Tugas PIE MAKRO (13 Maret 2018)

  Tugas PIE Makro

  1. Diketahui: C = 50 + 0,8 Yd S = - 50 + 0,2 Yd I = 40 Pendapatan Nasional

  Konsumsi RT Tabungan RT

  

Investasi

Pengeluaran Agregat 150

  200 450 600 750

  Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut (sertakan perhitungannya di bawah tabel) 2. Dalam perekonomian dua sektor, misalnya diketahui sebagai berikut : Fungsi konsumsi : C = 400 + 0,75Yd Investasi : I = 600

a. Tentukan Pendapatan nasional pada keseimbangan.

  b.

  

Apakah yang akan terjadi bila perusahaan-perusahaan memproduksi barang senilai 450?

  c. Misalkan perekonomian tersebut berubah menjadi perekonomian tiga sektor dengan pengeluaran pemerintah sebesar 800, Pajak adalah 20 persen dari pendapatan nasional, sedangkan Investasi tetap 600. Berapakah pendapatan nasional dari perekonomian ini ? d. Gambarkan seluruh jawaban saudara dari a-c dalam grafik! Beri komentar!

  MODUL 7 KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL Wawan Hermawan, S.E., M.T. Pendahuluan

  Modul satu sampai dengan modul lima kita telah mempelajari bagaimana melakukan analisis ekonomi dengan pendekatan mikro. Mulai modul ini kita akan membahas cakupan ekonomi makro. Pembahasan akan diawali dengan bagaimana ekonomi makro muncul di dunia dan apa perbedaannya dengan ekonomi mikro,

  Materi yang akan dibahas dalam modul ini, selengkapnya sebagai berikut:

  1. Konsep-konsep Dasar Ilmu Ekonomi

  2. Fungsi Pasar dan Pemerintah dalam Ekonomi Modern Pembahasan dari dua topik utama tersebut diharapkan akan memberikan wawasan dan pengertian kepada mahasiswa, tentang bagaimana pentingnya analisis ekonomi makro serta pentingnya peranan pemerintah dalam mengarahkan perekonomian agar berjalan secara efisien dan berkelanjutan.

  Secara rinci, tujuan dari modul ini akan digambarkan dengan Tujuan Instruksional Khusus yang akan memberikan gambaran lebih jelas terhadap tujuan kemampuan yang akan didapatkan oleh mahasiswa, yaitu sebagai berikut:  Menjelaskan definisi ekonomi  Menjelaskan pengertian kelangkaan  Menjelaskan jenis barang dalam perekonomian  Menjelaskan pengertian pilihan ekonomi  Menjelaskan konsep biaya kesempatan  Menjelaskan pernyataan ekonomi positif dan ekonomi normatif  Menjelaskan pentingnya asumsi dalam analisis ekonomi  Menjelaskan tiga masalah pokok yang dihadapi produsen  Menjelaskan pengertian sistem ekonomi

   Menjelaskan sistem-sistem ekonomi yang ada  Menjelaskan pengertian pasar dan keseimbangan pasar  Menjelaskan peran pemerintah dalam ekonomi

  Untuk lebih memahami materi yang akan dibahas dalam modul ini, disajikan pula antara lain:  Sejumlah soal-soal latihan, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa mengenai konsep-konsep utama pada setiap topik yang disajikan.

   Petunjuk jawaban latihan, yaitu berupa arahan di dalam menjawab setiap latihan yang disampaikan pada setiap topik pembahasan.  Rangkuman, untuk memberikan gambaran umum tentang materi yang dibahas dalam setiap topik pembahasan.  Sejumlah soal-soal tes formatif, untuk mengukur tingkat penguasaan materi pada setiap topik pembahasan.

  Selamat belajar semoga berhasil.

  KEGIATAN BELAJAR 1 PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

  Seperti yang dijelaskan pada modul 6, perekonomian mempunyai empat komponen pengeluaran yaitu sektor rumah tangga, sektor swasta, pemerintah dan sektor asing. Tiga komponen yang pertama merupakan unsur dari perekonomian domestik atau perekonomian tertutup jika hanya melibatkan tiga komponen perekonomian. Pada saat semua komponen perekonomian dilibatkan disebut dengan perekonomian terbuka.

