Arsitektur Abad Pertengahan hingga ke

ARSITEKTUR DUNIA 1
SEMSESTER III

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN

OLEH:
GEDE ANGGA ISWARA
1219251041

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR NON REGULER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2014

HALAMAN JUDUL

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan
Mata Kuliah Arsitektur Dunia 1
Semester III.


Disusun oleh:

GEDE ANGGA ISWARA
(1219251041)

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR NON REGULER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2014

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah saya dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Arsitektur Dunia 1, semester III dengan materi
“Arsitektur Pertengahan”, tepat pada waktunya.
Penyusunan tugas ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

meluangkan

waktunya,

oleh

karena

itu

melalui

kesempatan

ini

saya

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.


Ibu Dr. Ir. Widiastuti, M.T selaku Dosen Koordinator mata kuliah
Arsitektur Dunia 1 Kelas B yang telah memberikan beberapa materi
sebagai penunjang tugas Arsitektur Dunia 1.

2.

Bapak Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, M.Si selaku Dosen Pembimbing
yang juga telah memberikan bimbingan dan masukan dalam revisi
tugas Arsitektur Dunia 1.

3.

Teman-teman mahasiswa di Jurusan Arsitektur Kelas A maupun B
yang telah sharing dan saling tukar informasi dalam penyusunan tugas
Arsitektur Dunia 1.

Serta pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa materi yang saya sajikan masih memerlukan pengembangan
lebih lanjut. Oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca sangat saya

harapkan agar nantinya dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal. Akhir kata,
dengan segala kerendahan hati semoga materi yang saya sajikan dapat bermanfaat
bagi semua pihak, terimakasih.

Denpasar, Januari 2014

Penyusun

2

DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN JUDUL ································ ······························· 1
KATA PENGANTAR ································ ····························· 2
DAFTAR ISI ································ ································ ········ 3
BAB I

PENDAHULUAN


1.1

Latar Belakang ································ ························· 4

1.2

Topik Bahasan ································ ························· 5

1.3

Tujuan ································ ································ ··· 5

1.4

Manfaat ································ ································ · 5

1.5

Metode Penulisan································ ······················ 6


BAB II

PERKEMBANGAN SEJARAH

2.1

Awal Perkembangan ································ ·················· 7

2.2

Masa Kristen Awal ································ ···················· 10

2.3

Masa Byzantium ································ ······················· 15

2.4

Masa Romanesque································ ····················· 18


2.5

Masa Gothik ································ ···························· 22

BAB III

PENUTUP ································ ····························· 26

DAFTAR PUSTAKA

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Arsitektur adalah ilmu dan seni perencanaan dan perancangan lingkungan


binaan (artefak), mulai dari lingkup makro, seperti perencaan dan perancangan
kota, kawasan, lingkungan, dan lansekap hingga lingkup mikro, seperti
perencanaan dan perancangan bangunan, interior, perabot, dan produk. Dalam arti
yang sempit, arsitektur sering kali diartikan sebagai ilmu dan seni perencanaan
dan perancangan bangunan. Dalam pengertian lain, istilah arsitektur sering juga
dipergunakan untuk menggantikan istilah hasil-hasil proses perancangan
(Wikipedia, 2013).
Arsitektur merupakan salah satu bentuk dari kebudayaan yang lahir dan
berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia yang diwariskan
secara turun-temurun. Arsitektur sudah ada sejak manusia pertama kali hidup di
bumi untuk melindungi dirinya dari alam, baik itu terhadap perubahan iklim dan
cuaca, terhadap serangan binatang buas, ataupun terhadap serangan manusia dari
kelompok lainnya.
Arsitektur dapat dikatakan telah menjadi bagian dari kebudayaan manusia,
yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan seperti: seni, teknologi, geografi,
dan sejarah. Inti dari semuanya adalah kita tidak akan dapat memahami secara
menyeluruh sebuah karya arsitektur tanpa beberapa latar belakang pengetahuan
yang mendukung. Perkembangan dan perubahan sosial politik, ketersediaan akan
material dan bahan bangunan, kemajuan pengetahuan dan Teknologi, Perubahan
dalam mode dan fungsi pendukung, serta pengaruh kebudayaan asing.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan arsitektur di Eropa sedikit
banyak memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan arsitektur
didunia. Perkembangan arsitektur dari masa Yunani dan Romawi. memberikan
pengaruh yang besar hingga berabad-abad sampai masa moderenisme diakhir
abad ke-18.
Berbicara tentang arsitektur dunia, banyak hal yang dapat kita bahas seperti
peradaban dan perkembangan arsitektur awal kebangkitan hingga masa moderen

