Penggunaan Ventilasi Silang pada Ruang T

Penggunaan Sistem Ventilasi Silang pada Ruang Keluarga Rumah
Tropis
Djayanti Arum Sari (100113542), Lidya Otte (100113643), Ruth Cahayanti S (100113635),
Melissa Sharon R (100113704)
Abstrak
Indonesia is a country that has a tropical climate with average temperatures of 31.52 ˚C.
Indonesia also has two seasons: rainy and dry season. Thus, the above matters into consideration for one of the architects in designing a good shelter. One challenge is how to create an atmosphere of a room that is thermally comfortable. To create a comfortable thermal environment
in a room, one thing to consider is the ventilation of the room. There are several types of vents
that can be used, ranging from natural ventilation (not involving machinery), artificial ventilation (air conditioner involved will lower temperature and humidity), and semi artificial ventilation (natural ventilation, assisted by a fan but do not involve tools lowering the temperature).
One type of ventilation that can be used is natural ventilation, cross ventilation in this case can
be used.
In a residential home, there is plenty of space to each of the functions and needs. However, the room will require good ventilation, so that the temperature and air quality of the rooms
are maintained. Ventilation requirements of each room is different, depending on the type of
space,capacity, and the types of activities that take place in it. One of the favorite rooms in resi dential home was largely a family room. The living room is a room together and are active
members of the family. Therefore, the living room into a space ventilation system must be con sidered.
Keywords: tropical, cross ventilation, the family room
Latar Belakang
Indonesia memiliki iklim tropis dengan kelembaban udara yang cukup tinggi. Hal ini
membuat suhu udara yang kita rasakan menjadi kurang nyaman. Udara yang kita rasakan kerap
kali membuat kita merasa panas. Setelah itu biasanya kita mulai mencari cara untuk
mendinginkan tubuh. Mulai dari mengipas-ngipas badan, mandi, mencari minuman dingin, dan

lain sebagainya. Namun, hal-hal tersebut tidak bisa dilakukan setiap saat. Oleh karena itu, untuk
mengatasi masalah termal dalam suatu ruangan biasanya dipasang AC atau kipas angin. AC dan
kipas angin merupakan salah satu bentuk ventilasi buatan. Selain ventilasi buatan kita masih
memiliki ventilasi alami berupa bukaan-bukaan pada dinding bangunan. Salah satu jenis ventilasi alami adalah ventilasi silang. Ventilasi silang dapat membantu poses pertukaran udara
dalam ruangan menjadi lebih baik.
Kemudian, untuk menyeimbangi iklim tropis Indonesia tipe rumah hunian yang cocok
adalah tipe hunian rumah tropis. Bangunan tropis adalah bangunan yang telah disesuaikan
karakteristiknya dengan iklim tropis yang kita alami di Indonesia. Bangunan tropis memiliki
banyak bukaan sebagai ventilasi agar perputaran udara dalam ruangan menjadi lebih baik. Perputaran udara yang baik dalam ruang dapat memberikan kenyamanan termal yang lebih baik
pada ruang tersebut.
Pada setiap ruangan pada rumah tropis membutuhkan ventilasi yang baik. Salah satu ruangan yang menjadi fokus adalah ruang keluarga. Ruang keluarga merupakan ruang transisi dan
juga ruang pusat kegiatan dan berkumpulnya anggota keluarga. Kapasitas penggunan ruang

keluarga biasanya juga lebih tinggi dari ruangan-ruangan lainnya, maka dari itu kualitas udara
dalam ruangan ini harus semakin diperhatikan.

Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang ventilasi udara
terkait bangunan di daerah beriklim tropis. Serta menganalisa penggunaan sistem ventilasi
silang pada ruang keluarga rumah di daerah tropis dengan mengamati :


karakteristik rumah tropis

jenis sistem ventilasi dan macam ventilasi yang ada

sistem ventilasi udara yang cocok pada ruang keluarga rumah tropis

syarat terjadinya ventilasi silang yang baik

serta, keuntungan dan kerugiaan penggunaan sistem ventilasi silang.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat ditemukan
adalah : Bagaimanakah Penggunaan Ventilasi Silang pada Ruang Keluarga Rumah Tropis?
Dengan sub-pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa karakteristik dari rumah tropis?
2.
Apa saja jenis- jenis sistem ventilasi?
3.
Apa saja macam ventilasi yang ada?
4.

