MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN FIX .doc

TEORI BELAJAR KOGNITIF SOSIAL
ALBERT BANDURA
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. Nur Munajat, M.SI

Disusun oleh:
WINDA SULISTYARINI (16410057)
PAI/II.B

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA 2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Teori Belajar Kognitif Sosial
Bandura.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.

Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balas dari ALLAH SWT.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT
Semata. Namun, kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya agar makalah ini bisa lebih baik lagi. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Karena sebaikbaiknya manusia ialah yang bisa memberi manfaat bagi orang lain.

Yogyakarta, 29 Maret 2017

Penulis

DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................iv

1.3 Tujuan Penulisan Makalah.................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Biografi Albert Bandura......................................................................1
2.2 Pengertian Teori Belajar Kognitif Sosial.............................................2
2.3 Pemikiran Teori Belajar Kognitif Sosial Albert Bandura....................3
2.4 Kelemahan dan Kelebihan Teori Albert Bandura...............................11
2.5 Implementasi Teori Albert Bandura dalam pembelajaran...................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................14
3.2 Saran....................................................................................................15
Daftar Pustaka................................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial ( Social Learning
Teory ) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen
kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal
dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat
terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti

perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert
Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta faktor pelaku memainkan
peran

penting

dalam

pembelajaran.

Faktor kognitif

berupa ekspektasi atau

penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, faktor sosial mencakup pengamatan
siswa terhadap perilaku orangtuanya. Albert Bandura merupakan salah satu perancang
teori kognitif

sosial.


Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat

merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura
mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu
perilaku, person atau kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam
proses pembelajaran.

Faktor

lingkungan

mempengaruhi

perilaku, perilaku

mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku.
Faktor person Bandura tak punya kecenderungan kognitif terutama pembawaan
personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi
pemikiran dan kecerdasan.

Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peranan
penting. Faktor person (kognitif) yang dimaksud saat ini adalah self-efficasy atau
efikasi diri. Reivich dan Shatté (2002) mendefinisikan efikasi diri sebagai
keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah
dengan efektif. Efikasi diri juga berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan

sukses. Individu dengan efikasi diri tinggi memiliki komitmen dalam memecahkan
masalahnya dan tidak akan menyerah ketika menemukan bahwa strategi yang sedang
digunakan itu tidak berhasil. Menurut Bandura (1994), individu yang memiliki efikasi
diri yang tinggi akan sangat mudah dalam menghadapi tantangan. Individu tidak
merasa ragu karena ia memiliki kepercayaan yang penuh dengan kemampuan
dirinya. Individu ini menurut Bandura (1994) akan cepat menghadapi masalah dan
mampu bangkit dari kegagalan yang ia alami.
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain
sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku
manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif,
perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat
berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seseorang yang hidupnya dan
dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi,
atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik. Penjelasan lebih lanjut

akan dibahas dalam makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan :
1) Bagaimana Biografi Albert Bandura?
2) Apa Pengertian Teori Belajar Kognitif Sosial?
3) Bagaimana pemikiran teori belajar kognitif sosial Albert Bandura?
4) Bagaimana Kelemahan dan Kelebihan Teori Albert Bandura ?
5) Bagaimana Implementasi Teori Albert Bandura dalam pembelajaran ?

1.3 TUJUAN PERUMUSAN MASALAH

Adapun tujuan penulisan makalah Konsep Dasar Metode Pendidikan Islam,
sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)


Mengetahui Biografi Albert Bandura
Memahami Pengertian Teori Belajar Kognitif Sosial
Memahami Pemikiran Teori Belajar Kognitif Sosial Albert Bandura
Mengetahui Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Kognitif Sosial Albert
Bandura
5) Memahami Implementasi Teori Albert Bandura dalam pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BIOGRAFI ALBERT BANDURA
Albert Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925,di kota kecil Mundare bagian
selatan Alberta, Kanada. Dia sekolah di sekolah dasar dan sekolah menengah yang
sederhana, namun dengan hasil rata-rata yang sangat memuaskan. Setelah selesai SMA,
dia bekerja pada perusahaan penggalian jalan raya Alaska Highway di Yukon.
Dia menerima gelar sarjana muda di bidang psikologi dari University of British of
Columbia tahun 1949. Kemudian dia masuk University of Iowa, tempat di mana dia
meraih gelar Ph.D tahun 1952. Baru setelah itu dia menjadi sangat berpengaruh dalam
tradisi behavioris dan teori pembelajaran.
Waktu dia Iowa, dia bertemu dengan Virginia Varns, seorang instruktur sekolah

