Proposal Kerja Praktek RANCANG BANGUN AP
7.2.1. Pengembangan in vivo diagnostic (IVD)
untuk deteksi penyakit infeksi
Proposal Kerja Praktek
RANCANG BANGUN APLIKASI DIAGNOSA KEBUTAAN WARNA
MENGGUNAKAN METODE ISHIHARA BERBASIS ANDROID
(Studi Kasus Dinas Kesehatan Majalengka)
Oleh :
Oki Iskandar
14.14.1.0034
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2017
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi pada saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat pesat sehingga memudahkan kita dalam melakukan aktifitas.
Kehadiran teknologi tersebut dimaksudkan untuk mencapai hasil yang lebih baik
dengan lebih efisien, efektif serta ketetapan penggunaan. Salah satu teknologi
yang berkembang pesat adalah teknologi komputer. Dengan teknologi komputer
memungkinkan informasi – informasi dapat disampaikan dengan cepat dan
mudah. Salah satunya dengan internet kita bisa mendapatkan informasi –
informasi melalui web – web, begitupun dengan aplikasi pendukung yang ada
pada komputer sehingga dapat memudahkan kita dalam melakukan suatu
pekerjaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang sangat pesat
seiring berkembangnya jaman terus bermunculan teknologi – teknologi baru.
Contoh pesatnya perkembangan teknologi informasi adalah perkembangan dari
mobilephone yang memberikan dampak besar pada kebiasaan penggunaan
device tersebut. Perubahan tersebut adalah pada penggunaan device tersebut
yang pada awalnya digunakan hanya untuk keperluan komunikasi suara antar
manusia, pesan singkat, pesan elektronik, dan keperluan browsing menuju pada
penggunaan yang mulai menunjang kebutuhan sehari – hari, baik untuk
keperluan bekerja maupun kebutuhan akan hiburan. Tetapi sekarang
kemampuan mobilephone sudah sangat canggih, dimana dulunya hanya bisa
dikerjakan oleh komputer sekarang dapat dilakukan oleh mobilephone seperti
mengirimkan informasi – informasi dengan cepat dan mudah. Mobilephone jenis
ini lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan smartphone.
Salah satu sistem operasi mobile yang digunakan oleh smartphone adalah
Android. Android adalah sebuah sistem operasi untuk smartphone yang berbasis
Linux. Kelebihan Android dibanding sistem operasi mobilephone atau
smartphone lainnya adalah Android bersifat open source code sehingga
memudahkan para pengembang untuk menciptakan atau memodifikasi aplikasi
atau fitur – fitur yang belum ada di sistem operasi Android sesuai dengan
keinginan mereka sendiri.
Untuk mengatasi tingginya kebutuhan user akan penggunaan aplikasi yang
ada pada Android Smartphone dalam memenuhi keperluan bekerja maupun
hiburan. Maka dibutuhkanlah sebuah aplikasi yang mudah, cepat, dan praktis
yaitu dengan memanfaatkan teknologi Android smartphone. Dengan membuat
sebuah aplikasi yang akan dipasangkan pada smartphone berbasis Android.
Perkembangan aplikasi yang semakin pesat juga berdampak pada dunia
kesehatan. Saat ini sudah sangat banyak aplikasi yang digunakan dalam dunia
kesehatan diantaranya dalam melakukan suatu tes – tes kesehatan.
Tes buta warna adalah salah satu tes kesehatan yang sangat berpengaruh
dalam bidang – bidang tertentu misalnya industri, pemerintahan, pendidikan
serta yang bergelut di bidang kesehatan itu sendiri. Penglihatan warna
merupakan salah satu fungsi penglihatan yang penting dalam kehidupan sehari –
hari. Pekerjaan tertentu sangat membutuhkan kemampuan pembeda warna yang
baik. Akan tetapi tidak semua orang dikaruniai kemampuan penglihatan warna
yang normal. Salah satunya adalah penderita defisiensi penglihatan warna atau
lebih dikenal dengan istilah buta warna. Tingkat mobilitas dan kesibukan saat ini
membuat rendahnya kesadaran dan kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai kelainan buta warna serta melakukan tes buta warna sejak dini.
