Strategi Komunikasi

STRATEGI KOMUNIKASI CV TIAS DALAM MENINGKATKAN
JUMLAH PELANGGAN
Nama ibu
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Strategi Komunikasi CV
TIAS Dalam Meningkatkan Jumlah Pelanggan”. Penelitian ini adalah penelitian
yang menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Jenis data yang
disajikan melalui observasi dan wawancara menggunakan data primer yaitu
sumber data Key Informant pemilik Titi Anam Salon, data sekunder melalui
sumber data dokumen CV TIAS. Kemudian teknik analisis yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan model interaktif dari Matthew
B. Miles dan A. Michael Huberman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam meningkatkan jumlah
pelanggan, CV TIAS menggunakan strategi dari product, place, price, promotion
dan source, message, channel, receiver, dan faktor pendukung dan penghambat
strategi komunikasi CV TIAS dalam meningkatkan jumlah pelanggan.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Komunikasi Pemasaran, Pelanggan
PENDAHULUAN
Kehidupan modern saat ini manusia semakin menyadari arti pentingnya
penampilan diri dalam setiap aktivitas geraknya. Upaya untuk membangun
penampilan diri yang baik secara keseluruhan dilakukan dengan berbagai cara,

diantaranya meliputi perawatan kecantikan, dengan diikuti pemeliharaan dan
kesegaran jasmani. Seiring dengan berubahnya kehidupan sosial, banyak wanita
yang memburu simbol untuk memasuki strata social baru. Hal ini merupakan
suatu fenomena dimana kalangan wanita masa kini sedang berlangsung suatu gaya
hidup yang lain, dalam usaha mencari jati diri yang lebih baik. Makin banyak dan
ramainya salon atau fasilitas kecantikan, fitness center dan studio pelangsing yang
dikunjungi. Selain untuk penampilan yang menarik juga dalam usaha untuk
mendapatkan kedudukan yang sama dengan kelompok tertentu.
Bagi setiap wanita, baik yang berkarir aktif di kegiatan di sosial, maupun
ibu rumah tangga, perawatan tubuh dan kecantikan sangat penting artinya. Karena
tubuh yang sehat dan penampilan yang menarik mencerminkan kepribadian selain
memberikan kepercayaan diri. Perawatan kecantikan harus senantiasa
diperhatikan, tidak hanya kecantikan wajah tetapi juga tubuh. Keindahan tubuh
dapat diperhatikan dengan rajin berolahraga, makan makanan yang sehat, cukup
istirahat dan melakukan perawatan yang teratur untuk tubuhnya.
Kebutuhan seseorang agar dapat memiliki penampilan yang menarik
membuat suatu bisnis jasa dalam bidang fashion terus berkembang dan
berinovasi. Salah satunya adalah bisnis salon kecantikan. Saat ini, salon
kecantikan bukan lagi menawarkan jasa potong rambut. Tetapi salon kecantikan
telah berkembang dengan menawarkan berbagai jasa seperti perawatan tubuh


dengan berbagai metode perawatan yang ditawarkan. Bahkan paradigma terhadap
salon kecantikan saat ini telah berubah dari dulunya yang hanya sebagai tempat
perawatan tubuh menjadi tempat wisata untuk melakukan refreshing dan
melepaskan kepenatan dari kesibukan kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
Karena arus informasi digital, berpenampilan yang fashionable mulai
mendapat perhatian besar, karena pada dasarnya semua orang ingin tampil di
depan umum dengan impresif. Konsumen pun semakin cerdas dalam menetapkan
kriteria dan kualitas terhadap penyedia barang dan jasa yang dibutuhkan, termasuk
urusan perawatan diri dan kecantikan tersebut. Tentunya bisnis salon kecantikan
harus dapat memahami kebutuhan konsumen ditengah-tengah persaingan yang
sangat ketat. Tidak hanya wanita yang memakai jasa salon kecantikan, pria
sebagai orang yang dulunya terlihat cuek akan penampilan juga telah
menggunakan jasa calon kecantikan agar berpenampilan lebih menarik. Sehingga
saat ini salon tidak sedikit salon kecantikan yang mengkhususkan pelayanannya
hanya untuk wanita saja bahkan dinamakan dengan salon muslimah.
Salon kecantikan merupakan perusahaan jasa yang mudah ditemukan.
Tuntutan akan penampilan menarik yang tinggi, menjadikan tingkat persaingan
dalam bisnis ini meningkat sehingga perusahaan harus terus melakukan inovasi
untuk dapat menarik pelanggan terhadap jasa yang ditawarkan dan yang dapat

