Pengaruh Kecerdasan Emosional kecerdasan (1)

HALAMAN JUDUL
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN
INTELEKTUAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA
AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan dan Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta

Disusun oleh:

RENDIANTO DOZER IMANI
142100057

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

i


LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN
INTELEKTUAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA
AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun oleh:

RENDIANTO DOZER IMANI
142100057
Telah disetujui dengan baik
Yogyakarta, 30 Agustus 2014

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dra. Sri Wahyuni Widiastuti, M.Sc., Ak


Sri Hastuti, SE., M.Si., Ak., CA

Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansia

Dr. Hiras Pasaribu, S.E., M.Si.,Ak., CA

BERITA ACARA SKRIPSI
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN
INTELEKTUAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA
AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
RENDIANTO DOZER IMANI
142100057
Telah dipresentasikan di depan Dewan Penguji pada Tanggal 12 September 2014 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai salah satu persyaratan
dalam memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi


Susunan Dewan Penguji
Dosen Pembimbing I

Dra. Sri Wahyuni Widiastuti, M.Sc., Akt

Dosen Pembimbing II

Sri Hastuti, SE., M.Si., Akt., CA

Dosen Penguji I

Dosen Penguji II

Dr. Noto Pamungkas, M.S.i

Drs. Alp. Yuwidiantoro, M.Si

MOTTO
IN THE END EVERYTHINGS GONNA BE
OKAY IF IT’S NOT


IT’S NOT THE END
BAHAGIA ITU SEDERHANA
TINGGAL BAGAIMANA
CARA KITA
MENSYUKURINYA

KOBER PENER LAN
PINTER

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji Tuhan,
Salah Satu Doa Telah Terkabul
Kemenangan Kecil Telah Tercapai
Satu Mimpi Dapat Terwujud

Skripsi ini kupersembahkan untuk Ibu dan Bapak
tersayang yang telah mencurahkan kasih sayang,
pengorbanan dan doa yang tak pernah putus-putus

di setiap doanya, serta semua yang telah
mendukungku hingga aku mampu menyelesaikan
skripsi ini.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
berkat yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulisan Skripsi yang berjudul PENGARUH

KECERDASAN

EMOSIONAL,

KECERDASAN

INTELEKTUAL,

DAN

ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR

AKUNTAN PUBLIK YOGYAKARTA

dapat

selesai.

Penulisan

skripsi

ini

dimaksudkan untuk memenuhi salah syarat guna mencapai gelar sarjana pada Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan sepenuh hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan, bimbingan, petunjuk
dan nasehat yang tak ternilai harganya dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini,
ucapan terima kasih saya haturkan kepada yang terhormat:


1. Ibu PROF. DR. IR. Sari Bahagiartik, MSc selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
2. Bapak DR. Muafi, SE, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
3. Bapak DR. Hiras Pasaribu, S.E., M.Si., Akt selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
4. Ibu Dra. Sri Wahyuni Widiastuti, M.Sc., Akt selaku dosen pembimbing I yang
memberi saran, dukungan, selalu megingatkan dan pengarahan selama proses
pengerjaan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Sri Hastuti, S.E., M.Si., Ak., CA, selaku dosen pembimbing II yang telah
memberi bimbingan, saran, dan arahan selama penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak DR. Noto Pamungkas, M.Si selaku dosen penguji I yang telah
berisedia menguji skripsi ini.
7. Bapak Drs. Alp. Yuwidiantoro, M.Si selaku dosen penguji II yang telah
berisedia menguji skripsi ini.
8. Bapak Ir. Ediyanto, M.T dan Ibu Dra. Retna Edi Purnami, yang selalu
memberikan curahan kasih sayang, doa, dan motivasi tiada henti akhirnya
mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga ini menjadi titik awal meraih
kesuksesan yang selama ini menjadi doa bapak dan ibu.

9. Adikku Yeremia Wicaksono Putra, terimakasih atas dukungan yang sudah
diberikan sampai saat ini.

10. Teman seperjuangan Akuntansi 2010 khususnya kelas EA-B, atas
petualangan, kebersamaan dan keceriaan yang diberikan selama ini.
11. Sahabat - sahabat yang membantu dalam proses skripsi ini, Galih Sastrawan,
Triatiti Inggil, dan Dini.
12. Teman-teman Contact Person and Friend yang selalu menghibur dikala suka
dan duka.
13. Sahabat–sahabatku selama kuliah, Nanda Lutviana, Yuly Trisnawati, Meyrina
Lovia, Nisa Soemarsoem, Monica Ratna Widyningrum, dan Dyah Ayu Fitri
Kusuma Dewi terima kasih selama ini telah dengerin keluh kesah dan selalu
memberikan semangat.
14. Teman KKN 55 Deles Klaten yang selalu memberi dukungan.
15. Teman - teman Komisi Pemuda GKJ Gondokusuman yang terus mendoakan.
16. Teman - teman Suara Gondokusuman Management dan GOMMIN yang
memberi semangat.
17. Teman - teman Haggai Institute Singapura yang terus memberi dukungan dan
doa.
18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang mana telah

memberikan motivasi secara langsung maupun tidak langsung untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata mungkin masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang dapat membangun sebagai bahan

penyempurnaan skripsi ini, sesungguhnya besar harapan penulis semoga skripsi ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 22 September 2014
Penulis
Rendianto Dozer Imani

ABSTRACT
The purpose of this research is to test the influence of emotional and
intelligence quotient and the work ethics on the auditor’s performance in the public
accounting firm in Yogyakarta. The emotional quotient has got five (5) parts, selfawareness,

self-management,

self-motivation,


empathy,

and

relationship

management. The Intelligence quotient consists of the ability to solve problems,
verbal intelligence, and practical intelligence. The work ethics for accountants in
Indonesia is issued by Ikatan Akuntan Indonesia [IAI]. It consists of four parts,
principles of ethics, rule of ethics, implementation of the rules, and questions and
answers. The performance of the auditors is divided into two (2) measurements. They
are based on personality and based on actual behavior in the office.
In this research, the researcher was conducting convenience sampling method [the
samples were chosen based on

the easiness. The result generated thirty seven

accountants in five public accounting firms in Yogyakarta.

