Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal doc

PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan yang
terjadi bukan saja berhubungan dengan lingkungan fisik, tetapi juga dengan budaya manusia.
Hubungan erat antara manusia dan lingkungan kehidupan fisiknya itulah yang melahirkan
budaya manusia. Budaya lahir karena kemampuan manusia mensiasati lingkungan hidupnya
agar tetap layak untuk ditinggali waktu demi waktu. Kebudayaan dipandang sebagai
manifestasi kehidupan setiap orang atau kelompok orang yang selalu mengubah alam.
Kebudayaan merupakan usaha manusia, perjuangan setiap orang atau kelompok dalam
menentukan hari depannya.
Sejak tahun 1998, terjadi perubahan yang sangat mendasar terhadap semua aspek
kehidupan Bangsa Indonesia. Perubahan itu disebabkan oleh perubahan politik dan tata
pemerintahan yang semula bersifat sentralistik menjadi desentralistik. Pada saat ini fungsi
dan

wewenang

pemerintah

daerah

lebih


besar

dalam

membuat

kebijakan

dan

melaksanakannya sesuai dengan variasi potensi, dan kepentingan pengembangan daerahnya
masing-masing.
Salah satu desentralisasi pendidikan adalah desentralisasi kurikulum. Departemen
Pendidikan Nasional hanya menentukan standar-standar minimal yang harus dipenuhi oleh
satuan pendidikan di tingkat daerah. Standar minimal itu berupa standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar evaluasi, dan standar sarana dan prasarana. Pengembangan lebih jauh
terhadap standar-standar tersebut diserahkan kepada daerah masing-masing. Dengan adanya
desentralisasi kebijakan itu, maka daerah dapat mengembangkan potensi wilayahnya sesuai
dengan situasi dan kondisi setempat. Salah satu kebijakan yang dapat dikembangkan adalah

membuat kurikulum sekolah yang berbasis keunggulan lokal atau kearifan lokal.
Masing-masing daerah mempunyai keunggulan potensi daerah yang perlu
dikembangkan yang lebih baik lagi. Keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing daerah
sangat bervariasi. Dengan keberagaman potensi daerah ini perlu mendapat perhatian khusus
bagi pemerintah daerah sehingga anak-anak tidak asing denga daerahnya sendiri dan faham
betul tentang potensi dan nilai-nilai serta budaya daerahnya sendiri sesuai dengan tuntunan
ekonomi global.

A. Pengertian Kearifan Lokal dan Keunggulan Lokal
1. Pengertian Kearifan Lokal
a) Pengertian Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2
kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan
wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka local wisdom
dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandanganpandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai
baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
b) S. Swarsi Geriya dalam “Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg Bali” dalam
Iun,secara konseptual, kearifan lokal dan keunggulan lokal merupakan
kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara
dan perilaku yang melembaga secara tradisional.
2. Pengertian Keunggulan lokal:

a) hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam,
sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah.
b) suatu proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah
sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat
unik, memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif.
Bila kita lihat dari pengertiannya, maka kearifan lokal dan keunggulan lokal memiliki
hubungan, yaitu kearifan lokal merupakan kebijakan manusia dalam mengembangkan
keunggulan lokal yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan perilaku yang
melembaga secara tradisional.
Pendidikan berbasis kearifan lokal atau keunggulan lokal adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam aspek ekonomi, seni budaya, SDM,
bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain ke dalam kurikulum
sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik yang dapat
dimanfaatkan untuk persaingan global.

B. Sumber-sumber Kearifan Lokal
1) Potensi Manusia.
Al-ghazali menyebut potensi manusia ada empat komponen, yaitu: ruh, kalbu,
akal dan nafsu. Sigmund Freud membagi komponen sistem kepribadian
manusia meliputi: super ego, ego dan id. Sedangkan Bloom membagi struktur