Deteksi sejak dini suatu kelainan merupakan manfaat terbesar dan akan
memungkinkan penanganan sejak dini pula. Bila dilihat dari jenjang yang
berlaku di Indonesia, maka salah satu yang termasuk kelompok usia dini adalah
anak sekolah dasar yang berkisar antara usia 7 – 11 tahun. Namun tes yang ada
sekarang ini pada umumnya bersifat manual, dimana seseorang yang
mendampingi klien memperlihatkan sebuah buku yang berisikan gambar –
gambar ishihara yang bersifat mudah robek dan pemudaran warna apabila lama
terpakai membuat pengetesan tidak lagi menjadi sempurna dan sulit menentukan
jenis buta warna yang diantara nya adalah buta warna partial (buta warna
terhadap warna hijau dan merah), buta warna Color blind (buta warna total
warna yang dilihat benar – benar kelabu atau hitam putih) dan mata normal , hal
ini kurang efektif dan memerlukan waktu yang cukup lama.
Dengan demikian penulis bermaksud membuat sebuah aplikasi Tes Buta
Warna untuk mempermudah dan dapat mengetahui jenis buta warna apa yang di
diderita seorang saat melakukan tes buta warna, Sehingga penulis mengambil
judul kerja praktek tersebut yakni “RANCANG BANGUN APLIKASI
DIAGNOSA
KEBUTAAN
ISHIHARA
BERBASIS
WARNA
MENGGUNAKAN
ANDROID”
guna
METODE
mempermudah
dan
mengefisiensikan proses pengetesan buta warna.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Dinas Kesehatan Majalengka melakukan tes buta warna secara manual
sehingga belum efektif.
2. Dinas Kesehatan Majalengka belum memiliki aplikasi untuk melakukan
tes buta warna.
3. Dinas Kesehatan Majalengka sulit menentukan jenis buta warna apa
yang diderita seseorang.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil
suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Dinas Kesehatan Majalengka melakukan tes buta warna agar
lebih efektif?
2. Bagaimana Dinas Kesehatan Majalengka merancang dan membangun
aplikasi tes buta warna?
3. Bagaimana Dinas Kesehatan Majalengka mengetahui jenis buta warna
yang diderita seorang ?
1.4 Batasan Masalah
1. Aplikasi ini hanya menampilkan berupa foto – foto test buta warna dengan
Metode Ishihara. Aplikasi dibuat dengan Android Studio.
2. Aplikasi ini hanya dikelola oleh pegawai Dinas Kesehatan Majalengka.
3. Aplikasi ini hanya menginformasikan jenis mata normal, buta warna Partial,
dan buta warna Color Blind.
1.5 Tujuan
Tujuan pelaksanaan kerja praktek ini adalah:
1. Dinas Kesehatan Majalengka dapat melakukan tes buta warna dengan lebih
efektif.
2. Dinas Kesehatan Majalengka dapat merancang dan membangun aplikasi tes
buta warna.
3. Dinas Kesehatan Majalengka dapat mengetahui jenis buta warna apa yang
diderita seseorang dengan menggunakan aplikasi tes buta warna.
1.6 Manfaat
Adapun manfaat yang akan dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek
tersebut adalah :
1. Membantu dalam melakukan tes buta warna agar lebih mudah dan efektif.
2. Dengan adanya aplikasi tes buta warna kita akan lebih cepat dalam
melakukan tes buta warna dibandingkan dengan melakukan tes buta warna
melalui buku.
3. Dapat lebih mudah dalam mengetahui jenis buta warna apa yang diderita
seseorang yang melakukan tes buta warna.
1.7
Time Schedule
No
Kegiatan
1.
2.
3.
Pengumpulan Data
Analisa Lembaga
Perancangan
4.
Lembaga
Implementasi
5.
6.
