Meningkatkan Keterampilan bertanya dalam pembelajaran
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
(REVISI)
JUDUL PENELITIAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA SISWA DENGAN
POLA BERJENJANG DALAM PEMBELAJARAN PPKn DI KELAS VI SD
NEGERI ARGASARI II KECAMATAN TALAGA KAB. MAAJALENGKA
TAHUN AJARAN 2005/2006
MAMAN
NIP. 130 616 644
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
DINAS PENDIDIKAN
UPTD ENDIDIKAN KECAMATAN TALAGA
SD NEGERI ARGASARI II
TAHUN 2007-2008
LEMBAR PENGESAHAN
Upaya meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa Dengan Pola Berjenjang
Dalam Pembelajaran PPKn di Kelas VI SD Negeri Argasari II Tahun Pelajaran
2007/2008
Mengetahui/Menyetujui :
Majalengka, November 2008
Kepala SD Negeri Argasari II
Kec. Talaga Kab. Majalengka
SANUSI.A.Ma
NIP: 130 616 631
Telah didokumentasikan di Perpustakaan
SDN Argasari II
Kec. Talaga Kab. Majalengka
Koordinator Perpustakaan
N.MUSLIHAT
NIP. 131 235 016
ABSTRAK
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa Dengan Pola Berjenjang
Dalam Pembelajaran PPKn di Kelas VI SD Negeri Argasari II Tahun Pelajaran
2007/2008
Penelitian
tindakan
kelas
ini
berjudul
"Upaya
Meningkatkan
Kemampuan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran PPKn di Kelas VI SD Negeri
Argasari II". Yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah bagaimana cara
meningkatkan kemampuan bertanya siswa dalam Pembelajaran PPKn di Kelas VI
SD Negeri Argasari II.
Untuk mengungkapkan data sehubungan dengan masalah di atas, maka
penulis mengambil lokasi penelitian pada SD Negeri Argasari II yang merupakan
tempat mengajar penulis khususnya di Kelas VI. Penelitian ini meliputi tiga siklus
kegiatan yaitu tindakan pertama, tindakan kedua dan ketiga dan setiap tindakan
diikuti observasi dan refleksi.
Setelah dilakukan pengujian hipotesis ternyata benar bahwa pola latihan
berjenjang yaitu latihan secara tertulis, latihan merumuskan dan membaca
pertanyaan dari konsep, serta latihan mengajukan pertanyaan tanpa membaca
konsep, mampu meningkatkan kemampuan bertanya siswa. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya perubahan skor perolehan setiap: tindakan, tindakan
pertama skor tertinggi 6,0 dari sembilan orang siswa, pada tindakan kedua skor
tertinggi 6 diperoleh delapan belas orang siswa dengan presentase 86,0%,
sedangkan pada tindakan ketiga nilai yang tertinggi 8 diperoleh 12 orang siswa
dengan presentase 57 atau di atas standar kelulusan yaitu 6,0 dari 21 orang siswa
Kelas VI SD Negeri Argasari II.
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah
Subhanahu Wataala, karena atas berkat rakhmat-Nya dapat penulis menyelesaikan
Karya Ilmiah ini. Adapaun judul Karya Ilmiah ini adalah "Uapaya Meningkatkan
Kemampuan Bertanya Siswa Dengan Pola Berjenjang Dalam Pembelajaran PPKn
di Kelas VI SD Negeri Argasari II Tahun Pelajaran 2007/2008"
Pengambilan judul ini sesuai dengan tugas penyusun sebagai guru
sekaligus sebagai kepala SD Negeri Argasari II Kecamatan Talaga . Pada
kesempatan yang baik ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada rekan-
rekan, Pengawas "TK/SD/SDLB, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan
Talaga Kabupaten Majalengka yang telah memberikan dorongan untuk
penyusunan Karya Ilmiah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah ini masih
banyak kekurangan terutama dalam pengumpulan materi. Oleh karena itu
penyusun harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan Karya Ilmiah ini.
Akhirnya semoga Karya Ilmiah ini ada guna dan manfaatnya, khusus bagi
penulis. Selain itu agar menjadi bahan kajian rekan-rekan pengajar maupun bagi
semua pihak yang merasa memerlukan dan semoga pula dapat menjadi bahan
kajian bagi kita semua.
Talaga,
November 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
.....................................................................................
i
Abstraksi
.....................................................................................
iv
Daftar Isi
.....................................................................................
iii
Kata Pengantar
Daftar Tabel
BAB I
.....................................................................................v
.....................................................................................vi
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan ................................................................................
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah .........................................
1.
3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
3
Pemecahan Masalah .............................................................
4
A. Tehnik Bertanya ..........................................................................
5
KAJIAN PUSTAKA
C. Peranan Kemampuan Bertanya Siswa Dalam Meningkatkan
6
Motivasi Belajar Siswa. ..............................................................
7
A. Seting Penelitian .........................................................................
9
METODOLOGI PENELITIAN
B. Faktor Yang Diteliti ....................................................................
C. Pelaksanakan Tindakan...............................................................
9
9
1.
Rencana tindakan ................................................................. 10
3.
Refleksi ................................................................................ 19
2.
4.
BAB IV
3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
B. Peranan Metode Tanya Jawab Dalam Kemampuan Bertanya. ...
BAB III
3
Perumusan Masalah ............................................................
2.
BAB II
1
5.
Pelaksanaan Tindakan.......................................................... 11
Tehnik Pengumpulan Data................................................... 19
Analisis Data ........................................................................ 20
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil........................................................................................ 21
4.1.1. Data Hasil Observasi .................................................. 21
4.2
BAB V
4.2.1 Uji Hipotesis ............................................................... 26
4.2.2 Hambatan Yang Ditemukan ....................................... 28
PENUTUP
5.1
5.2
Daftar Pustaka
Lampiran
Pembahasan ............................................................................ 26
Simpulan................................................................................. 29
Saran
Saran.......................................................................... 29
DAFTAR TABEL
Tabel 1 .
Dafter Chek list untuk tindakan pertama. .......................................... 13
Tabel 3 .
Daftar check untuk tindakan ketiga. .................................................. 18
Tabel 2 .
Dafter Chek list untuk tindakan kedua............................................... 15
Tabel 4.
Hasil Observasi Tindakan .................................................................. 21
Tabel 6.
Hasil observasi tindakan kedua . ........................................................ 23
Tabel 5.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Prosentase perolehan skor tindakan pertama ..................................... 22
Prosentase perolehan skor pada tindakan kedua. ............................... 23
Hasil kegiatan observasi tindakan ketiga. .......................................... 24
Prosentase perolehan skor pada tindakan ketiga ................................ 25
Tabel 10. Rekapitulasi perbandingan perolehan skor dan prosentase pada
tindakan I, II, dan III. ......................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Titik Permulaan dalam proses belajar mengajar yang berhasil adalah
membangkitkan minat dan kemampuan anak didik karena rangsangan
bertanya, membawa kepada senangnya anak didik terhadap pelajaran, dan
meningkatkan semangat mereka, serta meningkatkan kepentingan mata
pelajaran bagi mereka disamping perasaan mereka, bahwa mereka mendapat
manfaat dan kebanggaan dari kegiatan yang dengan sungguh-sungguh itu.
Kurangnya kemampuan terhadap kegiatan pembelajaran, akan
mengacaukan suasana dalam kelas dan timbulnya persoalan tentang
peraturan, serta manjanya rasa malas dan lebih bosan ke dalam jiwa anak
didik, disamping itu timbul rasa meremehkan pelajaran dan pekerjaan
sekolah. Dengan demikian jelaslah betapa pentingnya meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran bagi guru.
Sebenarnya sebagian besar dari usaha seseorang guru yang sukses tertumpuh
kepada bagaimana meningkatkan kemampuan khususnya berbicara dan
bertanya di hadapan teman-temannya yang lain.
Sementara orang keliru dalam memahami arti meningkatkan
kemampuan anak didik, disangkahnya hal itu dicapai dengan menggunakan
berbagai daya tarik pada setiap pelajaran, menggunakan upaya atau
rangsangan sementara, yang dapat menarik perhatian dan kemampuan peserta
didik dalam berbagai waktu, hal ini nampak dalam kegiatan ceramah dalam
mengajar; dimana guru hanya menjelaskan materi pelajaran, sementara
peserta didik diam dan pasif mendengarkannya.
Cara-cara seperti ini boleh jadi benar, akan tetapi seringkali
mengecewakan, karena peserta didik akan segera bosan dan jenuh terhadap
pelajaran dalam hal ini Kewarganegaraan, karena tidak menyentuh kebutuhan
siswa dan tidak mengembangkan kemampuan untuk berbicara atau bertanya
menanggapi hal-hal yang bagi siswa tidak sesuai dengan pemikirannya.
Sebenarnya proses meningkatkan kemampuan siswa untuk bertanya
jauh lebih luas dan dalam dari pada sekedar membuat rangsangan temporer
dalam pelajaran. Karena ini bergantung pada sejauh mana pemaharnan dan
pengetahuan guru terhadap sifat dan kemampuan peserta didik, dan
penghargaan terhadap keperluan, dorongan dan bakat mereka yang semua itu
dapat dimunculkan semuanya dalam kegiatan pembelajaran. Sesungguhnya
kita para guru menyadari bahwa keperluan, dorongan dan bakat dan
kemampuan peserta didik adalah potensi,yang dapat dikembangkan dan
ditingkatkan oleh guru melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran di kelas yang
bermakna ke arah tujuan-tujuan tertentu, yang mereka ketahui sehingga siswa
berusaha untuk mencapainya.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas, kenyataan menunjukan
bahwa masih banyak di antara kita para guru khususnya guru PPKn di SD,
belum sepenuhnya menggunakan cara atau tehnik mengajar yang menyentuh
kemampuan siswa utamanya berbicara dan bertanya tentang berbagai hal,
yang ada hanyalah ceramah. Hal inilah nierupakan salah satu faktor penyebab
minimnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti Pembelajaran PPKn di
kelas, sehingga pada gilirannya daya serap dan perolehan hasil belajar pada
mata pelajaran PPKn di Kelas VI SD Negeri Argasari II belum mencapai
terget yang diharapkan
Gambaran dan uraian dari latar belakang di atas serta kenyataan-
kenyataan yang telah penulis kemukakan, maka berikut ini penilis rnencoba
mengangkat suatu penelitian tindakan kelas dengan judul : "Upaya
Meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa Dalam Pembelajaran PPKn di
Kelas VI SD Negeri Argasari II Tahun Pelajaran 2005/2006"
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah
1. Perumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang di atas, maka permasalahan
penelitian tindakan kelas ini adalah: "Bagaimana cara meningkatkan
Kemampuan bertanya siswa dalam Pembelajaran PPKn di Kelas VI SD
Negeri Argasari II"
2. Pemecahan Masalah
Masalah kurangnya kemampuan siswa untuk bertanya dalam
pelajaran PPKn khususnya di Kelas VI SD Negeri Argasari II, akan di
pecahkan dengan tehnik pola latihan berjenjang, yaitu:
a. Latihan merumuskan pertanyaan secara tertulis.
b. Latihan mengajukan pertanyaan dengan membaca konsep.
c. Latihan merumuskan dan mengajukan pertanyaan yang mudah dan
tepat tanpa membaca konsep.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam Penelitian tindakan kelas ini adalah:
a. Untuk meningkatkan keberanian peserta didik dalam mengajukan
pertanyaan - pertanyaan saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Untuk melatih dan membiasakan diri peserta didik untuk menyusun
pertanyaan yang baik dan ilmiah baik secara tertulis maupun secara lisan.
c. Untuk mengetahui/mengungkapkan data tentang pola latihan berjenjang
dalam upaya meningkatkan kemampuan bertanya siswa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat bemanfaat bagi:
a. Siswa: Diharapkan siswa yang belum mampu atau belum berani untuk
bertanya dapat melakukannya dengan pola latihan secara sungguhsungguh, dan siswa yang mampu bertanya dapat memperbaiki mutu
pertannyaannya.
b. Guru: Dapat mengetahui tehnik yang paling tepat dalam meningkatkan
kemampuan bertanya siswa dalam kegiatan Pembelajaran PPKn di SD
khususnya di SD Negeri Argasari II. Disamping itu dengan melakukan
penelitian ini guru terbiasa melakukan penelitian kecil yang tentunya akan
sangat berguna bagi perbaikan mutu mengajar serta karier guru itu sendiri.
c. Sekolah: Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi
sekolah dalam rangka perbaikan mutu Pembelajaran PPKn, dan juga dapat
memperkaya khasanah perpustakaan sekolah.
d. Pemerintah: Dalam hal ini pihak Departemen Pendidikan Nasional
khususnya Kanwil Depdiknas Propinsi Jawa Barat, dapat dijadikan bahan
dalam menentukan segala kebijakan di bidang pendidikan untuk
meningkatkan mutu para pendidik dalam mempersiapkan generasi yang
berpotensi bagi sekolah, orang tua, dan masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian PPKn
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang
diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang
memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
masyarakat yang teridiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat
kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung persatuan
bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan dan beraneka
ragam
kepentingan,
perilaku
yang
mendukung
kerakyatan
yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perseorangan dan
golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat ataupun kepentingan
diatasi melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang mendukung
upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
(Penjelasan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No 2 Tahun 1989).
Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk
membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan
pengetahuan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalakan
oleh bangsa dan negara (Penjelasan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No 2
Tahun 1989).
Di SD bahan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ditekankan pada pengamalan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari
yang ditunjang oleh pengetahuan dan pengertian sederhana untuk mengikuti
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan
Kurikulum
2004
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan adalah "Mata pelajaran yyang digunakan sebagai wahana
untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar
pada budaya bangsa Indonesia". Untuk siswa SD nilai luhir dan moral
tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dalam wujud perilaku kehidupan
sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota keluarga,
anggota masayarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Di sini tampak bahwa PPKn mempunyai aspek pokok berupa
pengembangan dan pelestarian nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang
berdasarkan Pancasila. Nilai luhur budaya Indonesia sangat beragam
tergantung di daerah mana nilai itu berada. Benturan nilai vang berdasarkan
budaya daerah yang satu dengan yang lainnya harus diketahui oleh siswa. Hal
ini disebabkan nilai, budaya dan norma yang berlaku di satu daerah akan lain
dengan nilai, budaya dan norma yang berlaku di daerah lain.
B. Pengertian Mata Pelajaran PPKn
Kurikulum Pendidikan Dasar telah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0601U. 1443 tanggal 25
Februan 1993. Salah satu dari sebelas mata pelajaran yang diajarkan di
Sekolah adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn).
PPKn banyak mengandung nilai-nilai pendidikan yang apabila
diajarkan menurut cara yang tepat akan lebih bermakna bagi siswa dan akan
diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, namun apabila
diajarkan dengan cara yang salah, maka PPKn hanya akan merupakan
pelajaran yang bersifat hapalan belaka dan hasilnya kurang bermakna bagi
siswa, karena siswa tidak akan bisa mengaplikasikan-nya dalam kehidupan
sehari-hari baik sebagai anggota keluarga, anggota sekolah atau anggota
masyarakat.
Agar guru dapat memberikan materi pelajaran PPKn dengan baik dan
supaya hasilnya dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari, sebaiknya guru
mengajar dengan berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan kondisi
siswa tidak hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab atau tugas
saja.
C. Fungsi Mata Pelajaran PPKn
Mata pelajaran PPKn merupakan salah satu mata pelajaran yang ada
dalam sistem kurikulum pendidikan dasar. Fungsi mata pelajaran PPKn yang
diajarkan di sekolah adalah agar dapat diaplikasikan dalam perilaku
kehidupan sehari-hari.
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud, 1994: 81), mata
pelajaran PPKn berfungsi untuk :
l. Mengembangkan dan melestarikan nilai luhur Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari
2. Mengembangkan dan membina siswa yang sadar akan hak dan
kewajibannya, taat pada peraturan yang berlaku dan berbudi pekerti luhur.
3. Membina siswa agar memahami dan menyadari hubungan antar sesama
anggota keluarga, sekolah, dan masyarakat serta dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Dari ketiga fungsi tersebut dapatlah disimpulkan bahwa mata
pelajaran PPKn akan memberikan arah berpikir yang kritis kepada para siswa
terhadap
masalah-masalah,
gejala
perilaku,
dengan
harapan
dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik pada waktu siswa masih
menjadi seorang pelajar terlebih lagi ketika siswa menjadi anggota
masyarakat.
D. Tujuan Mata Pelajaran PPKn
Tujuan yang akan dicapai dengan pembelajaran Mata pelajaran PPKn
di SD dengan proses belajar mengajar PPKn adalah menanamkan sikap dan
perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan kepada nilai-nilai
Pancasila baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, dan
memberikan bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan ke yang lebih
tinggi.(Depdikbud, 1994:2)
Tujuan tersebut di atas, dapat dicapai jika dalam proses belajar
mengajar, guru dapat menciptakan suasana yang kondusif, di antaranya
dengan menggunakan berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan pokok
bahasan. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran menjadi bermakna bagi
siswa, dan hasil belajar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
E. Ruang Lingkup Materi PPKn di SD
Ruang lingkup mata pelajaran PPKn perlu diketahui agar pada waktu
memberikan materi kepada siswa, guru mempunyai batasan-batasan keluasan
materi yang harus diajarkan. Hal ini dimaksudkan agar materi yang diajarkan
di setiap kelas sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis siswa dan
tingkat kesulitan materinya. Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar,
(Depdikbud, 1994:2), ruang lingkup mata pelajaran PPKn di Kelas VI
meliputi:
1. Nilai moral dan norma bangsa Indonesia serta perilaku yang diharapkan
terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan di negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Kedua ruang lingkup tersebut di atas, merupakan materi yang harus
disampaikan kepada siswa di tingkat Sekolah Dasar. Ruang lingkup tersebut
diurai dalam beberapa pokok bahasan.
D. Tehnik Bertanya
Agar siswa menjadi pemikir yang baik, kita harus memberikan
sesuatu untuk dipikirkan. Metod untuk membuat anak berpikir adalah dengan
mengajukan
pertanyaan
kepadanya.
Namun
mengajukan
pertanyaan
kepadanya. Yang menuntut anak untuk berpikir memerlukan lebih banyak
pemikiran dan persiapan oleh guru dari pada mengajukan pertanyaan yang
menuntut satu jawaban.
Pertanyaan yang merangsang pemikiran siswa adalah pertanyaan
divergen atau
terbuka. Pertanyaan semacam ini dapat membuka diskusi
karena memiliki banyak kemungkinan jawaban.
Adapun model pertanyaan divergen atau terbuka menurut Utami
Munandar,
(1992:83)
sebagai
berikut:
"Pertanyaan
divergen
harus
menyangkut bahan yang cukup dikenal oleh siswa, dan dapat diajukan pada
semua tingkatan dan kemampuan berfikir serta dapat membantu siswa
mengembangkan kemampuan mengumpulkan fakta, merumuskan hipotesis,
dan menguji atau menilai informasi yang diperolehnya".
Mengajukan Pertanyaan-pertanyaan divergen ini maka guru akan
memperoleh informasi yang berharga dan berguna untuk:
1. Menimbulkan minat dan motivasi siswa untuk berperan serta secara aktif.
2. Menilai persiapan siswa dalam menguasai bahan yang diberikan
sebelumnya.
3. Mengulang kembali dan meringkas apa yang telah diajarkan.
4. Membantu siswa melihat hubungan-hubungan baru.
5. Merangsang pemikiran kritis dan pengembangan sikap bertanya.
6. Merangsang siswa untuk mencari sendiri pengetahuan tambahan.
7. Menilai pencapaian tujuan dan sasaran belajar.
E. Peranan Metode Tanya Jawab Dalam Kemampuan Bertanya.
Tanya jawab adalah suatu tehnik untuk menyajikan bahan pelajaran
dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus di jawab oleh siswa atau
sebaliknya pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru, baik secara
lisan ataupun secara tertulis.
Melihat metode tanya jawab siswa diharapka.n dapat tumbuh sikap
berani mengajukan pertannyaan atau menjelaskan masalah yang sedang di
bicarakan. Oleh karena itu dalam metode tanya jawab siswa mendapat
peluang untuk:
a. Mengembangkan imajinasi (Khayalan) dan menanggapi
b. Meneliti dalam arti mempertimbangkan.
c. Mengembangkan Sikap atau perhatian siswa.
d. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir
termasuk daya ingatnya
e. Mengembangkan keberaniaan siswa dan kemampuan siswa dalam
menjawab dan mengembangkan pendapat serta mengajukan pertanyaan.
(Abu Dhari Mas, 1994:24)
Uraian tersebut di atas, Sofyan Aman dkk, (1985:59 mengemukakan
tentang kegiatan Pembelajaran PPKn adalah sebagai berikut: " Kegiatan tanya
jawab dapat dilakukan secara terus menerus dan bertahap dalam setiap
kegiatan, Pembelajaran PPKn sehingga dapat mendorong tumbuhnya
perubahan sikap dan prilaku berdasarkan nilai-nilai moral".
Selanjutnya Abimanyu, (1982:12) mengemukakan bahwa : semua
kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respon siswa terhadap suatu
permasalahan dalam proses belajar mengajar adalah termasuk kemampuan
bertanya". Komponen-komponen kemampuan bertanya itu antara lain:
pertanyaan yang diajukan harus jelas dan singkat, hangat dan antusias, ada
pemusatan, ada pinda gilir, ada penyebaran, memberi waktu berfikir,
memberi tuntutan ke arah peningkatan kognitif dan ada peningkatan interaksi.
Disamping itu ada hal-hal yang perlu dihindari oleh guru dalam mengajukan
pertanyaan ialah: mengulang pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa,
menjawab pertanyaan sendiri, dan meminta jawaban serentak.
F. Peranan Kemampuan Bertanya Siswa Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa.
Keterlihatan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar
meliputi dua hal, yakni: Kegiatan yang dapat dilihat berupa menulis,
menggambar, menyampaikan pendapat/ ide misalnya dalam diskusi atau
tanya jawab, rnelakukan percobaan dan lain-lain. Dan kegiatan yang tak dapat
dilihat yaitu berfikir, memadukan pengalaman/ pengetahuan lama dengan
pengetahuan yang baru, membaca dalam hati, mendengarkan, memecahkan
masalah dengan menggunakan teori dan proses penghayatan nilai-nilai moral.
Kedua macam keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar tersebut
pada dasarnya sukar dipisahkan karena bila dilihat dari aspek yang lebih
dalam, keduanya berkaitan satu sama lain dalam proses penyaringan dan
pemaduan sikap dan norma kedalam diri mereka sendiri..
Berikut ini J. Mursell dan S. Nasution, (1995:67) mengemukakan
tentang keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar yaitu: "
Keterlibatan siswa secara langsung akan membuahkan pengetahuan,
kemampuan, sikap dan nilai-nilai moral pada dirinya. Diman makin banyak
siswa terlibat dalam proses belajar mengajar makin aktiflah proses berfikir
siswa yang tentunya makin pula meningkat kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang diperolehnya, sebaliknya makin sedikit keterlibatan siswa
dalam belajar maka makin kurang aktiflah proses pengembangan berfikir dan
akhirnya sedikitlah kuantitas dan kualitas pengetahuan yang diperoleh siswa.
Dengan terbukanya peluang seorang siswa untuk berfikir maka siswa
tidak merasa ragu untuk menyatakan minat, keinginan atau gagasan selama
dalam kegiatan pembelajanan di kelas. Hal ini dapat terjadi bila ada kegiatan
diskusi kelompok atau kelas dimana guru selalu memberikan dorongan atau
motivasi kepada siswanya untuk bertanya, menentukan sendiri masalah yang
akan dipelajarinya atau menyampaikan gagasannya secara bebas. Rasa ingin
tahu yang dimiliki oleh seorang siswa, akan menjadikannya terlibat secara
aktif dan tekun dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sampai tuntas,
selain itu siswa selalu mencari kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
Keadaan seperti itu terjadi bila seseorang siswa diperhadapkan dengan suatu
hal yang baru dan sikap guru untuk tidak mendominasi kelas selalu berhati
terbuka dan menerima siswa sebagaimana adanya. Sifat ingin tahu ini sangat
penting dalam kehidupan manusia, karena itu perlu dikembangkan dalam
setiap kegiatan pembelajaran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Seting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Argasari II Kelas VI
dengan jumlah siswa 21 orang.
B. Faktor Yang Diteliti
Menjawab permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis
mencoba meneliti beberapa faktor penting yang merupakan sasaran dalam
penelitian ini. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor Siswa: Melihat kemampuan siswa Kelas VI di SD Negeri Argasari
II dalam mengajukan pertanyaan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung baik tertulis maupun secara lisan.
2. Faktor guru: Melihat cara guru dalam merencanakan pembelajaran
khususnya PPKn serta bagaimana penerapannya dalam kelas, apakah telah
mencakup penberian latihan berjenjang sesuia kemampuan peserta didik
dan atau telah mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengajukan pertanyaan baik secara lisan maupun secara tertulis.
3. Faktor Sumber pelajaran: Untuk mengetahui apakah sumber atau bahan
pelajaran yang digunakan sudahn sesuia dngan tujuan pembelajaran
Tentang k;eterampilan bertanya atau belum, dan juga pemberian latihanlatihan berjenjang sesuia dengan tingkat kemampuan siswa.