menghasilkan jasa yang berkualitaslah yang mampu bersaing.
Kualitas jasa dalam salon kecantikan bukan hanya dilihat dari bahan dan
alat yang digunakan dalam proses pelayanan, tetapi bagaimana cara karyawan
melayani juga merupakan faktor penentu untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
Bahkan saat ini tidak sedikit perusahaan ini berdiri tanpa adanya sertifikat sebagai
jaminan bahwasanya salon tersebut sudah memenuhi bahan dan standart
pelayanan yang telah ditetapkan. Masih banyak salon-salon kecantikan yang
berdiri hanya menggunakan skill instan dan bahan yang belum teruji kualitas dan
kelayakannya. Ini bisa menyebabkan kepercayaan konsumen terhadap suatu
perusahaan menjadi buruk karena beberapa faktor seperti pelayanan yang
kualitasnya rendah dan mengecewakan bahkan sampai hasil yang didapat tidak
sesuai harapan konsumen.
Terkait dengan perkembangan perusahaan jasa salon kecantikan yang
tinggi, kota Bandung sebagai salah satu kota besar juga memiliki banyak
perusahaan jasa dalam bidang salon dengan menawarkan berbagai ciri khas dan
cara masing-masing dalam melayani pelanggannya. Salah satunya adalah salon
Titi Anam di Jl. Kuningan Raya No. 34 Bandung yang didirikan oleh bapak H.
Khaerul Anam, yang berdiri sejak tahun 1999. Titi Anam Salon tumbuh sebagai
salon yang banyak diminati kalangan executive, family, dan Students. Salon ini
juga telah mempekerjakan 16 orang pekerja dengan empat pembagian kerja, yaitu

bagian stylist dan make up, bagian massage/lulur/reflexi, bagian administrasi dan
bagian mani padi cure. Salon ini buka setiap hari yang biasanya buka dari pukul
9.00-20.00 WIB untuk hari Senin – Sabtu dan pukul 08.00 – 13.00 WIB untuk
hari Minggu. Tetapi jika ada janji disaat event-event tertentu, maka salon ini akan
buka dari pukul 5 pagi.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi komunikasi CV TIAS dalam meningkatkan jumlah
pelanggan.
2. Bagaiman faktor pendukung dan penghambat strategi komunikasi CV TIAS
dalam meningkatkan jumlah pelanggan.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan strategi komunikasi CV TIAS dalam
meningkatkan jumlah pelanggan.
2. Untuk mendeskripsikan dan mejelaskan faktor pendukung dan penghambat
strategi komunikasi CV TIAS dalam meningkatkan jumlah pelanggan.
KERANGKA DASAR TEORI
Teori & Konsep
Model Perencanaan Komunikasi untuk Promosi Pemasaran
Perencanaan komunikasi selain bisa diaplikasikan untuk pencitraan pribadi