4

sekarang ini, seperti mempelajari bentuk-bentuk dan langgam-langgam arsitektur
dari negara-negara luar bahkan mempelajari perkembangan asal mula desaindesain rancangan tersebut dapat tercipta. Melirik hal tersebut, sejarah dan
perkembangan arsitektur pada setiap negara memiliki perjalanan panjang dari
jaman sebelum masehi.
Kebudayaan sangat mempengaruhi perkembangan arsitektur, mencakup
interaksi antar kebudayaan manusia dengan alam, dalam hal ini termasuk iklim,
topografi, dan faktor lingkungan lainnya.
Sejarah merupakan cikal bakal suatu bangsa dan sebagai jati diri suatu
peradaban, maka pemahaman terhadapa sejarah arsitektur dianggap perlu untuk di
pelajari. Mengingat sebagian besar ersitek sudah melupakan karater dan ciri khas

sejarah suatu peradaban bangsa sehingga karya-karya desain yang dihasilkan tidak
mencerminkan daerah setempat. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis
mengangkat judul makalah “Arsitektur Abad Pertengahan” sesuai materi yang
di peroleh.

1.2

Topik Bahasan
Berdasarkan latar belakang di atas, topik bahasan dalam makalah ini yakni

hal-hal yang berkaitan dengan arsitektur di abad pertengahan secara umum.

1.3

Tujuan
a.

Tujuan Umum
Untuk menjelaskan perkembangan arsitektur di abad pertengahan.


b.

Tujuan Khusus
Untuk memperoleh gambaran umum mengenai konsep tata ruang,
filosofi, prinsip dasar arsitektur di abad pertengahan

1.4

Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, yakni :
a.

Dapat menjelaskan perkembangan arsitektur di abad pertengahan.

b.

Dapat memperoleh gambaran umum mengenai konsep tata ruang,
filosofi, prinsip dasar arsitektur di abad pertengahan.

5

c.

Dapat memahami karakteristik dan langgam arsitektur di abad
pertengahan.

1.5

Metode Penulisan
a.

Jenis penulisan :
Deskriptif kualitatif, yaitu menggunakan metode studi pustaka dengan
mengkaji dan membandingkan sumber-sumber yang relevan sesuai
dengan materi yang dibahas.

b.

Waktu dan tempat penulisan :
September 2013-Januari 2014, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Udayana Denpasar.

c.

Teknik analisis data :
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan teknik
deskriptif kualitatif dengan mencari hubungan dan pola sebab-akibat
berdasarkan literatur yang relevan.

6

BAB II
ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN

2.1

Awal Perkembangan
Menurut Widiastuti (2013) dalam perkuliahannya, peradaban arsitektur

pertama kali diperkirakan berasal dari bangsa Mesopotamia yang terletak di antara
dua sungai, yakni sungai Tigris dan sungai Euphrates yang saat ini merupakan
bagian dari negara Irak dan Syria bagian timur. Sejarah Mesopotamia dimulai
sekitar 3.000 SM dan kemudian menyebar ke wilayah Mesir dan hampir sebagian
benua Asia hingga memasuki peradaban di Eropa.
Perkembangan arsitektur dari masa ke masa dapat dijabarkan dalam bentuk
kronologi. Seperti menurut Marvin Trachtenberg dan Isabelle Hyman dalam
kronologi mereka, perkembangan arsitektur dibagi dalam 4 tahap, yaitu
(Widiastuti, 2013):
Tabel 1. Perkembangan Arsitektur
Perkembangan

