Pengaruh Ekologi Tanaman Air Tawar Cabom
LAPORAN PENELITIAN DOSEN
PENGARUH EKOLOGI TANAMAN AIR TAWAR CABOMBA
TERHADAP LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI
Penelitian ini dibiayai oleh
Universitas Hang Tuah
Oleh:
dr. Erina Yatmasari, M.Kes.
NIK: 01194
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
TAHUN 2010
ABSTRACT
ECOLOGICAL INFLUENCE OF THE AQUATIC PLANT NAMED
CABOMBA TO THE AEDES AEGYPTI LARVAL STAGE
oleh: Erina Yatmasari
Dengue hemorrhagic fever still cause any outbreaks suspected because of
the increasing of the artificial container man made that have potencies to be the
breed place of the Aedes aegypti, one of the mosquito species as the main vector
of dengue hemorrhagic fever, such as aquatic aquarium used to care the aquatic
plant named Cabomba. Whenever the Cabomba has biological activity to support
or not support the life, growth and development of the Aedes aegypti larval.
Based on the reason above, it is important to understand the pontetial
influence of the Cabomba to the Aedes aegypti larval.
The design of the research is the true experimental-post test only control
group design, in order to understand the influence of the Cabomba in aquatic
aquarium to the Aedes aegypti larval.
This research used 5 containers, each of them to be contained with 25
larval of Aedes aegypti. The trial used 3 interventions, 1 positive control with
temephos, and 1 negative control without any intervention.
The result showed, the Kruskal-Wallis statistical test for the death of the
Aedes aegypti larval showed p=0.000, because the probability was less than 0.05,
it showed that at least there was a different between twogroups of treatment.
Mann-Whitney statistical test showed that the couple of concentration which had
significant level was 25% and 50% (sig = 0,000), 25% and 100% (sig = 0,000),
50% and 100% (sig = 0,000). Those showed that the couples of the concentrations
had significantly different averages. The Spearman Rank correlation test showed
the statistical rs was 1 ( > rs table α=0,05 ), so that meant there was a significant
correlation between two variables tested.
Keywords: Cabomba, Aedes aegypti, ecology, larva, larvicide
ii
ABSTRAKSI
PENGARUH EKOLOGI TANAMAN AIR TAWAR CABOMBA
TERHADAP LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI
oleh: Erina Yatmasari
Demam berdarah dengue yang masih sering menimbulkan kejadian luar
biasa diduga juga karena semakin banyaknya kontainer buatan manusia yang
berpotensi sebagai breeding place nyamuk Aedes aegypti, vektor utama demam
berdarah dengue, salah satunya adalah aquarium air tawar yang digunakan untuk
memelihara tanaman air tawar Cabomba. Sedangkan tanaman air tawar Cabomba
tersebut memiliki aktifitas biologis yang berpotensi menunjang maupun tidak
menunjang kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan larva nyamuk Aedes
aegypti.
Oleh karena itu perlu diketahui pengaruh yang potensial dari tanaman air
tawar Cabomba terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.
Desain penelitian yang digunakan adalah true experimental-post test only
control group design, untuk mengetahui pengaruh tanaman air tawar Cabomba
dalam aquarium air tawar terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.
Di dalam penelitian ini digunakan 5 kontainer, masing-masing kontainer
berisi 25 larva. Percobaan ini menggunakan 3 perlakuan, 1 kontrol positif dengan
pemberian abate (temefos), dan 1 kontrol negatif yaitu tanpa perlakuan.
Hasil uji statistik Kruskal-Wallis untuk kematian larva nyamuk Aedes
aegypti diperoleh nilai p = 0,000, oleh karena nilai p rs tabel
maka H0 ditolak.
4.9. Kerangka Operasional
19
Lima buah Aquarium
↓
Diisi air tawar hingga setinggi lima sentimeter dari ujung atasnya
↓
Satu aquarium diisi 25 larva; Satu aquarium diisi 25 larva dan diberi temephos; Sisanya
tiga aquarium, masing-masing diisi 25 larva dan diisi tanaman air tawar Cabomba dengan
kepadatan masing-masing 25%, 50% dan 100% luas dasar aquarium.