  Kegiatan belajar ini akan melihat bagaimana interaksi antar komponen perekonomian dalam dua sektor, yaitu hanya ada sektor rumah tangga dan sektor swasta atau perusahaan dan kedua, bila perekonomian tiga sektor, yaitu hanya ada sektor rumah tangga, sektor swasta dan sektor pemerintah. Baik perekonomian dua sektor maupun tiga sektor, kita akan melakukan pendekatan Keynes, dimana pendapatan merupakan variabel utama dalam menentukan tingkat perekonomian yang tangguh.

  Pada bagian ini kita akan membuat asumsi yang sangat ketat dalam suatu perekonomian, yaitu asumsikan hanya terdapat dua pelaku ekonomi yaitu sektor rumah tangga atau Rumah Tangga Konsumsi (RTK) dan sektor swasta atau Rumah Tangga Produksi (RTP) juga sering disebut dengan sektor perusahaan atau bisnis. Sektor lainnya, yaitu sektor pemerintah dan sektor luar negeri dianggap tidak ada dalam perekonomian.

  Gambar 1 memperlihatkan aliran pendapatan dan pengeluaran yang terjadi di antara dua sektor tersebut. Aliran tersebut disebut dengan circular

  

flow yang memperlihatkan bagaimana dua sektor tersebut melakukan

  interaksi satu sama lain. Sektor rumah tangga akan memberikan faktor-faktor produksi yang dimiliki terhadap sektor bisnis sebagai input untuk menghasilkan barang dan jasa. Faktor-faktor produksi tersebut seperti tenaga kerja, modal, tanah, gedung, dan lainnya. Hal ini diperlihatkan dengan adanya aliran jasa faktor produksi dari sektor rumah tangga ke sektor bisnis. Sebaliknya, sebagai balas jasa dari penggunaan faktor produksi oleh sektor bisnis, maka sektor bisnis akan memberikan pembayaran pendapatan dari faktor produksi tersebut ke sektor rumah tangga, misalnya upah, gaji, bunga, sewa dan keuntungan. Aliran tersebut akan diperlihatkan oleh aliran pembayaran pendapatan dari sektor bisnis ke sektor rumah tangga.

  Pada saat lain, sektor bisnis akan menghasilkan barang dan jasa dari hasil penggunaan faktor produksi tadi dan diserahkan ke sektor rumah tangga dalam bentuk aliran barang hasil produksi. Sektor rumah tangga dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor bisnis akan memberikan balas jasa berupa pengeluaran dari pendapatan sektor rumah tangga terhadap sektor bisnis. Aliran pengeluaran konsumsi memperlihatkan penyerahan sebagian atau seluruh pendapatan sektor rumah tangga terhadap sektor bisnis.

  Gambar 1. Model Perekonomian 2-Sektor

  Pembayaran Pendapatan Jasa Faktor Produksi

  Sektor Rumah Sektor Bisnis Tangga (RTK) (RTP)

  Barang Hasil Produksi Pengeluaran Konsumsi

  Tabungan Pasar Uang Investasi (S) dan Modal (I)

  Pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga tidak seluruhnya ditukarkan menjadi barang dan jasa, tetapi ada sebagian yang tidak dikonsumsikan dan disimpan dalam bentuk tabungan. Hal ini disebut juga dengan bocoran dari pendapatan, atau pendapatan yang tidak dikonsumsikan. Tabungan tersebut akan masuk dalam pasar uang dan modal dan akan diserap oleh sektor bisnis untuk dijadikan modal atau investasi.