perawat. Mereka kemudian menikah dan dikaruniai dua orang puteri. Setelah lulus, dia
menerukan pendidikannya ke tingkat post-doktoral di Wichita Guidance Center di
Wichita, Kansas.
Tahun 1953, dia mulai mengajar di Standford University. Di sini, dia kemudian
bekerja sama dengan salah seorang anak didiknya, Richard Walters. Buku pertama hasil
kerja sama mereka berjudul Adolescent Aggression terbit tahun 1959. Sayangnya,
Walters mati muda karena kecelakaan sepeda motor.
Bandura menjadi presiden APA tahun 1973, dan menerima APA Award atas jasajasanya dalam Distinguished Scientific Contributions tahun 1980.
Bandura meneliti beberapa kasus, salah satunya ialah kenakalan remaja.
Menurutnya, lingkungan memang membentuk perilaku dan perilaku membentuk
lingkungan. Oleh Bandura, konsep ini disebut determinisme resiprokal yaitu proses
yang mana dunia dan perilaku seseorang saling memengaruhi. Lanjutnya, ia melihat

bahwa kepribadian merupakan hasil dari interaksi tiga hal yakni lingkungan, perilaku,
dan proses psikologi seseorang. Proses psikologis ini berisi kemampuan untuk
menyelaraskan berbagai citra (images) dalam pikiran dan bahasa.
Dalam teorinya, Bandura menekankan dua hal penting yang sangat mempengaruhi
perilaku manusia yaitu pembelajaran observasional (modeling) yang lebih dikenal
dengan teori pembelajaran sosial dan regulasi diri. Beberapa tahapan yang terjadi dalam
proses modeling.1


2.2 PENGERTIAN TEORI KOGNITIF SOSIAL
Kognitif menurut KBBI ialah berhubungan dengan atau melibatkan kognisi;
berdasar kepada pengetahuan faktual yang empiris. 2Kognitif dalam psikologi dapat
berarti dua, yaitu bisa diartikan sebagai aktivitas mental (persepsi, memori, atensi, dll)
dan juga dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan psikologi.3
Teori Pembelajaran Sosial atau disebut juga Teori Observasional atau Teori
belajar dari model. Teori belajar ini relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori
belajar

lainnya

dan

merupakan

perluasan

dari


teori

belajar

perilaku

(behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura
(1986). Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku
individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga
akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema
kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang
dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan
(imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang

http://www.psychoshare.com/file-1706/tokoh-psikologi/biografi-albert-bandura.html (Diakses
pada 29 Maret 2017 : 15.47 WIB).
2
http://kbbi.web.id/kognitif (Diakses pada 29 Maret 2017 : 06.18 WIB)
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_kognitif (Diakses pada 29 Maret 2017 : 06.20 WIB)

1

pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu
akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.4
Awalnya disebut teori pembelajaran sosial, teori kognitif sosial berakar pada
behaviorisme dan dengan demikian juga membahas pengaruh-pengaruh penguatan dan
hukuman dalam batas tertentu. Meski demikian, selama beberapa decade terakhir, teori
ini memasukkan proses-proses kognitif ke dalam penjelasannya tentang belajarkarenanya diberi nama teori kognitif sosial-dan sekarang teori ini juga memasukkan
paduan gagasan dari behaviorisme dan psikologi kognitif. Meski demikian, teori ini
juga mengulas tentang motivasi dengan porsi yang lebih besar dibandingkan yang
dilakukan entah perspektif kognitif ataupun behavioris. Teori kognitif sosial telah
berkembang sebagian besar melalui usaha-usaha penelitian Albert Bandura di Stanford
University.5