The result of this research indicated that work ethics has got positive influence

to auditors’ performance. The emotional and intelligence quotient did not affect the
auditors’ performance
Keywords : Emotional quotient, Intelligence quotient, Work ethics, and
Auditors’ performance.

Daftar Isi
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................ii
BERITA ACARA SKRIPSI..............................................................................................iii
MOTTO..............................................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................................................vi
ABSTRACT........................................................................................................................ix
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
Daftar Lampiran...............................................................................................................vii
BAB I....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1

Latar Belakang Masalah........................................................1

1.2

Rumusan Masalah...............................................................5

1.3

Tujuan Penelitian................................................................5

1.4

Batasan Penelitan................................................................5

1.5

Manfaat Penelitian..............................................................6

1.6

Sistematika Pembahasan........................................................6

BAB II...................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................8
2.1.

Tinjauan Teori...................................................................8

2.1.1.

Pengertian Kinerja.........................................................8

2.1.2.

Kecerdasan Emosional...................................................10

2.1.3.

Kecerdasan Intelektual...................................................12

2.1.4.

Etika Profesi..............................................................13

2.2.

Hubungan Antar Variabel....................................................14

2.2.1

Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Kinerja Auditor.......14

2.2.2

Hubungan Kecerdasan Intelektual dengan Kinerja Auditor..........16

2.2.3.

Hubungan antara Etika Profesi dengan Kinerja Audit................18

2.3.

Tinjauan Penelitian Terdahulu...............................................19

2.3.1. Penelitian Nugroho, Suharti dan Laksana (2008)...........................19

ii

2.3.2.

Penelitian Noor dan Sulistyawati (2010)...............................20

2.3.3. Penelitian Kusuma (2011)....................................................21
2.3.4. Penelitian Notoprasetio (2012)...............................................21
2.3.5. Penelitian Nugraha (2012)...................................................23
2.3.6. Penelitian Choiriah (2013)...................................................23
2.4.

Kerangka Konseptual.........................................................24

Gambar 2.1.........................................................................................................................25
Kerangka Konseptual........................................................................................................25
2.5.

Hipotesis Penelitian............................................................25

BAB III...............................................................................................................................27
METODE PENELITIAN..................................................................................................27
3.1.

Jenis Penelitian.................................................................27

3.2.

Populasi atau Objek Penelitian dan Sampel..................................27

3.3.

Jenis dan Sumber Data........................................................28

3.4.

Metode Pengumpulan Data...................................................28

3.5.

Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel...............................29

3.5.1

Variabel Independen.....................................................29

3.5.2

Variabel Dependen.......................................................30

3.6.

Metode Analisis................................................................30

3.6.1

Uji Validitas...............................................................31

3.6.2

Uji Reliabilitas............................................................31

3.6.3

Uji Normalitas Residual..................................................32

3.6.4

Analisis Regresi Berganda...............................................32

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN........................................................................35
4.1

Pelaksanaan Penelitian........................................................35

4.2

Gambaran Objek Penelitian..................................................35

4.3

Statistik Deskriptif.............................................................38

4.4.

Hasil Uji Normalitas...........................................................38

4.5.

Hasil Uji Validitas.............................................................39

4.6.

Hasil Uji Reliabilitas...........................................................42

4.7.

Hasil Uji Regresi Linier Berganda............................................43

4.8.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)..........................................44

iii

4.9.

Hasil Uji F......................................................................45

4.10.

Hasil Uji t....................................................................45

4.10.1.

Kecerdasan Emosional...................................................46

4.10.2.

Kecerdasan Intelektual...................................................46

4.10.3.

Etika Profesi..............................................................47

4.11.

Pembahasan.................................................................47

BAB V.................................................................................................................................49
SIMPULAN DAN SARAN................................................................................................49
5.1.

Simpulan.......................................................................49

5.2.

Keterbatasan...................................................................50

5.3.

Saran...........................................................................51

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................52
LAMPIRAN.......................................................................................................................54

iv

Daftar tabel
Tabel 4.1 Nama Kantor Akuntan Publik dan Jumlah Responden................................37
Tabel 4.2 Distribusi Kuesioner Penelitian........................................................................37
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif............................................................................................38
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas.........................................................................................39
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas.............................................................................................40
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas.........................................................................................42
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda...................................................................43
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)...............................................................44
Tabel 4.9 Hasil Uji F..........................................................................................................45
Tabel 4.10 Hasil Uji t.........................................................................................................46

v

Daftar gamba
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual...................................................................................25

