Keanekaragaman parasitoid dan predator Bactrocera (Diptera: Tephritidae) Di Kabupaten Demak Diversity of parasitoids and predators Bactrocera (Diptera: Tephritidae) in Demak Regency
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
Keanekaragaman parasitoid dan predator Bactrocera (Diptera: Tephritidae)
Di Kabupaten Demak
Diversity of parasitoids and predators Bactrocera (Diptera: Tephritidae) in Demak
Regency
Dyah Rini Indriyanti1) dan Rifki Faisal Furqan1)
dyahrini36@gmail.com
ABSTRACT
The study aims to identify the parasitoids and predators of Bactrocera spp. in
Demak Regency. Five species Fruits were examined, they were water aple
(Syzygium aqueum), starfruit (Averhoa bilimbi L), guava (Psidium guajava),
melinjo (Gnetum gnemon) and mango (Mangifera indica). Fruits attacked by
Bactrocera were taken from five locations orchards. Bactrocera larvae were
obtained from infected fruits. They were reared in the laboratory until they become
imago. Imago were counted and identified whether it become Bactrocera imago or
parasitoids imago. To identify the predators, larvae and pupae of Bactrocera
deliberately used as bait. The research found two species of parasitoids that attack
Bactrocera spp. i.e Fopius arisanus and Diachasmimorpha longicaudata. The
highest parasitation (29.21%) occurred in B. mcgregogi that attacked Gnetum
gnemon fruit and the lowest (3.57%) in B. carambolae that attacked guava. Five
species Bactrocera predators were found that prey on the larvae and pupae. They
were Oecophyla smaragdina, Odontoponera sp., Stagmomantis carolina, Anoplolepis
gracilipes and Euborelia sp.
Keywords: Diversity of species; parasitoids; predators of Bactrocera spp.
PENDAHULUAN
Budidaya tanaman buah-buahan tidak
Berbagai macam jenis buah
pernah lepas dari serangan hama dan
dibudidayakan di Kabupaten Demak,
penyakit tanaman. Serangan hama
Diantaranya jambu air, jambu biji,
dapat menyebabkan buah rontok dan
belimbing, mangga dan melinjo. Salah
busuk,
satu buah andalan masyarakat Demak
menurun. Salah satu hama yang
adalah belimbing dan jambu air.
menyerang buah adalah lalat buah
Belimbing Demak terkenal karena
Bactrocera spp. Menurut Siwi et al.
buahnya manis dan ukurannya yang
(2006) hama lalat buah telah menyebar
sehingga
kualitas
buah
besar, begitu pula jambu airnya.
1)
Staf Pengajar FMIPA, Jurusan Biologi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
92
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
hampir di seluruh wilayah Indonesia
dijadikan sebagai pengendali hayati.
antara lain Jawa, Sumatra, Madura,
Predator memangsa Bactrocera spp.
dan Kepulauan Riau
ketika larva/pupa
berada di tanah.
Kabupaten
Peran musuh alami belum banyak
pengendalian
dimanfaatkan mengingat populasinya
tanaman buah-buahan dengan atraktan
rendah dan perlu waktu untuk dapat
metil
penyemprotan
dilihat hasilnya. Hal ini berbeda
insektisida, dan pembungkusan buah.
dengan penggunaan pestisida yang
Pengendalian
dengan
langsung terlihat, namun resikonya
menggunakan parasit dan predator
sangat besar terhadap manusia dan
secara
lingkungan.
Petani
Demak
buah
di
melakukan
eugenol,
sengaja
hayati
belum
dilakukan.
Menurut Untung (2006) pengendalian
Meskipun species parasitoid
menggunakan parasitoid dan predator
dan predator lalat buah Bactrocera
memiliki prospek yang baik karena
spp. sudah banyak diketahui, namun
mereka dapat terus bertahan di alam
informasi jenis parasit dan predator
dalam
dari lalat buah Bactrocera spp. yang
jangka
waktu
lama
tidak
menyerang berbagai buah di Demak
memerlukan biaya yang banyak.
Potensi parasitasi parasitoid
belum banyak diketahui. Informasi
pada Bactrocera spp. dapat mencapai
keberadaan jenis
57% (Putra, 2005). Parasitoid yang
dan predator yang ada di suatu daerah
menyerang lalat buah yaitu Fopius sp.,
perlu diketahui dan dilaporkan karena
Opius sp., dan beberapa species dari
sebagai
famili Eulophidae. Fopius sp adalah
pengendalian lalat buah pada tanaman
parasitoid yang menyerang fase telur
buah. Oleh sebab itu tujuan penelitian
dan larva lalat buah (1-6 hari setelah
ini adalah untuk
peletakan telur). Opius sp. menyerang
keanekaragaman
larva lalat buah (3-8 hari setelah
predator lalat buah Bactrocera spp. di
peletakan telur), sedangkan parasite
Demak.
dari Famili Eulophidae menyerang
larva (Artayasa 2004).
Selain parasitoid ada sejumlah
serangga
93
predator
yang
dapat
langkah
lalat buah, parasit
antisipasi
dan
mengidentifikasi
parasitoid
dan
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
METODE PENELITIAN
Pengamatan
predator
yang
Penelitian dilakukan di dua
memangsa larva dan pupa Bactrocera
kecamatan yakni Kecamatan Demak
spp. dilakukan dengan cara sengaja
dan Kecamatan Dempet, Kabupaten
meletakkan
Demak pada bulan Mei-Juni 2013.
Pengamatan dilakukan dengan bantuan
Jenis buah yang diteliti yaitu buah
kamera digital pukul jam 8.00-17.00
jambu
air
aqueum),
(Syzygium
belimbing (Averhoa bilimbi), jambu
biji
(Psidium
(Mangifera
(Gnetum
guajava),
indica)
gnemon)
dan
yang
WIB.
larva/pupa di tanah.
Predator
yang
tertangkap
diidentifikasi jenisnya. Tiap lokasi
mangga
pengambilan
melinjo
ditentukan lima kebun buah. Faktor
terserang
abiotik:
sampel
suhu,
(kecamatan)
kelembaban
udara,
Bactrocera spp. Buah terserang larva
intensitas cahaya dan kecepatan angin
Bactrocera spp diambil dari
diukur pada masing-masing lokasi
kebun
buah, dibawa ke laboratorium Biologi
penelitian.