2.3 PEMIKIRAN TEORI BELAJAR KOGNITIF SOSIAL ALBERT BANDURA
Analisis mengenai Pemodelan (Modeling)
Berkenaan dengan imitasi, Bandura dan Walters bertolak mulai dari titik
perhentian Miller dan Dollard. Bentuk imitasi yang dianalisis secara mendetail oleh
Miller dan Dollard adalah jenis imitasi mengikuti sang pemimpin yang sederhana.
Mereka menunjukkan bahwa tikus-tikus lainnya dalam sebuah maze berbentuk T, dan
bahwa anak-anak bisa belajar membuat (tidak membuat) respon-respon sama yang
dibuat oleh seorang dewasa atau anak lainnya. Respon-respon yang dibuat oleh tikus
atau anak-anak adalah respon yang memang barangkali akan diperbuat mereka dalam
situasi itu; yang dilakukan pemimpin hanyalah menyediakan petunjuk mengenai respon
apa akan mendapat penguatan. Kita belajar melakukan serangkaian operasi yang cukup
rumit dengan mengamati bagaimana oranglain melakukan hal itu dan kemudian
http://gubugtp.blogspot.co.id/2013/06/makalah-teori-belajar-sosial-albert.html. (Diakses pada
29 Maret 2017 : 17.13 WIB).
5
Jeanne Ellis Ormord, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Edisi
Keenam Jilid 2.(Jakarta: Erlangga, 2008). Hlm.4.
4

memodelkan perilaku kita sendiri menurut apa yang telah kita amati. Memang tetap
menjadi pertanyaan apakah kita bisa memperoleh respon-respon baru sepenuhnya
melalui imitasi, namun jelas kita bisa belajar menyusun respon-respon sederhana dalam
urutan kompleks semata-mata dengan mengamati dan mengimitasi orang lain.6
Inti pemodelan adalah pembelajaran melalui pengamatan (observation). Pengamat
melihat apa yang dilakukan oleh model, memperhatikan apa yang konsekuensinya bagi
model, mengingat apa yang telah ia pelajari, membuat berbagai kesimpulan, dan pada
saat itu juga atau kemudian menyertakannya dalam perilakunya. Bandura menunjuk
pada empat komponen dasar darimana pengamatan diperoleh: atensi, retensi, produksi,
dan motivasi. Atensi (attention) ialah kita memperhatikan peristiwa-peristiwa secara
selektif, baik dengan cara-cara yang jelas bersifat fisik, seperti apa yang kita lihat,
maupun dengan cara yang lebih halus.
Retensi(retention) menunjukkan bahwa apa yang kita pelajari tidak menghasilkan
efek praktis kecuali kita mengingatnya cukup lama sehingga bisa menggunakannya.
Produksi (Production) ialah setiap orang menerima pelatihan dalam ahlian tertentu jelas
tahu bahwa mengamati perilaku oang lain tidak secara otomatis menghasilkan
kemampuan untuk mengimitasinya secara akurat. Motivasi, menentukan apakah belajar
mengamati perilaku seseorang akan menuntun kita untuk mengimitasi orang tersebut.7
Bagi Bandura, walaupun prinsip belajar sosial cukup menjelaskan dan
meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperhatikan dua fenomena
penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme. Pertama, Bandura
berpendapat manusia dapat berfikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri, sehingga
mereka bukan semata-mata budak yang menjadi objek pengaruh lingkungan. Sifat
kausal bukan dimiliki sendirian oleh lingkungan, karena orang dan lingkungan saling
mempengaruhi. Kedua, Bandura menyatakan, banyak aspek fungsi kepribadian
melibatkan interaksi satu orang dengan orang lain. Dampaknya, teori kepribadian yang
6
7

Winfred F.Hill, Theories of Learning ,hlm. 195.
Ibid.,hlm.199-200.

memadai harus memperhitungkan konteks sosial di mana tingkah laku itu diperoleh dan
dipelihara.