C. Pelaksanakan Tindakan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, penulis merancang
beberapa langkah kegiatan, Yaitu:
1. Rencana tindakan
Dalam rencana tindakan ini,penulis mengangkat beberapa langkah
tindakan yang penulis lakukan dalam penelitian ini, antara lain
melaksanakan :
a. Tindakan Pertama; memuat latihan-latihan siswa dalam perumusan
pertanyaan-pertanyaan dengan membaca konsep yang telah disusun
sebelumnya.
b. Tindakan Kedua: Memuat latihan bagaimana siswa merumuskan yang
mudah dan tepat tanpa membaca konsep.
c. Refleksi tindakan: memuat gambaran dari kegiatan atau tindakan yang
telah dilakukan sehingga dapat diketahui sejauh mana keberhasilan
tindakan tersebut.
Tindakan-tindakan tersebut diatas, penulis lakukan dalam upaya
untuk memecahkan permasalahan sebagaimana yang telah disebutkan pada
rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini.
Selanjutnya pada pelaksanaan observasi di dalam kelas penulis
menggunakan alat observasi berupa check list (), atau daftar cek yang
berupa daftar kemungkinan-kemungkinan aspek tingkah laku seseorang
dalam hal ini siswa yang sengaja dibuat untuk memudahkan mengenai
adanya atau tidak adanya aspek-aspek tingkah laku tertentu pada siswa
yang akan dinilai atau diamati.
Untuk mengetahui apa yang penulis lakukan pada kegiatan
observasi, berikut ini penulis kemukakan langkah-langkah yang dilalui
dalam mengamati tingkah laku siswa:
a. Memperhatikan perumusan kompetensi dasar dan pokok bahasan/
sesuai dengan lay out.
b. Merumuskan atau merencanakan kompetensi dasar yang akan
diobservasi.
c. Merumuskan indikator yang akan diobservasi, yang berwujud
perbuatan-perbuatan yang dapat diamati dan selanjutnya dapat di ukur
dengan instrumen evaluasi.
d. Menyusun pedoman observasi
1) Menyediakan formulir berupa check list.
2) Mengisi format pedoman observasi sesuai dengan nilai, indikator
yang direncanakan.
e. Melaksanakan pengajaran sesuai dengan program satuan pelajaran
yang disiapkan.
f. Mencatat tingkah laku yang nampak dalam peristiwa / proses simulasi
sesuai dengan pedoman observasi.
g. Mengeloh hasil observasi. (Pengembangan alat evaluasi non tes,
slameto,1988:105 ).
2. Pelaksanaan Tindakan
Pertama-tama penulis menyusun dan menyiapkan satuan pelajaran
(SP) beserta daftar observasi berupa lembar-lembar check list. Dalam
pelaksanaan tindakan ini penulis lakukan dalam dua siklus atau tindakan
dimana siklus diikuti dengan observasi. Disamping itu pula penulis
melakukan dua kali pertemuan tatap muka dengan pokok bahasan pertama
tentang "Keanekaragaman Bentuk Muka Bumi ", kedua tentang "Proses
Pembentukan Muka Bumi ". Kedua pokok bahasan tersebut penulis ambil
pada bahan semester I Kelas VI SD dengan kegiatan intinya adanya tanya
jawab dalam upaya meningkatkan kemampuan, bertanya siswa melalui
jenjang tertulis, membaca konsep dan tanpa konsep.
Adapun langkah-langkah kegiatan pelaksanaan tindakan dari
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
a. Tindakan Pertama
Upaya untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa melalui
kegiatan Pembelajaran PPKn di SD Negeri Argasari II khususnya
Kelas
VI
SD
Negeri
Argasari
II,
maka
penulis
mencoba
mengembangkannya dalam pengajaran di kelas dengan langkahlangkah yaitu; pertama : penulis membuka pertemuan dengan
mengemukakan pokok bahasan tentang "Globalisasi" dan menjelaskan
topik, kompetensi dasar, proses belajar mengajar serta materi secara
global. Kedua: Melakukan kegiatan inti dengan menjelaskan
pentingnya prestasi diri di pelajari untuk mengasah potensi dasar yang
dimilikinya agar menjadi suatu kemampuan atau kelebihan yang dapat.
dijadikan modal untuk meraih sukses. Ketiga: Setelah penulis selesai
membahas materi muka bumi maka penulis mencoba memberi latihan
kepada siswa untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis
dari materi yang baru saja diajarkan. Disini siswa diberi waktu 5
Menit untuk memilih isi materi yang belum dimengerti kemudian
mulai merumuskannya dengan menulis sendiri, namun sebelumnya
penulis telah memberikan pedoman untuk menyusun pertanyaan, yaitu:
Apakah, Siapakah, Mengapa dan Bagaimana. Pada saat kegiatan
berlangsung penulis selalu memonitoring atau memantau kegiatan
siswa untuk melihat siswa manakah yang sudah mampu dan yang
behun agar mereka yang masih bingung dapat penulis membantunya
dengan memberikan penjelasan bagaimana memulai suatu pertanyaan,
sehingga pada pertemuan berikutnya mereka dapat merumuskannya
sendiri.
Pada pelaksanaan tindakan pertama ini penulis melakukan
observasi pada waktu siswa belajar merumuskan pertanyaan dengan
tertulis. Penulis mengamati setiap kegiatan siswa dan terutama siswa
yang menurut laporan beberapa guru mengalami kesulitan yang belum
dimengerti.
Alat observasi yang penulis gunakan adalah check list. Untuk
dapat mengetahui data dari observasi pada tindakan pertama ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1 . Dafter Chek list untuk tindakan pertama.
Sekolah
: SD Negeri Argasari II.
Kelas
: VI
Pokok Bahasan
: Dampak Globalisasi.
Semester
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nama
Siswa
Kegiatan
1
Jumlah
: 1 (satu)
2
3
4
14 17 15 4
5
6
8
9
7
5
9
10
10
6
17 13
Jml
skor
%
Ket.
Nilai
5
5
6
6
6
5
5
6
4
6
6
6
4
4
4
6
4
4
6
4
6
108
50
50
60
60
60
50
50
60
40
60
60
60
40
40
40
60
40
40
60
40
60
-
C
C
B
B
B
C
C
B
C
B
B
B
C
C
C
B
C
C
B
C
B
-
Keterangan : Perilaku yang diamati.
1. Aktif Mengerjakan tugas.
2. Suka membantu temanya dalam menyusun pertanyaan.
3. Cepat dalam merumuskan pertanyaan.
4. Berani dalam mengajukan pertanyaan.
5. Mampu menyusun pertanyaan .
6. Bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan.
7. Bersemangat dalam mengajukan pertanyaan.
8. Tenang dalam mengerjakan tugas.
9. Patuh pada perintah guru.
10. Selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
(Pedoman chek list ini dikemukakan oleh Drs. Slameto, 1988 : 109)
Berdasarkan data observasi dari tabel 1 menunjukan bahwa
partisipasi siswa dalam merumuskan pertanyaan secara tertulis masih
sangat rendah atau perlu bimbingan selanjutnya. Jelasnya hasil
tindakan pertama ini penulis akan sajikan pada bab IV.
Selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa
yang masih sangat rendah penulis akan menguraikan pada tindakan
kedua berikut ini :
b. Tindakan Kedua
Pada tindakan kedua ini langkah-langkah kegiatannya sama
seperti tindaka pertama, yaitu mengajarkan materi PPKn dengan pokok
bahasan Globalisasi fokus utama dalam kegiatan pembelajaran ini
adalah mengamati bagaimana siswa melatih diri dalam menyusun atau
rancang pada tindakan pertama. Peserta didik lebih ditingkatkan
terutama pada kegiatan membaca atau mengajukan pertanyaan dengan
membaca konsep, oleh karena pada tindakan pertama nampak di mana
siswa masih merasa sulit untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan
sendiri sehingga penulis berkesimpulan bahwa untuk meningkatkan
kemampuan bertanya siswa secara optimal adalah melatih berbicara
atau bertanya apa saja yang mereka tulis sebelumnya di samping itu
memperhatikan isi dari masing-masing pertanyaan.
Kegiatan observasi dilakukan pada saat peserta didik secara
bergantian membacakan pertanyaan-pertanyaan sendiri, dan penulis
mengamatinya secara seksama disamping memberikan tanda check
pada perilaku yang diamati pada kegiatan tersebut. Adapun data dari
kegiatan observasi tindakan kedua ini dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 2 . Dafter Chek list untuk tindakan kedua
Sekolah
: SD Negeri Argasari II.
Kelas
: VI
Pokok Bahasan
: Latar Belakang Berdirinya Perusahaan
Semester
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nama
Siswa
1
2
Jumlah
: 1 (satu)
Asing.
3
4
Kegiatan
14 19 13 14
5
5
6
7
8
9
10
10 10 13 11
8
Jml
skor
4
4
6
4
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
120
Keterangan : Perilaku yang diamati.
1. Aktif mengerjakan tugas.
2. Suka membantu temanya dalam menyusun pertanyaan.
3. Cepat dalam merumuskan pertanyaan
4. Berani dalam mengajukan pertanyaan.
5. Mampu menyusun pertanyaan.
6. Bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan.
7. Bersemangat dalam mengajukan pertanyaan.
8. Tenang dalam mengerjakan tugas
9. Patuh pada perintah guru.
%
40
40
60
40
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
-
Ket.
Nilai
C
C
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
-
10. Selalu menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
Hasil dari kegiatan observasi pada tindakan kedua ini akan
penulis sajikan pada bab IV. Secara tingkat hasil dari kegiatan
observasi ini menunjukan bahwa kemampuan siswa untuk mangajukan
pertanyaan secara global telah meningkat lebih dari pertama, hal ini
penulis akan lebih tingkatkan lagi dengan kegiatan bagaimana
merumuskan dan mengajuakan pertanyaan yang baik tanpa membaca
konsep atau melihat format pertanyaan yang telah ada. Untuk lebih
jelasnya ikuti uraian pada tindakan ketiga berikut ini .
c. Tindakan ketiga.
Pelaksanaan tindakan ketiga ini merupakan siklus terakhir dari
tiga siklus yang penulis telah rencanakan pada awal bab ini. Adapun
pokok bahasan yang dikerjakan adalah " Upaya untuk meraih prestasi".
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dikelas sama seperti pada
tindakan pertama dan kedua, namun pada kesempatan ini penulis
menitik beratkan pada kegiatan merumuskan dan mengajukan
pertanyaan tanpa membaca konsep. untuk melatih kemampuan siswa
dalam merumuskan dan mengajukan pertanyaan diperlukan suatu cara
atau tehnik yang tempat untuk melatihkannya, agar siswa termotivasi
dan terus berupaya melakukan latihan membuat pertanyaan dan
mengungkapkannya. Cara atau tehnik yang penulis lakukan pada
tindakan ini adalah :
Pertama : Mengumpulkan fakta dari materi yang baru saja
diajarkan. Kedua : Menemukan masalah apa saja yang tersurat dalam
isi materi "upaya untuk meraih prestasi". Ketiga : bagaimana
merumuskan suatu gagasan yang ada dalam pemahaman pikiran untuk
diungkapakan dan yang terakhir adalah bagaimana siswa itu mampu
mengingat gagasan-gagasan yang ada itu untuk diungkapkan atau
ditanyakan tanpa melihat catatan di atas meja belajar.
Dari beberapa cara penulis kemukakan diatas, menunjukan
bahwa untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa diperlukan
pengetahuan yang luas dan wawasan yang tinggi untuk melakukannya,
namun semua itu kembali kepada keberanian siswa, kecakapan siswa
dan kreatif serta daya ingat peserta didik yang tuiggi untuk
mengembangkannya sedang guru atau pendidik lainnya secara terus
menerus membina dan mendorong untuk terus berusaha meningkatkan
motifasi belajar sehuigga pada akhirn,ya nanti mutu siswa akan baik
dan mutu pendidikan akan baik pula. Observasi pada tindakan ketiga
ini pada siswa berlatih merumuskan ide, fakta dan gagasan mereka
dalam buku catatan kemudian yang secara teratur mengungkapkanya
dalam bentuk pertanyaan tanpa melihat cacatan tersebut.
Kegiatan tersebut dilakukan secara bergantian dalam bentuk
tanya jawab baik antara siswa maupun antara guru siswa itu sendiri.
Penulis disini mengamatinya dengan seksama disamping mengusi
daftar check lits yang telah disediakan sebelumnya.
Adapun hasil dari kegiatan observasi akan penulis sajikan pada
hasil dan pembahasan bab IV, dan data kegiatan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 3 . Daftar check untuk tindakan ketiga.
Sekolah
: SD Negeri Argasari II.