  Jika disajikan dalam bentuk identitas pendapatan yang dalam kajian agregat menjadi pendapatan nasional, bisa dibentuk identitas sebagai berikut: Sisi Pendapatan : Y = C + S

  Sisi Pengeluaran : Y = C + I , maka S = I Y adalah pendapatan, dimana akan dilakukan dua hal terhadap pendapatan, yaitu: pertama, pendapatan tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk konsumsi (C) dan kedua akan disimpan atau ditabung (S). Sisi pengeluaran adalah pendapatan yang akan dilakukan konsumsi dan investasi (I) yang merupakan suntikan terhadap pendapatan sebagai penyeimbang dari kebocoran pendapatan dari sisi pendapatan berupa tabungan.

  Keseimbangan pendapatan nasional merupakan keseimbangan antara pendapatan keseluruhan dengan pengeluaran keseluruhan atau disebut dengan pengeluaran agregat (Aggregate Expenditure/AE). Oleh karena itu, keseimbangan akan terjadi pada saat:

  Y = AE, atau AS = AD

   Aggregate Supply = Aggregate Demand  Dimana AS merupakan Y dan AE adalah AD Perekonomian dua sektor akan mempunyai dua pendekatan dalam melihat keseimbangan pendapatan nasionalnya. Pertama dengan menjumlahkan konsumsi yang dilakukan dengan tabungan atau investasi, kedua pada saat tingkat tabungan sama dengan investasi.

  Tabel 1. Contoh Angka Dua Sektor Pendapatan Nasional Konsumsi Tabungan Investasi Pengeluaran Agregat Y C S

  I AE 75 -75 100 175 100 150 -50 100 250

  200 225 -25 100 325 300 300 100 400 400 375 25 100 475 500 450

  50 100 550 600 525 75 100 625

  700 600 100 100 700 800 675 125 100 775 900 750 150 100 850

  1000 825 175 100 925

  Contoh pada tabel 1 memperlihatkan pada saat pendapatan nol, seorang individu harus melakukan konsumsi (misalnya untuk makanan, karena tanpa makan orang akan mati), maka terdapat konsumsi sebesar 75. Tabungan akan sama -75 yang berarti melakukan hutang. Jika pendapatan terus bertambah, maka konsumsi akan terus bertambah dan tabungan akan terus menerus menurun sampai nol dan kemudian terus bertambah secara positif. Investasi yang dilakukan oleh perusahaan diasumsikan otonom (autonomous) yang berarti tidak terpengaruh oleh tingkat pendapatan, sehingga pada tingkat berapa pun investasi akan sama misalnya dengan 100.

  Tabel tersebut akan memberikan dua hal penting, pertama jika kita tidak melihat investasi artinya bahwa pendapatan hanya akan dikonsumsi dan atau ditabung, maka ada saat pendapatan sama dengan konsumsi atau tabungan sama nol. Hal ini disebut dengan titik impas (break even point) yang pada tabel di atas ada pada tingkat pendapatan sama dengan 300. Kedua, keseimbangan nasional pada saat pendapatan sama dengan pengeluaran agregat atau Y = AE dimana akan terjadi pada saat pendapatan sama dengan 700 dengan ciri S = I = 100.

  Perubahan terhadap konsumsi dan tabungan akibat dari perubahan pendapatan memberikan suatu fenomena yang digambarkan oleh MPC (marginal propensity to consume) dan MPS (marginal propensity to save). MPC (marginal propensity to consume). MPC merupakan hasrat untuk mengkonsumsi akibat dari perubahan pendapatan, sedangkan MPS merupakan hasrat untuk menabung akibat dari perubahan pendapatan.

   CS

MPC MPS

   dan   YY

  MPC + MPS = 1 Jika menggunakan konsep rata-rata, maka:

  C S APC  dan APSY Y

  APC + APS =1 APC adalah rata-rata hasrat untuk mengkonsumsi dan APS adalah rata-rata hasrat untuk menabung. Jika dijumlahkan akan sama dengan satu, sesuai dengan identitas awal berupa Y = C + S.

  Pada tabel di atas kita bisa mengetahui berapa MPC dengan melihat perubahan konsumsi dibagi dengan perubahan pendapatan. Tabel di atas mempunyai selisih konsumsi adalah 75 dan selisih pendapatan adalah 100. oleh karena itu hasrat untuk mengkonsumsi adalah 75/100 = 0,75 dan MPS sebesar MPS = 1 – MPC atau 0,25. Artinya 75 persen dari pendapatan akan dikonsumsikan dan 25% sisanya akan ditabung.

  Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

  Fenomena perubahan konsumsi akibat adanya perubahan pendapatan akan memberikan suatu fungsi yang disebut fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Fungsi tersebut akan memperlihatkan hubungan yang terjadi antara pendapatan dengan konsumsi atau tabungan. Melalui fungsi ini kita bisa melihat bagaimana keseimbangan pendapatan nasional terjadi dengan melihat sisi pengeluaran dan pendapatan.

  Fungsi konsumsi dan tabungan dapat digambarkan secara sederhana melalui fungsi linear, yaitu: C = a + MPC Y S = - a + (1- MPC) Y atau S = -a + MPS Y Data dari tabel 1 dapat kita gunakan sebagai contoh perhitungan fungsi konsumsi dan tabungan. Pertama-tama kita asumsikan bahwa data pada tabel 1 mempunyai MPC dan MPS yang konstan dan besarnya adalah 0,75 untuk MPC dan 0,25 untuk MPS. Kedua kita ambil untuk sembarang pasangan Y dan C pada tabel 1 dan melakukan cara substitusi dan eliminasi.

  C = a + MPC Y dengan b = MPC dan 1

  • – b = MPS 75 = a + b (0) 150 = a + b (100) -
    • 75 = - 100 b b = 75/100 = 0,75

  1

  • – b = 1 – 0,75 = 0,25 Dengan memasukkan b ke salah satu persamaan kita akan mendapatkan a, 75 = a + (0,75) (0), sehingga a = 75. Berdasarkan perhitungan di atas kita akan mendapatkan fungsi konsumsi dan tabungan sebagai berikut:

  C = 75 + 0,75 Y S = - 75 + 0,25 Y

  Untuk menghitung pendapatan nasional keseimbangan dalam perekonomian dua sektor, kita bisa menggunakan dua pendekatan, yaitu: Y = C + I

  = (75 + 0,75 Y) + 100 = 175 + 0,75Y

  Y – 0,75Y = 175 Y(1

  • – 0,75) = 175 Ye = 175/ 0,25

  = 700 Cara Kedua, yaitu:

  S = I

  • 75 + 0,25 Y = 100 0,25Y = 100 + 75 0,25Y = 175 Ye = 175/0,25

  = 700 Keseimbangan pendapatan nasional jika terdapat dua sektor ekonomi adalah pada tingkat pendapatan nasional sebesar 700 trilyun. Melalui pendekatan grafik kita bisa menggambarkan keseimbangan tersebut dengan bantuan garis 45 (scale line) yang akan memperlihatkan nilai sumbu horizontal akan sama dengan sumbu vertikal, atau dengan kata lain, jika memotong garis 45 maka akan terjadi keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran agregat.

  Gambar 2 memperlihatkan bagaimana keseimbangan pendapatan ada pada 300 jika tidak terdapat investasi. Pada saat investasi masuk sebesar 100, maka keseimbangan terdapat pada level 700. Keadaan yang sama jika melalui pendekatan S = I, titik impas akan terjadi pada saat S = 0 dan pendapatan keseimbangan pada 300. Setelah ada investasi, pendapatan nasional akan terjadi pada saat I = S = 100 dengan nilai sebesar 700.

  Gambar 2.

Keseimbangan Pendapatan Nasional pada Perekonomian Dua Sektor

(Trilyun Rupiah)

  AE Y 2 = C + I

  E

2

Y 1 = C E 1

  175

  75

45 Y

  300 700 Gambar 3.