Ventilasi apakah yang cocok digunakan pada ruang keluarga rumah tropis?
5.
Apa saja syarat untuk terjadinya ventilasi silang yang baik?
6.
Keuntungan dan kerugian penggunaan ventilasi silang?
Kajian Teori
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ventilasi berarti pertukaran udara ; perputaran udara secara bebas di dalam ruangan. Dalam arsitektur ventilasi dapat diwujudkan
berupa bukaan seperti jendela dan pintu. Ventilasi dibutuhkan agar dalam suatu ruangan terdapat
pergantian antara fresh air dan used air. Jika pergantian udara dalam suatu ruangan baik , maka
kualitas udara dalam ruangan tersebut juga akan baik.
Dengan kondisi Indonesia yang terletak di daerah iklim tropis, maka daerah kenyaman
termal untuk daerah tropis dapat dibagi sebagai berikut 1 :
1. Sejuk nyaman, antara temperatur 20,5°C – 22,8°C
2. Nyaman optimal, antara temperatur 22,8°C – 25,8°C
3. Hangat nyaman, antara temperatur 25,8°C – 27,1 °C
Ventilasi silang adalah sistem sirkulasi udara dimana bukaan-bukaan diletakkan
sedemikian rupa sehingga udara bisa mengalir dengan baik. Sistem ventilasi ini membantu menjaga kualitas dan temperatur udara di dalam ruangan. 2
Ventilasi silang dapat meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan serta mendukung
gaya hidup produktif dan sehat. Dengan penggunaan ventilasi silang, penggunaan AC dapat
1 As’Ari,S.Pd.,Mohammad. Base of The Air Conditioning System,Program Keahlian Teknik Pendinginan

dan Tata
Udara SMK Negeri 1, Cirebon.
2 http://www.rumahinspiratif.com/istilah/

dikurangi karena dengan adanya ventilasi silang dapat membuat udara dalam ruangan menjadi
sejuk.
Kemudian, dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah menyebutkan bahwa persyaratan kualitas udara dalam ruang rumah meliputi :
a. Kualitas fisik, terdiri dari parameter: partikulat (Particulate Matter/PM2,5 dan PM10), suhu
udara, pencahayaan, kelembaban, serta pengaturan dan pertukaran udara (laju ventilasi).
b. Kualitas kimia, terdiri dari parameter: Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2),
Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Timbal (Plumbum=Pb), asap rokok
(Environmental Tobacco Smoke/ETS), Asbes,Formaldehid (HCHO), Volatile Organic
Compound (VOC); dan
c. Kualitas biologi terdiri dari parameter: bakteri dan jamur.
Persyaratan Fisik
No. Jenis Parameter

Satuan


Kadar yang dipersyaratkan

1.

Suhu

˚C

18-30

2.

Pencahayaan

Lux

Minimal 60

3.


Kelembaban

% Rh

40-60

4.

Laju Ventilasi

m/detik

0,15-0,25

5.

PM2,5

µg/m3


35 dalam 24 jam

6.

PM10

µg/m3

≤70 dalam 24 jam

Persyaratan Kimia
No. Jenis Parameter

Kadar

Maksimal

1.

Sulfur dioksida


(SO2) ppm

Keterangan
yang Dipersyaratkan
0,1
24 jam

2.

Nitrogen dioksida

(NO2) ppm

0,04

24 jam

3.


Carbon monoksida

(CO)

ppm

9,00

8 jam

4.

Carbondioksida

(CO2) Ppm

1000

8 jam


5.

Timbal

(Pb)

µg/m3

1,5

15 menit

6.

Asbes

Serat/ml

5


Panjang serat 5µ

7.

Formaldehid

0,1

30 menit

8.