Kelas
: V
Pokok Bahasan
: Upaya untuk meraih prestasi.
Semester
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nama
Siswa
1
Jumlah
2
3
: 1 (satu)
4
Kegiatan
5
6
7
8
9
10
17 17 16 14 13 18 10 13 13 17
Jml
skor
8
8
8
8
6
6
6
6
6
8
6
6
8
8
8
6
8
6
8
8
8
307
%
80
80
80
80
60
60
60
60
60
80
60
60
80
80
80
60
80
60
80
80
80
-
Keterangan : Perilaku yang diamati .
1. Aktif mengerjakan tugas.
2. Suka membantu temanya dalam menyusun pertanyaan.
3. Cepat dalam merumuskan pertanyaan
4. Berani mangajukan pertanyaan
5. Mampu menyusun pertanyaan
6. Bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakannya.
7. Bersemangat dalam mengajukan pertanyaan
8. Tenang dalam mengerjakan tugas
9. Patuh pada perintah guru
10. selalu menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Ket.
Nilai
A
A
A
A
B
B
B
B
B
A
B
B
A
A
A
B
A
B
A
A
A
-
Merunjuk pada data kegiatan observasi yang menggunakan
daftar check list di atas, nampaknya terjadi peningkatan kemampuan
siswa unthk bertanya di pada tingkatan pertama dan kedua hanya
sekitar 30-50% namun dengan tehnik atau dengan cara yang penulis
latihkan pada siswa seperti diungkapkan pada tindakan ketiga ini,
merupakan langkah yang sangat tepat dalan upaya meningkatkan
kemampuan bertanya siswa khususnya Kelas VI SD Negeri Argasari
II. Adapun data hasil kegiatan observasi pada tindakan ketiga ini
penulis akan sajikan pada bab IV.
3. Refleksi
Refleksi adalah suatu tehnik yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas. Tehnik ini untuk memberikan gambaran tentang kegiatan
atau tindakan yang telah dilakukan baik pada tindakan pertama, maupun
tindakan kedua.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Data dari penelitian tindakan kelas ini, dikumpulkan melalui
beberapa tindakan. Tehnik yang penulis gunakan adalah melalui observasi
dengan rnempergunakan beberapa lembar alat observasi berupa daftar
chech list, skor penilaian refleksi tindakan.
5. Analisis Data
Analisis data di lakukan setelah setiap tindakan observasi selesai
dilakukan dalam analisis ini penulis menggunakan suatu pedoman dalam
menganalisa yaitu " Analisis daflar check".
Adapun cara analisnya adalah sebagai berikut:
a. Teliti dan jumlahkan item-item dari tiap-tiap aspek yang di cek ()
b. Cari prosentasenya dengan rumus:
nm
100%
N
Di mana : nm = Jumlah item dicek dari tiap aspek daftar cek.
N
= Jumlah seluruh item dari tiap aspek daftar cek.
( Slamet, 1998: 117)
c. Transformasikan prosentase (%) itu dalam predikat nilai A, B, C, D,
dan E.
Transformasi harga itu adalah sebagai berikut:
75 % - 100 %
= 10
= A (Baik Sekali ).
30% - 49%
=6
= C ( Cukup)
50 % - 74%
16 % - 29 %
0 % - 15 %
=8
=4
=2
= B ( Baik)
= D ( Kurang)
= E ( Kurang Sekali).
= A (Baik Sekali ).
(Rumus ini dikemukakan oleh : Drs. Slamet, 1998: 117)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Adapun hasil dari kegiatan observasi yang penulis lakukan berupa
data check list dalam penelitian tindakan kelas ini seperti pada tindakan
pertama, kedua dan ketiga pada bab III Maka hasil tersebut akan disajikan
pada uraian berikut ini :
4.1.1. Data Hasil Observasi
Tehnik yang penulis gunakan dalam mengolah data hasil
observasi adalah "Analisa Daftar Check" (). Hasil dari kegiatan
observasi tersebut akan penulis sajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4. Hasil Observasi Tindakan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Skor
9
8
7
6
5
4
3
Jumlah Siswa
Rata-Rata
9
4
8
-
42,9%
19,0%
38,1%
-
JUMLAH
21
100 %
Berdasarkan dengan tabel 4 maka diperoleh gambaran
tentang : Skor tertinggi adalah 6 diraih oleh 9 orang siswa dan skor
terendah adalah 4 diraih oleh 8 orang siswa.
Berdasarkan skor perolehan rata-rata siswa adalah 99,99 : 21
orang siswa sehingga diperoleh rata-rata kelas untuk tindakan pertama
adalah = 4,76 skor tersebut membuktikan bahwa siswa Kelas VI
masih harus ditingkatkan lagi kemampuannya dalam kegiatan
Pembelajaran
PPKn,
khususnya
kemampuan bertanya siswa.
dalam
usaha
meningkatkan
Dengan bervariasi perolehan skor siswa sesuai dengan tabel
di atas maka penulis dapat memprosentasekannya pada tabel berikut:
Tabel 5. Prosentase perolehan skor tindakan pertama
No
1
2
3
4
5
6
7
Skor
9
8
7
6
5
4
3
Jumlah
Jumlah Siswa
Prosentase
9
4
8
-
42,9%
19,0%
38,1%
-
21
100%
Pada tabel tersebut 5 dapat dilihat bahwa prosentase terendah
adalah 38,1% pada skor 4 sedangkan prosentase tertinggi 42,9 pada
skor 6 atau 9 orang siswa.
Jadi siswa yang berhasil dalam kegiatan kemampuan
bertanya pada tindakan pertama adalah yang memperoleh skor 6,0 ke
atas, yaitu 9 orang siswa atau 42,9% dan yang gagal atau yang harus
ditingkatkan lagi adalah yang memperoleh skor 5,0 ke bawah; yaitu
12 orang siswa atau 57,1% .
Melihat perbedaan prosentasenya antara yang berhasil dan
yang masih gagal, maka penulis melakukan kegiatan berupa motivasi
untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan dan melatih siswa untuk
menulis pertanyaan-pertanyaan yang termasuk dalam kategori mudah
secara bertahap kekategori sedang dan akhirnya mereka mampu
mengungkapkannya tanpa melihat konsep atau catatan serta
menumbuhkan keberanian untuk berbicara walaupun hanya satu
kalimat.
Selanjutnya penulis kemukakan data hasil kegiatan observasi
tindakan kedua seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Hasil observasi tindakan kedua .
No
1.
2
3
4
5
6
7
Skor
Jumlah Siswa
Rata-Rata
JUMLAH
21
100%
9
8
7
6
5
4
3
18
5
-
85,7%
23,8%
-
Menunjukan pada tabel 6, dapat dilihat bahwa skor tertinggi
adalah masih pada 6 diraih 18 orang siswa dengan skor rata-rata 85,7
atau bertambah 9 orang siswa, sedangkan skor terendah 4 diraih 5
orang siswa atau rata-rata 23,8. dari gambaran data tersebut., maka
penulis mencoba memprosentasekan hasil observasi sesui dengan
tabel di bawah ini :
Tabel 7. Prosentase perolehan skor pada tindakan kedua.
No
1.
2.
3
4
5
6
7
Skor
9
8
7
6
5
4
3
JUMLAH
Kegiatan
Jumlah Siswa
18
5
-
prosentasenya
Prosentase
85,7%
23,8%
-
21
pada
100%
tindakan
kedua
terjadi
peningkatan jumlah siswa yang berhasil, dimana pada tindakan
pertama siswa yang berhasil hanya diraih 9 orang siswa, namun pada
tindakan kedua ini bertambah menjadi 18 orang siswa yang termasuk
kategori berhasil dengan skor perolehan yaitu 18 atau naik 85,7%.
Disisi lain masih terdapat siswa yang masih gagal yaitu
sejumlah 5 orang siswa atau 23,8%. Untuk itu penulis melakukan
siklus ketiga berupa kegiatan-kegiatan seperti telah diuraikan pada
halaman bab III (lihat tindakan ketiga), namun penulis kemukakan
kembali yaitu; pertama, mengumpulkan fakta dari materi yang
diajarkan. kedua, menemukan masalah-masalah apa saja yang tersirat
atau terstwat dalam isi materi tentang "Prestasi Diri " dan yang ketiga,
bagaimana merumuskan suatu gagasan yang ada dalam pemahaman
pikiran untuk diungkapkan dan terakhir adalah bagaimana siswa itu
mengingat gagasan-gagasan yang ada itu untuk diungkapkan tanpa
melihat konsep yang telah disiapkan sebelumnya.
Kemudian untuk membuktikan sudah sejauh manakah hasil
dari kegiatan ketiga ini, penulis akan sajikan pada tabel berikut iii;
Tabel 8. Hasil kegiatan observasi tindakan ketiga.
No
1
2
3
4
5
6
7
Skor
Jumlah Siswa
Rata-Rata
JUMLAH
21
100%
9
8
7
6
5
4
3
12
9
-
57,1%
42,9%
-
Dari hasil kegiatan observasi tindakan ketiga ini, nampaknya
terjadi peningkatan yang cukup memuaskan dimana pada tindakan
kedua skor tertinggi adalah 8, namun dengan tehnik yang penulis
lakukan sehingga pada tindakan ketiga ini naik hampir beberapa
persen.
Selanjutnya dari data tabel di atas dapat dilihat dimana skor
tertinggi yaitu 8 diperoleh 12 orang siswa, dengan rata-rata peroleh
57,1 sedang skor terendah adalah skor 6 dengan rata-rata 42,9
sehingga dari uraian ini dapat dilihat bahwa termasuk kategori
berhasil dan harus ditingkatkan lagi kegiatan belajarnya.
Dari gambar skor rata-rata peroleh masing-masing siswa,
maka berikut ini penulis memprosentasekan hasil skor tersebut ke
dalam tabel berikut ini.
Tabel 9. Prosentase perolehan skor pada tindakan ketiga
No
1
2
3
4
5
6
7
Skor
Jumlah Siswa
Prosentase
JUMLAH
21
100%
9
8
7
6
5
4
3
Tabel 10. Rekapitulasi
12
9
-
perbandingan
57,1%
42,9%
-
perolehan
prosentase pada tindakan I, II, dan III.
No
Skor
9
2
3
4
5
6
7
9
8
7
6
5
4
3
Jumlah siswa yg meraih
skor setiap tindakan
I
II
III
skor
dan
Prosentase tindakan ke ....
I
12
9
18
9
42,9%
4
19,0%
8
5
38,1%
21
21
21
100%
Menunjuk dari tabel 10 dapat dilihat bahwa
II
III
57,1%
85,7% 42,9%
23,8%
100%
100%
perubahan skor
dari tindakan pertama, kedua dan ketiga menunjukan penelitian ini
dapat dikatakan berhasil dengan baik.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data hasil observasi seperti yang ditunjukan pada tabel-
tabel tersebut di atas, dapatlah kita katakan bahwa prosentase dan skor ratarata perolehan siswa Kelas VI SD Negeri Argasari II secara umum baik. Hal
ini dapat kita lihat pada hasil observasi di mana pada tindakan pertama
diperoleh prosentase tertinggi yaitu 42,9% pada skor 6,0 dengan jumlah siswa
9 orang, sedang pada tindakan kedua skor tertinggi masih pada angkah 6,0
dengan jumlah siswa naik menjadi 18 orang dan prosentasenya adalah 85,7%
serta pada tindakan ketiga terjadi peningkatan yang cukup menggembirakan
dimana skor tertinggi dari angka 6,0 menjadi skor 8,0 dengan jumlah
siswanya 12 orang,dan prosentasenya adalah 57,1%.
Jadi dari 21 orang siswa yang telah mampu berbuat atau berani
mengajukan pertanyaan baik secara tertulis maupun lisan hampir semuanya.
Adapun langkah-langakah yang penulis lakukan untuk meningkatkan
kemampuan bertanya siswa khususnya 9 orang siswa yang masih kurang
tersebut adalah berupa remedial atau pengayaan tentang tehnik-tehnik
bertanya, jadi siswa diberi bahan sederhana kemudian menyusun 10 buah
pertanyaan, yang selanjutnya mereka akan bacakan pada pertemuanpertemuan berikutnya.
4.2.1 Uji Hipotesis
Data-data yang penulis telah analisa, maka berikutnya data
tersebut dibuktikan dengan pengujian hipotesis. Di sini penulis
berikan gambaran bahwa hipotesis yang ditegakan adalah : Pola
latihan berjenjang secara tertulis, membaca konsep dan tanpa
membaca konsep dapat meningkatkan kemampuan bertanya siswa
dalam pembelajaraan PPKn di Kelas VI SD Negeri Argasari II .
