MAKALAH BUDAYA DAN BAHASA dan

BAHASA DAN KEBUDAYAAN
MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah
Linguistik Umum
Dosen Pengampu : Ardi Mulyana H., S.Pd., M.Hum

Disusun Oleh :
Muhamad Fahmi Saepuloh

17213027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GARUT
2017

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Puja dan Puji syukur kehadirat-Nya, yang telah memberikan rahmat kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Bahasa dan
Kebudayaan.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu penulis menyampaiakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang Bahasa dan Kebudayaan
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Garut, November 2017
Penulis

Daftar Isi

KATA PENGANTAR................................................................................................... I
DAFTAR ISI..............................................................................................................II
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1
1.2
1.3

LATAR BELAKANG....................................................................................1
RUMUSAN MASALAH................................................................................1
TUJUAN.....................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1
2.2
2.3
2.4

HAKIKAT BAHASA....................................................................................2

FUNGSI-FUNGSI BAHASA..........................................................................3
HAKIKAT KEBUDAYAAN...........................................................................3
HUBUNGAN BAHASA DAN KEBUDAYAAN.................................................3

BAB III....................................................................................................................5
PENUTUP...............................................................................................................5
A. KESIMPULAN................................................................................................5
B. SARAN...........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................6

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sosiolinguistik merupakan salah satu ilmu bahasa yang mengkaji Bahasa
dalam kemasyarakatan, hubungan bahasa dengan apa yang terjadi dalam
masyarakat tutur, serta fungsi bahasa dalam masyarakat. Pada makalah ini,
penulis akan membahas tentang bahasa dan kebudayaan, serta hubungan
bahasa dan kebudayaan itu sendiri.
Seperti yang telah diketahui banyak orang, Bahasa merupakan suatu
sarana atau alat manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Walaupun

begitu, di dunia ini bahasa yang digunakan dalam masyarakat tutur berbedabeda bahkan mempunyai keunikan masing-masing dalam pengucapannya,
penulisannya maupun maknanya. Bahasa merupakan susunan sejumlah
komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sedangkan
budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Banyak ahli yang berpendapat bahwa bahasalah yang mempengaruhi suatu
kebudayaan di suatu daerah, namun tidak sedikit pula berpendapat bahwa
kebudayaanlah yang mempengaruhi seseorang dalam berbahasa. Kedua
pendapat tersebut benar, tergantung dari mana sudut pandang yang akan
diambil. Misalnya, dalam sosiolinguistik, pendapat bahwa kebudayaanlah
yang mempengaruhi sebuah bahasa dalam masyarakat tutur. Kehidupan
berbudaya merupakan suatu cara bagi masyarakat untuk berekspresi dan
berkomunikasi, dan masyarakat akan menggunakan sebuah atau beberapa
bahasa untuk berkomunikasi dan bahkan saling bertukar kebudayaan.
1.2 Rumusan Masalah
Terdapat beberapa rumusan masalah yaitu,
1. Apa yang dimaksud Hakikat Bahasa ?
2. Apa saja Fungsi-fungsi dari Bahasa ?
3. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Kebudayaan ?

4. Apa yang menjadi Hubungan antara Bahasa dan Kebudayaan ?
1.3 Tujuan
Terdapat beberapa tujuan, seperti :
1. Memahami makna dari Bahasa
2. Mengetahui Fungsi-fungsi dari Bahasa
3. Memahami makna dari Kebudayaan
4. Mengetahui dan memahami Hubungan Bahasa dan Kebudayaan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Hakikat Bahasa
Kalau kita membuka buku linguistikdari berbagai pakar akan kita jumpai
berbagai rumusan mengenai hakikat bahasa. Rumusan-rumusan itu kalua
dibutiri akan menghasilkan sejumlah ciri yang merupakan hakikat bahasa.
Ciri-ciri yang merupakan hakikat bahasa itu, antara lain, adalah bahwa bahasa
itu sebuah sistem lambing, berupa bunyi, bersifat arbiter, produktif, dinamis,
beragam dan manusiawi. Berikut ciri-ciri tersebut secara singkat.
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah

komponen yang berpola secara tetap dan tidak dapat dikaidahkan. Bagi orang
yang mengerti sistem bahasa Indonesia akan mengakui bahwa susunan “Ibu
meng….seekor…di…” adalah sebuah kalimat bahasa Indonesia yang benar
sistemnya, meskipun ada yang ditanggalkan. Tetapi susunan “Meng Ibu se
ikan goreng di ekor dapur” bukanlah kalimat bahasa Indonesia yang benar
karena tidak tersusun menurut sistem kalimat bahasa Indonesia. Bahasa
bersifat sistematis maksudnya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola
tertentu, tidak tersusun secara acak atau sembarangan. Sedangkan sistemis,
artinya, sistem bahasa itu bukan merupakan sebuah sistem tunggal, melainkan
terdiri dari sejumlah subsistem, yakni subsistem fonologi, subsistem
morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem leksikon. Unik artinya memiliki
ciri atau sifat khas yangtidak dimiliki bahasa lain; dan universal berarti,
memiliki ciri yang sama yang ada pada semua bahasa.
Lambang bunyi bahasa itu bersifat arbitrer. Artinya hubungan antara
lambing dengan yang dilambangkannya tidak bersifat wajib, bias berubah, dan
tidak dapat dijelaskan mengapa lambing tersebut mengonsepsi makna tertentu.
Secara konkret, mengapa lambing bunyi [kuda] digunakan untuk menyatakan
‘sejenis binatang yang berkaki empat yang biasa dikendarai’ adalah tidak
dapat dijelaskan.
Bahasa itu bersifat produktif, artinya, dengan sejumlah unsur yang

terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hamper tidak terbatas.
Umpamanya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S.
Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai lebih kurang 23.000 buah
kata; tetapi dengan 23.000 buah kata itu dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak
terbatas. Silakan coba klau mau!
Bahasa itu bersifat dinamis, maksudnya, bahasa itu terlepas dari berbagai
kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu
dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologi, morfologi, sintaksis, semantic
dan leksikon.
Bahasa itu beragam, artinya, meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah
atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur
yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang

berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologi,
morfologi, sintaksis, maupun pada tataran leksikon.
Bahasa itu bersifat manusiawi, artinya, bahasa sebagai alat komunikasi
verbal hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa, yang dimiliki
hewan sebagai alat komunikasi berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat
produktif dan tidak dinamis. Bahasa dikuasai oleh para hewan secara
instingtif, atau secara naluriah, Padahal manusia dalam menguasai bahasa

bukanlah dengan instingtif atau naluriah, melainkan dengan cara belajar.
Tanpa belajar manusia tidak akan dapat berbahasa. Hewan tidak mempunyai
kemampuan untuk mempelajari bahasa manusia. Oleh karena itu dikatakan
bahwa bahasa bersifat manusiawi, hanya milik manusia
2.2

Fungsi-fungsi Bahasa
Fungsi bahasa adalah komunikasi manusia, baik tertulis maupun lisan.
Namun, fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar, yang menurut Kinneavy
disebut expression, information, exploration, persuasion, dan entertainment
(Michel 1967:51).

2.3

Hakikat Kebudayaan
Koentjaraningrat (1992) mengemukakan bahwa kebudayaan itu hanya
dimiliki masyarakat manusia, dan tumbuh bersama berkembangnya
masyarakat manusia,. Untuk memahaminya Koentjaraningrat menggunakan
sesuatu yang disebut “kerangka kebudayaan”, yang memiliki dua aspek tolak
yaitu (1) wujud kebudayaan, dan (2) isi kebudayaan. Yang disebut wujud

kebudayaan itu berupa (a) wujud gagasan, (b) perilaku, dan (c) fisik atau
benda. Ketiga wujud itusecara berurutan disebutnya juga (a) sistem budaya,
yang bersifat abstrak; (b) sistem sosisal, yang bersifat agak konkret;dan (c)
kebudayaan fisik, yang bersifat sangat konkret. Sedangkan isi kebudayaan itu
terdiri dari tujuh unsur yang bersifat universal, artinya, ketujuh unsur itu
terdapat dalam setiap masyarakat manusia yang ada di dunia ini. Ketujuh
unsur itu adalah (1) bahasa, (2) sistem teknologi, (3) sistem mata pencaharian
hidup atau ekonomi, (4) organisasi sosial, (5) sistem pengetahuan, (6) sistem
religi, (7) kesenian. Menurut Koentjaraningrat, bahasa merupakan bagian dari
kebudayaan, atau dengan kata lain bahasa merupakan unsur utama yang
mengandung seua unsur kebudayaan manusia yang lainnyya. Sekarang,
setelah unsur-unsur lain dari kebudayaan berkembang, bahasa hanya
merupakan salah sartu unsur saja; Namun, fungsinya sangat penting bagi
kehidupan manusia.