Teori Belajar Sosial (Social Learing Theory) dari Bandura didasarkan pada tiga konsep :
1. Determinis Resiprokal (reciprocal determinism): pendekatan yang menjelaskan
tingkah laku manusia dalam bentuk interaksi timbal-balik yang terus menerus antara
determinan kognitif, behavioral dan lingkungan. Orang menentukan atau mempengaruhi
tingkahlakunya dengan mengontrol lingkungan, tetapi orang itu juga dikontrol oleh
kekuatan lingkungan itu.
2. Tanpa Renforsemen (beyond reinforcement), Bandura memandang teori Skinner
dan Hull terlalu bergantung pada renforsemen. Jika setiap unit respon sosial yang
kompleks harus dipilah-pilah untuk direforse satu persatu, bisa jadi orang malah tidak
belajar apapun. Menurutnya, reforsemen penting dalam menentukan apakah suatu
tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan satu-satunya pembentuk
tingkah laku. Orang dapat belajar melakukan sesuatu hanya dengan mengamati dan
kemudian mengulang apa yang dilihatnya. Belajar melalui observasi tanpa ada
renforsemen yang terlibat, berarti tingkah laku ditentukan oleh antisipasi konsekuensi,
itu merupakan pokok teori belajar sosial.
3. Kognisi dan Regulasi diri (Self-regulation/cognition): Teori belajar tradisional
sering terhalang oleh ketidaksenangan atau ketidak mampuan mereka untuk
menjelaskan proses kognitif. Konsep bandura menempatkan manusia sebagai pribadi
yang dapat mengatur diri sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan
cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi
bagi bagi tingkahlakunya sendiri.
Bandura melukiskan Teori Belajar Sosial berusaha menjelaskan tingkah laku
manusia dari segi interaksi timbal-balik yang berkesinambungan antara faktor kognitif,
tingkahlaku, dan faktor lingkungan. Dalam proses determinisme timbal-balik itulah
terletak kesempatan bagi manusia untuk mempengaruhi nasibnya maupun batas-batas

kemampuannya untuk memimpin diri sendiri (self-direction). Konsepsi tentang cara
manusia berfungsi semacam ini tidak menempatkan orang semata-mata sebagai objek
tak berdaya yang dikontrol oleh pengaruh-pengaruh lingkungan ataupun sebagai pelakupelaku bebas yang dapat menjadi apa yang dipilihnya. Manusia dan lingkungannya
merupakan faktor-faktor yang saling menentukan secara timbal balik (Bandura, 1977).
Teori Belajar Sosial dari bandura yang paling luas diteliti adalah Efikasi Diri dan
Penelitian Observasi (Penelitian Modeling).
a. Efikasi Diri
Dua pengertian penting :
1. Efikasi diri atau efikasi ekspektasi (self effication – efficacy expectation) adalah
“Persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi
tertentu.“ Efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan
melakukan tindakan yang diharapkan.
2. Ekspektasi hasil (outcome expectation): perkiraan atau estimasi diri bahwa tingkah
laku yang dilakukan diri itu akan mencapai hasil tertentu. Efikasi adalah penilaian diri,
apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bias atau tidak
bias mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Seorang dokter ahli bedah, pasti
mempunyai ekspektasi efikasi yang tinggi, bahwa dirinya mampu melaksanakan operasi
tumor sesuai dengan standar professional. Namun ekspektasi hasilnya bias rendah,
karena hasil operasi itu sangat tergantung kepada daya tahan jantung pasien, kemurnia
obat abtibiotik, sterilisasi dan infeksi, dan sebagainya.
Sumber Efikasi Diri
Perubahan tingkah laku, dalam sistem bandura kuncinya adalah perubahan
ekspektasi efikasi (efikasi diri). Efikasi diri atau keyakinan kebiasaan diri itu dapat
diperoleh, diubah, ditingkatkan atau diturunkan, melalui salah satu atau kombinasi
empat sumber yakni :

1. Pengalaman menguasai sesuatu prestasi (performance accomplishment),
2. Pengalaman Vikarius (vicarious experience),
3. Persuasi Sosial (Social Persuation) dan
4. Pembangkitan Emosi (Emotional/Psysilogical states).
b. Belajar Melalui Observasi
Menurut Bandura, kebanyakan belajar terjadi tanpa renforsemen yang nyata.
Dalam penelitiannya, ternyata orang dapat mempelajari respon baru dengan melihat
respon orang lain, bahkan belajar tetap terjadi tanpa ikut melakukan hal yang dipelajari
itu, dan model yang diamatinya juga tidak mendapat renforsemen dari tingkahlakunya.
Belajar melalui observasi jauh lebih efisien dibanding belajar melalui pengalaman
langsung. Melalui observasi orang dapat memperoleh respon yang tidak terhinggai
banyaknya, yang mungkin diikuti dengan hubungan dan penguatan.
– Peniruan (modelling) Inti dari belajar melalui observasi adalah modelling.
Peniruan atau meniru sesungguhnya tidak tepat untuk mengganti kata modeling, karena
modeling bukan sekedar menirukan atau mengulangi apa yang dilakukan orang model
(oranglain), tetapi modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkahlaku
yang teramati, menggenaralisir berbagai pengamatan sekaligus, melibatkan proses
kognitif.
– Modeling tingkah laku baru : Melalui modeling orang dapat memperoleh
tingkahlaku baru. Ini dimungkinkan karena adanya kemampuan kognitif. Stimulan
berbentuk tingkahlaku model ditransformasikan menjadi gambaran mental, dan yang
lebih penting lagi ditransformasikan menjadi simbol verbal yang dapat diingat kembali
suatu saat nanti.
– Modeling Mengubah Tingkah laku lama : Dua dampat modeling terhadap
tingkah laku lama : pertama, tingkah laku model yang diterima secara sosial dapat
memperkuat respon yang sudah dimiliki pengamat. Kedua, tingkah laku model yang

