PERNIKAHAN MELALUI TELEPON erwani (1)

PERNIKAHAN MELALUI TELEPON
Paper ini disusun guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Fiqh Ushul Fiqh
Dosen Pengampu: Fatimatus Zahro’ Jihan Fitri, S.Sos.I, M Pd.I.

Disusun Oleh:
Veni Jumila Danin
15670032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017

A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa perkembangan zaman telah membawa kita masuk
ke dalam dunia modern. Secara otomatis, kehidupan manusia terbantu oleh teknologi
dalam menyelesaikan rutinitas kehidupannya. Hal ini memunculkan berbagai masalah
baru dalam kehidupan, termasuk dalam persoalan fiqh.
Suatu hal yang kontroversial adalah terjadinya perkawinan melalui telepon dan hakim
mengesahkan. Dengan pertimbangan bahwa ketidakhadiran secara fisik mempelai lakilaki di tempat mempelai perempuan tidak mengurangi sahnya perkawinan.

Masalah ini memberikan tantangan kepada umat Islam untuk dapat menjawab
persoalan tersebut agar tidak terjadi penyimpangan dalam kehidupan masyarakat di era
modernisasi ini. Maka dari itu, dalam paper ini akan dipaparkan pendapat para Ulama
mengenai “Pernikahan Melalui Telepon” guna menganalisis keabsahan pernikahan
tersebut.
B. Pembahasan
1. Pengertian Nikah
Makna nikah adalah akad atau ikatan, karena dalam proses pernikahan terdapat ijab
dan kabul. Menurut syara’, nikah adalah akad serah terima laki-laki dan perempuan
dengan tujuan saling memuaskan dan untuk membentuk rumah tangga sakinah serta
masyarakat sejahtera. Ahli fiqh berkata, nikah adalah akad yang secara keseluruhan di
dalamnya mengandung kata ‫ انكاح‬atau ‫تزويج‬.1
Dapat disimpulkan bahwa menurut Islam, orang yang sudah pantas dan mampu
melaksanakan pernikahan, hendaklah ia menikah dan dinikahkan. Pernikahan adalah
wadah bagi seorang muslim untuk menepati fitrah dan tabiat basyariahnya.2
2. Rukun Pernikahan
Rukun yaitu sesuatu yang harus ada yang menentukan sah atau tidaknya suatu
pekerjaan (ibadah), dan termasuk dalam rangkaian pekerjaan tersebut.3 Pernikahan
yang di dalamnya terdapat akad, memerlukan persetujuan kedua belah pihak yang
mengadakan akad. Adapun rukun nikah adalah:4

1
2
3
4

Sobari Sahrani dan M.A. Tihami, Fikih Munakahat, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009), h. 6 – 8.
Chuzaimah T dan Hafiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), h.
104.
Abdul Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, (Bogor: PT Prenada Media, 2003), h. 45.
Sobari Sahrani dan M.A. Tihami, Fikih Munakahat, h. 12.

2

a. Mempelai laki-laki
b. Mempelai perempuan
c. Wali
d. Dua orang saksi
e. Shigat ijab kabul
Syarat yaitu suatu yang harus ada yang menentukan sah atau tidaknya suatu
pekerjaan (ibadah), tetapi tidak termasuk rangkaian pekerjaan.5 Akad nikah

merupakan syarat wajib dalam proses pernikahan menurut Islam. Akad nikah boleh
dijalankan oleh wali atau diwakilkan kepada juru nikah.
‫ ول‬.‫وشروط الصيغة كونها بصريح مشتق انكاح او تزويج ولو بغير العربية جيث فهما العقدان والشاهدان‬
‫ وانما السرط عدم الفسق‬.‫يصح عقد النكاح ال بولي غدل او ماذونه والعدالة ليست بشرط في الولى‬
‫وفى بعض النسخ بولى ذكر وهو اي الذكور – إختراز عن النثى فانما ل تزوج نفسها ول غيرها‬
Syarat (akad) yaitu adanya akad itu jelas keluar dari lafadz ‫ نكاح‬atau ‫( تزويج‬aku nikahi)
walaupun akad tersebut tanpa menggunakan bahasa arab sekiranya kedua lafadz itu
dipahami oleh dua orang yang akad dan dua saksi. Tidak sah akad nikah kecuali
dengan wali yang adil, atau orang yang mendapatkan ijin wali. Syarat dalam wali itu
disyaratkan tidak fasiq di sebagian nusakh itu harus wali laki-laki yang lebih
diunggulkan dari pada wanita, karena sesungguhnya wanita itu tidak bisa menikahkan
diri sendiri atau menikahkan orang lain.
‫ول يصح عقد النكاح ايضا ال بحضور شاهدى عدل‬
Dan tidak sah juga akad nikah kecuali dengan hadirnya dua orang saksi yang adil.6
3. Pendapat Mengenai Pernikahan Melalui Telepon
“Nikah itu tidak sah kecuali dengan menggunakan lafadh menikahkan” adalah
pendapat pengikut madzhab Imam Syafi’i, Ibnu Hamid, Abu Al Khithab, Al Qadhi
dan pengikutnya.7 Dalam hukum Islam, pernikahan yang calon suami tidak berada
pada satu majelis adalah tidak sah menurut Imam Syafi’i. Karena tugas para saksi
harus melihat kedua orang yang mengakadkan nikah, dalam arti berhadap-hadapan