Identifikasi imago Bactrocera
Universitas Negeri Semarang untuk
dibiakkan sampai menjadi imago guna
spp.,
keperluan diidentifikasi. Tiap buah
Bactrocera
yang terserang larva Bactrocera spp.
menggunakan buku identifikasi Borror
diletakkan dalam wadah plastik / gelas
et al. 1996, Carroll et al 2004, dan
aqua bekas yang bagian dasarnya
membandingkan speciemen dengan
diberi kertas tisu untuk menyerap
koleksi yang ada di Laboratorium
cairan buah yang keluar. Wadah
Entomologi dasar UGM. Pengamatan
tersebut
morfologi
dimasukan
lagi
kedalam
parasitoid
dan
spp.
imago
dibantu
predator
dilakukan
dengan
wadah toples plastik ukuran yang lebih
mikroskop stereo perbesaran 10x10.
besar (diameter 15 cm tinggi 20 cm,
Keanekaragaman
disesuaikan dengan ukuran buah).
menggunakan rumus indeks diversitas
Pada dasar wadah toples diisi serbuk
dari Shannon-Wiener (Odum 1993).
predator
dihitung
gergaji untuk media pupasi, wadah
ditutup
dengan
kain
Bactrocera spp. maupun
tile.
Imago
parasitoid
yang terbentuk diidentifikasi.
94
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi species Bactrocera dan
parasitoidnya
Hasil identifikasi Bactrocera
spp yang menyerang berbagai buah
dan parasitoidnya dari lima jenis buah
yakni: jambu air, belimbing, jambu biji,
melinjo dan mangga tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1.Species Bactrocera dan
Parasitoidnya yang diperoleh
dari berbagai buah terserang.
Nama buah
Species
Bactrocera
Species
parasitoid
Jambu air
(Syzygium
aqueum)
Belimbing
(Averhoa
bilimbi)
Jambu biji
(Psidium
guajava)
B.
ablistrigata
Fopius
arisanus
B. carambolae
Diachasmimorpha
longicaudata
Diachasmimorpha
longicaudata,
Fopius
arisanus
Diachasmimorpha
longicaudata,
Fopius
arisanus
Diachasmimorpha
longicaudata
B. carambolae
Melinjo
(Gnetum
gnemon)
B.
mcgregogi
Mangga
(Mangifera
indica)
B. papayae
Ada dua jenis parasitoid yang
ditemukan di lapangan yaitu Fopius
arisanus
dan
Diachasmimorpha
longicaudata yang diperoleh dari
empat jenis lalat buah Bactrocera spp.
(Tabel
1).
Kedua
parasitoid
keberadaannya juga dilaporkan oleh
Chinajariyawong
et al.(2000) di
beberapa negara yang menyerang lalat
buah. Vargas et al (2007) melaporkan
95
bahwa Fopius arisanus sengaja
dibiakkan di Prancis dan dilakukan
pelepasan di kebun buah jambu biji.
Hal yang sama juga dilakukan pada
parasitoid Diachasmimorpha kraussii
di Hawaii pada tahun 2003 (Bokonon,
2013). Parasitoid ini sengaja dibiakkan
lalu dilepas ke lapang untuk
mengendalikan Bactrocera latifrons
dan saat ini telah berkembang dan
stabil di lapangan. Kedua parasitoid
ini belum dikembangkan secara
massal di Demak untuk dilepas ke
lapangan. Oleh sebab itu perlu
dipertimbangkan untuk melakukan
pengendalian dengan kedua parasit
mengingat potensinya yang cukup
tinggi (Tabel 2).
Tabel 2. Parasitasi parasitoid pada
Bactrocera spp.
Jambu
air (S.
aqueum)
36
Pupa yang
menjadi
imago
La- Para
lat
sibu- toid
ah
27
4
Belimbi
ng
(Averho
a
bilimbi)
51
34
84
Nama
Buah
Jambu
biji
(Psidium
guajava)
Melinjo
(Gnetum
gnemon)
Mangga
(M.indica)
5
Presenta
se
parasitoid
(%)
11,11
11
6
21,56
68
3
13
3,57
623
402
182
39
29,21
15
13
2
0
13,33
∑
Pupa
Bactr
ocera
Pupa
yan
g
mati
ISSN: 0854-2813
Namun
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
demikian
usaha
Fopius
memperbanyak
untuk
sp
telah
dilakukan oleh Hasanah (2011) di
mcgregogi.
menyebabkan
buah
tipis
parasit
mudah
menemukan inangnya.
Malang, namun masih dalam taraf
pembiakan di laboratorium.
Kulit
Menurut pemilik kebun tanaman
melinjo, serangan lalat buah tidak
Parasitoid yang paling banyak
sampai merusak biji melinjo. Hal ini
ditemukan di Kabupaten Demak yaitu
disebabkan karena
spesies D. longicaudata. Parasitoid ini
terserang Bactrocera spp. adalah kulit
paling banyak muncul dari rearing
biji buah melinjo bagian permukaan
buah melinjo. D. longicaudata dalam
yang tipis. Biji melinjo bagian dalam
proses oviposisinya dapat dipengaruhi
yang dimakan terlindung oleh kulit biji
oleh rangsangan dari habitat berupa
yang
bau buah yang matang (Jang et al.
Bactrocera spp., sehingga petani tidak
2000).
D.
longicaudata
termasuk
parasitoid yang sering ditemukan di
keras,
bagian yang
tidak
ikut
terserang
merasa dirugikan.
Tanaman
melinjo
di
lokasi
dewasa
penelitian ditanam secara heterogen,
melakukan oviposisi pada fase telur
hal ini memungkinkan tumbuhan lain
(Oktriana 2010).
sebagai
Indonesia,
parasitoid
sumber
pakan
parasitoid
parasitoid
seperti bunga-bunga liar, rumput dan
sebesar
gulma dapat tumbuh. Hal ini diperkuat
29,21% terjadi pada Bactrocera spp.
oleh penelitian Pujiastuti (2007) yang
yang menyerang buah melinjo (Tabel
menyatakan
2). Hal ini disebabkan karena kedua
parasitoid
parasitoid
melimpah,
banyaknya gulma dilapangan yang
populasi inangnya juga
menyediakan nektar sebagai pakan
Tingkat
Bactrocera
spp.
tertinggi
populasinya
begitu pula
banyak,
parasitasi
terbukti
hasil
rearing
diperoleh 623 pupa, akibatnya parasit
banyaknya
juga
populasi
didukung
oleh
parasitoid dewasa.