Lembaga
Testing
Seminar Kerja
Praktek
Septem
Oktober
Nopemb
Desembe
ber
2017
er
r
2017
1 2 3 4
1 2 3 4
2017
1 2 3 4
2017
1 2 3 4
1.8
Metodologi Penelitian
1.8.1
Metodologi Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan 2 (dua) Metode yaitu :
1. Metode Lapangan ( Field Research )
Metode
ini
dilakukan
penulis
secara
langsung
dengan
mengumpulkan data yang berhubungan dengan tes buta warna. Data-data
tersebut penulis kumpulkan dengan cara :
a. Observasi (pengamatan langsung)
Penulis melakukan pengamatan langsung ketempat objek
pembahasan yang ingin diperoleh yaitu melalui bagian-bagian
terpenting pada dinas bagaimana cara melakukan tes buta warna.
b. Interview (wawancara)
Penulis melakukan Interview (wawancara) untuk mendapatkan
penjelasan dari masalah-masalah yang sebelumnya kurang jelas dan
untuk menyakinkan bahwa data yang diperoleh / dikumpulkan benarbenar akurat.
2. Metode Perpustakaan ( Library research )
Metode ini penulis mengutip dari beberapa bacaan yang berkaitan
dengan tes kesehatan mengenai buta warna dan pelaksanaan kerja
praktek yang dilaksanakan di Dinas Kesehatan Majalengka. Dan
pengumpulan data dengan menggunakan fasilitas internet melalui mesin
pencari (search engine).
2.8.1
Metodologi Pengembangan Sistem
Waterfall adalah suatu metodologi pengembangan perangkat lunak
yang mengusulkan pendekatan kepada perangkat lunak sistematik dan
sekuensial yang mulai pada tingkatan kemajuan sistem pada seluruh
analisis, design, kode, pengujian dan pemeliharaan. Langkah – langkah
yang dilakukan pada metodologi penelitian waterfall adalah sebagai
berikut :
1) Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Proses pengumpulan kebutuhan difokuskan pada perangkat
lunak. Untuk memahami program yang dibangun.
2) Desain
Tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah
dianalisis kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh programmer.
Tiga atribut perangkat lunak dan prosedur rinci atau algoritma.
3) Pengkodean
Desain harus diterjemahkan dalam bentuk mesin yang bisa
dibaca. Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain
dilakukkan denga cara yang lengkap, pembuatan kode dapat
diselesaikan secara mekanis.
4) Pengujian
Proses
pengujian
dilakukan
pada
logika
internal
untuk
memastikan semua pertanyaan sudah diuji. Pengujian eksternal
fungsional untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan
bahwa input akan memberikan hasil yang aktual sesuai yang
dibutuhkan pada program yang telah dibuat.
5) Pemeliharaan
Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti
akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena
mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan
dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru), atau karena
pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional atau untuk kerja.
1.9 Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan laporan kerja praktek ini dibagi menjadi 6 (enam)
bab. Berikut penjelasan tentang masing-masing bab :
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini memaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tempat dan waktu pelaksanaan, tujuan, manfaat dan
sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini memuat uraian tentang teori-teori yang mendukung dalam
pembuatan laporan kerja praktek.
BAB III
ANALISA
Pada bab ini memuat uraian tentang analisa sistem yang akan dibuat.
BAB IV
PERANCANGAN
Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem yang dibuat.
BAB V
IMPLEMENTASI
Pada bab ini menjelaskan tentang pengenalan program yang dibuat dan
spesifikasi kebutuhan software dan hardware.
BAB VI
PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran.
1.9 Penutup
Saya sangat mengharapkan bantuan dari pihak Dinas/Instansi terkait untuk
dapat menerima saya mahasiswa Universitas Majalengka untuk melaksanakan
Kerja Praktek tersebut, tes buta warna yang dilakukan di Dinas Kesehatan
Majalengka menggunakan metode manual yaitu melalui gambar pada buku
sehingga dibuat aplikasi tes buta warna berbasis android ini agar dapat lebih
memudahkan dalam melakukan tes buta warna yang dilakukan di Dinas
Kesehatan Majalengka sehingga dapat lebih efektif dan mudah dalam
menentukan jenis buta warna Partial dan Color Blinds yang diderita seseorang
maupun mata normal.
Demikianlah Proposal Kerja Praktek ini saya buat, kiranya dapat dijadikan
sebagai bahan acuan dan bahan pertimbangan untuk melaksanakan Kerja
Praktek di Dinas Kesehatan yang Bapak/Ibu Pimpin. Atas perhatiannya saya
ucapkan terimakasih.