secara fisik. Al Jaziry mengatakan bahwa sesuai dengan keadaan orang yang
meakukan pernikahan, hukum nikah berlaku untuk hukum-hukum syara’ yang lima,

5
6
7

Abdul Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, h. 45.
Moh. Rifa’i, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1978), h. 461
Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer “Analisis Yurisprudensi dengan
Pendekatan Ushuliyah”, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 10.

3

adakalanya wajib, haram, makruh, sunnah, dan adakalanya mubah, di samping ada
yang sunnah, wajib, haram, dan makruh.
Menurut pandangan Hakim Pengadilan Jakarta Selatan, pernikahan melalui telepon
di dalamnya terkandung kaidah ushul fiqih mengenai konsep taghayyur al ahkam
yang diterapkan sepanjang tidak merubah maqhasid syar’i terhadap aturan nikah
tentang akad nikah. Bersatu majelis termasuk akad nikah, bukan rukun nikah,

memang pihak pengadilan bisa mentolerir hal semacam itu tetapi tidak untuk
disalahgunakan.
4. Kasus
Terjadi ijab qabul di lokasi yang saling berjauhan yaitu antara Jakarta dan
Bloomington Amerika Serikat yang berbeda waktu sekitar 12 jam. Hal ini dilakukan
oleh Prof. Dr Baharuddin yang mengawinkan putrinya di Jakarta (Dra. Nurdiani
Harahap) dengan Drs. Ario Sutarto yang sedang belajar di Universitas Indiana
Amerika Serikat, pada Sabtu 13 Mei 1989 pukul 10.00 WIB bertepatan Jumat pukul
22.00 waktu Indiana Amerika Serikat.8
Karena itu, nikah lewat telepon itu tidak sah dan tidak dibolehkan menurut Hukum
Islam, selain terdapat kelemahan/kekurangan dan keraguan dalam memenuhi rukunrukun nikah dan syarat-syaratnya sebagaimana diuraikan di atas, juga berdasarkan
dalil-dalil syara’ sebagai berikut:9
f. Nikah itu termasuk ibadah. Karena itu, pelaksanaan nikah harus sesuai dengan
tuntunan Al-Qur’an dan sunnah nabi yang shahih, berdasarkan kaidah hukum:
‫الصل فى العبادة حرام‬
“Pada dasarnya, ibadah itu haram.”
Artinya, dalam masalah ibadah manusia tidak boleh merekayasa aturan sendiri.
b. Nikah merupakan peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dan itu
merupakan


akad

yang

mengandung

kesakralan

dan

syiar

Islam

serta

tanggungjawab yang berat bagi suami istri, sebagaimana firman Allah dalam AlQuran Surat Nisa’ ayat: 21
‫غ للي ظ‬
‫ظا‬
‫خ مذ غن لم ن م ك ك مم لمي غثا ظقا غ‬

‫غو أ غ غ‬...
“...Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu Perjanjian yang kuat.”
8
9

Surat Putusan No. 1751/P/1989 PA.JS, h. 1.
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, Penerjemah Zaid Muhammad, Ibnu ALI, Muhammad
Khuzainal Arif, h. 465.

4

c. Nikah lewat telepon mengandung resiko tinggi berupa kemungkinan adanya
penyalahgunaan atau penipuan (gharar/khida’), dan dapat pula menimbulkan
keraguan (syak), apakah telah dipenuhi atau belum rukun dan syarat nikahnya
dengan baik. Dan yang demikian itu tidak sesuai dengan hadist Nabi/kaidah fiqih
‫ل ضرر ول ضرارا‬
“Tidak boleh membuat mudarat kepada diri sendiri dan kepada orang lain.”
Dan hadis Nabi
‫دعما يريبك ال مال يريبك‬
“Tinggalkanlah sesuatu yang meragukan engkau, (berpeganglah) dengan sesuatu