vi

Daftar LampiranY
Lampiran I Kuesioner Penelitian................................................................................55
Lampiran II Tabel Hasil Kuesioner Kecerdasan Emosional.................................59
Lampiran III Tabel Hasil Kuesioner Kecerdasan Intelektual..............................60
Lampiran IV Tabel Hasil Kuesioner Etika Profesi.................................................61
Lampiran V Tabel Hasil Kuesioner Kinerja Auditor.............................................62
Lampiran VI Tabel Daftar Kantor Akuntan Publik Dan Jumlah Responden..63
Lampiran VII Tabel Distribusi Kuesioner Penelitian.............................................63
Lampiran VIII Tabel Hasil Uji Deskriptif................................................................64
Lampiran IX Tabel Hasil Uji Normalitas..................................................................64
Lampiran X Tabel Hasil Uji Reabilitas......................................................................65
Lampiran XI Tabel Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional...........................67
Lampiran XII Tabel Hasil Uji Validitas Kecerdasan Intelektual........................69
Lampiran XII Tabel Hasil Uji Validitas Etika Profesi...........................................71
Lampiran XIV Tabel Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor....................................73
Lampiran XV Hasil Uji Regresi...................................................................................75

vii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Beberapa tahun terakhir di dalam profesi akuntan banyak mendapat sorotan
yang cukup tajam dari masyarakat. Hal ini seiring dengan terjadinya beberapa
kegagalan kerja yang dilakukan dan berbagai pelanggaran etika dalam menjalankan
tugas tersebut. Sebagai contoh, banyak kasus kegagalan perusahaan yang dikaitkan
dengan kegagalan auditor yang terjadi, diawali kasus jatuhnya Enron yang
melibatkan salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) The Big Five Arthur Andersen
serta berbagai kasus serupa yang terjadi di Indonesia meskipun dalam bentuk yang
berbeda. Di Indonesia sendiri, kegagalan audit atas laporan keuangan PT Telkom
yang melibatkan KAP “Eddy Pianto & Rekan”, dimana laporan auditan PT Telkom
ini tidak diakui oleh Securities Exchange Commission (SEC) / pemegang otoritas
terbesar pasar modal di Amerika Serikat. Peristiwa ini mengharuskan dilakukannya
audit ulang terhadap laporan keuangan PT Telkom oleh KAP yang lain. SEC
menyatakan bahwa kasus ini mengindikasikan masih kurangnya kompetensi yang
dimiliki oleh auditor, sementara kompetensi merupakan karakteristik utama yang
harus dimiliki oleh seorang auditor.

1

Hal ini membuktikan masih belum maksimal dan juga optimalnya
kompetensi, kemampuan mengelola emosi, intelektual, dan

pelaksanaan etika

profesi oleh auditor sehingga kinerja yang diberikan juga tidak optimal dan

2

2

menyebabkan rusaknya citra KAP secara umum dan khususnya citra KAP dimana
mereka bekerja di mata publik.

Profesi akuntan publik bertanggung jawab atas kepercayaan dari masyarakat
yang berupa tanggung jawab moral dan tanggung jawab profesional. Tanggung
jawab moral berupa kompetensi yang dimiliki auditor, sedangkan tanggung jawab
profesional berupa tanggung jawab akuntan terhadap asosiasi profesi berdasarkan
standar profesi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Terdapat tiga
faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu faktor individu yang berasal dari dalam
diri seseorang, faktor organisasi, dan faktor psikologis. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja seorang auditor yang berasal dari dalam diri mereka, serta
unsur psikologis manusia adalah kemampuan mengelola emosional dan kemampuan
intelektual. Etika profesi merupakan faktor organisasional yang akan mempengaruhi
kinerja auditor. Auditor dituntut memiliki intelektual tinggi karena seorang auditor
dituntut memiliki kecakapan profesional agar mampu memberikan manfaat
optimum dalam pelaksanaan tugasnya.

Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan satu
profesi dengan profesi lain, hal ini berfungsi untuk mengatur tingkah laku para
anggotanya (Murtanto dan Marini, 2003). Kode etik sendiri merupakan komitmen
moral yang tinggi yang dicantumkan ke dalam bentuk aturan khusus, yang harus
dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang memberikan jasa pelayanan kepada
masyarakat luas sehingga jasa layanan yang diberikan bagi masyarakat optimal.

3

Kode etik akuntan sebagai suatu panduan bagi auditor dalam pelaksanaan tugas
profesionanya, untuk meningkatkan mutu pekerjaannya, serta sebagai panduan bagi
auditor untuk bersikap dan bertindak berdasarkan etika profesi.

Kinerja merupakan suatu perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya. Dengan demikian,
kinerja adalah sebagai pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang.
Menurut Gibson (1994) dalam Sinaga dan Sinambela (2013), kinerja adalah hasil
atau tingkat keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas serta kemampuan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja auditor tidak hanya dilihat
dari kemampuan kerja yang sempurna, tetapi juga kemampuan menguasai dan
mengelola diri sendiri serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang
lain (Martin 2000, dalam Meirnayati 2005). Kemampuan tersebut oleh Goleman
(2000) disebut dengan emotional intelligence atau kecerdasan emosi yang akan
memberikan pengaruh dari dalam diri seseorang. Goleman (2000) melalui
penelitiannya mengatakan bahwa kecerdasan emosi menyumbang 80% dari factor
penentu kesuksesan sedangkan 20% yang lain ditentukan oleh IQ (Intelligence
Quotient).

