunity cost sel-sel kosong adalah negatif atau nol.HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Fitur Utama Sistem
Pengujian fitur utama sistem berdasarkan pengujian sudah baik karena semua target sudah bisa terpenuhi.
Optimalitas Distribusi Barang
Untuk menghitung Optimalitas Biaya Angkutan dala distribusi barang, bahasan kali ini hanya
menggunakan metode Least Cost dan MODI. Form Optimalitas Distribusi Barang tampak seperti
terlihat di Gambar 6.Gambar 6. Optimalitas Distribusi Barang
Dalam perhitungan optimalitas distribusi yang dilakukan oleh program yang dibuat adalah
menghasilkan hasil perhitungan Least Cost dan MODI, Least Cost yang dihitung untuk mencari biaya
total pengangkutan itu minimum, dan tabel transportasi perhitungan solusi fisibel awal ini digunakan
untuk menghitung MODI untuk mendapatkan total biaya angkutan itu menjadi optimal. Berikut Form
Hasil Optimalitas Distribusi Barang yang dihasilkan dalam pembuatan program dengan metode
transportasi untuk pelaksanaan kegiatan movement regional pada Perum BULOG DIVRE Jawa Timur
tampak seperti terlihat di Gambar 4.17.
Gambar 7. Hasil Optimalitas Distribusi Barang
Pengujian yang dilakukan dengan Metode Least Cost maupun MODI dalam program diuji dengan
perhitungan manual menggunakan Excel guna hasil yang diperoleh untuk menentukan biaya total
menjadi optimal adalah benar.SIMPULAN
1. Aplikasi menerapkan metode Least Cost dalam perhitungan fisibel solusi awal untuk memperoleh
total biaya angkutan tersebut minimum.
2. Aplikasi juga menerapkan metode MODI (Modified Distribution) dalam perhitungan fisibel solusi
optimal untuk memperoleh total biaya angkutan tersebut optimal.
3. Adanya sistem informasi yang dibangun ini meliputi data-data perusahaan akan selalu ter-update
baik data master maupun data transaksi.
4. Sistem informasi ini mampu mempercepat proses pengolahan data-data movement regional pada
Perum BULOG DIVRE Jawa Timur.
5. Sistem informasi yang dibangun menangani seluruh proses data movement regional, dari input data
hingga pembuatan laporan.
6. Dari laporan yang dihasilkan, dokumentasi tersebut dapat dibuat untuk mengevaluasi hasil
kegiatan movement regional yang telah dilaksanakan Perum BULOG DIVRE Jawa Timur untuk Kadivre dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.RUJUKAN
Arifin, Johar. 2010. Mengungkap Kedahsyatan Pivottable dan Solver Microsoft Excel 2010. PT. Elex
Media Komputindo. Jakarta.
Dimyati, Tjutju Tarliah. 2002. Operations Research Model-model Pengambilan Keputusan. Sinar Baru
Algensindo. Bandung.Direksi Perum BULOG. 2009. Himpunan Peraturan di Lingkungan Perum Bulog. Perusahaan Umum
(PERUM) BULOG. Jakarta.Fuad, M., dan Christine H., dan Nurlela, dan Sugiarto, dan Paulus, Y.E.F. 2006. Pengantar Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hartono, Jogiyanto. 1990. Analisis & Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Offset. Yogyakarta.
Herjanto, Eddy. 2009. Sains Manajemen-Analisis Kuantitatif untuk Pengambilan Keputusan. Grasindo.
Jakarta.
Herlambang, Soendoro, dan Haryanto Tanuwijaya. 2005, Sistem Informasi: konsep, teknologi, dan
manajemen. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Kendall, Kenneth E. dan Kendall, Julie E. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1.
Prenhallindo. Jakarta. Kusumo, Ario Suryo. 2007. Pemrograman Visual Basic 2005. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data. Andi Offset. Yogyakarta.
Mulyono, Sri. 1991. Operations Research. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jakarta.
Royan, Frans M. 2009. Distributorship Management: Cara Cerdas Mengelola & Memberdayakan
Distributor. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Siswanto. 2007. Operations Research Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Subagyo, Pengestu, dan Marwan Asri, dan T. Hani Handoko. 1994, Dasar-dasar Operation Research.
BPFE. Yogyakarta. Taha, Hamdi A. 1996. Riset Operasi Suatu Pengantar Jilid I. Binarupa Aksara. Jakarta. Yudhoyono, Susilo Bambang. 2006. Agenda Riset Nasional.
20 November 2010.
Yunarto, Holy Icun. 2006. Business Concepts Implementation Series In Sales and Distribution
Management. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.