↓
Kelima aquarim tersebut ditutup dengan penutup untuk menghindari peletakan telur
nyamuk oleh nyamuk bebas dari luar, namun sirkulasi udara dapat tetap berlangsung baik
↓
Setelah 24 jam, kelima aquarium tersebut dibuka, dan dicatat masing-masing
jumlah larva yang mati
↓
Setelah 48 jam, kelima aquarium tersebut dibuka, dan dicatat masing-masing
jumlah larva yang mati
↓
Jumlah masing-masing larva mati dari setiap aquarium dipersentase
↓
Dilakukan pengulangan percobaan seperti tersebut di atas masing-masing 4 kali, dan
setiap aquarium serta masing-masing alat digunakan hanya sekali, untuk menjamin
bahwa kondisi setiap pengulangan adalah sama dengan percobaan yang pertama
masing-masing
↓
Data persentase jumlah larva yang mati dari setiap aquarium tersebut kemudian diolah
dan dianalisis secara deskriptif dan diuji statistik yang ditentukan
↓
Dilakukan pembahasan dan penarikan simpulan atas hasil pengolahan, analisis dan hasil
uji statistiknya
BAB 5
20
HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 24 – 30 Juni 2010. kegiatan dalam
penelitian ini adalah perhitungan larva nyamuk Aedes aegypti yang mati setelah
perlakuan. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Akumulasi data :
Tabel 5.1. Akumulasi data Konsentrasi 100%
jam ke
Pengulangan1
Pengulangan2
24 jam
8
8
48 jam
12
11
Tabel 5.2. Akumulasi data Konsentrasi 50%
jam ke
Pengulangan1
Pengulangan2
24 jam
4
5
48 jam
9
9
Pengulangan3
9
13
Pengulangan3
5
8
Pengulangan4
8
13
Pengulangan4
5
9
Tabel 5.3. Akumulasi data Konsentrasi 25%
jam ke
Pengulangan1
pengulangan2
24 jam
1
1
48 jam
5
4
Pengulangan3
1
4
Pengulangan4
2
5
Tabel 5.4. Akumulasi data Kontrol positif
jam ke
Pengulangan1
Pengulangan2
24 jam
22
23
48 jam
25
25
Pengulangan3
24
24
Pengulangan4
22
23
Tabel 5.5. Akumulasi data Kontrol negatif
jam ke
Pengulangan1
Pengulangan2
Pengulangan3
24 jam
0
0
0
48 jam
0
0
0
Tabel 5.6. Persentase rata – rata kematian larva pada Konsentrasi 100%
Pengulangan4
0
0
Pengulangan
24 Jam
48 Jam
21
1
2
3
4
Rata rata
32%
32%
36%
32%
33%
48%
44%
52%
52%
49%
Tabel 5.7. Persentase rata – rata kematian larva pada Konsentrasi 50%
Pengulangan
1
2
3
4
Rata rata
24 Jam
16%
20%
20%
20%
19%
48 Jam
36%
36%
32%
36%
35%
Tabel 5.8. Persentase rata – rata kematian larva pada Konsentrasi 25%
Pengulangan
1
2
3
4
Rata rata
24 Jam
4%
4%
4%
8%
5%
48 Jam
20%
16%
16%
20%
18%
Tabel 5.9. Persentase rata – rata kematian larva pada Kontrol positif
Pengulangan
1
2
3
4
Rata rata
24 Jam
88%
92%
96%
88%
91%
48 Jam
100%
100%
96%
92%
97%
Tabel 5.10. Persentase rata – rata kematian larva pada kontrol negatif
Pengulangan
1
2
3
4
Rata rata
24 Jam
0%
0%
0%
0%
0%
48 Jam
0%
0%
0%
0%
0%
5.2 Hasil Analisa Statistik
• Kruskal-Wallis
22
Hasil uji Kruskal-Wallis untuk kematian larva nyamuk Aedes aegypti untuk
pengamatan setelah paparan dalam 24 jam maupun 48 jamdiperoleh nilai p =
0,000, oleh karena nilai p < 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
paling tidak terdapat pebedaan jumlah larva yang mati antara dua kelompok.
Untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan, maka harus
dilakukan analisis post hoc. Alat untuk melakukan analisis post hoc untuk
uji Kruskal-Wallis adalah dengan uji Mann-Whitney.