yang tidak meragukan engkau.”
‫درء المفاسد مقدم على جلب المصالح‬
“Menghindari mafsadah (resiko) harus didahulukan atas usaha menarik (mencari)
maslahah.”
5. Analisis Kasus
Peristiwa akad nikah lewat telepon itu mengundang reaksi yang cukup luas dari
masyarakat. Kedua calon sudah berkenalan sejak belajar dari tingkat satu IKIP
Jakarta, dan kehendak pernikahan telah mendapat restu dari orang tua kedua belah
pihak. Sehubungan dengan tidak bisa hadirnya calon mempelai laki-laki dengan
alasan tiadanya biaya perjalanan pulang pergi AS – Jakarta dan agar tidak menggangu
studi, maka pejabat pencatat nikah menyarankan adanya surat taukil dari calon suami
kepada seseorang yang bertindak mewakilinya dalam akad nikah nantinya di Jakarta.
Ketika waktu pelaksanaan akad nikah tinggal sehari, surat taukil belum juga
datang. Padahal surat undangan, maka Baharuddin sebagai ayah dan wali pengantin
putri mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan upacara akad nikah pada
tanggal 13 Mei 1989, antara lain dengan melengkapi pesawat telepon dirumahnya
dengan alat pengeras suara dan alat perekam agar semua orang yang hadir di dua
tempat yang terpisah jauh itu dapat mendengarkan dengan jelas ijab qabul. Namun,
Kepala KUA Kebayoran Baru Jakarta Selatan tidak bersedia mencatat nikahnya dan
tidak mau memberikan surat nikah, karena menganggap perkawinannya belum

memenuhi syarat sahnya nikah, yakni hadirnya mempelai laki-laki atau wakilnya.
Ada ulama yang berpendapat bahwa status nikah lewat telepon itu syubhat, artinya
belum safe, sehingga perlu tajdid nikah (nikah ulang) sebelum dua manusia yang
berlainan jenis kelaminnya itu melakukan hubungan seksual sebagai suami istri yang
5

sah. Adapula ulama yang berpendapat, bahwa nikah lewat telepon tidak
diperbolehkan, kecuali dalam keadaan darurat. Tetapi kebanyakan ulama dan
cendekiawan Muslim menganggap nikah lewat telepon itu tidak sah secara mutlak.
C. Kesimpulan
1. Diukur dengan hasil ijtihad ulama-ulama besar terdahulu, khususnya imam mujtahid
yang empat, ternyata akad nikah melalui telepon itu memang dapat saja dilakukan
dengan persyaratan-persyaratan tertentu dan dalam hal tertentu. Artinya, secara umum
aqad nikah melalui telepon itu tidaklah dapat dikatakan sah, akan tetapi bersifat
kasusistik.
2. Pernikahan melalui telepon tidak boleh dan tidak sah, karena bertentangan dengan
ketentuan hukum syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.
3. Penetapan/putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang mengesahkan pernikahan
melalui telepon No. 175/P/1989 tanggal 20 April 1990 merupakan preseden yang

buruk bagi dunia Peradilan Agama di Indonesia, karena melawan arus dan berlawanan
dengan pendapat mayoritas dari dunia Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemah
Arsip Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Putusan No. 1751/P/1989 PA.JS
Effendi, Satria. (2010). Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer “Analisis
Yurisprudensi dengan Pendekatan Ushuliyah”. Jakarta: Prenada Media.
Ghazaly, Abdul Rahman. (2003). Fikih Munakahat. Bogor: PT Prenada Media.
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Al-Hafidz. (2007). Bulughul Maram.Penerjemah Zaid Muhammad
Ibnu ALI. Muhammad Khuzainal Arif. Jakarta: Pustaka as-sunnah.
Rifa’i, Moh. (1978). Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Sahrani, Sobari dan M.A. Tihami. (2009). Fikih Munakahat. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
T., Chuzaimah Yanggo, Dr., H., dan Hafiz, A. Anshary Az, MA., Drs., H. (2008).
Problematika Hukum Islam Kotemporer. Jakarta: Pustaka Firdaus.

6

Dokumen yang terkait

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR HONDA MELALUI PENDEKATAN BOSTON CONSULTING GROUP PADA PT. MPM MOTOR DI JEMBER

7 89 18

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MELALUI ANALISIS SWOT (Studi Pengelolaan Limbah Padat Di Kabupaten Jember) An Evaluation on Management of Solid Waste, Based on the Results of SWOT analysis ( A Study on the Management of Solid Waste at Jember Regency)

4 28 1

PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM MENGINFORMASIKAN TELKOMFLEXI MELALUI NEWSLETTER PADA KARYAWAN DI PT TELKOM Tbk DIVRE III BANDUNG

2 38 1

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH PEMBERIAN KUNYIT DAN TEMULAWAK MELALUI AIR MINUM TERHADAP GAMBARAN DARAH PADA BROILER

12 105 39