Majalengka, September 2017
HormatSaya
Oki Iskandar
untuk deteksi penyakit infeksi
Proposal Kerja Praktek
RANCANG BANGUN APLIKASI DIAGNOSA KEBUTAAN WARNA
MENGGUNAKAN METODE ISHIHARA BERBASIS ANDROID
(Studi Kasus Dinas Kesehatan Majalengka)
Oleh :
Oki Iskandar
14.14.1.0034
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2017
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi pada saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat pesat sehingga memudahkan kita dalam melakukan aktifitas.
Kehadiran teknologi tersebut dimaksudkan untuk mencapai hasil yang lebih baik
dengan lebih efisien, efektif serta ketetapan penggunaan. Salah satu teknologi
yang berkembang pesat adalah teknologi komputer. Dengan teknologi komputer
memungkinkan informasi – informasi dapat disampaikan dengan cepat dan
mudah. Salah satunya dengan internet kita bisa mendapatkan informasi –
informasi melalui web – web, begitupun dengan aplikasi pendukung yang ada
pada komputer sehingga dapat memudahkan kita dalam melakukan suatu
pekerjaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang sangat pesat
seiring berkembangnya jaman terus bermunculan teknologi – teknologi baru.
Contoh pesatnya perkembangan teknologi informasi adalah perkembangan dari
mobilephone yang memberikan dampak besar pada kebiasaan penggunaan
device tersebut. Perubahan tersebut adalah pada penggunaan device tersebut
yang pada awalnya digunakan hanya untuk keperluan komunikasi suara antar
manusia, pesan singkat, pesan elektronik, dan keperluan browsing menuju pada
penggunaan yang mulai menunjang kebutuhan sehari – hari, baik untuk
keperluan bekerja maupun kebutuhan akan hiburan. Tetapi sekarang
kemampuan mobilephone sudah sangat canggih, dimana dulunya hanya bisa
dikerjakan oleh komputer sekarang dapat dilakukan oleh mobilephone seperti
mengirimkan informasi – informasi dengan cepat dan mudah. Mobilephone jenis
ini lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan smartphone.
Salah satu sistem operasi mobile yang digunakan oleh smartphone adalah
Android. Android adalah sebuah sistem operasi untuk smartphone yang berbasis
Linux. Kelebihan Android dibanding sistem operasi mobilephone atau
smartphone lainnya adalah Android bersifat open source code sehingga
memudahkan para pengembang untuk menciptakan atau memodifikasi aplikasi
atau fitur – fitur yang belum ada di sistem operasi Android sesuai dengan
keinginan mereka sendiri.
Untuk mengatasi tingginya kebutuhan user akan penggunaan aplikasi yang
ada pada Android Smartphone dalam memenuhi keperluan bekerja maupun
hiburan. Maka dibutuhkanlah sebuah aplikasi yang mudah, cepat, dan praktis
yaitu dengan memanfaatkan teknologi Android smartphone. Dengan membuat
sebuah aplikasi yang akan dipasangkan pada smartphone berbasis Android.
Perkembangan aplikasi yang semakin pesat juga berdampak pada dunia
kesehatan. Saat ini sudah sangat banyak aplikasi yang digunakan dalam dunia
kesehatan diantaranya dalam melakukan suatu tes – tes kesehatan.
Tes buta warna adalah salah satu tes kesehatan yang sangat berpengaruh
dalam bidang – bidang tertentu misalnya industri, pemerintahan, pendidikan
serta yang bergelut di bidang kesehatan itu sendiri. Penglihatan warna
merupakan salah satu fungsi penglihatan yang penting dalam kehidupan sehari –
hari. Pekerjaan tertentu sangat membutuhkan kemampuan pembeda warna yang
baik. Akan tetapi tidak semua orang dikaruniai kemampuan penglihatan warna
yang normal. Salah satunya adalah penderita defisiensi penglihatan warna atau
lebih dikenal dengan istilah buta warna. Tingkat mobilitas dan kesibukan saat ini
membuat rendahnya kesadaran dan kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai kelainan buta warna serta melakukan tes buta warna sejak dini.
