S PKN 1001344 Chapter3

(1)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Menurut pendapat Nasution (2009, hlm. 49) lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu, pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat diobservasi.

Lokasi penelitian diadakan di SMK Pasundan 1 Kota Bandung yang beralamat di Jl. Balong Gede No.44 kota Bandung. Lokasi penelitian dipilih oleh peneliti karena memenuhi keriteria yang diharapkan oleh peneliti yang dapat menunjang terhadap penelitan yang dilakukan.

2. Subjek Penelitian

Sebuah penelitian memerlukan data dan informasi dari berbagai sumber yang dapat memberikan data dan informasi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. Maka dari itu peneliti terlebih dahulu harus menentukan subjek penelitian yang dapat menunjang keberhasilan penelitian yang akan dilakukan. Subjek penenlitian tersebut dapat dijadikan sumber data dan informasi selama penelitian berlangsung. Nasution (2003, hlm. 32) mengemukakan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu.

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.


(2)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.

Adapun yang menjadi informan atau subjek penelitian, diantaranya:

a. Ibu Dra Hj. Tati Mutiara sebagai kepala sekolah di SMK Pasundan 1 Bandung. Beliau bersedia menjadi informan yang memberikan informasi atau gambaran secara umum mengenai keteladanan guru PKn di SMK Pasundan 1 Bandung.

b. Ibu Mustika Ambarwati, M.Pd. beliau sebagai guru mata pelajaran PKn di SMK Pasundan 1 Bandung.

c. Bapak Cahyono, S.Pd. beliau merupakan salah satu guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMK Pasundan 1 Bandung

d. Sepuluh siswa yang dijadikan sampel yang dipilih secara acak dari 2 tingkatan kelas (kelas X dan XI)

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Dalam (Syaodih, 2012, hlm. 60) “penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok”. Pendekatan ini dipilih oleh peneliti untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam penelitian.

Moleong (2011, hlm. 6) mengemukakan pengertian penelitian kualitatif sebagai berikut:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.


(3)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 14) mengemukakan pengertian penelitian kualitatif sebagai berikut:

Adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambil sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Penggunaan pendekatan di atas, diharapkan peneliti dapat memperoleh gambaran tentang peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian yang hakikatnya adalah mengamati status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang serta berusaha untuk memahaminya.

Menurut Syaodih (2012, hlm. 54) bahwa:

Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variable-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah metode dalam bentuk kata-kata yang digunakan dalam penelitian agar mendapatkan data-data yang akurat dari subjek penelitian. Metode deskriptif ini digunakan tentunya dengan pertimbangan bahwa masalah yang menjadi kajian penelitian ini adalah untuk memaparkan peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa.


(4)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Definisi Operasional

Definisi operasional perlu dirumuskan untuk menghindari terjadinya

kesalahpahaman antara pembaca dan penulis tentang berbagai pengertian yang ada dalam penelitian ini.

1. Keteladanan Guru

Guru yang teladan merupakan figur yang segala tingkah laku, tutur katanya mampu mempengaruhi peserta didik atau siswa ke jalan yang benar. Guru yang teladan selalu berusaha tepat waktu datang kesekolah, menjauhi perilaku bolos mengajar, menjaga penampilan dan tutur katanya di depan siswa, memiliki ketulusan dan integritas dalam menjalankan kewajibannya, memiliki empatik yang tinggi kepada siswa dan selalu berusaha meningkatkan kompetensi mengajarnya.

2. Guru PKn

Guru PKn merupakan faktor yang sangat berperan penting dalam menerapkan pendidikan karakter yang baik kepada siswa yang berarti termasuk juga sikap disiplinnya. Karena tujuan utama dari mata pelajaran PKn adalah menjadikan siswa menjadi warga negara yang baik dan dapat menjadi membanggakan nusa dan bangsa.

3. PKn

Pendidikan Kewarganegaran merupakan mata pelajaran yang pokus kepada pembentukan warga negara yang mentaati dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibanya sebagai warga negara yang berkualitas. Selain itu agar siswa mampu menjadi warga negara yang terampil dan memiliki karakter yang baik ketika terjun dalam kehidupan di masyarakat sesuai dengan makna yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945.