tidak diterima secara sosial dapat memperkuat atau memperlemah pengamat untuk
melakukan tingkah laku yang tidak diterima secara sosial, tergantung apakah
tingkahlaku model itu diganjar atau dihukum.
– Modeling Simbolik: Dewasa ini sebagian besar tingkahlaku berbentuk
simbolik. Film dan televisi menyajikan contoh tingkahlaku yang tidak terhitung yang
mungkin mempengaruhi pengamatnya. Sajian itu berpotensi sebagai sumber model
tingkah laku.
– Modeling Kondisioning: Modeling dapat digabung dengan kondisioning
klasik menjadi kondisioning klasik vikarius (vicarious classical conditioning).
Modelilng semacam ini banyak dipakai untuk mempelajari respon emosional.8
Menurut teori belajar sosial (Albert Bandura) ada 4 tahap Unsur Utama dalam
Peniruan (Proses Modeling/Pemodelan) yaitu : perhatian / atensi, mengingat / retensi,
reproduksi gerak , dan motivasi.
1) Perhatian (Attention)
Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat mempelajarinya.
Subjek memberi perhatian tertuju kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain yang
dimiliki. Contohnya, seorang pemain musik yang tidak percaya diri mungkin meniru
tingkah laku pemain musik terkenal sehingga tidak menunjukkan gayanya sendiri.
Bandura & Walters(1963) dalam buku mereka "Sosial Learning & Personality
Development"menekankan

bahwa

hanya

dengan

memperhatikan

orang

lain

pembelajaran dapat dipelajari.
2) Mengingat (Retention)
Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam sistem
ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan peristiwa itu kelak bila diperlukan atau

Teori Belajar Sosial (http://depe.blog.uns.ac.id/2010/05/07/teori-belajar-sosial/). ( Diakses
pada 29 Maret 2017 : 21.31 WIB).
8

diingini. Kemampuan untuk menyimpan informasi juga merupakan bagian penting dari
proses belajar.
3) Reproduksi gerak (Reproduction)
Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkahlaku, subjek juga
dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam
bentuk tingkah laku. Contohnya, mengendarai mobil, bermain tenis. Jadi setelah subyek
memperhatikan model dan menyimpan informasi, sekarang saatnya untuk benar-benar
melakukan perilaku yang diamatinya. Praktek lebih lanjut dari perilaku yang dipelajari
mengarah pada kemajuan perbaikan dan keterampilan.
4) Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia adalah
penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu. Jadi subyek harus termotivasi untuk
meniru perilaku yang telah dimodelkan.9
Lebih lanjut menurut Bandura (1982) penguasaan skill dan pengetahuan yang
kompleks tidak hanya bergantung pada proses perhatian, retensi, motor reproduksi dan
motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang berasal dari diri
pembelajar sendiri yakni “sense of self Efficacy” dan “self – regulatory system”.
Berikut Bandura mengajukan usulan untuk mengembangkan strategi proses
pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1. Analisis tingkah laku yang akan dijadikan model yang terdiri :
a. Apakah karakter dari tingkah laku yang akan dijadikan model itu berupa
konsep, motor skill atau afektif?
b. Bagaimanakah urutan dari tingkah laku tersebut?