Deteksi sejak dini suatu kelainan merupakan manfaat terbesar dan akan
memungkinkan penanganan sejak dini pula. Bila dilihat dari jenjang yang
berlaku di Indonesia, maka salah satu yang termasuk kelompok usia dini adalah
anak sekolah dasar yang berkisar antara usia 7 – 11 tahun. Namun tes yang ada
sekarang ini pada umumnya bersifat manual, dimana seseorang yang
mendampingi klien memperlihatkan sebuah buku yang berisikan gambar –
gambar ishihara yang bersifat mudah robek dan pemudaran warna apabila lama
terpakai membuat pengetesan tidak lagi menjadi sempurna dan sulit menentukan
jenis buta warna yang diantara nya adalah buta warna partial (buta warna
terhadap warna hijau dan merah), buta warna Color blind (buta warna total
warna yang dilihat benar – benar kelabu atau hitam putih) dan mata normal , hal
ini kurang efektif dan memerlukan waktu yang cukup lama.
Dengan demikian penulis bermaksud membuat sebuah aplikasi Tes Buta
Warna untuk mempermudah dan dapat mengetahui jenis buta warna apa yang di
diderita seorang saat melakukan tes buta warna, Sehingga penulis mengambil
judul kerja praktek tersebut yakni “RANCANG BANGUN APLIKASI
DIAGNOSA
KEBUTAAN
ISHIHARA
BERBASIS
WARNA
MENGGUNAKAN
ANDROID”
guna
METODE
mempermudah
dan
mengefisiensikan proses pengetesan buta warna.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Dinas Kesehatan Majalengka melakukan tes buta warna secara manual
sehingga belum efektif.
2. Dinas Kesehatan Majalengka belum memiliki aplikasi untuk melakukan
tes buta warna.
3. Dinas Kesehatan Majalengka sulit menentukan jenis buta warna apa
yang diderita seseorang.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil
suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Dinas Kesehatan Majalengka melakukan tes buta warna agar
lebih efektif?
2. Bagaimana Dinas Kesehatan Majalengka merancang dan membangun
aplikasi tes buta warna?
3. Bagaimana Dinas Kesehatan Majalengka mengetahui jenis buta warna
yang diderita seorang ?
1.4 Batasan Masalah
1. Aplikasi ini hanya menampilkan berupa foto – foto test buta warna dengan
Metode Ishihara. Aplikasi dibuat dengan Android Studio.
2. Aplikasi ini hanya dikelola oleh pegawai Dinas Kesehatan Majalengka.
3. Aplikasi ini hanya menginformasikan jenis mata normal, buta warna Partial,
dan buta warna Color Blind.
1.5 Tujuan
Tujuan pelaksanaan kerja praktek ini adalah:
1. Dinas Kesehatan Majalengka dapat melakukan tes buta warna dengan lebih
efektif.
2. Dinas Kesehatan Majalengka dapat merancang dan membangun aplikasi tes
buta warna.
3. Dinas Kesehatan Majalengka dapat mengetahui jenis buta warna apa yang
diderita seseorang dengan menggunakan aplikasi tes buta warna.
1.6 Manfaat
Adapun manfaat yang akan dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek
tersebut adalah :
1. Membantu dalam melakukan tes buta warna agar lebih mudah dan efektif.
2. Dengan adanya aplikasi tes buta warna kita akan lebih cepat dalam
melakukan tes buta warna dibandingkan dengan melakukan tes buta warna
melalui buku.
3. Dapat lebih mudah dalam mengetahui jenis buta warna apa yang diderita
seseorang yang melakukan tes buta warna.
1.7
Time Schedule
No
Kegiatan
1.
2.
3.
Pengumpulan Data
Analisa Lembaga
Perancangan
4.
Lembaga
Implementasi
5.
6.