(5)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Kedisiplinan

Disiplin merupakan sikap yang mampu memposisikan dirinya dengan benar karena dorongan dari energi-energi yang positif dari dalam diri dan orang-orang yang berada di sekitar. Sikap disiplin juga dapat tumbuh karena kebiasaan dan gaya hidup disiplin yang dibentuk sejak dini. Disiplin juga timbul karena diri mampu memosisikan tindakan tanpa menghiraukan suasana emosional. Sikap disiplin diri juga mampu mengontrol diri dalam bertindak dan bersikap serta menjalankanya dengan konsisten. Siswa yang berdisiplin diri akan mampu memosisikan diri, membangun kumpulan-kumpulan energi positif dalam mewujudkan kehendak dan akan bersikap konsisten dalam menjalankannya.

D. Prosedur Penelitian

Untuk memudahkan proses penelitian, maka terdapat beberapa tahap dalam penelitian yang disusun secara sistematis. Tahap tersebut antara lain:

1. Tahapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan awal dengan mendatangi SMK Pasundan 1 Kota Bandung dengan melakukan kegiatan pra penelitian guna memperoleh informasi dari guru tersebut untuk menggali mengenai permasalahan dan untuk menentukan fokus kajian dalam penelitan, dan selanjutnya peneliti mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan apa yang akan diteliti.

2. Tahap Perizinan Penelitian

Perizinan ditempuh untuk melaksanakan prosedur yang semestinya harus dilewati dalam proses penelitian, dan perizininan juga diupayakan kepada instansi terkait untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan proses penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada rektor UPI Bandung melalui jurusan PKn, ditandatangani oleh ketua Jurusan PKn, selanjutnya


(6)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diteruskan kepada Dekan FPIPS melalui Pembantu Dekan I untuk mendapatkan surat rekomendasi.

b. Mengajukan surat izin penelitian ke SUBAG MAWA Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan melampirkan foto copy proposal skripsi yang telah di sahkan oleh kedua pembimbing, tanda bukti pembayaran SPP, dan foto copy KTM (Kartu Tanda Mahasiswa).

c. Pembantu Dekan I FPIPS mengeluarkan surat rekomendasi permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional.

d. Rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional mengeluarkan surat permohonan izin mengadakan penelitian untuk disampaikan pada kepala sekolah SMK Pasundan 1 Kota Bandung. e. Setelah mendapatkan izin kemudian peneliti melakukan penelitian di tempat

yang telah ditentukan yaitu di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, dimana peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk memecahkan fokus masalah. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif deskriptif, jadi pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada tahapan yang ada pada penelitian kualitatif. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Menghubungi sekolah untuk meminta informasi dan meminta izin untuk melaksanakan penelitian.

b. Menghubungi guru PKn yang akan diwawancarai.

c. Melaksanakan wawancara dengan narasumber terkait sesuai dengan

kesepakatan diantaranya guru PKn, kepala sekolah dan siswa-siswa yang terpilih menjadi subjek penelitian.

d. Melakukan pengamatan secara langsung dan terus menerus dalam proses kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan pedoman observasi


(7)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Melakukan studi dokumentasi disertai dengan catatan sesuai dengan fokus permasalahan di lapangan.

f. Penulis mengkaji literatur yang berkaitan dengan fokus penelitian.

g. Membuat catatan yang diperlukan dan dianggap penting yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

h. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:

1. Studi Literatur

Pada tahap ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka yaitu dengan mempelajari, buku-buku yang menjadi sumber dalam penelitian, memperoleh gambaran dan informasi dari hasil penelitian terdahulu yang sejenis. Dengan tujuan untuk memperoleh landasan teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Landasan teori merupakan pijakan awal bagi peneliti untuk memahami permasalahan yang akan diteliti

2. Wawancara

Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskritif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Adakalanya juga wawancara dilakukan secara kelompok. Wawancara ditujukan untuk memperoleh data dari individu dilaksanakan secara individual (Syaodih, 2012, hlm. 216).