9

Makalah Teori Belajar Sosial Albert Bandura
(http://gubugtp.blogspot.co.id/2013/06/makalah-teori-belajar-sosial-albert.html)
(Diakses pada 29 Maret 2017 : 21.42 WIB).

c. Dimanakah letak hal-hal yang penting (key point) dalam urutan atau rangkaian
tersebut?
2. Tetapkan fungsi nilai dari tingkah laku dan pilihlah tingkah laku tersebut sebagai
model.
a. Apakah tingkah laku (kemampuan yang dipelajari) merupakan hal yang penting
dalam kehidupan dimasa datang? (success prediction)
b. Bila tingkah laku yang dipelajari kurang memberi manfaat (tidak begitu
penting) model manakah yang lebih penting?
c. Apakah model harus hidup atau simbol?
Pertimbangan soal biaya, pengulangan demonstrasi dan kesempatan untuk
menunjukkan fungsi nilai dan tingkah laku.
d. Apakah reinforcement yang akan didapat melalui model yang dipilih?
3. Pengembangan urutan atau rangkaian (sekuen) instruksional
Untuk mengajar motor skill, bagaimana cara mengerjakan pekerjaan/kemampuan
yang dipelajari : “how to do this” dan bukannya “not this”.Langkah-langkah manakah
menurut urutan atau rangkaian (sekuen)yang harus dipresentasikan secara perlahanlahan
4. Implementasi pengajaran untuk menuntut proses kognitif dan motor reproduksi.
a. Motor skill
1) Hadirkan model
2) Beri kesempatan kepada tiap-tiap pembelajar untuk latihan secara simbolik
3) Beri kesempatan kepada pembelajar untuk latihan dengan umpan balik visual
b. Proses kognitif

1) Tampilkan model, baik yang didukung oleh kode-kode verbal atau petunjuk
untuk mencari konsistensi pada berbagai contoh
2) Beri kesempatan kepada pembelajar untuk membuat ihtisar atau summary
3) Jika yang dipelajari adalah pemecahan masalah atau strategi penerapan beri
kesempatan pembelajar untuk berpartisipasi secara aktif
4) Beri kesempatan pembelajar untuk membuat generalisasi ke berbagai siatuasi.10
2.4 KELEMAHAN DAN KELEBIHAN TEORI BELAJAR KOGNITIF SOSIAL
ALBERT BANDURA
a) Kelemahan Teori Albert Bandura
Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori
behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan
tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam
mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan
hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang
menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative ,
termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.

b) Kelebihan Teori Albert Bandura
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya ,
karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui
sistem kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan
semata – mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang
timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.

10

Ibid.,

Pendekatan teori belajar sosial lebih ditekankan pada perlunya conditioning
( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar sosial
menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak –
anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak,
faktor sosial dan kognitif.11
2.5 IMPLEMENTASI TEORI ALBERT BANDURA DALAM PEMBELAJARAN
Penerapan dalam proses pembelajaran di dalam kelas, antara lain :
1.

Penyampaian guru hendaklah cakap dan menarik agar dapat menjadi model bagi
siswa

2.

Demonstrasi yang dilakukan oleh guru hendaknya jelas serta menarik agar siswa
dapat meniru dengan cepat

3.

Hasil pekerjaan guru, lukisan, hendaknya bermutu

4.

Guru boleh menggunakan teman sejawat yang terbaik sebagai model12

5.

Guru sebagai role model dan model simbolik.
Guru hendaklah memastikan dia mempunyai tingkah laku dan berpewatakan
positif supaya pelajar dapat menirunya. Segala tindakan yang ditunjukkan oleh
guru hendaklah yang boleh dicontohi oleh pelajarnya.

6.

Modifikasi tingkah laku.
Guru boleh menunjukkan teladan yang baik seperti bersopan santun dan tidak
meninggikan suara di dalam bilik darjah. Sekiranya guru ingin mengubah
tingkah laku murid yang kurang menyenangkan kepada yang boleh diterima,
guru hendaklah menunjukkan kepada mereka contoh yang terbaik.

7.

11
12

Ibid.,
Ibid.,

Peniruan tidak langsung.

Oleh kerana pengaruh media massa dan internet begitu luas terhadap pelajar
daripada model lansung, guru boleh menasihati mereka tentang jenis program
yang harus dipilih dan yang harus ditolak.
8.

Memberikan contoh dan hasil kerja yang baik.
Guru perlu tunjukkan kepada pelajar dalam kalangan rakan-rakan mereka siapa
yang menunjukkan contoh sebagai pelajar yang baik dari segi hasilan kerja
mereka. Pelajar boleh belajar daripada rakan-rakan dan meniru idea-idea yang
berkualiti yang terdapat dalam kerja-kerja mereka.

9.

Permainan dan simulasi.
Guru boleh mengajar nilai dan peranan watak-watak yang penting melalui
situasi main peranan dan simulasi. Pelajar dapat meniru tingkah positif. Situasi
dalam main peranan dan simulasi perlu diaplikasikan dalam situasi sebenarnya.