  Keseimbangan Pendapatan Nasional (Trilyun Rupiah) S,I S

  

E

2 I

  100

  75 E 1 Y 300 700

  • 75

  Perubahan berbagai komponen pengeluaran agregat akan mengakibatkan perubahan perekonomian. Apakah perubahannya mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang positif atau bahkan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang negatif yang menyebabkan perekonomian ada dalam keadaan resesi. Perubahan-perubahan variabel- variabel ekonomi makro tersebut oleh karenanya bisa diintervensi oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan pemerintah agar perekomian berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

  Seperti pada bagian sebelumnya, komponen perekonomian yang terdiri dari ekonomi tiga sektor terdiri dari sektor rumah tangga, sektor swasta atau bisnis dan sektor pemerintah. Identitas keseimbangan pendapatan jika tidak ada pajak adalah: Y = C + I + G, Dimana C merupakan fungsi konsumsi sehingga: Y = [a + MPC Y] + I + G, Dengan mengumpulkan variabel-variabel yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan kita dapat memperoleh: Y = [a + I + G] + MPC Y Sehingga, Y – MPC Y = A dengan A = a + I + G, maka: Y(1

  • – MPC) = A Y = A/MPS Y

  = A/MPS dengan A = a + I + G

  = (1/MPS) A

  A merupakan autonomous expenditure, atau pengeluaran yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan. Dari persamaan di atas kita dapat mengetahui berapa perubahan pendapatan ( Y) akibat dari perubahan pengeluaran yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan ( A). Perubahan pendapatan tersebut akan sangat dipengaruhi oleh 1/MPS yang akan lebih besar dari satu (akan sama dengan satu jika semua pendapatan ditabungkan atau MPC = 0 dan itu tidak mungkin). Hal ini memperlihatkan jika terdapat perubahan dari komponen-komponen pengeluaran yang tidak terpengaruh pendapatan, akan menyebabkan perubahan pendapatan nasional.

  Jika terdapat pajak pendapatan, maka Y = A/MPS dengan A = a + I + G

  • – MPC T = (1/MPS) A

  Jika 1/MPS = k, maka k merupakan angka pelipat (multiplier) untuk tiap perubahan A. Angka multiplier menerangkan pengaruh dari kenaikan atau penurunan dari pengeluaran agregat terhadap tingkat keseimbangan pendapatan nasional. Misalnya seorang individu yang baru mendapat gaji bulanannya sebenarnya 100 akan digunakan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebesar MPC dikalikan pendapatannya, yaitu 100 x 0,75 = 75 (asumsikan MPC = 0,75). Jika pengeluaran sebesar 75 dibelikan makanan pada sebuah toko makanan, maka bagi toko tersebut terdapat tambahan pendapatan sebesar 75 yang akan dikonsumsikan sebesar MPC dikali tambahan pendapatan, yaitu 75 x 0,75 = 56,25, dan misalnya dibelanjakan terhadap pakaian. Kemudian pemilik toko pakaian akan menerima pendapatan tambahan sebesar 56,25 dan akan melakukan konsumsi terhadap barang dan jasa ke pihak lain. Demikian seterusnya sampai tambahan pendapatan yang terjadi akan sama dengan nol. Jika kita jumlahkan akan sama dengan 1/MPS dikali dengan tambahan pendapatan awal, yaitu (1/0,25) x 100 atau 400. Tabel 3 memperlihatkan bagaimana tiap tahap transaksi akan menyebabkan tambahan pendapatan nasional.

  Tabel 2. Contoh Angka Multiplier Y C S

    

  Tahap I 100

  75

  25 Tahap II 75 56,25 18,75 Tahap III 56,25 42,19 14,06

  Jumlah 400 300 100 LATIHAN 1

  Dari uraian di atas, coba Anda kerjakan latihan berikut: 1. Jelaskan kenapa ilmu ekonomi perlu kita pelajari.

  Petunjuk Jawaban Latihan 1

  1. Ilmu ekonomi perlu kita pelajari sebagai kerangka berpikir untuk dapat

  RANGKUMAN

  Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

  TES FORMATIF 1

  Pilih salah satu alternatif jawaban yang menurut Anda merupakan jawaban paling tepat! 1) Hal pokok yang menjadi landasan dari ilmu ekonomi adalah: A. Kelangkaan.