dan kelembagaan, juga bisa digunakan untuk pencitraan produk. Tidak ada
bedanya antara pencitraan pribadi dan pencitraan produk. Hanya saja jika
pencitraan pribadi mengarah pada penciptaan idola, maka pencitraan produk
mengarah pada bagaimana khalayak bisa menjadi konsumen tetap terhadap barang
atau produk yang ditawarkan. Karena itu David J. Rahman (1987) menyatakan
bahwa prinsip pemasaran komersial, yakni proses perencanaan dan penetapan
harga, promosi dan penyebaran ide-ide, barang dan layanan jasa untuk
menciptakan pertukaran guna memenuhi kepuasan individu dan tujuan organisasi.
Atas dasar tersebut maka pemasaran harus digerakkan oleh empat elemen dasar,
yakni: 1. Products (produk). 2. Place (tempat). 3. Price (harga). 4. Promotion
(promosi).
Gabungan keempat elemen ini biasa disebut bauran pemasaran (marketing
mix), dengan penyelesaian sebagai berikut:
1. Product ialah produk dalam bentuk barang atau jasa yang diproduksi oleh
suatu unit usaha yang ingin dipasarkan guna memenuhi kebutuhan pembeli.
2. Place ialah tempat yang digunakan untuk mendistribusikan atau dipajang
(display) barang yang diproduksi untuk menarik perhatian pembeli.
3. Price ialah harga atau nilai terhadap barang atau jasa yang ditawarkan. Harga
menentukan daya saing dalam pasar. Perlu diketahui bahwa harga memiliki
segmen pasar tertentu. Misalnya sebuah produk yang berkualitas memiliki

harga yang lebih tinggi disbanding dengan produk yang kurang baik
kualitasnya.
4. Promotion ialah usaha yang dilakukan untuk menarik perhatian para pembeli
melalui teknik-teknik berkomunikasi.
Model SMCR
Model Berlo atau yang lebih dikenal dengan SMCR: Source (Sumber),
Message (Pesan), Channel (Saluran), dan Receiver (penerima). Sumber adalah
pihak yang menciptakan pesan, baik seseorang maupun kelompok. Pesan adalah
terjemahan gagasan kedalam kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat; saluran

adalah medium yang membawa pesan; dan penerima adalah orang yang menjadi
sasaran komunikasi.
Berlo juga menggambarkan encoder dan decoder. Encoder bertanggung
jawab mengekspresikan maksud sumber dalam bentuk pesan. Dalam tatap muka,
fungsi penyandian dilakukan lewat mekanisme vocal dan sistem otot sumber yang
menghasilkan pesan verbal dan nonverbal. Missal Mensesneg dapat berfungsi
sebagai penyandi dalam konferensi pers.
Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh keterampilan
komunikasi komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial dan budaya. Salah satu
kelebihan model Berlo adalah model ini tidak terbatas pada komunikasi publik

atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antar pribadi dan berbagi bentuk
komunikasi tertulis. (sumber: Marhaeni Fajar, 2009. Hal: 101)
Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi, kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu
“stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin dengan
demikian, strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata
strategos yang artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah
konsep militer yang bisa diartikan sebagau seni perang para jendral (The Art Of
General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan.
Dalam strategi ada prinsip yang harus dicamkan, yakni “Tidak ada sesuatu yang
berarti dari segalanya kecuali mengetahui apa yang akan dikerjakan oleh musuh,
sebelum mereka mengerjakannya”. tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu. (Effendy, 2013: 10)
Strategi Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran dalam (Tjiptono, 2008: 219) adalah aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk atau
mengingatkan pasar sasaran atas perushaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan. Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama yaitu, untuk

menyebarkan informasi (komunikasi informatif), mempengaruhi untuk melakukan
pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan mengingatkan
khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali).
Pengertian Pelanggan
Pelanggan merupakan fokus utama dalam pembahasan mengenai kepuasan
dan kualitas jasa karena dalam hal ini pelanggan memegang peranan cukup
penting dalam mengukur kepuasan terhadap produk maupun pelayanan yang
diberikan perusahaan.
Membidik Pelanggan Yang Tepat
Kita makin jarang mendengar istilah “pemasaran masal” (mass marketing)
dewasa ini dalam (Lovelock, 2005: 116). Sebaliknya, pembicaraan umum adalah
“fokus” (focus) atau pembidikan (targeting) atau langganan massal (mass