Ada faktor-faktor psikologis yang mendasari hubungan antara seseorang
dengan organisasinya. Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh pada kemampuan
akuntan di dalam organisasi diantaranya adalah kemampuan mengelola diri sendiri,
kemampuan mengkoordinasi emosi dalam diri, serta melakukan pemikiran yang
tenang tanpa terbawa emosi. Akuntan yang cerdas secara intelektual belum tentu

4

dapat memberikan kinerja yang optimum terhadap organisasinya, namun akuntan
yang juga cerdas secara emosional tentunya akan menampilkan kinerja yang lebih
optimum untuk KAP dimana akuntan bekerja. Oleh sebab itu, kualitaslah yang
berbicara, karena dapat dikatakan 3 faktor tersebut mempengaruhi kinerja dari
seorang auditor yang berujung pada hasil audit yang berkualitas apa tidak. Ketika
berbicara soal kualitas audit, istilah "kualitas audit" mempunyai arti yang berbedabeda bagi setiap orang. Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa
kualitas audit yang dimaksud terjadi jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa
tidak ada salah saji yang material (no material misstatements) atau kecurangan
(fraud) dalam laporan keuangan audit. Auditor sendiri memandang kualitas audit
terjadi apabila auditor bekerja sesuai standar profesional yang ada, dapat menilai
risiko bisnis auditee dengan tujuan untuk meminimalisasi risiko litigasi, dapat
meminimalisasi ketidakpuasan audit, dan menjaga kerusakan reputasi auditor.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Choiriah (2013) yang
menjelaskan tentang “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Spiritual dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor
Akuntan Publik”. Didalam penelitian tersebut menyatakan bahwa Kecerdasan
emosional, intelektual, spiritual dan etika profesi berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja auditor. Namun didalam penelitian saya ini, saya menghilangkan
satu variabel independen yaitu Kecerdasan Spiritual. Menurut saya suatu kecerdasan
spiritual tidak dapat dinilai dengan sebuah penelitian dalam bentuk kuesioner,
karena spiritual sendiri lebih berkait tentang kejiwaan seseorang dengan kehidupan

5

dan sang pemberi hidup. Pada realitanya banyak orang yang bisa dibilang memiliki
pemahaman spiritual yang tinggi namun tidak dapat mengaktualisasikan pada
kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh kasus korupsi yang terjadi di Kementrian
Agama dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu pada penelitian ini saya memberi
judul “ Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual dan Etika Profesi
terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Daerah Istimewa
Yogyakarta.

1.2

Rumusan Masalah

1. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja auditor?
2. Apakah kecerdasan intelektual berpengaruh terhadap kinerja
auditor?
3. Apakah etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor?

1.3

Tujuan Penelitian

1. Menguji secara empiris pengaruh kecerdasan emosional terhadap
kinerja auditor.
2. Menguji secara empiris kecerdasan intelektual terhadap kinerja
auditor
3. Menguji secara empiris etika profesi terhadap kinerja auditor

6

1.4

Batasan Penelitan

Dalam penelitian ini yang menjadi batasan penelitiannya adalah sample yang
diteliti adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa
Yogyakarta.

1.5

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dengan penyusunan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1.

Bagi Perusahaan Pengguna Jasa KAP

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kecerdasan
emosional maupun intelektual dan juga etika dari seorang auditor kepada
perusahaan pengguna jasa kantor akuntan publik untuk menilai kinerja auditor
sebelum memberikan wewenang kepada kantor akuntan publik untuk mengaudit
perusahaan.

2.

Bagi Kantor Akuntan Publik

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada kantor akuntan publik di
dalam pemilihan atau rekrutmen akuntan yang baru agar lebih baik dan memenuhi

7

dari ketiga aspek yang diharpkan, kecerdasan secara emosional, intelektual, dan
juga etika profesi.

3.

Bagi Auditor

Penelitan ini diharapkan dapat menjadi cerminan bagi semua auditor yang ada,
sehingga auditor menjadi jauh lebih baik dan lebih bertanggung jawab daripada
sebelumnya.

1.6

Sistematika Pembahasan

Penelitian ini berkaitan dengan hubungan antara faktor dalam diri auditor
terhadap kualitas audit. Dalam penelitian ini akan membahas mengenai:
Bab I :

Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang penelitian
beserta alasan serta rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian
yang akan dilakukan.

Bab II:

Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan dijabarkan kajian pustaka yang menjadi
landasan teori didalam penelitian ini. Dalam kajian pustaka terdiri dari
tinjauan pustaka yang akan menjelaskan pokok bahasan dari hubungan
faktor dalam diri auditor terhadap kualitas audit. Pada bab ini juga akan
dipaparkan mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang sebelumnya
dilakukan untuk menjadi bahan acuan dalam penelitian kali ini

8

Bab III: Metode Penelitian
Pada bab ini akan membahas mengenai metode penelitian yang
digunakan dalam memperoleh data penelitian. Serta menjelaskan
variable-variabel yang akan digunakan dalam penelitian kali ini.
Bab IV: Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini akan menjelaskan tentang gambaran obyek
penelitian yang dilakukan. Serta menjelaskan mengenai hasil uji yang
telah dilakukan dengan mencantumkan bukti hasil uji yang dilakukan.
Bab V:

Simpulan dan Saran
Pada bab ini akan menjelaskan tentang simpulan dari seluruh
penelitian. Selain itu juga akan dijabarkan keterbatasan dalam
melakukan penelitian serta saran yang akan ditujukan bagi penelitian
selajutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori
.1.1.

Pengertian Kinerja
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.