Volatile Organic Compound ppm

3

8 jam

9.

(VOC)
Environmental Tobaco

35

24 jam

Smoke (ETS)

Satuan

(HCHO) Ppm

µg/m3

Persyaratan Kontaminan Biologi
Parameter kontaminan biologi dalam rumah adalah parameter yang
mengindikasikan kondisi kualitas biologi udara dalam rumah seperti bakteri,
dan jamur.
No. Jenis Parameter
1.
Jamur

Satuan
CFU/m3

Kadar Maksimal
0 CFU/m3

2.

Bakteri Patogen

CFU/m3

0 CFU/m3

3.

Angka Kuman

CFU/m3

< 700 CFU/m3

Catatan :
- CFU= Coloni Form Unit
- Bakteri patogen yang harus diperiksa : Legionela, Streptococcus aureus, Clostridium dan bak teri patogen lain bila diperlukan.
Rumah tropis adalah rumah yang elemen-elemennya didesain sedemikian rupa agar dapat sesuai dan peka terhadap iklim tropis yang dialami Indonesia untuk mencapai kenyamanan
ruang bagi penghuninya Konsep rumah tropis pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap
iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Konsep
rumah tropis selalu dihubungkan dengan bentuk bangunan dan juga bukaan-bukaan pada dinding banguann.
Rumah tropis diasumsikan memiliki banyak bukaan sebagai ventilasi alami pada ruangan. Tujuannya antara lain untuk mendapatkan udara yang sejuk sehingga dapat meminimalisir
rasa panas yang dirasakan akibat suhu udara yang tinggi. Konsep peletakkan ventilasi sendiri
memanfaatkan aliran angin dan arahnya sehingga memberikan efek hembusan angin yang
menyejukkan.
Pembahasan

Karakteristik dari rumah tropis

Ciri bangunan tropis di Indonesia sabagai berikut :
1. Atap

Untuk melindungi bangunan dari panas matahari dan hujan, maka digunakan
atap. Atap berfungsi untuk menangkal sinar matahari maupun hujan dan membentuk
pembanyangan untuk bukaan dinding. Atap juga berfungsi untuk melindungi ruang pada
bukaan dinding. Atap merupakan pelindung bangunan dari panas dan hujan.

Pada masa ini, pembuatan atap menghabiskan biaya paling tinggi, dapat mencapai 50 % dari harga bangunan, khususnya untuk rumah tipe kecil. Oleh karena itu merupakan pemborosan bila atap yang dibuat ternyata tidak mampu menjalankan tugas dan
fungsi utamanya dengan baik.

Atap adalah unsur bangunan yang pertama kali menerjang perubahan cuaca, baik panas
(sinar matahari) maupun dingin (air hujan). Oleh karena itu, atap pada lingkugan tropis
terbukti tepat pada kemiringan sudut minimal 30°. Proteksi oleh atap dicapai dengan tritisan yang cukup panjang mencapai ±90 cm, terbuat dari bahan yang tidak silau misalnya
genteng kodok, beton, rumbia, dan sirap.
2. Bukaan dinding



Selain atap, bangunan biasanya menggunakan material yang mampu meredam
panas dengan finishing warna yang cerah namun tidak menyilaukan, misalnya putih,
krem, dan abu-abu. Pada bukaan dindingnya terdapat kisi-kisi berupa jalusi yang berguna
menangkal sinar matahari masuk namun masih memungkinkan aliran udara masuk ke
dalam ruangan.

Hal yang paling khas dari fasad (muka bangunan) adalah penerapan beranda
(teras) yang selalu dihadirkan baik di depan maupun di belakang bangunan. Beranda
berfungsi sebagai ruang perantara dan penghalang serta penyaring udara panas yang
datang dari luar. Beranda yang baik adalah yang mampu menghadirkan suasana sejuk.
Oleh karena itu, penghijauan teras dengan tanaman-tanaman tertentu akan sangat membantu.
3. Lantai

Memang tidak ada yang terlalu khas selain biasanya lantai diangkat dari tanah
atau dibuat seperti rumah panggung agar memungkinkan lantai juga ikut bernapas sehingga ruangan menjadi sejuk. Karena itu, pemakaian lantai dari bahan kayu pada rumah
banyak dijumpai.