Tingkat
parasitasi
parasitoid
leluasa memerasit lalat buah. Pada saat
Bactrocera
pengamatan jumlah buah melinjo yang
dijumpai pada yang menyerang buah
masak melimpah, kulit buah tipis dan
belimbing sebesar 21,56%. Hal ini
lunak. Kulit buah tipis menyebabkan
disebabkan karena buah belimbing
B.
memiliki daging buah tebal dan lunak,
mudah
diserang
lalat
buah
spp.
terbesar
kedua
96
ISSN: 0854
0854-2813
2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
sehingga mudah diserang lalat buah.
didalam buah yang kulit daging
Satu
atu mikrohabitat buah dapat dihuni
buahnya tebal.
larva Bactrocera spp. dalam jumlah
Tingkat
parasitasi
parasitoid
ratusan. Semakin banyak jumlah telur
Bactrocera spp.
spp terendah terdapat
atau larva Bactrocera spp.. dalam satuu
pada Bactrocera yang menyerang buah
mikrohabitat maka tingkat parasitasi
jambu air sebesar 11,11% dan jambu
juga akan meningkat, seperti yang
biji sebesar 3,57%. Faktor yang
dikemukakan Herlinda (2004) bahwa
mempengaruhi
populasi parasitoid Diachasmimorpha
parasitasi parasitoid Bactrocera spp.
semiclausum mengikuti perkembangan
pada kedua buah ini disebabkan
inangnya.
karena buah dibungkus oleh kertas,
Pengendalian
lalat
rendahnya
tingkat
Bactrocera spp. pada buah belimbing
sehingga
umumnya
menurun, berakibat tingkat parasitasi
dilakukan
dilakukan
dengan
cara
membungkus buah. Namun ada buah
serangan
lala
lalat
buah
juga menurun.
yang tidak dibungkus karena letaknya
yang
sulit
terjangkau,
sehingga
menjadi sasaran lalat Bactrocera spp.
Parasitoid
arasitoid lain yang menyerang
Bactrocera spp. pada buah mangga
sebesar 13,33
13,33%
% , nilai tersebut lebih
rendah dari melinjo dan belimbing
belimbing..
Jumlah pupa yang diperoleh dari
rearing buah terserang lebih sedikit
dibandingkan buah lain.
lain Buah mangga
memiliki kulit dan daging buah yang
tebal menyebabkan parasit kesulitan
menemukan inangnya sehingga tingkat
parasitasinya
rasitasinya lebih rendah
rendah. Menurut
Suputa
et
al
(2007)
ovipositor
parasitoid tidak mampu menjangkau
telur atau larva Bactrocera
97
spp..
A
B
Fopius arisanus
Diachasmimorp
ha longicaudata
Identifikasi Predator Bactrocera spp
G
Gambar
1. (A)
(B)
dan Keanekaragamannya
Hasil pengamatan ppredator
redator yang
memangsa
stadium
Bactrocera
larva
dan
Oecophyla
Odontoponera
spp.
spp
pupa
Pada
yakni
smaragdina
smaragdina,
sp.,
Stagmomantis
97arolina
arolina,, Anoplolepis gracilipes, dan
Euborelia sp. (Tabel
Tabel 33).
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
Tabel 3. Predator yang memangsalarva
dan pupa Bactrocera spp/
Lokasi
Kebun
jambu air
Memangsa
Fase
Larva Pupa
Oecophyla smaragdina
√
√
Odontoponera sp
√
Stagmomantis carolina
√
Spesies Predator
Kebun
belimbing
Oecophyla smaragdina
Anoplolepis gracilipes
√
-
√
√
Kebun
jambu biji
Oecophyla smaragdina
Odontoponera sp
Stagmomantis carolina
Euborelia sp
Oecophyla smaragdina
Anoplolepis gracilipes
√
√
√
√
√
-
√
√
√
Oecophyla smaragdina
Anoplolepis gracilipes
Odontoponera sp
Euborelia sp
√
√
√
√
√
-
Kebun
melinjo
Kebun
mangga
A
B
C
Gambar2. (A) Oecophyla smaragdina,
(B) Anoplolepis gracilipes, dan
(C) Odontoponera sp.
Kebun
Buah
Jambu
air
Spesies
Oecophyla
smaragdina
Odontopone
-ra sp
Stagmomantis
carolina
Belimbing Oecophyla
smaragdina
Anoplolepis
gracilipes
Jambu biji Oecophyla
smaragdina
Odontopone
ra sp.
Stagmomant
is carolina
Euborelia sp
Melinjo
Oecophyla
smaragdina
Anoplolepis
gracilipes
Oecophyla
Mangga
smaragdina
Anoplolepis
gracilipes
Odontopone
ra sp
Euborelia sp
Ratarata
∑
jenis
13
H’
J’
0,222 0,32
2
Domin
ansi
0,680
0,42
0
1
7
3
10
0,217 0,39
1
0,580
0,458
0,609
1
0,49
0,593
1
1
0,315
0,510
0,572
0,407
3
4
11
3
4
1
0,356 0,4428 0,5572
8
Keterangan: H = indeks keanekaragaman,
J = kemerataan
Pada saat pengamatan ditemukan
Oecophyla
smaragdina
memangsa
Bactrocera spp. pada fase larva dan
pupa. Odontoponera sp, Stagmomantis
carolina dan Euborelia sp. memangsa
A
B
Gambar 3. (A) Euborelia sp,
(B) Stagmomantis carolina
Bactrocera spp. pada fase larva.
Anoplolepis
gracilipes
memangsa
Bactrocera spp. pada fase pupa. Dari
kelima jenis predator tersebut ada dua
Tingkat
keanekaragaman
jenis predator pasif yaitu predator
predator Bactrocera spp. dari masing-
yang hanya memangsa larva dalam
masing area kebun buah disajikan
keadaan bergerak yakni Stagmomantis
pada Tabel 4.
carolina dan Euborelia sp. Hasil ini
Tabel 4. Indeks keanekaragaman,
kemerataan & dominansi
predator Bactrocera spp.
diperkuat penelitin Annie et al (2007)
bahwa
predator
yang
menyerang
98
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
Bactrocera spp. adalah Anoplolepis
Tinggi rendahnya indeks dominansi
gracilipes, Stagmomantis carolina dan
dipengaruhi jumlah individu pada
Euborelia sp.
suatu area perkebunan.
Keanekaragaman tertinggi pada
Pengukuran faktor abiotik di
kebun buah mangga yaitu sebesar
lokasi penelitian diperoleh data suhu
0,572 dan terendah pada kebun buah
berkisar antara 30- 320C, kelembaban
belimbing sebesar 0,217. Nilai indeks
udara 50-80%, intensitas cahaya 155-
keanekaragaman predator Bactrocera
178 lux dan kecepatan angin 0,1-0,3
spp. berada pada kisaran kurang dari
m/s. Faktor abiotik merupakan salah
satu, artinya keanekaragamaan jenis
satunya
predator tergolong rendah. Tingkat
karena berkaitan dengan lingkungan
kemerataan predator Bactrocera spp.
tempat
tertinggi
buah
pengukuran Faktor abiotik di lokasi
mangga sebesar 0,593, sedangkan
penelitian masih dalam batas ambang
tingkat kemerataan terendah pada area
normal. Suhu yang optimal bagi
kebun buah jambu air sebesar 0,320.
perkembangan lalat buah adalah 10-
Hasil analisis menunjukkan tingkat
300C, sedangkan kelembaban yang
kemerataan predator Bactrocera spp.
optimal bagi lalat buah sekitar 62-
di semua area kebun buah rendah.