Secara umum kinerja didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan seseorang
dalam melaksanakan pekerjaannya. Menurut Vroom (1964) dalam Noor dan
Sulistyawati (2010), tingkat sampai sejauh mana keberhasilan seseorang dalam
menyelesaikan tugas pekerjaannya disebut sebagai “level of performance”. Dimensi
kerja adalah ukuran dari penilaian dari perilaku yang aktual ditempat kerja, yang
mencakup:

1. Quality of Output

Kinerja seseorang individu dinyatakan baik apabila kualitas output yang
dihasilkan lebih baik atau paling tidak sama dengan target yang ditentukan.

2. Quantity of Output

8

Kinerja seseorang juga diukur dari jumlah output yang dihasilkan. Seseorang
individu dinyatakan mempunyai kineja yang baik apabila jumlah atau kuantitas
output yang dicapai dapat melebihi atau paling tidak sama dengan target yang telah
ditentukan dengan tidak mengabaikan kualitas output tersebut.

9

9

3. Time at Work

Dimensi juga menjadi pertimbangan didalam mengukur kinerja seseorang.
Dengan tidak mengabaikan kualitas dan kuantitas output yang harus dicapai,
seorang individu dinilai mempunyai kinerja yang baik apabila individu tersebut
dapat menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu atau bahkan melakukan
penghematan waktu.

4. Cooperation With Other’s Work

Kinerja juga dinilai dari kemampuan seseorang individu untuk tetap bersif at
kooperatif dengan pekerjaan lain yang juga harus menyelesaikan tugasnya masingmasing.

Kinerja auditor adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan
pemeriksaan (examination) secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan
atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan
tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan
(Mulyadi, 2002 dalam Choiriah, 2013). Terdapat empat dimensi personalitas dalam
mengukur kinerja auditor, yaitu kemampuan, komitmen profesional, motivasi, dan
kepuasan kerja. Keempat dimensi personalitas yang dikemukakan di atas dijelaskan
sebagai berikut:

10

1) Kemampuan

Seorang auditor yang memiliki kemampuan dalam mengaudit akan cakap
dalam menyelesaikan pekerjaannya.

2) Komitmen Profesional

Auditor dengan komitmen profesional yang kuat berdampak pada perilaku
yang lebih mengarah kepada ketaatan aturan, dibandingkan dengan auditor yang
komitmen profesionalnya rendah. Komitmen juga berkaitan dengan loyalitas dengan
profesinya.

3) Motivasi

Motivasi yang dimiliki seorang auditor akan mendorong keinginan individu
auditor tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu
tujuan.

4) Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja auditor dapat diartikan sebagai tingkatan kepuasan individu.

11

.1.2.

Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional menurut Cooper dan Sawaf dalam Noor dan
Sulistyawati (2010) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan
merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi
sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut
penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan
orang lain serta menanggapi nya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi
emosi dalam kehidupan sehari-hari. Goleman (2005) dalam Choiriah (2013)
mendefenisikan kecerdasan emosional sebagai berikut: kecerdasan emosional
adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain,
memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
dalam hubungan dengan orang lain. Secara konseptual, kerangka kerja kecerdasan
emosional yang dikemukakan oleh Goleman (2001) meliputi dimensi-dimensi
sebagai berikut:

1) Kesadaran Diri (Self Awarness)

Self Awareness adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan
dalam dirinya dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri
sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri sendiri dan
kepercayaan diri yang kuat

12

2) Pengaturan Diri (Self Management)

Self Management adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan
menangani emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif pada
pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan pada kata hati, serta sanggup menunda
kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu pulih kembali dari
tekanan emosi.

3) Motivasi Diri (Self Motivation)

Self Motivation merupakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan
dan menuntun dirimenuju sasaran, membantu pengambilaninisiatif serta bertindak
sangat efektif, danmampu untuk bertahan dan bangkit darikegagalan dan frustasi.

4) Empati (Emphaty)

Empathy merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakakan orang
lain, mampu memahami perspektif orang lain dan menumbuhkan hubungan saling
percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe hubungan.

5) Keterampilan Sosial (Relationship Management)

Relationship Management adalah kemampuan untuk menangani emosi
dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca situasi

13

dan jaringan sosial secara cermat, berinteraksi dengan lancar, menggunakan
ketrampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan
perselisihan, serta bekerja sama dalam tim.

.1.3.

Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan dalam arti umum adalah suatu kemampuan umum yang
membedakan kualitas orang yang satu dengan orang yang lain, kecerdasan
intelektual lazim disebut dengan inteligensi. Inteligensi adalah kemampuan kognitif
yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan
yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik (Galton,
dalam Meirnayati, 2005). Istilah inteligensi dengan pengertian yang luas dan
bervariasi, tidak hanya oleh masyarakat umum tetapi juga oleh anggota – anggota
berbagai disiplin ilmu (Sternberg dalam Anastasi, 1997:219). Indikator kecerdasan
intelektual yang dikemukakan oleh Stenberg dalam Dwijayanti,(2009) yaitu:

1) Kemampuan memecahkan masalah

Kemampuan memecahkan masalah yaitu mampu menunjukkan pengetahuan
mengenai masalah yang dihadapi, mengambil keputusan tepat, menyelesaikan
masalah secara optimal, menunjukkan pikiran jernih

14

2) Intelegensi verbal

Intelegensi verbal yaitu kosa kata baik, membaca dengan penuh pemahaman, ingin
tahu secara intelektual, menunjukkan keingintahuan.

3) Intelegensi praktis

Intelegensi praktis yaitu situasi, tahu cara mencapai tujuan, sadar terhadap
dunia sekeliling, menunjukkan minat terhadap dunia luar.

