makalah analisis kurikulum pendidikan di

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam teori kurikulum (Anita Lie:2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan
proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang
pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan,
serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum ,termasuk pembelajaran
dan penilaian pembelajaran serta kurikulum.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1 ayat 19,dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup
bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh
kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut.
Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945
hingga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa perbedaan sistem. Perbedaan sistem
yang terjadi bisa merupakan kelebihan maupun kekurangan dari kurikulum itu sendiri.
Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi,

prinsip, metode, maupun model pengembangan kurikulum. Untuk memperbaiki
kekurangan yang ada, maka disusunlah kurikulum yang baru yang diharapkan akan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman.
Keseluruhan rangkaian perubahan kurikulum yang sudah dilakukan oleh pemerintah
dan didasarkan atas hasil penilaian nasional pendidikan (National Assessment) hanyalah
kurikulum 1975 dan kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (1974–
1981). Selebihnya merupakan perubahan yang didasarkan atas asumsi teoretik, bukan
atas

dasar

temuan-temuan

hasil

evaluasi

yang

dilakukan


secara

sistematik

(Soedijarto:2004).
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
1999, 2004 dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya

Bait/assign files/ME2

2
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa
dan bernegara.
Disadari bahwa pada saat ini, bangsa ini memerlukan langkah perbaikan pendidikan
dasar dan menengah yang tidak boleh keliru guna menghadapi peluang Demography
Window (Jendela Demografi) atau Peluang Emas Indonesia 2045. Apapun model
kurikulum baru yang diperkenalkan pada saat ini akan meletakan dasar lompatan budaya
bangsa Indonesia menuju budaya masa depan yang sarat dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan permasalah tersebut, mengkaji ulang setiap penerapan kurikulum yang
diterapkan tentunya sangat perlu untuk dilakukan guna didapatkan suatu perubahan yang
diharapkan akan merubah dunia pendidikan di indonesia.

B. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan di indonesia tentunya akan
memberi dampak yang cukup besar terhadap perkembangan pendidikan di bangsa ini,
pengimplementasian setiap kurikulum baru tentunya diasaskan pada kebaikan dan
kebenaran yang pantas dan layak bagi bangsa ini. Berdasarkan latar belakang didapatkan
beberapa masalah yang muncul dalam perkembangan kurikulum di indonesia,
diantaranya sebgai berikut:
1. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana
bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh
bangsa tersebut. Permasalahannya adalah apakah setiap kurikulum di indonesia
merupakan cerminan dari falsafah hidup bangsa dan tujuan yang diharapkan oleh
negara.
2. Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945
hingga


kurikulum

tahun

2006,

memiliki

beberapa

perbedaan

sistem.

Permasalahannya apakah setiap perbedaan sistem tersebut dilengkapi oleh
kurikulum yang diterapkan berikutnya atau merupakan perombakan ulang.
3. Kurikulum merupakan alat (kurikulum yang di implementasikan) untuk mencapai
tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan.
Permasalahannya apakah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan dan
pedoman ini sesuai dengan kebutuhan saat ini.

4. Disadari bahwa pada saat ini, bangsa ini memerlukan langkah perbaikan
pendidikan dasar dan menengah yang tidak boleh keliru guna menghadapi peluang
Bait/assign files/ME2

3
Demography Window (Jendela Demografi) atau Peluang Emas Indonesia 2045.
Permasalahannya

adalah

apakah

setiap

kurikulum

yang

pernah


di

implementasikan telah disiapkan untuk menghadapi peluang tersebut.
5. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984,
1994, 1999, 2004 dan 2006. Permasalahannya adalah setiap perubahan kurikulum
tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan yang perlu dikaji sehingga ditemukan
ada kurikulum yang tepat dan tidak perlu dilakukan perubahan.

C. Batasan Masalah
Implementasi kurikulum di indonesia dari setiap perubahan tidak kita ketahui
ketepatan dan keefektifannya dalam merubah karakter pedidikan bangsa yang sesuai
dengan falsafah bangsa untuk kemajuan pendidikan di indonesia. Pembahasan
permasalahan terhadap implementasi kurikulum

akan dibatasi pada kajian tentang

kekurangan dan kelebihan kurikulum tahun 1964 sampai dengan tahun 2013 sehingga
ditemukan ada kurikulum yang tepat dan tidak perlu dilakukan perubahan. Pembatasan
kajian masalah ini dilakukan untuk menghindari tidak fokusnya pembahasan masalah

sehingga pokok tujuan yang diharapkan tidak tercapai.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah didapatkan rumusan permasalahan tentang kurikulum
yang pernah diterapkan di indonesia, idantaranya sebagai berikut :
1. Apa kelebihan dan kekurangan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia ?
2. Apakah setiap perubahan kurikulum tersebut benar-benar tidak sesuai dengan tujuan
pendidikan sehingga perlu dilakukan perubahan.
3. Apakah ada kurikulum yang telah sesuai namun dilakukan perubahan?
4. Seberapa efektif dan efisien setiap implementasi kurikulum menjawab tunuttan dan
perkembangan pendidikan di indoensia?