90%% (Landolt & Quilici 1996).
pada
area
kebun
faktor
tinggal
yang
berpengaruh
serangga.
Hasil
predator
Kelembaban yang tinggi dan angin
Bactrocera sppdi masing-masing area
yang tidak terlalu kencang serta curah
kebun
hujan yang tinggi adalah kondisi yang
Indeks
dominansi
buah
cenderung
tinggi.
Menurut Odum (1993) jika nilai
sangat
indeks
Bactrocera spp.
dominansi
lebih dari
0,5
cocok
bagi
lalat
buah
(Putra 2005). Pada
artinya indeks dominansi tinggi. Nilai
saat lalat buah berkembang biak
indeks dominansi tertinggi pada area
dengan pesat, populasi parasitoid dan
kebun jambu air sebesar 0,680. Nilai
predator lalat buah Bactrocera spp.
indeks dominansi terendah pada area
juga akan meningkat.
kebun buah mangga sebesar 0,407.
Nilai indeks dominansi berbanding
terbalik
dengan
keanekaragaman
99
nilai
dan
indeks
kemerataan.
KESIMPULAN
Jenis
parasitoid
yang
memarasit lalat buah Bactrocera spp.
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
yang ditemukan di Kabupaten Demak
adalah
Fopius
arisanus,
dan
Diachasmimorpha longicaudata. Jenis
predator yang memangsa Bactrocera
spp. adalah Oecophyla smaragdina,
Odotoponera
sp.,
Stagmomantis
Carolina, Anoplolepis gracilipes, dan
Euborelia sp
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada Bapak Dr. Suputa
dan teman-teman di Laboratorium
Entomologi Dasar UGM yang telah
membantu mengidentifikasi serangga
yang ditemukan.
DAFTAR PUSTAKA
Annie P, Agus N, Ngatimin SN &
Zulfitriany
DM.
2007.
Keanekaragaman Musuh Alami
Lalat Buah Bactrocera dorsalis
HENDEL (Diptera: Tephritidae)
pada Tanaman Cabai. Prosiding
Seminar Ilmiah dan Pertemuan
Tahunan PEI dan PFI XVIII
Komda Sul-Sel, 2007: UNHAS.
Artayasa IP. 2004. Potensi Parasitoid
dalam Pengendalian Lalat Buah
Bactrocera carambolae di Kebun
Percobaan Buah-buahan Subang
Jawa Barat (Tesis) Megister Pada
Institut Teknologi Bandung).
Boror DJ, Triplehorn CA, Jhonson
NF. 1996. Pengenalan Pelajaran
Serangga. Ed. Bahasa Indonesia.
Yogyakarta:
Gajah
Mada
University press.
Bokonon GA, Messing MG, Jang E.
2013. Release and establishment
of
the
parasitoid
Diachasmimorpha krausii againt
the tephritid fruit fly Bactrocera
latifrons in Hawaii. J. InsectSci.
13(7).
Carroll LE, Norrbom AL, Dallwitz MJ
& Thomson FC. 2004. Pest
Fruit flies of the world
larvae.http://delta-intkey.com.
Chinajariyawong
A, Clarke AR,
Jirasurat M, Kritsaneepiboon S,
Lahey HA, Vijaysegaran S &
Waiter GH. 2000. Survey of opine
parasitoids of fruit flies. The
Raffles Bulletin of Zoology 48(1):
71-101.
Hasanah IM. 2011. Perbanyakan
Fopius
sp
(Hymenoptera:
Braconidae) pada Bactrocera
carambolae
(Diptera:
Tephritidae).
Tesis,
Univ.
Brawijaya. Malang.
Herlinda S. 2004. Populasi dan
serangan
Liriomyza
spserta
komposisi parasitoidnya pada
pertanaman
ketimun.
Jurnal
Hama dan Penyakit Tumbuhan
Tropika 5(2): 73-81.
Jang EB, Messing RH, Klungness LM
& Carvalo LA. 2000. Flight
Tunnel
Responses
of
Diachasmimorpha longicaudata
(Ashmead)
(Hymenoptera:
Braconidae) to Olfactory and
Visual Stimuli. Jurnal of Insect
Behavior13 : 525-538.
Landolt PJ & Quilici S. 1996.
Overview of research on the
behavior of fruit flies. In Fruit
Fly Pest: A World Assessment of
100
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
Their Biology and Management.
Florida: St. Lucie Press
Oktriana L. 2010. Identifikasi dan
Analisis Tingkat Parasitasi Jenis
Parasitoid terhadap Hama Lalat
Buah Bactrocera pada Tanaman
Markisa.J.Hort 20 (2): 179-185.
Odum EP. 1993. Dasar-Dasar
Ekologi. Yogyakarta: Gajah Mada
University press.
Suputa,Seiki Yamane, Edhi Martono,
Zamir Hossain, & Ahmad Taufiq
Arminudin. 2007. Odontoponera
denticulata(Hymenoptera:Formici
dae) Sebagai Agensia Pengendali
Hayati
Lalat
Buah
(Diptera:Tephritidae)
Di
Yogyakarta,
Indonesia.Jurnal
Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia.
(3) : 351 – 356.
Pujiastuti Y. 2007. Populasi dan
Serangan
Lalat
Buah
(Bactroceraspp) serta Potensi
Parasitoidnya pada Pertanaman
Cabai Merah (Capsicum Annum
L.) di Daerah Dataran Sedang
Sumatera
Selatan.Tanaman
Tropika 10(2): 17–28
Untung, K.
2006. Pengantar
pengelolaan hama terpadu
(edisi kedua). Gadjah Mada
University Press. 348 hal.
Putra NS. 2005. Hama Lalat Buah dan
Pengendaliannya.
Kanisius.
Yogyakarta.
Siwi, Hidayat P & Suputa. 2006.
Taksonomi dan Bioekologi Lalat
Buah Penting di Indonesia
(Diptera: Tephritidae). Balai
Besar
Penelitian
dan
Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian
Indonesia dan Department of
Agriculture,
Fisheries
and
Forestry Australia.
101
Vargas RI, Leblanc L, Putoa R &
Eitam A. 2007. Impact of
introduc tion of Bactrocera
dorsalis (Diptera: Tephritidae)
and classical biological control
in French Polynesia. J. Of
economicEntomology.