Tahapan

Periode
Mesopotamia

Arsitektur Sebelum

Mesir

Yunani

Asia Selatan

Arsitektur Prasejarah

Asia Timur
Arsitektur Yunani

SM

Aegan

Arsitektur Romawi
Arsitektur Kristen Awal
Arsitektur Abad
Pertengahan (The
Middle Ages)

Arsitektur Zaman Baru
(New Ages)

0-395 M

Arsitektur Byzantium

395-1100 M

Arsitektur Romanesque

1100-1200 M

Arsitektur Gothik

1200-1500 M

Arsitektur Renaissance

1500-1600 M

Arsitektur Barok

1600-1800 M

Arsitektur Rococo

Arsitektur Modern

1800 M

Arsitektur Abad 18

Elektisme

1800 M

Arsitektur Abad 19

Art Noesle

1900 M

Arsitektur Modern

2000 M

Arsitektur Post Modern

Sekarang

7

Berdasarkan tabel di atas, abad pertengahan (The Middle Age) atau abad
Mediaves merupakan periode sejarah arsitektur yang berkembang pesat di benua
Eropa dengan dimulainya kebangkitan religi di benua tersebut setelah runtuhnya
Kerajaan Romawi Barat yang berkedudukan di Roma (476 M) dan munculnya
Kerajaan Romawi Timur yang berkedudukan di Konstantinopel.
Sejarah arsitektur abad pertengahan dimulai pada tahun 313 M ketika agama
kristen dinyatakan sebagai agama yang legal oleh Kaisar Konstantin dengan
meluluskan Edict of Toleration yang memungkinkan penyebaran Kristen (Trianto,
2012). Sama halnya dengan filsafat Yunani yang dipengaruhi oleh kepercayaan
terhadap para dewa, periode abad pertengahan pun dipengaruhi oleh kepercayaan
Kristen. Agama mulai berkembang dan memengaruhi hampir seluruh kegiatan
manusia, termasuk pemerintahan.
Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di masa zaman kuno
ditinggalkan dan dianggap sebagai ilmu sihir. Pada masa ini ilmu pengetahuan
dan kesenian dimanfaatkan untuk kepentingan religi termasuk dalam menciptakan
suatu bangunan dan tempat-tempat umum selalu menyediakan ruang untuk tempat
memuja Tuhan.
Pesatnya pembangunan pada masa itu mengharuskan Kaisar Konstantinopel
untuk membuat tempat peribadatan berupa gereja-gereja. Untuk mengakomodasi
kebutuhan wilayah yang lebih luas, orang-orang Kristen awalnya menggunakan
desain yang mereka sebut dengan basilika. Basilika adalah merupakan bangunan
peninggalan arsitektur Romawi yang ketika itu berfungsi sebagai bangunan
pengadilan, dipilih dan diputuskan sebagai bangunan gereja. Bentuk dasar denah
basilika adalah segaris “linier” yang berbasis pada tiga ruang yaitu tengah “nave”
dan diapit oleh kedua sisi “aisles” serta dipisahkan oleh kolom-kolom.

8

Gambar 1. Denah Basilika
Sumber

: http://test.classconnection.s3.amazonaws.com/

Basilika yang paling bagus dan terbesar adalah Gereja St. Sophia yang
terletak di Konstantinopel. Basilika ini memiliki gaya khas Byzantium. Gaya
Byzantium tersebut dalam perkembangan selanjutnya berpengaruh ke daerahdaerah dunia muslim.