Dalam pengujian hipotesis ini penulis gunakan tehnik"
Analisa data berdaskan daftar check list kegiatan belajar dalam kelas"
D
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
(REVISI)
JUDUL PENELITIAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA SISWA DENGAN
POLA BERJENJANG DALAM PEMBELAJARAN PPKn DI KELAS VI SD
NEGERI ARGASARI II KECAMATAN TALAGA KAB. MAAJALENGKA
TAHUN AJARAN 2005/2006
MAMAN
NIP. 130 616 644
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
DINAS PENDIDIKAN
UPTD ENDIDIKAN KECAMATAN TALAGA
SD NEGERI ARGASARI II
TAHUN 2007-2008
LEMBAR PENGESAHAN
Upaya meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa Dengan Pola Berjenjang
Dalam Pembelajaran PPKn di Kelas VI SD Negeri Argasari II Tahun Pelajaran
2007/2008
Mengetahui/Menyetujui :
Majalengka, November 2008
Kepala SD Negeri Argasari II
Kec. Talaga Kab. Majalengka
SANUSI.A.Ma
NIP: 130 616 631
Telah didokumentasikan di Perpustakaan
SDN Argasari II
Kec. Talaga Kab. Majalengka
Koordinator Perpustakaan
N.MUSLIHAT
NIP. 131 235 016
ABSTRAK
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa Dengan Pola Berjenjang
Dalam Pembelajaran PPKn di Kelas VI SD Negeri Argasari II Tahun Pelajaran
2007/2008
Penelitian
tindakan
kelas
ini
berjudul
"Upaya
Meningkatkan
Kemampuan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran PPKn di Kelas VI SD Negeri
Argasari II". Yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah bagaimana cara
meningkatkan kemampuan bertanya siswa dalam Pembelajaran PPKn di Kelas VI
SD Negeri Argasari II.
Untuk mengungkapkan data sehubungan dengan masalah di atas, maka
penulis mengambil lokasi penelitian pada SD Negeri Argasari II yang merupakan
tempat mengajar penulis khususnya di Kelas VI. Penelitian ini meliputi tiga siklus
kegiatan yaitu tindakan pertama, tindakan kedua dan ketiga dan setiap tindakan
diikuti observasi dan refleksi.
Setelah dilakukan pengujian hipotesis ternyata benar bahwa pola latihan
berjenjang yaitu latihan secara tertulis, latihan merumuskan dan membaca
pertanyaan dari konsep, serta latihan mengajukan pertanyaan tanpa membaca
konsep, mampu meningkatkan kemampuan bertanya siswa. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya perubahan skor perolehan setiap: tindakan, tindakan
pertama skor tertinggi 6,0 dari sembilan orang siswa, pada tindakan kedua skor
tertinggi 6 diperoleh delapan belas orang siswa dengan presentase 86,0%,
sedangkan pada tindakan ketiga nilai yang tertinggi 8 diperoleh 12 orang siswa
dengan presentase 57 atau di atas standar kelulusan yaitu 6,0 dari 21 orang siswa
Kelas VI SD Negeri Argasari II.
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah
Subhanahu Wataala, karena atas berkat rakhmat-Nya dapat penulis menyelesaikan
Karya Ilmiah ini. Adapaun judul Karya Ilmiah ini adalah "Uapaya Meningkatkan
Kemampuan Bertanya Siswa Dengan Pola Berjenjang Dalam Pembelajaran PPKn
di Kelas VI SD Negeri Argasari II Tahun Pelajaran 2007/2008"
Pengambilan judul ini sesuai dengan tugas penyusun sebagai guru
sekaligus sebagai kepala SD Negeri Argasari II Kecamatan Talaga . Pada
kesempatan yang baik ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada rekan-
rekan, Pengawas "TK/SD/SDLB, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan
Talaga Kabupaten Majalengka yang telah memberikan dorongan untuk
penyusunan Karya Ilmiah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah ini masih
banyak kekurangan terutama dalam pengumpulan materi. Oleh karena itu
penyusun harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan Karya Ilmiah ini.
Akhirnya semoga Karya Ilmiah ini ada guna dan manfaatnya, khusus bagi
penulis. Selain itu agar menjadi bahan kajian rekan-rekan pengajar maupun bagi
semua pihak yang merasa memerlukan dan semoga pula dapat menjadi bahan
kajian bagi kita semua.
Talaga,
November 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
.....................................................................................
i
Abstraksi
.....................................................................................
iv
Daftar Isi
.....................................................................................
iii
Kata Pengantar
Daftar Tabel
BAB I
.....................................................................................v
.....................................................................................vi
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan ................................................................................
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah .........................................
1.
3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
3
Pemecahan Masalah .............................................................
4
A. Tehnik Bertanya ..........................................................................
5
KAJIAN PUSTAKA
C. Peranan Kemampuan Bertanya Siswa Dalam Meningkatkan
6
Motivasi Belajar Siswa. ..............................................................
7
A. Seting Penelitian .........................................................................
9
METODOLOGI PENELITIAN
B. Faktor Yang Diteliti ....................................................................
C. Pelaksanakan Tindakan...............................................................
9
9
1.
Rencana tindakan ................................................................. 10
3.
Refleksi ................................................................................ 19
2.
4.
BAB IV
3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
B. Peranan Metode Tanya Jawab Dalam Kemampuan Bertanya. ...
BAB III
3
Perumusan Masalah ............................................................
2.
BAB II
1
5.
Pelaksanaan Tindakan.......................................................... 11
Tehnik Pengumpulan Data................................................... 19
Analisis Data ........................................................................ 20
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil........................................................................................ 21
4.1.1. Data Hasil Observasi .................................................. 21
4.2
BAB V
4.2.1 Uji Hipotesis ............................................................... 26
4.2.2 Hambatan Yang Ditemukan ....................................... 28
PENUTUP
5.1
5.2
Daftar Pustaka
Lampiran
Pembahasan ............................................................................ 26
Simpulan................................................................................. 29
Saran
Saran.......................................................................... 29
DAFTAR TABEL
Tabel 1 .
Dafter Chek list untuk tindakan pertama. .......................................... 13
Tabel 3 .
Daftar check untuk tindakan ketiga. .................................................. 18
Tabel 2 .
Dafter Chek list untuk tindakan kedua............................................... 15
Tabel 4.
Hasil Observasi Tindakan .................................................................. 21
Tabel 6.
Hasil observasi tindakan kedua . ........................................................ 23
Tabel 5.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Prosentase perolehan skor tindakan pertama ..................................... 22
Prosentase perolehan skor pada tindakan kedua. ............................... 23
Hasil kegiatan observasi tindakan ketiga. .......................................... 24
Prosentase perolehan skor pada tindakan ketiga ................................ 25
Tabel 10. Rekapitulasi perbandingan perolehan skor dan prosentase pada
tindakan I, II, dan III. ......................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Titik Permulaan dalam proses belajar mengajar yang berhasil adalah
membangkitkan minat dan kemampuan anak didik karena rangsangan
bertanya, membawa kepada senangnya anak didik terhadap pelajaran, dan
meningkatkan semangat mereka, serta meningkatkan kepentingan mata
pelajaran bagi mereka disamping perasaan mereka, bahwa mereka mendapat
manfaat dan kebanggaan dari kegiatan yang dengan sungguh-sungguh itu.
Kurangnya kemampuan terhadap kegiatan pembelajaran, akan
mengacaukan suasana dalam kelas dan timbulnya persoalan tentang
peraturan, serta manjanya rasa malas dan lebih bosan ke dalam jiwa anak
didik, disamping itu timbul rasa meremehkan pelajaran dan pekerjaan
sekolah. Dengan demikian jelaslah betapa pentingnya meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran bagi guru.
Sebenarnya sebagian besar dari usaha seseorang guru yang sukses tertumpuh
kepada bagaimana meningkatkan kemampuan khususnya berbicara dan
bertanya di hadapan teman-temannya yang lain.
Sementara orang keliru dalam memahami arti meningkatkan
kemampuan anak didik, disangkahnya hal itu dicapai dengan menggunakan
berbagai daya tarik pada setiap pelajaran, menggunakan upaya atau
rangsangan sementara, yang dapat menarik perhatian dan kemampuan peserta
didik dalam berbagai waktu, hal ini nampak dalam kegiatan ceramah dalam
mengajar; dimana guru hanya menjelaskan materi pelajaran, sementara
peserta didik diam dan pasif mendengarkannya.
Cara-cara seperti ini boleh jadi benar, akan tetapi seringkali
mengecewakan, karena peserta didik akan segera bosan dan jenuh terhadap
pelajaran dalam hal ini Kewarganegaraan, karena tidak menyentuh kebutuhan
siswa dan tidak mengembangkan kemampuan untuk berbicara atau bertanya
menanggapi hal-hal yang bagi siswa tidak sesuai dengan pemikirannya.
Sebenarnya proses meningkatkan kemampuan siswa untuk bertanya
jauh lebih luas dan dalam dari pada sekedar membuat rangsangan temporer
dalam pelajaran. Karena ini bergantung pada sejauh mana pemaharnan dan
pengetahuan guru terhadap sifat dan kemampuan peserta didik, dan
penghargaan terhadap keperluan, dorongan dan bakat mereka yang semua itu
dapat dimunculkan semuanya dalam kegiatan pembelajaran. Sesungguhnya
kita para guru menyadari bahwa keperluan, dorongan dan bakat dan
kemampuan peserta didik adalah potensi,yang dapat dikembangkan dan
ditingkatkan oleh guru melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran di kelas yang
bermakna ke arah tujuan-tujuan tertentu, yang mereka ketahui sehingga siswa
berusaha untuk mencapainya.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas, kenyataan menunjukan
bahwa masih banyak di antara kita para guru khususnya guru PPKn di SD,
belum sepenuhnya menggunakan cara atau tehnik mengajar yang menyentuh
kemampuan siswa utamanya berbicara dan bertanya tentang berbagai hal,
yang ada hanyalah ceramah. Hal inilah nierupakan salah satu faktor penyebab
minimnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti Pembelajaran PPKn di
kelas, sehingga pada gilirannya daya serap dan perolehan hasil belajar pada
mata pelajaran PPKn di Kelas VI SD Negeri Argasari II belum mencapai
terget yang diharapkan
Gambaran dan uraian dari latar belakang di atas serta kenyataan-
kenyataan yang telah penulis kemukakan, maka berikut ini penilis rnencoba
mengangkat suatu penelitian tindakan kelas dengan judul : "Upaya
Meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa Dalam Pembelajaran PPKn di
Kelas VI SD Negeri Argasari II Tahun Pelajaran 2005/2006"
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah
1. Perumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang di atas, maka permasalahan
penelitian tindakan kelas ini adalah: "Bagaimana cara meningkatkan
Kemampuan bertanya siswa dalam Pembelajaran PPKn di Kelas VI SD
Negeri Argasari II"
2. Pemecahan Masalah
Masalah kurangnya kemampuan siswa untuk bertanya dalam
pelajaran PPKn khususnya di Kelas VI SD Negeri Argasari II, akan di
pecahkan dengan tehnik pola latihan berjenjang, yaitu:
a. Latihan merumuskan pertanyaan secara tertulis.
b. Latihan mengajukan pertanyaan dengan membaca konsep.
c. Latihan merumuskan dan mengajukan pertanyaan yang mudah dan
tepat tanpa membaca konsep.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam Penelitian tindakan kelas ini adalah:
a. Untuk meningkatkan keberanian peserta didik dalam mengajukan
pertanyaan - pertanyaan saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Untuk melatih dan membiasakan diri peserta didik untuk menyusun
pertanyaan yang baik dan ilmiah baik secara tertulis maupun secara lisan.
c. Untuk mengetahui/mengungkapkan data tentang pola latihan berjenjang
dalam upaya meningkatkan kemampuan bertanya siswa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat bemanfaat bagi:
a. Siswa: Diharapkan siswa yang belum mampu atau belum berani untuk
bertanya dapat melakukannya dengan pola latihan secara sungguhsungguh, dan siswa yang mampu bertanya dapat memperbaiki mutu
pertannyaannya.
b. Guru: Dapat mengetahui tehnik yang paling tepat dalam meningkatkan
kemampuan bertanya siswa dalam kegiatan Pembelajaran PPKn di SD
khususnya di SD Negeri Argasari II. Disamping itu dengan melakukan
penelitian ini guru terbiasa melakukan penelitian kecil yang tentunya akan
sangat berguna bagi perbaikan mutu mengajar serta karier guru itu sendiri.
c. Sekolah: Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi
sekolah dalam rangka perbaikan mutu Pembelajaran PPKn, dan juga dapat
memperkaya khasanah perpustakaan sekolah.
d. Pemerintah: Dalam hal ini pihak Departemen Pendidikan Nasional
khususnya Kanwil Depdiknas Propinsi Jawa Barat, dapat dijadikan bahan
dalam menentukan segala kebijakan di bidang pendidikan untuk
meningkatkan mutu para pendidik dalam mempersiapkan generasi yang
berpotensi bagi sekolah, orang tua, dan masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian PPKn
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang
diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang
memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
masyarakat yang teridiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat
kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung persatuan
bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan dan beraneka
ragam
kepentingan,
perilaku
yang
mendukung
kerakyatan
yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perseorangan dan
golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat ataupun kepentingan
diatasi melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang mendukung
upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
(Penjelasan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No 2 Tahun 1989).
Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk
membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan
pengetahuan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalakan
oleh bangsa dan negara (Penjelasan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No 2
Tahun 1989).
Di SD bahan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ditekankan pada pengamalan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari
yang ditunjang oleh pengetahuan dan pengertian sederhana untuk mengikuti
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan
Kurikulum
2004
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan adalah "Mata pelajaran yyang digunakan sebagai wahana
untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar
pada budaya bangsa Indonesia". Untuk siswa SD nilai luhir dan moral
tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dalam wujud perilaku kehidupan
sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota keluarga,
anggota masayarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Di sini tampak bahwa PPKn mempunyai aspek pokok berupa
pengembangan dan pelestarian nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang
berdasarkan Pancasila. Nilai luhur budaya Indonesia sangat beragam
tergantung di daerah mana nilai itu berada. Benturan nilai vang berdasarkan
budaya daerah yang satu dengan yang lainnya harus diketahui oleh siswa. Hal
ini disebabkan nilai, budaya dan norma yang berlaku di satu daerah akan lain
dengan nilai, budaya dan norma yang berlaku di daerah lain.
B. Pengertian Mata Pelajaran PPKn
Kurikulum Pendidikan Dasar telah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0601U. 1443 tanggal 25
Februan 1993. Salah satu dari sebelas mata pelajaran yang diajarkan di
Sekolah adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn).
PPKn banyak mengandung nilai-nilai pendidikan yang apabila
diajarkan menurut cara yang tepat akan lebih bermakna bagi siswa dan akan
diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, namun apabila
diajarkan dengan cara yang salah, maka PPKn hanya akan merupakan
pelajaran yang bersifat hapalan belaka dan hasilnya kurang bermakna bagi
siswa, karena siswa tidak akan bisa mengaplikasikan-nya dalam kehidupan
sehari-hari baik sebagai anggota keluarga, anggota sekolah atau anggota
masyarakat.
Agar guru dapat memberikan materi pelajaran PPKn dengan baik dan
supaya hasilnya dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari, sebaiknya guru
mengajar dengan berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan kondisi
siswa tidak hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab atau tugas
saja.
C. Fungsi Mata Pelajaran PPKn
Mata pelajaran PPKn merupakan salah satu mata pelajaran yang ada
dalam sistem kurikulum pendidikan dasar. Fungsi mata pelajaran PPKn yang
diajarkan di sekolah adalah agar dapat diaplikasikan dalam perilaku
kehidupan sehari-hari.
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud, 1994: 81), mata
pelajaran PPKn berfungsi untuk :
l. Mengembangkan dan melestarikan nilai luhur Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari
2. Mengembangkan dan membina siswa yang sadar akan hak dan
kewajibannya, taat pada peraturan yang berlaku dan berbudi pekerti luhur.
3. Membina siswa agar memahami dan menyadari hubungan antar sesama
anggota keluarga, sekolah, dan masyarakat serta dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Dari ketiga fungsi tersebut dapatlah disimpulkan bahwa mata
pelajaran PPKn akan memberikan arah berpikir yang kritis kepada para siswa
terhadap
masalah-masalah,
gejala
perilaku,
dengan
harapan
dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik pada waktu siswa masih
menjadi seorang pelajar terlebih lagi ketika siswa menjadi anggota
masyarakat.
D. Tujuan Mata Pelajaran PPKn
Tujuan yang akan dicapai dengan pembelajaran Mata pelajaran PPKn
di SD dengan proses belajar mengajar PPKn adalah menanamkan sikap dan
perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan kepada nilai-nilai
Pancasila baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, dan
memberikan bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan ke yang lebih
tinggi.(Depdikbud, 1994:2)
Tujuan tersebut di atas, dapat dicapai jika dalam proses belajar
mengajar, guru dapat menciptakan suasana yang kondusif, di antaranya
dengan menggunakan berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan pokok
bahasan. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran menjadi bermakna bagi
siswa, dan hasil belajar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
E. Ruang Lingkup Materi PPKn di SD
Ruang lingkup mata pelajaran PPKn perlu diketahui agar pada waktu
memberikan materi kepada siswa, guru mempunyai batasan-batasan keluasan
materi yang harus diajarkan. Hal ini dimaksudkan agar materi yang diajarkan
di setiap kelas sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis siswa dan
tingkat kesulitan materinya. Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar,
(Depdikbud, 1994:2), ruang lingkup mata pelajaran PPKn di Kelas VI
meliputi:
1. Nilai moral dan norma bangsa Indonesia serta perilaku yang diharapkan
terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan di negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Kedua ruang lingkup tersebut di atas, merupakan materi yang harus
disampaikan kepada siswa di tingkat Sekolah Dasar. Ruang lingkup tersebut
diurai dalam beberapa pokok bahasan.
D. Tehnik Bertanya
Agar siswa menjadi pemikir yang baik, kita harus memberikan
sesuatu untuk dipikirkan. Metod untuk membuat anak berpikir adalah dengan
mengajukan
pertanyaan
kepadanya.
Namun
mengajukan
pertanyaan
kepadanya. Yang menuntut anak untuk berpikir memerlukan lebih banyak
pemikiran dan persiapan oleh guru dari pada mengajukan pertanyaan yang
menuntut satu jawaban.
Pertanyaan yang merangsang pemikiran siswa adalah pertanyaan
divergen atau
terbuka. Pertanyaan semacam ini dapat membuka diskusi
karena memiliki banyak kemungkinan jawaban.
Adapun model pertanyaan divergen atau terbuka menurut Utami
Munandar,
(1992:83)
sebagai
berikut:
"Pertanyaan
divergen
harus
menyangkut bahan yang cukup dikenal oleh siswa, dan dapat diajukan pada
semua tingkatan dan kemampuan berfikir serta dapat membantu siswa
mengembangkan kemampuan mengumpulkan fakta, merumuskan hipotesis,
dan menguji atau menilai informasi yang diperolehnya".
Mengajukan Pertanyaan-pertanyaan divergen ini maka guru akan
memperoleh informasi yang berharga dan berguna untuk:
1. Menimbulkan minat dan motivasi siswa untuk berperan serta secara aktif.
2. Menilai persiapan siswa dalam menguasai bahan yang diberikan
sebelumnya.
3. Mengulang kembali dan meringkas apa yang telah diajarkan.
4. Membantu siswa melihat hubungan-hubungan baru.
5. Merangsang pemikiran kritis dan pengembangan sikap bertanya.
6. Merangsang siswa untuk mencari sendiri pengetahuan tambahan.
7. Menilai pencapaian tujuan dan sasaran belajar.
E. Peranan Metode Tanya Jawab Dalam Kemampuan Bertanya.
Tanya jawab adalah suatu tehnik untuk menyajikan bahan pelajaran
dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus di jawab oleh siswa atau
sebaliknya pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru, baik secara
lisan ataupun secara tertulis.
Melihat metode tanya jawab siswa diharapka.n dapat tumbuh sikap
berani mengajukan pertannyaan atau menjelaskan masalah yang sedang di
bicarakan. Oleh karena itu dalam metode tanya jawab siswa mendapat
peluang untuk:
a. Mengembangkan imajinasi (Khayalan) dan menanggapi
b. Meneliti dalam arti mempertimbangkan.
c. Mengembangkan Sikap atau perhatian siswa.
d. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir
termasuk daya ingatnya
e. Mengembangkan keberaniaan siswa dan kemampuan siswa dalam
menjawab dan mengembangkan pendapat serta mengajukan pertanyaan.
(Abu Dhari Mas, 1994:24)
Uraian tersebut di atas, Sofyan Aman dkk, (1985:59 mengemukakan
tentang kegiatan Pembelajaran PPKn adalah sebagai berikut: " Kegiatan tanya
jawab dapat dilakukan secara terus menerus dan bertahap dalam setiap
kegiatan, Pembelajaran PPKn sehingga dapat mendorong tumbuhnya
perubahan sikap dan prilaku berdasarkan nilai-nilai moral".
Selanjutnya Abimanyu, (1982:12) mengemukakan bahwa : semua
kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respon siswa terhadap suatu
permasalahan dalam proses belajar mengajar adalah termasuk kemampuan
bertanya". Komponen-komponen kemampuan bertanya itu antara lain:
pertanyaan yang diajukan harus jelas dan singkat, hangat dan antusias, ada
pemusatan, ada pinda gilir, ada penyebaran, memberi waktu berfikir,
memberi tuntutan ke arah peningkatan kognitif dan ada peningkatan interaksi.
Disamping itu ada hal-hal yang perlu dihindari oleh guru dalam mengajukan
pertanyaan ialah: mengulang pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa,
menjawab pertanyaan sendiri, dan meminta jawaban serentak.
F. Peranan Kemampuan Bertanya Siswa Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa.
Keterlihatan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar
meliputi dua hal, yakni: Kegiatan yang dapat dilihat berupa menulis,
menggambar, menyampaikan pendapat/ ide misalnya dalam diskusi atau
tanya jawab, rnelakukan percobaan dan lain-lain. Dan kegiatan yang tak dapat
dilihat yaitu berfikir, memadukan pengalaman/ pengetahuan lama dengan
pengetahuan yang baru, membaca dalam hati, mendengarkan, memecahkan
masalah dengan menggunakan teori dan proses penghayatan nilai-nilai moral.
Kedua macam keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar tersebut
pada dasarnya sukar dipisahkan karena bila dilihat dari aspek yang lebih
dalam, keduanya berkaitan satu sama lain dalam proses penyaringan dan
pemaduan sikap dan norma kedalam diri mereka sendiri..
Berikut ini J. Mursell dan S. Nasution, (1995:67) mengemukakan
tentang keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar yaitu: "
Keterlibatan siswa secara langsung akan membuahkan pengetahuan,
kemampuan, sikap dan nilai-nilai moral pada dirinya. Diman makin banyak
siswa terlibat dalam proses belajar mengajar makin aktiflah proses berfikir
siswa yang tentunya makin pula meningkat kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang diperolehnya, sebaliknya makin sedikit keterlibatan siswa
dalam belajar maka makin kurang aktiflah proses pengembangan berfikir dan
akhirnya sedikitlah kuantitas dan kualitas pengetahuan yang diperoleh siswa.
Dengan terbukanya peluang seorang siswa untuk berfikir maka siswa
tidak merasa ragu untuk menyatakan minat, keinginan atau gagasan selama
dalam kegiatan pembelajanan di kelas. Hal ini dapat terjadi bila ada kegiatan
diskusi kelompok atau kelas dimana guru selalu memberikan dorongan atau
motivasi kepada siswanya untuk bertanya, menentukan sendiri masalah yang
akan dipelajarinya atau menyampaikan gagasannya secara bebas. Rasa ingin
tahu yang dimiliki oleh seorang siswa, akan menjadikannya terlibat secara
aktif dan tekun dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sampai tuntas,
selain itu siswa selalu mencari kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
Keadaan seperti itu terjadi bila seseorang siswa diperhadapkan dengan suatu
hal yang baru dan sikap guru untuk tidak mendominasi kelas selalu berhati
terbuka dan menerima siswa sebagaimana adanya. Sifat ingin tahu ini sangat
penting dalam kehidupan manusia, karena itu perlu dikembangkan dalam
setiap kegiatan pembelajaran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Seting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Argasari II Kelas VI
dengan jumlah siswa 21 orang.
B. Faktor Yang Diteliti
Menjawab permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis
mencoba meneliti beberapa faktor penting yang merupakan sasaran dalam
penelitian ini. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor Siswa: Melihat kemampuan siswa Kelas VI di SD Negeri Argasari
II dalam mengajukan pertanyaan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung baik tertulis maupun secara lisan.
2. Faktor guru: Melihat cara guru dalam merencanakan pembelajaran
khususnya PPKn serta bagaimana penerapannya dalam kelas, apakah telah
mencakup penberian latihan berjenjang sesuia kemampuan peserta didik
dan atau telah mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengajukan pertanyaan baik secara lisan maupun secara tertulis.
3. Faktor Sumber pelajaran: Untuk mengetahui apakah sumber atau bahan
pelajaran yang digunakan sudahn sesuia dngan tujuan pembelajaran
Tentang k;eterampilan bertanya atau belum, dan juga pemberian latihanlatihan berjenjang sesuia dengan tingkat kemampuan siswa.