kepribadian manusia menjadi tiga komponen, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik. Adapun Howard Gardner menjabarkan lagi kedalam delapan
kecerdasan, yaitu: linguistik, logis-matematis, spasial, kinestetik jasmani,
musikal, antarpribadi, intrapribadi dan naturalis. Pengembangan program
pendidikan yang meliputi tujuan, kurikulum, metode pembelajaran dan
lingkungan pendidikan haruslah berbasis pada potensi manusia anak didik.
2) Potensi Agama
Hampir tidak ada pendidikan diberbagai belahan dunia ini yang lepas dari
pengaruh agama, baik itu pendidikan formal maupun pendidikan non-formal.
Dunia pendidikan yang gelap terhadap nilai-nilai moral etis, serta kehidupan
bangsa yang dipenuhi dengan keserakahan dan kemunafikan, mengharuska
adanya penguatan nilai-nilai sufisme, bukan hanya melalui pendidikan agama,
tetapi juga semua mata pelajaran, keteladanan dan budaya sekolah. Sekolah,
perguruan tinggi dan pesantren bukan hanya benteng penjaga moral terakhir,
tetapi juga diharapkan dapat melahirkan manusia-manusia yang bijak dan
bermoral.
3) Potensi Budaya
Budaya adalah nilai, proses dan hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia.
Budaya atau kebudayaan nasional memiliki kedudukan sangat penting dalam
program pengembangan pendidikan nasional suatu bangsa atau muatan lokal

suatu daerah. Bangsa yang berbudaya dan bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghargai, mengembangka dan mewariskan budayanya kepada
generasi muda. Melalui kekayaan budaya yang dimiliki, seharusnya kita bisa

menyusun berbagai model dan program pendidikan dan pembelajaran, bisa
dalam bentuk program studi, intrakurikuler, ekstrakurikuler maupun dalam
bentuk budaya sekolah.
4) Potensi Alam
Lewat program pendidikan berbasis potensi lingkungan, diharapkan tumbuh
kearifan lokal dan karakter yang peduli lingkungan dan sebaliknya dapat
memanfaatkan potensi lingkungan hidupnya. Orang yang arif adalah orang
yang hidupnya harmoni dengan lingkungan seraya dapat memanfaatkan
lingkungan untuk kepentingan hidupnya dan orang yang berkarakter akan
marah apabila lingkungan ekosistemnya dirusak.
C. Tujuan Pendidikan berbasis kearifan lokal atau keunggulan lokal
 Tujuan umum
Memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan perilaku kepada peserta didik agar
mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan
mendukung pembangunan daerah serta pembangunan nasional.

 Tujuan Khusus


Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya.



Memiliki bekal kemampuan dan ketrampilan serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada
umumnya.



Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang
berlaku di daerahnya serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur
budaya

setempat


dalam

pembangunan nasional.

rangka

menunjang

pembangunan

daerah

dan

D. Langkah-Langkah Pengembangan
 Pengembangan
-

Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah.
o Lingkungan alam, sosial dan budaya.

o Prioritas rencana pembangunan daerah (jangka pendek maupun
jangka panjang).
o Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis ketrampilan dan
kemampuan yang diperlukan.
o Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan pengembangan
daerahnya.

-

Menentukan fungsi dan tujuan.
o Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah.
o Meningkatkan ketrampilan di bidang pekerjaan tertentu.
o Meningkatkan kemampuan berwiraswasta.
o Meningkatka penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan seharihari.
o Meningkatkan penguasaan teknologi.

-

Menentukan kriteria bahan kajian.
o Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.

o Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang
diperlukan.
o Tersedianya sarana dan prasarana.

o Tidak bertentangan dengan nilai luhur bangsa.
o Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan.
o Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan disekolah.

-

Menyusun Kurikulum.
o Penentuan topik keunggulan lokal yang dipilih serta standar
kompetensi, kemampuan dasar, dan indikator.
o Pengorganisasian materi atau kompetensi muatan keunggulan lokal
ke dalam kelas, semester dan lainnya yang berwujud silabus.

DAFTAR PUSTAKA
Tobroni. 2012. Relasi Kemanusiaan dalam Keagamaan (Mengembangka Etika Sosial
Melalui Pendidikan). Bandung: CV. Karya Putra Darwati.
http://irwan-cahyaiiblogsapg.bcgm/0120/1//maaaoah-a2ariaan-ogaaobh.mo

http://i2iiiwi.asamabwgripr2aabcgm/0117//22/17//p2niiiiaan-l2rlaaia-a2unnssunoan-ogaao-soglao/