Gambar 2. Tampilan Luar Gereja St. Sophia
Sumber : http://www.hellomagazine.com/

9

Gambar 3. Interior Gereja St. Sophia
Sumber : http://www.whereist.com/

2.2

Masa Kristen Awal
Masa Kristen awal berkembang pada saat pertengahan Kekaisaran Romawi

dan abad pertama. Berikut periode Kristen awal:
a. 0-325 M

: Periode pengajaran dan awal mula kristen ditandai
dengan penyaliban Yesus (sekitar tahun 30 Masehi)

b. 313-325 M

: Kaisar Konstantin mengeluarkan peraturan yang
memungkinkan

umat

Kristen

mempraktekkan

agama secara bebas di Romawi
c. 325 M

: Kaisar Konstantin masuk agama Kristen

d. 325-395 M

: Kristen adalah agama resmi Kekaisaran Romawi

e. 395 M

: Perpecahan Kerajaan Romawi

Periode Kristen awal di tandai dengan pemahaman terhadap kepercayaan
religi lebih mendominasi, hal ini dibuktikan bahwa manusia mulai memikirkan
hal-hal yang bersifat kehidupan dunia setelah kematian, manusia cenderung
berintrospeksi pada diri sendiri, karya arsitekturnya bersifat religius (tempattempat ibadah), dan karya seni lebih ditonjolkan untuk kepentingan agama.
Terdapat beberapa karakteristik bangunan arsitktural gereja pada masa
Kristen awal antara lain, yakni:
10

a.

Denah bentuk segi empat “simetris”, biasanya ukuran panjang = dua
kali lebar.

b.

Bangunan cukup luas untuk menampung jumlah umat yang besar.

c.

Bagian tengah “nave” yang seperti lorong panjang memberikan
pandangan yang tak terputus bagi umat ke bagian depan yang berupa
portico atau narthex.

d.

Pintu masuk selalu berada di sebelah barat.

e.

Orang yang tidak boleh masuk gereja (karena dosa-dosanya) harus
mendengarkan kutbah di bagian portico

f.

Altar diletakkan di podium bagian timur yang disebut “bema” dan di
belakangnya terdapat ruang setengah lingkaran yang disebut “apse”.

g.

Interior utama terdiri dari sebuah ruang besar di tengah “nave” yang di
samping kiri-kanannya terdapat gang “aisle” yang dibatasi oleh
deretan kolom.

h.

Tempat pembaptisan “baptisteries” adalah bangunan terpisah dengan
bentuk denah lingkaran atau segi banyak (polygonal).

i.

Tempat air baptis “font” selalu ditempatkan di bagian tengah dan
biasanya merupakan replika yang lebih kecil dari bangunan itu sendiri.

Gambar 4. Bagian-bagian dari Basilika
Sumber : http://atpic.files.wordpress.com/

11

Gedung basilika yang diadopsi untuk kepentingan peribadatan ketika itu
merupakan peralihan fungsi dari pengadilan di masa Romawi, sehingga para
pakar menyebutkan bahwa masa awal arsitektur Kristen adalah perakitan
arsitektur Romawi. Nilai-nilai kesombongan yang ditampilkan melalui skala
bangunan di luar skala manusia untuk mengedepankan skala Tuhan yang agung,
sakral, suci, magis, dan religius.
Para arsitek di masa itu menampilkan interior bangunan basilika dengan
dekorasi berupa hiasan ornamen atau gambar tentang ceria tokoh atau pemuka
agamanya. Beberapa bangunan gereja yang sangat terkenal ketika masa arsitektur
Kristen awal adalah Basilika S. Clemente, Basilika S. Appolinare, dan Basilika S.
Petrus.