  B. Pendapatan.

  C. Kebutuhan akan barang dan jasa.

  D. Kesejahteraan.

  Setelah Anda mengerjakan Tes Formatif 1 di atas, cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir Modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

  Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan

  X 100 %

  10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup

  < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, Bagus!

  Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Tetapi bila penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

  KEGIATAN BELAJAR 2 PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR

  Pada perekonomian tiga sektor kita akan memasukkan sektor pemerintah dalam analisis keseimbangan pendapatan nasional. Masuknya pemerintah dalam perekonomian akan memberi dampak berkurangnya tingkat pendapatan yang siap dibelanjakan akibat dari dikenakannya pajak pendapatan. Selain itu, pengeluaran pemerintah (G) akan muncul akibat dari adanya pendapatan dari pajak yang akan menyerap barang dan jasa dalam perekonomian.

  Gambar 4 di bawah memperlihatkan aliran yang baru dari sektor pemerintah. Pemerintah akan mengenakan pajak terhadap sektor rumah tangga dan bisnis yang masuk sebagai sisi pendapatan, kemudian akan dikeluarkan dalam aliran pengeluaran pemerintah. Pada saat ini akan muncul kebijakan moneter pada pasar uang dalam mengatur peredaran uang (akan dibahas pada modul 8) kemudian sektor pemerintah akan muncul kebijakan fiskal dalam mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

  Syarat keseimbangan pendapatan nasional akan berubah menjadi: Penawaran Agregat = Permintaan Agregat Y = C + I +G Bila dari sisi pendapatan, keseimbangan akan berubah menjadi: Y = C + S + T

  Gambar 4. Model Perekonomian 3-Sektor

  Pembayaran Pendapatan Jasa Faktor Produksi

  

Sektor Rumah Sektor Bisnis

Tangga (RTK) (RTP)

  Barang Hasil Produksi Pengeluaran Konsumsi

  

Tabungan Pasar Uang Investasi

(S) dan Modal (I)

Kebijakan Moneter Sektor Pengeluaran Pajak (T)

  Pemerintah

Pemerintah

(G)

  Kebijakan Fiskal

  Oleh karena itu bocoran pendapatan akan terjadi dua hal pertama pada saat dikonsumsikan dan kedua pengeluaran pemerintah. Sisi suntikan terhadap perekonomian untuk penyeimbang dari bocoran pendapatan adalah terjadinya tabungan untuk adanya investasi dan penerimaan pajak oleh pemerintah untuk dilakukan menjadi pengeluaran pemerintah, sehingga bisa ditulis:

  Suntikan = Bocoran S + T = I + G

  Jenis pajak yang dikenakan oleh pemerintah bisa bermacam-macam tergantung kebijakan apa yang diterapkan. Pada intinya kita bisa merangkum jenis pajak yang dikenakan terhadap pendapatan menjadi empat jenis:

  1. Pajak regresif Merupakan pungutan pajak dengan persentase yang semakin menurun jika pendapatan yang kena pajak semakin bertambah besar.

  2. Pajak progresif.

  Merupakan pungutan pajak dengan persentase yang semakin naik jika pendapatan yang kena pajak semakin bertambah besar.

  3. Pajak proporsional Merupakan pungutan pajak dengan persentase yang tetap, berapapun besarnya pendapatan yang kena pajak.

  4. Pajak tetap (lump sum tax) Merupakan pungutan pajak dengan nilai yang tetap, berapapun besarnya pendapatan yang kena pajak.