E. Tujuan
Adapun tujuan dari analisis kurikulum yang pernah di implementasikan di indoensia
yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum yang pernah diterapkan di
indonesia.
Bait/assign files/ME2

4

2. Mengetahui

bahwa

setiap

perubahan

kurkulum

yang

terjadi

karena

ketidaksesuiannya dengan kebutuhan pendidikan dalam setiap perubahan era.
3. Mengetahui kurikulum yang tepat dan efektif untuk diterapkan
4. Mengetahui perubahan kurikulum yang terkesan dipaksakan karena kepentingan
politik tertentu.


F. Manfaat
Analisis terhadap kurikulum yang pernah di implementasikan di indonesia ini di
harapkan mampu memberikan manfaat berupa:
1. Mahasiswa mampu menganalisis kelebihan dan kekurangan kurikulum yang
pernah diterapkan di indonesia.
2. Mahasiswa mampu menganalisis setiap perubahan kurkulum yang terjadi karena
ketidaksesuiannya dengan kebutuhan pendidikan dalam setiap perubahan era.
3. Mahasiswa mampu menganalisis kurikulum yang tepat dan efektif untuk
diterapkan
4. Mahasiswa mampu menganalisis perubahan kurikulum yang terkesan dipaksakan
karena kepentingan politik tertentu.

Bait/assign files/ME2

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Penomena pengembangan kurikulum di indonesia menjadi suatu permasalahan yang

hangat dibicarakan, hal ini dikarenakan begitu seringnya dunia pendidikan menganti
kurikulumnya dalam waktu yang relatif singkat. Perubahan tersebut merupakan
konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan
iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat
rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan
landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan
pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Lebih spesifik, Herliyati (2008) menjelaskan bahwa setelah Indonesia merdeka dalam
pendidikan dikenal beberapa masa pemberlakuan kurikulum yaitu kurikulum sederhana
(1947-1964), pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan
proses (1984 dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006).
1. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968)
a. Kelebihan
1) Merupakan kurikulum terintegrasi pertama di indonesia. Beberapa masa
pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial
mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies). Beberapa
mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami
fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang sering disebut
Sains

2) Materi pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum
sekolah lanjutan.
3) Fokusnya pada pengembangan agar peserta didik memiliki Daya cipta,Rasa,
Karsa,Karya dan Moral Yang dikenal dengan Pancawardhana
4) Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan anak.
5) Mengubah penilaian di rapor bagi kelas I dan II yang asalnya berupa Skor
angka menjadi huruf.

Bait/assign files/ME2

6
6) Bersifat separate subject curriculum, yang memisahkan mata pelajaran
berdasarkan lima kelompok bidang studi (Pancawardhana)
7) Merupakan kurikulum pertama di Indonesia dimana Rencana Pelajaran yang
disusun

harus

mampu

mengurangi

pendidikan

pengetahuan

semata,

keterkaitan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari
8) memberikan

perhatian

kepada

kesenian,meningkatkan

pendidikan

watak,meningkatkan pendidikan jasmani, dan meningkatkan kesadaran
bernegara dan bermasyarakat.
b. kekurangan
1) Pengembanganya karena pengaruh perubahan politik dari orde lama ke orde
baru
2) Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan
faktual di lapangan
3) Metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pendidikan
dan psikologi
4) Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap
jenjang pendidikan.
5) Peserta didik bergantung sepenuhnya kepada pendidik sehingga tidak terjadi
pengembangan secara individual.

2. Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994)
Pengimplementasian kurikulum ini merupakan tuntutan dari perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi. Perubahan terhadap kurikulum
diasakan perlu dilakukan karena kurikulum sebelumnya tidak mampu memenuhi
tuntutan yang dibutuhkan oleh perkembangan yang terjadi. Berikut kekurangan dan
kelebihan kurikulum ini:
a. Kelebihan
1) Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa
aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual,
dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara
maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
2) Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral
adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan
Bait/assign files/ME2

7
kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang
sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.
3) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsepkonsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru
kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat
peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep
yang dipelajarinya.
4) Garis-garis besar program pengajaran yang disusun untuk setiap bidang studi
dikerjakan secara integral dengan maksud agar jelas perbedaan antara pokok
bahasan, yang kelihatannya sama,yang diberikan di SD dengan di SMP.
5) dicobakan konsep “Master Learning” dan “Continuous Progres” yang
dikenal dengan “Maju berkelanjutan”.
6) Kurikulum ini disusun dengan kolom-kolom yang sangat rinci danpemilihan
kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik
7) Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan dengan model
yang lain.
8) belajar adalah berusaha menguasai isi atau materi pelajaran sebanyakbanyaknya. kurikulum subjek akademik tidak berarti terus tetap hanya
menekankan materi yang disampaikan, dalam sejarah perkembangannya
secara berangsur-angsur memperhatikan juga proses belajar yang dilakukan
peserta didik
b. Kekurangan
1) Masih bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum
untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti
sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri
disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
2) Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan
banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.
3) Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait
dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.

Bait/assign files/ME2

8
4) lebih ditekankan pada perolehan hasil tes yang tinggi, dalam raport
diwujudkan dengan bentuk angka-angka. Bagi raport anak didik yang tertulis
angka-angka tinggi dari hasil ujian dinyatakan sebagai anak yang berprestasi.
5) guru berperan sangat penting,karena merupakan sumber belajar satu-satunya
yang di miliki oleh siswa

3. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Komptensi)
Berdasarkan kajian teoretik dan pengalaman lapangan, sebenarnya KBK
merupakan salah satu kurikulum yang memberikan konstribusi besar terhadap
pengembangan potensi peserta didik secara optimal berdasarkan prinsip-prinsip
konstruktivisme asal implementasinya benar.
a. Kelebihan
1) Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Beberapa
sekolah telah dijadikan uji coba dalam rangka proses pengembangan
kurikulum ini
2) Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata
pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu
sendiri
3) Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented).
Siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan
indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat
dalam proses belajar. Dengan demikian, siswa dapat belajar dengan bergerak
dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan
mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah
dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan
mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan
menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
4) Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing
5) Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata
pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta
didik.

Bait/assign files/ME2

9
6) Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan
penilaian yang terfokus pada konten.
Disamping kelebihan,

kurikulum

berbasis

kompetensi

juga

terdapat

kelemahan. Kelemahan yang ada lebih banyak pada penerapan KBK di setiap jenjang
pendidikan, hal ini disebabkan beberapa permasalahan antara lain:
1) Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum
sebelumnya yang lebih pada teacher oriented
2) Kualitas guru, hal ini didasarkan pada statistik, 60% guru SD, 40% guru
SLTP, 43% SMA, 34% SMK dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang
masing-masing. Selain itu 17,2% guru atau setara dengan 69.477 guru
mengajar bukan bidang studinya. Kualitas SDM kita adalah urutan 109 dari
179 negara berdasarkan Human Development Index.
1) Sarana dan pra sarana pendukung pembelajaran yang belum merata di setiap
sekolah, sehingga KBK tidak bisa diimplementasikan secara komprehensif.
2) Kebijakan pemerintah yang setengah hati, karena KBK dilaksanakan dengan
uji coba di beberapa sekolah mulai tahun pelajaran 2001/2002 tetapi tidak ada
payung hukum tentang pelaksanaan tersebut.
Di samping kelemahan dalam kebijakan dan implementasi KBK juga memiliki
kelamahan dari sisi isi kurikulum, antara lain:
1) Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang
kondisi peserta didik dan lingkungan
2) Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar
kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk
merancang pembelajaran secara berkelanjutan.

4. Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Kurikulum 2006 atau dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Komptensi. Penyempurnaan
terhadap kurikulum sebelumnya didasarakan pada kajian teori dimana kurikulum
berbasis komptensi dianggap tidak efektif terhadap tujuan pendidikan secara konsep,
padahal penerapan KBK sendiri belum dilakukan diseluruh daerah. Berikut kelebihan
dan kekurangan dan kelebihan kurikulum 2006/KTSP:
Bait/assign files/ME2

10
a. Kelebihan
1) Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
2) Semua sekolah /satuan pendidikan wajib membuat KTSP. Silabus merupakan
bagian tidak terpisahkan dari KTSP dan Guru harus membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungan
4) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
5) Relevan dengan kebutuhan kehidupan serta aspek tujuan menyeluruh dan
berkesinambungan
6) Belajar sepanjang hayat dan imbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah
7) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif & menyenangkan.
b. Kekurangan
1) Tidak terdapat pedoman pelaksanaan kurikulum seperti pada Kurikulum 2004.
2) Hanya sekolah yang mampu dan memenuhi syarat dapat mengembangkan
KTSP.
3) Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasar
4) Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya
matapelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya
melampaui tingkat perkembangan usia anak.
5) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
6) Kompetensi

belum

menggambarkan

secara

holistik

domain

sikap,

keterampilan, dan pengetahuan.
7) Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif,
keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi
di dalam kurikulum.

Bait/assign files/ME2

11
8) Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
9) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan
berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
10) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara
berkala.
11) Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.

5. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru dan terefektif secara konsep
dan hasil uji publiknya tidak sebaik konsepnya. Kurikulum 2013 merupakn kurikulum
yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman, dimana segala bentuk
kekurangan kurikulum sebelumnya disempurnakan. Setiap kurikulum walau
bagaimanapun memiliki kekurangan dan kelebihan yang dapat dijadikan acuan
ataupun dasar penyempurnaan kedepan demi terealisasinya tujuan pendidikan bangsa.
Berikut kekurangan dan kelebihan dari kurikulum 2013:
a. Kelebihan
1) Penilaian menekankan

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara

proporsional serta penilaian menggunakan test dan portofolio saling
melengkapi.
2) Pendidik

tidak

hanya

memenuhi

komptensi

profesi

tetapi

juga

pedagogi,sosial,dan personal. Selain itu pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki motivasi mengajar
3) Pengelolaan kurikulum kualitasnya dipantau dan dikendalikan oleh pemerintah
pusat dan daerah dalam pelaksanaannya di tingkat satuan pendidikan.
4) Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan
kondisi satuan pendidikan,kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.
5) Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum mulai dari buku teks dan
pedoman.

Bait/assign files/ME2

12
6) Perubahan yang dilakukan yaitu komptensi disetiap jenjang diharapkan
memiliki peningkatan dan keseimbangan soft Skills dan hard skills yang
meliputi aspek komptensi sikap, keterempilan dan pengetahuan.
7) Kedudukan mata pelajaran (standar isi) yang semula komptensi diturunkan
dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari
komptensi yang pendekatan pengembangannya melalui tematik integratif
dalam semua mata pelajaran (SD), mata pelajaran (SMP dan SMA) dan
vokasional pada SMK.
8) Pengurangan adaptif dan normatif, penambahan produktif (SMK)
9) produktif disesuaikan dengan trend perkembangan di Industri (SMK)
10) Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skillsdan hard skillsyang meliputi
aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
11) Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaranberubah menjadi
matapelajaran dikembangkan dari kompetensi.
b. Kekurangan
1) Pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
jenjang pendidikan dasar.
Berdasarkan hal tersebut, pendidik harus disekolahkan ulang untuk
memahami setiap mata pelajaran tersebut dan semua lembaga pendidikan
tinggi di indonesia harus melakukan integrasi terhadap fakultas MIPA dan
fakultas ilmu sosial. Mendapatkan hasil maksimal tanpa melakukan integrasi
sangat sulit untuk dicapai, apalagi dilakukan inegrasi untuk dua rumpun mata
pelajaran yang berbeda.
2) Kurikulum 2013 tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapa sekolah yang belum
melaksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum 2013 diimplementasikan tanpa
ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya sehingga dalam
pelaksanaannya bisa membingungkan guru dan pemangku pendidikan.
3) Persiapan Buku pegangan untuk guru dan murid
Persiapan buku pegangan untuk guru dan murid baru terlaksana hanya di
beberapa mata pelajaran disemua jenjang pendidikan. Bila dikalkulasikan
dengan biaya uji coba kurikulum sebelumnya dan biaya pembuatan buku
Bait/assign files/ME2