Lembaga
Testing
Seminar Kerja
Praktek
Septem
Oktober
Nopemb
Desembe
ber
2017
er
r
2017
1 2 3 4
1 2 3 4
2017
1 2 3 4
2017
1 2 3 4
1.8
Metodologi Penelitian
1.8.1
Metodologi Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan 2 (dua) Metode yaitu :
1. Metode Lapangan ( Field Research )
Metode
ini
dilakukan
penulis
secara
langsung
dengan
mengumpulkan data yang berhubungan dengan tes buta warna. Data-data
tersebut penulis kumpulkan dengan cara :
a. Observasi (pengamatan langsung)
Penulis melakukan pengamatan langsung ketempat objek
pembahasan yang ingin diperoleh yaitu melalui bagian-bagian
terpenting pada dinas bagaimana cara melakukan tes buta warna.
b. Interview (wawancara)
Penulis melakukan Interview (wawancara) untuk mendapatkan
penjelasan dari masalah-masalah yang sebelumnya kurang jelas dan
untuk menyakinkan bahwa data yang diperoleh / dikumpulkan benarbenar akurat.
2. Metode Perpustakaan ( Library research )
Metode ini penulis mengutip dari beberapa bacaan yang berkaitan
dengan tes kesehatan mengenai buta warna dan pelaksanaan kerja
praktek yang dilaksanakan di Dinas Kesehatan Majalengka. Dan
pengumpulan data dengan menggunakan fasilitas internet melalui mesin
pencari (search engine).
2.8.1
Metodologi Pengembangan Sistem
Waterfall adalah suatu metodologi pengembangan perangkat lunak
yang mengusulkan pendekatan kepada perangkat lunak sistematik dan
sekuensial yang mulai pada tingkatan kemajuan sistem pada seluruh
analisis, design, kode, pengujian dan pemeliharaan. Langkah – langkah
yang dilakukan pada metodologi penelitian waterfall adalah sebagai
berikut :
1) Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Proses pengumpulan kebutuhan difokuskan pada perangkat
lunak. Untuk memahami program yang dibangun.
2) Desain
Tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah
dianalisis kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh programmer.
Tiga atribut perangkat lunak dan prosedur rinci atau algoritma.
3) Pengkodean
Desain harus diterjemahkan dalam bentuk mesin yang bisa
dibaca. Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain
dilakukkan denga cara yang lengkap, pembuatan kode dapat
diselesaikan secara mekanis.
4) Pengujian
Proses
pengujian
dilakukan
pada
logika
internal
untuk
memastikan semua pertanyaan sudah diuji. Pengujian eksternal
fungsional untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan
bahwa input akan memberikan hasil yang aktual sesuai yang
dibutuhkan pada program yang telah dibuat.
5) Pemeliharaan
Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti
akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena
mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan
dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru), atau karena
pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional atau untuk kerja.
1.9 Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan laporan kerja praktek ini dibagi menjadi 6 (enam)
bab. Berikut penjelasan tentang masing-masing bab :
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini memaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tempat dan waktu pelaksanaan, tujuan, manfaat dan
sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini memuat uraian tentang teori-teori yang mendukung dalam
pembuatan laporan kerja praktek.
BAB III
ANALISA
Pada bab ini memuat uraian tentang analisa sistem yang akan dibuat.
BAB IV
PERANCANGAN
Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem yang dibuat.
BAB V
IMPLEMENTASI
Pada bab ini menjelaskan tentang pengenalan program yang dibuat dan
spesifikasi kebutuhan software dan hardware.
BAB VI
PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran.
1.9 Penutup
Saya sangat mengharapkan bantuan dari pihak Dinas/Instansi terkait untuk
dapat menerima saya mahasiswa Universitas Majalengka untuk melaksanakan
Kerja Praktek tersebut, tes buta warna yang dilakukan di Dinas Kesehatan
Majalengka menggunakan metode manual yaitu melalui gambar pada buku
sehingga dibuat aplikasi tes buta warna berbasis android ini agar dapat lebih
memudahkan dalam melakukan tes buta warna yang dilakukan di Dinas
Kesehatan Majalengka sehingga dapat lebih efektif dan mudah dalam
menentukan jenis buta warna Partial dan Color Blinds yang diderita seseorang
maupun mata normal.
Demikianlah Proposal Kerja Praktek ini saya buat, kiranya dapat dijadikan
sebagai bahan acuan dan bahan pertimbangan untuk melaksanakan Kerja
Praktek di Dinas Kesehatan yang Bapak/Ibu Pimpin. Atas perhatiannya saya
ucapkan terimakasih.
Majalengka, September 2017
HormatSaya
Oki Iskandar