customization). Yaitu penawaran jasa dengan beberapa elemen produk yang telah
disesuaikan kebutuhan kepada banyak pelanggan dengan harga yang relative
rendah. Hal ini yang dapat mendasari istilah tersebut adalah segmentasi pasar
(market segmentation), yaitu proses membagi pasar menjadi kelompok-kelompok
yang berbeda, yang didalamnya semua pelanggan memiliki karakteristik yang
sama sehingga mereka dapat dibedakan dari para pelanggan di segmen lain.
Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional dipergunakan untuk memberikan batasan-batasan
terhadap suatu masalah sehingga diperoleh gambaran yang jelas dan rinci dari
pengertian untuk memahami dalam penelitian ini. Dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Strategi komunikasi berupa bentuk perencanaan komunikasi dan
manajemen komunikasi pemasaran yang dilakukan secara taktis dan dilakukan
oleh PT. Seluler Multi Abadi sebagai jembatan atau pintu utama yang
menghubungkan pelanggan dengan pihak perusahaan dalam meningkatkan jumlah
pelanggan CV TIAS di Samarinda.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitan
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat deskriptif
kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi,
berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat
yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan
sebagai sutau ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi,
situasi, ataupun fenomena tertentu. (Bungin, 2010:68). Ciri lain metode deskriptif
adalah titik berat pada observasi dan suasana alamiah (Syam, 2009:232). Peneliti
bertindak sebagai pengamat dan suasana alamiah maksudnya peneliti terjun ke
lapangan.

Fokus Penelitian
Fokus Penelitian dalam sebuah penelitian dimaksudkan untuk membatasi
studi, sehingga dengan pembatasan studi tersebut akan mempermudah penelitian
dan mempermudah pengolahan data yang kemudian menjadi sebuah kesimpulan,
Berdasarkan hal tersebut maka peneeliti menentukan fokus penelitian ini yaitu
memberikan gambaran dan pemahaman mengenai strategi komunikasi CV TIAS
dalam meningkatkan jumlah pelanggan.
1. Strategi komunikasi CV TIAS Dalam meningkatkan jumlah pelanggan.
- Strategi Komunikasi
- Perencanaan Komunikasi
- Manajemen Komunikasi
- Perencanaan Komunikasi
2. Product
3. Place
4. Price
5. Promotion : Iklan, Personal selling, Publication, Exhibition.

Menurut David J. Rahman : (1987)
- Manajemen Komunikasi :
- Model SMCR:

1. Source = Komunikator
2. Message = Pesan
3. Channel = Saluran/media
4. Receiver = Komunikan
Lokasi Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian, maka pengumpulan data lapangan dalam
penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada CV TIAS yang berlokasi di Jl.
Kuningan Raya No. 34 Bandung.
Jenis Data
1. Data Primer, merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung terhadap
narasumber yang berkompeten dengan menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data. Data yang diperoleh dari lapangan dengan cara melakukan
wawancara dengan informan.
Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dengan
pengertian ini maka informan dapat dikatakan sama dengan responden,
apabila pemberian keterangannya karena dipancing oleh pihak peneliti
(Arikunto,2006:145).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan key
informant dan informant sebagai sumber memperoleh data, dimaksudkan
untuk dapat menarik sebanyak mungkin informasi mengenai strategi
komunikasi CV TIAS dalam mengatasi keluhan pelanggan. Key Informant dan
informant dalam penelitian ini adalah orang yang dianggap peneliti paling
tahu tentang apa yang diharapkan dan diinginkan peneliti sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti, teknik
ini sering disebut dengan purposive sampling. Key informant dalam penelitian
ini adalah pimpinan CV TIAS.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung. Data untuk
mendukung penulis pada penelitian ini yaiitu melalui dokumen atau catatan
yang ada, buku-buku pustaka, file yang di download di internet dan tulisantulisan karya ilmiah dari berbagai media.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Field Work Research, yaitu penelitian langsung ke lapangan dengan cara:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung ke lapangan yang menggambarkan
strategi komunikasi CV TIAS dalam meningkatkan jumlah pelanggan.
b. Wawancara
Melakukan wawancara adalah salah satu teknik untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dengan cara mengajukan pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan pembahasan. Peneliti menggunakan in