• Mann-Whitney
Hasil uji Mann-Whitney untuk kematian larva nyamuk Aedes aegypti
menunjukkan bahwa pasangan kepadatan yang mempunyai nilai signifikansi
< 0,05 yaitu p = 0.001 adalah kepadatan 25% dengan 50%, 25% dengan
100%, 50% dengan 100%, baik setelah paparan 24 jam maupun 48 jam. Hal
ini menunjukkan pasangan – pasangan kepadatan tersebut mempunyai
rataan yang berbeda secara bermakna. Untuk pasangan kepadatan 100%
dengan kontrol positif setelah paparan 24 jam ternyata hasil uji p > 0,05,
maka tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua paparan.
• Korelasi Peringkat dari Spearman
Korelasi Spearman ini dipilih karena distribusi data tidak normal. hasil uji
korelasi Spearman menunjukkan rs hitung adalah 1 ( > rs tabel α=0,05 ), dan
p rs table α=0.05 ), so that meant there was a significant
correlation between two variables tested.
Keywords: Cabomba, Aedes aegypti, ecology, larva, larvicide
32
ABSTRAK
Demam berdarah dengue yang masih sering menimbulkan kejadian luar
biasa diduga juga karena semakin banyaknya kontainer buatan manusia yang
berpotensi sebagai breeding place nyamuk Aedes aegypti, vektor utama demam
berdarah dengue, salah satunya adalah aquarium air tawar yang digunakan untuk
memelihara tanaman air tawar Cabomba. Sedangkan tanaman air tawar Cabomba
tersebut memiliki aktifitas biologis yang berpotensi menunjang maupun tidak
menunjang kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan larva nyamuk Aedes
aegypti.
Oleh karena itu perlu diketahui pengaruh yang potensial dari tanaman air
tawar Cabomba terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.
Desain penelitian yang digunakan adalah true experimental-post test only
control group design, untuk mengetahui pengaruh tanaman air tawar Cabomba
dalam aquarium air tawar terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.
Di dalam penelitian ini digunakan 5 kontainer, masing-masing kontainer
berisi 25 larva. Percobaan ini menggunakan 3 perlakuan, 1 kontrol positif dengan
pemberian abate (temefos), dan 1 kontrol negatif yaitu tanpa perlakuan.
Hasil uji statistik Kruskal-Wallis untuk kematian larva nyamuk Aedes
aegypti diperoleh nilai p = 0,000, oleh karena nilai p
PENGARUH EKOLOGI TANAMAN AIR TAWAR CABOMBA
TERHADAP LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI
Penelitian ini dibiayai oleh
Universitas Hang Tuah
Oleh:
dr. Erina Yatmasari, M.Kes.
NIK: 01194
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
TAHUN 2010
ABSTRACT
ECOLOGICAL INFLUENCE OF THE AQUATIC PLANT NAMED
CABOMBA TO THE AEDES AEGYPTI LARVAL STAGE
oleh: Erina Yatmasari
Dengue hemorrhagic fever still cause any outbreaks suspected because of
the increasing of the artificial container man made that have potencies to be the
breed place of the Aedes aegypti, one of the mosquito species as the main vector
of dengue hemorrhagic fever, such as aquatic aquarium used to care the aquatic
plant named Cabomba. Whenever the Cabomba has biological activity to support
or not support the life, growth and development of the Aedes aegypti larval.
Based on the reason above, it is important to understand the pontetial
influence of the Cabomba to the Aedes aegypti larval.
The design of the research is the true experimental-post test only control
group design, in order to understand the influence of the Cabomba in aquatic
aquarium to the Aedes aegypti larval.
This research used 5 containers, each of them to be contained with 25
larval of Aedes aegypti. The trial used 3 interventions, 1 positive control with
temephos, and 1 negative control without any intervention.
The result showed, the Kruskal-Wallis statistical test for the death of the
Aedes aegypti larval showed p=0.000, because the probability was less than 0.05,
it showed that at least there was a different between twogroups of treatment.
Mann-Whitney statistical test showed that the couple of concentration which had
significant level was 25% and 50% (sig = 0,000), 25% and 100% (sig = 0,000),
50% and 100% (sig = 0,000). Those showed that the couples of the concentrations
had significantly different averages. The Spearman Rank correlation test showed
the statistical rs was 1 ( > rs table α=0,05 ), so that meant there was a significant
correlation between two variables tested.