C. Pelaksanakan Tindakan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, penulis merancang
beberapa langkah kegiatan, Yaitu:
1. Rencana tindakan
Dalam rencana tindakan ini,penulis mengangkat beberapa langkah
tindakan yang penulis lakukan dalam penelitian ini, antara lain
melaksanakan :
a. Tindakan Pertama; memuat latihan-latihan siswa dalam perumusan
pertanyaan-pertanyaan dengan membaca konsep yang telah disusun
sebelumnya.
b. Tindakan Kedua: Memuat latihan bagaimana siswa merumuskan yang
mudah dan tepat tanpa membaca konsep.
c. Refleksi tindakan: memuat gambaran dari kegiatan atau tindakan yang
telah dilakukan sehingga dapat diketahui sejauh mana keberhasilan
tindakan tersebut.
Tindakan-tindakan tersebut diatas, penulis lakukan dalam upaya
untuk memecahkan permasalahan sebagaimana yang telah disebutkan pada
rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini.
Selanjutnya pada pelaksanaan observasi di dalam kelas penulis
menggunakan alat observasi berupa check list (), atau daftar cek yang
berupa daftar kemungkinan-kemungkinan aspek tingkah laku seseorang
dalam hal ini siswa yang sengaja dibuat untuk memudahkan mengenai
adanya atau tidak adanya aspek-aspek tingkah laku tertentu pada siswa
yang akan dinilai atau diamati.
Untuk mengetahui apa yang penulis lakukan pada kegiatan
observasi, berikut ini penulis kemukakan langkah-langkah yang dilalui
dalam mengamati tingkah laku siswa:
a. Memperhatikan perumusan kompetensi dasar dan pokok bahasan/
sesuai dengan lay out.
b. Merumuskan atau merencanakan kompetensi dasar yang akan
diobservasi.
c. Merumuskan indikator yang akan diobservasi, yang berwujud
perbuatan-perbuatan yang dapat diamati dan selanjutnya dapat di ukur
dengan instrumen evaluasi.
d. Menyusun pedoman observasi
1) Menyediakan formulir berupa check list.
2) Mengisi format pedoman observasi sesuai dengan nilai, indikator
yang direncanakan.
e. Melaksanakan pengajaran sesuai dengan program satuan pelajaran
yang disiapkan.
f. Mencatat tingkah laku yang nampak dalam peristiwa / proses simulasi
sesuai dengan pedoman observasi.
g. Mengeloh hasil observasi. (Pengembangan alat evaluasi non tes,
slameto,1988:105 ).
2. Pelaksanaan Tindakan
Pertama-tama penulis menyusun dan menyiapkan satuan pelajaran
(SP) beserta daftar observasi berupa lembar-lembar check list. Dalam
pelaksanaan tindakan ini penulis lakukan dalam dua siklus atau tindakan
dimana siklus diikuti dengan observasi. Disamping itu pula penulis
melakukan dua kali pertemuan tatap muka dengan pokok bahasan pertama
tentang "Keanekaragaman Bentuk Muka Bumi ", kedua tentang "Proses
Pembentukan Muka Bumi ". Kedua pokok bahasan tersebut penulis ambil
pada bahan semester I Kelas VI SD dengan kegiatan intinya adanya tanya
jawab dalam upaya meningkatkan kemampuan, bertanya siswa melalui
jenjang tertulis, membaca konsep dan tanpa konsep.
Adapun langkah-langkah kegiatan pelaksanaan tindakan dari
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
a. Tindakan Pertama
Upaya untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa melalui
kegiatan Pembelajaran PPKn di SD Negeri Argasari II khususnya
Kelas
VI
SD
Negeri
Argasari
II,
maka
penulis
mencoba
mengembangkannya dalam pengajaran di kelas dengan langkahlangkah yaitu; pertama : penulis membuka pertemuan dengan
mengemukakan pokok bahasan tentang "Globalisasi" dan menjelaskan
topik, kompetensi dasar, proses belajar mengajar serta materi secara
global. Kedua: Melakukan kegiatan inti dengan menjelaskan
pentingnya prestasi diri di pelajari untuk mengasah potensi dasar yang
dimilikinya agar menjadi suatu kemampuan atau kelebihan yang dapat.
dijadikan modal untuk meraih sukses. Ketiga: Setelah penulis selesai
membahas materi muka bumi maka penulis mencoba memberi latihan
kepada siswa untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis
dari materi yang baru saja diajarkan. Disini siswa diberi waktu 5
Menit untuk memilih isi materi yang belum dimengerti kemudian
mulai merumuskannya dengan menulis sendiri, namun sebelumnya
penulis telah memberikan pedoman untuk menyusun pertanyaan, yaitu:
Apakah, Siapakah, Mengapa dan Bagaimana. Pada saat kegiatan
berlangsung penulis selalu memonitoring atau memantau kegiatan
siswa untuk melihat siswa manakah yang sudah mampu dan yang
behun agar mereka yang masih bingung dapat penulis membantunya
dengan memberikan penjelasan bagaimana memulai suatu pertanyaan,
sehingga pada pertemuan berikutnya mereka dapat merumuskannya
sendiri.
Pada pelaksanaan tindakan pertama ini penulis melakukan
observasi pada waktu siswa belajar merumuskan pertanyaan dengan
tertulis. Penulis mengamati setiap kegiatan siswa dan terutama siswa
yang menurut laporan beberapa guru mengalami kesulitan yang belum
dimengerti.
Alat observasi yang penulis gunakan adalah check list. Untuk
dapat mengetahui data dari observasi pada tindakan pertama ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1 . Dafter Chek list untuk tindakan pertama.
Sekolah
: SD Negeri Argasari II.
Kelas
: VI
Pokok Bahasan
: Dampak Globalisasi.
Semester
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nama
Siswa
Kegiatan
1
Jumlah
: 1 (satu)
2
3
4
14 17 15 4
5
6
8
9
7
5
9
10
10
6
17 13
Jml
skor
%
Ket.
Nilai
5
5
6
6
6
5
5
6
4
6
6
6
4
4
4
6
4
4
6
4
6
108
50
50
60
60
60
50
50
60
40
60
60
60
40
40
40
60
40
40
60
40
60
-
C
C
B
B
B
C
C
B
C
B
B
B
C
C
C
B
C
C
B
C
B
-
Keterangan : Perilaku yang diamati.
1. Aktif Mengerjakan tugas.
2. Suka membantu temanya dalam menyusun pertanyaan.
3. Cepat dalam merumuskan pertanyaan.
4. Berani dalam mengajukan pertanyaan.
5. Mampu menyusun pertanyaan .
6. Bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan.
7. Bersemangat dalam mengajukan pertanyaan.
8. Tenang dalam mengerjakan tugas.
9. Patuh pada perintah guru.
10. Selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
(Pedoman chek list ini dikemukakan oleh Drs. Slameto, 1988 : 109)
Berdasarkan data observasi dari tabel 1 menunjukan bahwa
partisipasi siswa dalam merumuskan pertanyaan secara tertulis masih
sangat rendah atau perlu bimbingan selanjutnya. Jelasnya hasil
tindakan pertama ini penulis akan sajikan pada bab IV.
Selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa
yang masih sangat rendah penulis akan menguraikan pada tindakan
kedua berikut ini :
b. Tindakan Kedua
Pada tindakan kedua ini langkah-langkah kegiatannya sama
seperti tindaka pertama, yaitu mengajarkan materi PPKn dengan pokok
bahasan Globalisasi fokus utama dalam kegiatan pembelajaran ini
adalah mengamati bagaimana siswa melatih diri dalam menyusun atau
rancang pada tindakan pertama. Peserta didik lebih ditingkatkan
terutama pada kegiatan membaca atau mengajukan pertanyaan dengan
membaca konsep, oleh karena pada tindakan pertama nampak di mana
siswa masih merasa sulit untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan
sendiri sehingga penulis berkesimpulan bahwa untuk meningkatkan
kemampuan bertanya siswa secara optimal adalah melatih berbicara
atau bertanya apa saja yang mereka tulis sebelumnya di samping itu
memperhatikan isi dari masing-masing pertanyaan.
Kegiatan observasi dilakukan pada saat peserta didik secara
bergantian membacakan pertanyaan-pertanyaan sendiri, dan penulis
mengamatinya secara seksama disamping memberikan tanda check
pada perilaku yang diamati pada kegiatan tersebut. Adapun data dari
kegiatan observasi tindakan kedua ini dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 2 . Dafter Chek list untuk tindakan kedua
Sekolah
: SD Negeri Argasari II.
Kelas
: VI
Pokok Bahasan
: Latar Belakang Berdirinya Perusahaan
Semester
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nama
Siswa
1
2
Jumlah
: 1 (satu)
Asing.
3
4
Kegiatan
14 19 13 14
5
5
6
7
8
9
10
10 10 13 11
8
Jml
skor
4
4
6
4
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
120
Keterangan : Perilaku yang diamati.
1. Aktif mengerjakan tugas.
2. Suka membantu temanya dalam menyusun pertanyaan.
3. Cepat dalam merumuskan pertanyaan
4. Berani dalam mengajukan pertanyaan.
5. Mampu menyusun pertanyaan.
6. Bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan.
7. Bersemangat dalam mengajukan pertanyaan.
8. Tenang dalam mengerjakan tugas
9. Patuh pada perintah guru.
%
40
40
60
40
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
-
Ket.
Nilai
C
C
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
-
10. Selalu menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
Hasil dari kegiatan observasi pada tindakan kedua ini akan
penulis sajikan pada bab IV. Secara tingkat hasil dari kegiatan
observasi ini menunjukan bahwa kemampuan siswa untuk mangajukan
pertanyaan secara global telah meningkat lebih dari pertama, hal ini
penulis akan lebih tingkatkan lagi dengan kegiatan bagaimana
merumuskan dan mengajuakan pertanyaan yang baik tanpa membaca
konsep atau melihat format pertanyaan yang telah ada. Untuk lebih
jelasnya ikuti uraian pada tindakan ketiga berikut ini .
c. Tindakan ketiga.
Pelaksanaan tindakan ketiga ini merupakan siklus terakhir dari
tiga siklus yang penulis telah rencanakan pada awal bab ini. Adapun
pokok bahasan yang dikerjakan adalah " Upaya untuk meraih prestasi".
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dikelas sama seperti pada
tindakan pertama dan kedua, namun pada kesempatan ini penulis
menitik beratkan pada kegiatan merumuskan dan mengajukan
pertanyaan tanpa membaca konsep. untuk melatih kemampuan siswa
dalam merumuskan dan mengajukan pertanyaan diperlukan suatu cara
atau tehnik yang tempat untuk melatihkannya, agar siswa termotivasi
dan terus berupaya melakukan latihan membuat pertanyaan dan
mengungkapkannya. Cara atau tehnik yang penulis lakukan pada
tindakan ini adalah :
Pertama : Mengumpulkan fakta dari materi yang baru saja
diajarkan. Kedua : Menemukan masalah apa saja yang tersurat dalam
isi materi "upaya untuk meraih prestasi". Ketiga : bagaimana
merumuskan suatu gagasan yang ada dalam pemahaman pikiran untuk
diungkapakan dan yang terakhir adalah bagaimana siswa itu mampu
mengingat gagasan-gagasan yang ada itu untuk diungkapkan atau
ditanyakan tanpa melihat catatan di atas meja belajar.
Dari beberapa cara penulis kemukakan diatas, menunjukan
bahwa untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa diperlukan
pengetahuan yang luas dan wawasan yang tinggi untuk melakukannya,
namun semua itu kembali kepada keberanian siswa, kecakapan siswa
dan kreatif serta daya ingat peserta didik yang tuiggi untuk
mengembangkannya sedang guru atau pendidik lainnya secara terus
menerus membina dan mendorong untuk terus berusaha meningkatkan
motifasi belajar sehuigga pada akhirn,ya nanti mutu siswa akan baik
dan mutu pendidikan akan baik pula. Observasi pada tindakan ketiga
ini pada siswa berlatih merumuskan ide, fakta dan gagasan mereka
dalam buku catatan kemudian yang secara teratur mengungkapkanya
dalam bentuk pertanyaan tanpa melihat cacatan tersebut.
Kegiatan tersebut dilakukan secara bergantian dalam bentuk
tanya jawab baik antara siswa maupun antara guru siswa itu sendiri.
Penulis disini mengamatinya dengan seksama disamping mengusi
daftar check lits yang telah disediakan sebelumnya.
Adapun hasil dari kegiatan observasi akan penulis sajikan pada
hasil dan pembahasan bab IV, dan data kegiatan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 3 . Daftar check untuk tindakan ketiga.
Sekolah
: SD Negeri Argasari II.