depth interview (wawancara mendalam), wawancara mendalam adalah
suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung
bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan
mendalam. Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak
mempunyai kontrol atas respons informan, artinya informan bebas
memberikan jawaban karena wawancara berlangsung informal seperti
orang sedang mengobrol. (Kriyantono, 2012: 102).
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data Kualitatif (Sugiyono, 2009 :246) Analisis data dalam penelitian kualitatif,
dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Data tersebut baik dari observasi,
wawancara, maupun dari dokumen-dokumen.
Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
melakukan pendekatan dengan metode analisis data kualitatif interaktif dari Miles
dan Huberman dalam Sugiyono (2009:247) yang mencakup pengumpulan data,
reduksi data, penyajian datas dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
1. Reduksi Data
Proses reduksi diartikan sebagai proses pemulihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanan dan transformasi data “kasar”: yang muncul dari catatancatatan di lapangan. Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus
sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir secara lengkap tersusun.
2. Penyajian Data
Langkah berikutnya setelah proses reduksi data berlangsung adalah penyajian
data yang dimaknai sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini, maka akan dapat dipahami
apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
Artinya meneruskan analisisnya atau mencoba untuk mengambil sebuah
tindakan dengan memperdalam temuan tersebut. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan bagi peneliti melihat gambaran secara penelusuran atau bagianbagian tertentu dari data penelitian, sehingga dari data tersebut dapat ditarik
kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan analisis interaktif ketiga adalah menarik kesimpulan dan melakukan
verifikasi. Dari pemulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif
mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan,
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin alur sebab akibat dan proposisi. Sedang
verifikasi merupakan kegiatan pemikiran kembali yang melintas dalam
pemikiran penganalisis selama peneliti mencatat, atau suatu tinjauan ulang
pada catatan- catatan lapangan atau peninjaun kembali serta tukar fikiran
antara teman sejawat untuk mengembangkan “kesempatan inter subjektif”
dengan kata lain makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya
(validitasnya), verifikasi oleh peneliti, dimaksudkan untuk menganalisis dan
mencari makna dari informasi yang dikumpulkan dengan mencari tema, pola