  Dengan adanya pajak, pendapatan akan berkurang sejumlah pajak yang dikenakan. Pendapatan yang siap dikonsumsi setelah membayar pajak disebut dengan pendapatan disposibel (Yd). Bilamana T adalah pajak yang dikenakan, maka pendapatan disposibel dapat ditulis sebagai berikut:

  Yd = Y

  • – T Fungsi konsumsi dan tabungan akan berubah dengan adanya pajak: C = a + MPC Yd S = - a + (1- MPC) Yd atau S = -a + MPS Yd Misalkan terdapat pajak sebesar 40 untuk berapapun pendapatan. Maka fungsi konsumsi berubah menjadi: C T = a + MPC Yd atau C T = a + MPC (Y
  • – T)

  T

  C = 75 + 0,75 ( Y – 40 )

  T

  C = 75 + 0,75Y – 30 C T = 45 + 0,75Yd Maka fungsi tabungan berubah menjadi: S T = - a + MPS Yd atau S T = - a + MPS (Y

  • – T)
S T = - 75 + 0,25 ( Y

  • – 40 )

  T

  S = - 75 + 0,25 Y – 10

  T

  S = - 85 + 0,25 Yd Jika terdapat pengeluaran pemerintah sebesar 110 trilyun, maka keseimbangan pendapatan setelah adanya sektor pemerintah berubah menjadi:

  Y = C + I + G = (45 + 0,75Y) + 100 + 110 = 255 + 0,75Y

  Y

  • – 0,75Y = 255 Y(1 – 0,75) = 255 Ye = 255/ 0,25

  = 1020 Cara Kedua, yaitu:

  S + T = I + G

  • 85 + 0,25 Y + 40 = 100 + 110 0,25Y = 100 + 110 + 85 - 40 0,25Y = 255 Ye = 255/0,25

  = 1020 Fungsi konsumsi dan tabungan setelah pajak jika kita cari angka tingkat konsumsi dan tabungan untuk masing-masing pendapatan (bukan pendapatan disposibel), seperti diperlihatkan pada tabel 2. Keseimbangan terjadi pada saat pendapatan sebesar 1020 yang akan sama dengan nilai pengeluaran agregat. Oleh karena itu adanya sektor pemerintah akan merubah tingkat pendapatan nasional menjadi lebih besar dibandingkan dengan hanya terdapat dua sektor.

  Tabel 2. Contoh Angka Tiga Sektor

  Pendapatan Nasional Pajak Pendapatan Disposibel Konsumsi Tabungan Investasi Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran Agregat Y T Yd C S

  I G AE 40 -40 45 -85 100 110 255

  700 40 660 570 90 100 110 780 800 40 760 645 115 100 110 855 900 40 860 720 140 100 110 930 1000 40 960 795 165 100 110 1005

  1020 40 980 810 170 100 110 1020 1100 40 1060 870 190 100 110 1080 1200

  40 1160 945 215 100 110 1155 1300 40 1260 1020 240 100 110 1230 Grafik dari keseimbangan yang baru dapat dilihat pada gambar 5.

  Tingkat keseimbangan agregat ada pada titik E

  3 dengan menggeser kurva

  keseimbangan agregat ke atas. Grafik ini memperlihatkan adanya kenaikan pendapatan nasional setelah dikenakan pajak tetap oleh pemerintah sebesar 40 dan adanya pengeluaran pemerintah yang otonom (tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan) sebesar 110 trilyun.

  Gambar 5.

Keseimbangan Pendapatan Nasional pada Perekonomian Tiga Sektor

(Trilyun Rupiah)

  AE E 3 Y 3 = C + I + G Y 2 = C + I E

2

  255 175

45 Y

  700 1020

  LATIHAN 1

  Dari uraian di atas, coba Anda kerjakan latihan berikut: 2. Jelaskan kenapa ilmu ekonomi perlu kita pelajari.

  Petunjuk Jawaban Latihan 1

  2. Ilmu ekonomi perlu kita pelajari sebagai kerangka berpikir untuk dapat

  RANGKUMAN

  Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

  TES FORMATIF 1

  Pilih salah satu alternatif jawaban yang menurut Anda merupakan jawaban paling tepat!

  2) Hal pokok yang menjadi landasan dari ilmu ekonomi adalah: A. Kelangkaan.

  B. Pendapatan.

  C. Kebutuhan akan barang dan jasa.

  D. Kesejahteraan.

  Setelah Anda mengerjakan Tes Formatif 1 di atas, cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir Modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

  Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan

  X 100 %

  10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup

  < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, Bagus!

  Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Tetapi bila penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.