13
pedoman baru tentunya akan memakan lebih dari 20% anggaran pendidikan.
Anggaran yang digunakan untuk membuat buku baru akan lebih baik jika
digunakan merenovasi sekolah-sekolah yang ada di daerah terluar dan
terpencil negara ini. Sangat tidak efektif dan efisien untuk membuat buku
pedoman baru karena buku pedoman kurikulum sebelumnya dibeberapa
propinsi bisa dikatakan belum sempat dibaca.
4) Implementasi akan dilakukan secara bertahap dan pada tiap jenjang
Jika implementasi dimulai untuk kelas satu, kelas empat di jenjang SD dan
kelas tujuh

di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang

diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.
Tindakan ini tidak lebih dari langkah menghambur-hamburkan APBN negara
untuk kurikulum yang tidak memiliki kejelasan bila dibandingkan dengan
melanjutkan program kurikulum yang sudah ada.
5) Tata kelola administrasi harus berubah karena empat standar dalam kurikulum
2013 mengalami perubahan.
Pada website kementerian pendidikan dan kebudayaan terdapat ulasan
yang say kutip langsung berbunyi sebagai berikut:
” Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum
dihadapkan pada stigma persoalan yang kemungkinan akan
menjerat kita untuk tidak mau melakukan perubahan. Padahal
kita sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus
dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan berkembang.
Bukankah melalui perubahan kurikulum ini sesungguhnya kita
ingin membeli masa depan anak didik kita dengan harga
sekarang.”
Jika persoalan implementasi yang dijadikan sebagai landasan agar semua
elemen pendidikan diindonesia menyetujui kurikulum 2013 dan masa depan
peserta didik yang menjadi harga mati. Ulasan tersebut tentunya merupakan
sebuah arogansi yang memaksakan bahwa kurikulum 2013 merupakan
kurikulum yang tidak sesuai dengan tujuannya yaitu membentuk karakter
bangsa yang memiliki jiwa-jiwa pancasila yang tertuang dalam UUD 1945.
Hal ini dikarenakan dalam uji publik saja sudah tidak mencerminkan tindakan
musyawarah untuk mufakat dan terkesan dipaksakan oleh ulasan tersebut.
6) Alasan Pengembangan Kurikulum yang tidak pantas

Bait/assign files/ME2

14
Berikut merupakan salah satu alasan pengembangan kurikulum sebelumnya
sehingga menekankan pentingnya kurikulum 2013. Gambar berikut merupakan
gambar yang saya ambil dari draf uji publik kurikulum 2013.

Gambar 1. Alasan Pengembangan kurikulum.(Slide 17 presentase uji publik
Kurikulum 2013)
Dasar pengembangannya sangat tidak menghargai pengorbanan guru dan
pendidik karena fenomena negatif yang mengemuka dikarenakan kurikulum yang
tidak tepat. Hal ini berarti dari kurikulum tahun 1964 sampai dengan kurikulum
tahun 2006 (KTSP) tidak membentuk karakter siswa dan tidak menekankan guru
untuk mendidik siswa agar bertindak selayaknya manusia yang mengecap
pendidikan. Dengan kata lain, kurikulum-kurikulum sebelumnya merupakan
penyebab dari fenomena-fenomena negatif tersebut. Sepanjang pengetahuan saya
mendapatkan pendidikan, tidak satupun guru atau kurikulum yang mengajari
berbohong, menyontek, dan perbuatan keji lainnya. Fenomena negatif tersebut
terjadi melainkan disebabkan oleh kelalaian orang tua, pengaruh teman dekat,
Lingkungan masyarakat (Tingkah laku pejabat, artis dan tokoh idola) dan Media
Informasi (youtube, facebook, twitter, google, dan handphone). Berasarkan hal
tersebut tidak ada satupun para guru di sekolah yang mampu memainkan peran
untuk kesemua alasan yang dijadikan pengembangan kurikulum itu.
7) Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013.
Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
Oleh karena itu pada kurikulum 2013 siswa tidak hanya diharapkan untuk
menerima materi pembelajaran dari guru tetapi harus aktif untuk mencari tahu dan
melakukan proses pembelajaran lebih mandiri.

Bait/assign files/ME2

15
8) Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil
dalam kurikulum 2013
Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih
diberlakukan. UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama
sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada
dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata
pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan
pendidikan.