Selain memungkinkan udara masuk, juga akan memberikan rasa hangat pada
malam hari. Lantai rumah panggung lebih aman dari perembesan air tanah yang dapat
menyebabkan kelembapan. Kondisi lembap seperti ini sangat tidak baik untuk bahan lantai dan kesehatan penghuni.
←Tipe rumah tropis pada umunya adalah memiliki bukaan cukup untuk menghasilkan debit ventilasi untuk mencapai tingkat kenyamanan dan kesehatan ruang. Namun
begitu yang dijadikan ukuran mengenai persyaratan kuantitas debit ventilasi di Indonesia
telah ditetapkan melalui SK SNI-T-14-93. 4


Yang perlu diperhatikan dari desain rumah tropis
- Suhu Udara Tinggi
- Rumah tropis sebaiknya diberi bukaan jendela dan pintu yang lebar, sirkulasi udara yang
lapang, serta plafon yang tinggi. Bukaan lebar dapat dimaksimalkan dengan menciptakan
teras di sekeliling rumah. Tentu bila kondisi lahan Anda memungkinkan. Lihat contoh
gambar rumah dengan bukaan lebar.
- Curah Hujan Tinggi
- Dua musim ekstrem daerah tropis adalah musim panas dan musim hujan. Di musim hujan, curah hujan tinggi. Artinya, jumlah air yang menimpa atap rumah Anda akan cukup
banyak. Konsekuensinya, atap harus dapat mengalirkan air dengan cukup cepat. Desain
rumah yang cocok untuk daerah bercurah hujan tinggi adalah kemiringan atap yang
cukup besar. Disarankan minimal kemiringan atap adalah 30 derajat. Lihat contoh gambar
rumah dengan plafon dan kemiringan atap yang tinggi.
- Kelembaban Tinggi
- Kelembaban tinggi beresiko pada tumbuhnya jamur, dan kayu yang mudah menjadi lapuk. Kelembaban tinggi dapat dikurangi dengan memaksimalkan sinar matahari. Upayakan agar semua ruang mendapatkan sinar matahari yang cukup dari berbagai arah.
Daerah-daerah basah, seperti kamar mandi, dapur sebaiknya diletakkan ditempat yang
mendapat akses sinar matahari langsung. Hindari posisi furniture yang menciptakan ruang-ruang lembab.



Selain itu, sekarang ini sudah banyak dijual alat yang dapat menyerap kandungan air di dalam rumah. Alat semacam ini dapat mengurangi kelembaban udara. Kalau Anda
mempunyai rumahdi daerah-daerah dataran tinggi, seperti Bandung, Puncak, Bogor sebaiknya menggunakan alat pengurang kelembaban. Selain menghindari jamur, keluarga
Anda pun akan merasa lebih sehat.




Jenis-jenis Sistem Ventilasi Udara
Perencanaan penghawaan alami, yaitu dengan ventilasi udara pada perencanaan
bangunan terbagi menjadi tiga jenis :
A. Sirkulasi Udara Dengan Sistem Ventilasi Horisontal.
← Perancangan tata ruang yang benar harus dengan memperhatikan kelancaran
sirkulasi atau pengaliran udara yang dapat melalui seluruh ruang-ruang yang dirancang. Kelancaran aliran/ sirkulasi udara pada suatu susunan ruang bisa diperoleh dengan:
1. Membuat lubang-lubang ventilasi pada bidang-bidang yang saling berseberangan
(cross ventilation).
2. Memanfaatkan perbedaan suhu pada masing-masing ruang, karena udara akan mengalir dari daerah dengan suhu rendah (yang mempunyai tekanan tinggi) kedaerah dengan suhu tinggi (yang mempunyai tekanan rendah).