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa. Dalam wawancara ini


(8)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti mewawancarai kepala sekolah, guru PKn dan Siswa, dengan terlebih dahulu menyediakan pertanyaan disesuaikan dengan cara implementasi pendidikan. Adapun pertanyaan itu meliputi apakah keteladanan guru mempunyai peran dalam membina kedisiplinan siswa diSMK Pasundan 1 Kota Bandung.

3. Observasi

“Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsun. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif” (Syaodih, 2012, hlm. 220).

Menurut pendapat Sutrisno Hadi dalam (Sugiono, 2011, hlm. 203) mengemukakan bahwa, “observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.

Menurut Nasution (Sugiyono, 2010, hlm. 64) menyatakan bahwa

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Guba dan Lincoln (Moleong, 2011, hlm. 174) mengemukakan beberapa alas an pentingnya pengamatan dalam penelitian kualitatif, yaitu :

Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Jika suatu data yang diperoleh kurang meyakinkan, biasanya peneliti ingin menanyakannya kepada subjek, tetapi karena ia hendak memperoleh keyakinan tentang keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuhnya adalah mengamati sendiri yang berarti mengalami langsung peristiwanya. Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti. Kelima, teknik


(9)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Manfaat observasi sebagaimana yang disebutkan oleh Patton dalam (Sugiyono, 2010, hlm. 67-68) adalah

a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data yang holistik dan menyeluruh.

b. Dengan observasi akan diperoleh pengalaman secara langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jika tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery. c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak

diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu karena telah dianggap biasa dank arena itu tidak akan terungkap dalam wawancara.

d. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitive atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

e. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan suasana situasi social yang diteliti.

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa observasi atau pengamatan sangat penting dilakukan dalam penelitian kualitatif. Maka dari itu peneliti berusaha mengamati secara langsung apa yang menjadi objek atau kajian yang berhubungan langsung dalam penelitian

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi, dan wawancara dari penelitian kualitatif. Menurut Bogdan ( Sugiyono, 2011, hlm. 329)

hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di


(10)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

Studi dokumentasi dilakukan oleh peneliti dengan cara mengumpulkan, memahami, menganalisis, temuan-temuan penting, dokumen-dokumen, foto-foto kegiatan penelitian, serta data-data yang dapat memberikan kontribusi dalam pelaksanaan penelitian. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa studi dokumentasi ini dapat menunjang data pada penelitian kualitatif yang dilakukan peneliti. Agar informasi atau data yang diperoleh selama penelitian dapat lebih dipercaya keakuratannya sehingga penelitian ini dapat mencapai hasil yang maksimal.

F. Teknik Analisis Data

Dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan Model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011, hlm. 337) ‘bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh’. Aktifitas dalam analisis data yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi dapat memberikan gambaran dan kemudahan kepada peneliti untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.peneliti melakukan penyajian data yang dilakukan dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Dalam hal


(11)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini Miles dan Huberman (Sugiono, 2011, hlm. 341) menyatakan juga ‘bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif’.

3. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam proses analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian ini diharapkan menjadi temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Yang mana temuan berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

G. Pengujian Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 363) “data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data sesungguhnya

terjadi pada obyek penelitian”. Sedangkan menurut Moleong (2012, hlm. 324) menyebutkan bahwa keabsahan data yang diperoleh dari penelitian kualitatif mempunyai derajat kepercayaan (credibility). Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

1. Credibility (Kredibilitas)

Sugiyono (2011, hlm. 368) mengemukakan bahwa uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check”. Serangkaian aktivitas uji kredibilitas data tersebut penulis terapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:


(12)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti melakukan perpanjangan pengamatan guna memperoleh data yang memang sesuai dengan yang terjadi dilapangan. Sehingga diperoleh data yang sahih (valid) dari sumber data dengan cara meningkatkan intensitas pertemuan dan melakukan penelitian dalam kondisi yang wajar dan waktu yang tepat. Dengan perpanjangan pengamatan ini, membuat hubungan peneliti dengan narasumber semakin akrab, semakin terbuka dan saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.