B. Anlasisis
Sebenarnya hampir semua kurikulum apa pun landasannya mengandung kesamaan
yaitu dimaksudkan untuk membantu siswa belajar dan akhirnya menguasai apa yang
dipelajari sehingga tujuan dari proses pendidikan tercapai. Kurikulum baru pun akan
tetap banyak kesamaan dengan kurikulum yang sudah-sudah dan tidak mungkin ada
kurikulum yang sama sekali terasing dari yang pernah ada. Pelengkapan atau
pengurangan hal-hal yang dianggap kurang tepat dengan situasi dan kompetensi yang
lebih akan ditekankan dalam keadaan tertentu. Guru juga tidak perlu sangat berharap
pada kurikulum baru yang terpenting guru mengembangkan sikap terbuka dan
kemandirian yang besar. Bagaimanapun, proses pendidikan di sekolah ada di tangan
guru. Guru perlu punya keyakinan bahwa dirinya dapat menyumbangkan sesuatu bagi
kemajuan siswa lewat kurikulum apa pun.Kemampuan guru melihat situasi anak didik
dalam konteks dan situasinya yang nyata. Dengan mengerti keadaan dan level anak didik
secara tepat, guru dapat memilih cara mengajar dan juga bahan yang sebaiknya diberikan
kepada anak didik.
Kurikulum nasional hanyalah contoh acuan, namun kurikulum yang
sebenarnya adalah yang dijalankan guru dan siswa di kelas yang perlu juga
dikembangkan pada diri guru adalah kecintaan untuk membantu siswa berkembang
sebagai pribadi utuh.
Bila kecintaan ini ada, maka meski kurikulumnya berubah, bukanlah masalah
yang besar. Guru dengan kecintaannya kepada siswa, pasti akan terus berusaha
membantu siswa belajar akan mencari cara yang lebih sesuai dengan situasi siswa
untuk belajar. Bahkan, bila tidak ada sarana dan prasarana pun ia akan mencoba
membantu siswa belajar dan mengembangkan diri. Semoga tidak terulang lagi
kurikulum ditetapkan, dan si pelaku utama, yaitu guru, tidak disiapkan.
Bait/assign files/ME2

16
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan kajian dari kekurangan dan kelebihan dari setiap perubahan kurikulum di
indonesia dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat dijadikan
bahan bahasan untuk kajian-kajian selanjutnya terhadap kebijakan selanjutnya.
A. Kesimpulan
1. Setiap perubahan kurikulum merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya,
sehingga tidak mungkin ada kurikulum yang sama sekali terasing dari yang
pernah ada dan diimplementasikan.
2. Kesiapan dalam menerima setiap perubahan kebijakan terhadap pendidikan harus
kita terima dengan tangan terbuka, meskipun perubahan tersebut didasarkan atas
kepentingan-kepentingan yang sifatnya tidak ada kaitannya dengan pendidikan itu
sendiri.
3. Analisis dan kajian yang bersifat obyektif terhadap setiap kurikulum harus kita
lakukan karena perkembangan zaman terus berubah dengan pesat. Perubahan
kurikulum dalam setiap masa merupakan bagian dari tuntutan perkembangan
tersebut.
4. Kurikulum

ketepatan

dan

keefktifannya

dalam

implementasi

tentunya

membutuhkan kajian yang spesifik. Pengkajian tersebut harus diasaskan atas
tujuan dan relevansinya terhadap kebutuhan yang semestinya. Berdasarkan
kelebihan dan kekurangan setiap kurikulum yang relevan dengan kebutuhan
sekolah vokasi (kejuruan) yaitu kurikulum berbasis komptensi dan kurikulum
tingkat satuan pendidikan karena dengan kurikulum tersebut sekolah kejuruan
akan mampu berjalan beriiringan dengan industri.
B. Saran
1. Setiap kebijakan dalam dunia pendidikan sebaiknya kita sikapi secara obyektif,
bukan berdasarkan asumsi dan analisis pribadi karena penerapan setiap kebijakan
terhadap pendidan merupakan upaya untuk menjaga kelangsungan dunia
pendidikan itu sendiri.
2. Efektif atau tidaknya sebuah kurikulum sangat berkaitan pada implementasinya
dan kesiapan elemen pendidikan
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat dan universal
sehingga dibutuhkan perubahan-perubahan dan adaptasi yang cepat terhadap
perubahan tersebut. Kemampuan terhadap adaptasi perubahan sistem sangat perlu
Bait/assign files/ME2

17
dikembangkan agar tidak terjadi isu-isu yang sifatnya mengubah pola pandang
kita dalam menyikapi perubahan.
4. Sistem pemerintahan kita yang berpusat pada knstitusi politik tentunya akan
mempengaruhi sistem pendidikan kita sehingga hal tersebut tidak perlu kita sikapi
terlalu berlebihan. Perubahan kurikulum yang bersifat politis hanya terjadi pada
kurikulum 1968 karena perubahan rezim pemerintahan.

Bait/assign files/ME2