Gambar 5. Eksterior Basilika S. Clemente
Sumber : http://t1.gstatic.com/

12

Gambar 6. Interior Basilika S. Clemente
Sumber : http://www.telegraph.co.uk/

Gambar 7. Eksterior Basilika S. Appolinare
Sumber : http://upload.wikimedia.org/

13

Gambar 8. Interior Basilika S. Appolinare
Sumber : http://static.panoramio.com/

Gambar 9. Eksterior Basilika S. Petrus
Sumber : http://img.carapedia.com/

14

Gambar 10. Interior Basilika S. Petrus
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/

2.3

Masa Byzantium
Byzantium berkembang pada saat Kekaisaran Romawi mulai runtuh,

Kekaisaran Romawi dibagi menjadi bagian timur dan barat serta merupakan
pewaris langsung kekaisaran terakhir Romawi. Tiga aspek kehidupan orang
Byzantium yang menonjol adalah keagamaan, kerajaan, dan pertunjukan.
Kehidupan kota dikekelilingi 3 bangunan penting sesuai aspek kehidupan orangorang Byzantium, yaitu kelompok gedung Hypodrom (pertunjukan: rakyat), Istana
suci kekaisaran (kerajaan: kaisar), dan Gereja Hagia Sophia (keagamaan: Tuhan).
Ketiga gedung tersebut terletak berdekatan dan dihubungkan oleh jalan di tengahtengah, yaitu suatu jalan yang selalu dipakai untuk upacara kenegaraan dan
keagamaan (jalan protokol menuju ke bangunan penting).
Masa keemasan arsitektur Byzantium berada di bawah kekuasaan Kaisar
Justian (527-565). Selama periode kekuasaannya, beliau membangun ikon
arsitektur Byzantium berupa Gereja Hagia Sophia yang dibangun kembali pada
532-537 setelah sebelumnya sempat hancur akibat kerusuhan.

15

Gambar 11. Peta Kota Byzantium (Konstantinopel)
Sumber : http://upload.wikimedia.org/

Sama halnya dengan masa Kristen Awal, pada masa Byzantium juga
terrdapat beberapa karakteristik bangunan arsitktur gereja antara lain, yakni:
a.

Denah dapat berbentuk basilika, salib, lingkaran atau polygon.

b.

Pintu masuk di sebelah barat, altar di sebelah timur.

c.

Bahan bangunan utama adalah bata, disusun berdasarkan pola
dekoratif atau dilapis plasteran.

d.

Atap ditutup oleh lapisan timah.

e.

Luar bangunan terlihat cukup sederhana, datar, dengan jendela yang
kecil dan berteralis.

f.

Interior bangunan kaya dengan mosaik yang penuh warna, menghiasi
dinding, kubah, dan langit-langit (warna dominan adalah biru dan
emas).

g.

Gambar mosaik adalah cerita-cerita dari Injil atau cerita kekaisaran

h.

Mosaik dibuat dari kubus-kubus kecil (dari marmer atau kaca) yang
direkatkan di lapisan semen.

i.

Kolom-kolom pada bangunan Byzantium memiliki banyak ornamen.
Biasanya monogram (inisial) kaisar atau penguasa dipahat pada kolom
tersebut.

j.

Fitur lain yang penting pada gereja Byzantium adalah kubah. Kubah
Byzantium diletakkan di atas bukaan denah berbentuk persegi
16

sedangkan pada kubah Romawi diletakkan di atas bukaan denah
bentuk lingkaran.

Gambar 12. Eksterior Gereja Hagia Sophia, Ikon Bizantium
Sumber : http://www.britannica.com/

Gambar 13. Interior Gereja Hagia Sophia, Ikon Byzantium
Sumber : http://0.tqn.com/

17

2.4

Masa Romanesque
Arsitektur Romanesque adalah gaya arsitektur abad pertengahan Eropa

ditandai dengan lengkungan setengah lingkaran, istilah romanesque muncul pada
abad ke-19 untuk menunjukkan gaya yang dimulai pada abad ke-11 sampai abad
ke-12 ini.
Periode Romantiqe merupakan jaman kegelapan “Dark Ages” dimana tidak
banyak terdapat hasil karya arsitektur yang benar-benar mencirikan masa ini. Para
arsitek hanya meniru karya-karya lama pada masa Romawi dan mencampurnya
dengan ide-ide dari agama Kristen sehingga gaya arsitektur romanesque dapat
dikatan perpaduan antara fitur dari bangunan Romawi Barat dengan gaya
arsitektur Byzantium.
Kolaborasi dua masa tersebut menciptakan karakteristik bangunan berupa
gereja yang khas di masa romanesque, yakni:
a.