Dengan memperhatikan dua hal diatas, dalam perancangan tata ruang, perlu
dipikirkan 1). Spesifikasi arah angin dominan pada suatu lokasi dimana bangunan akan
didirikan, dan 2). Dengan memperhitungkan perancangan tata ruang yang dapat
menghasilkan ruang dengan kondisi suhu ruang yang bervariasi, untuk mengarahkan dan
memperlancar sirkulasi udara ruang, yaitu dengan upaya pengolahan pelubanganpelubangan yang berbeda-beda.

Bentuk ventilasi udara horisontal yang biasa digunakan adalah jendela konvensional dengan daun jendela dari kaca atau panel kayu yang bisa dibuka lebar pada siang
hari. Kemudian ada pula jendela bouvenlicht, yaitu jendela dengan 2 bilah kaca yang
memiliki celah diantara keduanya yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara. Bouvenlicht biasanya dipasang pada kamar mandi atau toilet. Ada pula jenis jendela kaca
nako dengan bilah-bilah kaca yang bisa dibuka tutup. Selain itu, juga bisa dibuat ventilasi
udara berbentuk lubang kisi-kisi angin dengan susunan horizontal pada dinding bangunan.
Metode untuk membuat lubang ventilasi juga bervariasi mulai dengan membuat lubang
dinding, kusen kayu dengan kisi-kisi arah horizontal , ataupun menggunakan rooster dari
bahan beton, metal, aluminium atau kayu.
B. Sirkulasi Udara Dengan Sistem Ventilasi Vertikal.

Mangunwijaya (1980:153) menyebutkan bahwa prinsip perancangan ventilasi
vertikal adalah berdasarkan suatu teori bahwa udara kotor dan kering akan selalu mengalir
keatas secara alamiah, sedangkan udara segar dengan berat jenis yang lebih besar akan
selalu mengalir kebawah atau selalu mendekati lantai.
← Prinsip diatas harus diperhatikan dalam upaya perancangan tata ruang, sehingga pembuangan udara kotor keluar ruangan dan suplai udara segar ke dalam ruangan dapat terpenuhi.
← Penerapan prinsip-prinsip tersebut pada perancangan fisik ruang mencakup:

1. Pelubangan dan atau kisi-kisi pada langit-langit, yang memungkinkan udara kotor dan

kering bisa menerobos keluar ruangan secara vertikal,
2. Adanya pori-pori pada atap, aplikasinya pada susunan genting yang masih mempunyai

sela-sela.
3. Penerapan “skylight”, yaitu sistem pencahayaan dari atap yang dikombinasikan dengan lubang-lubang ventilasi vertikal pada daerah tersebut, dengan demikian panas akibat adanya radiasi sinar matahari dari skylight bisa berfungsi sebagai penyedot udara,
hal ini disebabkan di daerah tersebut terjadi tekanan udara rendah akibat timbulnya kenaikan suhu udara,

Pada kasus-kasus tertentu dapat terjadi, angin yang datang masuk ke ruangan
ternyata terlalu kencang, sehingga justru menimbulkan perasaan yang tidak nyaman.
Untuk mengatasi hal ini perlu dipikirkan dan diupayakan adanya semacam louvre atau
kisi-kisi yang dipasang pada lubang tersebut. Kisi-kisi tersebut berfungsi sebagai sarana
untuk membelokkan dan memperlambat kecepatan angin yang masuk ruangan, sehingga
ruangan bisa terasa nyaman. Brown (1987:87) menyatakan bahwa dengan dipasangnya
louvre atau kisi-kisi tersebut, dapat mengurangi kecepatan angin dari 9 - 40 km/jam
menjadi 5 – 7,5 km/jam.
C. Sirkulasi Udara Dengan Sistem Ventilasi Kombinasi.

Sirkulasi udara dengan sistem ventilasi kombinasi yaitu merupakan penggabungan antara sistem ventilasi vertikan dan horisontal. Perencanaan penghawaan alami (sistem ventilasi udara) akan lebih efektif apabila merupakan penggabungan antara sistem
ventilasi horisontal dengan sistem ventilasi vertikal, karena kedua sistem tersebut akan
saling menunjang.