.1.4.

Etika Profesi

Etika, dalam bahasa latin “ethica”, berarti falsafah moral. Etika merupakan
pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, susila, serta
agama (Martandi dan Suranta, 2006). Etika meliputi suatu proses penentuan yang
kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu yang
disifati oleh kombinasi dari pengalaman dan pembelajaran masing-masing individu.
Menurut Socrates yang dimaksud dengan tindakan etis adalah tindakan yang
didasarkan pada nilai-nilai kebenaran. Benar dari sisi cara, teknik, prosedur, maupun
dari sisi tujuan yang akan dicapai. Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki
komitmen moral yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan
ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut,

15

yang biasa disebut sebagai kode etik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang
berpraktik sebagai auditor, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi
pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan. Etika profesional bagi praktik
auditor di Indonesia dikeluarkan oleh IAI (Sihwahjoeni dan Gudono, 2000 dalam
Choiriah, 2013).

Menurut Choiriah, (2013) kode etik IAI dibagi menjadi empat bagian beriku
ini: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, (3) Interpretasi Aturan Etika, (4) Tanya dan
Jawab. Dalam hal ini, prinsip etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika
yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa professional oleh anggota. Prinsip Etika
disahkan oleh Kongres IAI dan berlaku bagi seluruh anggota IAI sedangkan Aturan
Etika disahkan oleh Rapat Anggota Kompartemen dan hanya mengikat anggota
Kompartemen yang bersangkutan. Interpretasi etika merupakan interpretasi yang
dikeluarkan oleh Pengurus Kompartemen setelah memperlihatkan tanggapan dari
anggota dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai panduan penerapan
Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup penerapannya. Tanya
dan jawab memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan dari anggota
Kompartemen tentang Aturan Etika beserta interpretasinya. Dalam Kompartemen
Akuntan Publik, Tanya dan Jawab ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik (Mulyadi, 2002 dalam Choiriah, 2013). Kode`etik profesi
diharapkan dapat membantu para auditor untuk mencapai mutu pemeriksaan pada
tingkat yang diharapkan.

16

2.2. Hubungan Antar Variabel
2.2.1

Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Kinerja Auditor

Daniel Goleman, seorang Psikolog ternama, dalam bukunya pernah
mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam dunia kerja bukahanya
cognitive intelligence saja yang dibutuhkan tetapi juga emotional intelligence (EQ).
Purba (1999) dalam Choiriah (2013) berpendapat bahwa kecerdasan emosi adalah
kemampuan di bidang emos,i yaitu kesanggupan menghadapi frustasi, kemampuan
mengendalikan

emosi,

semangat

optimisme,

dan

kemampuan

menjalin

hubungandengan orang lain atau empati.

Hal tersebut seperti yang dikemukakan Patton (1998) dalam Meirnayati
(2005) bahwa penggunaan emosi yang efektif akan dapat mencapai tujuan dalam
membangun hubungan yang produktif dalam meraih keberhasilan kerja. Kinerja
tidak hanya dilihat oleh faktor intelektualnya saja tetapi juga ditentukan oleh faktor
emosinya. Seseorang yang dapat mengontrol emosinya dengan baik maka akan
dapat menghasilkan kinerja yang baik pula. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Meyer (2004) dalam Meirnayati (2005) bahwa kecerdasan emosi merupakan
faktor yang sama pentingnya dengan kombinasi kemampuan teknis dan analisis
untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Salah satu aspek dalam kecerdasan emosi
adalah motivasi. Menurut Goleman (2000), memotivasi diri sendiri merupakan
landasan keberhasilan terwujudnya kinerja yang tinggi di segala bidang. Kinerja

17

yang baik didalam proses audit berhubugan erat dengan bagaimana kualitas audit
yang dihasilkan.

Penelitian lainnya yang pernah dilakukan oleh Boyatzis (1999) dalam
Meirnayati (2005) dan Chermiss (1998) dalam Meirnayati (2005) terhadap beberapa
subjek penelitian dalam beberapa perusahaan, menunjukan bahwa karyawan yang
memiliki skor kecerdasan emosi yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang lebih
baik yang dapat dilihat dari bagaimana kualitas dan kuantitas yang diberikan
karyawan tersebut terhadap perusahaan, walaupun sesorang tersebut memiliki
kinerja yang cukup baik tapi apabila dia memiliki sifat yang tertutup dan tidak
berinteraksi dengan orang lain secara baik maka kinerjanya tidak akan dapat
berkembang, hal ini berdampak pada kualitas audit yang tidak maksimal.

Secara khusus auditor membutuhkan EQ yang tinggi karena dalam
lingkungan kerjanya auditor akan berinteraksi dengan orang banyak baik di dalam
maupun di luar lingkungan kerja. EQ berperan penting dalam membentuk moral
disiplin auditor. Dalam dunia kerja auditor, berbagai masalah dan tantangan yang
harus dihadapi seperti persaingan yang ketat seperti tuntutan tugas, suasana kerja
yang tidak nyaman, dan masalah hubungan dengan orang lain. Masalah - masalah
tersebut dalam dunia kerja auditor bukanlah suatu hal yang hanya membutuhkan
kemampuan

intelektualnya

tetapi

dalam

menyelesaikan

masalah

tersebut

kemampuan emosi atau kecerdasan emosi lebih banyak diperlukan. Bila seorang
auditor dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam dunia kerjanya dengan emosi
yang stabil maka akan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik pula.