hubungan, permasalahan yang dimaksud, hipotesa yang disimpulkan secara
tentatif, sehingga terbentuk proposisi tertentu yang bisa mendukung teori
ataupun penyempurnaan teori.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Titi Anam Salon berdiri pada Oktober 1999. Ide pendirian Titi Anam Salon
sebetulnya karena kebutuhan. terciptanya ide untuk membuat salon sendiri.
Karena pada awalnya pemilik usaha, bapak H. Khaerul Anam masih bekerja
kepada usaha salon lain. Setelah memiliki lumayan cukup pelanggan, pemilik
usaha pun mencari masukan dan saran dari para pelanggan untuk membuat salon
sendiri, dan sampai saat ini usaha itu masih berdiri.
Seiring dengan perjalanan waktu dan kebutuhan timbul ide membuka
sebuah konsep salon, dimana semua pelanggan seperti keluarga. Dimana membuat
design salon yang suasananya hangat, nyaman, dan pelanggan merasa di rumah
sendiri dengan harga yang terjangkau untuk semua pelanggan. Kemudian H.
Khaerul Anam mengajak keluarga untuk bergabung bersama didalam pedirian
salon ini, yang terdiri dari Nur, Titi dan Aisha. Dengan latar belakang yang
berbeda-beda, masing-masing memberikan kontribusi yang besar didalam
terbentuknya seluruh system di salon ini.
Salon ini sengaja diberi nama Titi Anam Salon karena selain mudah diingat
juga karena Titi adalah istri dari bapak Anam sendiri dan lokasi salon ini sendiri
menyediakan tema yang benar-benar membuat para pelanggannya akan
merasakan nyaman dan hangat. Target pasar Titi Anam Salon adalah mereka yang
berasal dari kalangan executive, family, dan Students.
Titi Anam Salon yang berlokasi di Jl. Kuningan Raya No. 34 Bandung, Titi
Anam salon dirancang oleh owner dan sekertaris ibu Titi dalam peletakan barangbarang pendukung untuk di salon. Titi Anam salon buka setiap hari pada jam
09.00 sampai dengan jam 18.00 untuk hari senin sampai minggu. Titi Anam Salon
mampu menampung sebanyak 100 orang. Rata-rata tingkat kunjungan per harinya
kurang lebih 100, orang sedangkan pada weekend kurang lebih 150 orang, lebih
besar lagi pada saat long weekend.
VISI
Terwujudnya Perusahaan yang menciptakan rasa kekeluargaan kepada
pelanggan.
MISI
1. Memenuhi kebutuhan pelanggan secara baik, bermutu, aman dan terjangkau
2. Mewujudkan SDM profesional, jujur, dan amanah.
Pembahasan
Strategi Komunikasi CV TIAS dalam Meningkatkan Jumlah Pelanggan
Visi dan Misi CV TIAS adalah dengan menjadi perusahaan yang dapat
menciptakan rasa kekeluargaan kepada pelanggan, dan Misi CV TIAS yaitu,

memenuhi kebutuhan pelanggan secara baik, bermutu, aman dan terjangkau, serta
mewujudkan SDM profesional, jujur, dan amanah.
Sesuai kebutuhan layanan saat ini, Titi Anam Salon membuat design salon
yang suasananya hangat, nyaman, dan pelanggan merasa di rumah sendiri dengan
harga yang terjangkau untuk semua pelanggan
Strategi Produk (Product)
Persaingan usaha produk salon kecantikan yang sejenis dewasa ini di kota
Bandung semakin ketat, jumlah usaha sejenis dan perang harga, diskon serta
pelayanan menyebabkan Titi Anam Salon harus bisa bertahan. Untuk itu produk
yang kompetitif menjadi sangat penting dalam memenangkan persaingan untuk
bisa tetap eksis di dunia salon kecantikan. Produk Titi Anam Salon adalah salon
kecantikan, maka output nya adalah kepuasan pelanggan.
Melalui belajar di workshop-workshop salon kecantikan di beberapa kota
di Indonesia seperti Bandung, Jogjakarta dan Malang maka Titi Anam Salon
menghasilkan salon kecantikan berkualitas setara dengan hasil salon kecantikansalon kecantikan besar yang ada di Indonesia dan mempunyai keunggulan
kompetitif dibanding salon kecantikan-salon kecantikan lainnya yang ada di kota
Bandung.
Di peringkat awalnya, strategi produk menghendaki Titi Anam Salon
menganalisa persekitaran pasaran seperti demand, persaingan dan pertumbuhan
serta mengukurnya dengan kemampuan yang ada. Titi Anam Salon juga perlu
menjangkakan perubahan dan pelbagai situasi di luar perkiraan dan menyediakan
alternatif tindakan yang wajar. Analisa melalui kaedah tertentu (spt. PEST, SWOT
dll.) boleh membantu dalam menyediakan langkah awal. Seterusnya, setelah
produk diterima di pasaran, Titi Anam Salon perlu pula mengadakan berbagai
insentif untuk menjaga kesetiaan pelanggan agar tetap menggunakan jasa salon
kecantikan di tempat Titi Anam Salon.
Strategi Tempat (place)
Strategi penempatan memberi penekanan kepada aspek saluran pemasaran
produk yang berfungsi menyampaikan produk kepada pengguna akhir. Aktifitas
ini juga berhubungan dengan aktifitas lainnya seperti transaksi, inventori, logistik
dan kelengkapan fasilitas. Disamping itu, strategi ini juga perlu memperhitungkan
faktor kedekatan masyarakat pengguna Titi Anam Salon dan kemudahan akses
transportasi dari workshop ke pelanggan dan sebaliknya.
Menawarkan produk yang tepat, di tempat/lokasi yang tepat dan pada
masa yang tepat, adalah tujuan kepada strategi ini. Kesemua ini sangat bergantung
kepada keberkesanan saluran-saluran pengedaran yang ditetapkan. Bagaimana
produk ditempatkan di kalangan pengguna, begitu jugalah penerimaan mereka.
Dengan pertimbangan tersebut, Titi Anam Salon menetapkan lokasi di Jl.
Kuningan Raya No. 34 Bandung sebagai tempat usaha karena lokasi tersebut
berada di kota dimana banyak perumahan dengan penghuninya yang sebagian
besar adalah eksekutif dan pekerja sibuk sehingga memerlukan jasa salon
kecantikan. Lokasi tersebut juga dekat dengan pusat kota untuk membeli bahan