Macam Ventilasi
Ada 3 Macam Ventilasi :
1. Ventilasi alamiah, pergantian udara secara alami tanpa melibatkan peralatan mekanis, dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu,
lubang angin, lubang lubang pada dinding, dsb.
2. Ventilasi Buatan, pergantian udara yang melibatkan mesin pengondisi udara yang akan
menurunkan kelembaban suhu dan udara, yaitu dengan mempergunakan alat- alat khusus
untuk mengelirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara, tetapi
jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.Ventilasi alamiah

3. Ventilasi semi buatan, ventilasi alami yang dibantu oleh kipas angin untuk menggerakkan

udara tetapi tidak melibatkan alat penurun suhu.



Ventilasi yang cocok digunakan pada ruang keluarga rumah tropis
Sistem yang paling baik digunakan untuk merancang sistem sirkulasi udara
(penghawaan) yang alami pada ruang keluarga rumah yang berada di daerah berilkim tropis
adalah dengan sistem ventilasi silang (cross ventilation), pada sistem ventilasi silang sirkulasi udara diatur sedemikian rupa agar bisa mengalir dari satu titik ventilasi udara menuju
titik ventilasi udara lain, dan begitu sebaliknya. Dengan adanya perbedaan tekanan didalam
dan diluar bangunan, maka aliran udara tidak akan terjebak di dalam rumah, yang menyebabkan rumah terasa pengap dan panas.

Sistem penghawaan alami hanya bisa dilakukan di daerah Tropis Lembab, dimana temperatur udara lebih rendah daripada temperatur kulit.


Gambar 1. Aliran udara pada ventilasi dilihat dari potongan vertikal
Sumber
:
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/fisika_bangunan_1/bab1_iklim.pdf


Syarat untuk Terjadinya Ventilasi Silang yang Baik
1. Tata letak ruang pada arah yang tepat bagi angin untuk mencapainya.
Gambar 2. Tata letak ruangan terhadap arah angin
Sumber : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/fisika_bangunan_1/bab1_iklim.pdf



Sisi panjang ruangan tegak lurus terhadap arah angin, sehingga ventilasi silang angin memanfaatkan jarak terpendek


2.

Perencanaan lubang masuk angin dan kondisi-kondisi udara pada dinding luar merupakan pengarah udara masuk ke dalam ruang

Gambar 3. Posisi ventilasi inlet & outlet berdasarkan arah datang angin
Sumber: http://probohindarto.files.wordpress.com/2010/12/gambaranpenghawaansilangpadaruangan2.jpg

Gambar 4. Alternatif posisi inlet dan outlet
Sumber: http://probohindarto.files.wordpress.com/2010/12/gambaranpenghawaansilangpadaruangan3.jpg

3.

Aliran udara yang terbentuk diarahkan pada tempat dimana manusia berada
Gambar 5.Ketinggian peletakan ventilasi inlet & outlet sesuai dengan pengguna
Sumber:
http://probohindarto.files.wordpress.com/2010/12/gambaranpenghawaansilangpadaruangan11.jpg

pada ruang keluarga atau ruang tamu : aliran udara terbentuk setinggi
orang duduk
4.

Ditentukan oleh tipe dari pemakaian ruang dan iklim yang ada setempat. Guna mencapai distribusi aliran angin yang baik maka sebaiknya sudut angin datang ialah sekitar 45-60
% terhadap bidang dinding muka. Elemen penangkap angin, sirip dinding vertikal misalnya,
dapat membantu mempercepat aliran angin kedalam ruangan. Hal ini dikarenakan adanya
benturan angin yang secara aerodinamis dapat menghasilkan kecepatan tambahan.

5.