670679.
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
Keanekaragaman parasitoid dan predator Bactrocera (Diptera: Tephritidae)
Di Kabupaten Demak
Diversity of parasitoids and predators Bactrocera (Diptera: Tephritidae) in Demak
Regency
Dyah Rini Indriyanti1) dan Rifki Faisal Furqan1)
dyahrini36@gmail.com
ABSTRACT
The study aims to identify the parasitoids and predators of Bactrocera spp. in
Demak Regency. Five species Fruits were examined, they were water aple
(Syzygium aqueum), starfruit (Averhoa bilimbi L), guava (Psidium guajava),
melinjo (Gnetum gnemon) and mango (Mangifera indica). Fruits attacked by
Bactrocera were taken from five locations orchards. Bactrocera larvae were
obtained from infected fruits. They were reared in the laboratory until they become
imago. Imago were counted and identified whether it become Bactrocera imago or
parasitoids imago. To identify the predators, larvae and pupae of Bactrocera
deliberately used as bait. The research found two species of parasitoids that attack
Bactrocera spp. i.e Fopius arisanus and Diachasmimorpha longicaudata. The
highest parasitation (29.21%) occurred in B. mcgregogi that attacked Gnetum
gnemon fruit and the lowest (3.57%) in B. carambolae that attacked guava. Five
species Bactrocera predators were found that prey on the larvae and pupae. They
were Oecophyla smaragdina, Odontoponera sp., Stagmomantis carolina, Anoplolepis
gracilipes and Euborelia sp.
Keywords: Diversity of species; parasitoids; predators of Bactrocera spp.
PENDAHULUAN
Budidaya tanaman buah-buahan tidak
Berbagai macam jenis buah
pernah lepas dari serangan hama dan
dibudidayakan di Kabupaten Demak,
penyakit tanaman. Serangan hama
Diantaranya jambu air, jambu biji,
dapat menyebabkan buah rontok dan
belimbing, mangga dan melinjo. Salah
busuk,
satu buah andalan masyarakat Demak
menurun. Salah satu hama yang
adalah belimbing dan jambu air.
menyerang buah adalah lalat buah
Belimbing Demak terkenal karena
Bactrocera spp. Menurut Siwi et al.
buahnya manis dan ukurannya yang
(2006) hama lalat buah telah menyebar
sehingga
kualitas
buah
besar, begitu pula jambu airnya.
1)
Staf Pengajar FMIPA, Jurusan Biologi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
92
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
hampir di seluruh wilayah Indonesia
dijadikan sebagai pengendali hayati.
antara lain Jawa, Sumatra, Madura,
Predator memangsa Bactrocera spp.
dan Kepulauan Riau
ketika larva/pupa
berada di tanah.
Kabupaten
Peran musuh alami belum banyak
pengendalian
dimanfaatkan mengingat populasinya
tanaman buah-buahan dengan atraktan
rendah dan perlu waktu untuk dapat
metil
penyemprotan
dilihat hasilnya. Hal ini berbeda
insektisida, dan pembungkusan buah.
dengan penggunaan pestisida yang
Pengendalian
dengan
langsung terlihat, namun resikonya
menggunakan parasit dan predator
sangat besar terhadap manusia dan
secara
lingkungan.
Petani
Demak
buah
di
melakukan
eugenol,
sengaja
hayati
belum
dilakukan.
Menurut Untung (2006) pengendalian
Meskipun species parasitoid
menggunakan parasitoid dan predator
dan predator lalat buah Bactrocera
memiliki prospek yang baik karena
spp. sudah banyak diketahui, namun
mereka dapat terus bertahan di alam
informasi jenis parasit dan predator
dalam
dari lalat buah Bactrocera spp. yang
jangka
waktu
lama
tidak
menyerang berbagai buah di Demak
memerlukan biaya yang banyak.
Potensi parasitasi parasitoid
belum banyak diketahui. Informasi
pada Bactrocera spp. dapat mencapai
keberadaan jenis
57% (Putra, 2005). Parasitoid yang
dan predator yang ada di suatu daerah
menyerang lalat buah yaitu Fopius sp.,
perlu diketahui dan dilaporkan karena
Opius sp., dan beberapa species dari
sebagai
famili Eulophidae. Fopius sp adalah
pengendalian lalat buah pada tanaman
parasitoid yang menyerang fase telur
buah. Oleh sebab itu tujuan penelitian
dan larva lalat buah (1-6 hari setelah
ini adalah untuk
peletakan telur). Opius sp. menyerang
keanekaragaman
larva lalat buah (3-8 hari setelah
predator lalat buah Bactrocera spp. di
peletakan telur), sedangkan parasite
Demak.
dari Famili Eulophidae menyerang
larva (Artayasa 2004).
Selain parasitoid ada sejumlah
serangga
93
predator
yang
dapat
langkah
lalat buah, parasit
antisipasi
dan
mengidentifikasi
parasitoid
dan
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
METODE PENELITIAN
Pengamatan
predator
yang
Penelitian dilakukan di dua
memangsa larva dan pupa Bactrocera
kecamatan yakni Kecamatan Demak
spp. dilakukan dengan cara sengaja
dan Kecamatan Dempet, Kabupaten
meletakkan
Demak pada bulan Mei-Juni 2013.
Pengamatan dilakukan dengan bantuan
Jenis buah yang diteliti yaitu buah
kamera digital pukul jam 8.00-17.00
jambu
air
aqueum),
(Syzygium
belimbing (Averhoa bilimbi), jambu
biji
(Psidium
(Mangifera
(Gnetum
guajava),
indica)
gnemon)
dan
yang
WIB.
larva/pupa di tanah.
Predator
yang
tertangkap
diidentifikasi jenisnya. Tiap lokasi
mangga
pengambilan
melinjo
ditentukan lima kebun buah. Faktor
terserang
abiotik:
sampel
suhu,
(kecamatan)
kelembaban
udara,
Bactrocera spp. Buah terserang larva
intensitas cahaya dan kecepatan angin
Bactrocera spp diambil dari
diukur pada masing-masing lokasi
kebun
buah, dibawa ke laboratorium Biologi
penelitian.