Kelas
: V
Pokok Bahasan
: Upaya untuk meraih prestasi.
Semester
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nama
Siswa
1
Jumlah
2
3
: 1 (satu)
4
Kegiatan
5
6
7
8
9
10
17 17 16 14 13 18 10 13 13 17
Jml
skor
8
8
8
8
6
6
6
6
6
8
6
6
8
8
8
6
8
6
8
8
8
307
%
80
80
80
80
60
60
60
60
60
80
60
60
80
80
80
60
80
60
80
80
80
-
Keterangan : Perilaku yang diamati .
1. Aktif mengerjakan tugas.
2. Suka membantu temanya dalam menyusun pertanyaan.
3. Cepat dalam merumuskan pertanyaan
4. Berani mangajukan pertanyaan
5. Mampu menyusun pertanyaan
6. Bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakannya.
7. Bersemangat dalam mengajukan pertanyaan
8. Tenang dalam mengerjakan tugas
9. Patuh pada perintah guru
10. selalu menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Ket.
Nilai
A
A
A
A
B
B
B
B
B
A
B
B
A
A
A
B
A
B
A
A
A
-
Merunjuk pada data kegiatan observasi yang menggunakan
daftar check list di atas, nampaknya terjadi peningkatan kemampuan
siswa unthk bertanya di pada tingkatan pertama dan kedua hanya
sekitar 30-50% namun dengan tehnik atau dengan cara yang penulis
latihkan pada siswa seperti diungkapkan pada tindakan ketiga ini,
merupakan langkah yang sangat tepat dalan upaya meningkatkan
kemampuan bertanya siswa khususnya Kelas VI SD Negeri Argasari
II. Adapun data hasil kegiatan observasi pada tindakan ketiga ini
penulis akan sajikan pada bab IV.
3. Refleksi
Refleksi adalah suatu tehnik yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas. Tehnik ini untuk memberikan gambaran tentang kegiatan
atau tindakan yang telah dilakukan baik pada tindakan pertama, maupun
tindakan kedua.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Data dari penelitian tindakan kelas ini, dikumpulkan melalui
beberapa tindakan. Tehnik yang penulis gunakan adalah melalui observasi
dengan rnempergunakan beberapa lembar alat observasi berupa daftar
chech list, skor penilaian refleksi tindakan.
5. Analisis Data
Analisis data di lakukan setelah setiap tindakan observasi selesai
dilakukan dalam analisis ini penulis menggunakan suatu pedoman dalam
menganalisa yaitu " Analisis daflar check".
Adapun cara analisnya adalah sebagai berikut:
a. Teliti dan jumlahkan item-item dari tiap-tiap aspek yang di cek ()
b. Cari prosentasenya dengan rumus:
nm
100%
N
Di mana : nm = Jumlah item dicek dari tiap aspek daftar cek.
N
= Jumlah seluruh item dari tiap aspek daftar cek.
( Slamet, 1998: 117)
c. Transformasikan prosentase (%) itu dalam predikat nilai A, B, C, D,
dan E.
Transformasi harga itu adalah sebagai berikut:
75 % - 100 %
= 10
= A (Baik Sekali ).
30% - 49%
=6
= C ( Cukup)
50 % - 74%
16 % - 29 %
0 % - 15 %
=8
=4
=2
= B ( Baik)
= D ( Kurang)
= E ( Kurang Sekali).
= A (Baik Sekali ).
(Rumus ini dikemukakan oleh : Drs. Slamet, 1998: 117)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Adapun hasil dari kegiatan observasi yang penulis lakukan berupa
data check list dalam penelitian tindakan kelas ini seperti pada tindakan
pertama, kedua dan ketiga pada bab III Maka hasil tersebut akan disajikan
pada uraian berikut ini :
4.1.1. Data Hasil Observasi
Tehnik yang penulis gunakan dalam mengolah data hasil
observasi adalah "Analisa Daftar Check" (). Hasil dari kegiatan
observasi tersebut akan penulis sajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4. Hasil Observasi Tindakan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Skor
9
8
7
6
5
4
3
Jumlah Siswa
Rata-Rata
9
4
8
-
42,9%
19,0%
38,1%
-
JUMLAH
21
100 %
Berdasarkan dengan tabel 4 maka diperoleh gambaran
tentang : Skor tertinggi adalah 6 diraih oleh 9 orang siswa dan skor
terendah adalah 4 diraih oleh 8 orang siswa.
Berdasarkan skor perolehan rata-rata siswa adalah 99,99 : 21
orang siswa sehingga diperoleh rata-rata kelas untuk tindakan pertama
adalah = 4,76 skor tersebut membuktikan bahwa siswa Kelas VI
masih harus ditingkatkan lagi kemampuannya dalam kegiatan
Pembelajaran
PPKn,
khususnya
kemampuan bertanya siswa.
dalam
usaha
meningkatkan
Dengan bervariasi perolehan skor siswa sesuai dengan tabel
di atas maka penulis dapat memprosentasekannya pada tabel berikut:
Tabel 5. Prosentase perolehan skor tindakan pertama
No
1
2
3
4
5
6
7
Skor
9
8
7
6
5
4
3
Jumlah
Jumlah Siswa
Prosentase
9
4
8
-
42,9%
19,0%
38,1%
-
21
100%
Pada tabel tersebut 5 dapat dilihat bahwa prosentase terendah
adalah 38,1% pada skor 4 sedangkan prosentase tertinggi 42,9 pada
skor 6 atau 9 orang siswa.
Jadi siswa yang berhasil dalam kegiatan kemampuan
bertanya pada tindakan pertama adalah yang memperoleh skor 6,0 ke
atas, yaitu 9 orang siswa atau 42,9% dan yang gagal atau yang harus
ditingkatkan lagi adalah yang memperoleh skor 5,0 ke bawah; yaitu
12 orang siswa atau 57,1% .
Melihat perbedaan prosentasenya antara yang berhasil dan
yang masih gagal, maka penulis melakukan kegiatan berupa motivasi
untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan dan melatih siswa untuk
menulis pertanyaan-pertanyaan yang termasuk dalam kategori mudah
secara bertahap kekategori sedang dan akhirnya mereka mampu
mengungkapkannya tanpa melihat konsep atau catatan serta
menumbuhkan keberanian untuk berbicara walaupun hanya satu
kalimat.
Selanjutnya penulis kemukakan data hasil kegiatan observasi
tindakan kedua seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Hasil observasi tindakan kedua .
No
1.
2
3
4
5
6
7
Skor
Jumlah Siswa
Rata-Rata
JUMLAH
21
100%
9
8
7
6
5
4
3
18
5
-
85,7%
23,8%
-
Menunjukan pada tabel 6, dapat dilihat bahwa skor tertinggi
adalah masih pada 6 diraih 18 orang siswa dengan skor rata-rata 85,7
atau bertambah 9 orang siswa, sedangkan skor terendah 4 diraih 5
orang siswa atau rata-rata 23,8. dari gambaran data tersebut., maka
penulis mencoba memprosentasekan hasil observasi sesui dengan
tabel di bawah ini :
Tabel 7. Prosentase perolehan skor pada tindakan kedua.
No
1.
2.
3
4
5
6
7
Skor
9
8
7
6
5
4
3
JUMLAH
Kegiatan
Jumlah Siswa
18
5
-
prosentasenya
Prosentase
85,7%
23,8%
-
21
pada
100%
tindakan
kedua
terjadi
peningkatan jumlah siswa yang berhasil, dimana pada tindakan
pertama siswa yang berhasil hanya diraih 9 orang siswa, namun pada
tindakan kedua ini bertambah menjadi 18 orang siswa yang termasuk
kategori berhasil dengan skor perolehan yaitu 18 atau naik 85,7%.
Disisi lain masih terdapat siswa yang masih gagal yaitu
sejumlah 5 orang siswa atau 23,8%. Untuk itu penulis melakukan
siklus ketiga berupa kegiatan-kegiatan seperti telah diuraikan pada
halaman bab III (lihat tindakan ketiga), namun penulis kemukakan
kembali yaitu; pertama, mengumpulkan fakta dari materi yang
diajarkan. kedua, menemukan masalah-masalah apa saja yang tersirat
atau terstwat dalam isi materi tentang "Prestasi Diri " dan yang ketiga,
bagaimana merumuskan suatu gagasan yang ada dalam pemahaman
pikiran untuk diungkapkan dan terakhir adalah bagaimana siswa itu
mengingat gagasan-gagasan yang ada itu untuk diungkapkan tanpa
melihat konsep yang telah disiapkan sebelumnya.
Kemudian untuk membuktikan sudah sejauh manakah hasil
dari kegiatan ketiga ini, penulis akan sajikan pada tabel berikut iii;
Tabel 8. Hasil kegiatan observasi tindakan ketiga.
No
1
2
3
4
5
6
7
Skor
Jumlah Siswa
Rata-Rata
JUMLAH
21
100%
9
8
7
6
5
4
3
12
9
-
57,1%
42,9%
-
Dari hasil kegiatan observasi tindakan ketiga ini, nampaknya
terjadi peningkatan yang cukup memuaskan dimana pada tindakan
kedua skor tertinggi adalah 8, namun dengan tehnik yang penulis
lakukan sehingga pada tindakan ketiga ini naik hampir beberapa
persen.
Selanjutnya dari data tabel di atas dapat dilihat dimana skor
tertinggi yaitu 8 diperoleh 12 orang siswa, dengan rata-rata peroleh
57,1 sedang skor terendah adalah skor 6 dengan rata-rata 42,9
sehingga dari uraian ini dapat dilihat bahwa termasuk kategori
berhasil dan harus ditingkatkan lagi kegiatan belajarnya.
Dari gambar skor rata-rata peroleh masing-masing siswa,
maka berikut ini penulis memprosentasekan hasil skor tersebut ke
dalam tabel berikut ini.
Tabel 9. Prosentase perolehan skor pada tindakan ketiga
No
1
2
3
4
5
6
7
Skor
Jumlah Siswa
Prosentase
JUMLAH
21
100%
9
8
7
6
5
4
3
Tabel 10. Rekapitulasi
12
9
-
perbandingan
57,1%
42,9%
-
perolehan
prosentase pada tindakan I, II, dan III.
No
Skor
9
2
3
4
5
6
7
9
8
7
6
5
4
3
Jumlah siswa yg meraih
skor setiap tindakan
I
II
III
skor
dan
Prosentase tindakan ke ....
I
12
9
18
9
42,9%
4
19,0%
8
5
38,1%
21
21
21
100%
Menunjuk dari tabel 10 dapat dilihat bahwa
II
III
57,1%
85,7% 42,9%
23,8%
100%
100%
perubahan skor
dari tindakan pertama, kedua dan ketiga menunjukan penelitian ini
dapat dikatakan berhasil dengan baik.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data hasil observasi seperti yang ditunjukan pada tabel-
tabel tersebut di atas, dapatlah kita katakan bahwa prosentase dan skor ratarata perolehan siswa Kelas VI SD Negeri Argasari II secara umum baik. Hal
ini dapat kita lihat pada hasil observasi di mana pada tindakan pertama
diperoleh prosentase tertinggi yaitu 42,9% pada skor 6,0 dengan jumlah siswa
9 orang, sedang pada tindakan kedua skor tertinggi masih pada angkah 6,0
dengan jumlah siswa naik menjadi 18 orang dan prosentasenya adalah 85,7%
serta pada tindakan ketiga terjadi peningkatan yang cukup menggembirakan
dimana skor tertinggi dari angka 6,0 menjadi skor 8,0 dengan jumlah
siswanya 12 orang,dan prosentasenya adalah 57,1%.
Jadi dari 21 orang siswa yang telah mampu berbuat atau berani
mengajukan pertanyaan baik secara tertulis maupun lisan hampir semuanya.
Adapun langkah-langakah yang penulis lakukan untuk meningkatkan
kemampuan bertanya siswa khususnya 9 orang siswa yang masih kurang
tersebut adalah berupa remedial atau pengayaan tentang tehnik-tehnik
bertanya, jadi siswa diberi bahan sederhana kemudian menyusun 10 buah
pertanyaan, yang selanjutnya mereka akan bacakan pada pertemuanpertemuan berikutnya.
4.2.1 Uji Hipotesis
Data-data yang penulis telah analisa, maka berikutnya data
tersebut dibuktikan dengan pengujian hipotesis. Di sini penulis
berikan gambaran bahwa hipotesis yang ditegakan adalah : Pola
latihan berjenjang secara tertulis, membaca konsep dan tanpa
membaca konsep dapat meningkatkan kemampuan bertanya siswa
dalam pembelajaraan PPKn di Kelas VI SD Negeri Argasari II .
Dalam pengujian hipotesis ini penulis gunakan tehnik"
Analisa data berdaskan daftar check list kegiatan belajar dalam kelas"
D