18

2.2.2

Hubungan Kecerdasan Intelektual dengan Kinerja Auditor

Karir dalam dunia kerja erat kaitannya dengan kecerdasan intelektual yang
dimiliki oleh seseorang. Seorang pekerja yang memiliki IQ tinggi diharapkan dapat
menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan mereka yang memiliki IQ lebih
rendah. Hal tersebut karena mereka yang memiliki IQ tinggi, lebih mudah menyerap
ilmu yang diberikan sehingga kemampuannya dalam memecahkan masalah yang
berkaitan dengan pekerjaannya akan lebih baik Eysenck (1981) dalam Meiranyati
(2005). Hunter (1996) dalam Meirnayati (2005) mengungkapkan bahwa perbaikan
kemampuan kognitif adalah cara terbaik untuk meningkatkan kinerja. Kemampuan
kognitif dalam hal ini kecerdasan intelektual merupakan alat peramal yang paling
baik untuk melihat kinerja sesorang di masa yang akan datang. Keseimbangan yang
baik antara IQ dan EQ harus dapat dicapai. Orang yang memiliki EQ yang baik
tanpa ditunjang dengan IQ yang baik pula belum tentu dapat berhasil dalam
pekerjaannya. Hal ini karena IQ masih memegang peranan yang penting dalam
kinerja seseoran sehingga keberadaan IQ tidak boleh dihilangkan begitu saja
(Carusso, 1999 dalam Choiriah, 2013).

Kecerdasan intelektual yang didasarkan tidak hanya dengan satu
kemampuan yang general saja. Ada kemampuan spesifik, yaitu biasa disebut dengan
pengetahuan yang dimiliki seseorang, yang dapat memprediksi kinerja seseorang.
Tes inteligensi dapat dipandang sebagai ukuran kemampuan belajar atau inteligensi
akademik Jika seorang auditor memiliki kecerdasan intelektual yang baik, maka

19

mereka akan mampu memahami dan menjalankan tugasnya dengan sangat baik, dan
implikasinya kinerja mereka akan baik. Tugas yang dihadapi oleh seorang auditor
merupakan suatu tugas yang menuntut auditor untuk memiliki analisis dan proses
berpikir rasional juga melibatkan kemampuan mental untuk menarik sebuah
simpulan. Kecerdasan intelektual merupakan suatu keharusan yang wajib dimiliki
oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugas profesional yang dibebankan
kepadanya karena tugas tersebut merupakan suatu tugas yang menuntut daya
analisis tinggi serta proses berpikir rasional dalam pemecahan masalah yang
mungkin ditemui dalam setiap penugasan yang diterima sehingga hasilnya jika
auditor memiliki tingkat kemampuan intelektual yang tinggi maka kualitas dari hasil
audit yang dilakukan pasti lebih baik dan maksimal.
2.2.3. Hubungan antara Etika Profesi dengan Kinerja Audit

Kode etik akuntan merupakan norma perilaku yang mengatur hubungan
antara auditor dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya, dan antara
profesi dengan masyarakat. Kode Etik IAI dimaksudkan sebagai panduan dan aturan
bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai auditor, bekerja di lingkungan
dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan
(Nugrahaningsih, 2005).

Etika profesi berfungsi sebagai pedoman dalam

pelaksanaan tugas pemeriksaan yang dilaksanakan oleh auditor. Behn et al (1997)
dalam Widagdo et al (2002) dalam Choiriah (2013) mengembangkan atribut kinerja
auditor salah satunya adalah standar etika yang tinggi. Dalam penugasan audit,
seorang auditor harus menjalankan penugasan sesuai dengan standar auditing dan

20

berpedoman pada etika profesi, serta pengelolaan sumber daya akuntan yang
dimiliki juga perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kerja auditor Nurhayati (2000) dalam Sapariyah (2011). Seiring dengan tuntutan
untuk menghadirkan suatu proses bisnis yang terkelola dengan baik, sorotan atas
kinerja akuntan terjadi dengan begitu tajamnya. Peristiwa bisnis yang melibatkan
akuntan yang tidak profesional seharusnya memberikan pelajaran untuk
mengutamakan etika dalam melaksananakan praktik profesional akuntansi.
Bagaimanapun situasi kontekstual memerlukan perhatian dalam berbagai aspek
pengembangan profesionalisme akuntan, termasuk di dalamnya melalui suatu
penelitian. Kode etik profesi merupakan kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi
eksistensi profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena
dengan mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat menghasilkan kualitas
kinerja yang paling baik bagi masyarakat, sehingga jika semakin tinggi tingkat
ketaatan auditor terhadap kode etik profesinya, maka kinerja dan kualitas audit yang
akan dicapai akan semakin baik pula.

2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peran penelitian sebelumnya sangat berguna bagi penulis untuk melakukan
penelitian ini lebih lanjut. Penelitian ini dibuat dengan mengacu beberapa penelian
terdahulu.

21

Hasil dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini masih
menghasilkan penemuan yang berbeda - beda. Hal inilah yang menjadi salah satu
sebab permasalahan ini sangat menarik untuk ditinjau dan diteliti kembali.