Gereja Romanesque memiliki karakteristik busur lengkung, dapat
ditemukan pada pintu, jendela, gang-gang arcade, langit-langit dan
lain-lain.

b.

Atap gereja pada awal menggunakan kayu, karena mudah terbakar
maka penggunaan kayu digantikan dengan langit-langit lengkung
terbuat dari batu.

c.

Penggunaan

langit-langit

batu

mengakibatkan

beban

gedung

bertambah sehingga dinding dibuat lebih tebal sebagai pendukung
yang disebut buttress.
d.

Terdapat dua menara tinggi di bagian depan (barat).

e.

Denah berbentuk lingkaran, segi empat atau segi delapan.

f.

Atap berbentuk kerucut meruncing ke atas.

18

Gambar 14. Bangunan Gereja di Masa Romanesque
Sumber : http://atpic.files.wordpress.com/

g.

Pahatan adalah fitur terpenting pada dekorasi pintu masuk utama.
Pintu masuk terletak di bagian dalam dinding yang tebal (beberapa
dinding tebalnya mencapai 6 m). Di atas pintu terdapat tympanum,
yang biasanya diisi dengan pahatan yang berisi penggalan cerita Injil.

Gambar 15. Tympanum pada Pintu Masuk Gereja
Sumber : http://atpic.files.wordpress.com/

19

h.

Jendela terlihat kecil dan sempit. Susunan kolom, busur dan pahatan
dekorasi di sekeliling jendela membuatnya terlihat lebih besar.

Gambar 16. Jendela-jendela Kecil pada Gereja Romanesque
Sumber : http://atpic.files.wordpress.com/

i.

Denah gereja Romanesque selalu berbentuk salib. Altar diletakkan di
timur (menghadap Yerusalem), pintu masuk di barat.

j.

Pada interior tidak terdapat kursi, umat beribadah sambil berdiri.

20

Gambar 17. Interior Ruangan dalam Gereja
Sumber : http://atpic.files.wordpress.com/

k.

Terdapat ruang bawah tanah “crypt” di bawah altar untuk
menempatkan peninggalan dari para santo (orang suci).

l.

Nave dan aisles dipisahkan oleh barisan kolom dan busur. Di atas
aisles terdapat gallery “triforium” yang dapat memberikan view ke
nave, Di atas gallery tersebut terdapat koridor sempit “clerestory”
sebagai tempat jendela-jendela utama.

m.

Struktur langit-langit adalah busur tinggi terbuat dari batu. Terdapat
jenis barrel vault (sederhana) dan cross vault (busur bersilang).

Gambar 18. Barrel Vault dan Cross Vault
Sumber : http://atpic.files.wordpress.com/

21

n.

Terdapat kolom-kolom besar yang disebut Capital Coloum, dibuat
dengan dasar order Romawi atau desain khas Romanesque.

Gambar 19. Order Romawi pada Kolom-kolom Gereja
Sumber : http://atpic.files.wordpress.com/

2.5

Masa Gothik
Arsitektur Gothik adalah perwujudan keyakinan Kristen lebih moderen

daripada periode-periode sebelumnya, dimana bangunan Gothik yang paling
dikenal adalah katedral. Katedral merupakan bangunan yang penting bagi sebuah
komunitas atau suatu kota di Eropa pada abad pertengahan. Orang yang membuat
katedral bukan orang setempat atau penduduk asli suatu kota, melainkan
kelompok tukang batu profesional yang mengerjakan proyek dari satu kota ke
kota lain.
Arsitektur Gothik memiliki tiga karakteristik yang membedakannya dari
periode Romanesque, yakni lengkungan runcing, kubah bergaris, dan penopang
layang. Perkembangan ini memungkinkan arsitek untuk membuat gereja jauh
lebih besar dan lebih cerah. Adapun katedral pada masa Gothik yang paling
terjaga adalah Katedral Laon (1190), denan masih menggunakan unsur-unsur
gereja Gothik yang berupa tiga pintu masuk, jendela mawar dan menara tinggi.
Selain unsur-unsur tesebut terdapat beberapa fitur-fitur khusus berupa:
a.