Identifikasi imago Bactrocera
Universitas Negeri Semarang untuk
dibiakkan sampai menjadi imago guna
spp.,
keperluan diidentifikasi. Tiap buah
Bactrocera
yang terserang larva Bactrocera spp.
menggunakan buku identifikasi Borror
diletakkan dalam wadah plastik / gelas
et al. 1996, Carroll et al 2004, dan
aqua bekas yang bagian dasarnya
membandingkan speciemen dengan
diberi kertas tisu untuk menyerap
koleksi yang ada di Laboratorium
cairan buah yang keluar. Wadah
Entomologi dasar UGM. Pengamatan
tersebut
morfologi
dimasukan
lagi
kedalam
parasitoid
dan
spp.
imago
dibantu
predator
dilakukan
dengan
wadah toples plastik ukuran yang lebih
mikroskop stereo perbesaran 10x10.
besar (diameter 15 cm tinggi 20 cm,
Keanekaragaman
disesuaikan dengan ukuran buah).
menggunakan rumus indeks diversitas
Pada dasar wadah toples diisi serbuk
dari Shannon-Wiener (Odum 1993).
predator
dihitung
gergaji untuk media pupasi, wadah
ditutup
dengan
kain
Bactrocera spp. maupun
tile.
Imago
parasitoid
yang terbentuk diidentifikasi.
94
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi species Bactrocera dan
parasitoidnya
Hasil identifikasi Bactrocera
spp yang menyerang berbagai buah
dan parasitoidnya dari lima jenis buah
yakni: jambu air, belimbing, jambu biji,
melinjo dan mangga tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1.Species Bactrocera dan
Parasitoidnya yang diperoleh
dari berbagai buah terserang.
Nama buah
Species
Bactrocera
Species
parasitoid
Jambu air
(Syzygium
aqueum)
Belimbing
(Averhoa
bilimbi)
Jambu biji
(Psidium
guajava)
B.
ablistrigata
Fopius
arisanus
B. carambolae
Diachasmimorpha
longicaudata
Diachasmimorpha
longicaudata,
Fopius
arisanus
Diachasmimorpha
longicaudata,
Fopius
arisanus
Diachasmimorpha
longicaudata
B. carambolae
Melinjo
(Gnetum
gnemon)
B.
mcgregogi
Mangga
(Mangifera
indica)
B. papayae
Ada dua jenis parasitoid yang
ditemukan di lapangan yaitu Fopius
arisanus
dan
Diachasmimorpha
longicaudata yang diperoleh dari
empat jenis lalat buah Bactrocera spp.
(Tabel
1).
Kedua
parasitoid
keberadaannya juga dilaporkan oleh
Chinajariyawong
et al.(2000) di
beberapa negara yang menyerang lalat
buah. Vargas et al (2007) melaporkan
95
bahwa Fopius arisanus sengaja
dibiakkan di Prancis dan dilakukan
pelepasan di kebun buah jambu biji.
Hal yang sama juga dilakukan pada
parasitoid Diachasmimorpha kraussii
di Hawaii pada tahun 2003 (Bokonon,
2013). Parasitoid ini sengaja dibiakkan
lalu dilepas ke lapang untuk
mengendalikan Bactrocera latifrons
dan saat ini telah berkembang dan
stabil di lapangan. Kedua parasitoid
ini belum dikembangkan secara
massal di Demak untuk dilepas ke
lapangan. Oleh sebab itu perlu
dipertimbangkan untuk melakukan
pengendalian dengan kedua parasit
mengingat potensinya yang cukup
tinggi (Tabel 2).
Tabel 2. Parasitasi parasitoid pada
Bactrocera spp.
Jambu
air (S.
aqueum)
36
Pupa yang
menjadi
imago
La- Para
lat
sibu- toid
ah
27
4
Belimbi
ng
(Averho
a
bilimbi)
51
34
84
Nama
Buah
Jambu
biji
(Psidium
guajava)
Melinjo
(Gnetum
gnemon)
Mangga
(M.indica)
5
Presenta
se
parasitoid
(%)
11,11
11
6
21,56
68
3
13
3,57
623
402
182
39
29,21
15
13
2
0
13,33
∑
Pupa
Bactr
ocera
Pupa
yan
g
mati
ISSN: 0854-2813
Namun
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
demikian
usaha
Fopius
memperbanyak
untuk
sp
telah
dilakukan oleh Hasanah (2011) di
mcgregogi.
menyebabkan
buah
tipis
parasit
mudah
menemukan inangnya.
Malang, namun masih dalam taraf
pembiakan di laboratorium.
Kulit
Menurut pemilik kebun tanaman
melinjo, serangan lalat buah tidak
Parasitoid yang paling banyak
sampai merusak biji melinjo. Hal ini
ditemukan di Kabupaten Demak yaitu
disebabkan karena
spesies D. longicaudata. Parasitoid ini
terserang Bactrocera spp. adalah kulit
paling banyak muncul dari rearing
biji buah melinjo bagian permukaan
buah melinjo. D. longicaudata dalam
yang tipis. Biji melinjo bagian dalam
proses oviposisinya dapat dipengaruhi
yang dimakan terlindung oleh kulit biji
oleh rangsangan dari habitat berupa
yang
bau buah yang matang (Jang et al.
Bactrocera spp., sehingga petani tidak
2000).
D.
longicaudata
termasuk
parasitoid yang sering ditemukan di
keras,
bagian yang
tidak
ikut
terserang
merasa dirugikan.
Tanaman
melinjo
di
lokasi
dewasa
penelitian ditanam secara heterogen,
melakukan oviposisi pada fase telur
hal ini memungkinkan tumbuhan lain
(Oktriana 2010).
sebagai
Indonesia,
parasitoid
sumber
pakan
parasitoid
parasitoid
seperti bunga-bunga liar, rumput dan
sebesar
gulma dapat tumbuh. Hal ini diperkuat
29,21% terjadi pada Bactrocera spp.
oleh penelitian Pujiastuti (2007) yang
yang menyerang buah melinjo (Tabel
menyatakan
2). Hal ini disebabkan karena kedua
parasitoid
parasitoid
melimpah,
banyaknya gulma dilapangan yang
populasi inangnya juga
menyediakan nektar sebagai pakan
Tingkat
Bactrocera
spp.
tertinggi
populasinya
begitu pula
banyak,
parasitasi
terbukti
hasil
rearing
diperoleh 623 pupa, akibatnya parasit
banyaknya
juga
populasi
didukung
oleh
parasitoid dewasa.