10.

Rakan sebaya sebagai model.
Guru boleh menggunakan pelajar-pelajar yang popular atau yang berjaya untuk
menunjukkan tingkah laku model dalam kelas.13

13

Teori Pembelajaran Sosial Bandura, (http://mabjip.blogspot.co.id/2009/10/teoripembelajaran-sosial-bandura.html) (Diakses 30 Maret 2017 : 05.29 WIB).

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Teori Belajar Sosial , Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang ahli
psikologi pendidikan

dari Stanford University,USA. Teori pembelajaran ini

dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang mengalami pembelajaran
dalam lingkungan sekitarnya.
Pemikirannya, yakni: pertama, Bandura berpendapat manusia dapat berfikir dan
mengatur tingkah lakunya sendiri, sehingga mereka bukan semata-mata bidak yang
menjadi objek pengaruh lingkungan. Sifat kausal bukan dimiliki sendirian oleh
lingkungan, karena orang dan lingkungan saling mempengaruhi. Kedua, Bandura
menyatakan, banyak aspek fungsi kepribadian melibatkan interaksi satu orang dengan
orang lain. Dampaknya, teori kepribadian yang memadai harus memperhitungkan
konteks sosial di mana tingkah laku itu diperoleh dan dipelihara.
Teori Belajar Sosial (Social Learing Theory) dari Bandura didasarkan pada tiga
konsep : 1. Determinis Resiprokal (reciprocal determinism), 2. Tanpa Renforsemen
(beyond reinforcement), 3. Kognisi dan Regulasi diri (Self-regulation/cognition).
Teori Belajar Sosial dari bandura yang paling luas diteliti adalah Efikasi Diri dan
Penelitian Observasi (Penelitian Modeling).
Kelemahan Teori Albert Bandura, teknik pemodelan Albert Bandura adalah
mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan
pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Sudah pasti terdapat sebagian
individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang
negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.

Kelebihan Teori Albert Bandura, Teori Albert Bandura lebih lengkap
dibandingkan teori belajar sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan
perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif orang tersebut.
Implementasi menggunakan teori belajar kognitif sosial dalam pembelajaran di
kelas akan lebih menyenangkan, karena teori ini mengajak pendidik dan peserta didik
untuk aktif sehingga kelas lebih akan hidup jika teori ini bisa diterapkan dengan baik.

3.2 SARAN
Demi penyempurnaan makalah selanjutnya, dan sebagai bahan koreksi pemakalah
atau penulis, karena itu penulis sangat memerlukan kritik dan saran yang mendukung.
Sehingga, diharapkan dengan adanya koreksi bisa ada kemajuan dalam pembuatan
maupun pembahasan yang lebih sempurna dan berkembang kedepannya. Kesempurnaan
hanya milik ALLAH SWT , dan penulis hanya berusaha berbagi. Karena, sebaikbaiknya manusia ialah ia yang bermanfaat bagi sesama.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ellis, Jeanne,Ormord., Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang Edisi Keenam Jilid 2.(Jakarta: Erlangga, 2008).
2. F.Hill Winfred , Theories of Learning Teori-teori pembelajaran konsepsi,
komparasi, dan signifikansi. (Bandung: Nusa Media, 2012.C7).
3. http://www.psychoshare.com/file-1706/tokoh-psikologi/biografi-albertbandura.html (Diakses pada 29 Maret 2017 : 15.47 WIB).
4. http://kbbi.web.id/kognitif (Diakses pada 29 Maret 2017 : 06.18 WIB)
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_kognitif (Diakses pada 29 Maret 2017 :
06.20 WIB)
6. Teori Belajar Sosial (http://depe.blog.uns.ac.id/2010/05/07/teori-belajar-sosial/).
( Diakses pada 29 Maret 2017 : 21.31 WIB).
7. Makalah Teori Belajar Sosial Albert Bandura
(http://gubugtp.blogspot.co.id/2013/06/makalah-teori-belajar-sosial-albert.html)
(Diakses pada 29 Maret 2017 : 21.42 WIB).
8. Teori Pembelajaran Sosial Bandura, (http://mabjip.blogspot.co.id/2009/10/teori-

pembelajaran-sosial-bandura.html) (Diakses 30 Maret 2017 : 05.29 WIB).