Busur lancip yang mengarah vertikal.

22

b.

Bagian barat gereja adalah bagian yang paling kaya ornamen.
Umumnya terdapat tiga pintu masuk, pintu masuk bagian tengah
adalah yang paling besar.

Gambar 20. Contoh Katedral pada Masa Gothik
Sumber : http://atpic.files.wordpress.com/

c.

Patung-patung pada kolom dibuat di depan kolom, bukan menjadi
bagian dari kolom, bukan ukiran kolom seperti peiode-periode
sebelumnya.

d.

Bagian atas pintu terdapat jendela berbentuk lingkaran besar yang
terdiri dari banyak bagian-bagian mosaik kecil. Jendela ini disebut
juga jendela mawar “rose window”.

23

Gambar 21. Jendela Rose Window padaKatedral Gothik
Sumber : http://atpic.files.wordpress.com/

e.

Pada bagian depan terdapat dua menara utama di samping kiri dan
kanan.

f.

Titik perpotongan nave dan transept (bagian tengah denah salib)
terdapat menara yang mempunyai atap sangat tinggi.

24

Gambar 22. Denah Katedral Arsitektur Gothik
Sumber : http://atpic.files.wordpress.com/

25

BAB III
PENUTUP

3.1

Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka simpulan yang dapat penulis

sampaikan adalah sebagai berikut:
1.

Perkembangan arsitektur dibagi dalam 4 tahap yaitu: Arsitektur
Prasejarah, Arsitektur Abad Pertengahan (The Middle Ages), Arsitektur
Zaman Baru (New Ages), dan Arsitektur Modern.

2.

Arsitektur Abad Pertengahan (The Middle Ages) dibagi menjadi 4 masa,
yaitu: Masa Kristen Awal, Masa Byzantium, Masa Romanesque, dan Masa
Gothik.

3.

Masa Kristen Awal: masuknya agama Kristen dengan ditandai bentu
dan fungsi bangunan ditunjukan untuk kebutuhan religi. Bangunan
berbentuk basilika. Basilika terkenal yakni: S. Clemente, S.
Appolinare, dan S. Petrus.

4.

Masa Byzantium: kehancuran Kerajaan Romawi, bangunan berbentuk
basilika, bangunan terkenal adalah Basilika Hagia Sophia.

5.

Masa Romanesque: jaman kegelapan, percampuran arsitektur Romawi
dan Byzantium. Karakteristik gereja terdapat bentuk lengkung.

6.

Masa Githic: masa terakhir di abad pertengahan, bangunan yang
paling dikenal adalah Katedral, bentuk atap yang khas adalah runing
ke atas.

3.2

Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1.

Bagi mahsiswa
Mahasiswa mampu memahami kronologi sejarah arsitektur abad
pertengahan sebagai dasar acuan pertimbangan dalam merancang
suatu hunian atau kawasan.

2.