Lokasi dan tipe jendela juga menentukan suksesnya penghawaan silang. Umumnya apabila “as” yang menghubungkan antara kedua jendela paralel dengan arah datangnya angin,
penghawaan akan lebih baik hasilnya. Yang perlu diperhatikan untuk daerah tropis lembab,
lubang pembukaan sebaiknya setinggi kurang lebih 1.00-1.50 m dari lantai. Ketinggian ini
adalah ketinggian dimana manusia sensitif terhadap aliran angin yang ada, rasa “nyaman”

dapat dicapai
Keuntungan dan kerugian penggunaan ventilasi silang
Dengan menggunakan ventilasi silang maka :

Aliran udara di dalam ruang akan terus berganti sehingga udara di dalam ruangan tetap
segar dan tidak pengap.

Keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh pengguna ruang tetap terjaga.

Dapat mendorong zat-zat kimia, debu, asap, bau dan partikel lain yang menumpuk di
dalam ruang








Dapat membebaskan udara ruangan dari bakteri, terutama bakteri pathogen yang cen-

derung hidup dan berkembang dalam ruangan yang tingkat kelembapan tinggi.
Menjaga tingkat kelembaban 30 sampai 50 persen.
Dapat meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan serta mendukung gaya hidup produktif dan sehat.
Dengan penggunaan ventilasi silang (alamiah) ini, pemilik rumah dapat menghemat biaya pemakaian AC karena selalu diliputi hawa sejuk.
Ventilasi silang yang tepat juga dapat membantu mengurangi alergen rumah tangga.
Dalam hal ini dapat mengurangi alergi dan gejala asma dan membantu mengurangi penyakit
pernafasan lain.

Salah satu kerugian penggunaan ventilasi silang (alamiah) yaitu, lubang-lubang ventilasi ini bisa menjadi jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya kedalam rumah sehingga dapat mengganggu aktivitas ataupun kesehatan penghuni.
Ada pula kerugian bila penempatan ventilasi silang tidak tepat, yaitu :
1.
Penempatan ventilasi dengan jarak terlalu dekat.
Gambar 6. Jarak penempatan ventilasi
Sumber: http://rumahbuatmu.blogspot.com/2010/03/solusi-rumah-sejuk-sehat-dan-nyaman.html



2.

Hal ini akan menyebabkan perputaran angin terjadi terlalu cepat.

Penempatan bukaan yang berseberangan.
Gambar 7. Penempatan ventilasi yang bersebrangan
Sumber: http://rumahbuatmu.blogspot.com/2010/03/solusi-rumah-sejuk-sehat-dan-nyaman.html




Hal ini akan meyebabkan angin masuk langsung keluar.

Kesimpulan
Ruang keluarga merupakan ruang transisi dan juga ruang pusat kegiatan dan
berkumpulnya anggota keluarga. Kapasitas penggunaan ruang keluarga biasanya juga lebih
tinggi dari ruangan-ruangan lainnya. Karena kapasitas pengguna ruang keluarga cukup tinggi
maka kita harus memperhatikan kualitas udara yang tebentuk dari penggunaan sistem ventilasi
agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi penguninya.

Penggunaan sistem ventilasi yang efektif dan penempatan ventilasi udara yang tepat
pada bangunan di daerah beriklim tropis lembab yaitu sistem ventilasi silang (cross ventilation).
Sistem ventilasi silang ini cocok digunakan pada ruang keluarga rumah tinggal yang berada di
daerah yang beriklim tropis lembab karena temperatur udara di daerah tropis lembab ini lebih
rendah daripada temperatur kulit. Pada pengaplikasian ventilasi silang, penghawaan dalam ruangan melalui dua lubang ventilasi (sebagai sirkulasi udara) yang diatur sedemikian rupa agar bisa
mengalir dari satu titik ventilasi udara menuju titik ventilasi udara lain, dan begitu sebaliknya,
sehingga perputaran udara di dalam ruang dapat berlangsung baik (udara dalam ruang terus
berganti). Perputaran udara yang baik dalam ruang dapat memberikan kenyamanan termal yang
lebih baik pada ruang tersebut.
Ventilasi silang ini dapat menguntungkan dalam hal kesehatan karena dapat membebaskan udara ruangan dari bakteri, terutama bakteri pathogen yang cenderung hidup dan
berkembang dalam ruangan yang tingkat kelembapan tinggi. Selain itu, ventilasi silang
(alamiah) ini juga menguntungkan dalam hal finansial karena rumah tidak perlu lagi menggunakan AC. Namun ada pula salah satu kerugiannya, lubang-lubang ventilasi ini bisa menjadi
jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya kedalam rumah sehingga dapat mengganggu aktivitas ataupun kesehatan penghuni.
Berikut ini adalah contoh penerapan ventilasi silang yang baik pada ruang keluarga
rumah tinggal di daerah tropis :
Gambar 8. Contoh penerapan ventilasi silang yang baik pada ruang keluarga
Sumber: Analisis penulis
Gambar 9. Contoh penerapan venture effect
Sumber: http://www.normandesigner.com/design-review