Keywords: Cabomba, Aedes aegypti, ecology, larva, larvicide
ii
ABSTRAKSI
PENGARUH EKOLOGI TANAMAN AIR TAWAR CABOMBA
TERHADAP LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI
oleh: Erina Yatmasari
Demam berdarah dengue yang masih sering menimbulkan kejadian luar
biasa diduga juga karena semakin banyaknya kontainer buatan manusia yang
berpotensi sebagai breeding place nyamuk Aedes aegypti, vektor utama demam
berdarah dengue, salah satunya adalah aquarium air tawar yang digunakan untuk
memelihara tanaman air tawar Cabomba. Sedangkan tanaman air tawar Cabomba
tersebut memiliki aktifitas biologis yang berpotensi menunjang maupun tidak
menunjang kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan larva nyamuk Aedes
aegypti.
Oleh karena itu perlu diketahui pengaruh yang potensial dari tanaman air
tawar Cabomba terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.
Desain penelitian yang digunakan adalah true experimental-post test only
control group design, untuk mengetahui pengaruh tanaman air tawar Cabomba
dalam aquarium air tawar terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.
Di dalam penelitian ini digunakan 5 kontainer, masing-masing kontainer
berisi 25 larva. Percobaan ini menggunakan 3 perlakuan, 1 kontrol positif dengan
pemberian abate (temefos), dan 1 kontrol negatif yaitu tanpa perlakuan.
Hasil uji statistik Kruskal-Wallis untuk kematian larva nyamuk Aedes
aegypti diperoleh nilai p = 0,000, oleh karena nilai p rs tabel
maka H0 ditolak.
4.9. Kerangka Operasional
19
Lima buah Aquarium
↓
Diisi air tawar hingga setinggi lima sentimeter dari ujung atasnya
↓
Satu aquarium diisi 25 larva; Satu aquarium diisi 25 larva dan diberi temephos; Sisanya
tiga aquarium, masing-masing diisi 25 larva dan diisi tanaman air tawar Cabomba dengan
kepadatan masing-masing 25%, 50% dan 100% luas dasar aquarium.
↓
Kelima aquarim tersebut ditutup dengan penutup untuk menghindari peletakan telur
nyamuk oleh nyamuk bebas dari luar, namun sirkulasi udara dapat tetap berlangsung baik
↓
Setelah 24 jam, kelima aquarium tersebut dibuka, dan dicatat masing-masing
jumlah larva yang mati
↓
Setelah 48 jam, kelima aquarium tersebut dibuka, dan dicatat masing-masing
jumlah larva yang mati
↓
Jumlah masing-masing larva mati dari setiap aquarium dipersentase
↓
Dilakukan pengulangan percobaan seperti tersebut di atas masing-masing 4 kali, dan
setiap aquarium serta masing-masing alat digunakan hanya sekali, untuk menjamin
bahwa kondisi setiap pengulangan adalah sama dengan percobaan yang pertama
masing-masing
↓
Data persentase jumlah larva yang mati dari setiap aquarium tersebut kemudian diolah
dan dianalisis secara deskriptif dan diuji statistik yang ditentukan
↓
Dilakukan pembahasan dan penarikan simpulan atas hasil pengolahan, analisis dan hasil
uji statistiknya
BAB 5
20
HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 24 – 30 Juni 2010. kegiatan dalam
penelitian ini adalah perhitungan larva nyamuk Aedes aegypti yang mati setelah
perlakuan. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Akumulasi data :
Tabel 5.1. Akumulasi data Konsentrasi 100%
jam ke
Pengulangan1
Pengulangan2
24 jam
8
8
48 jam
12
11
Tabel 5.2. Akumulasi data Konsentrasi 50%
jam ke
Pengulangan1
Pengulangan2
24 jam
4
5
48 jam
9
9
Pengulangan3
9
13
Pengulangan3
5
8
Pengulangan4
8
13
Pengulangan4
5
9
Tabel 5.3. Akumulasi data Konsentrasi 25%
jam ke
Pengulangan1
pengulangan2
24 jam
1
1
48 jam
5
4
Pengulangan3
1
4
Pengulangan4
2
5
Tabel 5.4. Akumulasi data Kontrol positif
jam ke
Pengulangan1
Pengulangan2
24 jam
22
23
48 jam
25
25
Pengulangan3
24
24
Pengulangan4
22
23