keperluan salond dan mempunyai akses komunikasi yang sudah tertata dengan
baik.
Strategi Harga (price)
Umumnya, menjadi ketentuan bahwasannya harga melambangkan kualitas
produk. Tetapi, dalam realitis pemasaran fakta tersebut tidak semestinya betul
untuk dijadikan asas perletakan harga yang strategis. Strategi penetapan harga
menjadi penting di atas kesadaran Titi Anam Salon bahwa faktor harga berperanan
dalam mempengaruhi pengguna untuk kesetiaan pelanggan untuk menggunakan
jasa. Di masa yang sama penetapan harga mesti berasaskan kepada objektifitas
yang hendak dicapai daripada salon kecantikan itu sendiri.
Penetapan harga Titi Anam Salon mematok dengan harga tertinggi
dibanding dengan salon kecantikan sejenis, tetapi dengan harga yang relatif lebih
rendah untuk jenis layanannya.
Strategi Promosi (promotion)
Terdapat juga anggapan bahwa produk yang berkualitas akan terjual
dengan sendirinya. Tetapi, dalam strategi mempromosi, pemasar melaksanakan
aktivitas memperkenalkan produk yang hendak ditawarkan kepada pengguna.
Dalam usaha tersebut berbagai kaedah promosi perlu dilaksanakan agar pengguna
mengetahui, memahami dan seterusnya membuat keputusan untuk menggunakan
produk. Tanpa aktivitas promosi, pemasaran produk yang berkualitas sekalipun
tidak menjadi aktif dan industri sukar memperoleh tahap kompetitif yang
dikehendaki di pasaran.
Untuk menarik pengguna membeli produk bukannya tugas yang mudah.
Mereka perlu dipengaruhi, bukan sekedar diperkenalkan saja, mereka perlu diberi
kesadaran hingga mereka merasa perlu untuk membeli produk yang ditawarkan.
Pengiklanan melalui media massa utama, antara kaedah mempromosi yang
termahal, menjadi pilihan setiap usaha untuk tetap bisa eksis di bidang yang
digelutinya. Untuk itu Titi Anam Salon menggunakan jasa media masa lokal
seperti koran, radio dan televisi lokal untuk memperkenalkan produk disamping
penyebaran brosur langsung ke rumah calon konsumen. Demikian strategi
pemasaran yang dilakukan Titi Anam Salon, usaha salon kecantikan untuk bisa
bertahan hidup ditengah persaingan salon kecantikan sejenis yang sangat ketat.
Strategi Sumber (source)
Strategi sumber adalah proses yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual. Titi Anam Salon melakukan
pengadaan barang-barang kebutuhan salon kecantikan mengambil dari distributordistributor yang ada. Sedangkan pengadaan jasa salon kecantikanya, Titi Anam
Salon memberikan pelayanan antara lain:
 Kesehatan kulit dan wajah
 Perawatan rambut (termasuk memotong rambut)
 Manikur (perawatan kuku dan tangan)
 Pedikur (perawatan kuku dan kaki)
 Aroma terapi