2.4

Hubungan Bahasa dan Kebudayaan
Banyak para ahli berpendapat bahwa bahasa adalah bagian dari
kebudayaan, tetapi tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa kebudayaanlah

yang merupakan bagian dari bahasa. Menurut C. Kluckhohn, bahasa
merupakan salah satu unsur dari kebudayaan. Hal serupa juga diungkapkan

oleh Koentjaraningrat. Beliau berpendapat bahwa bahasa bagian dari
kebudayaan, jadi hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan
hubungan yang subordinatif, di mana bahasa berada di bawah lingkup
kebudayaan. Masinambouw (1985) malah menyebutkan bahwa bahasa atau
kebahasaan dan kebudayaan merupakan dua sistem yang ”melekat” pada
manusia.
Mengenai hubungan bahasa dan kebudayaan yang bersifat koordinatif
terdapat dua hal penting. Pertama, ada yang mengatakan hubungan
kebahasaan dan kebudayaan itu seperti anak kembar siam seperti yang telah
dikatakan oleh Slizer. Hal kedua yang menarik dalam hubungan koordinatif
ini adalah adanya hipotesis yang sangat kontroversial, karena itu hipotesis ini
dikenal dengan nama hipotesis Sapir – Whorf, dan lazim juga disebut
relativitas bahasa.
Sementara Levi Strauss, sebagaimana dikutip oleh Darsita, menjelaskan
bahwa bahasa dan kebudayaan memiliki hubungan dan membedakan
kebudayaan dalam tiga hal, yaitu:
1. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat dianggap sebagai refleksi dari

totalitas kebudayaan masyarakat yang bersangkutan
2. Bahasa adalah bagian dari kebudayaan, atau salah satu unsure dari
kebudayaan
3. Bahasa merupakan kondisi bagi kebudayaan.
Kemudian Darsita menjelaskan poin ketiga, bahwa bahasa yang
merupakan kondisi bagi kebudayaan menjadi dua hal, yaitu; pertama, bahasa
merupakan kondisi kebudayaan dalam arti yang diakronis, di mana bahasa
mendahului kebudayaan. Karena melalui bahasalah manusia menjadi makhluk
sosial yang berkebudayaan dan berperadaban. Kedua, bahasa merupakan
kondisi bagi kebudayaan karena material yang digunakan untuk membangun
bahasa pada dasarnya adalah material yang sama untuk membangun
kebudayaan, dalam arti bahwa bahasa merupakan fondasi bagi terbentuknya
berbagai macam struktur yang kompleks yang sejajar dengan unsure budaya
yang lain.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa berbahasa memang menunjukkan
bagaimana sebuah komunitas atau bangsa berbudaya. Antara berbahasa dan
berbudaya menunjukkan hubungan timbal balik. Untuk mempertahankan
budaya maka proses berbahasa menjadi suatu yang lazim. Demikian juga
untuk mempertahankan bahasa, keberlangsungan budaya sangat penting
walaupun budaya adalah naluri dari kehidupan manusia itu sendiri sebagai
makhluk sosial.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antara bahasa dan budaya adalah dua hal penting dalam kehidupan
manusia. Kedua hal itu saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Begitu
banyak pendapat, pertentangan yang sebenarnya hal tersebut justru
menghadirkan pertanyaan yang tak ada habisnya. Bahasa merupakan
wujud dari suatu budaya. Atau bisa juga karena budayalah bahasa dapat
tercipta. Tetapi yang jelas, bahasa adalah sarana untuk menyalurkan
berbagai informasi, pandangan, maupun ekspresi dari satu individu kepada
individu lain. Dan budaya merupakan suatu kebiasaan. Bisa dikatakan
bahwa kebiasaan seseorang untuk menyalurkan informasi, ekspresi
maupun pandangan adalah proses berbahasa.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak luput dari kesalahan.
Kritik dan saran dapat menunjukkan kepada penulis mengenai kekurangan
dalam makalah ini, sehingga diharapkan makalah ini bisa sempurna dan
lebih baik lagi. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari
pembaca.

Daftar Pustaka
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik (perkenalan awal).
Jakarta: Rineka Cipta

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24