2.3.1. Penelitian Nugroho, Suharti dan Laksana (2008)

Nugroho, Suharti, dan Laksana (2008), meneliti tentang Pengaruh
Kemampuan Intelektual, dan Kemampuan Emosional Terhadap Kinerja Auditor
Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Didalam penelitian tersebut
variabel yang diamati adalah kinerja auditor sebagai variabel dependen dan
kemampuan intelektual, kemampuan emosional sebagai variabel independen dan
juga kepuasan kerja sebagai variabel intervening

Berdasarkan hasil analisis dan bahasan analisis yang telah diuraikan, maka
ditarik kesimpulan sebagai berikut:

I. Variabel kemampuan intelektual dan kemampuan emosional mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan kerja

2. Variabel kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
kinerja auditor

22

3. Dengan menggunakan koefisien jalur, menunjukan bahwa kemampuan intelektual
dan kemampuan emosional berpengaruh langsung ke kinerja auditor (tidak melalui
kepuasan kerja sebagai variabel intervening).

2.3.2.

Penelitian Noor dan Sulistyawati (2010)

Penelitian terdahulu yang kedua ini meneliti tentang “Kecerdasan Emosional
dan Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik”. Apakah keterampilan emosi,
nilai dan keyakinan berpengaruh secara simultan atau berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja auditor. Nilai dan keyakinan merupakan suatu batasan toleransi
yang berlandaskan nilai etika, belas kasihan, intuisi, radius kepercayaan, daya
pribadi dan integritas yang dimiliki oleh para auditor.

Variabel yang diamati adalah kinerja auditor sebagai variabel dependen,
keterampilan, kecakapan, nilai dan keyakinan emosi sebagai variabel independen,
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi.

Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa:

1. Keterampilan emosi, kecakapan emosi, dan nilai dan keyakinan emosi auditor
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
Dimana hasil pengujian model regresi mendapatkan bahwa ketrampilan emosi,

23

kecakapan emosi, dan nilai dan keyakinan emosi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja auditor dengan arah pengaruh positif.

2. Ketrampilan emosi, kecakapan emosi, dan nilai dan keyakinan emosi auditor
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Dimana hasil
pengujian model regresi mendapatkan bahwa ketrampilan emosi, kecakapan emosi,
dan nilai dan keyakinan emosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
auditor dengan arah pengaruh positif.

2.3.3. Penelitian Kusuma (2011)

Penelitian terdahulu yang ketiga berjudul Pengaruh Pelaksanaan Etika
Profesi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Pengambilan Keputusan Bagi Auditor
(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) di Semarang). Didalam penelitian tersebut variabel yang diamati adalah
pengambilan keputusan seabagai variabel dependen, lalu variabel independen terdiri
dari komponen - komponen atau dimensi - dimensi yang terdapat dalam etika
profesi dan kecerdasan emosional.

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian tersebut adalah :

1. Etika profesi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan
seorang auditor terhadap hasil audit.

24

2. Tingkat kecerdasan emosional seorang auditor berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan pada hasil audit.

2.3.4. Penelitian Notoprasetio (2012)

Penelitian

terdahulu

yang

keempat

berjudul

Pengaruh Kecerdasan

Emosional dan Kecerdasan Spiritual Auditor terhadap Kinerja Auditor pada kantor
akuntan publik di Surabaya. Variabel yang diamati adalah kinerja auditor sebagai
variabeln dependen. Kecerdasan emosional dan spiritual sebagai variabel
independen.

Berdasarkan dari hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
emosional (EQ) berpengaruh signifikan dan berpengaruh positif terhadap kinerja
auditor, hal ini dapat dikarenakan semakin baik kecerdasan emosional yang
dipunyai oleh seorang akuntan, maka akan berpengaruh signifikan dan dapat pula
menghasilkan suatu kinerja yang baik, begitu pula sebaliknya. Sedangkan
kecerdasan spritual (SQ) juga berpengaruh signifikan dan berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor, berarti semakin baik kecerdasan spiritual yang dimiliki
maka akan semakin baik pula hasil yang akan diberikan begitu pula sebaliknya.

Keterbatasan didalam penelitian ini adalah :

1. Kinerja auditor pada penelitian ini hanya ditinjau dari pengaruh kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual semata, padahal didalam lingkungan

25

kerja (kantor akuntan publik) masih banyak aspek lain yang dapat
berpengaruh terhadap kinerja yang tidak terwakili antara lain : kecerdasan
intelektual.
2. Respoden penelitian yang terbatas hanya di daerah Surabaya, dimana hasil
penelitian ini kemungkinan akan berubah jika diterapkan pada daerah lain.
Selain itu, jumlah sampel responden yang digunakan kecil tidak dapat
sepenuhnya diandalkan untuk generalisasi penelitian yang lebih luas
3. Pada penelitian ini, responden yang mengisi kuesioner sebagian besar
merupakan staf auditor yang bekerja lebih dari 1 tahun.

2.3.5. Penelitian Nugraha (2012)

Penelitian terdahulu yang keenam berjudul “Pengaruh Kompetensi,
Tekanan Waktu, Pengalaman Kerja, Etika dan Independensi Auditor Terhadap
Kualitas Audit”. Didalam penelitian ini ditarik kesimpulan bahwasannya secara
simultan variabel kompetensi, pengalaman kerja, etika dan independensi
berpengaruh positif terhadap kualitas audit namun berbeda dengan variabel tekanan
waktu yang berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.

Implikasi yang dapat disajikan adalah memberikan bukti empiris
bahwasannya variabel - variabel tersebut berpengaruh terhadap kualitas audit, dan
juga dapat digunakan sebagai bahan masukan yang akurat terhadap auditor eksternal
pada KAP di Yogyakarta.

26

2.3.6. Penelitian Choiriah (2013)

Penelitian terdahulu yang keenam berjudul Pengaruh Kecerdasan Emosional,
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual dan Etika Profesi terhad