Tingkat
parasitasi
parasitoid
leluasa memerasit lalat buah. Pada saat
Bactrocera
pengamatan jumlah buah melinjo yang
dijumpai pada yang menyerang buah
masak melimpah, kulit buah tipis dan
belimbing sebesar 21,56%. Hal ini
lunak. Kulit buah tipis menyebabkan
disebabkan karena buah belimbing
B.
memiliki daging buah tebal dan lunak,
mudah
diserang
lalat
buah
spp.
terbesar
kedua
96
ISSN: 0854
0854-2813
2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
sehingga mudah diserang lalat buah.
didalam buah yang kulit daging
Satu
atu mikrohabitat buah dapat dihuni
buahnya tebal.
larva Bactrocera spp. dalam jumlah
Tingkat
parasitasi
parasitoid
ratusan. Semakin banyak jumlah telur
Bactrocera spp.
spp terendah terdapat
atau larva Bactrocera spp.. dalam satuu
pada Bactrocera yang menyerang buah
mikrohabitat maka tingkat parasitasi
jambu air sebesar 11,11% dan jambu
juga akan meningkat, seperti yang
biji sebesar 3,57%. Faktor yang
dikemukakan Herlinda (2004) bahwa
mempengaruhi
populasi parasitoid Diachasmimorpha
parasitasi parasitoid Bactrocera spp.
semiclausum mengikuti perkembangan
pada kedua buah ini disebabkan
inangnya.
karena buah dibungkus oleh kertas,
Pengendalian
lalat
rendahnya
tingkat
Bactrocera spp. pada buah belimbing
sehingga
umumnya
menurun, berakibat tingkat parasitasi
dilakukan
dilakukan
dengan
cara
membungkus buah. Namun ada buah
serangan
lala
lalat
buah
juga menurun.
yang tidak dibungkus karena letaknya
yang
sulit
terjangkau,
sehingga
menjadi sasaran lalat Bactrocera spp.
Parasitoid
arasitoid lain yang menyerang
Bactrocera spp. pada buah mangga
sebesar 13,33
13,33%
% , nilai tersebut lebih
rendah dari melinjo dan belimbing
belimbing..
Jumlah pupa yang diperoleh dari
rearing buah terserang lebih sedikit
dibandingkan buah lain.
lain Buah mangga
memiliki kulit dan daging buah yang
tebal menyebabkan parasit kesulitan
menemukan inangnya sehingga tingkat
parasitasinya
rasitasinya lebih rendah
rendah. Menurut
Suputa
et
al
(2007)
ovipositor
parasitoid tidak mampu menjangkau
telur atau larva Bactrocera
97
spp..
A
B
Fopius arisanus
Diachasmimorp
ha longicaudata
Identifikasi Predator Bactrocera spp
G
Gambar
1. (A)
(B)
dan Keanekaragamannya
Hasil pengamatan ppredator
redator yang
memangsa
stadium
Bactrocera
larva
dan
Oecophyla
Odontoponera
spp.
spp
pupa
Pada
yakni
smaragdina
smaragdina,
sp.,
Stagmomantis
97arolina
arolina,, Anoplolepis gracilipes, dan
Euborelia sp. (Tabel
Tabel 33).
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
Tabel 3. Predator yang memangsalarva
dan pupa Bactrocera spp/
Lokasi
Kebun
jambu air
Memangsa
Fase
Larva Pupa
Oecophyla smaragdina
√
√
Odontoponera sp
√
Stagmomantis carolina
√
Spesies Predator
Kebun
belimbing
Oecophyla smaragdina
Anoplolepis gracilipes
√
-
√
√
Kebun
jambu biji
Oecophyla smaragdina
Odontoponera sp
Stagmomantis carolina
Euborelia sp
Oecophyla smaragdina
Anoplolepis gracilipes
√
√
√
√
√
-
√
√
√
Oecophyla smaragdina
Anoplolepis gracilipes
Odontoponera sp
Euborelia sp
√
√
√
√
√
-
Kebun
melinjo
Kebun
mangga
A
B
C
Gambar2. (A) Oecophyla smaragdina,
(B) Anoplolepis gracilipes, dan
(C) Odontoponera sp.
Kebun
Buah
Jambu
air
Spesies
Oecophyla
smaragdina
Odontopone
-ra sp
Stagmomantis
carolina
Belimbing Oecophyla
smaragdina
Anoplolepis
gracilipes
Jambu biji Oecophyla
smaragdina
Odontopone
ra sp.
Stagmomant
is carolina
Euborelia sp
Melinjo
Oecophyla
smaragdina
Anoplolepis
gracilipes
Oecophyla
Mangga
smaragdina
Anoplolepis
gracilipes
Odontopone
ra sp
Euborelia sp
Ratarata
∑
jenis
13
H’
J’
0,222 0,32
2
Domin
ansi
0,680
0,42
0
1
7
3
10
0,217 0,39
1
0,580
0,458
0,609
1
0,49
0,593
1
1
0,315
0,510
0,572
0,407
3
4
11
3
4
1
0,356 0,4428 0,5572
8
Keterangan: H = indeks keanekaragaman,
J = kemerataan
Pada saat pengamatan ditemukan
Oecophyla
smaragdina
memangsa
Bactrocera spp. pada fase larva dan
pupa. Odontoponera sp, Stagmomantis
carolina dan Euborelia sp. memangsa
A
B
Gambar 3. (A) Euborelia sp,
(B) Stagmomantis carolina
Bactrocera spp. pada fase larva.
Anoplolepis
gracilipes
memangsa
Bactrocera spp. pada fase pupa. Dari
kelima jenis predator tersebut ada dua
Tingkat
keanekaragaman
jenis predator pasif yaitu predator
predator Bactrocera spp. dari masing-
yang hanya memangsa larva dalam
masing area kebun buah disajikan
keadaan bergerak yakni Stagmomantis
pada Tabel 4.
carolina dan Euborelia sp. Hasil ini
Tabel 4. Indeks keanekaragaman,
kemerataan & dominansi
predator Bactrocera spp.
diperkuat penelitin Annie et al (2007)
bahwa
predator
yang
menyerang
98
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
Bactrocera spp. adalah Anoplolepis
Tinggi rendahnya indeks dominansi
gracilipes, Stagmomantis carolina dan
dipengaruhi jumlah individu pada
Euborelia sp.
suatu area perkebunan.
Keanekaragaman tertinggi pada
Pengukuran faktor abiotik di
kebun buah mangga yaitu sebesar
lokasi penelitian diperoleh data suhu
0,572 dan terendah pada kebun buah
berkisar antara 30- 320C, kelembaban
belimbing sebesar 0,217. Nilai indeks
udara 50-80%, intensitas cahaya 155-
keanekaragaman predator Bactrocera
178 lux dan kecepatan angin 0,1-0,3
spp. berada pada kisaran kurang dari
m/s. Faktor abiotik merupakan salah
satu, artinya keanekaragamaan jenis
satunya
predator tergolong rendah. Tingkat
karena berkaitan dengan lingkungan
kemerataan predator Bactrocera spp.
tempat
tertinggi
buah
pengukuran Faktor abiotik di lokasi
mangga sebesar 0,593, sedangkan
penelitian masih dalam batas ambang
tingkat kemerataan terendah pada area
normal. Suhu yang optimal bagi
kebun buah jambu air sebesar 0,320.
perkembangan lalat buah adalah 10-
Hasil analisis menunjukkan tingkat
300C, sedangkan kelembaban yang
kemerataan predator Bactrocera spp.
optimal bagi lalat buah sekitar 62-
di semua area kebun buah rendah.