Bagi pembaca
Pembaca mampu menghayati dan memahami karakteristik bangunanbangunan arsitektur di abad pertengahan.
26

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Arsitektur Gereja Abad Pertengahan. Tersedia pada
http://kabarmasasilam.blogspot.com/2013/03/arsitektur-gereja-abad-perteng
ahan.html. Diakses pada 28 Desember 2013.
Mahardika, Ridwan Dwi. 2010. Romanesque Arsitektur. Tersedia pada
http://shabiterz.blogspot.com/2010/06/romanesque-arsitektur.html. Diakses
pada 28 September 2013.
Trianto. 2012. Seni Abad Pertengahan. Tersedia pada http://artisejarah.blogspot.com/2012/07/seni-abad-pertengahan.html. Diakses pada 25
September 2013.
Widiastuti. 2013. ARSITEKTUR MESOPOTAMIA (Lokasi, Filosofi, Prinsip
Dasar, Kronologi, Aplikasi). Disampaikan pada perkuliahan Arsitektur
Dunia 1. Denpasar : tidak dipublikasikan.
________. 2013. ARSITEKTUR ROMAWI (Lokasi, Filosofi, Prinsip Dasar,
Kronologi, Aplikasi). Disampaikan pada perkuliahan Arsitektur Dunia 1.
Denpasar : tidak dipublikasikan.
________. 2013. Prinsip Dasar & Pola Penyebaran (Arsitekutr Prasejarah &
Klasik). Disampaikan pada perkuliahan Arsitektur Dunia 1. Denpasar : tidak
dipublikasikan.
Wikipedia. 2013. Arsitektur. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur.
Diakses pada 28 September 2013.

Link Gambar:
Gambar 1.
http://test.classconnection.s3.amazonaws.com/164/flashcards/34164/jpg/old_st_peters_b
asilica_plan.jpg
Gambar 2.
http://www.hellomagazine.com/imagenes/travel/201010064258/modern/world/wonders/0
-11-787/sofia-basilica---a.jpg
Gambar 3.
http://www.whereist.com/wp-content/uploads/HLIC/e114d7a938201058da2e872f861e93
6e.jpg
Gambar 4.
http://atpic.files.wordpress.com/2010/07/image_thumb29.png?w=387&h=270
Gambar 5.
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTGZg1jr25gS48U9lWaEFZcYPTsBYb9MQS
M6YcV8rrYJuwAGjIh
Gambar 6.
http://www.telegraph.co.uk/incoming/article40671.ece/ALTERNATES/w460/Interior,+Ba
silica+San+Clemente.jpg
Gambar 7.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b8/Sant'.Apollinare.Nuovo01.jpg
Gambar 8.
http://static.panoramio.com/photos/large/12782706.jpg
Gambar 9.
http://img.carapedia.com/images/article/basilika%20St%20Peter.jpeg

27

Gambar 10
http://4.bp.blogspot.com/_hOLU0sCczT0/SsToltYn7EI/AAAAAAAAARY/cokQXnEaPGE/s
400/400px-St_peter_large.jpg
Gambar 11.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/64/Locator_map_Byzantion.PN
G/220px-Locator_map_Byzantion.PNG
Gambar 12
http://www.britannica.com/blogs/wp-content/uploads/2010/12/hagia.jpg
Gambar 13
http://0.tqn.com/d/architecture/1/0/3/C/1/Hagia-Sofia-interior.jpg
Gambar 14
http://atpic.files.wordpress.com/2010/12/clip_image00127.jpg
Gambar 15
http://atpic.files.wordpress.com/2010/12/clip_image001.jpg
Gambar 16
http://atpic.files.wordpress.com/2010/12/clip_image0015.jpg
Gambar 17
http://atpic.files.wordpress.com/2010/12/clip_image0019.jpg
Gambar 18
http://atpic.files.wordpress.com/2010/12/clip_image00117.jpg
Gambar 19
http://atpic.files.wordpress.com/2010/12/clip_image00121.jpg
Gambar 20
http://atpic.files.wordpress.com/2010/12/clip_image0011.jpg
Gambar 21
http://atpic.files.wordpress.com/2010/12/clip_image00171.jpg
Gambar 22
http://atpic.files.wordpress.com/2010/12/clip_image001151.jpg

Narasumber :
1. Dr. Ir. Widiastuti, M.T (Dosen Koordinator)
2. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, M.Si (Dosen Pembimbing)
3. I Kadek Putra Ariwibawa (Penanya pada sesi Presentasi)

28