Tabel 5.5. Akumulasi data Kontrol negatif
jam ke
Pengulangan1
Pengulangan2
Pengulangan3
24 jam
0
0
0
48 jam
0
0
0
Tabel 5.6. Persentase rata – rata kematian larva pada Konsentrasi 100%
Pengulangan4
0
0
Pengulangan
24 Jam
48 Jam
21
1
2
3
4
Rata rata
32%
32%
36%
32%
33%
48%
44%
52%
52%
49%
Tabel 5.7. Persentase rata – rata kematian larva pada Konsentrasi 50%
Pengulangan
1
2
3
4
Rata rata
24 Jam
16%
20%
20%
20%
19%
48 Jam
36%
36%
32%
36%
35%
Tabel 5.8. Persentase rata – rata kematian larva pada Konsentrasi 25%
Pengulangan
1
2
3
4
Rata rata
24 Jam
4%
4%
4%
8%
5%
48 Jam
20%
16%
16%
20%
18%
Tabel 5.9. Persentase rata – rata kematian larva pada Kontrol positif
Pengulangan
1
2
3
4
Rata rata
24 Jam
88%
92%
96%
88%
91%
48 Jam
100%
100%
96%
92%
97%
Tabel 5.10. Persentase rata – rata kematian larva pada kontrol negatif
Pengulangan
1
2
3
4
Rata rata
24 Jam
0%
0%
0%
0%
0%
48 Jam
0%
0%
0%
0%
0%
5.2 Hasil Analisa Statistik
• Kruskal-Wallis
22
Hasil uji Kruskal-Wallis untuk kematian larva nyamuk Aedes aegypti untuk
pengamatan setelah paparan dalam 24 jam maupun 48 jamdiperoleh nilai p =
0,000, oleh karena nilai p < 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
paling tidak terdapat pebedaan jumlah larva yang mati antara dua kelompok.
Untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan, maka harus
dilakukan analisis post hoc. Alat untuk melakukan analisis post hoc untuk
uji Kruskal-Wallis adalah dengan uji Mann-Whitney.
• Mann-Whitney
Hasil uji Mann-Whitney untuk kematian larva nyamuk Aedes aegypti
menunjukkan bahwa pasangan kepadatan yang mempunyai nilai signifikansi
< 0,05 yaitu p = 0.001 adalah kepadatan 25% dengan 50%, 25% dengan
100%, 50% dengan 100%, baik setelah paparan 24 jam maupun 48 jam. Hal
ini menunjukkan pasangan – pasangan kepadatan tersebut mempunyai
rataan yang berbeda secara bermakna. Untuk pasangan kepadatan 100%
dengan kontrol positif setelah paparan 24 jam ternyata hasil uji p > 0,05,
maka tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua paparan.
• Korelasi Peringkat dari Spearman
Korelasi Spearman ini dipilih karena distribusi data tidak normal. hasil uji
korelasi Spearman menunjukkan rs hitung adalah 1 ( > rs tabel α=0,05 ), dan
p rs table α=0.05 ), so that meant there was a significant
correlation between two variables tested.
Keywords: Cabomba, Aedes aegypti, ecology, larva, larvicide
32
ABSTRAK
Demam berdarah dengue yang masih sering menimbulkan kejadian luar
biasa diduga juga karena semakin banyaknya kontainer buatan manusia yang
berpotensi sebagai breeding place nyamuk Aedes aegypti, vektor utama demam
berdarah dengue, salah satunya adalah aquarium air tawar yang digunakan untuk
memelihara tanaman air tawar Cabomba. Sedangkan tanaman air tawar Cabomba
tersebut memiliki aktifitas biologis yang berpotensi menunjang maupun tidak
menunjang kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan larva nyamuk Aedes
aegypti.
Oleh karena itu perlu diketahui pengaruh yang potensial dari tanaman air
tawar Cabomba terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.
Desain penelitian yang digunakan adalah true experimental-post test only
control group design, untuk mengetahui pengaruh tanaman air tawar Cabomba
dalam aquarium air tawar terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.
Di dalam penelitian ini digunakan 5 kontainer, masing-masing kontainer
berisi 25 larva. Percobaan ini menggunakan 3 perlakuan, 1 kontrol positif dengan
pemberian abate (temefos), dan 1 kontrol negatif yaitu tanpa perlakuan.
Hasil uji statistik Kruskal-Wallis untuk kematian larva nyamuk Aedes
aegypti diperoleh nilai p = 0,000, oleh karena nilai p