Meditasi
Terapi oksigen
Mandi lumpur
Pijat
Waxing
dan lain-lain

Strategi Pesan (message)
Titi Anam Salon dalam mengemas pesan, agar pesan atau promo dapat diterima
dengan mudah oleh pelanggan, Titi Anam Salon membuat tagline salon keluarga.
Dan dalam mengemas pesan Titi Anam Salon menggunakan komunikasi secara
tatap muka dan word of mouth.
Strategi Saluran (channel)
Saluran yang digunakan untuk saat ini Titi Anam Salon bekerja sama dengan
media lokal di Bandung. Kemuadian untuk komunikasi menggunakan word of
mouth sehingga calon konsumen lebih mempercayai informasi tersebut.
Strategi Penerima (receiver)
Penerima (receiver) target yang menjadi sasaran Titi Anam Salon yaitu kalangan
executive, family, dan Students. Alasan kenapa Titi Anam Salon memilih segmen
tersebut yaitu karena pergeseran gaya hidup, serta tuntutan hidup yang saat ini
sudah mengharuskan hidup berpenampilan menarik.
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi Komunikasi CV TIAS dalam meningkatklan jumlah pelanggan
dapat diambil kesimpulan bahwa CV TIAS menggunakan media massa, media
cetak, media social, dan word of mouth, untuk mempromosikan tentang apa itu
CV TIAS kepada semua kalangan seperti kalangan executive, family, dan
Students.
Strategi cost benefits dalam mempromosikan langsung untuk
mempertahankan dan meningkatkan mereknya, segmentasi pelanggan, dan lain
sebagainya kedua media tersebut masih dikatakan efektif karena sasaran Titi
Anam Salon masuk ke seluruh kalangan potensial. Dari strategi tersebut CV TIAS
mempromosikan secara langsung kepada masyarakat untuk mempertahankan dan
meningkatkan mereknya.
Saran
Bagaimana CV TIAS dalam meningkatkan jumlah pelanggan yaitu dengan
selalu berinovasi dalam menciptakan penggunaan produk, misalnya menambah
paket-paket pelayanan kecantikan lain yang lebih beragam.
Transparan dalam menyampaikan tarif juga akan membantu Titi Anam
Salon untuk meningkatkan pelanggan di Bandung.
Untuk meningkatkan jumlah pelanggan CV TIAS harus lebih
meningkatkan kualitas pelayanan serta merealisasikan visi dan misi CV TIAS.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT
Rineka Cipta, Jakarta.
Kriyantono, Rachmat, 2012. Teknis Riset Komunikasi, Fajar Interpratama, Jakarta.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Alfabeta, Bandung.
Kotler, Philip (2005), Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, 2007, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua
Belas, Indeks, Jakarta
Rambat Lupiyoadi, 2001. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktek.
Salemba Empat Jakarta
Nasution. (2004. Manajemen Jasa Terpadu. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia
Hafied Cangara. 2013. Perencanaan & Strategi Komunikasi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Marhaeni Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi Teori & Praktik. Jogjakarta: Graha Ilmu.
Mahmud Machfoedz. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Jogjakarta: Cakra
Ilmu
Loveloc, Christopher H dan Lauren K. Wright. 2005. Manajemen Pemasaran
Jasa. Jakarta: Indeks.
Bungin, Burhan, 2010. Penelitian Kualitatif, Kencana Prenada Media Grup,
Jakarta.
Syam, Nina W., 2009. Sosiologi Komunikasi, Humaniora, Bandung.