90%% (Landolt & Quilici 1996).
pada
area
kebun
faktor
tinggal
yang
berpengaruh
serangga.
Hasil
predator
Kelembaban yang tinggi dan angin
Bactrocera sppdi masing-masing area
yang tidak terlalu kencang serta curah
kebun
hujan yang tinggi adalah kondisi yang
Indeks
dominansi
buah
cenderung
tinggi.
Menurut Odum (1993) jika nilai
sangat
indeks
Bactrocera spp.
dominansi
lebih dari
0,5
cocok
bagi
lalat
buah
(Putra 2005). Pada
artinya indeks dominansi tinggi. Nilai
saat lalat buah berkembang biak
indeks dominansi tertinggi pada area
dengan pesat, populasi parasitoid dan
kebun jambu air sebesar 0,680. Nilai
predator lalat buah Bactrocera spp.
indeks dominansi terendah pada area
juga akan meningkat.
kebun buah mangga sebesar 0,407.
Nilai indeks dominansi berbanding
terbalik
dengan
keanekaragaman
99
nilai
dan
indeks
kemerataan.
KESIMPULAN
Jenis
parasitoid
yang
memarasit lalat buah Bactrocera spp.
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
yang ditemukan di Kabupaten Demak
adalah
Fopius
arisanus,
dan
Diachasmimorpha longicaudata. Jenis
predator yang memangsa Bactrocera
spp. adalah Oecophyla smaragdina,
Odotoponera
sp.,
Stagmomantis
Carolina, Anoplolepis gracilipes, dan
Euborelia sp
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada Bapak Dr. Suputa
dan teman-teman di Laboratorium
Entomologi Dasar UGM yang telah
membantu mengidentifikasi serangga
yang ditemukan.
DAFTAR PUSTAKA
Annie P, Agus N, Ngatimin SN &
Zulfitriany
DM.
2007.
Keanekaragaman Musuh Alami
Lalat Buah Bactrocera dorsalis
HENDEL (Diptera: Tephritidae)
pada Tanaman Cabai. Prosiding
Seminar Ilmiah dan Pertemuan
Tahunan PEI dan PFI XVIII
Komda Sul-Sel, 2007: UNHAS.
Artayasa IP. 2004. Potensi Parasitoid
dalam Pengendalian Lalat Buah
Bactrocera carambolae di Kebun
Percobaan Buah-buahan Subang
Jawa Barat (Tesis) Megister Pada
Institut Teknologi Bandung).
Boror DJ, Triplehorn CA, Jhonson
NF. 1996. Pengenalan Pelajaran
Serangga. Ed. Bahasa Indonesia.
Yogyakarta:
Gajah
Mada
University press.
Bokonon GA, Messing MG, Jang E.
2013. Release and establishment
of
the
parasitoid
Diachasmimorpha krausii againt
the tephritid fruit fly Bactrocera
latifrons in Hawaii. J. InsectSci.
13(7).
Carroll LE, Norrbom AL, Dallwitz MJ
& Thomson FC. 2004. Pest
Fruit flies of the world
larvae.http://delta-intkey.com.
Chinajariyawong
A, Clarke AR,
Jirasurat M, Kritsaneepiboon S,
Lahey HA, Vijaysegaran S &
Waiter GH. 2000. Survey of opine
parasitoids of fruit flies. The
Raffles Bulletin of Zoology 48(1):
71-101.
Hasanah IM. 2011. Perbanyakan
Fopius
sp
(Hymenoptera:
Braconidae) pada Bactrocera
carambolae
(Diptera:
Tephritidae).
Tesis,
Univ.
Brawijaya. Malang.
Herlinda S. 2004. Populasi dan
serangan
Liriomyza
spserta
komposisi parasitoidnya pada
pertanaman
ketimun.
Jurnal
Hama dan Penyakit Tumbuhan
Tropika 5(2): 73-81.
Jang EB, Messing RH, Klungness LM
& Carvalo LA. 2000. Flight
Tunnel
Responses
of
Diachasmimorpha longicaudata
(Ashmead)
(Hymenoptera:
Braconidae) to Olfactory and
Visual Stimuli. Jurnal of Insect
Behavior13 : 525-538.
Landolt PJ & Quilici S. 1996.
Overview of research on the
behavior of fruit flies. In Fruit
Fly Pest: A World Assessment of
100
ISSN: 0854-2813
AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014
Their Biology and Management.
Florida: St. Lucie Press
Oktriana L. 2010. Identifikasi dan
Analisis Tingkat Parasitasi Jenis
Parasitoid terhadap Hama Lalat
Buah Bactrocera pada Tanaman
Markisa.J.Hort 20 (2): 179-185.
Odum EP. 1993. Dasar-Dasar
Ekologi. Yogyakarta: Gajah Mada
University press.
Suputa,Seiki Yamane, Edhi Martono,
Zamir Hossain, & Ahmad Taufiq
Arminudin. 2007. Odontoponera
denticulata(Hymenoptera:Formici
dae) Sebagai Agensia Pengendali
Hayati
Lalat
Buah
(Diptera:Tephritidae)
Di
Yogyakarta,
Indonesia.Jurnal
Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia.
(3) : 351 – 356.
Pujiastuti Y. 2007. Populasi dan
Serangan
Lalat
Buah
(Bactroceraspp) serta Potensi
Parasitoidnya pada Pertanaman
Cabai Merah (Capsicum Annum
L.) di Daerah Dataran Sedang
Sumatera
Selatan.Tanaman
Tropika 10(2): 17–28
Untung, K.
2006. Pengantar
pengelolaan hama terpadu
(edisi kedua). Gadjah Mada
University Press. 348 hal.
Putra NS. 2005. Hama Lalat Buah dan
Pengendaliannya.
Kanisius.
Yogyakarta.
Siwi, Hidayat P & Suputa. 2006.
Taksonomi dan Bioekologi Lalat
Buah Penting di Indonesia
(Diptera: Tephritidae). Balai
Besar
Penelitian
dan
Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian
Indonesia dan Department of
Agriculture,
Fisheries
and
Forestry Australia.
101
Vargas RI, Leblanc L, Putoa R &
Eitam A. 2007. Impact of
introduc tion of Bactrocera
dorsalis (Diptera: Tephritidae)
and classical biological control
in French Polynesia. J. Of
economicEntomology.
670679.