Pada gambar di atas, penerapan penggunaan ventilasi silangnya dengan

BUKAAN DIBUAT
SESUAI DENGAN
ARAH ANGIN

RUANG
KELUARGA

Posisi bukaan
dibuat
berhadapan
sesuai untuk
menangkap
angin datang
yang
bersudut
tidak tegak
lurus
memperkecil tempat masuknya udara dan memperbesar tempat keluarnya

udara dari ruang keluarga sehingga mempercepat pegerakan aliran udara
sehingga menimbulkan efek dingin pada ruangan, disebut venture effect.
Saran
Setiap ruang keluarga pada rumah tinggal yang berada di daerah beriklim tropis lembab
hendaknya memiliki ventilasi silang yang baik. Agar penggunaan ventilasi silang dapat memberi efek yang baik, maka dalam penerapannya harus memperhatikan beberapa faktor, seperti
arah datang angin, tata letak ruang yang tepat agar pencapaian angin datang maksimal, dan lain
sebagainya. Penggunaan ventilasi silang di daerah tropis lembab tidak sepenuhnya tergantung
pada jumlah pergantian udara di dalam ruang, namun juga tergantung pada kecepatan angin
yang ada pada daerah yang sering ditempati didalam ruang tersebut. Karena aplikasi ventilasi
silang udara yang ideal membutuhkan analisis tentang zona udara dan kecepatan angindi sebuah
ruangan pada rumah, pemilik sebaiknya memperhitungkan jalur angin yang melewati rumahnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. L.M.F. Purwanto, (2004), KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN KOLONIAL BELANDA DI SEMARANG, Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Katolik Soegijapranata.
2. Widagdo, Suharyo, (2009), KUALITAS UDARA DALAM RUANG KERJA
http://www.batan.go.id/ptrkn/file/Epsilon/vol_13_03/p5.pdf
3. Talarhosa, Basaria, (2005), MENCIPTAKAN KENYAMANAN THERMAL DALAM
BANGUNAN, Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik USU.
4. Samodra, FX Teddy Badai, dan Santosa, Kinerja Termal Rumah Tinggal Pedesaan Sebagai Strategi Konservasi Energi, Program Doktor Arsitektur, Jurusan Arsitektur , Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya
5. SNI Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara
pada
bangunan
gedung.
http://repository.binus.ac.id/content/R0494/R049499719.PDF
6. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1077/MENKES/PER/V/2011
download
:
21
March
(2012).
http://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/pmk-no-1077-th-2011-ttg-pedomanpenyehatan-udara-dalam-ruang-rumah.pdf
7. Iklim,
download
:
30
March
(2012)
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/fisika_bangunan_1/bab1_iklim.pdf
8. Satwiko,Prasasto, 2009, Fisika Bangunan,Penerbit Andi,Yogyakarta.
9. Perancangan Untuk Lingkungan, download : 5 April
http://www.scribd.com/doc/57434286/perancangan-untuk-lingkungan

(2012)

10.Tropis. download : 1 April (2012) http://www.scribd.com/doc/78300993/Presentasitropis-Cover
11.Sutanta, Gatut. 2007. Griya Kreasi: agar Rumah Tidak Gelap & Tidak Pengap. Jakarta: Penebar Swadaya.
http://pustaka.pu.go.id/files/pdf/KT-agar1132008113952.pdf

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22