b. Meningkatkan Ketekunan

Menurut pendapat Sugiyono (2011, hlm. 370) “meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis”. Selanjutnya menurut Sugiyono (2011, hlm. 371) “dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak”. Peneliti meningkatkan ketekunan dalam penelitian dengan melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, sehingga data atau peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis tentang apa yang diamati. Selain itu, dengan kegiatan ini peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

c. Triangulasi

Moleong (2011, hlm. 330) mengemukakan “bahwa triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber

lainnya”. Sedangkan Sugiyono mengemukakan triangulasi data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, yaitu:


(13)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibiltas data yang dilakukan dengan cara mngecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Bagan 3.1 Bagan 3.1

Triangulasi dono, 2010, hlm. 372) B

Bagan 3.1

Triangulasi dengan Tiga Sumber Pengumpulan Data (Sumber: Sugiyono, 2010, hlm. 372)

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Bagan 3.2

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data (Sumber: Sugiyono, 2010, hlm. 372)

3) Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Kepala Sekolah SMK Pasundan 1 Kota Bandung

Kepala Sekolah SMK Pasundan 1 Kota Bandung

Guru PKn SMK Pasundan 1 Kota

Bandung Siswa SMK

Pasundan 1 Kota Bandung


(14)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Analisis Kasus Negatif

Kasus negatif menurut Sugiyono (2011, hlm. 374) adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda ataupun bertentangan dengan data yang telah ditemukan di lapangan. Dengan adanya kasus negatif ini maka peneliti harus mencari tahu dan menggali secara mendalam mengapa masih ada data yang berbeda.

e. Menggunakan Bahan Referensi Yang Cukup

Peneliti juga menggunakan bahan referensi yang cukup untuk meningkatkan akan kebenaran data yaitu dengan menggunakan bahan dokumentasi, berupa dokumentasi dari hasil observasi, wawancara dengan subjek penelitian yang dilakukan, foto-foto atau dokumen autentik. Sehingga informasi yang didapatkan akan menjadi valid dan dapat dipercaya. Menggunakan referensi yang cukup adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.

f. Mengadakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data tujuan dari member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel, begitu pula sebaliknya. Dengan adanya member check maka informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Dalam penelitian ini penulis melakukan member check kepada semua sumber data terutama kegiatan yang berhubungan dengan guru PKn dan kegiatan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

2. Transferability


(15)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Transferability meupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini maka penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

Dengan demikian, penulis berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

3. Dependability (Reliabilitas)

Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut juga dengan reliabilitas. Sugiyono (2010, hlm. 368) menjelaskan dependability sebagai berikut:

Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/ merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bias memberikan data.

Penelitian ini perlu diuji dependability. Pengujian reliabilitas dilaukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Oleh karena itu, dalam hal ini penulis bekerja sama dengan pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan maksud supaya penulis dapat menunjukan jejak aktivitas di lapangan dan mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian peneliitian di lapangan mulai dari menentukan masalah/ fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan yang harus ditunjukkan oleh peneliti.

4. Confirmability (Obyektivitas)

Obyektivitas penelitian, Sugiyono (2010, hlm. 368) telah menjelaskannya secara rinci ke dalam paparan berikut ini:


(16)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian confirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kuaitatif, uji confirmabilitiy mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

Berkenaan dengan uji confirmability, peneliti berusaha menguji hasil ikatan dengan proses yang dilakukan selama penelitian di lapangan kemudian mengevaluasinya apakah hasil penelitian tersebut merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau bukan.


(1)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini Miles dan Huberman (Sugiono, 2011, hlm. 341) menyatakan juga ‘bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif’.

3. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam proses analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian ini diharapkan menjadi temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Yang mana temuan berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

G. Pengujian Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 363) “data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian”. Sedangkan menurut Moleong (2012, hlm. 324) menyebutkan bahwa keabsahan data yang diperoleh dari penelitian kualitatif mempunyai derajat kepercayaan (credibility). Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

1. Credibility (Kredibilitas)

Sugiyono (2011, hlm. 368) mengemukakan bahwa uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check”. Serangkaian aktivitas uji kredibilitas data tersebut penulis terapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:


(2)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti melakukan perpanjangan pengamatan guna memperoleh data yang memang sesuai dengan yang terjadi dilapangan. Sehingga diperoleh data yang sahih (valid) dari sumber data dengan cara meningkatkan intensitas pertemuan dan melakukan penelitian dalam kondisi yang wajar dan waktu yang tepat. Dengan perpanjangan pengamatan ini, membuat hubungan peneliti dengan narasumber semakin akrab, semakin terbuka dan saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.

b. Meningkatkan Ketekunan

Menurut pendapat Sugiyono (2011, hlm. 370) “meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis”. Selanjutnya menurut Sugiyono (2011, hlm. 371) “dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak”. Peneliti meningkatkan ketekunan dalam penelitian dengan melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, sehingga data atau peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis tentang apa yang diamati. Selain itu, dengan kegiatan ini peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

c. Triangulasi

Moleong (2011, hlm. 330) mengemukakan “bahwa triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya”. Sedangkan Sugiyono mengemukakan triangulasi data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, yaitu:


(3)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibiltas data yang dilakukan dengan cara mngecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Bagan 3.1

Bagan 3.1

Triangulasi dono, 2010, hlm. 372) B

Bagan 3.1

Triangulasi dengan Tiga Sumber Pengumpulan Data (Sumber: Sugiyono, 2010, hlm. 372)

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Bagan 3.2

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data (Sumber: Sugiyono, 2010, hlm. 372)

3) Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Kepala Sekolah SMK Pasundan 1 Kota Bandung

Kepala Sekolah SMK Pasundan 1 Kota Bandung

Guru PKn SMK Pasundan 1 Kota

Bandung Siswa SMK

Pasundan 1 Kota Bandung


(4)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Analisis Kasus Negatif

Kasus negatif menurut Sugiyono (2011, hlm. 374) adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda ataupun bertentangan dengan data yang telah ditemukan di lapangan. Dengan adanya kasus negatif ini maka peneliti harus mencari tahu dan menggali secara mendalam mengapa masih ada data yang berbeda.

e. Menggunakan Bahan Referensi Yang Cukup

Peneliti juga menggunakan bahan referensi yang cukup untuk meningkatkan akan kebenaran data yaitu dengan menggunakan bahan dokumentasi, berupa dokumentasi dari hasil observasi, wawancara dengan subjek penelitian yang dilakukan, foto-foto atau dokumen autentik. Sehingga informasi yang didapatkan akan menjadi valid dan dapat dipercaya. Menggunakan referensi yang cukup adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.

f. Mengadakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data tujuan dari member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel, begitu pula sebaliknya. Dengan adanya member check maka informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Dalam penelitian ini penulis melakukan member check kepada semua sumber data terutama kegiatan yang berhubungan dengan guru PKn dan kegiatan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

2. Transferability


(5)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Transferability meupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini maka penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

Dengan demikian, penulis berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

3. Dependability (Reliabilitas)

Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut juga dengan reliabilitas. Sugiyono (2010, hlm. 368) menjelaskan dependability sebagai berikut:

Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/ merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bias memberikan data.

Penelitian ini perlu diuji dependability. Pengujian reliabilitas dilaukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Oleh karena itu, dalam hal ini penulis bekerja sama dengan pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan maksud supaya penulis dapat menunjukan jejak aktivitas di lapangan dan mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian peneliitian di lapangan mulai dari menentukan masalah/ fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan yang harus ditunjukkan oleh peneliti.

4. Confirmability (Obyektivitas)

Obyektivitas penelitian, Sugiyono (2010, hlm. 368) telah menjelaskannya secara rinci ke dalam paparan berikut ini:


(6)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian confirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kuaitatif, uji confirmabilitiy mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

Berkenaan dengan uji confirmability, peneliti berusaha menguji hasil ikatan dengan proses yang dilakukan selama penelitian di lapangan kemudian mengevaluasinya apakah hasil penelitian tersebut merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau bukan.